Supply Chain Management

Intermediate good (barang setengah jadi)

Dipublikasikan oleh Admin pada 30 April 2023


Barang setengah jadi, barang produksi atau produk setengah jadi adalah barang, seperti barang setengah jadi, yang digunakan sebagai input dalam produksi barang lain termasuk barang jadi. Sebuah perusahaan dapat membuat dan kemudian menggunakan barang setengah jadi, atau membuat dan kemudian menjual, atau membeli kemudian menggunakannya. Dalam proses produksi, barang setengah jadi menjadi bagian dari produk akhir, atau diubah tanpa bisa dikenali lagi dalam proses. Ini berarti barang setengah jadi dijual kembali di antara industri.

Mesin mobil adalah contoh barang setengah jadi, dan digunakan dalam produksi barang akhir, mobil rakitan (By I, Frila, CC BY-SA 3.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=2494946)

Barang setengah jadi tidak dihitung dalam PDB suatu negara, karena itu berarti penghitungan ganda, karena hanya produk akhir yang harus dihitung, dan nilai barang setengah jadi dimasukkan dalam nilai barang akhir.

Metode nilai tambah dapat digunakan untuk menghitung jumlah barang setengah jadi yang dimasukkan ke dalam PDB. Pendekatan ini menghitung setiap tahap pemrosesan yang termasuk dalam produksi barang akhir.

Karakterisasi barang setengah jadi sebagai barang fisik dapat menyesatkan, karena di negara maju, sekitar setengah dari nilai input antara terdiri dari jasa.

Barang perantara umumnya dapat dibuat dan digunakan dalam tiga cara berbeda. Pertama, sebuah perusahaan dapat membuat dan menggunakan barang setengah jadinya sendiri. Kedua, sebuah perusahaan dapat memproduksi barang setengah jadi dan menjualnya kepada orang lain. Ketiga, perusahaan dapat membeli barang setengah jadi untuk memproduksi barang setengah jadi sekunder atau barang jadi.

Contoh

  • Gula – gula digunakan sebagai barang akhir (saat dijual sebagai gula di supermarket) atau sebagai masukan (bila digunakan sebagai bahan dalam produk makanan lain)
  • Baja – bahan mentah yang digunakan dalam produksi banyak barang lain, seperti sepeda.
  • Mesin mobil - Beberapa perusahaan membuat dan menggunakan sendiri, yang lain membelinya dari produsen lain sebagai barang setengah jadi, kemudian menggunakannya di mobil mereka sendiri.
  • Cat, kayu lapis, pipa dan tabung, dan bagian tambahan.
  • kayu - kayu digunakan dalam berbagai keperluan untuk konstruksi bangunan atau produksi mebel
  • gelas – gelas bisa digunakan untuk membuat piring, gelas, botol atau jendela
  • garam - garam digunakan di hampir semua produksi makanan
  • perak dan emas - perak dan emas dapat digunakan untuk membuat perhiasan, peralatan makan atau elektronik, atau untuk hiasan (bahkan pada makanan)
  • Contoh yang menarik adalah penggunaan klorin dalam produksi poliuretan, yang tidak mengandung klorin. Garam batu dielektrolisis untuk menghasilkan klorin, yang direaksikan dengan karbon monoksida untuk menghasilkan fosgen. Fosgen, senyawa klorin, dan diamina kemudian direaksikan untuk menghasilkan asam diisosianat dan asam klorida yang dinetralkan secara in situ. Klorin dihilangkan sebagai limbah garam klorida. Diisosianat bereaksi dengan diol untuk menghasilkan poliuretan, yang tidak mengandung klorin. Klorin digunakan karena klorin cukup elektronegatif untuk menghasilkan isosianat, tetapi tidak menjadi bagian dari produk; itu menurunkan ekonomi atom.

Sumber: wikipedia

 

Selengkapnya
Intermediate good (barang setengah jadi)

Supply Chain Management

Raw material (bahan baku)

Dipublikasikan oleh Admin pada 30 April 2023


Bahan baku, juga dikenal sebagai feedstock, bahan yang belum diproses, atau komoditas primer, adalah bahan dasar yang digunakan untuk memproduksi barang, barang jadi, energi, atau bahan setengah jadi yang merupakan bahan baku untuk produk jadi di masa mendatang. Sebagai bahan baku, istilah tersebut berkonotasi bahwa bahan-bahan ini adalah aset penghambat dan diperlukan untuk menghasilkan produk lain.

