Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Industri Pariwisata

Dipublikasikan oleh Siti Nur Rahmawati pada 22 Agustus 2022


Industri Pariwisata dapat diartikan sebagai sehimpunan bidang usaha yang menghasilkan berbagai jasa dan barang yang dibutuhkan oleh mereka yang melakukan perjalanan wisata. Menurut S. Medlik, setiap produk, baik yang nyata maupun maya yang disajikan untuk memenuhi kebutuhan tertentu manusia, hendaknya dinilai sebagai produk industri. Jika sejemput kesatuan produk hadir di antara berbagai perusahaan dan organisasi sedemikian sehingga memberi ciri pada keseluruhan fungsi mereka serta meneatnya dalam kehidupan Inonn, hendaknya dinilai sebuah industri.

Sebagaimana yang dikemukakan UNWTO (United Nations World Tourism Organiation) dalam the International Recommendations for Tourism Statistics 2008, Industri Pariwisata meliputi; Akomodasi untuk pengunjung, Kegiatan layanan makanan dan minuman, Angkutan penumpang, Agen Perjalanan Wisata dan Kegiatan reservasi lainnya, Kegiatan Budaya, Kegiatan olahraga dan hiburan. UNWTO merupakan Badan Kepariwistaan Dunia dibawah naungan PBB. Menurut Undang-Undang Pariwisata no 10 tahun 2009, Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.

Pengakuan atas Pariwisata sebagai “Industri” di Indonesia

Pada akhir dekade 1960-an, Pemerintah DKI Jakarta sudah menggunakan definisi Industri Pariwisata yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah No. 3, tahun 1969 (yang mungkin sekali saat ini sudah diubah), yaitu sebagai berikut; Industri Pariwisata, adalah usaha penyelenggaraan pelayanan untuk lalulintas kepariwisataan dengan maksud mencari keuntungan di bidang akomodasi/perhotelan, kebudayaan, perestoranan, rekreasi dan hiburan, atraksi kebudayaan, biro perjalanan, usaha kepramuwisataan (guide business), usaha-usaha cenderamata (souvenir), usaha-usaha penerbitan kepariwisataan, penyelenggaraan tour dan perdagangan valuta (money changer).

Ruang Lingkup Industri Pariwisata

Ruang lingkup industi pariwisata menyangkut berbagai sektor ekonomi. Adapun aspek-aspek yang tercakup dalam industri pariwisata antara lain:

  • Restoran. Di dalam bidang restoran, perhatian antara lain dapat diarahkan pada kualitas pelayanan, baik dari jenis makanan maupun teknik pelayanannya. Disamping itu, dari segi kandungan gizi, kesehatan makanan dan lingkungan restoran serta penemuan makanan-makanan baru dan tradisional baik resep, bahan maupun penyajiannya yang bias dikembangkan secara nasional, regional bahkan internasional.
  • Penginapan. Penginapan atau home stay, yang terdiri dari hotel, motel, resort, kondominium, time sharing, wisma-wisma dan bed and breakfast, merupakan aspekaspek yang dapat diakses dalam pengembangan bidang kepariwisataan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan penginapan ini dapat berupa; strategi pemasaran, pelayanan saat penginapan, integrasi dan restoran atau biro perjalanan, dan sebagainya. Penelitian juga dapat diarahkan pada upaya memperkecil limbah dari industry pariwisata tersebut.
  • Palayanan perjalanan. Meliputi biro perjalanan, paket perjalanan (tour wholesalers), perusahaan incentive travel dan reception service.
  • Transportasi. Dapat berupa sarana dan prasarana angkutan wisata seperti mobil/bus, pesawat udara, kereta api, kapal pesiar, dan sepeda.
  • Pengembangan Daerah Tujuan Wisata. Dapat berupa penelitian pasar dan pangsa, kelayakan kawasan wisatawan, arsitektur bangunan, dan engineering, serta lembaga keuangan.
  • Fasilitas Rekreasi. Meliputi pengembangan dan pemanfaatan taman-taman Negara, tempat perkemahan (camping ground), ruang konser, teater, dan lain-lain.
  • Atraksi wisata. Meliputi taman-taman bertema, museum-museum, hutan lindung, agrowisata, keajaiban alam, kegiatan seni dan budaya, dan lain sebagainya.

 

Sumber Artikel: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Industri Pariwisata

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Banyak Event Mendunia, Industri Pariwisata RI Pulih di 2023

Dipublikasikan oleh Wanda Adiati, S.E. pada 01 Juli 2022


Holding BUMN sektor Pariwisata InJourney melihat pemulihan sektor pariwisata baru terjadi pada 2023 mendatang. Acara internasional salah satu cara untuk meningkatkan tingkat kunjungan ke tempat pariwisata.

