Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Dipublikasikan oleh Muhammad Armando Mahendra pada 24 Februari 2025
Konstruksi adalah bisnis yang berisiko. Setiap proyek konstruksi memiliki keunikan dan tantangan serta peluang tersendiri. Mengidentifikasi dan mengelola risiko proyek konstruksi bisa jadi sulit, tetapi bukan tidak mungkin dengan perencanaan dan pelaksanaan yang cermat. Ketika sebuah risiko menjadi kenyataan, hal itu dapat mengganggu dan menggagalkan proyek, itulah mengapa manajemen risiko konstruksi sangat penting. Untuk menghindari bencana, Anda harus dapat menilai, mengendalikan, dan memantau risiko dengan benar setelah risiko teridentifikasi.
Risiko tidak selalu berarti negatif. Kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko secara efektif dapat meningkatkan keuntungan, membangun hubungan baik dengan klien yang menghasilkan lebih banyak proyek, dan mampu memperluas bisnis Anda ke pasar dan sektor baru.
Jenis-jenis Risiko Konstruksi
Untuk manajemen risiko konstruksi yang tepat, Anda perlu mengetahui jenis-jenis risiko yang melekat pada proyek konstruksi. Risiko ini dapat berupa risiko keuangan, kontraktual, operasional, dan lingkungan, serta dapat disebabkan oleh sumber internal dan eksternal.
Risiko yang umum terjadi meliputi:
Ketika risiko muncul, hal ini dapat berdampak serius pada biaya, jadwal, dan kinerja proyek Anda yang akan menyebabkan penundaan dan sengketa di kemudian hari. Kabar baiknya, sebagian besar risiko ini dapat dikelola dan dimitigasi dengan perencanaan yang tepat dan manajemen proyek yang baik.
Mengidentifikasi Risiko Proyek Konstruksi
Setelah kita membahas beberapa risiko yang umum terjadi pada proyek konstruksi, sekarang saatnya untuk mengidentifikasi risiko yang unik pada proyek Anda. Hal ini harus dilakukan sedini mungkin, sebaiknya selama fase prakonstruksi proyek. Ingat, jika Anda gagal mengidentifikasi dan mengelola potensi risiko proyek, pada dasarnya Anda menerima risiko jika risiko itu muncul selama proyek Anda.
Adakan sesi curah pendapat dengan tim proyek dan pemangku kepentingan untuk mengidentifikasi risiko. Pada titik ini, Anda tidak sedang mencari cara untuk menyelesaikan masalah. Tujuannya di sini adalah untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin skenario yang dapat berdampak negatif pada proyek. Pastikan Anda mengandalkan keahlian, pengalaman, dan basis pengetahuan tim Anda. Tinjau proyek-proyek sebelumnya dengan ukuran, ruang lingkup, dan lokasi serupa yang telah Anda selesaikan untuk lebih memahami risiko konstruksi yang dihadapi proyek Anda saat ini.
Cara yang baik untuk mencegah risiko menyelinap ke dalam proyek Anda saat proyek berjalan adalah dengan mengadakan pertemuan rutin dengan tim proyek dan pemangku kepentingan. Selain meninjau upaya manajemen risiko Anda saat ini, Anda juga dapat menggunakan waktu tersebut untuk mengidentifikasi masalah lain yang mungkin muncul di masa mendatang.
Proses Manajemen Risiko Konstruksi
Setelah Anda mengidentifikasi potensi risiko pada proyek Anda, Anda sekarang perlu duduk dan menilai setiap risiko berdasarkan probabilitas menjadi kenyataan dan dampaknya terhadap proyek jika terjadi. Beri peringkat dampak dan probabilitas setiap risiko sebagai tinggi, sedang, atau rendah.
Risiko yang berdampak tinggi dan memiliki probabilitas tinggi harus ditangani terlebih dahulu, sedangkan risiko dengan probabilitas rendah dan berdampak rendah dapat ditangani terakhir. Pertimbangkan jumlah waktu, uang, dan pekerjaan yang dibutuhkan untuk mengelola setiap risiko secara efektif.
Setelah Anda memberi peringkat pada setiap risiko, tinjau setiap risiko dengan cermat dan tentukan apakah Anda dapat menghindari, menghilangkan, mengurangi, memindahkan, atau menerima setiap risiko.
