Pendidikan

UGM Akan Gelar Kuliah Tatap Muka Terkendali: Protokol Ketat dan Fokus pada Keselamatan Mahasiswa

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 19 Februari 2025


Puluhan ribu mahasiswa UGM akan mengikuti kegiatan tatap muka terawasi (PTM) pada akhir Oktober hingga Desember. Kegiatan perkuliahan luring terbatas ini mematuhi standar sanitasi yang ketat, hanya menggunakan 25 hingga 50 persen kapasitas ruang perkuliahan. “PTM yang dikelola diharapkan dapat dimulai setelah ujian tengah semester pada bulan Oktober,” kata Ketua Satgas Covid-19 UGM Dr DR. Rustamadji, M.Kes., Maanantai (11.10).

Menurut Rustamadji, pembelajaran dan pendidikan yang diawasi ketat mengikuti praktik kesehatan, mengacu pada peraturan pemerintah melalui instruksi Menteri Dalam Negeri tentang penerapan pembatasan masyarakat. kegiatan (PPKM). “Kami mengacu pada peraturan menteri dalam negeri yang terbaru. “Selanjutnya status PPKM mandiri sudah mencapai proses tingkat ketiga hingga tingkat pertama,” ujarnya.

Selain memantau protokol kesehatan Covid-19 secara ketat, Satgas Covid-19 UGM juga melakukan pengawasan ketat. penggunaan ruang. hanya 25 persen dari kapasitas. “Namun kalau sangat penting bisa sampai 50 persen,” tambahnya.

Selain kegiatan perkuliahan, menurut Rustamadj, UGM juga menyiapkan kantin khusus, tempat istirahat, dan tempat kegiatan ekstrakurikuler. model batasan dan prosedur yang ketat. “Dengan tidak adanya ruang untuk kegiatan ekstrakurikuler dan hanya perkuliahan, maka mahasiswa cenderung berkumpul,” jelasnya.

Sedangkan mahasiswa yang diperbolehkan mengikuti PTM Terbimbing hanya terbatas pada mahasiswa yang berdomisili di DIY dan Pusat. Jawa. Namun jika ada mahasiswa luar kota yang lama absen selama pandemi, bisa ikut serta. “Rencananya pelajar dari DIY dan Jawa Tengah akan divaksin dulu dan sudah mendapatkan vaksinnya. Kalau ada yang belum vaksin, kami siapkan vaksinasinya. “Mereka juga harus mendapat izin dari orang tuanya,” ujarnya.

Selain kesehatan mahasiswa, UGM juga memperhatikan kesehatan tenaga pengajarnya. Anggota fakultas yang diketahui memiliki penyakit penyerta tidak perlu mengajar secara tatap muka, melainkan mengajar secara online. “Kami memberikan perhatian agar dosen-dosen yang memiliki penyakit penyerta dapat lebih banyak mengajar secara daring. Apalagi UGM kini menyelenggarakan perkuliahan secara luring dan daring sekaligus,” ujarnya.

Dengan PTM yang terkendali, maka Covid-19 tim gugus tugas membawa siswa untuk memeriksa status kesehatan mereka melalui pemeriksaan rutin. "Melakukan pengecekan Genos secara acak," katanya.

Sumber: ugm.ac.id

 

Selengkapnya
UGM Akan Gelar Kuliah Tatap Muka Terkendali: Protokol Ketat dan Fokus pada Keselamatan Mahasiswa

Properti dan Arsitektur

Rumah Adat Krong Bade Berasal dari Aceh: Ciri-ciri, Fungsi, Keunikan, dan Arsitektur

Dipublikasikan oleh Raynata Sepia Listiawati pada 19 Februari 2025


Rumah Krong Bade adalah rumah adat yang terletak di Nanggroe Aceh Darussalam. Rumah ini sering disebut rumoh Aceh. Sepertihalnya rumah-rumah tradisional pada umumnya, Rumah Krong Bade banyak menggunakan bahan baku alam. Selain sebagai tempat tinggal, ukiran yang terdapat di dalam rumah menjadi penanda status ekonomi pemiliknya. Rumah Krong Bade merupakan rumah adat yang hampir punah karena saat ini masyarakat Aceh lebih senang tinggal di rumah modern. Karena, biaya pembuatan dan perawatan Rumah Krong Bade cukup besar.

Ciri-ciri Rumah Klonbade

Rumah Krong Bade berbentuk persegi panjang yang memanjang dari timur ke barat. Rumah ini memiliki tangga di depan rumah yang berfungsi untuk masuk ke dalam rumah. Tinggi tangga tersebut sekitar 2,5-3 meter dari permukaan tanah. Pada umumnya, anak tangga Rumah Krong Bade berjumlah ganjil, sekitar 7 - 9 anak tangga. Bahan dasar bangunan Rumah Krong Bade berasal dari alam. Dalam pembuatan rumah, masyarakat Aceh tidak menggunakan paku.

Sebagai gantinya, mereka menggunakan tali untuk mengikat dan menyatukan bahan bangunan yang satu dengan yang lain. Dinding rumah adat terbuat dari kayu enau yang dihiasi dengan lukisan dan atapnya terbuat dari daun rumbia. Ukiran yang terdapat di Rumah Krong Bade bervariasi tergantung dari kondisi ekonomi pemiliknya. Semakin, banyak jumlah ukiran di dinding rumah, maka semakin sejahtera tingkat ekonominya.

Tanggag dan bagian bawah rumah adat Krong Bade

Tanggag dan bagian bawah rumah adat Krong Bade (beratayuda.eu.org)

Rumah Krong Bade Saat Ini

Saat ini, Rumah Krong Bade tidak terlalu diminati masyarakat Aceh. Selain karena derasnya arus modernitas, pembangunan Rumah Krong Bade membutuhkan biaya yang banyak serta tenaga dalam pemeliharaannya. Pasalnya, materi dasar pembuatan rumah berasal dari kayu yang saat ini tergolong sulit diperoleh. Pembagian Ruang di Rumah Krong Bade Rumah Krong Bade dibagi menjadi empat bagian yang memiliki fungsi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

1. Ruang bawah

Ruang bawah digunakan sebagai gudang penyimpanan. Adapun, barang-barang yang disimpan seperti padi atau hasil panen lainnya serta tempat penyimpanan alat penumbuk padi. Ruang bawah juga digunakan sebagai aktivitas kaum perempuan untuk membuat kain khas Aceh. Proses penjualan kain juga dilakukan di ruang bawah. Selain itu, ruang bawah berfungsi juga untuk mencegah masuknya binatang buas serta menghindari kebanjiran.


