Seni Rupa

Penjelasan dan Pengertian dari Seni Rupa

Dipublikasikan oleh Muhammad Ilham Maulana pada 18 Maret 2024


Pengertian seni rupa mencakup berbagai bentuk ekspresi artistik seperti lukisan, gambar, seni cetak, desain, keramik, fotografi, video, pembuatan film, komik, rancangan, kerajinan, dan arsitektur. Banyak disiplin kreatif, seperti seni pertunjukan, seni konseptual, dan seni material, juga melibatkan aspek seni visual serta seni-seni lainnya. Seni visual juga mencakup seni terkait, seperti desain mekanik, desain grafis, desain arsitektur, desain interior, dan seni dekoratif.

Penggunaan saat ini dari istilah "seni visual" tidak hanya mencakup seni rupa murni tetapi juga seni terapan atau dekoratif serta kerajinan, namun hal ini tidak selalu demikian. Sebelum gerakan Seni dan Kerajinan di Inggris dan di tempat lain pada pergantian abad ke-20, istilah 'seniman' sering kali dibatasi hanya untuk individu yang bekerja dalam seni rupa murni (seperti lukisan, patung, atau seni cetak) dan bukan seni dekoratif, kerajinan, atau media seni visual terapan. Perbedaan tersebut ditekankan oleh para praktisi Gerakan Seni dan Kerajinan, yang menghargai bentuk seni rakyat sebanyak bentuk seni tinggi. Sekolah seni membuat perbedaan antara seni rupa murni dan kerajinan, dengan mengatakan bahwa seorang pengrajin tidak bisa dianggap sebagai ahli seni.

Kecenderungan meningkatkan nilai lukisan, dan dalam tingkat yang lebih kecil desain, dibandingkan dengan seni-seni lainnya telah menjadi fitur dari seni Barat dan seni Asia Timur. Di kedua wilayah tersebut, lukisan dianggap sebagai yang paling bergantung pada imajinasi seniman dan yang paling jauh dari pekerjaan manual – dalam lukisan Cina, gaya yang paling dihargai adalah "lukisan sarjana", setidaknya dalam teori dipraktikkan oleh bangsawan yang bukan seniman profesional. Hirarki kelas Barat mencerminkan sikap yang serupa.

Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan dan pelatihan dalam seni visual umumnya dilakukan melalui berbagai variasi sistem magang dan workshop. Di Eropa, gerakan Renaisans untuk meningkatkan prestise seniman mengarah pada sistem akademi untuk melatih seniman, dan saat ini sebagian besar orang yang mengejar karier dalam seni belajar di sekolah seni tingkat perguruan tinggi. Seni visual sekarang telah menjadi mata pelajaran pilihan di sebagian besar sistem pendidikan.

Di Asia Timur, pendidikan seni untuk seniman nonprofesional biasanya berfokus pada teknik goresan kuas; kaligrafi dianggap sebagai salah satu dari Enam Seni bangsawan pada dinasti Tiongkok Zhou, dan kaligrafi serta lukisan Tiongkok dianggap sebagai dua dari empat seni pejabat cendekiawan di Tiongkok kekaisaran.

Negara terkemuka dalam pengembangan seni di Amerika Latin, pada tahun 1875 menciptakan Masyarakat Nasional untuk Pendorong Seni, yang didirikan oleh pelukis Eduardo Schiaffino, Eduardo Sívori, dan seniman lainnya. Serikat mereka diubah menjadi Akademi Nasional Seni Rupa pada tahun 1905 dan, pada tahun 1923, atas inisiatif pelukis dan akademisi Ernesto de la Cárcova, sebagai departemen di Universitas Buenos Aires, Sekolah Seni Tinggi Bangsa. Saat ini, organisasi pendidikan utama untuk seni di negara tersebut adalah Universidad Nacional de las Artes (UNA).

Terminologi

Istilah seni rupa pada mulanya diperkenalkan dan dipopulerkan oleh S.Sudjojono ke dalam bahasa Indonesia.