Menghindari Risiko Proyek Konstruksi
Ini bisa berarti menolak proyek atau menegosiasikan kontrak untuk menghilangkan risiko proyek. Tidak ada salahnya meninggalkan sebuah proyek jika risikonya lebih besar daripada potensi keuntungannya.
Mentransfer Risiko Proyek
Perusahaan Anda mungkin tidak cocok untuk mengelola risiko tertentu. Bekerjasamalah dengan pemangku kepentingan lain untuk menentukan siapa di tim proyek yang paling cocok untuk menanggung setiap risiko.
Diskusikan dengan klien risiko apa yang akan mereka tanggung dan risiko mana yang akan menjadi tanggung jawab Anda. Bekerjasamalah dengan penyedia asuransi Anda untuk menentukan risiko mana yang tercakup dalam polis Anda saat ini beserta opsi lain untuk melindungi perusahaan Anda dari risiko.
Mengurangi Risiko Proyek
Menghilangkan, mengurangi, dan menerima risiko membutuhkan perencanaan yang matang. Pilah setiap risiko menjadi hal-hal yang dapat ditindaklanjuti. Jangan terlalu banyak mengerahkan sumber daya Anda untuk menangani banyak risiko. Anda mungkin perlu membawa sumber daya tambahan, seperti mempekerjakan lebih banyak pekerja atau menyewa peralatan tambahan, untuk mengelola semua risiko secara efektif.
Menerima Risiko Proyek
Menyetujui untuk menerima risiko adalah keputusan yang tidak boleh dianggap enteng. Mungkin tidak masalah untuk menerima beberapa risiko dengan probabilitas rendah dan dampak rendah. Menyetujui untuk menerima risiko dengan probabilitas tinggi dan berdampak tinggi tanpa manajemen atau mitigasi apa pun dapat merugikan proyek dan keuntungan Anda.
Pemikiran Akhir tentang Manajemen Risiko Konstruksi
Manajemen risiko konstruksi yang baik membutuhkan kolaborasi dan komunikasi tingkat tinggi dengan semua pihak yang terlibat. Menjaga agar semua orang mengetahui informasi yang sama dan bekerja sama akan memungkinkan Anda untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko sebelum menjadi masalah. Ingat, risiko dapat menghasilkan imbalan yang besar jika dikelola secara efektif.
Sumber: constructconnect.com
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Dipublikasikan oleh Muhammad Armando Mahendra pada 24 Februari 2025
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah, meminta industri konstruksi agar terus meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja. Menurut Menaker Ida, penerapan K3 di tempat kerja merupakan sesuatu yang prinsip dan tidak boleh ditolerir berbagai kekurangannya.
"Selalu menerapkan K3 di lokasi kerja itu sangat penting, apalagi sektor bangunan dan konstruksi ini termasuk sektor yang cukup berisiko dalam proses kerjanya," kata Menaker Ida.
Menaker menekankan peningkatan K3 di industri konstruksi saat membuka Munas VII Federasi Serikat Pekerja Bangunan dan Pekerjaan Umum Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP BPU-SPSI) di Jakarta. Ia mengingatkan berbagai kasus kecelakaan kerja setiap tahun terus mengalami penurunan.
Hal itu diketahui berdasarkan data dari Direktorat K3 Kemnaker yang menunjukkan bahwa 2019 terjadi 155.327 kecelakaan kerja, dan di 2020 terjadi 153.055 kasus. Namun demikian, sambungnya, penurunan yang terjadi sangat tipis, dan pemerintah sama sekali belum puas dengan penurunan angka tersebut.
"Oleh karena itu, jajaran pengawas agar tetap memantau dan mensupervisi pelaksanaan K3 di lokasi-lokasi pembangunan," ujarnya mengingatkan.
Menaker juga mengatakan, sebagai industri, sektor konstruksi dan pekerjaan umum berada di bawah naungan Kementerian PUPR. Tetapi dalam hal pekerja dan pelaksananya, menjadi tanggung jawab Kementerian Ketenagakerjaan.
"Saya tidak akan rela jika banyak pekerja yang mengalami kecelakaan kerja, sehingga kemudian menjadi tidak produktif, menjadi difabel, bahkan kehilangan nyawa. Risiko itu terlalu berat untuk dipikul oleh keluarga-keluarga pekerja ini," terangnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, konstruksi merupakan sektor yang menjadi andalan pemerintahan Presiden Joko Widodo. Konstruksi bukan hanya untuk mempercepat pembangunan ekonomi, ketersediaan akses dan pelayanan masyarakat. Namun, sektor ini juga penting mengingat begitu banyaknya industri turunannya.