Tangga dan bagian bawah rumah adat Krong Bade (beratayuda.eu.org).

2. Ruang depan

Ruang depan tidak memiliki kamar. Ruang ini digunakan sebagai tempat anggota keluarga untuk bersantai, beristirahat, dan sebagai tempat anak-anak belajar. Ruang depan juga digunakan untuk menerima tamu.

3. Ruang Tengah

Ruang tengah atau seuramoe teungoh adalah ruang inti Rumah Krong Bade. Bagian rumah ini dikenal sebagai rumah inong atau rumah induk. Ruang ini memiliki beberapa kamar di sisi kiri dan sisi kanan. Letak ruang tengah lebih tinggi dibandingkan ruang depan. Ruang tengah dikhususkan hanya untuk anggota keluarga, sehingga para tamu tidak diizinkan masuk ke dalam ruangan ini. Bahkan, anggota keluargapun tidak semuanya boleh masuk. Ruang tengah dipakai sebagai ruang tidur kepala keluarga. Pada acara-acara keluarga seperti pernikahan, ruang tengah dipakai sebagai ruang tidur pengantin.


Rumah adat Krong Bade berasal dari Aceh (kemdikbud.go.id)

Ruang tengah juga dipakai pada acara kematian sebagai ruang pemandian mayat. Ruang belakang atau seurameo likot digunakan juga sebagai ruang santai untuk keluarga. Selain itu, ruang ini berfungsi sebagai dapur serta tempat keluarga ngobrol.


Sumber: regional.kompas.com 

Selengkapnya
Rumah Adat Krong Bade Berasal dari Aceh: Ciri-ciri, Fungsi, Keunikan, dan Arsitektur

Asosiasi Profesi

Poltek Nuklir Dorong Dosen Ikuti Sertifikat Insinyur Profesional

Dipublikasikan oleh Afridha Nu’ma Khoiriyah pada 19 Februari 2025


Yogyakarta-Humas BRIN. politeknik teknologi nuklir indonesia (Poltek Nuklir) BRIN bekerja sama dengan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) menyelenggarakan sosialisasi badan kejuruan teknik nuklir dan praktik keinsinyuran nuklir bagi dosen poltek nuklir pada Rabu (4/10).

Anhar Riza Antariksawan, Ketua Dewan Pakar Badan Kejuruan Teknik Nuklir PII dari ORTN BRIN selaku narasumber dalam kegiatan tersebut menyampaikan bahwa insinyur adalah seseorang yang mempunyai gelar profesi di bidang keinsinyuran. “Insinyur merupakan gelar profesi, bukan gelar akademik,” jelasnya. Hal tersebut sesuai dengan UU No. 11 tahun 2014 tentang keinsinyuran.

Keinsinyuran adalah kegiatan teknik dengan menggunakan kepakaran dan keahlian berdasarkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah dan daya guna secara berkelanjutan dengan memperhatikan keselamatan, kesehatan, kemaslahatan, serta kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan.

“Berdasarkan UU No 11 tahun 2014, setiap insinyur yang akan melakukan praktik keinsinyuran di Indonesia, harus memiliki Surat Tanda Registrasi Insinyur (STRI), yang dikeluarkan oleh PII,” jelas Anhar.

Hal tersebut ditindaklanjuti dengan adanya surat edaran dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi tahun 2022 yang menyampaikan bahwa semua pengajar/dosen teknik keinsinyuran wajib memiliki STRI. “Oleh karenanya, dihimbau para dosen di bidang teknik untuk segera mengambil STRI,” jelasnya.

Anhar juga menyampaikan insinyur sebagai salah satu komponen utama yang melakukan layanan jasa rekayasa teknik, harus memiliki kompetensi untuk melakukan pekerjaan secara professional. “Kegiatan yang dilakukandapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan dirinya,” ujar Anhar.

Menurutnya saat ini sudah ada 27 Badan Kejuruan PII. Salah satunya adalah Badan Kejuruan Teknik Nuklir yang dibuka pada Oktober 2021. “Misalnya Saudara memiliki ijazah S1 bidang lain, tetapi karena sudah berkecimpung di bidang teknik nuklir, Saudara bisa minta masuk ke BK Teknik Nuklir,” ungkapnya.

Anhar menjelaskan untuk memperoleh gelar profesi insinyur, seseorang harus lulus dari program Profesi Insinyur. “Syarat untuk dapat mengikuti Program Profesi Insinyur meliputi sarjana bidang teknik atau sarjana terapan bidang teknik baik lulusan perguruan tinggi dalam negeri maupun perguruan tinggi luar negeri yang telah disetarakan; atau sarjana pendidikan bidang teknik atau sarjana bidang sains yang disetarakan dengan sarjana bidang teknik atau sarjana teknik melalui program penyetaraan,” terangnya.

Diakhir materinya, Anhar menyampaikan bahwa Badan Kejuruan Teknik Nuklir PII sangat strategis untuk meningkatkan profesionalisme dan kepercayaan publik terhadap kemampuan insinyur nuklir Indonesia. Hal ini diharapkan dapat mendorong program nuklir di Indonesia. “Oleh karenanya, sivitas/dosen Poltek Nuklir perlu mempertimbangkan untuk mengikuti sertifikasi insinyur profesional guna mendukung peningkatan kualitas manusia dan lembaga serta memberikan kepercayaan terhadap lulusannya,” tutupnya.

Sumber: polteknuklir.ac.id

Selengkapnya
Poltek Nuklir Dorong Dosen Ikuti Sertifikat Insinyur Profesional

Kelautan dan Perikanan

Pengelolaan Wilayah Pesisir

Dipublikasikan oleh Raynata Sepia Listiawati pada 19 Februari 2025


Pengelolaan pesisir adalah pertahanan terhadap banjir dan erosi, dan teknik-teknik yang menghentikan erosi untuk mengklaim lahan. Perlindungan terhadap kenaikan permukaan laut di abad ke-21 sangat penting, karena kenaikan permukaan laut semakin cepat akibat perubahan iklim. Perubahan permukaan laut merusak pantai dan sistem pesisir yang diperkirakan akan meningkat dengan laju yang semakin cepat, menyebabkan sedimen pantai terganggu oleh energi pasang surut.

Wilayah pesisir menempati kurang dari 15% dari luas daratan bumi, sementara itu, wilayah ini menjadi tempat tinggal bagi lebih dari 40% populasi dunia. Hampir 1,2 miliar orang tinggal dalam jarak 100 kilometer (62 mil) dari garis pantai dan 100 meter (328 kaki) dari permukaan laut, dengan kepadatan rata-rata tiga kali lebih tinggi daripada rata-rata populasi global. Dengan tiga perempat populasi dunia diperkirakan akan tinggal di zona pesisir pada tahun 2025, aktivitas manusia yang berasal dari wilayah daratan yang kecil ini akan memberikan tekanan besar pada pesisir. Wilayah pesisir memiliki sumber daya yang kaya untuk memproduksi barang dan jasa serta menjadi tempat bagi sebagian besar kegiatan komersial dan industri.