Bidang seni rupa

Seni rupa murni

  • Seni lukis
  • Seni grafis
  • Seni patung
  • Seni instalasi
  • Seni pertunjukan
  • Seni keramik
  • Seni film
  • Seni koreografi
  • Seni fotografi

Patung Pieta oleh Michaelangelo

Desain

  • Arsitektur
  • Desain grafis
  • Desain komunikasi visual
  • Desain interior
  • Desain busana
  • Desain produk

Kriya

  • Kriya tekstil
  • Kriya kayu
  • Kriya keramik
  • Kriya rotan
  • Kriya logam
  • Kriya kulit
  • Kriya bambu

Kursi rotan sebagai hasil karya kriya

 

Disadur dari: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Penjelasan dan Pengertian dari Seni Rupa

Seni Rupa

Hal Unik! Arti Lukisan Abstrak dari Tikar Mendong Karya Leeman

Dipublikasikan oleh Muhammad Ilham Maulana pada 15 Maret 2024


Dari kejauhan, lukisan tersebut terlihat seperti lukisan abstrak biasa dengan warna yang mencerminkan cerita yang ingin disampaikan oleh pelukisnya. Namun, ketika diperhatikan lebih dekat, perbedaannya menjadi jelas. Ayaman daun mendong terlihat melalui warna lukisan tersebut. Lukisan yang dipajang adalah karya Sulaiman atau Leeman yang menggunakan media tikar dari mendong. Lukisan-lukisan tersebut dipamerkan di Gedung Dewan Kesenian Malang (DKM) Kota Malang pada Sabtu, 21 Juli 2018.

Ada empat lukisan yang menggunakan media tikar mendong, sementara yang lainnya menggunakan kanvas. Leeman, seorang pelukis berusia 52 tahun asal Sawojajar, Kota Malang, sering menggunakan tikar mendong dalam karyanya. Selain alasan artistik, melukis di atas tikar mendong juga dimaksudkan untuk melestarikan budaya yang mulai punah.

Menurut Leeman, penggunaan tikar mendong mulai berkurang karena ketersediaan alas yang lebih praktis. Baginya, tikar mendong memiliki banyak arti, salah satunya sebagai simbol kebersamaan. Tikar mendong dahulu digunakan sebagai alas saat menggelar rapat atau berkumpul, serta sering digunakan sebagai alas saat menguburkan orang meninggal atau dalam ritual pindahan rumah.

Karir Leeman sebagai pelukis dimulai ketika dia bekerja untuk sebuah perusahaan rokok, di mana dia dikontrak untuk melukis baliho. Namun, seiring berkembangnya teknologi, tenaganya tidak lagi diperlukan karena perusahaan beralih ke printer. Dia kemudian mulai mengekspresikan keterampilannya dengan melukis mandiri sejak tahun 1990-an, dan menemukan cara untuk melukis di atas tikar mendong. Bagi Leeman, melukis di atas tikar mendong sama saja dengan melukis di atas kanvas.

 

Disadur dari: travel.kompas.com

Selengkapnya
Hal Unik! Arti Lukisan Abstrak dari Tikar Mendong Karya Leeman

Seni Rupa

Apa Yang Dimaksud Dengan Seni Lukis?

Dipublikasikan oleh Muhammad Ilham Maulana pada 15 Maret 2024


Definisi Seni Lukis: Pengembangan dari Menggambar

Seni lukis merupakan bagian dari seni rupa yang fokus pada proses melukis. Lebih lanjut dari sekadar menggambar, seni lukis melibatkan pengolahan medium dua dimensi pada permukaan objek tiga dimensi untuk menciptakan kesan visual tertentu. Media lukisan dapat bervariasi, mulai dari kanvas, kertas, papan, hingga film dalam fotografi. Berbagai alat digunakan dalam proses lukisan, dengan tujuan memberikan gambaran yang diinginkan pada media yang digunakan.

Proses Pembuatan Lukisan: Penggunaan Cat dan Alat Lukis

Lukisan adalah hasil dari proses mengaplikasikan cat menggunakan berbagai alat seperti kuas lukis, pisau palet, atau peralatan lainnya. Proses ini melibatkan pengaplikasian berbagai warna dan gradasi nuansa, serta komposisi warna yang dipilih dari pigmen warna dalam pelarut atau medium, yang dikombinasikan dengan gen pengikat seperti lem untuk cat air atau minyak linen untuk cat minyak. Lukisan ini dikerjakan oleh seorang pelukis, mencerminkan kedalaman warna dan ekspresi pribadi sang seniman. Definisi ini umumnya digunakan ketika seseorang menciptakan sebuah karya lukisan.