Industri turunan yang dimaksud, yaitu industri semen, industri pengolahan besi, industri alat berat, bahkan sampai industri informal, seperti warung makanan, kos-kosan, dan makanan kaki lima menjadi hidup karena ada proyek-proyek konstruksi.
"Oleh karena itu, teman-teman pekerja semua, bersyukurlah dan tetaplah optimis. Akan banyak pekerjaan untuk teman-teman semua di sektor ini, sehingga bisa membawa pulang rezeki bagi keluarga," imbuhnya.
Sebagai informasi, data terbaru dari hasil pendataan dan verifikasi keanggotaan Serikat Pekerja/Serikat Buruh yang dilakukan Kementerian Ketenagakerjaan, jumlah pekerja yang menjadi anggota Serikat Pekerja sebanyak 3,2 juta pekerja. Mereka terbagi dalam 10.748 PUK/Serikat Pekerja, 161 federasi, dan 16 konfederasi.
Sumber: news.republika.co.id
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Dipublikasikan oleh Muhammad Armando Mahendra pada 24 Februari 2025
Pekerjaan konstruksi merupakan salah satu sektor industri yang memiliki risiko tinggi dan menyumbang kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Kompleksitas pelaksanaan proyek konstruksi yang melibatkan pekerja, peralatan kerja, dan material dalam jumlah besar dapat menjadi sumber terjadinya kecelakaan kerja. Salah satunya adalah kecelakaan kerja di ketinggian.
Kecelakaan kerja di ketinggian yang dialami para pekerja baik di sektor konstruksi atau operasional struktur, kkmasih memprihatinkan karena jumlah kasusnya besar. Menurut Asosiasi Rope Access Indonesia (ARAI), kecelakaan kerja di ketinggian menempati urutan nomor dua paling besar setelah kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan kerja pada ketinggian di sektor konstruksi ini banyak terjadi pada saat pembangunan gedung atau pekerjaan konstruksi layang.
Sebetulnya ada beberapa bahaya bekerja di ketinggian, yakni terjatuh, terpeleset, tersandung, dan kejatuhan material dari atas. Dari bahaya-bahaya tersebut, faktor terbesar penyebab cedera serius dan kematian di sektor konstruksi adalah terjatuh dari ketinggian.
Dilansir okezone.com, BPJS Ketenagakerjaan mencatat jumlah kecelakaan kerja yang dialami pekerja konstruksi relatif tinggi sepanjang tahun 2023, yaitu 32% dari total kecelakaan kerja dari keseluruhan sektor di Indonesia. Jenis kecelakaan kerja yang paling sering terjadi, yakni jatuh dari ketinggian. Sementara secara global, data International Labour Organization (ILO) menyebutkan, dari 142 kematian akibat kecelakaan kerja, penyebab utamanya adalah jatuh dari ketinggian sebesar 45%.
Kasus umum yang banyak terjadi di antaranya jatuh dari tangga, jatuh akibat tidak menggunakan alat pelindung jatuh/tidak menggunakannya dengan benar, ataupun jatuh akibat melakukan pekerjaan di atas perancah.
Kecelakaan ini biasanya didominasi pekerja sementara yang sama sekali tanpa pengalaman, mengabaikan pentingnya penggunaan alat pelindung diri (APD), tidak mematuhi prosedur keselamatan, dan kurang peduli pada keamanan.
3 Peralatan Penting Bekerja di Ketinggian, Bagaimana Cara Menggunakannya dengan Benar?
Pekerjaan konstruksi membutuhkan serangkaian peralatan khusus untuk bekerja di ketinggian dan itu membutuhkan pemeriksaan serta pemeliharaan agar fungsinya tetap optimal. Baik tangga, perancah, dan alat perlindungan jatuh perseorangan merupakan jantung dari program keselamatan sektor konstruksi yang baik.
Supervisor atau pengawas lapangan perlu mempertimbangkan untuk meningkatkan praktik keselamatan saat menggunakan peralatan-peralatan ini.