Sejarah

Rekayasa pesisir pelabuhan dimulai dengan asal mula lalu lintas maritim, mungkin sebelum tahun 3500 S.M. Dermaga, pemecah ombak, dan pekerjaan pelabuhan lainnya dibangun dengan tangan, sering kali dalam skala besar. Bangsa Romawi memperkenalkan banyak inovasi dalam desain pelabuhan. Mereka membangun tembok di bawah air dan membangun pemecah gelombang yang kokoh. Struktur-struktur ini dibuat dengan menggunakan beton Romawi. Vitruvius menggambarkan tiga metode untuk membangun struktur pelabuhan (De Architectura, 5, 12). Jenis-jenis struktur pelabuhan lainnya seperti gundukan puing-puing dan pemecah ombak melengkung yang dibangun dengan menggunakan caisson terapung dari kayu juga digunakan. Bangsa Romawi merupakan kapal keruk pertama di Belanda yang memelihara pelabuhan di Velsen. Masalah pendangkalan di sana teratasi ketika dermaga padat yang sebelumnya tertutup digantikan dengan dermaga baru yang ditumpuk secara "terbuka". Karya-karya pelabuhan kuno masih dapat dilihat, tetapi sebagian besar dari mereka menghilang setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi Barat meskipun sisa-sisa yang terendam kadang-kadang masih terlihat di bawah air. Meskipun sebagian besar upaya pesisir diarahkan pada struktur pelabuhan, Venesia dan lagunanya adalah contoh tindakan yang tidak terkait dengan pelabuhan. Perlindungan pantai di Italia, Inggris, dan Belanda dimulai pada abad ke-6 atau sebelumnya.

Abad Pertengahan

Serangan dari laut menyebabkan banyak kota pesisir dan pelabuhannya ditinggalkan. Pelabuhan-pelabuhan lainnya hilang karena sebab-sebab alami seperti pendangkalan yang cepat, garis pantai yang maju atau mundur, dll. Laguna Venesia adalah salah satu dari sedikit daerah pesisir berpenduduk dengan kemakmuran dan perkembangan yang berkelanjutan di mana laporan tertulis mendokumentasikan evolusi pekerjaan perlindungan pantai. Dengan kata lain, ini adalah salah satu catatan pertama tentang penggunaan tanggul laut untuk melindungi pemukiman pesisir.

Zaman Modern

Tidak banyak perkembangan yang terjadi setelah pendekatan Romawi terhadap konstruksi pelabuhan setelah zaman Renaisans. Kemudian pada awal abad ke-19, munculnya mesin uap, pencarian lahan baru dan rute perdagangan, ekspansi Kerajaan Inggris melalui koloninya, dan pengaruh lainnya, semuanya berkontribusi pada revitalisasi perdagangan laut dan minat baru dalam pekerjaan pelabuhan.

Abad kedua puluh

Sebelum tahun 1950-an, praktik yang umum dilakukan adalah menggunakan struktur keras untuk melindungi pantai dari erosi atau kerusakan akibat badai. Struktur ini termasuk tembok laut dan revetment atau struktur penahan pasir seperti groin. Selama tahun 1920-an dan '30-an, kepentingan pribadi atau masyarakat setempat melindungi banyak wilayah pesisir dengan menggunakan teknik ini secara ad hoc. Di daerah resor tertentu, struktur berkembang biak sedemikian rupa sehingga perlindungan tersebut menghalangi penggunaan rekreasi. Erosi terus berlanjut, tetapi bangunan-bangunan tersebut tetap ada, yang mengakibatkan hilangnya area pantai.

Kemegahan dan biaya dari struktur-struktur ini menyebabkan pada akhir tahun 1940-an dan awal 1950-an, pendekatan yang lebih dinamis dilakukan. Proyek-proyek berusaha meniru karakteristik perlindungan dari sistem pantai dan bukit pasir alami. Penggunaan pantai buatan dan bukit pasir yang distabilkan sebagai pendekatan rekayasa yang layak secara ekonomi dan lebih ramah lingkungan.

Pengetahuan yang terbatas mengenai proses transportasi sedimen pantai sering kali menghasilkan tindakan mitigasi erosi pantai yang tidak tepat. Dalam banyak kasus, tindakan-tindakan tersebut berhasil secara lokal, tetapi memperburuk masalah di lokasi lain -hingga puluhan kilometer jauhnya- atau menimbulkan masalah lingkungan lainnya.

Kode Etik Eropa

Sumber penting mengenai rekayasa pesisir adalah Kode Etik Eropa untuk Zona Pesisir yang dikeluarkan oleh Dewan Eropa pada tahun 1999. Dokumen ini disiapkan oleh Kelompok Spesialis Perlindungan Pesisir dan mendasari undang-undang dan praktik nasional.

Kelompok Spesialis dibentuk pada tahun 1995, sesuai dengan keputusan Komite Menteri Dewan Eropa. Keputusan tersebut menekankan perlunya pengelolaan dan perencanaan terpadu, namun kondisi wilayah pesisir terus memburuk. Kelompok tersebut menyatakan bahwa hal ini disebabkan oleh kesulitan dalam menerapkan konsep "manajemen terpadu". Kelompok ini mengusulkan agar Dewan Eropa bekerja sama dengan Uni Pesisir dan Laut (EUCC) dan Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP).

Pendekatan perencanaan

Lima strategi umum yang terlibat dalam pertahanan pesisir:

  • Pengabaian

  • Pengunduran atau penataan ulang yang terkelola, yang merencanakan pengunduran dan mengadopsi solusi rekayasa yang mengakomodasi proses penyesuaian alami

  • Melindungi dengan membangun tembok laut dan struktur keras lainnya

  • Membangun pertahanan di arah laut dari pantai

  • Beradaptasi secara vertikal dengan meninggikan tanah dan bangunan

Pilihan strategi ini bersifat spesifik untuk setiap lokasi, tergantung pada pola perubahan permukaan laut, kondisi geomorfologi, ketersediaan sedimen dan erosi, serta faktor sosial, ekonomi, dan politik.