Sejarah

Lukisan karya Adrianus Johannes, 1872

Sejarah Seni Lukis: Pengembangan dari Gambar Prasejarah

Secara historis, seni lukis memiliki keterkaitan erat dengan kegiatan menggambar. Peninggalan-peninggalan prasejarah menunjukkan bahwa nenek moyang manusia telah mulai membuat gambar pada dinding-dinding gua ribuan tahun yang lalu, menggambarkan bagian-bagian penting dari kehidupan mereka. Gambar-gambar ini dibuat menggunakan materi sederhana seperti arang atau kapur. Salah satu teknik terkenal yang digunakan adalah dengan menempelkan tangan di dinding gua, lalu menyemburnya dengan kunyahan dedaunan atau batu mineral berwarna, menghasilkan jiplakan tangan berwarna-warni yang masih dapat dilihat hingga saat ini. Kemudahan ini memungkinkan perkembangan gambar (dan kemudian lukisan) lebih cepat dibandingkan dengan cabang seni rupa lainnya.

Media dan Objek dalam Lukisan Prasejarah

Lukisan prasejarah kebanyakan dibuat pada bidang datar seperti dinding, lantai, kertas, atau kanvas. Dalam konteks pendidikan seni rupa modern di Indonesia, ini dikenal sebagai pendekatan dwi-matra (dua dimensi, dimensi datar). Objek yang sering digambarkan termasuk manusia, binatang, serta objek-objek alam seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Bentuk objek dalam gambar tidak selalu serupa dengan aslinya, karena dipengaruhi oleh pemahaman dan interpretasi seniman terhadap objek tersebut.

Pembentukan Kegiatan Seni Lukis

Ada kelompok masyarakat prasejarah yang mulai lebih banyak menghabiskan waktu untuk menggambar daripada mencari makanan. Mereka menjadi mahir dalam membuat gambar dan menyadari bahwa bentuk dan susunan tertentu akan tampak lebih menarik jika diatur dengan baik. Mereka mulai menemukan kesenangan estetik dalam kegiatan ini, menjadi semakin terampil, dan membentuk seniman-seniman pertama di dunia. Pada titik ini, kegiatan menggambar dan melukis mulai diakui sebagai seni.

Seni Lukis dalam Berbagai Zaman

Seni Lukis Zaman Klasik:

  • Diarahkan untuk tujuan mistis, karena pada saat itu agama belum berkembang sepenuhnya.
  • Contoh propaganda terdapat dalam grafiti di reruntuhan kota Pompeii.
  • Lukisan meniru bentuk-bentuk alam secara detail karena berkembangnya ilmu pengetahuan.

Seni Lukis Zaman Pertengahan:

  • Terpengaruh kuat oleh agama, yang menyebabkan penjauhan dari ilmu pengetahuan.
  • Lukisan lebih banyak menggunakan simbolisme daripada realisme.
  • Digunakan sebagai alat propaganda dan religi, dengan beberapa agama mendorong perkembangan abstrakisme.

Seni Lukis Zaman Renaissance:

  • Berawal dari kota Firenze, Italia, setelah kekalahan dari Turki.
  • Ilmuwan dan budayawan melarikan diri dari Bizantium ke Italia, mendapat dukungan dari keluarga deMedici yang menguasai kota Firenze.
  • Sinergi antara ilmu pengetahuan modern dan seni menghasilkan kontribusi besar terhadap kebudayaan Eropa.
  • Seni rupa kembali mengambil inspirasi dari zaman klasik, dengan sains dianggap sebagai alat baru untuk merebut kembali kekuasaan yang dirampas oleh Turki.

Tokoh yang banyak dikenal dari masa ini adalah:

  • Donatello
  • Leonardo da Vinci (1452 - 1519)
  • Michaelangelo (1475-1564)
  • Raphael
  • Titian (c. 1488/1490 – 1576)

Art nouveau

Revolusi Industri di Inggris mengakibatkan penggunaan mekanisasi yang luas dalam berbagai aspek. Produksi barang-barang dilakukan secara massal dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Sebagai hasilnya, keterampilan manual seniman mulai kehilangan nilai karena digantikan oleh hasil produksi mesin yang lebih halus. Sebagai tanggapan atas hal ini, para seniman mulai mengarahkan karyanya ke bentuk-bentuk yang sulit dicapai oleh produksi massal, atau jika mungkin, biayanya menjadi sangat tinggi. Lukisan, karya seni rupa, dan kerajinan tangan diarahkan pada kurva-kurva halus yang banyak terinspirasi oleh keindahan garis-garis tumbuhan di alam.

