Properti dan Arsitektur
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 12 Februari 2025
Stasiun Jakarta Kota (bahasa Indonesia: Stasiun Jakarta Kota, kode stasiun: JAKK) adalah sebuah stasiun kereta api yang terletak di kawasan kota tua Kota, Jakarta, Indonesia.
Stasiun ini dulunya bernama Batavia Zuid (atau Batavia Selatan) hingga awal abad ke-20. Stasiun ini juga dikenal dengan nama Stasiun Beos sebagai singkatan dari nama pemilik stasiun sebelumnya, Bataviasche Oosterspoorweg Maatschapij (BOS).
Stasiun Jakarta Kota merupakan stasiun utama, bersama dengan Stasiun Gambir, Stasiun Jatinegara, dan Stasiun Pasar Senen, untuk beberapa jalur kereta api antarkota di Pulau Jawa. Stasiun ini juga melayani dua dari lima jalur kereta KRL Commuterline yang beroperasi di wilayah metropolitan Jakarta.
Nama Beos pada julukan stasiun ini memiliki banyak versi. Pertama, nama Beos merujuk pada pemilik stasiun Batavia, Bataviasche Oosterspoorweg Maatschapij (Perusahaan Kereta Api Batavia Timur atau BOS), yang berada di lokasi yang sama sebelum stasiun ini dihancurkan. Ini adalah perusahaan kereta api swasta yang menghubungkan Batavia dengan Kedunggedeh. Pada versi lain, Beos berasal dari kata Batavia En Omstreken, yang berarti “Batavia dan Sekitarnya”, yang berasal dari fungsi stasiun ini sebagai pusat transportasi kereta api yang menghubungkan Batavia dengan kota-kota lain seperti Bekassie (Bekasi), Buitenzorg (Bogor), Parijs van Java (Bandung), Karavam (Karawang), dan lain-lain.
Sebenarnya masih ada nama lain dari Stasiun Jakarta Kota ini, yaitu Batavia Zuid yang berarti Stasiun Batavia Selatan. Nama ini muncul karena pada akhir abad ke-19, Batavia sudah memiliki lebih dari dua stasiun kereta api. Salah satunya adalah Stasiun Batavia Noord (Batavia Utara) yang terletak di sebelah selatan Museum Sejarah Jakarta saat ini. Batavia Noord awalnya merupakan milik perusahaan kereta api Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij, dan merupakan stasiun pemberhentian untuk jalur Batavia-Buitenzorg. Pada tahun 1913, jalur Batavia-Buitenzorg dijual kepada pemerintah Hindia Belanda dan dikelola oleh Staatsspoorwegen. Pada saat itu wilayah Jatinegara dan Tanjung Priok belum menjadi bagian dari gemeente Batavia.
Stasiun pertama dibangun pada tahun 1887 oleh BOS, sebuah perusahaan kereta api swasta. Stasiun ini diberi nama Batavia Zuid (Batavia Selatan) untuk membedakannya dengan stasiun Batavia Noord (Batavia Utara) yang lebih tua (dimiliki oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij, sebuah perusahaan kereta api swasta lainnya), yang terletak agak jauh di sebelah utara, tepat di belakang bekas balai kota. Perusahaan kereta api publik Staatsspoorwegen mengakuisisi stasiun selatan dan utara pada tahun 1898 dan 1913.