Istilah bahan baku menunjukkan bahan dalam keadaan tidak diproses atau diproses secara minimal seperti lateks mentah, minyak mentah, kapas, batu bara, biomassa mentah, bijih besi, plastik, udara, kayu gelondongan, dan air.[1] Istilah bahan baku sekunder menunjukkan bahan limbah yang telah didaur ulang dan disuntikkan kembali untuk digunakan sebagai bahan produktif

Belerang di pelabuhan di Vancouver Utara, British Columbia, siap dimuat ke kapal

Bahan baku dalam rantai pasokan

Rantai pasokan biasanya dimulai dengan akuisisi atau ekstraksi bahan mentah.[3] Sebagai contoh, Komisi Eropa mencatat bahwa rantai suplai makanan dimulai pada fase produksi pangan pertanian.[4]

Lateks dikumpulkan dari pohon karet yang disadap

Sebuah laporan tahun 2022 tentang perubahan yang memengaruhi perdagangan internasional mencatat bahwa peningkatan sumber bahan mentah telah menjadi salah satu tujuan utama perusahaan untuk mengonfigurasi ulang rantai pasokan mereka.[5]

Dalam survei tahun 2022 yang dilakukan oleh SAP, di mana 400 pemimpin logistik dan rantai pasokan yang berbasis di AS diwawancarai, 44% responden menyebutkan kurangnya bahan baku sebagai alasan masalah rantai pasokan mereka. Perkiraan untuk tahun 2023, 50% responden memperkirakan berkurangnya ketersediaan bahan mentah di AS akan mendorong gangguan rantai pasokan.[6]

Pasar bahan mentah

Pasar bahan baku dipengaruhi oleh perilaku konsumen, ketidakpastian rantai pasokan, gangguan produksi, dan regulasi, di antara faktor-faktor lainnya. Hal ini mengakibatkan pasar bahan baku yang fluktuatif sehingga sulit untuk dioptimalkan dan dikelola. Perusahaan dapat berjuang ketika dihadapkan dengan volatilitas bahan baku karena kurangnya pemahaman tentang permintaan pasar, visibilitas yang buruk atau tidak ada dalam rantai pasokan tidak langsung, dan jeda waktu perubahan harga bahan baku.[7]

Volatilitas di pasar bahan baku juga dapat didorong oleh bencana alam dan konflik geopolitik. Pandemi Covid-19 mengganggu industri baja, dan begitu permintaan pulih, harga naik 250% di AS. Perang di Ukraina menyebabkan harga gas alam meningkat sebesar 50% pada tahun 2022.[8]

Pengolahan bahan baku

Keramik

Meskipun tembikar berasal dari banyak tempat berbeda di seluruh dunia, dapat dipastikan bahwa tembikar sebagian besar terungkap melalui Revolusi Neolitik. Itu penting karena itu adalah cara para agraria pertama untuk menyimpan dan membawa persediaan yang berlebih. Sementara sebagian besar guci dan pot adalah keramik tanah liat api, komunitas Neolitik juga menciptakan kiln yang mampu membakar bahan tersebut untuk menghilangkan sebagian besar air untuk membuat bahan yang sangat stabil dan keras. Tanpa kehadiran tanah liat di tepi sungai Tigris dan Efrat di Bulan Sabit Subur, tempat pembakaran semacam itu tidak mungkin diproduksi oleh orang-orang di wilayah tersebut. Dengan menggunakan kiln ini, proses metalurgi dapat dilakukan setelah Zaman Perunggu dan Besi menimpa orang-orang yang tinggal di sana.[9]

Metalik

Banyak bahan logam mentah yang digunakan untuk keperluan industri harus diproses terlebih dahulu menjadi keadaan yang dapat digunakan. Bijih logam pertama-tama diproses melalui kombinasi penghancuran, pemanggangan, pemisahan magnetik, pengapungan, dan pencucian agar sesuai untuk digunakan dalam pengecoran. Pengecoran kemudian melebur bijih menjadi logam yang dapat digunakan yang dapat dicampur dengan bahan lain untuk meningkatkan sifat tertentu.[10] Salah satu bahan baku logam yang umum ditemukan di seluruh dunia adalah besi, dan digabungkan dengan nikel, bahan ini membentuk lebih dari 35% bahan di inti dalam dan luar bumi.[11] Besi yang awalnya digunakan sejak 4000 SM disebut besi meteorik dan ditemukan di permukaan bumi. Jenis besi ini berasal dari meteorit yang menghantam Bumi sebelum manusia muncul, dan persediaannya sangat terbatas. Jenis ini tidak seperti kebanyakan besi di Bumi, karena besi di Bumi jauh lebih dalam daripada yang bisa digali manusia pada periode waktu itu. Kandungan nikel besi meteorik membuatnya tidak perlu dipanaskan, melainkan dipalu dan dibentuk menjadi perkakas dan senjata.[12]

Bijih besi

Tambang Bijih Besi Vyasanakere di Karnataka, India

Bijih besi dapat ditemukan dalam berbagai bentuk dan sumber. Bentuk utama bijih besi saat ini adalah Hematit dan Magnetit. Meskipun bijih besi dapat ditemukan di seluruh dunia, hanya endapan dalam jumlah jutaan ton yang diproses untuk keperluan industri.[13] Lima besar pengekspor bijih besi adalah Australia, Brasil, Afrika Selatan, Kanada, dan Ukraina.[14] Salah satu sumber pertama bijih besi adalah besi rawa. Besi rawa berbentuk nodul seukuran kacang polong yang tercipta di bawah rawa gambut di dasar pegunungan.[15]

Konflik bahan baku

Tempat-tempat dengan bahan mentah yang melimpah dan sedikit perkembangan ekonomi sering menunjukkan fenomena yang dikenal sebagai "penyakit Belanda" atau "kutukan sumber daya", yang terjadi ketika ekonomi suatu negara terutama didasarkan pada ekspornya karena metode tata kelolanya.[16] 
 

 

Selengkapnya
Raw material (bahan baku)

Supply Chain Management

Supplier

Dipublikasikan oleh Admin pada 30 April 2023


Supplier, atau pemasok, adalah entitas bisnis yang menyediakan bahan baku untuk entitas bisnis lainnya. Namun, supplier tak hanya menjadi penyedia bahan baku saja. Supplier juga dapat menjadi penyedia jasa.

