Perhubungan
Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini pada 20 Mei 2024
Kecelakaan yang terjadi pada pesawat SAM Air jenis Cessna 208 Caravan pada tahun 2023 merupakan peristiwa yang tragis. Pesawat ini jatuh setelah lepas landas dari Bandar Udara Elelim dan menuju Lapangan Terbang Poik pada pukul 10.53 WIT. Delapan menit setelah lepas landas, pesawat kehilangan kontak dan posisinya dilaporkan berada di koordinat S3° 52' 43.67" E139° 27' 16.07".
Pada penerbangan tersebut, pesawat Cessna 208 Caravan milik SAM Air membawa 2 awak pesawat dan 4 penumpang. Identitas dari awak pesawat tersebut adalah Hadi Permadi sebagai pilot dan Levi Murib sebagai kopilot. Sementara itu, penumpang yang terdaftar dalam manifes adalah Bartolomeus (34 tahun), Ebeth Halerohon (29 tahun), Dormina Halerohon (17 tahun), dan Kilimputni (20 tahun).
Setelah beberapa jam, pesawat SAM Air berhasil ditemukan dalam kondisi jatuh di Pegunungan Papua, sekitar 12 km dari Kabupaten Yalimo. Namun, evakuasi korban belum dapat dilakukan karena cuaca yang buruk dan ekstrem. Sebanyak 12 personel dari tim SAR gabungan dikerahkan ke lokasi kecelakaan di pegunungan Kabupaten Yalimo yang memiliki ketinggian sekitar 5.800 mdpl. Lokasi kecelakaan memiliki kemiringan yang sangat terjal, dengan sudut kemiringan antara 110 hingga 120 derajat. Evakuasi dilakukan menggunakan pesawat helikopter jenis Caracal milik TNI-AU dari Timika dan helikopter yang dimiliki oleh tim SAR dari Wamena.
Kronologi kecelakaan ini mengungkapkan bahwa pesawat yang lepas landas dari Bandara Moses Kilangin Timika tidak hanya membawa 11 penumpang, tetapi juga muatan makanan. Pilot berusaha untuk menghindari awan tipis di ujung landasan dengan mendarat di tengah landasan dengan kemiringan ke kanan, namun hal ini menyebabkan pesawat menabrak pohon yang berada dekat landasan.
Proses evakuasi korban kecelakaan pesawat SAM Air dilakukan setelah lokasi kejadian dibersihkan. Enam korban yang dinyatakan meninggal dunia telah dievakuasi dari kawasan hutan Yalimo Pegunungan Papua. Jenazah para korban akan dipulangkan ke kediaman keluarga mereka dengan bantuan pihak maskapai. Awalnya, jenazah korban akan diangkut ke Wamena, di mana mereka akan ditempatkan dalam peti mati dan diterbangkan ke Jayapura menggunakan pesawat kargo milik Trigana Air. Di Jayapura, jenazah akan diidentifikasi di RS Bhayangkara sebelum akhirnya diserahkan kepada keluarga korban.
Dengan penjelasan yang lebih terperinci dan terbagi dalam enam paragraf, diharapkan artikel tentang kecelakaan SAM Air 2023 ini menjadi lebih mudah dipahami.
Sumber: id.wikipedia.org
Perhubungan
Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini pada 15 Mei 2024
Perencanaan transportasi adalah proses menentukan kebijakan, tujuan, investasi, dan desain tata ruang masa depan untuk mempersiapkan kebutuhan masa depan dalam memindahkan orang dan barang ke tujuan. Praktik ini melibatkan banyak pemangku kepentingan termasuk berbagai lembaga pemerintah, publik, dan bisnis swasta. Perencana transportasi menerapkan pendekatan multi-modal dan/atau komprehensif untuk menganalisis berbagai alternatif dan dampaknya terhadap sistem transportasi guna mencapai hasil yang menguntungkan.
Model dan Keberlanjutan
Secara historis, perencanaan transportasi mengikuti model perencanaan rasional yang mencakup pendefinisian tujuan dan sasaran, identifikasi masalah, pengembangan alternatif, evaluasi alternatif, dan pengembangan rencana. Model lain yang digunakan dalam perencanaan mencakup aktor rasional, pengembangan berorientasi transit, satisficing, perencanaan inkremental, proses organisasi, perencanaan kolaboratif, dan tawar-menawar politik.