1. Tangga
Potensi cedera akibat penggunaan tangga memang terbilang tinggi terutama di sektor konstruksi, baik karena terjatuh dari tangga, tangga ambruk ataupun terpeleset saat menaiki anak tangga.
Penyebab utama kecelakaan saat penggunaan tangga, di antaranya:
Penggunaan tangga yang tidak tepat menjadi penyebab utama jatuh dari ketinggian pada pekerjaan konstruksi. Maka, setiap pekerja harus memahami prosedur keselamatan menggunakan tangga dengan benar.
Keselamatan tangga melibatkan pemeriksaan, persiapan, cara menaiki/menuruni tangga dengan benar, dan pertimbangan yang hati-hati tentang konsekuensi penyalahgunaan tangga. Ingatlah tips keselamatan penggunaan tangga pada pekerjaan konstruksi berikut ini:
2. Full Body Harness
Bagi Anda yang bekerja di sektor konstruksi tentu sudah familier dengan penggunaan full body harness. Full body harness berfungsi sebagai alat pelindung jatuh perseorangan saat bekerja di ketinggian dan penggunaannya lebih dianjurkan dibanding safety belt terutama jika Anda bekerja di ketinggian lebih dari 1,8 meter.
Hal ini dikarenakan full body harness memiliki kelebihan dengan tali pengaman yang bisa melindungi seluruh tubuh pekerja sehingga kemungkinan cedera akibat hentakan saat jatuh sangat kecil. Sayangnya meski manfaatnya sangat besar sebagai alat pelindung jatuh, masih banyak pekerja yang mengabaikan penggunaannya, mulai dari cara penggunaan, pemeriksaan, hingga perawatannya. Penyebabnya bisa karena kurangnya pengetahuan, pelatihan, atau pengalaman pekerja.
Saat Anda bekerja di ketinggian, ada beberapa langkah penting yang harus Anda perhatikan saat menggunakan full body harness:
Full body harness harus diperiksa secara visual sebelum digunakan, termasuk juga alat pelindung jatuh lainnya seperti lanyard dan lifeline. Pemeriksaan peralatan secara berkala oleh orang yang kompeten untuk mengecek kerusakan harus dilakukan setidaknya setiap 6 bulan dan sebelum memulai pekerjaan di ketinggian. Pastikan juga full body harness yang Anda gunakan sesuai dengan standar dan regulasi yang berlaku, seperti Permenaker No.9 Tahun 2016, OSHA 1926.502, ANSI Z359, CSA Z259, dll.
3.Perancah
Menurut Occupational Safety and Health Administration (OSHA), diperkirakan sekitar 2,3 juta pekerja konstruksi melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan perancah. Dengan begitu, banyak juga pekerja yang berpotensi mengalami sejumlah bahaya terkait perancah seperti terjatuh, tertimpa jatuhan benda, dan tersengat aliran listrik.
Berikut beberapa potensi bahaya dalam penggunaan perancah:
Dengan banyaknya pekerja yang berpotensi terkena bahaya saat menggunakan perancah, maka penerapan keselamatan penggunaan perancah perlu menjadi prioritas.
Perancah harus dipasang oleh pekerja yang ahli di bawah pengawasan orang yang kompeten dan perancah telah diperiksa dengan benar sebelum digunakan. Perancah yang sesuai dan aman harus disediakan untuk semua pekerjaan berisiko tinggi saat bekerja di ketinggian.
Berikut tips saat menggunakan perancah:
Penting!
Jenis-jenis scafftag untuk perancah:
Tips Singkat Bekerja di Ketinggian
Sumber: safetysignindonesia.id
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Dipublikasikan oleh Muhammad Armando Mahendra pada 24 Februari 2025
Keselamatan di tempat kerja dalam konstruksi adalah bagian penting dari manajemen konstruksi yang berfokus pada perlindungan nyawa dan integritas pekerja. Keselamatan kerja terdiri dari serangkaian praktik, standar, dan peraturan yang dirancang untuk mencegah cedera dan kecelakaan di tempat kerja.
Dalam industri konstruksi, di mana risikonya lebih tinggi karena sifat pekerjaannya, keselamatan kerja menjadi lebih penting.
Itulah mengapa kita akan membahas tentang apa itu keselamatan kerja dalam konstruksi dan bagaimana cara mencapainya dalam organisasi Anda.
Apa yang dimaksud dengan keselamatan di tempat kerja dalam konstruksi?
