Pertanian

Jika Mau Kurangi Gandum dan Menggantinya dengan Singkong, Indonesia Bisa Hemat Hingga Rp. 36 Triliun

Dipublikasikan oleh Muhammad Ilham Maulana pada 06 Maret 2024


Menurut Dwidjono Hadi Darwanto, Kepala Laboratorium Kebijakan Pertanian dan Lingkungan di Universitas Gadjah Mada, Indonesia memiliki ketergantungan yang meningkat terhadap impor gandum, menyebabkan beban finansial yang besar bagi negara. Pada tahun 2021, impor gandum mencapai 11,17 juta ton dengan nilai sekitar 3,55 miliar USD. Situasi ini mengancam krisis pangan karena banyaknya produk makanan yang bergantung pada tepung gandum.

Untuk mengatasi hal ini, Darwanto menyarankan Indonesia harus beralih ke diversifikasi tepung menggunakan bahan lokal, seperti tepung singkong atau mocaf. Tepung mocaf dapat menggantikan tepung gandum hingga 60-70% tanpa mengubah rasa makanan. Hal ini dapat menghemat hingga 32-36 triliun rupiah per tahun.

Selain itu, ada juga bahan lain yang dapat digunakan sebagai substitusi tepung gandum, seperti talas, sorgum, ubi jalar, dan porang. Namun, untuk melaksanakan diversifikasi ini, tidak hanya petani yang perlu didorong, tetapi juga pasar dan industri makanan.

Achmad Yakub dari Institut Agroekologi Indonesia mengatakan bahwa kesuksesan dalam melaksanakan diversifikasi tepung gandum akan memberikan banyak manfaat, termasuk meningkatkan ekonomi nasional dan mengurangi konversi lahan pertanian. Program ini layak didukung, dengan catatan tidak hanya menjadi proyek elit atau sekadar lip service untuk pemerintah.

 

Disadur dari: https://kumparan.com/pandangan-jogja/indonesia-bisa-hemat-rp-36-triliun-jika-mau-kurangi-gandum-dan-diganti-singkong-1yShD0FmFZ6

Selengkapnya
Jika Mau Kurangi Gandum dan Menggantinya dengan Singkong, Indonesia Bisa Hemat Hingga Rp. 36 Triliun

Pertanian

Pengertian Dari Agronomi

Dipublikasikan oleh Muhammad Ilham Maulana pada 01 Maret 2024


Pertanian mencakup proses ilmiah dan teknologi yang terlibat dalam membudidayakan dan memanfaatkan tanaman untuk berbagai tujuan seperti makanan, bahan bakar, serat, bahan kimia, rekreasi, dan pelestarian lahan. Pertanian modern juga mencakup bidang penelitian seperti genetika tanaman, fisiologi tanaman, meteorologi, dan ilmu tanah. Ini melibatkan aplikasi interdisipliner bidang-bidang seperti biologi, kimia, ekonomi, ekologi, ilmu bumi, dan genetika. Para profesional yang berspesialisasi dalam bidang pertanian disebut sebagai ahli agronomi.

Sejarah Agronomi:

Pemuliaan Tanaman

Bidang agronomi ini mencakup pemuliaan selektif tanaman untuk menghasilkan tanaman terbaik untuk berbagai kondisi. Pemuliaan tanaman telah meningkatkan hasil panen dan meningkatkan nilai gizi berbagai tanaman, termasuk jagung, kedelai, dan gandum. Ini juga menghasilkan pengembangan jenis tanaman baru. Sebagai contoh, gandum hibrida yang dinamakan tritikale diproduksi dengan persilangan antara gandum dan gandum. Tritikale mengandung protein yang lebih mudah dicerna daripada baik gandum maupun gandum. Agronomi juga telah menjadi instrumen penting untuk penelitian produksi buah dan sayuran. Selain itu, penerapan pemuliaan tanaman untuk pengembangan rumput-rumputan telah menghasilkan pengurangan dalam permintaan pupuk dan input air, serta jenis rumput dengan resistensi penyakit yang lebih tinggi.

Bioteknologi

Agronom menggunakan bioteknologi untuk memperpanjang dan mempercepat pengembangan karakteristik yang diinginkan. Bioteknologi seringkali merupakan kegiatan laboratorium yang membutuhkan pengujian lapangan terhadap varietas tanaman baru yang dikembangkan. Selain meningkatkan hasil panen, bioteknologi agronomi semakin banyak digunakan untuk penggunaan baru selain pangan. Sebagai contoh, biji-bijian saat ini digunakan terutama untuk margarin dan minyak makan lainnya, tetapi dapat dimodifikasi untuk menghasilkan asam lemak untuk deterjen, bahan bakar pengganti, dan petrokimia.

