Pertanian

IoT dan Smart Livestock Farming untuk Tingkatkan Efisiensi Usaha Peternakan

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 21 Februari 2025


Upaya peningkatan produktivitas dan mutu produk peternakan dilandasi oleh bebera hal. Diantaranya perubahan iklim global, penurunan lahan pertanian/peternakan, dan tuntutan gaya hidup akan konsumsi produk peternakan berkualitas. Serta jumlah penduduk yang meningkat tiap tahun, secara otomatis akan menaikkan permintaan pangan produk peternakan. Seperti daging ayam, daging sapi, susu, dan telur.

Disisi lain kondisi tersebut menjadi tantangan yang melahirkan permasalahan dan kendala bagi para peternak dan industri peternakan. Yakni ketidakmampuan mencapai keseimbangan pembiayaan antara biaya input, biaya operasional produksi, dan rendahnya harga jual produk. Persaingan begitu kuat antar peternak mandiri dan perusahaan peternakan untuk mempertahankan usaha dengan meningkatkan efisiensi. Sedangkan yang tidak mampu maka akan merugi dan bangkrut.

Oleh karenanya diperlukan penerapan IoT (Internet of Thing) dengan memanfaatkan sistem internet dan perangkat lain dalam manajemen usaha peternakan. Agar dapat meningkatkan efisiensi usaha, menghindari terjadinya defisit anggaran/ pembiayaan, dan mampu mempertahankan usaha yang dikelola.

Model ini terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras terdiri dari sensor untuk koleksi data di lapangan atau menggunakan kamera, perangkat input data, pengirim data ke pusat data, pusat data dan pemroses data, output data yang bisa diakses di PC, laptop atau di hand phone (HP) (Gambar 1).

Gambar 1. Sistem IoT dalam peternakan sapi potong

Sumber: BNAMERICAS, (2016)

Gambar diatas mengilustrasikan sistem kerja IoT dalam Smart Beef cattle management. Pada ternak sapi dilengkapi dengan dua macam perangkat yaitu sensor yang mencatat kondisi sapi dan perangkat untuk identitas sapi (misalnya chip untuk nomor sapi). Pada sensor dilengkapi pengirim pesan data dan indentiitas sapi, yang dapat diterima oleh GPRS, diteruskan ke sistem internet (cloud) yang kemudian bisa diterima oleh laptop atau HP (misalnya sistem Android) melalui online.

Sedangkan perangkat lunak (software) dipergunakan untuk menangkap dan mengolah data denga output sesuai dengan kebutuhan, misalnya jumlah, rata-rata, rangking, rentang waktu, dsb sehingga keputusan bisa diambil secara cepat dan akurat.

Data yang diinputkan ke sistem sesuai kebutuhan dan tujuan manajemen peternakan. Misalnya, untuk sistem manajemen peternakan secara lengkap perlu melibatkan data dasar: bangsa tenak, jenis kelamin, umur, pakan dan manajemen pakan. Sedangkan data yang akan dianalisis bisa meliputi status nutrisi ternak, body condition score (BCS), status reproduksi, keberhasilan perkawinan, bobot lahir, bobot sapih, pertumbuhan, konformasi tubuh, warna tubuh, dan status kesehatan.

Gambar 2. Ilustrasi pemantauan kondisi ternak domba yang digembalakan di padang rumput

Sumber:  (James, 2020)

Selanjutnya pada gambar 2 merupakan contoh ilustrasi peternakan domba yang dilepas di pandang gembalaan (pasture) dikontrol keberadaannya, kondisinya, dan kesehatannya menggunakan sensor gerah, interaksi, dan aktivitasnya. Hasil pembacaan sensor aktivitas yang dilengkapi dengan perangkap penyimpan sementara dan pengirim (transmitter) dikirimkan ke penerima atau receiver untuk diteruskan ke server untuk disimpan atau dibaca langsung oleh perangkat komputer atau laptop atau HP. Maka di perangkat pembaca inilah kita melakukan analisis dan pemantauan terhadap ternak, sehingga kita bisa menentukan langkah-langkah strategis terhadap perlakuan apa yang harus diberikan kepada individu ternak.

Many of the challenges to the welfare of animal in the world – including a lack of supervision, provision of feed, risk of predation, and long-distance transport to slaughter – arise from the constraints imposed by the harsh climatic and geographic conditions in which they are often reared,” (James, 2020)

Ruang lingkup penggunaan IoT dalam smart farming

Smat farming bidang peternakan ialah penerapan semua teknologi atau kreasi untuk meningkatkan efisiensi dan efekstivitas usaha, sehingga diperoleh pendapatan dan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa penerapan teknologi atau kreasi baru.

IoT merupkan teknologi pendukung utama dalam penerapan smart farming bidang peternakan yang sangat membantu dalam pemantauan, dokumentasi dan analisis data. Maka keputusan dan tindakan dapat segera diambil tanpa harus menunggu pengumpulan data oleh petugas, kemudian tabulasi dan analisis data yang memakan waktu sangat panjang dan memerlukan tenaga ekstra yang cukup melelahkan.