Keselamatan kerja di tempat konstruksi mengacu pada serangkaian metode dan praktik yang diterapkan oleh perusahaan untuk memastikan proyek selesai tanpa menyebabkan bahaya atau cedera pada pekerja, serta melindungi tim kerja tempat proyek dilaksanakan.
Keselamatan kerja sangat penting dalam industri konstruksi karena banyaknya risiko yang terkait dengan pekerjaan, seperti terjatuh, tertimpa atau terpotong benda, dan kecelakaan mesin.
Singkatnya, keselamatan kerja berupaya meminimalkan risiko-risiko ini dan memastikan lingkungan kerja yang aman bagi semua orang yang terlibat.
Apa pentingnya keselamatan kerja dalam konstruksi?
Pentingnya keselamatan di tempat kerja dalam konstruksi terletak pada kemampuannya untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah cedera serius. Staf di lokasi konstruksi menghadapi risiko setiap hari seperti struktur yang tidak stabil dan bekerja dengan alat berat.
Keselamatan kerja menawarkan manfaat penting seperti:
Manfaat-manfaat ini menunjukkan bahwa keselamatan kerja dalam konstruksi bukan hanya tanggung jawab hukum dan etika, tetapi juga merupakan keputusan yang bijaksana dari perspektif bisnis.
Apa saja cara utama untuk memastikan keselamatan konstruksi?
Untuk memastikan keselamatan kerja dalam konstruksi secara berkelanjutan, sejumlah langkah dan praktik harus diterapkan mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan proyek. Berikut adalah beberapa cara utama untuk mencapainya:
1. Memiliki proses yang terdefinisi dengan baik
Tetapkan prosedur yang jelas dan terperinci untuk setiap tugas dan situasi proyek. Hal ini penting untuk mempertimbangkan segala sesuatu mulai dari persiapan lokasi hingga penyelesaian pekerjaan.
Salah satu cara terbaik untuk melakukan langkah pertama ini adalah memulai dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip Konstruksi Ramping.
2. Menjaga agar staf selalu mendapatkan informasi terbaru
Gunakan alat dan mesin fisik dan digital yang berada dalam kondisi terbaik dan sesuai untuk setiap pekerjaan tertentu.
Selain itu, buatlah jadwal perawatan preventif untuk memastikan peralatan berfungsi dengan baik, dan juga keselamatan karyawan.
3. Melatih staf
Selain memiliki mesin yang memenuhi standar kualitas dan keselamatan yang tinggi, poin penting dalam keselamatan kerja adalah mengajari operator cara menggunakan peralatan secara bertanggung jawab.
Untuk itu, tawarkan program pelatihan berkelanjutan kepada para pekerja tentang praktik-praktik terbaik keselamatan dan cara menangani peralatan dan perlengkapan dengan benar.
4. Menggunakan APD dan CPE
Alat pelindung diri (APD) dan alat pelindung diri (CPE) merupakan faktor penting di lokasi konstruksi mana pun.
Benda-benda ini tidak hanya memungkinkan perusahaan untuk mematuhi standar keselamatan tenaga kerja internasional, tetapi juga memberikan lapisan perlindungan ekstra bagi pekerja agar tetap aman bahkan jika terjadi kegagalan peralatan atau kecelakaan.
Berikut ini adalah daftar beberapa alat pelindung diri yang paling umum:
5. Menetapkan pemantau
Tetapkan peran untuk staf Anda dengan jelas. Dengan cara ini Anda dapat memiliki proses pengawasan yang efektif dan langkah-langkah keamanan dan memastikannya dipatuhi setiap saat.
6. Memenuhi standar peraturan
Standar-standar ini telah dibuat dan disetujui dengan tujuan untuk menetapkan proses yang aman dan memastikan keselamatan semua orang yang ada di lokasi konstruksi. Standar ini juga akan membantu organisasi Anda terhindar dari denda atau bahkan penonaktifan lokasi.
7. Menerapkan Pelatihan Berulang
Sesi pelatihan rutin sangat penting untuk memastikan keselamatan. Sesi ini mendidik pekerja untuk mengenali dan menangani situasi berbahaya, sehingga mengurangi kecelakaan. Selain itu, sesi ini juga menumbuhkan budaya di mana setiap orang memprioritaskan keselamatan.
