Industri Manufaktur
Dipublikasikan oleh Cindy Aulia Alfariyani pada 16 Mei 2024
Memasuki tahun 2024, industri manufaktur menghadapi lanskap yang semakin kompleks. Dengan masalah manufaktur mulai dari kekurangan tenaga kerja hingga gangguan rantai pasokan, inflasi, dan banyak lagi, bisnis bergulat dengan banyak masalah yang berdampak pada pertumbuhan, profitabilitas, dan efisiensi operasional.
Terlepas dari rintangan ini, ada rasa optimisme secara keseluruhan karena produsen mencari solusi inovatif dan pendekatan strategis untuk mengatasi tantangan ini.
Masalah manufaktur terbesar di tahun 2024
Sektor manufaktur diprediksi akan tumbuh pada tingkat 3,57% per tahun antara sekarang dan 2028, dengan pasar global diperkirakan akan mencapai hampir $860 miliar pada tahun 2031. Namun, industri ini menghadapi setidaknya tujuh tantangan yang signifikan.
1. Kekurangan tenaga kerja dan rekrutmen
Kekurangan tenaga kerja dan masalah rekrutmen telah menjadi semakin signifikan dalam industri manufaktur. Kesenjangan keterampilan yang terus meningkat dan kurangnya pekerja terampil menimbulkan tantangan nyata bagi produsen di seluruh dunia. Seiring dengan pensiunnya para pekerja yang lebih tua dan berpengalaman dan generasi yang lebih muda menunjukkan minat yang lebih rendah terhadap pekerjaan manufaktur, perusahaan semakin sulit untuk mengisi peran-peran penting.
Kekurangan tenaga kerja ini bukan hanya masalah jumlah, tetapi juga memiliki implikasi yang besar bagi masa depan industri. Hal ini tidak hanya menghambat produksi, tetapi juga menghambat inovasi dan pertumbuhan. Inilah caranya:
Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan dapat mengeksplorasi beberapa strategi berikut:
2. Gangguan rantai pasokan
Perubahan global dan ketidakstabilan ekonomi telah menyebabkan gangguan yang signifikan dalam rantai pasokan. Gangguan ini telah memengaruhi segala hal mulai dari ketersediaan bahan baku hingga pengiriman produk jadi, menyebabkan penundaan, meningkatkan biaya, dan berdampak pada operasi manufaktur secara keseluruhan.
Gangguan rantai pasokan dapat berasal dari berbagai peristiwa, termasuk bencana alam, pandemi kesehatan global, ketidakpastian politik, pergolakan ekonomi, serta serangan siber dan teroris5. Gangguan ini bukan hanya masalah industri, tetapi telah berkembang menjadi ancaman bagi stabilitas ekonomi.
Perusahaan-perusahaan kini berfokus untuk membuat rantai pasokan mereka lebih tangguh dan kolaboratif agar dapat mengelola gangguan di masa depan dengan lebih baik. Terlepas dari upaya-upaya ini, kondisi rantai pasokan global saat ini terus menjadi perhatian utama bagi para produsen di seluruh dunia.
3. Inflasi
Ketidakstabilan ekonomi dan gangguan geopolitik telah menciptakan lingkungan bisnis yang tidak dapat diprediksi. Inflasi telah muncul sebagai tantangan yang signifikan, meningkatkan biaya bahan baku, energi, dan input penting lainnya.
Inflasi secara khusus telah muncul sebagai tantangan yang signifikan dalam lingkungan yang tidak menentu ini:
Dengan adanya tantangan-tantangan ini, produsen harus gesit, terus memantau faktor-faktor ini, dan menyesuaikan strategi mereka. Selain itu, menjaga hubungan yang kuat dengan pemasok, mendiversifikasi rantai pasokan, dan menerapkan strategi manajemen biaya yang efektif dapat membantu bisnis melewati masa-masa sulit ini.
4. Adopsi teknologi
Munculnya Industri 4.0 dan pesatnya kemajuan teknologi telah mengantarkan era baru yang penuh dengan berbagai kemungkinan dalam dunia bisnis. Perubahan ini membawa sejumlah peluang dan tantangan.
Selain itu, laju perubahan teknologi yang cepat berarti bisnis harus terus mengikuti perkembangan terbaru dan siap untuk beradaptasi. Keadaan yang terus berubah ini dapat mengganggu dan membutuhkan budaya organisasi yang menerima perubahan dan mendorong pembelajaran berkelanjutan.
5. Tekanan keberlanjutan dan lingkungan
Produsen menghadapi tekanan yang semakin meningkat untuk mengadopsi praktik-praktik berkelanjutan karena tuntutan peraturan, konsumen, dan investor. Hal ini mengarah pada:
Tekanan ini sering kali mengakibatkan peningkatan biaya karena investasi dalam teknologi berkelanjutan, perubahan operasional untuk pengurangan limbah dan efisiensi sumber daya, serta biaya kepatuhan. Namun, dalam jangka panjang, keberlanjutan dapat menghasilkan penghematan biaya, peningkatan reputasi merek, dan peluang pasar baru.
6. Keamanan data
Ketika proses manufaktur menjadi semakin terdigitalisasi dan terotomatisasi, keamanan data telah menjadi perhatian penting bagi produsen karena:
Untuk mengatasi masalah ini, produsen harus berinvestasi dalam langkah-langkah keamanan siber, mempromosikan kesadaran keamanan di antara karyawan, dan secara teratur memperbarui protokol keamanan.
7. Kurangnya ketersediaan tenaga kerja
Industri manufaktur menghadapi tantangan ketersediaan tenaga kerja karena:
Untuk mengatasinya, produsen harus berinvestasi dalam pelatihan karyawan, upaya perekrutan aktif, dan mempromosikan karier manufaktur kepada generasi muda.
Mengubah tantangan menjadi peluang dengan shoplogix
Terlepas dari tantangan yang menakutkan ini, ada solusi inovatif yang tersedia yang dapat membantu produsen mengatasi rintangan ini dan mengubahnya menjadi peluang untuk pertumbuhan dan inovasi. Salah satu solusi tersebut adalah Smart Factory Suite dari Shoplogix.
Shoplogix menawarkan berbagai alat yang dirancang untuk mengatasi tantangan ini:
Dengan menerapkan solusi-solusi ini, produsen tidak hanya dapat mengatasi tantangan yang mereka hadapi, tetapi juga meningkatkan efisiensi operasional, mendorong pertumbuhan, dan meningkatkan profitabilitas.
Kesimpulan akhir
Industri manufaktur mungkin menghadapi tantangan yang signifikan pada tahun 2024, tetapi dengan solusi inovatif seperti Smart Factory Suite Shoplogix, tantangan ini dapat diatasi secara efektif. Dengan memanfaatkan teknologi dan perencanaan strategis, produsen tidak hanya dapat mengatasi rintangan ini tetapi juga memanfaatkan peluang baru untuk pertumbuhan dan inovasi.
Disadur dari: shoplogix.com