Sejarah seni  lukis di Indonesia

Sejarah seni lukis di Indonesia dimulai pada masa penjajahan Belanda. Kala itu, pengaruh seni rupa Eropa Barat, terutama aliran romantisme, memengaruhi perkembangan seni lukis di Indonesia. Salah satu tokoh penting dalam sejarah seni lukis Indonesia adalah Raden Saleh, yang berkesempatan untuk belajar melukis gaya Eropa dari pelukis Belanda. Setelah belajar di Belanda, Raden Saleh menjadi pelukis Indonesia yang dihormati dan bahkan menjadi pelukis istana di beberapa negara Eropa. Namun, perkembangan seni lukis Indonesia tidak mengikuti pola yang sama dengan zaman Renaisans Eropa, sehingga mengalami perkembangan yang berbeda.

Pada masa revolusi di Indonesia, banyak pelukis beralih dari tema-tema romantisme ke tema-tema yang lebih mengedepankan "kerakyatan". Objek-objek yang menggambarkan keindahan alam Indonesia dianggap sebagai pengkhianatan terhadap bangsa, karena dianggap sebagai pengejaran kepentingan kaum kapitalis yang menjadi musuh ideologi komunisme yang populer saat itu. Kesulitan dalam mendapatkan alat lukis seperti cat dan kanvas juga menyebabkan seni lukis Indonesia cenderung mengarah ke bentuk-bentuk yang lebih sederhana, bahkan menghasilkan karya abstrak.

Gerakan Manifesto Kebudayaan pada tahun 1950-an bertujuan untuk melawan ideologi komunisme, membuat pelukis Indonesia lebih memilih untuk membebaskan karya seni mereka dari campur tangan politik. Hal ini memulai era ekspresionisme, di mana lukisan tidak lagi dianggap sebagai alat propaganda atau penyampai pesan politik.

Perjalanan seni lukis Indonesia hingga awal abad ke-21 masih dipengaruhi oleh berbagai konflik konseptual. Kemudian, muncul gagasan modernisme yang menghasilkan seni alternatif atau seni kontemporer, seperti seni konsep, instalasi seni, dan seni pertunjukan. Seni lukis konvensional juga tetap eksis di galeri-galeri, meskipun lebih sebagai bisnis investasi daripada sebagai apresiasi seni masyarakat.

Berikut adalah beberapa aliran seni lukis yang terkenal:

  1. Surrealisme: Lukisan dalam aliran ini menggambarkan bentuk-bentuk yang sering muncul dalam mimpi dan mencerminkan pikiran bawah sadar manusia. Salah satu tokoh terkenal dalam aliran ini adalah Salvador Dali.

  2. Seni Fantastik: Aliran seni ini menggambarkan karya-karya yang fantastis dan sering kali berhubungan dengan kisah fantasi, legenda, dongeng, atau fiksi ilmiah. Pelukis terkenal dalam aliran ini antara lain Frank Frazetta, Roger Dean, dan Boris Vallejo.

  3. Kubisme: Aliran ini cenderung mengabstraksikan objek menjadi bentuk-bentuk geometris atau balok-balok untuk menciptakan sensasi tertentu. Pablo Picasso merupakan salah satu tokoh terkemuka dalam aliran ini.

  4. Romantisme: Aliran tertua dalam sejarah seni lukis Indonesia yang bertujuan untuk membangkitkan kenangan romantis dan keindahan dalam setiap objeknya. Raden Saleh merupakan salah satu tokoh terkenal dalam aliran ini.

  5. Plural painting: Proses seni yang melibatkan meditasi atau pengembaraan intuisi untuk menangkap dan menterjemahkan gerak hidup dari naluri ke dalam bahasa visual. Pemahaman visualnya mencakup berbagai aspek multi-etnis, multi-teknik, dan multi-gaya.

  6. Badingkut(isme): Sebuah kecenderungan seni yang dikembangkan oleh Herry Dim sejak tahun 1970-an, yang melibatkan penggunaan bahan-bahan temuan atau bekas untuk menciptakan karya seni dua dimensi, tiga dimensi, instalasi, dan teater.