Gambaran

Supplier berada di posisi teratas dalam rantai pasok. Dalam bisnis-ke-bisnis atau B2B, supplier menyediakan bahan baku untuk manufaktur. Istilah supplier sering disamakan dengan vendor.

Supplier memiliki peran dalam berbagai industri. Sebagai pemasok, ia menyediakan bahan mentah atau barang setengah jadi untuk diolah menjadi barang jadi yang siap dijual. Dalam proses produksi, supplier memasok bahan baku agar dapat diolah sehingga bertambah nilai gunanya.

Umumnya, supplier tidak menjual langsung ke tangan pengguna akhir atau konsumen. Supplier menjual produk secara grosir kepada:

  • Manufaktur
  • Distributor
  • Reseller
  • Eceran atau ritel
  • Waralaba
  • Toko kelontong

Peran supplier dalam bisnis adalah sebagai berikut:

  • Menyediakan bahan baku
  • Mematuhi aturan hukum yang berlaku mulai dari standar produk hingga aturan ketenagakerjaan
  • Menggerakkan siklus produksi
  • Memberikan peluang bahan baku yang disediakan memiliki harga dan kualitas terbaik
  • Memastikan produk jadi yang berkualitas
  • Memastikan tak adanya konflik kepentingan dengan pihak-pihak yang terkait dalam rantai pasok

Dalam pemasaran, supplier atau pemasok adalah salah satu faktor mikro strategi pemasaran. Walau supplier tak terhubung langsung dengan pengguna akhirm supplier perlu menyediakan bahan baku sesuai kebutuhan pasar. Bahan baku tersebut akan diolah menjadi produk yang dibutuhkan oleh konsumen.

Sejarah dan Perkembangannya

Dahulu, sebelum masa revolusi industri, produk dibuat oleh pengrajin. Produk hanya dibuat dengan kualitas terbaik sehingga menjadikan harganya mahal. Hanya segelintir orang saja yang mampu membelinya. Meningkatnya kualitas dan kompleksitas produk memunculkan kebutuhan supplier. Hal ini memunculkan supplier-supplier potensial. Potensi mereka dilihat dari:

  • Kualitas bahan baku sesuai dengan kebutuhan manufaktur
  • Total jumlah produk yang dibutuhkan
  • Layanan lain yang menjadi nilai tambah, di luar kualitas produk dan harganya
  • Harga bahan baku

Ketika supplier telah dipilih oleh bagian pengadaan, prosesnya belum usai. Supplier akan terlu dievaluasi agar kualitasnya tetap terjaga dan kerja sama tetap berlangsung.

Sumber: wikipedia

 

Selengkapnya
Supplier

Supply Chain Management

Manajemen Rantai Pasok

Dipublikasikan oleh Siti Nur Rahmawati pada 22 Agustus 2022


Manajemen Rantai Pasok adalah sebuah sistem terkoordinasi yang terdiri atas organisasi, sumber daya manusia, aktivitas, informasi, dan sumber-sumber daya lainya yang terlibat secara bersama-sama dalam memindahkan suatu produk atau jasa baik dalam bentuk fisik maupun virtual dari suatu pemasok kepada pelanggan.

Tujuan yang hendak dicapai dari setiap rantai pasok adalah untuk memaksimalkan nilai dan profit yang dihasilkan secara keseluruhan (Chopra, 2001, h5). Rantai pasok yang terintegrasi akan meningkatkan keseluruhan nilai yang dihasilkan oleh rantai pasok tersebut. Sebagai contoh: jika barang yang diterima konsumen rusak, maka konsumen berhak mengembalikan barang tersebut untuk diperbaiki (rework), atau diganti dengan produk baru oleh produsen. Setelah barang/jasa dikonsumsi oleh konsumen, maka konsumen akan memberikan umpan balik berupa informasi kepuasan konsumen.

Pengertian

Sejak awal 2017-an, khususnya di Indonesia, Digital Disruption (DD) membuat konsep supply chain beradaptasi. DD merupakan gejala yang diakibatkan oleh perkembangan teknologi informasi digital yang mengubah level dan platform “persaingan usaha”. Sebagai istilah populer, manajemen rantai pasok memiliki beragam makna. Secara sederhana, manajemen rantai pasok dapat didefinisikan sebagai bagaimana cara mengelola rantai pasokan yang efektif dan efisien. Semua jenis aliran informasi yang menjadi tulang punggung semua pihak yang terlibat, ada dan terpusat pada manajemen rantai pasok. SCM diilustrasikan sebagai proses yang berhubungan dengan supplier, pabrik, dan pelanggan.