Kemudahan yang didapat setelah menerapkan IoT pada peternakan sapi perah menurut Phil Dawsey,( 2017) dari Perusahaan  Precision Ag Biotech UB antara lain :

  1. Monitoring dan rekording reproduksi ternak, (mengetahui fase estrus indukan untuk menjadwalkan perkawinan, serta mendeteksi waktu menjelang melahirkan). Dengan diketahui stuatus reproduksi dan penangannya peternak akan mendapat kepastian efisiensi reproduksi dan akan dapat meningkatkan pendapatan peternak;
  2. Pemantauan tingkah laku makan pada ternak. Dengan menggunakan IoT peternak bisa memantau dari jarak jauh menggunakan aplikasi yang sudah diinstal pada HP atau komputer bagaimana keaktifan ternak makan, bagaimana kondisi pakan, sehingga dengan mudah bisa segera ditangani apabila pakan ternak habis atau ada ternak yang kurang aktif makan;
  3. Memantau kesehatan ternak. IoT juga memungkinkan untuk memantau dari jarak jauh mengenai kondisi kesehatan ternak berdasarkan ciri-ciri fisik atau fisiologis ternak. Dalam waktu yang bersamaan (real time) peternak dapat mengetahui secara langsung kondisi kesehatan umum setiap ternak, sehingga dapat segera melakukan penanganan dan pemeriksaan lanjut;
  4. Pemantauan produksi susu. Produksi susu yang merupakan produk utama harian dari peternakan sapi perah dapat direkord setiap hari dan dianalisis datanya secara otomatis oleh sistem ini, sehingga peternak dapat memantau kenormalan produksi susu masing-masing individu ternak;
  5. Tracking lokasi ternak. IoT juga dapat dirancang untuk melakukan pelacakan posisi ternak sescara individu sehingga dapat dengan mudah melakukan perlakuan bagi ternak yang memerlukan penanganan, misalnya ternak yang akan melahirkan, ternak berahi, ternak yang mengalami gangguan kesehatan, dsb.

Gambar 3. Penerapan IoT untuk mengontrol produksi susu pada sapi perah

Sumber: Libelium, (2019)

Penggunaan IoT dalam praktek smart dairy farming memberikan layanan pengumpulan informasi yang akurasinya mencapai 92 – 97 % mengenai kondisi lingkungan seperti suhu lingkungan, kelembangan, tekanan udara, kondisi sapi dan beberapa parameter lain ternya mampu meningkatkan produksi susu sampai 18 persen. Ini merupakan lonjakan efisiensi usaha yang sangat bermakna sehingga dapat mendukung optimalisasi dan keberlanjutan usaha Libelium, (2019).

Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) merupakan salah satu lembaga yang pertama dalam menerapkan teknologi IoT dalam Smart Poultry Farming sistem kandang tertutup (closed house) untuk ayam petelur. Yangmana merupakan kerjasama hibah dari PT. Charoen Pokphan Indonesia.

IoT ini diterapkan untuk mengontrol suhu dan klimat mikro kandang, mengontrol produksi telur, data telur, tingkah laku konsumsi pakan, keadaan pakan yang tersedia, ayam sakit, ayam kanibal, kondisi ayam dalam kandang secara keseluruhan, rekording, dokumentasi dan analisis data secara waktu nyata atau real time, yang semuanya dapat dipantau menggunakan HP operator.

Dengan penerapan teknologi IoT dalam manajemen peternakan, maka berbagai keuntungan bisa diperoleh seperti meringankan beban kerja, mempecepat pemantauan, pengambilan keputusan serta sistem data, dimana sistem data ini umumnya merupakan masalah sangat besar untuk budaya peternakan di Indonesia. Berbagai efisiensi diperoleh dengan smart farming peternakan ini, sehingga diaharapkan akan mampu meningkatkan efisiensi usaha dan keuntungan yang diperoleh peternak.

Sumber: https://fapet.ub.ac.id/

Selengkapnya
IoT dan Smart Livestock Farming untuk Tingkatkan Efisiensi Usaha Peternakan

Ekonomi dan Bisnis

Mengapa Kita dapat Mengharapkan Kembalinya 'Abad Asia' di Tengah Lemahnya Perkiraan Ekonomi Global

Dipublikasikan oleh Afridha Nu’ma Khoiriyah pada 21 Februari 2025


Pertemuan tahunan forum ekonomi dunia
Asia diperkirakan akan tetap menjadi motor penggerak ekonomi global tahun ini, terlepas dari perkiraan suramnya pertumbuhan ekonomi yang lambat di seluruh dunia sepanjang tahun 2024. Ketahanan kawasan ini merupakan hasil dari pertumbuhan yang stabil dan transformasi perdagangan dan investasi intraregional dan memimpin dunia dalam hal e-commerce. Dengan jaringan perdagangan intraregional yang terus berkembang, kelas menengah yang sedang berkembang, dan investasi di bidang teknologi, 'Abad Asia' tampaknya akan kembali bangkit. Kebangkitan Tiongkok, India, dan Asia di awal tahun 2000-an memicu imajinasi tentang “Abad Asia”, sebuah era yang makmur di mana dunia akan berpusat pada kekuatan-kekuatan ekonomi baru di kawasan ini.

Dua dekade kemudian, gagasan ini tampaknya telah kehilangan daya tariknya. Memburuknya lingkungan makroekonomi global telah membayangi ekonomi Asia yang berorientasi ekspor. Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) telah memproyeksikan pertumbuhan PDB rata-rata global turun dari 2,9% pada tahun 2023 menjadi 2,7% pada tahun 2024, sementara negara-negara OECD diperkirakan akan mencapai tingkat pertumbuhan 1,4% pada tahun 2024 dan 1,8% pada tahun 2025.

Davos 2024: siapa yang datang dan apa yang diharapkan
Meskipun perdagangan, perjalanan, dan konsumsi telah pulih kembali dari pandemi COVID-19, prospek ekonomi global condong ke sisi negatifnya di tengah kondisi keuangan yang tegang, pengetatan peraturan, ketegangan geopolitik, dan konflik internasional. Di Asia, perlambatan ekonomi Tiongkok, “pemisahan diri” dari Barat yang dipimpin oleh AS, dan risiko perang atas Taiwan dan Laut Cina Selatan semakin mengurangi prospek kawasan ini.