Sebagai alternatif, pendekatan pengelolaan zona pesisir terpadu dapat digunakan untuk mencegah pembangunan di daerah yang rawan erosi atau banjir, sehingga mengurangi kebutuhan untuk mengatasi perubahan yang terjadi. Manajemen pertumbuhan dapat menjadi tantangan bagi pemerintah daerah yang harus menyediakan infrastruktur yang dibutuhkan oleh penduduk baru.

Retret yang terkelola

Retret terkelola adalah alternatif untuk membangun atau memelihara struktur pantai. Pengunduran yang dikelola memungkinkan suatu daerah untuk terkikis. Penyurutan terkendali sering kali merupakan respons terhadap perubahan anggaran sedimen atau kenaikan permukaan laut. Teknik ini digunakan ketika tanah yang berdekatan dengan laut bernilai rendah. Sebuah keputusan dibuat untuk membiarkan lahan terkikis dan banjir, menciptakan habitat garis pantai yang baru. Proses ini dapat berlanjut selama bertahun-tahun.

Retensi yang dikelola paling awal di Inggris adalah area seluas 0,8 hektar di Northey Island yang dibanjiri pada tahun 1991. Hal ini diikuti oleh Tollesbury dan Orplands di Essex, di mana tanggul laut dijebol pada tahun 1995. Di Delta Ebro (Spanyol), otoritas pesisir merencanakan retret terkelola.

Biaya utama umumnya adalah pembelian tanah yang akan ditinggalkan. Kompensasi relokasi mungkin diperlukan. Struktur buatan manusia yang akan ditelan oleh laut mungkin perlu disingkirkan. Dalam beberapa kasus, lapis baja digunakan untuk melindungi tanah di luar area yang akan tergenang. Biaya yang dikeluarkan mungkin paling rendah jika pertahanan yang ada dibiarkan runtuh secara alami, namun proyek penataan ulang dapat dikelola secara lebih aktif, misalnya dengan membuat celah buatan pada pertahanan yang ada untuk memungkinkan air laut masuk ke suatu tempat secara terkendali, atau dengan membuat saluran drainase terlebih dahulu untuk rawa-rawa garam yang telah dibuat.

Strategi mundur terkendali menjadi strategi yang lebih penting karena perubahan iklim, karena strategi adaptasi hanya dapat melakukan banyak hal untuk menghentikan kenaikan permukaan air laut..

Menahan garis

Menahan laju biasanya melibatkan teknik pengerasan garis pantai, misalnya dengan menggunakan konstruksi beton dan batu yang permanen. Teknik-teknik ini - tembok laut, groin, pemecah gelombang, dan revetment - mewakili lebih dari 70% garis pantai yang dilindungi di Eropa.

Sebagai alternatif, teknik rekayasa lunak yang mendukung proses alami dan mengandalkan elemen alami seperti bukit pasir dan vegetasi dapat mencegah kekuatan erosi mencapai pantai belakang. Teknik-teknik ini termasuk pemeliharaan pantai dan stabilisasi bukit pasir.

Secara historis, strategi pesisir sangat didasarkan pada struktur statis, sementara daerah pesisir sebaliknya mencerminkan keseimbangan dinamis. Armouring sering kali memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan, yaitu memindahkan masalah ke bagian lain dari pantai. Pilihan lunak seperti pemeliharaan pantai melindungi garis pantai dan membantu mengembalikan dinamisme alami, meskipun membutuhkan aplikasi berulang. Biaya pemeliharaan pada akhirnya dapat memerlukan perubahan strategi.

Pindah ke arah laut

Dalam beberapa kasus, strategi bergerak ke arah laut dapat diadopsi. Contoh-contoh dari erosi meliputi: Teluk Koge (Dk), muara Scheldt Barat (Nl), Chatelaillon (Fr) dan delta Ebro (Sp).

Ada sisi negatif yang jelas dari strategi ini. Erosi pantai sudah meluas, dan ada banyak pantai di mana gelombang tinggi yang luar biasa atau gelombang badai mengakibatkan perambahan di pantai, yang berdampak pada aktivitas manusia. Jika air laut naik, banyak pantai yang dibangun dengan infrastruktur di sepanjang atau dekat dengan garis pantai tidak akan mampu menahan erosi. Mereka akan mengalami apa yang disebut "tekanan pesisir" di mana zona ekologi atau geomorfologi yang biasanya mundur ke daratan bertemu dengan bangunan yang kokoh dan tidak dapat bermigrasi lebih jauh. Lahan basah, rawa-rawa asin, hutan bakau, dan lahan basah air tawar yang berdekatan sangat rentan terhadap tekanan tersebut.

Keuntungan dari strategi ini adalah bahwa bergerak ke arah laut (dan ke atas) dapat menciptakan lahan dengan nilai tinggi yang dapat mendatangkan investasi.

Intervensi terbatas

Intervensi terbatas adalah tindakan yang dilakukan di mana manajemen hanya mengatasi masalah sampai batas tertentu, biasanya di area dengan signifikansi ekonomi rendah. Intervensi terbatas sering kali mencakup suksesi halose, termasuk rawa-rawa garam dan bukit pasir. Hal ini biasanya menghasilkan perlindungan terhadap lahan di belakang halosere, karena energi gelombang menghilang melalui akumulasi sedimen dan vegetasi tambahan di habitat baru. Meskipun halosere tidak sepenuhnya buatan manusia, karena banyak proses alami yang berkontribusi pada suksesi, faktor antropogenik sebagian bertanggung jawab atas pembentukannya, karena faktor awal diperlukan untuk membantu memulai proses suksesi.

Teknik konstruksi

Bagian ini membutuhkan kutipan tambahan untuk verifikasi. Tolong bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan kutipan dari sumber-sumber yang dapat dipercaya di bagian ini. Materi yang tidak bersumber dapat ditantang dan dihapus. (Februari 2010) 

Groynes

Groynes adalah tanggul atau dinding yang tegak lurus dengan garis pantai untuk menjebak sedimentasi arus lepas pantai secara bertahap untuk menciptakan pantai dan untuk itu perlindungan berkelanjutan dengan menghilangkan erosi pantai, sering kali terbuat dari greenharts, beton, batu, atau kayu. Material menumpuk di sisi downdrift, di mana arus litoral sebagian besar ke satu arah, menciptakan pantai yang lebih luas dan lebih banyak, sehingga melindungi pantai karena material pasir menyaring dan menyerap energi gelombang. Namun, ada kehilangan material pantai di sisi arus ke atas, sehingga membutuhkan groyne lain di sana. Groin tidak melindungi pantai dari ombak yang disebabkan oleh badai dan jika ditempatkan terlalu berdekatan akan menciptakan arus yang membawa material ke lepas pantai. Bentuk groynes bisa lurus, melengkung ke luar dan berlawanan arah dengan arus turun.