Manajemen Rantai Pasok adalah koordinasi dari bahan, informasi dan arus keuangan antara perusahaan yang berpartisipasi. Manajemen rantai pasok bisa juga berarti seluruh jenis kegiatan komoditas dasar hingga penjualan produk akhir ke konsumen untuk mendaur ulang produk yang sudah dipakai.

  • Arus material melibatkan arus produk fisik dari pemasok sampai konsumen melalui rantai, sama baiknya dengan arus balik dari retur produk, layanan, daur ulang dan pembuangan.
  • Arus informasi meliputi ramalan permintaan, transmisi pesanan dan laporan status pesanan, arus ini berjalan dua arah antara konsumen akhir dan penyedia material mentah.
  • Arus keuangan meliputi informasi kartu kredit, syarat-syarat kredit, jadwal pembayaran dalam penetapan kepemilikandan pengiriman. (Kalakota, 2000, h198)

Menurut Turban, Rainer, Porter (2004, h321), terdapat 3 macam komponen rantai pasok, yaitu:

  • Rantai Pasok Hulu/Upstream supply chain

Bagian upstream (hulu) supply chain meliputi aktivitas dari suatu perusahaan manufaktur dengan para penyalurannya (yang mana dapat manufaktur, assembler, atau kedua-duanya) dan koneksi mereka kepada pada penyalur mereka (para penyalur second-trier). Hubungan para penyalur dapat diperluas kepada beberapa strata, semua jalan dari asal material (contohnya bijih tambang, pertumbuhan tanaman). Di dalam upstream supply chain, aktivitas yang utama adalah pengadaan.

  • Manajemen Internal Rantai Pasok/Internal supply chain management

Bagian dari internal supply chain meliputi semua proses pemasukan barang ke gudang yang digunakan dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam keluaran organisasi itu. Hal ini meluas dari waktu masukan masuk ke dalam organisasi. Di dalam rantai pasok internal, perhatian yang utama adalah manajemen produksi, pabrikasi, dan pengendalian persediaan.

  • Segmen Rantai Pasok Hilir/Downstream supply chain segment

Downstream (arah muara) supply chain meliputi semua aktivitas yang melibatkan pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream supply chain, perhatian diarahkan pada distribusi, pergudangan, transportasi, dan after-sales-service.

Komponen

Fasilitas

Dimanakah kantor/pabrik/fasilitas setiap unit rantai pasok harus ditentukan?. Tujuan menentukan lokasi fasilitas adalah meminimumkan biaya pengiriman, meningkatkan fleksibilitas dan efisiensi, dan mendekatkan produsen ke konsumennya. Semakin banyak sebaran lokasi kantor/pabrik/fasilitas secara geografis, maka semakin tinggi tingkat responsif perusahaan terhadap kebutuhan konsumen.

Proses Produksi

Produk/jasa apa yang dibutuhkan oleh pasar?. Berapa banyak yang harus diproduksi sesuai kebutuhan pasar?. Proses produksi meliputi aktivitas penentuan barang/jasa yang diproduksi dan perencanaan kapasitas proses produksi untuk membuat barang dan jasa sesuai dengan kebutuhan pasar.

Sediaan (Gudang)

Berapa banyak barang yang harus disimpan pada tiap unit rantai pasok?. Sediaan muncul karena ada perbedaan antara pasokan dan permintaan atau perbedaan waktu siklus antar aliran barang. Monitor dari sediaan ini termasuk berapa lama barang disimpan, jenis penanganan, dan sistem perhitungan akuntasinya.

Transportasi

Transportasi mendukung proses perpindahan barang diantara pihak-pihak dalam rantai pasok. Terdapat beberapa pertimbangan pada komponen ini, seperti: tipe moda transportasi yang akan digunakan, biaya transportasi, dan pemilihan rute pengiriman terbaik.

Sistem Informasi

Penggunaan EDI (''Electronic Data Interchange'') sebagai alat bantu koordinasi antar pihak di dalam rantai pasok. Hal ini dilakukan untuk membantu meramalkan peluang bisnis di masa depan dan untuk mengintegrasikan informasi dari seluruh unit divisi perusahaan.

Pemasok

Sistem rantai ini terdiri atas proses pemilihan pemasok, mengevaluasi kinerja pemasok, memantau kegiatan operasional pemasok dan pengembangan produk baru.

Harga

Sistem rantai ini terdiri atas penentuan harga produk yang akan dijual kepada konsumen.

Permasalahan

Manajemen Rantai Pasok harus memasukan problem dibawah:

  • Distribusi Konfigurasi Jaringan: Jumlah dan lokasi supplier, fasilitas produksi, pusat distribusi ( distribution centre/D.C.), gudang dan pelanggan.
  • Strategi Distribusi: Sentralisasi atau desentralisasi, pengapalan langsung, Berlabuh silang, strategi menarik atau mendorong, logistik orang ke tiga.
  • Informasi: Sistem terintregasi dan proses melalui rantai pasok untuk membagi informasi berharga, termasuk permintaan sinyal, perkiraan, inventaris dan transportasi dsb.
  • Manajemen Inventaris: Kuantitas dan lokasi dari inventaris termasuk barang mentah, proses kerja, dan barang jadi.
  • Aliran dana: Mengatur syarat pembayaran dan metodologi untuk menukar dana melewati entitas di dalam rantai pasok.