Asia masih menjadi pendorong utama ekonomi global
Terlepas dari semua tantangan ini, Asia akan tetap menjadi motor penggerak ekonomi global dalam waktu dekat. Di tengah berbagai masalah domestik, India dan RRT masih diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 6% dan 5%. Indonesia, negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara, diperkirakan akan mencapai pertumbuhan sebesar 5,2%. Di Timur Tengah, Arab Saudi diprediksi akan tumbuh sebesar 4,7% pada tahun 2025.

Proyeksi pertumbuhan PDB untuk tahun 2024 dan 2025



Bangkit dari masa pingsannya selama beberapa dekade, Jepang mengalami pertumbuhan harga tercepat dalam lebih dari 30 tahun terakhir. Memang, terlepas dari beberapa masalah demografis yang melekat seperti populasi yang menyusut, Morgan Stanley dan investor lain seperti Warren Buffet optimis terhadap Jepang dan percaya bahwa negara ini telah “secara meyakinkan bangkit dari stagnasi ekonomi selama tiga dekade”. Menurut Economist Intelligence Unit, Asia secara keseluruhan akan menyumbang 60% pertumbuhan PDB riil global di tahun mendatang.

E-commerce berkembang pesat seiring dengan pertumbuhan kelas konsumen
Ketahanan Asia adalah hasil dari pertumbuhan yang stabil dan transformasi perdagangan dan investasi intraregional. Sebagai contoh, kawasan ini memimpin dunia dalam hal e-commerce, seperti yang dimanifestasikan dalam kemunculan platform digital baru termasuk Temu, Lazada, Shopee, dan Tokopedia. Ledakan sektor ini bertepatan dengan pertumbuhan kelas konsumen Asia. Pada tahun 2024, lebih dari 50% masyarakat Asia akan menjadi kelas menengah ke atas. Meskipun sebagian besar dari mereka akan tetap menjadi kelas menengah ke bawah, aspirasi konsumsi mereka, bersama dengan preferensi konsumen terhadap barang-barang murah di saat ekonomi melemah, menjelaskan kesuksesan platform-platform e-commerce ini.

Bagaimana Forum Ekonomi Dunia mendorong ekonomi digital yang berkelanjutan dan inklusif?

Selain itu, munculnya platform digital baru di Asia Tenggara akan melipatgandakan dan mendiversifikasi jaringan rantai pasokan regional. Kebangkitan e-commerce juga berkontribusi dalam memperdalam konektivitas keuangan digital di Asia. Penggunaan lintas batas platform pembayaran mobile termasuk WeChat, Alipay, Kakao Pay dan Grab Pay, serta pengenalan mata uang digital seperti e-Renminbi dan e-Rupee, akan semakin memudahkan perjalanan lintas batas, perdagangan intraregional, dan integrasi regional.

Investasi besar dalam industri teknologi tinggi
Meskipun produk primer dan teknologi rendah masih merupakan bagian besar dari rantai nilai regional di Asia, negara-negara ekonomi terkemuka di kawasan ini secara aktif berinvestasi dalam pengembangan industri teknologi tinggi di Asia Tenggara. Dalam menghadapi pembatasan ekspor Amerika Serikat, Cina telah beralih ke Singapura sebagai sumber untuk impor peralatan pembuatan chip. Sementara itu, TSMC Taiwan dan Hana Micron Korea Selatan, juga berusaha untuk memperluas operasi produksi mereka ke Asia Tenggara dengan membangun pabrik chip di Singapura dan Vietnam.

Setelah menarik investasi dari BYD, Honda, Toyota, Hyundai, dan perusahaan lainnya, Thailand dan Indonesia muncul sebagai pusat regional untuk pembuatan kendaraan listrik. Pemisahan Tiongkok-Barat dan diversifikasi produksi, secara kebetulan, telah berkontribusi pada peningkatan industri regional dengan mendorong pertumbuhan jaringan produksi yang lebih tersebar namun lebih padat. Hal ini, pada gilirannya, akan mengkonsolidasikan posisi Asia sebagai tempat yang menarik bagi investasi asing langsung (FDI). Menurut Laporan Investasi Dunia 2023 dari United Nations Conference on Trade and Development, FDI di Asia pada tahun 2022 menyumbang sekitar setengah dari arus masuk global, yaitu sekitar $662 miliar.

Manfaat perjanjian perdagangan bebas Asia, RCEP
Implementasi Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) akan semakin memudahkan pergerakan modal, teknologi, barang dan jasa di Asia. Mencakup sepertiga populasi dunia dan akses pasar yang lebih luas ke 15 negara atau lebih selama dua dekade ke depan, RCEP mengatasi “efek mangkuk mie” Asia Timur dengan mengkonsolidasikan perjanjian perdagangan dan investasi yang sudah ada ke dalam kerangka kerja yang terpadu dan komprehensif. Menyuntikkan dorongan baru ke dalam kerja sama trilateral Cina-Jepang-Korea, kesepakatan perdagangan besar ini menyatukan ketiga pemain penting ini sejak Cina bergabung dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada akhir tahun 2001.

Seorang pakar menjelaskan: apa itu RCEP, kesepakatan perdagangan terbesar di dunia?
Ada harapan besar bahwa hubungan diplomatik dan ekonomi lebih lanjut dapat dihasilkan, mengingat pertemuan menteri luar negeri trilateral terbaru diadakan untuk pertama kalinya sejak pandemi pada bulan November tahun ini. Yang paling penting, RCEP - dan sampai batas tertentu proyek-proyek regional lainnya seperti Inisiatif Sabuk dan Jalan dan Komunitas ASEAN - berfungsi untuk menjembatani kesenjangan antara negara maju dan negara berkembang di Asia.

Dengan pengaturan masuk dan partisipasi yang fleksibel, RCEP memungkinkan negara-negara berkembang untuk mendapatkan keuntungan dari liberalisasi perdagangan dan investasi multilateral. Diplomasi dan fleksibilitas adalah kunci untuk pertumbuhan di masa depan seiring dengan transisi dunia dari unipolaritas ke multipolaritas, Asia menyaksikan munculnya tatanan politik dan sistem produksi, perdagangan, dan keuangan yang dipimpin oleh Barat dan non-Barat.