Perencana semakin diharapkan untuk mengadopsi pendekatan multidisiplin, terutama karena meningkatnya pentingnya lingkungan. Misalnya, menggunakan psikologi perilaku untuk membujuk pengemudi agar meninggalkan mobil mereka dan menggunakan transportasi umum. Peran perencana transportasi bergeser dari analisis teknis ke promosi keberlanjutan melalui kebijakan transportasi yang terintegrasi . Misalnya, di Hanoi, peningkatan jumlah sepeda motor tidak hanya merusak lingkungan tetapi juga memperlambat pertumbuhan ekonomi. Dalam jangka panjang, rencananya adalah mengurangi lalu lintas melalui perubahan perencanaan kota. Melalui insentif ekonomi dan alternatif yang menarik, para ahli berharap untuk mengurangi lalu lintas dalam jangka pendek .
Meskipun metode kuantitatif untuk mengamati pola transportasi dianggap sebagai dasar dalam perencanaan transportasi, peran analisis kualitatif dan metode campuran serta penggunaan kerangka analitis kritis semakin diakui sebagai aspek kunci dalam praktik perencanaan transportasi yang mengintegrasikan berbagai kriteria perencanaan dalam menghasilkan, mengevaluasi, dan memilih kebijakan serta opsi proyek.
Perencanaan Transportasi di Inggris
Di Inggris, perencanaan transportasi secara tradisional merupakan cabang dari teknik sipil. Pada tahun 1950-an dan 1960-an, dipercaya bahwa mobil adalah elemen penting dalam masa depan transportasi karena pertumbuhan ekonomi mendorong angka kepemilikan mobil. Peran perencana transportasi adalah mencocokkan kapasitas jalan raya dan pedesaan dengan permintaan pertumbuhan ekonomi. Daerah perkotaan perlu didesain ulang untuk kendaraan bermotor atau menerapkan pengendalian lalu lintas dan manajemen permintaan untuk mengurangi kemacetan dan dampak lingkungan. Kebijakan ini dipopulerkan dalam publikasi pemerintah tahun 1963, "Traffic in Towns". Laporan Smeed pada harga kemacetan awalnya dipromosikan untuk mengelola permintaan tetapi dianggap tidak dapat diterima secara politik. Dalam beberapa waktu terakhir, pendekatan ini diejek sebagai "predict and provide" yang berarti memprediksi permintaan transportasi masa depan dan menyediakan jaringan untuk itu, biasanya dengan membangun lebih banyak jalan.
Publikasi "Planning Policy Guidance 13" pada tahun 1994 (direvisi pada tahun 2001) , diikuti oleh "A New Deal for Transport" pada tahun 1998 dan kertas putih "Transport Ten Year Plan 2000" sekali lagi menunjukkan penerimaan bahwa pertumbuhan lalu lintas jalan yang tidak terkendali tidak diinginkan maupun layak. Kekhawatiran ini ada tiga: kekhawatiran tentang kemacetan, kekhawatiran tentang dampak lalu lintas jalan terhadap lingkungan (baik alam maupun buatan), dan kekhawatiran bahwa penekanan pada transportasi jalan mendiskriminasi kelompok rentan dalam masyarakat seperti orang miskin, lanjut usia, dan penyandang disabilitas.
Disadur dari: en.wikipedia.org
Perhubungan
Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini pada 15 Mei 2024
Pada 30 Juni 2015, pesawat Lockheed KC-130B Hercules (registrasi A-1310) yang dioperasikan oleh Angkatan Udara Indonesia jatuh di dekat pemukiman tak lama setelah lepas landas dari Medan menuju Tanjung Pinang. Pesawat membawa 12 awak dan 110 penumpang, termasuk personel militer dan keluarga mereka. Semua 122 orang di dalam pesawat tewas, bersama dengan 17 orang di darat. Kecelakaan ini adalah yang paling mematikan dalam sejarah pesawat Hercules di Indonesia.
Detail Kecelakaan
Pesawat lepas landas dari Pangkalan Udara Soewondo pada pukul 12:08 siang waktu setempat setelah mengisi bahan bakar dan mengangkut penumpang. Sekitar dua menit kemudian, pesawat jatuh dekat Jalan Djamin Ginting, sekitar 5 kilometer dari pangkalan. Menurut saksi mata dan media Indonesia, pilot sempat meminta izin untuk kembali ke pangkalan sebelum pesawat tiba-tiba berbelok tajam ke kanan, menabrak menara radio, lalu jatuh dan meledak. Kecelakaan ini terjadi hanya 2 kilometer dari lokasi jatuhnya Mandala Airlines Flight 091 pada tahun 2005.