Eksekusi rantai pasok ialah mengatur dan koordinasi pergerakan material, informasi dan dana di antara rantai pasok tersebut. Alurnya sendiri dua arah.

Fungsi

Manajemen rantai pasok ialah pendekatan antar-fungsi (cross functional) untuk mengatur pergerakan material mentah kedalam sebuah organisasi dan pergerakan dari barang jadi keluar organisasi menuju konsumen akhir. Sebagaimana korporasi lebih fokus dalam kompetensi inti dan lebih fleksibel, mereka harus mengurangi kepemilikan mereka atas sumber material mentah dan kanal distribusi. Fungsi ini meningkat menjadi kekurangan sumber ke perusahaan lain yang terlibat dalam memuaskan permintaan konsumen, sementara mengurangi kontrol manajemen dari logistik harian. Pengendalian lebih sedikit dan partner rantai pasok menuju ke pembuatan konsep rantai pasok. Tujuan dari manajemen rantai pasok ialah meningkatkan kepercayaan dan kolaborasi di antara rekanan rantai pasok, dan meningkatkan inventaris dalam kejelasannya dan meningkatkan percepatan inventori.

Secara garis besar, fungsi manajemen ini bisa dibagi tiga, yaitu distribusi, jejaring dan perencaan kapasitas, dan pengembangan rantai pasok. Beberapa model telah diajukan untuk memahami aktivitas yang dibutuhkan untuk mengatur pergerakan material di organisasi dan batasan fungsional. SCOR adalah model manajemen rantai pasok yang dipromosikan oleh Majelis Manajemen Rantai Pasok. Model lain ialah SCM yang diajukan oleh Global Supply Chain Forum (GSCF). Aktivitas rantai pasok bisa dikelompokan ke tingkat strategi, taktis, dan operasional.[butuh rujukan]

Strategis

  • Optimalisasi jaringan strategis, termasuk jumlah, lokasi, dan ukuran gudang, pusat distribusi dan fasilitas
  • Rekanan strategis dengan pemasok, distributor, dan pelanggan, membuat jalur komunikasi untuk informasi amat penting dan peningkatan operasional seperti cross docking, pengapalan langsung dan logistik orang ketiga
  • Rancangan produk yang terkoordinasi, jadi produk yang baru ada bisa diintregasikan secara optimal ke rantai pasok,manajemen muatan
  • Keputusan dimana membuat dan apa yang dibuat atau beli
  • Menghubungkan strategi organisasional secara keseluruhan dengan strategi pasokan

Taktis

  • Kontrak pengadaan dan keputusan pengeluaran lainnya
  • Pengambilan Keputusan produksi, termasuk pengontrakan, lokasi, dan kualitas dari inventori
  • Pengambilan keputusan inventaris, termasuk jumlah, lokasi, penjadwalan, dan definisi proses perencanaan.
  • Strategi transportasi, termasuk frekuensi, rute, dan pengontrakan
  • Benchmarking atau pencarian jalan terbaik atas semua operasi melawan kompetitor dan implementasi dari cara terbaik diseluruh perusahaan
  • Gaji berdasarkan pencapaian

Operasional

  • Produksi harian dan perencanaan distribusi, termasuk semua hal di rantai pasok
  • Perencanaan produksi untuk setiap fasilitas manufaktru di rantai pasok (menit ke menit)
  • Perencanaan permintaan dan prediksi, mengkoordinasikan prediksi permintaan dari semua konsumen dan membagi prediksi dengan semua pemasok
  • Perencanaan pengadaan, termasuk inventaris yang ada sekarang dan prediksi permintaan, dalam kolaborasi dengan semua pemasok
  • Operasi inbound, termasuk transportasi dari pemasok dan inventaris yang diterima
  • Operasi produksi, termasuk konsumsi material dan aliran barang jadi (finished goods)
  • Operasi outbound, termasuk semua aktivitas pemenuhan dan transportasi ke pelanggan
  • Pemastian perintah, penghitungan ke semua hal yang berhubungan dengan rantai pasok, termasuk semua pemasok, fasilitas manufaktur, pusat distribusi, dan pelanggan lain

Strukturisasi dan Tiering

Jika dilihat lebih dekat pada apa yang terjadi dalam kenyataannya, istilah rantai pasok mewakili sebuah serial sederhana dari hubungan antara komoditas dasar dan produk akhir. Produk akhir membutuhkan material tambahan kedalam proses manufaktur.

