Komunikasi dan Informatika

Big Data dan IoT harus perhatikan isu keamanan siber

Dipublikasikan oleh Admin pada 01 Maret 2022


Pemerintah  mengingatkan  adopsi Big Data dan internet of thing (IoT) harus memperhatikan isu keamanan siber sebagai kunci pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Di  Indonesia,  sesuai  dengan  kerangka  Critical  Information  Infrastructure  Protection (CIPP) yang telah disiapkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), aspek keamanan  informasi  mencakup  persoalan  mitigasi  risiko,  penanganan  insiden,  serta pemulihan informasi.

"Kami telah menyiapkan CIIP bagi banking, finansial, transportasi, dan energi. Selain itu pula saat ini ada Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) sebagai instansi yang mengatur dan mengawasi sektor tersebut," kata Menteri Kominfo Rudiantara, pekan lalu.

Menghadapi  perkembangan  teknologi  yang  memasuki  era  internet  of  thing  (IoT), keterhubungan menurut Menteri Rudiantara menjadi hal yang sangat penting. "Era IoT dan big data memungkinkan semua terhubung dengan cyber space atau jaringan siber," katanya.

Rudiantara memberikan ilustrasi tentang arti penting pemanfaatan big data dalam sektor kesehatan.  Dengan  ilustrasi  Badan  Penyelenggara  Jaminan  Sosial  Kesehatan  (BPJS Kesehatan) ia menerangkan keterkaitan antarsektor industri yang dapat memanfaatkan big data.

"Soal kesehatan atau perawatan kesehatan di Indonesia ada BPJS Kesehatan. Ke depan bukan  hanya  perlu  big  data  lebih  dari  itu  ini  soal  penanganan  kesehatan  masyarakat. Bahkan  industri  farmakologi  bisa  memanfaatkan  data  yang  ada  agar  bisa  membuat produk  obat-obatan  generik  yang  paling  banyak  digunakan  oleh  orang  Indonesia," jelasnya.

Menteri Kominfo memastikan bahwa Kementerian Kominfo bersama stakeholders akan mendukung  upaya  menjaga  keamanan  siber  di  Indonesia.  "Kami  punya  Program  1000 9Security   Warriors   untuk   memastikan   adanya   sumberdaya   manusia   yang   menjaga keamanan  digital.  Persoalan  human  capital  inilah  yang  menjadi  tantangan  bagi  sektor yang berkaitan dengan keamanan siber," paparnya.

Deputi Monitoring dan Kontrol Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Brigjen TNI (Mar.) Suharyanto menyebutkanChief Information and Security Officer (CISO) memiliki peran strategis  untuk  menjaga  keamanan  digital  organisasi  yang  terintegrasi  dengan  bisnis lainnya.

"CISO  harus  bekerja  sama  dalam  mempertahankan  diri  dalam  mengantisiasi  serangan siber.  Keamanan  siber  yang  menjadi  wilayah  BSSN  meliputi  perlindungan  terhadap kerahasiaan integritas, infrastruktur ekonomi nasiomal dan keamanan ekonomi digital," katanya.

Menurut Suharyanto, kemanan siber dapat terjamin jika ada keterlibatan dan sinergitas semua  pihak.  "Keamanan  siber  dapat  terselenggara  jika  ada  sinergitas  pihak  terkait. Jaminan  keamanan  siber  bisa  mendukung(pelaksanaan) e-government  yang  baik," katanya.(wn)

Sumber: kominfo.go.id

 

Selengkapnya
Big Data dan IoT harus perhatikan isu keamanan siber

Komunikasi dan Informatika

Peta Persaingan E-Commerce di Indonesia

Dipublikasikan oleh Admin pada 28 Februari 2022


Indonesia merupakan pasar terbesar ekonomi digital di Asia Tenggara, terutama didukung penjualan e-commerce.

Dua perusahaan ­e-commerce, Tokopedia dan Shopee, bersaing berebut pasar di Indonesia. Keduanya memiliki pangsa pasar terbesar jika dilihat berdasarkan rata-rata jumlah kunjungan per bulan. Berdasarkan data iPrice, Tokopedia berada di puncak dengan rata-rata trafik mencapai 158,1 juta kunjungan per bulan selama kuartal III-2021. Angka tersebut naik 7% dari kuartal sebelumnya sebanyak 147,8 juta kunjungan. Sementara Shopee memiliki rata-rata trafik sebesar 134,4 juta kunjungan. Jumlah kunjungan tersebut naik 5,8% dari kuartal II-2021 yang sebanyak 127 juta kunjungan.

Lalu posisi ketiga ditempati Bukalapak. E-commerce yang didirikan oleh Achmad Zaky ini memiliki 30,1 juta kunjungan pada kuartal III 2021, naik 2,3% dari kuartal sebelumnya. Lazada menyusul dengan 27,95 juta kunjungan. Angka ini naik 1% dari kuartal sebelumnya yang sebanyak 27,7 juta kunjungan. Indonesia merupakan pasar terbesar ekonomi digital di Asia Tenggara. Hasil riset Google, Temasek, dan Bain & Company memperkirakan, total nilai penjualan atau gross merchandise value (GMV) Indonesia mencapai US$ 70 miliar pada 2021. Proyeksi GMV ini kembali meningkat menjadi US$ 146 miliar pada 2025.

