Agroteknologi & Teknologi Bioproduk

Apa itu Mesin Traktor?

Dipublikasikan oleh Farrel Hanif Fathurahman pada 11 Maret 2024


Traktor adalah kendaraan yang dirancang untuk menarik alat atau trailer yang digunakan dalam konstruksi atau pertanian atau untuk melakukan traksi tinggi pada kecepatan rendah. Istilah umum digunakan untuk menggambarkan jenis traktor. Kendaraan ini biasanya digunakan untuk menggerakkan instrumen pertanian, baik ditarik maupun didorong, dan merupakan komponen utama mekanisasi pertanian. Istilah umum lainnya adalah "unit traktor", yang mengacu pada truk semi trailer.

Menurut beberapa sumber, kata "traktor" berasal dari kata Latin trahere, yang berarti "menarik". Selain itu, ada yang berpendapat bahwa kata "traktor" berasal dari kata "traksi motor", yang berarti "motor yang menarik". Ini awalnya digunakan untuk mempersingkat definisi "suatu mesin atau kendaraan yang menarik gerbong atau bajak" daripada "mesin penarik".

"Traktor" biasanya berarti "traktor pertanian" di Inggris, Irlandia, Australia, India, Spanyol, Argentina, dan Jerman, dan sangat jarang digunakan untuk merujuk pada jenis kendaraan lain di Amerika Serikat dan Kanada.

Mesin uap yang dapat digunakan untuk mengontrol instrumen mekanis pertanian adalah instrumen pertanian bermesin pertama yang digunakan pada tahun 1800-an. Sekitar tahun 1850, mesin penarik dikembangkan dari mesin ini, dan sangat digunakan di pertanian. Mesin bajak bermesin uap adalah jenis traktor pertama.

Traktor, kecuali traktor jalur, biasanya memiliki empat roda dengan dua roda yang lebih besar di belakang atau empat roda yang sama besar. Traktor jalur memiliki penggerak seperti tank yang membuatnya mampu bergerak di berbagai medan. Pada tahun 1930-an, track tractor menjadi populer di California karena kemampuan traksinya yang luar biasa.

Pada awalnya, traktor bekerja dengan mesin uap. Pada awal abad ke-20, mesin pembakaran dalam menjadi sumber tenaga utama untuk traktor. Dari tahun 1900 hingga 1960, bensin menjadi bahan bakar utama; alternatifnya adalah etanol dan minyak tanah. Traktor pertanian kontemporer biasanya menggunakan mesin diesel dengan kekuatan 18 hingga 575 tenaga kuda (15 hingga 480 kW), dan dieselisasi mencapai puncaknya pada tahun 1960.

Disadur dari: https://id.wikipedia.org/wiki/Traktor

Selengkapnya
Apa itu Mesin Traktor?

Agroteknologi & Teknologi Bioproduk

Apa itu Agroteknologi?

Dipublikasikan oleh Farrel Hanif Fathurahman pada 11 Maret 2024


Agroteknologi adalah suatu pembelajaran yang mencakup 3 bagian yaitu ilmu tanah, hama dan penyakit, budidaya (agronomi) dan dapat dijelaskan bahwa agronomi adalah ilmu yang mempelajari tentang sains dan teknologi suatu tanaman yang melibatkan penelitian dan pengembangan.

Agro berasal dari agronomi, yaitu ilmu yang mempelajari gejala (fenomena) pertanian atau teori dan praktik pengelolaan tanah dan produksi tanaman. Di sisi lain, teknologi terkait erat dengan sains dan perekayasaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan "agroteknologi" sebagai penerapan teknologi dan ilmu biologi pada sistem pertanian intensif.

Sangat penting untuk diingat bahwa teknologi yang dimaksud di sini bukan mesin untuk mengolah hasil pertanian atau apa pun yang berkaitan dengan teknik pertanian. Akibatnya, dalam jurusan agroteknologi kita tidak akan mempelajari cara membuat mesin untuk keperluan pertanian.

Pada dasarnya, di Agroteknologi kita akan mempelajari tentang cara mengelola komoditas dari bibit hingga hasil dan produk. Kita akan mempelajari tentang tanaman dan tumbuhan, baik pangan maupun hortikultura, serta bagaimana melakukan proses penanaman yang baik, panen, pengolahan, dan produksi.

Disadur dari: https://id.wikipedia.org/wiki/Agroekoteknologi

Selengkapnya
Apa itu Agroteknologi?

Agroteknologi & Teknologi Bioproduk

Sejarah Teknologi Pertanian

Dipublikasikan oleh Farrel Hanif Fathurahman pada 11 Maret 2024


Teknologi pertanian adalah aplikasi ilmu pengetahuan alam dan matematika untuk mendayagunakan secara ekonomis sumber daya pertanian dan alam untuk kesejahteraan manusia.

Fasafah teknologi pertanian adalah praktik empirik pragmatik finalistik yang didasarkan pada paham mekanistik-vitalistik, dengan penekanan pada objek formal kerekayasaan dalam pembuatan dan penerapan sistem produksi, bangunan, peralatan, lingkungan, dan pengolahan dan pengamanan hasil produksi. Dalam ilmu pertanian budidaya reproduksi, budidaya, pemeliharaan, dan pemungutan hasil flora dan fauna serta peningkatan kualitas hasil panen, penanganan, pengolahan, pengamanan, dan pemasaran hasil adalah fokus utama. Oleh karena itu, istilah "teknologi pertanian" secara luas mencakup berbagai aplikasi ilmu teknik di bidang formal, mulai dari budidaya hingga pemasaran.