Karena nilai, norma, dan aturan dari sistem-sistem ini tidak selalu cocok, maka ambiguitas dan fleksibilitas strategis menjadi suatu keharusan. Hidup berdampingan di masa depan akan menuntut para aktor regional untuk mempraktikkan ambiguitas strategis dan fleksibilitas untuk bermanuver di berbagai tatanan dan sistem yang berbeda. Untungnya, praktik ambiguitas dan fleksibilitas strategis sudah sangat dikenal oleh negara-negara di Asia, seperti yang diwujudkan oleh “cara ASEAN” yang ditandai dengan penghormatan terhadap sistem nilai yang berbeda, diplomasi informal, dan pengambilan keputusan berdasarkan konsensus.

Di masa depan, aktor mana pun yang mempertahankan tingkat fleksibilitas dan keterbukaan tertinggi akan memimpin fase berikutnya dari regionalisme Asia - fase yang beragam namun inklusif, informal namun bertahan lama. Negara-negara yang tetap terhubung dengan berbagai tatanan yang saling bersaing akan memainkan peran yang lebih menonjol dalam menjaga stabilitas internasional, menjaga ancaman nasionalisme, persaingan geopolitik, dan pertentangan ideologi. Kota-kota global seperti Hong Kong, Seoul, Mumbai, dan negara kota Singapura tidak hanya akan tetap menjadi pusat regional dengan layanan bernilai tambah tinggi; mereka juga akan berfungsi sebagai “adaptor multi-plug/perjalanan” yang dapat menjembatani sistem yang berbeda sambil meredakan ketegangan di antara mereka.

Apa yang dilakukan Forum Ekonomi Dunia dalam hal fasilitasi perdagangan?

Di dunia di mana hegemoni yang aman yang pernah mendefinisikan abad-abad sebelumnya sekarang tidak ada, kita menyaksikan - meminjam kata-kata intelektual Italia Antonio Gramsci - banyak “gejala yang tidak wajar” selama “masa peralihan” di mana “tatanan (lama) sekarat, tatanan baru tidak dapat dilahirkan”. Namun demikian, kelas menengah Asia yang besar dan terus bertambah, tenaga kerja muda dan dinamis, serta investasi yang terus berlanjut di bidang inovasi dan teknologi akan semakin meningkatkan ketahanan dan potensi ekonomi jangka panjang di kawasan ini. Hal ini menjanjikan untuk mengantarkan dunia yang lebih multilateral, kompleks dan rumit, yang diatur oleh keseimbangan hubungan kekuasaan yang rumit.

Disadur dari: weforum.org

Selengkapnya
Mengapa Kita dapat Mengharapkan Kembalinya 'Abad Asia' di Tengah Lemahnya Perkiraan Ekonomi Global

Ekonomi dan Bisnis

Bank Dunia: Utang, Hambatan Perdagangan, dan Ketidakpastian Akan Membebani Perekonomian Asia di Tahun 2024

Dipublikasikan oleh Afridha Nu’ma Khoiriyah pada 21 Februari 2025


Perekonomian Asia tidak berjalan sebaik yang seharusnya dan pertumbuhan di kawasan ini diperkirakan melambat menjadi 4,5% tahun ini dari 5,1% di tahun 2023, Bank Dunia mengatakan dalam sebuah laporan yang dirilis hari Senin. Hutang, hambatan perdagangan, dan ketidakpastian kebijakan menumpulkan dinamisme ekonomi di kawasan ini dan pemerintah perlu melakukan lebih banyak hal untuk mengatasi masalah-masalah jangka panjang seperti jaring pengaman sosial yang lemah dan kurangnya investasi di bidang pendidikan, kata laporan tersebut.

Ekonomi Asia tumbuh lebih lambat daripada sebelum pandemi, tetapi lebih cepat daripada bagian dunia lainnya. Dan rebound dalam perdagangan global - perdagangan barang dan jasa tumbuh hanya 0,2 persen pada 2023 tetapi diproyeksikan tumbuh 2,3 persen tahun ini - dan pelonggaran kondisi keuangan karena bank sentral memangkas suku bunga akan membantu mengimbangi pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah di China.

“Laporan ini menunjukkan bahwa kawasan ini mengungguli sebagian besar kawasan lain di dunia, tetapi masih belum mencapai potensinya,” ujar Aaditya Mattoo, kepala ekonom Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, dalam sebuah pengarahan daring. “Perusahaan-perusahaan terkemuka di kawasan ini tidak memainkan peran yang seharusnya,” tambahnya.

Risiko utama adalah bahwa Federal Reserve AS dan bank-bank sentral utama lainnya mungkin akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi daripada sebelum pandemi. Risiko lainnya berasal dari hampir 3.000 kebijakan yang mendistorsi perdagangan, seperti tarif atau subsidi yang lebih tinggi, yang diberlakukan pada tahun 2023, kata laporan itu.

Sebagian besar kebijakan tersebut ditetapkan oleh negara-negara industri besar seperti AS, China, dan India. Partai Komunis yang berkuasa di Tiongkok telah menetapkan target resmi untuk pertumbuhan sekitar 5% tahun ini, sedikit di bawah laju tahunan 5,2% tahun lalu. Bank Dunia memperkirakan bahwa pertumbuhan akan melambat menjadi 4,5%.

“RRT bertujuan untuk bertransisi ke jalur pertumbuhan yang lebih seimbang, namun upaya untuk menyalakan pendorong-pendorong permintaan alternatif terbukti sulit,” kata laporan tersebut. Mattoo mengatakan bahwa Beijing masih memiliki jalan untuk mengalihkan perekonomiannya dari ketergantungan pada konstruksi real estat untuk mendorong aktivitas bisnis, dan hanya dengan membelanjakan lebih banyak uang tidak akan menyelesaikan masalah.