Aliran lain

  • Ekspresionisme
  • Dadaisme
  • Fauvisme
  • Neo-Impresionisme
  • Realisme
  • Naturalisme
  • De Stijl

Abstraksi

Abstraksi dalam seni lukis merupakan upaya untuk mengurangi penekanan pada representasi bentuk objek secara langsung. Dalam perkembangan seni kontemporer, abstraksi menjadi semakin populer sebagai alternatif untuk tidak meniru objek secara literal. Dalam konteks ini, elemen-elemen yang dapat menyampaikan sensasi keberadaan objek menjadi lebih dominan untuk menggantikan penekanan pada bentuk secara langsung. Oleh karena itu, abstraksi dianggap sebagai salah satu aliran penting dalam seni lukis.

Aliran lain

  • Ekspresionisme abstrak
  • Bidang warna

Kebutuhan lukisan

Dalam perkembangannya, lukisan dikategorikan ke dalam kebutuhan sebuah lukisan dibuat.

Lukisan idealis

Dalam seni lukis tetap memperhatikan perlunya cita rasa dalam menciptakan suatu karya, dengan memperhatikan segala aspek seperti bahan, warna, efek yang dicapai dengan teknik, tanpa dipengaruhi oleh faktor komersil.

Lukisan komersial

Lukisan sering menjadi fokus utama dalam mempercantik atau memberikan sentuhan estetika tambahan pada sebuah ruangan. Meskipun nilai sebuah karya seni tidak selalu sejalan dengan nilai ekonominya, namun dalam banyak kasus, hal tersebut terjadi. Permintaan akan lukisan sebagai elemen interior lebih dari sekadar apresiasi terhadap seni, membuat banyak lukisan diciptakan secara khusus untuk tujuan tersebut. Dengan kata lain, lukisan sering diproduksi secara komersial, bukan sebagai hasil dari proses kreatif yang murni.

Galeri

Lukisan pemandangan alam di sekitar rumah isolasi Pangeran Diponegoro karya Adrianus Johannes, sebelum 1872

 

Disadur dari: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Apa Yang Dimaksud Dengan Seni Lukis?

Seni Rupa

Gelombang Kreativitas yang Membahana: "Ekspresionisme Abstrak"

Dipublikasikan oleh Muhammad Ilham Maulana pada 15 Maret 2024


Ekspresionisme Abstrak di Amerika Serikat muncul sebagai gerakan seni yang berbeda dalam waktu singkat setelah Perang Dunia II dan mendapat pengakuan luas pada tahun 1950-an, sebuah pergeseran dari realitas sosial Amerika pada tahun 1930-an yang dipengaruhi oleh Depresi Besar dan muralis Meksiko. Istilah ini pertama kali diterapkan pada seni Amerika pada tahun 1946 oleh kritikus seni Robert Coates. Tokoh kunci dalam Sekolah New York, yang menjadi pusat gerakan ini, termasuk seniman seperti Arshile Gorky, Jackson Pollock, Franz Kline, Mark Rothko, Norman Lewis, Willem de Kooning, Adolph Gottlieb, Clyfford Still, Robert Motherwell, dan Theodoros Stamos di antara lainnya.

Gerakan ini tidak terbatas pada lukisan tetapi juga melibatkan kolagis dan pematung berpengaruh, seperti David Smith, Louise Nevelson, dan lain-lain. Ekspresionisme Abstrak sangat dipengaruhi oleh teknik penciptaan yang spontan dan intuitif dari seniman-seniman Surealis seperti André Masson dan Max Ernst. Seniman yang terkait dengan gerakan ini menggabungkan intensitas emosional dari Ekspresionisme Jerman dengan kosakata visual radikal dari sekolah avant-garde Eropa seperti Futurisme, Bauhaus, dan Kubisme yang Dirancang.

