Kemaritiman
Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja pada 17 Mei 2024
Liputan6.com, Jakarta - Peta jadi hal yang sangat penting bagi seseorang, terutama bagi wisatawan yang belum mengetahui tentang wilayah tertentu. Beberapa wisatawan asing yang datang berkunjung ke tanah air masih tetap memegang peta Indonesia. Dengan menggunakan peta, orang bisa menemukan tempat-tempat wisata atau sarana umum. Sederhananya, mereka bisa mengetahui tentang bank, kantor pos, hingga tempat ibadah. Dilansir dari berbagai sumber, berikut tentang penjelasan peta Indonesia dan manfaatnya.
Peta Indonesia mempunyai sejumlah bagian. Bagian pertama, peta Indonesia bagian utara yang meliputi Pulau Kalimantan. Bagian kedua, peta Indonesia bagian timur, yang mencakup Pulau Papua. Sementara ketiga, peta Indonesia bagian selatan, dan keempat peta Indonesia bagian barat. Peta Indonesia bagian utara memuat tentang perbatasan kontinental atau perbatasan darat, yaitu dengan Malaysia. Sementara batas laut yaitu dengan Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Filipina.
Perbatasan Benua
Peta Indonesia bagian timur, meliputi perbatasan benua atau perbatasan darat, yaitu Indonesia berbatasan dengan Papua Nugini. Sementara perbatasan secara maritim dengan Samudra Pasifik. Peta Indonesia bagian selatan perbatasan darat dengan Timur Leste. Sementara perbatasan maritim dengan perairan Australia dan Samudra Hindia.
Manfaat Peta bagi Wisatawan
Pertama, peta dapat digunakan wisatawan untuk mencari tahu jarak dari satu tempat ke tempat lain, yaitu dengan perhitungan jarak pada peta melalui skala yang ada. Kedua, peta dapat digunakan wisatawan untuk mengetahui arah suatu tempat. Contohnya, dengan melihat peta kawasan Asia Tenggara, orang bisa melihat peta Indonesia yang berseberangan langsung dengan Malaysia di bagian utara. Ketiga, peta juga dapat digunakan wisatawan sebagai alat untuk mencari tahu kondisi lingkungan suatu daerah atau tempat. Contoh, dengan peta orang bisa melihat wilayah yang termasuk beriklim tropis, kutub, ataupun daerah sedang.
Infografis negara-negara terancam hilang dari peta
Sumber: www.liputan6.com
Kemaritiman
Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja pada 17 Mei 2024
PORTAL SULUT – Konon pulau Bali dan Jawa adalah satu kesatuan. Anda mungkin berpikir ini sesuatu yang mustahil.
Tapi terdapat 3 penjelasan yang bisa menjadi rujukan putusnya pulau Bali dan Jawa yang ditandai dengan Selat Bali.
3 Penjelasan putusnya pulau Bali dan pulau Jawa membuat kedua pulau tersebut tidak lagi satu kesatuan.
Sebagaimana dinukil portalsulut.pikiran-rakyat.com dari Youtube BERBAGI TAHU yang diakses pada 24 Desember 2021, berikut cerita-cerita yang berkembang:
1. Kedatangan Resi Markandeya Semua dimulai dari Resi Markandeya yang membawa rombongan sebanyak 4000 pengikut untuk mendirikan Pura Besakih. Hikayat itu membeberkan bahwa mereka menuju Bali tanpa perahu. Karena saat itu pulau Bali dan Jawa masihlah satu. Kemudian terdapat legenda bagaimana pulau Bali dan Jawa akhirnya terbelah menjadi dua oleh selat Bali.
2. Kisah Mpu Sidhimantra dan Naga Basukih
Berdasarkan kitab bernama Usana Bali, putusnya Bali dan Jawa diakibatkan oleh pendeta Mpu Sidhimantra. Pendeta tersebut tinggal di Jawa Timur dan berkawan dekat dengan seekor ular besar bernama Naga Basukih. Naga Besukih mendiami kaki gunung Agun yang merupakan sebuah gua besar yang dianggap suci. Karena persahabatan itu Mpu Sidhimantra selalu mengunjungi Naga Basukih setiap bulan pertama dengan membawa madu, susu, dan mentega.
Salah satu anak Mpu Sidhimantra gemar main judi. Namanya Ida Manik Angkeran, yang banyak menelan kekalahan dalam perjudian. Ketika bulan purnama kembali tiba, sehingga tanpa izin orang tuanya, Ida Manik Angkeran pergi ke Naga Basukih. Sampai di sana ia duduk bersila sembari menyenandungkan bajra sehingga Naga Basukih keluar dari liangnya. Ida Manik Angkeran membawa susu, madu, dan mentega mewakili ayahnya yang tergolek sakit.
Dengan senang hati Naga Basukih mengambil suguhan itu. Ketika Naga Basukih masuk ke dalam goa, saat itulah Ida Manik melihat permata yang menawan bertengger di ekor Naga Basuki. Ida Manik berpikir kalau permata itu cukup menjadi modal perjudian sepanjang hidupnya. Syahdan, ia pun menebas ekor Naga Basukih, lalu lari mengambil permatanya.Ironisnya, Ida Manik Angkeran pun tewas terbakar di hutan Cemara Geseng karena jejak kakinya dapat dilacak kemarahan Naga Basukih. Mpu Sidhimantra pun mencari anaknya yang tak pulang-pulang. Dari situ, Naga Basukih menjelaskan duduk perkara kepada Mpu Sidhimantra.
Naga Basuki menjelaskan bahwa anaknya bisa hidup kembali, dengan syarat mesti mengabdi sebagai Adipura pemangku dan tinggal selamanya di Bali. Syarat itu disetujui Mpu Sidhimantra. Ketika kembali ke Jawa, Mpu Sidhimantra menggoreskan tongkatnya agar anaknya tidak sekali-kali kembali ke Jawa. Dari goresan tongkat itulah, pulau Jawa dan pulau Bali terbelah menjadi dua. Demikianlah asal muasal Selat Bali. Keturunan Adi Manik tersebut hingga kini berkewajiban menjadi pemangku di Pura besakih.
3. Tulisan Ilmuwan Eropa dan Penemuan Air Panas
Penulis bangsa Eropa juga membenarkan kalau pulau Jawa dan Bali awalnya satu padu. Namun kedua pulau itu terpisah oleh meletusnya gunung berapi, terjadilah gempa bumi dahsyat yang membuat daratan kedua pulau itu retak lalu putus. Mereka menerangkan kalau peristiwa itu terjadi awal abad ke-13. Sayangnya kurang jelas gunung apa yang meledak itu. Lalu ditemukan ada mata air panas yang dianggap sebagai bekas gunung berapi aktif masa lalu. Di antara air panas tersebut ada yang bernama Banyuwangi, yang artinya air panas.
Sumber: portalsulut.pikiran-rakyat.com