“Tantangan bagi RRT adalah memilih kebijakan-kebijakan yang efisien,” katanya. “Stimulus fiskal tidak akan memperbaiki ketidakseimbangan struktural,” katanya. Yang dibutuhkan adalah kesejahteraan sosial yang lebih kuat dan program-program lain yang akan memungkinkan rumah tangga untuk membelanjakan lebih banyak uang, meningkatkan permintaan yang kemudian akan mendorong bisnis untuk berinvestasi.

Kawasan ini dapat menjadi jauh lebih baik dengan peningkatan produktivitas dan efisiensi yang lebih besar, kata Mattoo. Vietnam, misalnya, menarik investasi asing dalam jumlah besar sebagai tujuan favorit bagi para produsen asing, tetapi tingkat pertumbuhannya sekitar 5% masih di bawah potensinya. “Senang karena Vietnam tumbuh sebesar 5% mencerminkan jenis pencapaian yang kurang,” kata Mattoo dalam sebuah pengarahan online.

Salah satu masalah utama yang disoroti dalam laporan ini adalah peningkatan produktivitas yang lamban, kata laporan tersebut. Perusahaan-perusahaan terkemuka di Asia jauh tertinggal dari perusahaan-perusahaan terkemuka di negara-negara yang lebih kaya, terutama di bidang-bidang yang berhubungan dengan teknologi.

Laporan ini menyalahkan pemerintah yang memberlakukan pembatasan investasi yang mencegah perusahaan-perusahaan asing memasuki bagian-bagian penting dari ekonomi regional, kebutuhan untuk membangun keterampilan dan manajemen yang lemah. Membuka diri terhadap lebih banyak kompetisi dan berinvestasi lebih banyak di bidang pendidikan akan membantu, kata laporan itu.

Disadur dari: thediplomat.com

Selengkapnya
Bank Dunia: Utang, Hambatan Perdagangan, dan Ketidakpastian Akan Membebani Perekonomian Asia di Tahun 2024

Ekonomi dan Bisnis

Memajukan Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok yang Berkelanjutan

Dipublikasikan oleh Afridha Nu’ma Khoiriyah pada 21 Februari 2025


Ekonomi global

Bagi dunia, tahun depan akan membutuhkan kalibrasi kebijakan moneter dan fiskal yang cermat untuk mengamankan pendaratan yang lembut - menurunkan inflasi sambil mempertahankan pertumbuhan dengan kuat di wilayah yang positif. Banyak bank sentral memiliki tugas yang sulit untuk memutuskan kapan harus memangkas suku bunga dan berapa banyak, berdasarkan data. Mereka tidak bisa lagi mengambil petunjuk dari yang lain karena laju disinflasi dan pertumbuhan berbeda di berbagai negara.  

Tahun ini juga akan menjadi tahun yang penuh tantangan bagi otoritas fiskal di sebagian besar negara - mereka perlu melakukan konsolidasi untuk mengurangi utang dan membangun kembali penyangga, dan pada saat yang sama membiayai transformasi digital dan hijau ekonomi mereka.   

Untungnya, ekonomi global telah terbukti sangat tahan terhadap guncangan di tahun-tahun terakhir.  Ketahanan ini sebagian besar disebabkan oleh fundamental makroekonomi yang kuat di sebagian besar negara maju dan negara berkembang, serta belanja konsumen dan pemerintah yang kuat. Pasar tenaga kerja telah bertahan dan rantai pasokan telah dinormalisasi.

Oleh karena itu, meskipun suku bunga global lebih tinggi, kami memproyeksikan pertumbuhan lebih dari 3% tahun ini dan tahun depan. Meskipun inflasi tetap berada di atas target di banyak negara, kami melihat bahwa inflasi akan terus turun. Gambaran di Asia lebih bernuansa, karena inflasi tidak naik sebanyak di tempat lain, dan turun lebih cepat. Akibatnya, suku bunga tidak naik banyak.

Namun, dalam jangka menengah, kami memperkirakan pertumbuhan global akan berada di kisaran 3 persen, yang menurut standar historis tergolong lemah - selama dekade sebelum pandemi COVID-19, rata-rata tahunan adalah 3,8 persen.  Pertumbuhan produktivitas yang rendah dan tingkat utang yang tinggi menjadi tantangan bagi semua pihak

Terutama bagi negara berkembang dan negara berkembang.  Ketegangan geopolitik juga memengaruhi perdagangan dan arus modal, yang telah menjadi mesin pertumbuhan yang penting selama beberapa dekade terakhir. Kabar baiknya, transformasi digital dan hijau menghadirkan peluang untuk mendorong pertumbuhan produktivitas dan meningkatkan standar hidup. Reformasi struktural yang mendalam dapat meningkatkan kondisi kewirausahaan, inovasi, dan kinerja ekonomi.  

Tiongkok - era baru pertumbuhan berkualitas tinggi

Dengan berfokus pada Tiongkok, kami melihat rebound yang kuat pasca-Covid pada tahun 2023, dengan pertumbuhan melebihi lima persen. Dalam jangka menengah, Tiongkok akan terus menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi global. Meskipun pertumbuhan produktivitas yang rendah dan populasi yang menua merupakan faktor yang memengaruhi pertumbuhan, ada juga peluang yang luar biasa.

Tiongkok siap menghadapi persimpangan jalan - mengandalkan kebijakan-kebijakan yang telah berhasil di masa lalu, atau memperbarui kebijakan-kebijakannya untuk era baru pertumbuhan berkualitas tinggi. Menurut analisis kami, dengan paket reformasi pro-pasar yang komprehensif, RRT dapat tumbuh jauh lebih cepat daripada skenario status quo. Pertumbuhan tambahan ini akan mencapai 20 persen ekspansi ekonomi riil selama 15 tahun ke depan-dalam istilah sekarang, ini sama saja dengan menambahkan US$ 3,5 triliun ke dalam perekonomian RRT. 