Ekspresionisme Abstrak dianggap sebagai gerakan yang pemberontak dan eksentrik, melibatkan berbagai gaya artistik, dan merupakan gerakan Amerika pertama yang secara khusus mencapai pengaruh internasional dan menempatkan Kota New York di pusat dunia seni Barat, peran yang sebelumnya diisi oleh Paris. Kritikus seni modern memainkan peran penting dalam perkembangannya. Kritikus seperti Clement Greenberg dan Harold Rosenberg mempromosikan karya seniman yang terkait dengan Ekspresionisme Abstrak, khususnya Jackson Pollock, melalui tulisan mereka. Konsep Rosenberg tentang kanvas sebagai "lapangan di mana beraksi" sangat penting dalam mendefinisikan pendekatan pelukis aksi. Ekspresionisme Abstrak mengarah pada perkembangan beberapa gerakan dan gaya seni pasca-perang, termasuk seni Pop, Moderisme, dan Neo-ekspresionisme, mempengaruhi beragam seniman Eropa dan Amerika yang mengikuti.

Istilah "ekspresionisme abstrak" diyakini pertama kali digunakan di Jerman pada tahun 1919 dalam majalah Der Sturm dalam referensi kepada Ekspresionisme Jerman. Alfred Barr menggunakan istilah ini pada tahun 1929 untuk menggambarkan karya-karya oleh Wassily Kandinsky.

Daftar ekspresionis abstrak

Ekspresionisme abstrak di Indonesia

Gerakan seni abstrak di Indonesia diyakini bermula dari Bandung, Jawa Barat. Ries Mulder, seorang pelukis dan dosen, mulai memperkenalkan seni abstrak dalam kurikulumnya di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1950-an, yang kemudian melahirkan sejumlah seniman baru seperti But Muchtar, Mochtar Apin, Ahmad Sadali, dan Rita Widagdo. Pengaruh dari Barat sangat terlihat dalam karya seni abstrak awal di Indonesia.

Pada tahun 1960-an, gerakan ini mulai bersaing dengan popularitas seni rupa realis dan dekoratif yang dipromosikan oleh Institut Seni Indonesia Yogyakarta (ISI) dan Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) di Yogyakarta.

Namun, pada tahun 1970-an, seni abstrak mulai mendominasi dalam kurikulum di Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia (STSRI), penerus ASRI. Pug juga menyatakan bahwa pengaruh Barat terhadap seniman asal Yogyakarta yang bisa menyatukan seni abstrak dan tradisional mulai berkurang. Gerakan ini juga menyebar ke Institut Kesenian Jakarta (IKJ) pada tahun 1980-an.

Meskipun gerakan seni abstrak mengalami penurunan pada dekade tersebut, namun kembali bergairah pada pertengahan 1990-an, meskipun gagal lagi pada awal tahun 2000-an.

Seniman besar

Seniman yang karyanya menggunakan Ekspresionisme Abstrak Amerika

  • Charles Alston
  • Karel Appel
  • Alice Baber
  • William Baziotes
  • Norman Bluhm
  • Louise Bourgeois
  • Ernest Briggs
  • James Brooks
  • Fritz Bultman
  • Hans Burkhardt
  • Jack Bush
  • Alexander Calder
  • Nicolas Carone
  • Giorgio Cavallon
  • John Chamberlain
  • Jean Dubuffet
  • Elaine de Kooning
  • Willem de Kooning
  • Robert De Niro, Sr.
  • Richard Diebenkorn
  • Mark di Suvero
  • Enrico Donati
  • Edward Dugmore
  • Friedel Dzubas
  • Jimmy Ernst
  • Herbert Ferber
  • Perle Fine
  • Sam Francis
  • Jane Frank
  • Helen Frankenthaler
  • Michael Goldberg
  • Robert Goodnough
  • Arshile Gorky
  • Adolph Gottlieb
  • Morris Graves
  • Cleve Gray
  • Philip Guston
  • David Hare
  • Grace Hartigan
  • Hans Hartung
  • Hans Hofmann
  • Paul Jenkins
  • Jasper Johns
  • Earl Kerkam
  • Franz Kline
  • Albert Kotin
  • Lee Krasner
  • Ibram Lassaw
  • Norman Lewis
  • Richard Lippold
  • Seymour Lipton
  • Morris Louis
  • Conrad Marca-Relli
  • Nicholas Marsicano
  • Mercedes Matter
  • Joan Mitchell
  • Robert Motherwell
  • Louise Nevelson
  • Barnett Newman
  • Isamu Noguchi (1904-1988), eniman dan arsitek Amerika Serikat
  • Kenzo Okada
  • Stephen Pace
  • Ray Parker
  • Jackson Pollock
  • Fuller Potter
  • Richard Pousette-Dart
  • Richard Pousette-Dart
  • Robert Rauschenberg
  • Ad Reinhardt
  • Milton Resnick
  • George Rickey
  • Jean Paul Riopelle
  • William Ronald
  • Theodore Roszak
  • Mark Rothko
  • Anne Ryan
  • Louis Schanker
  • Jon Schueler
  • Charles Seliger
  • Pablo Serrano
  • Harold Shapinsky
  • David Smith
  • Nicolas de Staël
  • Theodoros Stamos
  • Frank Stella
  • Joe Stefanelli
  • Hedda Sterne
  • Clyfford Still
  • Antoni Tàpies
  • Alma Thomas
  • Mark Tobey
  • Bradley Walker Tomlin
  • Cy Twombly
  • Jack Tworkov
  • Esteban Vicente
  • Peter Voulkos
  • Hale Woodruff
  • Emerson Woelffer
  • Taro Yamamoto
  • Manouchehr Yektai