Penumpang dan Awak
Pesawat tersebut mengangkut personel militer dan keluarga mereka untuk rotasi tugas. Penumpang termasuk yang naik dari Malang, Jakarta, dan Pekanbaru. Total ada 110 penumpang dan 12 awak di dalam pesawat. Proses identifikasi korban dimulai pada 1 Juli 2015, dengan sekitar 119 tubuh berhasil diidentifikasi dan dikembalikan kepada keluarga pada 4 Juli. Kapten pesawat, Sandy Permana, dikenal sebagai salah satu pilot terbaik di Angkatan Udara Indonesia.
Lokasi Kecelakaan
Kecelakaan terjadi di lingkungan padat penduduk di Medan, kota terbesar ketiga di Indonesia. Pesawat lepas landas dari Pangkalan Udara Soewondo, yang sebelumnya adalah Bandara Polonia. Bandara ini telah digantikan oleh Bandara Internasional Kualanamu pada tahun 2013 karena kekhawatiran tentang kedekatannya dengan area perkotaan.
Pencarian dan Penyelamatan
Setelah kecelakaan, ribuan warga lokal berusaha mencari korban selamat. Setidaknya empat orang selamat dari dampak awal dan dibawa ke rumah sakit terdekat dengan luka bakar serius. Semua 122 orang di dalam pesawat tewas dalam kecelakaan ini. BASARNAS dan personel militer membantu dalam pencarian korban dan evakuasi. Investigasi dilakukan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dengan mengandalkan pola reruntuhan dan sejarah penerbangan pilot.
Investigasi dan Tindakan Lanjut
Investigasi awal menunjukkan bahwa baling-baling mesin nomor empat mengalami kerusakan sebelum pesawat menabrak menara. Semua mesin pesawat diambil dari lokasi kecelakaan untuk dianalisis. Kecelakaan ini memicu protes publik tentang kondisi armada Hercules Angkatan Udara Indonesia. Para pejabat menegaskan bahwa usia pesawat tidak berkontribusi pada kecelakaan dan pesawat dalam kondisi baik. Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla setuju untuk pensiunkan pesawat tua guna mencegah tragedi serupa di masa depan.
Disadur dari: en.wikipedia.org
Perhubungan
Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini pada 15 Mei 2024
Aviastar Penerbangan 7503 adalah penerbangan regional dari Masamba ke Makassar, Indonesia. Pada 2 Oktober 2015, pesawat de Havilland Canada DHC-6 Twin Otter yang melayani rute ini hilang dengan 10 orang di dalamnya tak lama setelah lepas landas di dekat Palopo. Tidak ada panggilan darurat dari pesawat tersebut. Tiga hari kemudian, pesawat ditemukan jatuh dan dipastikan bahwa semua penumpang tewas. Ini merupakan kecelakaan paling mematikan dalam sejarah Aviastar.
Penyebab Kecelakaan
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) merilis laporan akhir pada Januari 2017 yang menyimpulkan bahwa kecelakaan disebabkan oleh kesalahan pilot. Ditemukan bahwa kedua pilot sepakat untuk menyimpang dari rute yang ditentukan dan memutuskan untuk "memotong jalan," sehingga mengurangi waktu perjalanan pesawat. Namun, dengan melakukan hal ini, pesawat harus melewati pegunungan di tengah rute. Ini tidak akan terjadi jika mereka tetap pada rute yang ditentukan yang dekat dengan garis pantai. Laporan juga mencatat tidak adanya peringatan dari sistem peringatan kedekatan tanah (EGPWS).
Penerbangan
Pesawat lepas landas dari Bandara Masamba pada pukul 14:25 WITA dengan 3 awak dan 7 penumpang di dalamnya. Pesawat diperkirakan mendarat di Makassar satu jam kemudian pada pukul 15:25, tetapi sebelas menit setelah lepas landas, pesawat kehilangan kontak dengan menara kontrol. Pada saat kehilangan kontak, pesawat berada di ketinggian 8.000 kaki. Kondisi cuaca dilaporkan sangat baik dengan visibilitas di atas 100 km dan angin berkecepatan 5 knot. Rute yang dipilih dalam penerbangan ini adalah rute "sangat aman" dengan elevasi sekitar 10–100 kaki, yang berarti tidak ada pegunungan atau bukit besar di rute tersebut.
Pencarian
Segera setelah kecelakaan, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan Indonesia (BASARNAS) mendirikan pusat krisis di Makassar dan mengirim 100 personel pencarian dan penyelamatan ke daerah tersebut. Pencarian hari pertama dilakukan dengan berjalan kaki, namun pesawat belum ditemukan. Pada hari kedua, pencarian dilakukan dengan satu helikopter dan tiga pesawat dari Aviastar, memperluas area pencarian ke garis pantai Luwu. Sinyal dari ponsel teknisi yang berada dalam mode pesawat membantu menemukan lokasi pesawat. Pencarian terhambat oleh kondisi cuaca buruk di daerah tersebut.