Groynes hemat biaya, membutuhkan sedikit perawatan dan merupakan salah satu pertahanan yang paling umum. Namun, groynes semakin dipandang sebagai sesuatu yang merusak estetika garis pantai dan menghadapi pertentangan di banyak komunitas pesisir.

Groynes dapat dianggap sebagai solusi "lunak" karena meningkatkan keindahan pantai.

Konstruksi Groyne menciptakan masalah yang dikenal sebagai sindrom terminal groyne. Terminal groyne mencegah hanyutnya material dari pantai ke tempat lain di dekatnya. Ini adalah masalah di sepanjang garis pantai Hampshire dan Sussex di Inggris; misalnya di Worthing.

Tembok laut

Dinding beton dan batu digunakan untuk melindungi pemukiman dari erosi atau banjir. Tembok ini biasanya memiliki tinggi sekitar 3-5 meter (10-16 kaki). Tembok laut vertikal gaya lama memantulkan semua energi ombak kembali ke laut, dan untuk tujuan ini sering kali diberi dinding puncak melengkung yang meningkatkan turbulensi lokal, dan dengan demikian meningkatkan masuknya pasir dan sedimen. Selama badai, tembok laut membantu pengikisan pantai.

Tembok laut modern bertujuan untuk mengarahkan kembali sebagian besar energi yang datang dalam bentuk revetment yang miring, sehingga menghasilkan gelombang yang dipantulkan rendah dan turbulensi yang jauh berkurang. Desainnya menggunakan desain berpori dari batu, pelindung beton (Tetrapods, Seabees, SHEDs, Xblocs, dll.) dengan anak tangga untuk akses pantai.

Lokasi tembok laut, harus mempertimbangkan prisma sapuan profil pantai, konsekuensi resesi pantai jangka panjang dan tingkat puncak amenitas, termasuk implikasi biaya.

Dinding laut dapat menyebabkan pantai menghilang. Keberadaannya juga mengubah bentang alam yang ingin dilindungi.

Contoh modern dapat ditemukan di Cronulla (NSW, 1985-6), Blackpool (1986-2001), Lincolnshire (1992-1997) dan Wallasey (1983-1993). Di Sandwich, Kent, tembok laut Seabee ditanam di bagian belakang pantai di bawah sirap dengan ketinggian setinggi trotoar.

Tembok laut biasanya menghabiskan biaya £10.000 per meter (tergantung bahan, tinggi dan lebar), £10.000.000 per km (tergantung bahan, tinggi dan lebar).

Tanggul

Revetment adalah blokade miring atau tegak, dibangun sejajar dengan pantai, biasanya di bagian belakang pantai untuk melindungi area di luarnya. Revetment yang paling dasar terdiri dari kayu miring dengan kemungkinan diisi dengan batu. Ombak memecah di atas revetment, yang kemudian menghilang dan menyerap energinya. Garis pantai dilindungi oleh material pantai yang tertahan di belakang penghalang, karena revetment menjebak sebagian material tersebut. Revetment bisa kedap air, menutupi lereng sepenuhnya, atau berpori, untuk memungkinkan air menyaring setelah energi gelombang hilang. Sebagian besar revetment tidak secara signifikan mengganggu pengangkutan arus pantai. Karena dinding menyerap energi dan bukan memantulkannya, ombak akan mengikis dan menghancurkan revetment secara progresif; oleh karena itu, pemeliharaan harus dilakukan secara terus menerus, sesuai dengan bahan struktural dan kualitas produk.

Pelindung batu

Pelindung batu adalah batu-batu besar yang ditempatkan di tepi laut dengan menggunakan material lokal. Ini umumnya digunakan untuk menyerap energi gelombang dan menahan material pantai. Meskipun efektif, solusi ini tidak populer karena alasan estetika. Arus lepas pantai tidak terhalang. Pelindung batu memiliki masa pakai yang terbatas, tidak efektif dalam kondisi badai dan mengurangi nilai rekreasi.

Tabung geotekstil 

Tabung geotekstil atau geotube adalah kantong geotekstil besar yang ditempatkan di tepi laut yang diisi dengan bubur pasir yang tersedia secara lokal. Umumnya digunakan untuk menyerap energi gelombang dan menahan material pantai seperti halnya riprap. Sering disebut sebagai tabung titan yang diproduksi oleh Flint Technical Geosolutions. Penyerapan ke arah pantai tidak terhalang.
 

Disadur dari: en.wikipedia.org

Selengkapnya
Pengelolaan Wilayah Pesisir

Sumber Daya Air

Air Tanah

Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 19 Februari 2025


Air tanah adalah semua air yang berada di dalam ruang batuan dasar yang mengalir secara alami ke permukaan tanah melalui pancaran atau rembesan. Sumber utama dari air tanah yaitu air hujan yang meresap ke dalam tanah. Peresapan air hujan ini terjadi selama pengaliran air hujan ke laut atau ke aliran sungai. Jumlah resapan air ke dalam tanah ditentukan oleh faktor ruang, waktu, kecuraman lereng, bahan penyusun permukaan tanah dan jenis serta banyaknya vegetasi dan curah hujan. Peran utama air tanah adalah sebagai sumber daya alam terbarukan dan sumber daya air yang menyediakan pasokan air untuk memenuhi berbagai keperluan manusia. Perilaku masyarakat dalam memanfaatkan dan memelihara sanitasi lingkungan sangat mempengaruhi kondisi air didalam tanah.

Pembentukan

Pembentukan alami

Air tanah sebagian besar berasal berasal dari resapan air hujan ke dalam tanah dan menjadi bagian dari air tanah. Secara perlahan, air hujan mengalir ke laut. Dalam perjalanannya menuju ke laut, air hujan meresap ke dalam tanah atau bergabung dengan aliran sungai di permukaan tanah.[4] Air yang berhasil meresap ke bawah tanah akan mengalami pergerakan ke bawah. Pergerakan air akan berhenti saat mencapai lapisan tanah atau batuan yang jarak antar butirannya sangat-sangat sempit. Kondisi ini membuat air tertahan dan terkumpul. Lapisan tanah yang tidak dapat ditembus oleh air disebut lapisan impermeabel, sedangkan lapisan yang dapat ditembus air disebut lapisan permeabel.

Air tanah mempunyai kandungan zat-zat kimia yang bervariasi, tergantung keadaan tanah dan kondisi geografis daerahnya. Air tanah pegunungan berkapur umumnya mempunyai derajat kesadahan yang tinggi (>18°), karena terlarutnya garam-garam kalsium dan magnesium didalamnya. Air pegunungan mempunyai kadar iod yang sangat rendah, jika dikonsumsi terus-menerus sebagai air minum dapat menimbulkan terjadinya penyakit gondok dan kretin.Air tanah dari daratan rendah pantai menjadi asin rasanya pada musim kemarau.