Ilmu Tanah

Agronom mempelajari cara berkelanjutan untuk membuat tanah lebih produktif dan menguntungkan. Mereka mengklasifikasikan tanah dan menganalisisnya untuk menentukan apakah mengandung nutrisi penting untuk pertumbuhan tanaman. Makronutrien umum yang dianalisis meliputi senyawa nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan belerang. Tanah juga dinilai untuk beberapa mikronutrien, seperti seng dan boron. Persentase bahan organik, pH tanah, dan kapasitas penahanan nutrisi juga diuji di laboratorium regional. Agronom akan menginterpretasikan laporan laboratorium ini dan memberikan rekomendasi untuk memodifikasi nutrisi tanah guna pertumbuhan tanaman optimal.

Konservasi Tanah

Selain itu, agronom mengembangkan metode untuk menjaga tanah dan mengurangi efek erosi oleh angin dan air. Sebagai contoh, teknik yang dikenal sebagai tanam kontur dapat digunakan untuk mencegah erosi tanah dan mengonservasi curah hujan. Peneliti agronomi juga mencari cara untuk menggunakan tanah lebih efektif dalam menyelesaikan masalah lain. Masalah-masalah tersebut termasuk pembuangan kotoran manusia dan hewan, polusi air, dan akumulasi pestisida di tanah, serta menjaga tanah untuk generasi mendatang seperti pembakaran padang setelah produksi tanaman. Teknik manajemen padang rumput meliputi pertanian tanpa pembajakan, penanaman rumput pengikat tanah di sepanjang kontur pada lereng curam, dan menggunakan saluran kontur dengan kedalaman hingga 1 meter.

Agroekologi

Agroekologi adalah pengelolaan sistem pertanian dengan penekanan pada aplikasi ekologi dan lingkungan. Topik ini erat terkait dengan pekerjaan untuk pertanian berkelanjutan, pertanian organik, dan sistem pangan alternatif serta pengembangan sistem penanaman alternatif.

Model Teoritis

Ekologi produksi teoritis adalah studi kuantitatif tentang pertumbuhan tanaman. Tanaman diperlakukan sebagai jenis pabrik biologis, yang mengolah cahaya, karbon dioksida, air, dan nutrisi menjadi produk yang dapat dipanen. Parameter utama yang dipertimbangkan adalah suhu, sinar matahari, biomassa tanaman yang berdiri, distribusi produksi tanaman, serta pasokan nutrisi dan air.


Disadur dari: https://id.wikipedia.org/wiki/Agronomi

 

Selengkapnya
Pengertian Dari Agronomi

Pertanian

Penjelasan Untuk Pertanian Berkelanjutan

Dipublikasikan oleh Muhammad Ilham Maulana pada 01 Maret 2024


Pertanian berkelanjutan adalah gerakan pertanian yang menerapkan prinsip-prinsip ekologi, yang mempelajari hubungan antara organisme hidup dan lingkungannya. Pertanian berkelanjutan didefinisikan sebagai sistem terpadu praktik produksi tumbuhan dan hewan dalam satu lokasi, yang memiliki fungsi jangka panjang berikut:

  1. Memenuhi kebutuhan pangan manusia dan serat.
  2. Peningkatan kualitas lingkungan dan sumber daya alam yang berbasis pertanian.
  3. Penggunaan yang sangat efisien dari sumber daya alam tak terbarukan.
  4. Pemanfaatan sumber daya yang tersedia di lahan pertanian secara terpadu, dengan penggunaan pengendalian dan siklus biologis untuk meningkatkan kualitas hidup petani dan masyarakat secara keseluruhan.

Meskipun demikian, pertanian berkelanjutan sering kali dianggap sebagai langkah menuju tujuan, bukan tujuan itu sendiri. Pertanian yang benar-benar berkelanjutan bertujuan untuk mengurangi konsumsi energi, meminimalkan dampak terhadap lingkungan, mengurangi penggunaan barang-barang kemasan, mendorong pembelian lokal melalui rantai pasokan pangan yang pendek, mengurangi konsumsi bahan makanan olahan, dan meningkatkan kegiatan berkebun di masyarakat dan di rumah. Meskipun beberapa pihak berpendapat bahwa pertanian berkelanjutan mungkin menghadapi tantangan secara ekonomi.