Arus material dan informasi

Tujuan dalam rantai pasok ialah memastikan material terus mengalir dari sumber ke konsumen akhir. Bagian-bagian (parts) yang bergerak di dalam rantai pasok haruslah berjalan secepat mungkin. Dan dengan tujuan mencegah terjadinya penumpukan inventori di satu lokal, arus ini haruslah diatur sedemikian rupa agar bagian-bagian tersebut bergerak dalam koordinasi yang teratur. Istilah yang sering digunakan ialah synchronous. (Knill, 1992)

“ tujuannya selalu berlanjut, arus synchronous. Berlanjut artinya tidak ada interupsi, tidak ada bola yang jatuh, tidak ada akumulasi yang tidak diperlukan. Dan synchronous berarti semuanya berjalan seperti balet. Bagian-bagian dan komponen-komponen dikirim tepat waktu, dalam sekuensi yang seharusnya, sama persis sampai titik yang mereka butuhkan. ”

Terkadang sangat susah untuk melihat sifat arus "akhir ke akhir" dalam rantai pasok yang ada. Efek negatif dari kesulitan ini termasuk penumpukan inventori dan respon tidak keruan pada permintaan konsumen akhir. Jadi, strategi manajemen membutuhkan peninjauan yang holistik pada hubungan pasokan.

Teknologi informasi memungkinkan pembagian cepat dari data permintaan dan penawaran. Dengan membagi informasi di seluruh rantai pasok ke konsumen akhir, kita bisa membuat sebuah rantai permintaan, diarahkan pada penyediaan nilai konsumen yang lebih. Tujuannya ialha mengintegrasikan data permintaan dan pasokan jadi gambaran yang akuarasinya sudah meningkat dapat diambil tentang sifat dari proses bisnis, pasar dan konsumen akhir. Integrasi ini sendiri memungkinkan peningkatan keunggulan kompetitif. Jadi dengan adanya integrasi ini dalam rantai pasok akan meningkatkan ketergantungan dan inventori minimum.

Sistem informasi dan manajemen rantai pasok

Ketidakefisienan dalam rantai pasokan, seperti kekurangan suku cadang, kapasitas pabrik yang kurang dimanfaatkan, persediaan barang jadi yang berlebihan, atau biaya transportasi yang tinggi, disebabkan oleh informasi yang tidak akurat atau tidak tepat waktu. Misalnya, produsen mungkin menyimpan terlalu banyak komponen dalam persediaan karena mereka tidak tahu persis kapan mereka akan menerima pengiriman berikutnya dari pemasok mereka. Pemasok dapat memesan bahan baku terlalu sedikit karena mereka tidak memiliki informasi yang tepat tentang permintaan. Ketidakefisienan rantai pasokan ini menghabiskan sebanyak 25 persen dari biaya operasi perusahaan.

Jika pabrikan memiliki informasi yang sempurna tentang berapa banyak unit produk yang diinginkan pelanggan, kapan mereka menginginkannya, dan kapan mereka bisa diproduksi, akan mungkin untuk menerapkan strategi just-in-time yang sangat efisien. Komponen akan tiba tepat pada saat dibutuhkan, dan barang jadi akan dikirim saat mereka meninggalkan jalur perakitan.

Namun, dalam rantai pasokan, ketidakpastian muncul karena banyak peristiwa tidak dapat diramalkan — permintaan produk yang tidak pasti, keterlambatan pengiriman dari pemasok, suku cadang atau bahan baku yang cacat, atau gangguan proses produksi. Untuk memuaskan pelanggan, produsen sering kali berurusan dengan ketidakpastian dan kejadian tak terduga dengan menyimpan lebih banyak bahan atau produk dalam inventaris daripada yang mereka pikir sebenarnya mereka butuhkan. The safety stock bertindak sebagai penyangga karena kurangnya fleksibilitas dalam rantai pasokan. Meskipun kelebihan persediaan mahal, tingkat pengisian yang rendah juga mahal karena bisnis dapat hilang dari pesanan yang dibatalkan.

Salah satu masalah berulang dalam manajemen rantai pasokan adalah efek bullwhip, di mana informasi tentang permintaan untuk produk terdistorsi ketika melewati dari satu entitas ke entitas berikutnya di seluruh rantai pasokan. Sedikit peningkatan permintaan untuk suatu barang dapat menyebabkan anggota yang berbeda dalam rantai pasokan — distributor, pabrikan, pemasok, pemasok sekunder (pemasok), dan pemasok tersier (pemasok pemasok) - untuk persediaan persediaan sehingga masing-masing memiliki persediaan yang cukup dalam hal. Perubahan ini bergejolak di sepanjang rantai pasokan, memperbesar apa yang dimulai sebagai perubahan kecil dari pesanan yang direncanakan, menciptakan kelebihan persediaan, produksi, pergudangan, dan biaya pengiriman.

 

Sumber Artikel: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Manajemen Rantai Pasok

Supply Chain Management

Sistem Manajemen Transportasi dan Gudang

Dipublikasikan oleh Siti Nur Rahmawati pada 22 Agustus 2022


Sistem manajemen transportasi dan gudang atau transportation and warehouse management system (TWMS) adalah aplikasi perangkat lunak yang mendukung perusahaan eCommerce, distribusi, dan logistik pihak ketiga (3PL) dalam manajemen rantai pasokan.