Kenaikan proyeksi tersebut didukung oleh tingkat penjualan e-commerce yang US$ 53 miliar pada 2021, dan diperkirakan meningkat menjadi US$ 104 miliar pada 2025.

Riset bertajuk “e-Conomy SEA 2021: Roaring 20s: The SEA Digital Decade" tersebut menyebutkan, hal ini didorong oleh penjual digital semakin melek teknologi. Sebanyak 28% pedagang online di Indonesia menyatakan bahwa mereka tidak akan bertahan selama pandemi jika bukan karena platform digital. “Rata-rata pedagang online menggunakan dua platform digital untuk memenuhi kebutuhan konsumen secara online,” tulis laporan tersebut.
Sumber: katadata.co.id

 

 

 

 

 

Selengkapnya
Peta Persaingan E-Commerce di Indonesia

Komunikasi dan Informatika

Erick Thohir Yakin Telkom Bisa Jadi Perusahaan Digital Telekomunikasi Terbesar di Asia Tenggara

Dipublikasikan oleh Admin pada 28 Februari 2022


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir terus mendorong PT Telkom Indonesia untuk fokus ke bisnis digital sehingga menjadi perusahaan digital telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara. Upaya transformasi ke bisnis digital pun dilakukan Telkom melalui anak usahanya, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel yang terus membangun menara operator untuk mendukung jaringan 5G se-Indonesia. Menurut Erick Thohir strategi Telkom lewat Mitratel yang menargetkan pembangunan 6.000 menara operator jaringan komunikasi dalam tiga tahun ke depan adalah sangat krusial. Sebab, selaras dengan misi besar pemerintah untuk meratakan akses digital di seluruh nusantara.

"Yang dilakukan Telkom lewat Mitratel adalah tugas besar karena akan menumbuhkan akses komunikasi masyarakat di seluruh wilayah untuk bisa mengakses jaringan digital dan mewujudkan Indonesia Digital," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (11/2/2022). "Ini akan menghasilkan efek yang sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi, pelayanan publik serta membawa multiplier effect terhadap UMKM dan juga pembangunan sumber daya manusia," lanjut Erick. . Ia pun mengapresiasi langkah cepat Telkom yang merespons arahannya untuk tak lagi mengandalkan model bisnis yang lama, melainkan memanfaatkan infrastruktur besar yang dimiliki untuk mengubah model bisnis ke arah digital. Menurut Erick Thohir, perubahan model bisnis Telkom ke arah digital telah terlihat secara signifikan perkembangannya dalam tiga tahun terakhir. Dia pun meyakini Telkom bisa menjadi perusahaan digital telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara. "Saya optimistis, dengan perencanaan sekaligus implementasi dari pembangunan infrastruktur menara komunikasi ini, dalam tiga tahun Telkom dapat menjadi perusahaan digital telco terbesar di Asia Tenggara," ungkapnya.

Namun dirinya menggaris bawahi bahwa perubahan model bisnis ke arah digital Telkom harus terus ditingkatkan kualitasnya pada level implementasi. Sebab perubahan model bisnis yang baik tak hanya sekadar mengkreasi suatu nilai baru (new value creation). Menurutnya, tugas Telkom kini adalah bagaimana nilai baru lewat bisnis menara telekomunikasi digital Mitratel bisa menangkap nilai baru yang menunjang pemasukan perusahaan (new value capture).

"Serta bagaimana pula infrastruktur digital ini dapat menghasilkan preposisi nilai yang baru bagi perusahaan (new value preposition). Begitulah perubahan model bisnis perusahaan yang efektif," kata Mantan Bos Inter Milan itu. Erick Thohir menyatakan, pengembangan Mitratel ini sejalan dengan agenda Kementerian BUMN dalam membangun ekosistem 5G, yang sudah di mulai pada proyek 5G mining dengan kolaborasi antara Freeport dengan Telkom. Selain itu, Kementerian BUMN juga telah melakukan program inisiatif lainnya untuk mendukung digitalisasi, antara lain di sektor finansial (penggunaan artificial intelligence), kesehatan (melalui telemedicine), logistik (integrated logistic system), dan transportasi (ekosistem untuk autonomous vehicle). Sementara itu, Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah menambahkan, Telkom saat ini terus mempercepat transformasi dan penataan portofolio demi value creation yang optimal bagi TelkomGroup, stakeholder serta bangsa dan negara. Fokus pada peningkatan bisnis tower, data center, infrastructure manage service, komputasi awan (cloud), big data, dan services yang sifatnya ritel akan memperkuat posisi Telkom sebagai partner penyedia bisnis digital connectivity, digital platform dan digital service untuk domestik maupun regional. "Ketertarikan investor yang kian meningkat terhadap saham Telkom dapat menjadi salah satu parameter bahwa apa yang dilakukan saat ini sudah pada jalur yang tepat. Kami optimistis langkah transformasi ini akan memberikan dampak positif yang lebih banyak lagi,” kata Ririek.

Sumber: kompas.com

 

 

Selengkapnya
Erick Thohir Yakin Telkom Bisa Jadi Perusahaan Digital Telekomunikasi Terbesar di Asia Tenggara
page 1 of 1