Sumber Daya Pertanian Berlanjutan

Sumber daya alam merupakan komponen vital dalam pertanian berkelanjutan, yang menggabungkan prinsip-prinsip ekologi dalam praktik produksi tanaman dan hewan. Faktor seperti cahaya matahari, udara, tanah, dan air memegang peranan penting dalam pemanfaatan sumber daya alam di lahan pertanian. Pengelolaan yang baik terhadap faktor ini sangat diperlukan untuk menjaga keberlanjutan lingkungan pertanian. Pentingnya nutrisi tanah menjadi perhatian dalam pertanian berkelanjutan, di mana pengembalian nutrisi ke tanah menjadi kunci dalam meminimalkan penggunaan sumber daya alam non-terbarukan seperti gas alam dan mineral. Cara pengembalian nutrisi dapat dilakukan melalui berbagai metode, seperti daur ulang sampah organik, tanaman legum, produksi nitrogen industri, serta teknologi rekayasa genetika.

Pengelolaan air juga merupakan aspek penting dalam pertanian berkelanjutan, di mana irigasi yang tepat dan manajemen drainase sangat diperlukan untuk mencegah salinisasi tanah dan menjaga keberlanjutan sumber daya air. Erosi tanah juga menjadi perhatian utama, di mana metode pertanian tanpa pembajakan dan desain jalur kunci menjadi solusi untuk mengurangi erosi tanah. Selain itu, ketersediaan lahan pertanian juga menjadi isu penting, terutama dengan meningkatnya permintaan akan bahan pangan dan tekanan untuk memperluas lahan pertanian. Namun, perlu diingat bahwa perluasan lahan pertanian juga berkontribusi pada deforestasi dan kehilangan biodiversitas, sehingga pengelolaan lahan yang bijaksana sangat diperlukan.

Di sisi energi, pertanian berkelanjutan juga berupaya untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dengan mengembangkan teknologi energi terbarukan dalam rantai produksi pangan. Hal ini menjadi penting mengingat keterbatasan dan kenaikan harga bahan bakar fosil yang dapat mempengaruhi ketahanan pangan global. Dengan demikian, upaya untuk memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan dalam pertanian adalah kunci untuk menjaga keberlanjutan lingkungan dan memastikan ketahanan pangan jangka panjang.


Disadur dari: https://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian_berkelanjutan

Selengkapnya
Penjelasan Untuk Pertanian Berkelanjutan

Pertanian

Dukungan Pemerintah Terhadap Subsidi Pertanian

Dipublikasikan oleh Muhammad Ilham Maulana pada 01 Maret 2024


Subsidi pertanian adalah dukungan keuangan yang diberikan oleh pemerintah kepada petani dan pelaku bisnis pertanian untuk membantu mendukung pendapatan mereka, mengatur pasokan komoditas pertanian, dan memengaruhi permintaan serta penawaran komoditas tertentu. Subsidi ini dapat diberikan untuk berbagai jenis komoditas, baik hasil pertanian maupun hasil peternakan, dan bisa bersifat umum atau ditujukan untuk tujuan penggunaan khusus, seperti dalam program pemberian makanan di sekolah. Meskipun demikian, subsidi pertanian sering kali menjadi topik kontroversial karena keterlibatan besar perusahaan agribisnis yang memiliki kepentingan politik dan ekonomi dalam hal tersebut.

Dampak Subsidi Pertanian

Subsidi pertanian berfungsi sebagai aliran uang dari pembayar pajak ke pemilik lahan usaha tani, namun dampaknya kompleks dan sering kontroversial.

1. Perdagangan Internasional dan Harga Pangan Global

Subsidi komoditas pertanian yang diekspor dapat menurunkan harga global, menguntungkan konsumen di negara berkembang. Namun, hal ini merugikan petani non-subsidi dan meningkatkan kemiskinan dengan mengurangi harga pangan. Perdebatan seputar subsidi pertanian sering menghambat pembicaraan perdagangan internasional.

2. Kemiskinan di Negara Berkembang

Subsidi pertanian di negara maju menurunkan harga pangan global, sehingga petani di negara berkembang sulit bersaing. Dampaknya termasuk peningkatan kemiskinan di kalangan petani non-subsidi. Contohnya, Haiti mengalami penurunan produksi beras lokal karena tidak bisa bersaing dengan impor beras yang disubsidi.