 

Seniman Indonesia

  • Seniman Indonesia yang karyanya menggunakan Ekspresionisme Abstrak :[2][3]
  • A.D. Pirous (lahir 1932)
  • Ahmad Sadali (1924-1987)
  • Amri Yahya (1939-2004)
  • Anton Afganial (lahir 1990)[4]
  • Arin Dwihartanto Sunaryo (lahir 1987)[5]
  • Bunga Yuridespita (1989)[6]
  • But Muchtar (1930-1993)
  • Christine Ay Tjoe (lahir 1973)
  • Erna Garnasih Pirous (lahir 1941)
  • Fadjar Sidik (1930-2004)
  • F. X. Jeffrey Sumampouw (lahir 1956)[7]
  • Handrio (1926-2010)
  • FX Harsono (lahir 1949)
  • Irawan Karseno (lahir 1960)
  • Made Wianta (1949-2020)
  • Made Sumidasya (lahir 1971)[8]
  • Mochtar Apin (1923-1994)
  • Ries Mulder (1909-1973)
  • Nana Tedja (lahir 1971)[9]
  • Nashar (1928-1994)
  • Nunung WS (lahir 1948)
  • I Nyoman Erawan (lahir 1958)
  • Oesman Effendi (1919-1985)
  • Rita Widagdo (lahir 1939)
  • Salim (1908-2008)
  • Sulebar M. Soekarman (lahir 1943)
  • Sunaryo (lahir 1943)
  • Srihadi Soedarsono (lahir 1931)
  • Tisna Sanjaya (lahir 1958)
  • Umi Dachlan (1942-2009)
  • Yoes Rizal (lahir 1956)
  • Zaini (1926-1977)

Gerakan terkait, gaya, tren dan sekolah

  • Action painting
  • American Abstract Artists
  • Arte Povera
  • Asemic writing
  • Avant-garde
  • Bidang Warna
  • CoBrA
  • Dadaisme
  • Dinamika Keruangan
  • Ekspresionisme
  • Futurisme
  • Impressionisme Abstrak
  • Informalisme
  • Kubisme
  • Les Automatistes
  • Les Plasticiens
  • Lirisisme
  • Minimalisme
  • Modernisme
  • Neo-Ekspresionisme
  • New York School
  • New European Painting
  • Pop art
  • Seni abstrak
  • Seni Konkret
  • Seni Kontemporer
  • Seni Lukis
  • Sumatraisme
  • Surealisme
  • Surealisme Organik
  • Tachisme
  • 9th Street Art Exhibition

 

Disadur dari: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Gelombang Kreativitas yang Membahana: "Ekspresionisme Abstrak"

Seni Rupa

Program Studi Sarjana Seni Rupa, Apa yang Dipelajari, Prospek Kerja

Dipublikasikan oleh Muhammad Ilham Maulana pada 15 Maret 2024


Seni Rupa adalah ilmu yang mempelajari tentang keindahan, yakni secara teori dan prakteknya. Beberapa hal yang akan teman-teman pelajari pada program studi Seni Rupa diantaranya melukis, mematung, menggrafis, membuat keramik hingga penerapan ilmu-ilmu seni, seperti sejarah dan perkembangan Seni Rupa sekarang ini.

Deskripsi
Program Sarjana Seni Rupa di FSRD ITB telah menjadi elemen integral dalam pendidikan dan praktik seni rupa di Indonesia dan global.