"Kita lihat bahwa kebangkitan pariwisata pada 2023, serangkaian acara sudah disiapkan untuk memicu traffic ke Indonesia," kata Direktur Utama InJourney Donny Oskaria, dalam Raker PHRI, Rabu (9/2/2022).

Donny menjelaskan beberapa inisiatif kunci yang akan dilakukan sampai tahun 2024. Mulai dari restrukturisasi pengelolaan bandara menjadi kelas dunia. Mulai dari Soekarno Hatta, Ngurah Rai, Kualanamu, Hang Nadim, Hasanuddin.

"Serta me-launching airlines di pasar medium services. Pelita Air Service masuk di situ. Diharapkan bisa mengisi kekosongan jumlah pesawat yang menghubungkan Indonesia pasca pandemi. Di mana airlines saat ini sedang turbulensi," jelasnya.

Selain itu ada transformasi Sarinah menjadi retail management di 2022, transformasi bisnsi TWC, hingga penataan Taman Mini Indonesia indah, juta transformasi bisnis Hotel Indonesia Natour (HIN).

Juga penyelenggaraan acara internasional seperti KTT G-20, Moto GP, juga festival di Danau Toba, Borobudur, juga di Mandalika, Labuan Bajo, juga side event lainnya.

"Corenya event, demand akan mengisi tingkat hunian hotel," jelasnya.

Sementara Ketua PHRI Hariyadi Sukamdari memprediksi pemulihan sektor pariwisata terjadi pada 2023 mendatang juga. dengan asumsi tidak ada lonjakan baru dari Covid - 19.

"Sama pandangannya dengan InJourney, kalau nggak ada serangan baru dari Covid, kita lihat di Q2 sudah start bergulir tren pemulihan. Di mana posisinya nanti kembali pada 2019," jelasnya.


Sumber Artikel: cnbcindonesia.com

Selengkapnya
Banyak Event Mendunia, Industri Pariwisata RI Pulih di 2023

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

6 Tren Teknologi Industri Pariwisata 2022, Ada Robot Pengantar Makanan

Dipublikasikan oleh Wanda Adiati, S.E. pada 01 Juli 2022


Sejumlah tren teknologi di industri pariwisata 2022 mulai bermunculan atau semakin berkembang saat pandemi, termasuk teknologi yang dipakai saat melakukan perjalanan ke daerah lain.

Salah satu contohnya adalah robot untuk para atlet Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing, China. Robot-robot tersebut menyiapkan dan menyajikan mi, nasi, atau burger, serta melewati lorong-lorong untuk mengukur suhu orang yang lewat.

Banyak dari kemajuan teknologi ini yang disebabkan oleh adanya pandemi, sehingga mendorong masyarakat untuk melakukan pembayaran tanpa kontak, layanan pesan antar makanan, dan aktivitas lainnya.

Beberapa teknologi yang mulai berkembang di seluruh dunia juga semakin memudahkan pergerakan manusia saat melakukan perjalanan. Di antaranya untuk memperpendek waktu antrean, membantu pelancong menghemat uang, atau membuat pemesanan tiket dan hotel lebih efisien.

Melansir AP News (3/3/2022), berikut beberapa evolusi teknologi di sektor perjalanan yang menjadi tren pada tahun 2022:
 

1. Aplikasi untuk Memesan dan Memilih Kamar Hotel

Sebagian besar jaringan hotel berbintang telah lama memiliki aplikasi gratis dengan aneka fitur, seperti pemesanan dan live chat (obrolan langsung).

Saat pandemi, layanan ini semakin berkembang dan banyak digunakan oleh pelancong.

Contohnya grup hotel Hilton meluncurkan fitur yang memungkinkan pengguna untuk memesan dan mengonfirmasi kamar yang terhubung di aplikasi dan situs web. Aplikasi ini terbukti sangat membantu saat memesan kamar.

Aplikasi tersebut juga dapat menampilkan peta hotel dan membuat pengguna dapat memilih posisi kamar sesuai selera, misalnya kamar terdekat dari lift.


Ilustrasi kamar hotel
Ilustrasi Kamar Hotel (Pixabay/Ming Dai)
 

2. Aplikasi sebagai Kunci Kamar Digital

Beberapa aplikasi berfungsi sebagai alat check-in di resepsionis hotel, sekaligus dapat membuat pengguna memanfaatkan smartphone dan smartwatch mereka sebagai kunci kamar digital.

Misalnya, kunci digital di aplikasi hotel Hyatt menggunakan teknologi bluetooth untuk memungkinkan pengguna membuka kunci kamar hotel dengan smartphone, di lebih dari 600 hotel di seluruh dunia.