Apa saja yang termasuk dalam paket reformasi tersebut?

Semuanya dimulai dengan fundamental makroekonomi yang baik. Saya sangat terdorong untuk mendengar komitmen terhadap fundamental yang sehat dan institusi yang kuat di Tiongkok. Pertumbuhan yang mengesankan selama puluhan tahun di RRT telah secara signifikan meningkatkan standar hidup dan memberikan penyangga kebijakan yang cukup untuk mengatasi tantangan-tantangan jangka pendek yang paling menekan.

Hal ini termasuk transisi sektor properti ke pijakan yang lebih berkelanjutan dan mengurangi risiko utang pemerintah daerah. Mengatasi tantangan-tantangan ini sangat penting untuk kelancaran transisi menuju era baru pertumbuhan yang berkualitas tinggi.  Analisis kami menunjukkan bahwa langkah-langkah tegas untuk mengurangi stok perumahan yang belum selesai dibangun dan memberikan lebih banyak ruang untuk koreksi berbasis pasar di sektor properti dapat mempercepat solusi untuk masalah sektor properti saat ini dan meningkatkan kepercayaan konsumen dan investor.  

Fitur utama dari pertumbuhan berkualitas tinggi adalah ketergantungan yang lebih tinggi pada konsumsi domestik. Hal ini bergantung pada peningkatan daya beli individu dan keluarga. Sistem jaminan sosial RRT mencakup lebih banyak orang dibandingkan sistem jaminan sosial lainnya di dunia. Namun, masih ada ruang untuk memperluas jangkauannya lebih jauh dan meningkatkan manfaatnya-pikirkanlah untuk memperkuat sistem pensiun dengan cara yang bertanggung jawab secara fiskal. 

Konsumsi domestik juga bergantung pada pertumbuhan pendapatan, yang pada gilirannya bergantung pada produktivitas modal dan tenaga kerja. Reformasi seperti memperkuat lingkungan bisnis dan memastikan kesetaraan antara perusahaan swasta dan BUMN akan meningkatkan alokasi modal. Investasi dalam sumber daya manusia - dalam pendidikan, pelatihan seumur hidup dan pelatihan ulang - dan perawatan kesehatan yang berkualitas akan menghasilkan produktivitas tenaga kerja yang lebih tinggi dan pendapatan yang lebih tinggi.  

Hal ini sangat penting karena Tiongkok berupaya memanfaatkan peluang dari “ledakan besar” AI. Kesiapan negara-negara untuk menghadapi dunia kecerdasan buatan tidak lagi menjadi tujuan di masa depan - ini sudah menjadi masalah saat ini. IMF telah mengidentifikasi empat area yang sangat penting bagi kesiapan AI suatu negara - infrastruktur digital, sumber daya manusia dan pasar tenaga kerja, inovasi, serta regulasi dan etika.

Analisis kami menemukan bahwa Tiongkok berada di garis depan negara-negara berkembang dalam hal kesiapan AI, dengan infrastruktur digital yang berkembang dengan baik sebagai permulaan. Membangun kerangka kerja regulasi AI yang kuat dan memperkuat hubungan ekonomi dengan negara-negara inovatif lainnya akan membantu Tiongkok melangkah maju.

Demikian pula, Tiongkok memiliki potensi yang sangat besar dalam memajukan ekonomi hijau. Negara ini telah menjadi pemimpin global dalam penggunaan energi terbarukan, dan membuat kemajuan pesat dalam mobilitas hijau. Kepemimpinannya yang berkelanjutan sangat penting untuk mengatasi krisis iklim global.

Membangun kemajuan dalam beberapa tahun terakhir untuk menjual lebih banyak listrik dengan harga pasar akan membuat dekarbonisasi Tiongkok menjadi lebih efisien. Demikian juga dengan memperluas cakupan sistem perdagangan emisi ke sektor industri.

Transformasi ke depan tidaklah mudah. Keberhasilan pembangunan Tiongkok yang luar biasa telah memberikan manfaat yang luar biasa bagi ratusan juta orang. Generasi muda, yang telah menjalani seluruh hidup mereka dalam lingkungan dengan tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi, mengalami apa yang dialami oleh banyak negara sebelumnya seiring dengan semakin dewasanya perekonomian dan moderasi pertumbuhan. 

Namun transisi dari tingkat pertumbuhan yang tinggi ke pertumbuhan yang berkualitas tinggi adalah persimpangan jalan yang tepat untuk diambil dan Tiongkok bertekad untuk melakukannya.  Seperti yang diakui oleh pemerintah, pembangunan berkualitas tinggi pada akhirnya bergantung pada reformasi. Dalam upaya ini, IMF berkomitmen untuk menjadi mitra, termasuk melalui dialog kebijakan yang sedang berlangsung dan pembelajaran bersama. Dan juga untuk bekerja sama dalam mengatasi tantangan global seperti fragmentasi, perubahan iklim, dan utang.

Bekerja sama menghasilkan manfaat bagi semua 

Kerja sama internasional di dunia kita yang saling terhubung ini sangat penting untuk menyelesaikan tantangan-tantangan ini-yang kita ketahui memiliki dampak yang sangat besar terhadap anggota masyarakat global yang paling rentan. Dunia bersatu di IMF untuk mengatasi berbagai masalah, dan kami menghargai dukungan Tiongkok yang terus menerus terhadap upaya kami.  