3. Dampak pada Asupan Nutrisi

Subsidi pangan berkalori tinggi dapat menyebabkan obesitas karena harga yang murah. Misalnya, jagung digunakan sebagai pakan ternak, meningkatkan kandungan lemak dalam daging sapi. Namun, penelitian mengenai kaitan kebijakan pertanian dengan obesitas masih kontroversial.

4. Dampak Lingkungan

Subsidi pada pertanian skala besar mendorong pertanian monokultur yang merusak lingkungan dan mengancam keberlangsungan lebah sebagai penyerbuk alami. Subsidi pada industri daging juga menyebabkan masalah lingkungan seperti emisi gas rumah kaca dan konsumsi air yang besar.

Intervensi pemerintah melalui subsidi pertanian dapat mengganggu mekanisme pasar, memengaruhi produksi dan harga komoditas, serta menyebabkan ketidakadilan ekonomi.

Subsidi Pertanian di Berbagai Wilayah

  1. Uni Eropa

    • Pada tahun 2010, Uni Eropa mengalokasikan 47 Miliar Euro untuk pertanian, dengan sebagian besar subsidi didasarkan pada luas lahan yang dikelola. Sektor pertanian dan perikanan menerima 40% dari dana tersebut.
  2. Afrika

    • Peningkatan harga pangan dan pupuk telah meningkatkan kerawanan pangan di wilayah perkotaan dan pedesaan di beberapa negara miskin di Afrika. Kebijakan baru berfokus pada peningkatan produktivitas tanaman pangan pokok.
  3. Selandia Baru

    • Selandia Baru memiliki sistem pertanian dengan pasar yang sangat terbuka setelah reformasi pada tahun 1984 yang menghentikan semua jenis subsidi. Subsidi pertanian di negara lain dianggap sebagai hambatan bagi Selandia Baru dalam bersaing sebagai negara pengekspor bahan pertanian.
  4. Amerika Serikat

    • Amerika Serikat memberikan subsidi sekitar US$ 20 miliar per tahun kepada petani melalui U.S. farm bill. Program ini telah mengalami perubahan signifikan dari tahun 1930an hingga saat ini, dengan sebagian besar subsidi diberikan kepada produsen jagung karena kebijakan energi yang mengarah pada produksi etanol dari jagung.
  5. Asia

    • Subsidi pertanian tetap menjadi topik utama dalam perdagangan global. Jepang dan Korea Selatan termasuk di antara negara-negara di Asia yang memberikan subsidi besar kepada petani mereka, meskipun ada upaya untuk mengubah sektor pertanian di Korea Selatan yang dihadapi dengan resistensi dari berbagai pihak.

 
Disadur dari: https://id.wikipedia.org/wiki/Subsidi_pertanian

Selengkapnya
Dukungan Pemerintah Terhadap Subsidi Pertanian

Pertanian

Penjelasan Studi Proses Ekologi Pertanian

Dipublikasikan oleh Muhammad Ilham Maulana pada 01 Maret 2024


Ekologi Pertanian adalah studi tentang proses ekologi yang mengatur sistem produksi pertanian, dengan membawa prinsip-prinsip ekologi ke dalam ekosistem pertanian. Istilah ini sering disalahartikan sebagai "sains, olahraga, praktik" meskipun sebenarnya lebih tepat didefinisikan sebagai bidang ilmu yang berkaitan dengan ekosistem pertanian daripada metode pertanian spesifik.

Strategi ekologi

Pakar ekologi pertanian mendukung penggunaan teknologi dalam pertanian dengan mempertimbangkan aspek keberagaman hayati, sosial, dan manusia. Mereka menganggap bahwa teknologi harus digunakan secara bijaksana sesuai dengan karakteristik unik dari setiap ekosistem pertanian. Studi ekologi pertanian mengkaji produktivitas, stabilitas, keberlanjutan, dan kesetaraan dalam ekosistem pertanian, dengan pendekatan interdisipliner yang melibatkan ilmu alam, sosial, ekonomi, dan budaya.