Bidang teknologi pertanian secara keilmuan merupakan gabungan dari ilmu teknik dan ilmu pertanian. Sejarah lahirnya ilmu-ilmu dalam lingkup teknologi pertanian dipicu oleh kebutuhan untuk menyediakan pembukaan dan pengerjaan lahan pertanian secara luas di Amerika Serikat maupun Eropa pada pertengahan abad ke-18. Perkembangan pendidikan tinggi teknologi pertanian di Indonesia yang dimulai awal tahun 1960-an tidak terlepas dari perkembangan pendidikan tinggi teknik dan pertanian sejak zaman pendudukan Belanda yang memang secara historis meletakkan dasar di Indonesia. Perang dunia I yang terjadi di Eropa telah menyebabkan gangguan hubungan internasional antara lain, armada sulit masuk ke Samudra Hindia sehingga tenaga-tenaga ahli yang sebelumnya banyak datangkan dari Eropa mengalami kesulitan. Pencetakan energi ahli teknik menengah dan tinggi (baik untuk bidang teknik dan pertanian) menjadi kebutuhan oleh pemerintah Hindia Belanda pada waktu pendudukan di Indonesia.[butuh rujukan] Untuk mencukupi kebutuhan energi diaktifkan bidang pertanian, peternakan dan perkebunan yang secara intensif dilakukan oleh Pemerintah Hindia Belanda di Jawa dan Sumatra dalam program culture stelseels pada awal abad ke-19.[butuh rujukan] Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka di Bogor (Buitenzorg) didirikan beberapa lembaga pendidikan menengah untuk bidang pertanian dan kedokteran hewan, yakni Middlebare Landbouw Schooll, Middlebare Bosbouw Schooll dan Nederlandssch Indische Veerleeen Schooll.

Disadur dari: https://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_pertanian

Selengkapnya
Sejarah Teknologi Pertanian

Agroteknologi & Teknologi Bioproduk

Teknologi Nano Bisa Jadi Solusi Optimalisasi Sumber Daya Alam

Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 25 Juli 2022


BANDUNG, itb.ac.id – Prodi Teknologi Pascapanen SITH ITB menyelenggarakan kuliah tamu berjudul “Optimalisasi Pemanfaatan Sumber Daya Hayati di Abad Teknologi Nano” dengan Prof. Dr. Drs. Adi Santoso, M.Si., sebagai pembicara, Kamis (18/11/2021). Pada acara tersebut, Dr. Anne Hadiyane selaku dosen pengampu mata kuliah Teknologi Kilang Hayati menjadi moderator.

Prof. Adi selaku Dosen dari Pusat Standardisasi Instrumen Pengelolaan Hutan Berkelanjutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan itu menjelaskan, nanosains adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari fenomena atau sifat-sifat suatu objek atau material dalam skala nanometer. Teknologi nano adalah teknologi yang memanfaatkan bahan-bahan berdimensi sangat kecil dengan toleransi 0.1 nm – 100 nm.

Nanosains berupa rekayasa pada tingkatan molekuler dengan tujuan mendesain dan membuat komponen dan sistem yang sangat kecil, yang dibangun di atas hukum mekanika kuantum, bukan berdasarkan hukum fisika dan kimia klasik sebagaimana rekayasa objek pada skala besar.

“Sifat unik dari bahan nano akan diwariskan ke seluruh objek komposit dari suatu bahan apabila bahan nano ditambahkan. Bahan dalam ukuran nano dengan sifat yang unik menghasilkan mesin dan perangkat yang berkemampuan ekstrim dan luar biasa,” ujar Prof. Adi.

Ia mengatakan, Indonesia memiliki berbagai kekayaan sumber daya alam, di antaranya hutan sebagai gudang karbon dan serat, banyak mineral pasir besi, kuarsa, pertambangan, tembaga, perka, dan emas. Namun demikian, kebutuhan akan sumber daya alam semakin meningkat, akan tetapi alam semakin tergerus.

“Teknologi nano mampu menjawab masalah yang ada dari berbagai sektor seefisien mungkin, dengan memakan bahan seefisien mungkin, sehingga ketersediaan sumber daya alam serta kelangsungan makhluk hidup tetap terjaga,” jelasnya.

Ada beberapa peralatan yang umum digunakan untuk menganalisa produk nano. Di antaranya adalah Particle Size Analyzer (PSA), Spark Plasma Sintering (SPS), Thermal Conductivity Analysis (TCA), dan lain-lain.

Harapan dengan adanya teknologi nano, pemanfaatan sumber daya alam dapat dimaksimalkan dengan mendorong penerapan zero waste di industri dan meningkatkan efisiensi penggunaan energi. Selain itu dapat memberikan manfaat ekonomis dan sosial bagi industri pengolahan SDA, serta mendorong penerapan teknologi nano dalam pengolahan limbah biomassa lainnya sebagai material maju.

“Jika ingin memaksimalkan sektor nano teknologi, harus ada sinergi dari semua,” ujar Prof. Adi.

Tak hanya terfokus pada sumber daya alam, sumber daya manusia yang ada di Indonesia juga tak kalah kualitasnya. Di antaranya para pakar Iptek lulusan perguruan tinggi dari dalam dan luar negeri, generasi muda, para jawara olimpiade sains dari berbagai bidang Iptek, para pelaku bisnis di berbagai bidang, investor, hingga tenaga kerja dengan kompetensi yang memadai.

Reporter: Najma Shafiya (Teknologi Pascapanen, 2020)

Sumber: itb.ac.id

Selengkapnya
Teknologi Nano Bisa Jadi Solusi Optimalisasi Sumber Daya Alam
page 1 of 1