Tiongkok telah membantu memperkuat kapasitas keuangan IMF melalui kontribusi pada instrumen pinjaman lunak kami untuk negara-negara berpenghasilan rendah, Fasilitas Ketahanan dan Keberlanjutan yang baru saja kami bentuk, dan inisiatif pengembangan kapasitas kami. Tiongkok telah menunjukkan kepemimpinan yang luar biasa dalam membantu menempa kesepakatan untuk meningkatkan sumber daya permanen IMF sebesar 50 persen. 

Kami juga mengakui peran penting RRT dalam mengatasi masalah utang di negara berkembang dan negara yang sedang berkembang. Dengan banyaknya negara yang berada pada atau hampir mengalami kesulitan utang, banyak upaya yang diperlukan di antara para kreditur untuk mempercepat penghapusan utang dan kami menantikan keterlibatan Tiongkok yang kuat dan berkelanjutan.

Dengan dinamisme, kepercayaan diri, dan keberuntungan sang naga - dan semangat kerja sama internasional yang baru - Tiongkok dan dunia dapat bangkit bersama menghadapi tantangan yang kita hadapi saat ini demi masa depan yang lebih sejahtera bagi semua orang.

Disadur dari: imf.org

Selengkapnya
Memajukan Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok yang Berkelanjutan

Pertanian

Platform Dengan Teknologi Terkini di Bidang Peternakan

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 21 Februari 2025


Industry 4.0. mengubah semua sektor industri termasuk bidang peternakan. Internet of things-IoT, big data, machine learning, artificial intelligence-AI, robot, dan sharing economy adalah wajah baru industri saat ini. Melalui Obrolan Peternakan (OPERA) seri #2 pada 12 Juni 2020, Fakultas Peternakan (Fapet) UGM memaparkan beberapa platform yang memanfaatkan teknologi terkini untuk mengoptimalkan usaha peternakan.

Galuh Adi Insani, S.Pt., M.Sc., dosen Fapet UGM sekaligus Chief Marketing Officer BroilerX mengatakan, dalam hal sumber daya alam dan sumber daya genetik, Indonesia lebih kaya dibandingkan dengan Singapura. Namun, Singapura lebih unggul karena menguasai Internet of Things, big data, dan sebagainya.

Galuh memaparkan, aplikasi BroilerX yang dikembangkannya dengan memperhatikan bahwa performance ternak dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Namun, interaksi antara genetik dan lingkungan sering dilupakan orang karena adanya ketimpangan/kesulitan. Sebagai contoh, ada faktor penghambat dalam pemeliharaan ayam, yaitu stress. Seberapapun besar input, hasilnya tetap tidak baik karena ayam mengalami stress.

Berdasarkan hal tersebut, BroilerX menghadirkan solusi berupa Internet of Things yang dapat membaca kondisi lingkungan kemudian diproses di machine learning.  Mesin-mesin yang terkoneksi akan menyesuaikan apa yang diinginkan oleh ternak sehingga ternak akan memberikan hasil yang optimal.

Dalu Nuzlul Kirom, S.T., pemilik TERNAKNESIA mengatakan, TERNAKNESIA adalah platform pengembangan usaha peternakan yang terdiri atas investasi, pemasaran (market), dan fundraising yang berhubungan dengan pangan.

“TERNAKNESIA memaparkan peran teknologi dalam mendukung business process dalam peternakan yang dikembangkan melalui teknologi, mulai dari investasi, pendampingan peternak, hingga penjualan produk peternakan,” ujar Dalu

Dalu menambahkan, yang perlu digarisbawahi adalah bagaimana plafform ini berperan penting dalam memutus rantai pemasaran sehingga peternak dan pembeli tidak dirugikan. Upaya ini dilakukan melalui pembentukan komunitas pembeli (community buyer), sehingga dapat membantu dalam hal distribusi dan tentunya memberikan harga yang kompetitif baik untuk produsen dan konsumen.

“Ide yang menarik lain dari platform ini adalah membuat pasar ternak online melalui aplikasi sobat ternak, sehingga pembeli ternak dan peternak dapat saling berhubungan melalui media online. Selain itu, TERNAKNESIA membuat Ternaknesia 2.0, yaitu blueprint untuk traceability product yang memastikan produk peternak halal dan dari pakan yang diberikan hingga proses penyembelihan yang baik sesuai syariat.

Ray Rezky Ananda, S.Pt., pemilik BANTUTERNAK, mengungkapkan bahwa BANTUTERNAK merupakan platform investasi digital yang bertujuan untuk melakukan pemberdayaan peternak. Latar belakang inisiasi BANTUTERNAK adalah kondisi populasi peternak di Indonesia yang setiap tahun mengalami penurunan, sedangkan konsumsi protein hewani terus meningkat.

“Hal ini menjadi kekhawatiran kami karena Indonesia bisa kekurangan bahan pangan dan tentu akan mengandalkan impor. Oleh sebab itu, BANTUTERNAK lahir sebagai mitra ternak untuk desiminasi teknologi dan pengetahuan kepada peternak,” ujar Ray.

Ray menambahkan, BANTUTERNAK membantu memberdayakan peternak sehingga usaha yang dijalankan mendapat keuntungan. Teknologi menghubungkan antara peternak dengan investor, serta memberikan pembelajaran dan pemantauan kepada peternak supaya usaha yang dijalankan dapat sesuai dengan Standard Operational Procedure untuk mencapai target produksi. Saat ini, BANTUTERNAK telah bekerja sama dengan ribuan peternak di berbagai daerah di Indonesia. Peternak diberikan pendampingan dari pembelian bibit, pakan konsentrat, kesehatan ternak, dan penjualan ternak.