Pendekatan

Ekologi pertanian didefinisikan sebagai studi tentang hubungan antara tanaman pertanian dan lingkungan, serta interaksi antara tanaman, hewan, manusia, dan lingkungan dalam sistem pertanian. Pendekatan ekologi pertanian dapat bervariasi tergantung pada lokasi geografisnya, dengan fokus politik yang berbeda-beda di berbagai belahan bumi. Di samping itu, terdapat pendekatan berbasis ekologi populasi yang menganalisis dinamika populasi spesies dalam ekosistem pertanian.

Ekologi pertanian inklusif menganggapnya sebagai bagian integral dari pertanian secara keseluruhan, dengan mempertimbangkan hubungan antara ekologi alam dan ekologi pertanian. Ini menekankan pentingnya pengelolaan lingkungan pertanian yang terencana dengan baik, di mana manusia berinteraksi dengan organisme dalam lingkungan tersebut.


Disadur dari: https://id.wikipedia.org/wiki/Ekologi_pertanian

Selengkapnya
Penjelasan Studi Proses Ekologi Pertanian

Pertanian

Penjelasan Mengenai Kedaulatan Pangan

Dipublikasikan oleh Muhammad Ilham Maulana pada 01 Maret 2024


Definisi

Konsep "kedaulatan pangan" berasal dari Via Campesina, sebuah organisasi petani internasional, pada tahun 1996, dan sejak saat itu telah diadopsi oleh berbagai entitas global, termasuk Bank Dunia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Awalnya diartikulasikan dalam "Deklarasi Nyéléni" pada tahun 2007 dan disempurnakan lebih lanjut di Eropa pada tahun 2011, kedaulatan pangan telah diintegrasikan ke dalam konstitusi dan undang-undang setidaknya di tujuh negara pada tahun 2020.

Sejarah

Kedaulatan pangan, sebuah gerakan yang sejalan dengan prinsip-prinsip Slow Food, muncul baru-baru ini namun mendapatkan momentumnya seiring dengan upaya berbagai negara untuk membangun sistem pangan yang mengatasi ketidakadilan.

Pertemuan global

"Deklarasi Nyéléni," yang diadopsi oleh 500 delegasi dari lebih dari 80 negara di Forum Kedaulatan Pangan 2007 di Sélingué, Mali, menggarisbawahi kedaulatan pangan sebagai hak masyarakat untuk mendapatkan makanan yang sehat dan sesuai dengan budaya mereka yang diproduksi secara berkelanjutan. Forum ini menekankan pada ekonomi lokal dan nasional, pertanian yang digerakkan oleh petani, serta keberlanjutan lingkungan, sosial, dan ekonomi.

Kebijakan kedaulatan pangan pemerintah

Tantangan dalam produksi, distribusi, dan akses pangan menyoroti dimensi politik. Para pengkritik berpendapat bahwa gerakan seperti Revolusi Hijau gagal mengatasi akses lahan dan kesenjangan ekonomi, sementara para pendukung kedaulatan pangan mengadvokasi kebijakan yang memberdayakan masyarakat lokal dan mempromosikan keanekaragaman pertanian. Contoh dari Venezuela dan Ekuador menggambarkan upaya untuk mengabadikan kedaulatan pangan ke dalam undang-undang, termasuk langkah-langkah untuk melindungi keanekaragaman hayati dan membatasi monokultur. Negara-negara lain seperti Mali, Bolivia, Nepal, Senegal, dan Mesir telah mengikuti langkah tersebut, mengintegrasikan kedaulatan pangan ke dalam kerangka hukum mereka.

Kedaulatan Pangan Masyarakat Adat

1. Dampak Global
Perubahan iklim menimbulkan tantangan yang signifikan terhadap ketahanan pangan masyarakat adat di seluruh dunia, terutama penduduk Kepulauan Pasifik dan mereka yang berada di Lingkar Utara, karena naiknya permukaan air laut dan erosi.

2. Perampasan Budaya
Ada kekhawatiran bahwa kedaulatan pangan masyarakat adat sedang dirampas sebagai masakan trendi untuk konsumsi umum, yang mengakibatkan permintaan yang lebih besar untuk makanan pokok budaya di luar masyarakat adat, sehingga menyulitkan populasi ini untuk mengakses makanan tradisional mereka.

3. Kedaulatan Pangan Pribumi di Amerika Serikat
Penduduk asli Amerika menghadapi tantangan langsung dalam memperoleh dan menyiapkan makanan tradisional mereka, yang menyebabkan masalah kesehatan seperti diabetes dan penyakit jantung. Perpindahan dari tanah leluhur telah berkontribusi pada kerawanan pangan massal, sehingga mendorong para aktivis untuk mengadvokasi revitalisasi praktik-praktik tradisional, mengembangkan ekonomi pangan lokal, dan menegaskan hak atas kedaulatan pangan dan benih.