Perbedaan jenis tanah mempengaruhi kedalaman permukaan air tanah. Contohnya di daerah gurun kedalamannya bisa mencapai 50 meter atau lebih, sehingga jarang tumbuh-tumbuhan yang hidup di situ karena akar tumbuhan tidak mampu menjangkau permukaan air. Penyebab lainnya adalah faktor musim. Pada musim kemarau permukaan air tanah akan lebih dalam jika dibandingkan pada musim penghujan.

Pembentukan buatan

Air tanah dapat dibentuk melalui pembuatan sumur resapan. Air hujan yang pada dasarnya merupakan air bersih dialirkan ke dalam tanah melalui sumur resapan. Sisa air hujan yang tidak diresapkan kemudian dialirkan dan dibuang ke laut. Tujuan pembuatan sumur resapan adalah untuk mengurangi aliran air permukaan yang dapat menyebabkan banjir. Pembuatan sumur resapan merupakan bentuk perlindungan sipil dalam bentuk bangunan sederhana. Sumur resapan berfungsi untuk menampung, menahan dan meresapkan air permukaan ke dalam penyimpan air di dalam tanah. Pembangunan sumur resapan meningkatkan jumlah dan posisi muka air tanah sehingga air hujan dapat meresap ke dalam tanah menjadi air tanah. Pembuatan sumur resapan juga berperan dalam melestarikan sumber daya air tanah serta memperbaiki kualitas lingkungan dan membudayakan kesadaran lingkungan. Pembentukan air tanah melalui sumur resapan dapat membantu menanggulangi kekurangan air bersih, menjaga kesetimbangan air di dalam tanah dalam sistem akuifer pantai, dan mengurangi limpasan permukaan dan erosi tanah.

Jenis

Berdasarkan letak dan kondisi lapisan tanah

Berdasarkan letak dan kondisi lapisan tanahnya, air tanah dapat dibedakan menjadi:

  1. Air tanah freatis, merupakan air tanah yang berada di lokasi yang dangkal. Letaknya di antara air permukaan dan lapisan kedap air.
  2. Air tanah artesis, merupakan air tanah yang berada di tempat yang dalam. Letaknya di antara lapisan akuifer dan lapisan batuan kedap air.
  3. Air tanah meteorit, merupakan air tanah yang terbentuk dari proses presipitasi hujan dari awan yang mengalami kondensasi campuran debu meteorit.
  4. Air tanah baru, merupakan air tanah yang terbentuk karena intrusi magma di dalam bumi karena intrusi magma. Bentuknya berupa geiser.

Berdasarkan asal mula

Berdasarkan asal mula pembentukan airnya, air tanah dibedakan menjadi:

  1. Air meteorik, merupakan air yang berasal dari atmosfer. Jenis air ini telah mencapai zona kejenuhan secara langsung maupun tidak langsung maupun tidak langsung.
  2. Air juvenil, merupakan air tambahkan dari kerak bumi yang dalam pada zona kejenuhan. Jenis air juvenil meliputi air magmatik, air gunung api dan air kosmik.
  3. Air diremajakan, merupakan air yang dikeluarkan dari siklus hidrologi oleh pelapukan untuk sementara waktu. Pembentukan ulang siklus dilakukan melalui proses-proses metamorfisme, pemadatan atau proses-proses yang mirip.
  4. Air konat, merupakan air yan mulanya terjebak pada beberapa batuan sedimen atau gunung. Selama terjebak, air ini mengalami mineralisasi sehingga mempunyai salinitas yang lebih tinggi daripada air laut.

Berdasarkan pengembangan sumber daya air

Berdasarkan pengembangan sumber daya airnya, air tanah dibedakan menjadi:

  1. Air tanah dataran aluvial, merupakan air tanah yang terbentuk karena pengaruh ketebalan, penyebaran dan permeabilitas dari akuifer yang terbentuk dalam alluvium dan diluvium yang mengendap dalam dataran. Jenis air tanah dataran aluvial terbagi atas air susupan, air tanah di lapisan yang dalam, dan air tanah sepanjang pantai.
  2. Air tanah di dalam kipas detrital, merupakan air tanah yang terbentuk dari hasil endapan kipas detrital. Jenisnya terbagi atas endapan di atas kipas, dan di bagian ujung bawah kipas. Endapan di atas kipas merupakan lapisan pasir dan kerikil yang tidak terpilih, sedangkan endapan yang menuju ke arah ujung bawah kipas cenderung tersusun oleh lempung.
  3. Air tanah di dalam teras diluvial, merupakan air tanah hasil pembentukan endapan di dalam teras diluvial yang agak tebal. Pembentukan air tanah ditentukan oleh keadaan bahan dasar dan daerah pengaliran dari teras. Letak air tanah ini berada pada lembah yang memiliki akuifer yang tebal dan biasanya terdapat mata air pada batuan dasar yang dangkal. Pengisian air menjadi besar jika teras diluvial terhubung dengan gunung api dan endapannya juga terhubung dengan endapan kasar gunung api.
  4. Air tanah di kaki gunung api, merupakan air tanah yang terbentuk di kaki gunung api yang memiliki topografi dan geografi yang khas. Pembentukan air tanah terjadi jika curah hujan tinggi dan terdapat banyak ruang pada celah-celah gunung api. Celah yang luas membentuk air tanah dalam jumlah yang banyak dan dapat membentuk mata air di ujung teras. Air tanah dapat melewati sepanjang lembah jika di dasar aliran lava banyak terdapat retakan dan ruang.
  5. Air tanah di zona retakan, merupakan air tanah yang terbentuk pada lapisan-lapisan tanah tersier.
  6. Ciri lapisan tanah yang mampu membentuk air tanah ini yaitu memiliki kepadatan yang tinggi dan porositas yang kecil antarbutir tanah.

Sirkulasi

Lapisan di dalam bumi yang dengan mudah dapat membawa atau menghantar air disebut lapisan pembawa air, pengantar air atau akufir, yang biasanya dapat merupakan penghantar yang baik yaitu lapisan pasir dan kerikil, atau di daerah tertentu, lava dan batu gampil.