Bagaimana Anda melacak semua mekanisme Anda?
Untuk memantau semua mekanisme keselamatan di lokasi konstruksi, Anda memerlukan platform digital lengkap yang mengintegrasikan pemantauan dengan manajemen.
SYDLE ONE adalah solusi tangguh yang menawarkan banyak fitur untuk menangani kebutuhan bisnis konstruksi:
Untuk alasan ini, kami ingin mengundang Anda untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana SYDLE ONE dapat mengubah manajemen keselamatan dalam proyek konstruksi Anda, memberikan solusi lengkap yang memudahkan penerapan praktik keselamatan yang efektif dan efisien.
Disadur dari: sydle.com
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Dipublikasikan oleh Muhammad Armando Mahendra pada 24 Februari 2025
10 Aturan untuk Keselamatan Konstruksi
Untuk menghindari cedera, kecelakaan, dan masalah kesehatan lainnya di lokasi konstruksi, berikut ini adalah aturan keselamatan konstruksi umum yang harus diikuti untuk menjaga keselamatan pekerja dan pengunjung:
1. Selalu kenakan APD
Semua pekerja dan pengunjung di lokasi konstruksi harus mengenakan APD yang sesuai untuk mengurangi paparan berbagai bahaya di lokasi kerja. APD yang umum digunakan meliputi kacamata, helm, sarung tangan, penutup telinga atau sumbat telinga, sepatu bot, serta rompi dan pakaian dengan visibilitas tinggi.
2. Berhati-hatilah dan ikuti rambu-rambu
Rambu-rambu keselamatan memungkinkan manajemen untuk memperingatkan dan meningkatkan kesadaran akan kesehatan dan keselamatan karyawan dan pengunjung. Letakkan rambu-rambu tersebut di sekitar lokasi jika diperlukan. Pekerja harus terbiasa dengan kiat-kiat keselamatan di lokasi konstruksi dan rambu-rambu yang berbeda: rambu larangan, rambu wajib, rambu peringatan, rambu kondisi aman, dan rambu peralatan pemadam kebakaran.
3. Berikan instruksi yang jelas
Induksi lokasi untuk kontraktor umum harus ada di lokasi. Hal ini akan memungkinkan pekerja baru untuk terbiasa dengan operasi di lokasi. Pembicaraan kotak peralatan juga merupakan cara yang efektif untuk menyampaikan instruksi kesehatan dan keselamatan kepada tenaga kerja. Hal ini dilakukan sebelum memulai pekerjaan baik setiap hari atau lebih sering.
4. Jaga kebersihan lokasi konstruksi
Pastikan puing-puing, debu, paku-paku yang lepas, dan air yang tergenang dari penggalian dan penimbunan tidak berserakan di sekitar lokasi. Lokasi konstruksi harus dibersihkan setiap hari dan tetap bebas dari kekacauan untuk mencegah terpeleset dan tersandung.
5. Atur dan simpan peralatan dengan benar
Pastikan tidak ada peralatan yang tergeletak di sekitar, dan biarkan lampu dan peralatan listrik tidak terpasang. Mengikuti aturan di lokasi konstruksi akan membantu mencegah perkakas rusak atau bahkan menyebabkan cedera pada pekerja. Mengaturnya di tempat yang semestinya juga akan memudahkan navigasi.
6. Gunakan peralatan yang tepat untuk setiap tugas
Seringkali, kecelakaan terjadi karena penyalahgunaan alat atau peralatan. Hindari menggunakan alat seadanya. Sebaliknya, gunakan alat yang tepat untuk menyelesaikan pekerjaan dengan lebih cepat dan aman.
7. Siapkan rencana tanggap darurat
Rencana tanggap darurat mengarahkan tenaga kerja tentang apa yang harus dilakukan saat keadaan darurat seperti bencana alam, kebakaran, tumpahan bahan berbahaya, atau jenis insiden lainnya terjadi. Miliki tim khusus yang bertanggung jawab untuk mengelola krisis darurat, menjawab pertanyaan, dan melaporkan potensi bahaya, masalah kualitas, atau nyaris celaka.
8. Menyiapkan perlindungan
Salah satu cara untuk memastikan keamanan di lokasi adalah dengan menempatkan kontrol teknik seperti pembatas, pagar, dan pengaman. Hal ini akan membantu mengisolasi orang dari area berbahaya dengan listrik bertegangan tinggi atau bahan kimia dengan asap beracun.