Stasiun BOS selatan ditutup pada tahun 1923, dan dibangun kembali antara tahun 1926 dan 1929, di mana semua layanan kereta api untuk sementara waktu diambil alih oleh stasiun Batavia Utara. Bangunan stasiun ini dirancang pada tahun 1927-1928 oleh arsitek Asselbergs, Frans Johan Louwrens Ghijsels, dan Hes dari perusahaan arsitek Algemeen Ingenieurs-en Architectenbureau (AIA) di Batavia. Selama pembangunan pada tahun 1928-1929, digunakan beton dari Hollandsche Beton Maatschappij (“Perusahaan Beton Belanda”). Bangunan utama dirancang dengan 12 rel kereta api, yang dirancang untuk menghubungkan Batavia dengan Buitenzorg, pelabuhan Tandjoeng Priok, dan pelabuhan Merak di dekat Selat Sunda dengan kapal feri yang menghubungkan Jawa bagian Barat dengan Sumatera bagian Selatan. Bangunan baru dan yang sekarang ini secara resmi dibuka pada tanggal 8 Oktober 1929 dengan sebuah upacara pribadi oleh staf perusahaan. Semua layanan kereta api ke kota lama kemudian dipindahkan ke stasiun selatan yang baru, sementara stasiun utara yang tersisa dihancurkan.
Stasiun baru ini dijuluki BEOS sesuai dengan nama pemilik stasiun sebelumnya, BOS. Secara resmi bernama Stasiun Batavia Stad (“Stasiun Kota Batavia”), stasiun ini terletak di Stationsplein (“Alun-alun stasiun”) di Batavia Benedenstad (“Pusat Kota Batavia”), yang sekarang menjadi Jalan Stasiun Kota Barat.
Stasiun Beos merupakan mahakarya Ghijsels yang dikenal dengan ekspresi Het Indische Bouwen, yang merupakan perpaduan antara struktur dan teknik modern barat yang dipadukan dengan bentuk-bentuk tradisional setempat. Dengan balutan art deco yang kental, desain Ghijsels ini terkesan sederhana meskipun memiliki cita rasa yang tinggi. Menurut filosofi Yunani kuno, kesederhanaan adalah jalan terpendek menuju keindahan.
Stasiun Jakarta Kota akhirnya ditetapkan sebagai cagar budaya melalui Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 475 tahun 1993. Meski masih berfungsi, masih ada beberapa sudut yang tidak terawat dengan baik. Keberadaannya mulai terusik dengan adanya kabar pembangunan pusat perbelanjaan di atas bangunan stasiun. Begitu juga dengan kebersihan yang tidak terjaga dengan baik, sampah-sampah berserakan di rel kereta api. Selain itu, banyaknya masyarakat yang tinggal di kanan-kiri rel kereta api di dekat stasiun mengurangi nilai estetika dari stasiun ini. Kini, Kereta Api Indonesia melalui Unit Pelestarian Benda dan Bangunan Bersejarah mulai menata stasiun bersejarah ini.
Bangunan dan tata letak
Desain stasiun yang dirancang oleh arsitek Belanda Frans Johan Louwrens Ghijsels (lahir 8 September 1882) ini merupakan perpaduan antara gaya Art Deco Barat dan arsitektur lokal.
Stasiun Jakarta Kota merupakan stasiun dua lantai yang dikelilingi oleh jalan di ketiga sisinya dengan satu pintu masuk utama dan dua pintu masuk samping. Pintu masuk utama dan aula memiliki ciri khas atap kubah tong dengan bukaan yang disusun secara horizontal dengan bagian atas didominasi oleh unit vertikal (lunette).
Dinding bagian dalam aula dilapisi dengan keramik berwarna coklat bertekstur kasar dan dinding luar pada bagian bawah seluruh bangunan dilapisi dengan plesteran berwarna hijau kekuningan. Lantai stasiun menggunakan kayu jati kuning dan kayu abu-abu, dan untuk lantai peron menggunakan kayu jati wafel kuning. Stasiun Jakarta Kota memiliki enam peron yang melayani 12 jalur. Peron-peron tersebut dinaungi oleh kanopi yang ditopang oleh tiang-tiang baja.
Pada awalnya, stasiun ini memiliki dua belas jalur kereta api dengan jalur 4 dan 5 merupakan jalur ganda sepur lurus dari dan ke arah Kampung Bandan Bawah-Pasar Senen-Jatinegara, jalur 8 dan 9 merupakan jalur ganda sepur lurus dari dan ke arah Kampung Bandan Atas-Tanjung Priuk, serta jalur 11 dan 12 merupakan jalur ganda sepur layang dari dan ke arah Gambir-Manggarai. Namun, saat ini jumlah jalur tersebut berkurang menjadi sebelas jalur karena jalur 1 yang lama telah ditutup dan dialihfungsikan menjadi ruang tunggu penumpang untuk beberapa kereta api antarkota yang layanan rutenya berhenti di stasiun ini.