Penyembuhan atau pengisian kembali air yang ada dalam tanah itu berlangsung akibat curah hujan, yang sebagian meresap kedalam tanah, bergantung pada jenis tanah dan batuan yang mengalasi suatu daerah curah hujan meresap kedalam bumi dalam jumlah besar atau kecil, ada tanah yang jarang dan ada tanah yang kedap. Kesarangan (porositip) tidak lain ialah jumlah ruang kosong dalam bahan tanah atau batuan, biasanya dinyatakannya dalam persen. bahan yang dengan mudah dapat dilalaui air disebut lulus. Kelulusan tanah atau batuan merupakan ukuran mudah atau tidaknya bahan itu dilalui air. Pasir misalnya, adalah bahan yang lulus air melewati pasir kasar dengan kecepatan antara 10 dan 100 sihosinya. Dalam lempeng, angka ini lebih kecil, tetapi dalam kerikil lebih besar.

Zona

Keberadaan air tanah terbagi menjadi dua zona yaitu zona tak jenuh air dan zona jenuh air. Pada zona tak jenuh air, air tanah berkumpul dengan air tak jenuh pertengahan dan air kapiler. Sedangkan pada zona jenuh air hanya terdapat air tanah. Pembatasan zona bergantung kepada potongan irisan tanah. Sebagian besar daerah air tanah pada zona tak jenuh air digunakan untuk keperluan pertanian sebagai sumber air untuk tanaman. Keberadaan air tanah di dalam zona tak jenuh air dapat menghilang karena adanya transpirasi dari tanaman, evaporasi, dan perkolasi ketika air mulai jenuh. Kedalaman zona air tanah antara 0,91 meter hingga 9,1 meter dan bergantung kepada jenis tanah dan vegetasi yang terbentuk. Zona tak jenuh air terbentuk karena dari pergerakan antar molekul-molekul sehingga ada daya kapilaritas yang melawan gaya gravitasi. Kecenderungan gerakan molekul adalah mengisi air tanah pada lapisan permukaan dari masing-masing partikel tanah. Pada ruang-ruang kecil, daya kapilaritas mengisi air di antara partikel-partikel tanah. Keberadaan gaya gravitasi menimbulkan perkolasi ketika kapasitas air tanah karena daya kapilaritas sudah penuh.

Di bawah zona air tanah tak jenuh terdapat zona tak jenuh air pertengahan. Air tanah pada zona ini bergerak ke bawah, tetapi sebagian ada yang tertahan tetapi tidak dapat diambil. Pada daerah lembah yang basah, zona ini sangat sulit ditemukan. Keberadaan zona ini hanya ditemukan pada daerah kering. Hanya sedikit air tanah yang mampu mencapai muka air tanah karena perkolasi aliran dari air tanah pada zona tak jenuh air.

Di bagian bawah zona tak jenuh air pertengahan terdapat air kapiler. Pada zona ini, air dapat naik ke atas karena adanya gaya kapiler. Ukuran butiran tanah menjadi penentu besarnya pipa kapiler yang memberikan gaya tekan ke atas. Pada sedimen kasar, kapilaritas tidak efektif tetapi air dapat naik hingga ketinggian 3 meter. Pada sedimen halus, air kapiler mengalami kejenuhan dan gaya fisik cairan sama dengan muka air di bawahnya. DI bawah air kapiler terdapat zona jenuh air yang dibatasi oleh muka air tanah. Perembesan muka air tanah hanya merembes ke jarak yang pendek ke zona jenuh air. Pada sumur, perembesan muka air tanah diperkirakan melalui elevasi air permukaan pada sumur. Jika air tanah mengalir secara horizontal, muka air tanah sangat terkait dengan elevasi muka air pada sumur. Perubahan bentuk aliran dan elevasi muka air dapat terjadi pada sumur.

Cekungan Air Tanah (CAT)

Adanya krisis air akibat kerusakan lingkungan, perlu suatu upaya untuk menjaga keberadaan/ketersediaan sumber daya air tanah salah satunya dengan memiliki suatu sistem monitoring penggunaan air tanah yang dapat divisualisasikan dalam data spasial dan atributnya. Dalam Undang-undang Sumber Daya Air, daerah aliran air tanah disebut Cekungan Air Tanah (CAT) yang didefinisikan sebagai suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis, tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses pengimbunan, pengaliran dan pelepasan air tanah berlangsung.

Menurut Danaryanto, dkk. (2004), CAT di Indonesia secara umum dibedakan menjadi dua buah yaitu CAT bebas dan CAT tertekan. CAT ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia dengan total besarnya potensi masing-masing CAT adalah:

  • CAT Bebas: Potensi 1.165.971 juta m³/tahun
  • CAT Tertekan: Potensi 35.325 juta m³/tahun

Elemen CAT adalah semua air yang terdapat di bawah permukaan tanah, jadi seakan-akan merupakan kebalikan dari air permukaan.

Fenomena

Mata air

Mata air dapat dibedakan berdasarkan proses munculnya ke permukaan tanah menjadi dua jenis. Pertama, mata air yang timbul akibat gaya gravitasi, sedangkan yang kedua ialah mata air yang berasal dari air tanah dalam. Mata air muncul ke permukaan tanah secara alami dan membentuk tempat air. Kemunculan mata air terjadi pada suatu titik atau suatu area kecil sebagai hasil pelepasan air dari akuifer ke permukaan tanah. Pelepasan air ini membentuk aliran air yang keluar dari dalam tanah menuju ke permukaan tanah. Sumber aliran tersebut dapat bersumber dari air tanah dangkal maupun dari air tanah dalam. Pembentukan mata air dimulai dari peresapan air permukaan ke dalam tanah menjadi air tanah. Air tanah kemudian mengalir melalui retakan dan atau celah di dalam tanah sehingga membentuk aliran bawah tanah. Saat akuifer berada dalam jumlah yang terbatas, aka timbul tekanan di dalam tanah yang menyebabkan kemunculan mata air ke permukaan tanah. Mata air banyak ditemukan di sepanjang alur sungai pada lembah yang cukup dalam. Pembentukan mata air ini disebabkan adanya zona permukaan freatik yang terpotong. Sedangkan pada daerah dengan letak air tanah yang sangat dalam, sulit terbentuk mata air.

Kerusakan sumber air

Kerusakan sumber daya air tidak dapat dipisahkan dari kerusakan di sekitarnya seperti kerusakan lahan, vegetasi dan tekanan penduduk. Ketiga hal tersebut saling berkaitan dalam memengaruhi ketersediaan sumber air. Kondisi tersebut di atas tentu saja perlu dicermati secara dini, agar tidak menimbulkan kerusakan air tanah di kawasan sekitarnya. Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya permasalahan adalah:

  • Pertumbuhan industri yang pesat di suatu kawasan disertai dengan pertumbuhan pemukiman penduduk akan menimbulkan kecenderungan kenaikan permintaan air tanah.
  • Pemakaian air beragam sehingga berbeda dalam kepentingan, maksud serta cara memperoleh sumber air.
  • Perlu perubahan sikap sebagian besar masyarakat yang cenderung boros dalam penggunaan air serta melalaikan unsur konservasi.