Tujuan
Dengan dukungan dari pengajar yang berpengalaman, seniman terkenal secara nasional dan internasional, serta peneliti terkemuka, mahasiswa akan menggali aspek-aspek seni rupa dengan mempertimbangkan keunikan, kemampuan, minat, dan bakat individu mereka. Tujuan program ini adalah untuk melatih mahasiswa agar menjadi ahli dalam ranah seni rupa, baik secara lokal, nasional, regional, maupun internasional.

Bidang Kajian
Program ini menawarkan empat jalur minat yang dapat diikuti oleh mahasiswa:
- Seni Rupa 2 Dimensi
- Seni Rupa 3 Dimensi
- Seni Rupa Intermedia
- Kajian Seni Rupa

Prospek Kerja

Seorang alumni Seni Rupa bisa bekerja di berbagai tempat atau memilih beraneka profesi diantaranya :

  • Seniman
  • Instansi Pemerintah atau Swasta

Lulusan Seni Rupa bisa bekerja sebagai pengajar dan peneliti di instansi pemerintah seperti : Perguruan tinggi Negeri, Departemen Pariwisata

  • Galeri

Galeri-galeri pemerintah maupun swasta sebagai kurator, kritikus seni.

  • Majalah Seni

Alumni Seni Rupa bisa menjadi chief editor masalah seni

  • TV

Menjadi pengasuh acara seni dan budaya

  • ART consultant

Alumni Seni Rupa bisa membuka sebuah usaha dibidang perencanaan karya-karya seni, seperti monumental

  • Wiraswasta

Alumni Seni Rupa bisa menjadi art dealer dan art supply


Disadur dari: itb.ac.id

Selengkapnya
Program Studi Sarjana Seni Rupa, Apa yang Dipelajari, Prospek Kerja

Seni Rupa

Apakah itu Seni Abstrak dan Bagaimana Sejarahnya?

Dipublikasikan oleh Muhammad Ilham Maulana pada 15 Maret 2024


Seni adalah hasil dari imajinasi dan kreativitas penciptanya, yang bisa mengambil berbagai bentuk, termasuk representasi obyek di dunia nyata seperti lukisan manusia atau patung hewan. Namun, ada juga jenis seni yang tidak menggambarkan obyek nyata, yang dikenal sebagai seni abstrak. Seni abstrak memiliki ciri uniknya sendiri dan sering lebih bebas dalam penggunaan unsur garis, bentuk, dan warna.

Pengertian seni abstrak, menurut Mikke Susanto dalam Jeihan: Maestro Ambang Nyata dan Maya (2017), adalah karya seni yang mencakup unsur-unsur garis, bentuk, dan warna yang tidak terikat pada bentuk alam. Dalam seni abstrak, fokusnya bukanlah pada representasi objek alam, tetapi mungkin menggunakan bentuk alam sebagai motif dasar.

Kriteria yang sering digunakan untuk mengulas seni abstrak adalah ekspresionalisme, di mana seniman mengungkapkan diri mereka melalui karya seni yang keluar dari imajinasi mereka, bukan meniru alam dunia. Sejarah seni abstrak dimulai dari Barat pada abad ke-19 dan berkembang pesat di Amerika Serikat pada awal abad ke-20, menandai kemunculan aliran seni baru yang melampaui aliran-aliran rasionalisme dan realisme.

Seni abstrak memiliki ciri unik yang membedakannya dari seni lainnya. Bentuknya sering tidak dikenali dan tidak terhubung dengan objek dunia nyata, meskipun mungkin menimbulkan asosiasi dengan objek tertentu jika dilihat secara lebih dalam. Penggunaan warna dalam seni abstrak juga unik, dengan perpaduan warna yang diolah sedemikian rupa untuk menciptakan harmoni visual yang khas.

Contoh karyanya

Contoh karya seni abstrak

Di atas adalah salah satu contoh karya seni abstrak berupa lukisan. Saat melihatnya, kita tidak dapat mengidentifikasi obyek yang digambarkan oleh seniman tersebut. Keberagaman warna dan bentuk yang tidak sesuai dengan objek nyata alam adalah karakteristik khas dari seni abstrak.
 

Disadur dari: kompas.com

Selengkapnya
Apakah itu Seni Abstrak dan Bagaimana Sejarahnya?
page 1 of 2 Next Last »