Stasiun ini terakhir kali direnovasi pada tahun 2019, salah satunya adalah penambahan ruang tunggu baru untuk kereta jarak jauh. Per 23 Februari 2020, saklar kereta api Inggris dan gunting stasiun yang telah digunakan selama hampir lima puluh tahun kini telah diganti dengan yang terbaru.


Pada budaya populer
Stasiun ini dijadikan salah satu lokasi syuting video musik oleh sejumlah grup musik dan penyanyi, seperti Krakatau dalam lagu yang berjudul Kau Datang pada tahun 1989, TIC Band dalam lagu Terbaik Untukmu pada tahun 2001, film Cinlok pada tahun 2008, Kotak dalam lagu Selalu Cinta pada tahun 2013, penyanyi Kunto Aji dalam lagu debutnya yang berjudul Terlalu Lama Sendiri pada tahun 2014, dan Maudy Ayunda dalam lagu Jakarta Ramai pada tahun 2016.
Layanan kereta api
Sejak sekitar tahun 2013-2014 semua kereta api penumpang jarak jauh dan menengah yang dahulu memiliki terminus ke Stasiun Jakarta Kota dialihkan ke Stasiun Pasar Senen, antara lain KA Gumarang, KA Gaya Baru Malam Selatan, KA Tegal Arum (sekarang tidak beroperasi lagi), dan KA Serayu. Pemindahan juga dilakukan ke Gambir untuk KA Argo Parahyangan dan KA Gajayana. Sejak tanggal 9 Februari 2017 semua perjalanan KA lokal Daop I bagian timur (KA Walahar Ekspres/Lokal Purwakarta dan KA Jatiluhur/Lokal Cikampek) dipindahkan ke Stasiun Tanjung Priuk.
Sejak tanggal 29 Mei 2019, tiga perjalanan kereta api jarak jauh dan menengah kelas ekonomi yang semula berakhir di Stasiun Pasar Senen (KA Jayakarta, Menoreh, dan Kutojaya Utara), dipindahkan ke Stasiun Jakarta Kota. Dengan berlakunya Gapeka 2021 tanggal 10 Februari 2021, maka stasiun terminus KA Jayakarta dikembalikan lagi ke Stasiun Pasar Senen untuk memudahkan pelayanan penumpang kereta api rangkaian panjang.
Mulai 1 Juni 2023 sejak diberlakukan Gapeka 2023, keberangkatan KA Menoreh dikembalikan ke Stasiun Pasar Senen karena okupansi yang minim di Stasiun Jakarta Kota.
Berikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2023


Pada 26 Desember 2014 pukul 06.30, lokomotif CC201 89 07 menabrak peron di Stasiun Jakarta Kota, pada saat melangsir rangkaian kereta api Argo Parahyangan. Lokomotif tersebut melampaui batas aman berhenti, sehingga meloncat keluar rel kemudian menggerus lantai peron. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

Galeri


Disadur dari: https://en.wikipedia.org/
Properti dan Arsitektur
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 07 Februari 2025
Candi adalah istilah dalam Bahasa Indonesia yang merujuk kepada sebuah bangunan keagamaan tempat ibadah peninggalan purbakala yang berasal dari peradaban Hindu-Buddha. Bangunan ini digunakan sebagai tempat ritual ibadah, pemujaan dewa-dewi, penghormatan leluhur ataupun memuliakan Sang Buddha. Akan tetapi, istilah 'candi' tidak hanya digunakan oleh masyarakat untuk menyebut tempat ibadah saja, banyak situs-situs purbakala non-religius dari masa Hindu-Buddha Indonesia klasik, baik sebagai istana (kraton), pemandian (petirtaan), gapura, dan sebagainya, disebut dengan istilah candi.