Saksi Mata
Banyak orang mengklaim melihat pesawat jatuh, tetapi semuanya memberikan lokasi yang berbeda. Beberapa mengklaim pesawat jatuh di Pegunungan Palopo, sementara yang lain mengklaim pesawat jatuh dekat air terjun Sidrap. BASARNAS menyatakan bahwa ada kemungkinan pesawat terbang di luar jalur dan melewati garis pantai karena adanya pegunungan di barat.
Pemulihan
Pada hari keempat, area pencarian diperluas ke laut. Pada sore hari, beberapa personel BASARNAS dan polisi Indonesia menemukan puing-puing di Gunung Latimojong. BASARNAS kemudian mengonfirmasi bahwa puing-puing tersebut berasal dari pesawat yang hilang. Foto-foto menunjukkan reruntuhan pesawat masih terbakar beberapa hari setelah hilang. Kotak hitam ditemukan dalam kondisi baik, dan tubuh korban dibawa ke rumah sakit militer di Makassar untuk identifikasi. Kepala BASARNAS menyatakan bahwa pesawat tidak dapat ditemukan selama beberapa hari karena antena ELT (Emergency Locator Transmitter) terlepas saat benturan. Pesawat menabrak beberapa puncak pohon dengan kecepatan tinggi, menunjukkan bahwa pesawat berada dalam penerbangan lurus dan level saat jatuh.
Disadur dari: en.wikipedia.org
Perhubungan
Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini pada 15 Mei 2024
Pada 16 Juli 1957, KLM Penerbangan 844 adalah penerbangan penumpang internasional yang dijadwalkan dari Bandara Biak-Mokmer, Nugini Belanda (sekarang Indonesia) menuju Bandara Internasional Manila, Filipina. Pesawat tersebut jatuh ke Teluk Cenderawasih sekitar 1,2 kilometer dari bandara keberangkatannya. Akibat kecelakaan ini, 58 dari 68 orang di dalam pesawat, termasuk 9 awak, meninggal dunia. Penerbangan ini merupakan leg pertama dari layanan yang tujuan akhirnya adalah Amsterdam, Belanda.
Pesawat
Pesawat yang terlibat dalam kecelakaan ini adalah Lockheed 1049E Super Constellation dengan registrasi PH-LKT, yang diberi nama Neutron. Pesawat ini pertama kali terbang pada tahun 1953 dan telah mengumpulkan 11.867 jam terbang. Setelah kecelakaan Penerbangan 844, Neutron dinyatakan tidak dapat digunakan lagi.
Detail Penerbangan
Setelah lepas landas pada pukul 03:32 pada 16 Juli 1957 dari Landasan Pacu 10 di Bandara Biak-Mokmer, kapten Penerbangan 844 KLM meminta agar lampu landasan pacu tetap dinyalakan dan izin untuk melakukan lintasan rendah di sepanjang landasan pacu. Kedua permintaan tersebut dikabulkan. Super Constellation memulai belokan 180 derajat, namun kehilangan ketinggian selama belokan tersebut hingga akhirnya menabrak laut pada pukul 03:36, pecah, dan tenggelam di perairan dengan kedalaman 250 meter.
Investigasi
Penyebab Kecelakaan
Pada awalnya, kecelakaan ini disebabkan oleh kesalahan pilot dan/atau kegagalan teknis, meskipun tidak ada bukti langsung untuk kedua penyebab tersebut. Karena kecelakaan terjadi pada malam hari, pilot mungkin salah menilai ketinggian pesawat relatif terhadap permukaan laut.
Kesimpulan Laporan
Ringkasan laporan dari Dewan Kecelakaan mencatat bahwa tidak ada bukti kesalahan pilot maupun kegagalan teknis, namun juga menekankan bahwa risiko yang terlibat dalam lepas landas dan pendaratan tidak boleh ditingkatkan secara tidak perlu dengan melakukan lintasan rendah pada layanan yang dijadwalkan dengan penumpang di atas pesawat.
Pelajaran dari Kecelakaan
Kecelakaan tragis ini mengajarkan pentingnya mengikuti prosedur penerbangan standar dan menghindari manuver yang tidak perlu yang dapat meningkatkan risiko kecelakaan. Terutama dalam kondisi malam hari, di mana visibilitas dan penilaian ketinggian bisa lebih sulit, penting bagi pilot untuk tetap berpegang pada prosedur keselamatan yang ketat.
Disadur dari: en.wikipedia.org