TWMS membantu manajer rantai pasokan dalam mengawasi operasi harian bisnis mereka di bidang pengorganisasian, pengarahan, perencanaan, penjadwalan shift dan staf, manajemen inventaris, penerimaan pesanan, pemrosesan pesanan, pengambilan, dan pengiriman. Ini menggabungkan semua aspek sistem manajemen transportasi tradisional (TMS) dengan sistem manajemen gudang (WMS) ke dalam satu set kode, menghilangkan kebutuhan akan integrasi. TWMS mengambil aplikasi perangkat lunak WMS dan TMS tradisional dan meningkatkannya dengan menghilangkan kebutuhan untuk membuat perangkat lunak tambahan yang memungkinkan mereka berkomunikasi, yang disebut integrasi.

WMS tradisional

WMS membantu manajemen gudang dalam mengawasi aspek rantai pasokan termasuk penanganan produk dari saat pembuatan barang selesai, saat dalam perjalanan ke pergudangan, dan selama pergudangan, hingga dijual dan dikemas untuk pengiriman.

TMS tradisional

TMS mengambil tempat WMS berhenti dan menangani semua aspek pengiriman barang yang dijual dari pergudangan hingga dimiliki oleh pengguna akhir. Sistem manajemen transportasi juga merupakan aplikasi komputer berbasis database. Ini berfokus pada bagian dari pasokan setelah produk dijual ke pengguna akhir dan sedang dipersiapkan untuk pengiriman ke tujuan akhir. Kerangka kerja yang disederhanakan dan diterima secara umum untuk (TMS) terdiri dari yang berikut:

  • Dukungan untuk konfigurasi sistem Transportasi
  • Perencanaan Transportasi
  • Manajemen akunting
  • Manajemen Pengiriman

Sebagai pengirim tumbuh, kebutuhan bisnis mereka berubah dan menjadi perlu untuk memasukkan lebih banyak dan lebih banyak aspek dari berbagai sistem untuk memenuhi pesanan. Seiring dengan perubahan kebutuhan, pengirim sering menemukan bahwa mengintegrasikan sistem yang berbeda ke dalam konglomerasi yang berisi semua fungsionalitas yang dibutuhkan menimbulkan risiko. Integrasi harus terus dipantau oleh pakar TI yang bekerja untuk mencegah kerusakan, sistem mungkin tidak berkomunikasi dengan baik, biaya waktu henti dapat menjadi signifikan, dan karyawan yang tidak dapat produktif sering kali menjadi frustrasi dan kehilangan keinginan untuk bekerja.

“Sistem ini merupakan faktor kunci dalam mengintegrasikan aliran fisik barang di sepanjang rantai pasokan. Integrasi sistem ini mengarah pada visibilitas inventaris global, yang, pada gilirannya, mengarah pada pengurangan biaya dan peningkatan layanan pelanggan dengan mengurangi waktu siklus pengiriman dan penerimaan, meningkatkan akurasi pengiriman dan inventaris, dan mengurangi variabilitas waktu tunggu.” 

Sebuah aplikasi perangkat lunak dianggap sebagai TWMS ketika bergerak di luar integrasi yang Mason et al. dirujuk dalam penelitian, dan merupakan satu aplikasi, dengan satu set kode untuk aspek transportasi dan manajemen gudang dari manajemen rantai pasokan.

Pandemi COVID-19 dan pengaruhnya terhadap eCommerce

Ketika COVID-19 menutup bisnis ritel di seluruh dunia dan penduduk perlu berlindung di tempat, dunia perdagangan berubah dalam semalam. Untuk bertahan hidup, belanja online menjadi kebutuhan dan bahkan mereka yang ragu untuk mengadopsi praktik ini beradaptasi dengan cepat. Pengalaman ini memberikan tekanan besar pada e-niaga dengan cara yang tidak pernah mereka antisipasi, dan penjual e-niaga menjadi lengah.

Bhatti, dkk. menyatakan, “Virus Corona Memaksa Pelanggan Menggunakan Internet dan Membiasakannya dalam Rutinitas Harian.” Selain itu, banyak tantangan yang dihadapi pengecer dalam e-commerce, seperti waktu pengiriman yang diperpanjang, kesulitan yang dihadapi selama kontrol pergerakan, jarak sosial, dan penguncian (Hasanat et al., 2020), membuat prosesnya semakin sulit.

Kebutuhan akan TWMS

Karena kecepatan pertumbuhan e-niaga, pengirim membutuhkan sistem yang menggabungkan semua aktivitas mereka dengan lebih baik ke dalam satu sistem yang mulus, tanpa integrasi yang berpotensi memperlambat pergudangan, pemrosesan, dan pengiriman barang. Dari kebutuhan ini, TWMS menjadi langkah penting berikutnya dalam perangkat lunak manajemen rantai pasokan.

TWMS pertama yang benar dan mulus yang tersedia secara komersial dibuat oleh iDrive Logistics, yang berbasis di Lehi, Utah di Amerika Serikat, yang disebut ShipCaddie TWMS. Ini menggabungkan semua fungsi WMS dan TMS menjadi satu, sistem yang mulus tanpa menggunakan integrasi untuk menyatukan bagian-bagiannya.