Air tanah juga dapat diartikan semua air yang berapa di bawah permukaan tanah merupakan air tanah.

Kegunaan

Air tanah yang cukup tinggi relatif berada di permukaan air sungai. Kemunculannya ke atas permukaan tanah dalam bentuk rembesan atau mata air yang disebut sebagai aliran dasar. Manusia memanfaatkan aliran dasar ini untuk memelihara aliran sungai dalam daerah aliran sungai selama periode musim kemarau. Selain itu, air tanah merupakan sumber air bersih yang utama bagi kepentingan umat manusia. Masyarakat perkotaan menggunakan air tanah untuk keperluan sehari-hari. Air tanah diperoleh melalui sumur gali dan sumur bor di daerah lapisan penyimpan air. Masyarakat menggunakan air tanah untuk keperluan rumah tangga, kegiatan industri dan pertanian.

Air tanah merupakan salah satu sumber daya air. Selain air sungai dan air hujan, air tanah juga mempunyai peranan yang sangat penting terutama dalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air untuk kepentingan rumah tangga (domestik) maupun untuk kepentingan industri. Di beberapa daerah, ketergantungan pasokan air bersih dan air tanah telah mencapai ± 70%.

Permasalahan

Air tanah, khususnya untuk pemakaian rumah tangga dan industri, di wilayah urban dan dataran rendah memiliki kecenderungan untuk mengandung kadar besi atau asam organik tinggi. Hal ini bisa diakibatkan dari kondisi geologis Indonesia yang secara alami memiliki deposit Fe tinggi terutama di daerah lereng gunung atau diakibatkan pula oleh aktivitas manusia. Sedangkan air dengan kandungan asam organik tinggi bisa disebabkan oleh adanya lahan gambut atau daerah bakau yang kaya akan kandungan senyawa organik. Ciri-ciri air yang mengandung kadar besi tinggi atau kandungan senyawa organik tinggi bisa dilihat sebagai berikut:

  • Air mengandung zat besi

Air dengan kandungan zat besi tinggi akan menyebabkan air berwarna kuning. Pertama keluar dari kran, air tampak jernih namun setelah beberapa saat air akan berubah warna menjadi kuning. Hal ini disebabkan karena air yang berasal dari sumber air sebelum keluar dari kran berada dalam bentuk ion Fe2+, setelah keluar dari kran Fe2+ akan teroksidasi menjadi Fe3+ yang berwarna kuning.

  • Air kuning permanen

Air kuning permanen biasanya terdapat di daerah bakau dan tanah gambut yang kaya akan kandungan senyawa organik. Berbeda dengan kuning akibat kadar besi tinggi, air kuning permanen ini sudah berwarna kuning saat pertama keluar dari kran sampai beberapa saat kemudian didiamkan akan tetap berwarna kuning.

 

Sumber Artikel: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Air Tanah

Transportasi

Jasa Marga Ungkap Penyebab Utama Kecelakaan di Jalan Tol

Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 19 Februari 2025


JAKARTA, KOMPAS.com - Operation & Maintenance Management Group Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk Atika Dara Prahita mengungkpapkan penyebab utama terjadinya kecelakan di jalan tol yaitu karena faktor pengemudi.

"Jadi hingga Oktober 2021, kami mencatat bahwa penyebab utama kecelakaan di jalan tol itu karena faktor pengemudi, persentasenya mencapai 82 persen," kata Atika dalam diskusi virtual bertajuk 'Road Safety Ranger of Driving', Kamis (25/11/2021).

Menurutnya, kecelakaan di jalan tol juga disebabkan oleh faktor kendaraan dengan angka 17 persen dan hanya satu persen yang disebabkan oleh faktor jalan dan lingkungan. Kecelakaan sering terjadi karena pengemudi kendaraan lalai dan kurang antisipasi saat berkendara. Selanjutnya kondisi mengantuk saat mengemudi.

Mengingat tingginya kecelakaan yang disebabkan oleh faktor pengemudi, maka Jasa Marga menghimbau untuk mengedepankan pentingnya aspek keamanan dan keselamatan selama berkendara.

Salah satunya dengan mematuhi batas maksimum dan minimum kecepatan berkendara di jalan tol, tidak bermain ponsel saat berkendara, dan tidak berkendara dalam kondisi yang tidak fit atau ngantuk.

"Kami kan sudah menyediakan berbagai fasilitas di jalan tol seperti rest area, ini dapat dimanfaatkan untuk para pengendara berstirahat saat mengantuk," katanya.

Jasa Marga juga telah menyediakan infrastruktur jalan tol berkeselamatan dengan memasang rambu chevron LED, marka jalan, rambu dan reflektor, implementasi speed camera, implementasi Weight In Motion (WIM), pemasangan rumble stripe, pemasangan safety roller barrier, crash cushion dan guard rail.

"Karena itu, selain infrastuktur yang telah tersedia, safety driving awareness ini juga harus terus ditingkatkan. Kami sebagai penyedia jasa, itu hanya bisa menyiapkan infrastruktur untuk dapat mengurangi risiko kecelakaan, dan kunci terpentingnya ada di pengemudi," ucapnya.

Terus menurun

Meski demikian, Atika mencatat selama tiga tahun terakhir atau sepanjang tahun 2019 hingga 2021 terjadi penurunan kasus kecelakaan di ruas tol milik Jasa Marga.

Hingga Oktober 2021, kasus kecelakaan yang terjadi di jalan tol yaitu sebanyak 790 kasus dengan korban meninggal dunia sebanyak 77 orang.

Angka ini menurun dibandingkan kecelakaan yang terjadi pada tahun 2020 yaitu sebanyak 862 kasus dengan korban meninggal 90 orang.

Lalu tahun 2019 dengan jumlah kecelakan mencapai 1.079 kasus dengan korban meninggal 100 orang dan tahun 2018 dengan jumlah kecelakaan mencapai 1.210 kasus dan meninggal 109 orang.

"Sesuai Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK) Jalan, Jasa Marga juga akan terus berupaya untuk menurunkan tingkat fatalitas korban kecelakaan lalu lintas sebesar 80 persen pada tahun 2035," pungkasnya.
 

Sumber Artikel : Kompas.com

Selengkapnya
Jasa Marga Ungkap Penyebab Utama Kecelakaan di Jalan Tol
« First Previous page 605 of 1.048 Next Last »