4. Tantangan dan Solusi
Terganggunya jalur pangan tradisional terkait dengan terputusnya hubungan antara masyarakat adat dengan tanah leluhur mereka, yang dipicu oleh faktor-faktor seperti rasisme dan kolonialisme. Terbatasnya akses terhadap makanan tradisional telah menyebabkan prevalensi kerawanan pangan dan masalah kesehatan yang lebih tinggi di kalangan masyarakat adat, yang diperparah oleh prevalensi makanan olahan. Meskipun merupakan negara berdaulat, suku-suku asli Amerika menerima dukungan terbatas dari pemerintah AS dalam merehabilitasi jalur makanan tradisional, yang menyoroti perlunya pengakuan yang lebih besar terhadap kedaulatan suku dalam proses pengambilan keputusan.

Kedaulatan pangan vs ketahanan pangan

Kedaulatan Pangan:
Kedaulatan pangan, sebuah konsep yang dicetuskan pada tahun 1996 oleh para produsen skala kecil yang terorganisir dalam gerakan sosial transnasional La Via Campesina (LVC), menekankan perlunya masyarakat memiliki kendali atas produksi, pengolahan, dan distribusi pangan mereka. Tidak seperti ketahanan pangan, yang berfokus pada memastikan akses terhadap makanan yang cukup dan bergizi, kedaulatan pangan melangkah lebih jauh dengan mengadvokasi petani kecil dan pertanian yang dimiliki secara kolektif, perikanan, dan sektor-sektor penghasil pangan lainnya. Hal ini bertujuan untuk menangkal jalur industrialisasi pangan dan mendorong distribusi yang adil atas lahan pertanian, air, dan benih, serta dukungan terhadap pertanian skala kecil yang produktif.

Ketahanan Pangan:
Ketahanan pangan, sebagaimana didefinisikan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), mengacu pada ketersediaan, akses, dan pemanfaatan makanan yang cukup, aman, dan bergizi untuk memenuhi kebutuhan makanan untuk hidup aktif dan sehat. Meskipun ketahanan pangan menekankan pada jaminan akses terhadap nutrisi yang cukup bagi semua orang, ketahanan pangan dapat bergantung pada produksi dalam negeri dan impor global. Namun, para kritikus berpendapat bahwa fokus pada ketahanan pangan sering kali mengarah pada dukungan terhadap pertanian korporat berskala besar dan industri, yang dapat berkontribusi pada perampasan produsen kecil dan degradasi ekologi dalam skala global.

Kritik terhadap Revolusi Hijau

Teori Sistem Pangan

Philip McMichael membahas dikotomi antara "pertanian dunia" berdasarkan Perjanjian Pertanian WTO dan gerakan kedaulatan pangan, yang menekankan pada lokalisme agroekologi. Penelitian terbaru oleh Harriet Friedman menunjukkan bahwa adopsi "makanan dari tempat lain" sudah terjadi dalam rezim lingkungan perusahaan.

Kritik
1. Asumsi yang salah: Beberapa ahli berpendapat bahwa gerakan kedaulatan pangan membuat asumsi yang salah, terutama mengenai pertanian skala kecil sebagai pilihan gaya hidup. Para pengkritik berpendapat bahwa meskipun gerakan ini mengkritik ideologi ekonomi neoliberal, gerakan ini mengabaikan masalah kelaparan di bawah rezim sosialis.
2. Model Politik-Hukum: Terdapat kekurangan konsensus dalam gerakan kedaulatan pangan mengenai bidang politik dan hukum untuk menuntut demokratisasi. Para pengkritik mempertanyakan kesesuaian antara kedaulatan nasional dengan kedaulatan masyarakat lokal.
3. Krisis Petani: Henry Bernstein mengkritik penggambaran gerakan ini mengenai populasi petani sebagai sebuah kategori sosial yang terpadu, dengan menyoroti keragaman di dalam komunitas-komunitas ini. Dia berpendapat bahwa kecenderungan konservatif gerakan ini muncul dari reaksi terhadap globalisasi.


Disadur dari: https://en.wikipedia.org/wiki/Food_sovereignty

Selengkapnya
Penjelasan Mengenai Kedaulatan Pangan
page 1 of 8 Next Last »