Fungsionalitas

Keseluruhan

  • Model Perangkat Lunak sebagai Layanan (SaaS)
  • Integrasi dengan software akuntansi
  • Dasbor Data
  • Pelaporan yang Dapat Disesuaikan
  • Manajemen alur kerja

Manajemen Gudang

  • Kontrol Lokasi
  • Memilih pembuatan daftar
  • Sedang mengemas
  • Faktur
  • Memajukan pemberitahuan pengiriman masuk
  • Data pengiriman operator yang masuk
  • Pilih detail sesi

Manajemen persediaan

  • Manajemen Produk
  • Pemrosesan Batch
  • Manajemen inventaris pesanan belakang
  • Pelacakan SKU
  • Menerima dan Putaway
  • Kontrol tingkat stok
  • Nomor lot/pelacakan kedaluwarsa
  • Kit produksi
  • Manajemen gudang virtual
  • manajemen SKU

Kelola pesanan

  • Sinkronisasi dengan pasar
  • Manajemen pesanan pembelian
  • Otorisasi pengembalian
  • Pemrosesan pesanan kerusakan
  • Pengepakan audit

Manajemen transportasi

  • AI Real-Time untuk merutekan pengiriman
  • Integrasi dengan platform pasar dan eCommerce
  • Integrasi operator
  • Validasi alamat
  • Template email
  • Pelaporan
  • Integrasi Skala
  • Pencetakan kode batang / Pencetakan Batch
  • Pemindaian Kode Batang
  • Manajemen Pengiriman/Otomasi
  • Manajemen pengembalian
  • Preset untuk situs pengiriman
  • Preset untuk Operator
  • Preset untuk Paket
  • Jenis Paket
  • Template Kustom
  • Manifes

Pengelolaan hubungan pelanggan

  • Hubungi Manajer

 

Sumber Artikel: en.wikipedia.org

Selengkapnya
Sistem Manajemen Transportasi dan Gudang

Supply Chain Management

Manajemen inventaris lapangan

Dipublikasikan oleh Siti Nur Rahmawati pada 22 Agustus 2022


Manajemen inventaris lapangan yang biasa dikenal sebagai manajemen inventaris adalah fungsi untuk memahami bauran stok suatu perusahaan dan permintaan yang berbeda atas stok tersebut. Permintaan dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal dan diseimbangkan dengan penciptaan permintaan pesanan pembelian untuk menjaga persediaan pada tingkat yang wajar atau ditentukan. Manajemen persediaan penting untuk setiap perusahaan bisnis lainnya.

Rantai pasokan ritel

Manajemen persediaan dalam rantai pasokan ritel mengikuti urutan berikut:

  1. Permintaan stok baru dari toko ke kantor pusat,
  2. Kantor pusat menerbitkan pesanan pembelian kepada vendor,
  3. Penjual mengirimkan barang,
  4. Gudang menerima barang,
  5. Gudang menyimpan dan mendistribusikan ke toko-toko,
  6. Toko dan/atau konsumen (misalnya toko grosir) menerima barang,
  7. Barang dijual kepada pelanggan di toko-toko.

Aplikasi software

Perangkat lunak manajemen inventaris SaaS adalah alat untuk membantu mengelola stok secara efisien. Sementara kemampuan aplikasi bervariasi, sebagian besar aplikasi manajemen inventaris memberi organisasi metode akuntansi terstruktur untuk semua inventaris masuk dan keluar di dalam fasilitas mereka. Organisasi dapat menghemat biaya yang terkait dengan penghitungan inventaris manual, kesalahan administratif, dan pengurangan kehabisan stok inventaris.

Seringkali pelacakan stok hanya melalui penjualan dan pengembalian tidak cukup untuk pengecer dan tidak memenuhi tuntutan harapan multichannel pelanggan. Pelanggan mengharapkan pengecer memiliki pengetahuan real-time tentang ketersediaan stok. Ini bisa menjadi tantangan bagi pengecer yang mungkin memiliki toko online serta toko batu bata dan mortir.

Sistem manajemen inventaris yang baik akan dapat membuat daftar semua opsi stok dengan matriks warna ukuran serta memberikan laporan langsung tentang penjual terbaik atau terburuk, rantai pasokan, dan staf penjualan.

Banyak organisasi besar menggunakan sistem ERP canggih seperti Oracle EBS[1] dan SAP untuk manajemen inventaris. Modul stok dalam sistem ERP ini menyediakan banyak opsi yang diperlukan untuk mengelola inventaris.

Ukuran stok harus sesuai dengan jumlah produk yang dijual. Jika stok terlalu besar (terutama dengan barang yang mudah rusak seperti buah, sayuran, ...) ada risiko kerugian finansial karena beberapa inventaris dapat rusak saat disimpan di toko. Untuk mengurangi risiko ini (dan menjaga kerugian finansial sekecil mungkin), maka ada keuntungan dalam mencatat pembelian mingguan pelanggan toko secara tepat. Ini dapat dilakukan melalui pelacakan pembelian per pembelanja individu.

 

Sumber Artikel: en.wikipedia.org

Selengkapnya
Manajemen inventaris lapangan
page 1 of 7 Next Last »