Bahkan, bulan Desember tahun lalu, Hyatt menawarkan kunci kamar untuk pengguna merek Apple melalui Apple Wallet.

Sehingga di beberapa hotel Hyatt tertentu, pengguna tidak perlu lagi membuka aplikasi Hyatt. Mereka dapat langsung mengetuk perangkat iPhone atau Apple Watch untuk membuka kunci kamar.

Sementara itu, hotel Hilton, meningkatkan fitur kunci digital yang telah ada sejak 2015 melalui Digital Key Share pada tahun lalu.

Fitur ini memungkinkan lebih dari satu tamu hotel memiliki akses kunci kamar digital. Saat ini, fitur tersebut tersedia di sekitar 80 persen hotel Hilton di seluruh dunia.
 

Ilustrasi antrean masuk ke restoran, pegawai memeriksa suhu tubuh pengunjung yang mengantre dengan jaga jarak
Ilustrasi antrean masuk ke restoran, pegawai memeriksa suhu tubuh pengunjung yang mengantre dengan jaga jarak (Shutterstock/Nattakorn_Maneerat)
 

3. Munculnya Antrean Virtual

Pada bulan Januari, Clear, perusahaan penyaringan biometrik swasta mengumumkan bahwa mereka telah mengakuisisi perusahaan Whyline.

Sebagai informasi, perusahaan Clear memungkinkan anggota yang membayar melewati jalur keamanan tertentu di sejumlah tempat termasuk stadion dan bandara. Sementara itu, Whyline adalah perusahaan yang dirancang untuk mengurangi waktu tunggu saat mengantre.

Artinya, akuisisi ini dapat memungkinkan Clear dalam mengembangkan antrean virtual untuk proses tertentu, seperti memeriksa status vaksinasi atau mengakses ruang tunggu bandara.

Sementara itu, Disney meluncurkan fitur bernama Genie di aplikasi taman hiburan Amerika Serikat pada Oktober lalu. Fitur ini dapat membantu wisatawan merencanakan hari dan waktu kunjungan mereka ke Disney.

Caranya adalah dengan melakukan analisis jalur dan tingkat keramaian, sehingga rencana waktu perjalanan pelancong menjadi lebih efisien.
 

4. Aplikasi Pengiriman untuk Mengganti Layanan Kamar

Dulu, aplikasi ojek online yang mengirimkan makanan kepada tamu hotel dapat mengambil alih sistem layanan kamar hotel.

Namun, belakangan ini sejumlah hotel berbintang telah menciptakan layanan yang serupa untuk meminimalisasi hal tersebut.

Misalnya, Hyatt meluncurkan program percontohan dengan layanan pengiriman makanan ringan GoPuff pada tahun 2021. Layanan ini berfungsi mengantarkan makanan panas dan dalam kemasan ke kamar hotel di lokasi tertentu.

Hyatt mengatakan program tersebut telah berhasil, dan telah berkembang sejak saat itu.
 

Robot pengantar makanan di Bandara Seattle-Tacoma, Amerika Serikat.
Robot pengantar makanan di Bandara Seattle-Tacoma, Amerika Serikat (Ellen M. Banner/The Seattle Times)
 

5. Robot Pengantar Makanan di Bandara

Dengan aplikasi khusus pengiriman makanan, pelancong tidak perlu lagi mengantre dan menghabiskan waktu di restoran bandara yang ramai.

Aplikasi AtYourGate, salah satunya, memungkinkan pengguna untuk memesan, membayar, dan mengambil makanan dari restoran bandara yang telah berpartisipasi.

Bahkan, baru-baru ini, AtYourGate sedang menguji layanan agar pengguna tidak perlu mengambil makanan secara langsung.

Saat ini, makanan tersebut dapat dibawakan oleh robot. Program percontohan yang diluncurkan pada bulan September lalu telah menggunakan robot yang lalu-lalang di sekitar Bandara Internasional Los Angeles, Amerika Serikat.
 

6. Perkembangan Aplikasi Penyewaan Mobil

Alternatif berbagi kendaraan peer-to-peer, dapat memberi lebih banyak pilihan kepada pengguna, khususnya di sektor penyewaan mobil.

Misalnya mobil sewaan di situs web Getaround, yang dapat dipesan setiap jam dan tidak perlu bertemu dengan pemilik untuk bertukar kunci. Selain itu, mobil dapat dipesan dan dibuka kuncinya melalui aplikasi.

Layanan Getaround telah banyak digunakan di banyak negara barat, salah satunya di Hawaii pada akhir tahun 2021, dan jaringannya akan terus diperluas.


Sumber Artikel: travel.kompas.com

Selengkapnya
6 Tren Teknologi Industri Pariwisata 2022, Ada Robot Pengantar Makanan
page 1 of 1