9. Memeriksa peralatan dan perlengkapan secara teratur
Sebelum memulai pekerjaan, pastikan alat dan perlengkapan yang akan digunakan bebas dari cacat atau kerusakan.
10. Laporkan masalah dengan segera
Latihlah pekerja untuk melaporkan cacat dan nyaris celaka di lokasi segera setelah mereka mengetahuinya. Masalah hanya bisa diselesaikan jika diketahui oleh manajemen. Semakin cepat masalah dilaporkan, semakin kecil kemungkinan masalah tersebut memburuk dan menyebabkan kecelakaan atau kerusakan lebih lanjut.
Sumber: safetyculture.com
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Dipublikasikan oleh Muhammad Armando Mahendra pada 24 Februari 2025
Kegagalan konstruksi bangunan adalah salah satu isu serius yang harus dipahami secara mendalam dalam industri konstruksi. Dalam artikel ini, kita akan membahas pentingnya pemahaman tentang kegagalan konstruksi bangunan, termasuk landasan teori, pengertian kegagalan bangunan, dasar hukum atau peraturan yang berlaku, jenis-jenis kegagalan bangunan, cara mengatasi kegagalan bangunan, pihak-pihak yang terlibat, serta solusi dan saran-saran untuk mengurangi risiko kegagalan konstruksi bangunan.
Landasan Teori
Landasan teori dalam pemahaman kegagalan konstruksi bangunan melibatkan prinsip-prinsip dasar struktur material, beban yang bekerja, dan interaksi antara bahan bangunan. Hal ini mencakup pemahaman tentang tegangan, regangan, kekuatan material, serta faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kekuatan dan kestabilan bangunan.
Pengertian Kegagalan Bangunan
Kegagalan bangunan dapat diartikan sebagai kondisi di mana sebuah struktur bangunan tidak dapat memenuhi tujuan fungsinya dengan aman dan efisien. Kegagalan dapat terjadi akibat berbagai faktor seperti kesalahan perencanaan, kesalahan konstruksi, material yang tidak sesuai, atau kegagalan struktur yang terjadi selama penggunaan bangunan.
Dasar Hukum atau Peraturan yang Berlaku
Dalam banyak negara, ada peraturan yang ketat terkait dengan standar konstruksi bangunan untuk memastikan keamanan dan kualitas. Peraturan ini mencakup persyaratan teknis untuk desain, material, dan proses konstruksi. Pelanggaran terhadap peraturan tersebut dapat mengakibatkan sanksi hukum yang serius bagi pihak yang bertanggung jawab.
Jenis-jenis Kegagalan Bangunan
Beberapa jenis kegagalan bangunan meliputi kegagalan struktural, kegagalan fondasi, kebocoran atau kerusakan struktural akibat air atau kelembaban, serta kegagalan mekanikal seperti keruntuhan atap atau dinding. Setiap jenis kegagalan memiliki penyebab dan karakteristik yang berbeda.
Cara Mengatasi Kegagalan Bangunan
Mengatasi kegagalan bangunan memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan identifikasi risiko potensial, pemilihan material yang sesuai, perencanaan yang cermat, serta pengawasan konstruksi yang ketat. Penting juga untuk mempertimbangkan tahapan-tahapan proses konstruksi yang berhubungan dengan antisipasi kegagalan bangunan, seperti pengujian material, pemantauan konstruksi secara berkala, dan penerapan teknologi konstruksi yang canggih.
Pihak-pihak yang Terlibat
Pihak-pihak yang terlibat dalam hal kegagalan bangunan meliputi pemilik proyek, arsitek, insinyur struktur, kontraktor, dan pemerintah yang mengatur standar dan peraturan konstruksi. Kolaborasi yang baik antara semua pihak ini sangat penting untuk mencegah kegagalan bangunan dan memastikan keamanan serta kualitas bangunan.
Solusi dan Saran-saran
Beberapa solusi untuk mengurangi risiko kegagalan konstruksi bangunan meliputi:
Dengan memahami pentingnya kegagalan konstruksi bangunan dan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat meningkatkan keselamatan, kualitas, dan keberlanjutan infrastruktur bangunan untuk masa depan yang lebih baik.
Sumber: dpu.kulonprogokab.go.id