Sumber: https://fapet.ugm.ac.id/

Selengkapnya
Platform Dengan Teknologi Terkini di Bidang Peternakan

Pertanian

Ransfer Embrio (TE) salah satu bentuk Kemajuan Teknologi Reproduksi

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 21 Februari 2025


Kegiatan yang dilakukan mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH) Gelombang XXXVIII di Eks. Laboratorium Kebidanan Divisi Reproduksi Veteriner, salah satunya yaitu praktik pelaksanaan Transfer Embrio pada sapi dummy yang ada di Laboratorium. Kegiatan dilaksanakan oleh kelompok 1C yang berjumlah 8 orang, diantaranya yaitu Rekha Flora Supiah, Figa Pramarta Risambada, Theresa Nadia Angelina, Melanie Aulia Ashfiyah, Anneisya Surya Anjani, Aini Mardhiah, Siti Choirin Nisa, dan M. Sbastian Pratama dengan dosen pembimbing Prof. Dr. Imam Mustofa, drh., M. Kes.

Transfer Embrio (TE) merupakan bioteknologi reproduksi kedua setelah Insseminasi Buatan (IB). kegiatan TE dimulai dari produksi, distribusi/penyebaran, dan transfer embrio. Embrio sebagai hasil pembuahan sel telur yang unggul dan dibuahi dengan sperma dari pejantan yang juga memiliki mutu genetik unggul. Menurut beberapa ahli, yang dimaksudkan dengan transfer embrio adalah suatu metode buatan dalam perkawinan dengan cara membentuk embrio dari seekor betina induk unggul yang disebut donor, kemudian dipanen dan ditrasnferkan ke dalam saluran reproduksi induk betina lainnya dalam spesies yang sama yang disebut resipien.

Melalui teknologi TE bukan hanya potensi pejantan saja yang dioptimalkan, melaikan potesi dari betina berkualitas unggul juga dapat dimanfaatkan secara optimal. Hasil dari betina unggul ini ternyata secara alamiah hanya menghasilkan satu atau dua bibit unggul dalam jangka waktu sembilan bulan kelahrtan. Tetapi dengan teknik TE bisa menghasilkan lebih dari dua embrio yang di panen. Melalui teknik TE, betina unggul tidak perlu bunting tetapi hayan menghasilkan embrio–embrio yang selanjutnya untuk dititpkan pada resipien yang tidak harus genetik unggul tetapi mempunyai alat reproduksi yang normal hingga dapat memelihara anak sampai tahap partus.

Beragam cara untuk mengembangkan peternakan sapi potong dan sapi perah dilakukan antara lain lewat perbaikan kualitas genetik. Namun, langkah tersebut seringkali terhambat karena sulitnya memperoleh anakan kualitas unggul. Salah satu kendala adalah hambatan perbanyakan betina kualitas unggul. Secara alami, seekor induk hanya mampu menghasilkan satu ekor anak dalam setahun atau rata-rata hanya mampu menghasilkan anak yang berkualitas kurang dari 8 ekor sepanjang hidupnya. Separuh anak biasanya pejantan.

Menghadapi kendala tersebut, teknologi Transfer Embrio (TE) bisa menjadi solusi. TE ialah suatu proses panen (flushing) embrio dari uterus sapi donor yang telah dilakukan superovulasi dan memindahkannya ke uterus sapi resipien (penerima) dengan menggunakan metode, peralatan dan waktu tertentu. Teknologi ini merupakan generasi kedua bioteknologi reproduksi setelah inseminasi buatan (IB) yang paling sering diterapkan pada ternak sapi. Program TE melalui beberapa tahapan, yaitu pemilihan sapi donor dan resipien, sinkronisasi birahi, superovulasi, inseminasi, koleksi embrio, penanganan dan evaluasi embrio, transfer embrio ke resipien sampai pada pemeriksaan kebuntingan dan kelahiran.

TE memiliki kelebihan dibandingkan IB. Hanya diperlukan waktu satu generasi (9 bulan) untuk menghasilkan bibit murni (pure breed) lewat TE. Sementara, target yang sama memerlukan waktu 15 tahun jika dilakukan lewat proses IB. Aplikasi TE dapat memberikan peningkatan perkembangan ternak bibit unggul baik dari sisi pejantan maupun sisi betina. Selain itu, TE juga mengurangi biaya transportasi penyebaran bibit unggul serta mengurangi resiko penyebaran penyakit menular. Teknologi ini merupakan dasar bioteknologi dalam mendukung rekayasa embrio yang lebih tinggi dibidang reproduksi ternak.

TE memiliki manfaat ganda karena selain dapat diperoleh keturunan sifat dari kedua induknya juga dapat memperpendek calving interval sehingga perbaikan mutu genetik ternak lebih cepat diperoleh. Diawal tahun 1990-an, Puslit Bioteknologi – LIPI bekerjasama dengan Peternakan Tri S Tapos telah berhasil mengembangkan penelitian dan mengaplikasikan teknologi TE pada sapi potong dan sapi perah. Sejak tahun 1995 embrio beku sapi perah mulai disebar ke peternak di Bogor, Lembang dan Garut dalam program bantuan Bapak Presiden (Banpres). Tahun 1997 dimulai program membuat sapi unggul jenis “Brangus” khususnya daerah Indonesia Timur (Lombok, NTB), setelah itu aplikasi TE berkembang secara meluas di Sulawesi dan Sumatera.

Saat ini produksi embrio dapat mencapai 30–50 embrio/koleksi, tetapi rata-rata hanya sekitar 5−10 embrio/koleksi yang layak untuk ditransfer atau dibekukan. Dengan demikian, seekor sapi donor dapat menghasilkan keturunan lebih dari 25 ekor per tahun. TE memungkinkan rekayasa hingga mendapatkan anakan kembar identik dalam jumlah banyak ataupun melalui cloning.

Sumber: https://fkh.unair.ac.id/

Selengkapnya
Ransfer Embrio (TE) salah satu bentuk Kemajuan Teknologi Reproduksi
« First Previous page 632 of 1.141 Next Last »