Candi merupakan bangunan replika tempat tinggal para dewa yang sebenarnya, yaitu Gunung Mahameru. Oleh karena itu, seni arsitekturnya dihias dengan berbagai macam ukiran dan pahatan berupa pola hias yang disesuaikan dengan alam Gunung Mahameru. Candi-candi dan pesan yang disampaikan lewat arsitektur, relief, serta arca-arcanya tak pernah lepas dari unsur spiritualitas, daya cipta, dan keterampilan para pembuatnya.
Beberapa candi, seperti Candi Borobudur dan Prambanan dibangun amat megah, detail, kaya akan hiasan yang mewah, bercitarasa estetika yang luhur, dengan menggunakan teknologi arsitektur yang maju pada zamannya. Bangunan-bangunan ini hingga kini menjadi bukti betapa tingginya kebudayaan dan peradaban nenek moyang bangsa Indonesia.
Terminologi
"Antara abad ke-7 dan ke-15 masehi, ratusan bangunan keagamaan dibangun dari bahan bata merah atau batu andesit di pulau Jawa, Sumatra, dan Bali. Bangunan ini disebut candi. Istilah ini juga merujuk kepada berbagai bangunan pra-Islam termasuk gerbang, dan bahkan pemandian, akan tetapi manifestasi utamanya tetap adalah bangunan suci keagamaan."
— Soekmono, R. "Candi:Symbol of the Universe".
Istilah "Candi" diduga berasal dari kata “Candika” yang berarti nama salah satu perwujudan Dewi Durga sebagai dewi kematian. Candi selalu dihubungkan dengan monumen tempat pedharmaan untuk memuliakan raja anumerta (yang sudah meninggal) contohnya candi Kidal untuk memuliakan Raja Anusapati.
Penafsiran yang berkembang di luar negeri — terutama di antara penutur bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya — adalah; istilah candi hanya merujuk kepada bangunan peninggalan era Hindu-Buddha di Indonesia, sedangkan dalam bahasa Melayu disebut dengan istilah kuil. Sama halnya dengan istilah wat yang dikaitkan dengan candi di Kamboja dan Thailand. Akan tetapi dari sudut pandang Bahasa Indonesia, istilah 'candi' juga merujuk kepada semua bangunan bersejarah Hindu-Buddha di seluruh dunia; tidak hanya di Nusantara, tetapi juga Kamboja, Myanmar, Thailand, Laos, Vietnam, Sri Lanka, India, dan Nepal; seperti candi Angkor Wat di Kamboja dan candi Khajuraho di India. Istilah candi juga terdengar mirip dengan istilah chedi dalam bahasa Thailand yang berarti 'stupa'.
Candi di Indonesia
Di Indonesia, candi dapat ditemukan di pulau Jawa, Bali, Sumatra, dan Kalimantan, akan tetapi candi paling banyak ditemukan di kawasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kebanyakan orang Indonesia mengetahui adanya candi-candi di Indonesia yang termasyhur seperti Borobudur, Prambanan, dan Mendut.
Pada suatu era dalam sejarah Indonesia, yaitu dalam kurun abad ke-8 hingga ke-10 tercatat sebagai masa paling produktif dalam pembangunan candi. Pada kurun kerajaan Medang Mataram ini candi-candi besar dan kecil memenuhi dataran Kedu dan dataran Kewu di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Hanya peradaban yang cukup makmur dan terpenuhi kebutuhan sandang dan pangannya sajalah yang mampu menciptakan karya cipta arsitektur bernilai seni tinggi seperti ini. Beberapa candi yang bercorak Hindu di Indonesia adalah Candi Prambanan, Candi Jajaghu (Candi Jago), Candi Gedongsongo, Candi Dieng, Candi Panataran, Candi Angin, Candi Selogrio, Candi Pringapus, Candi Singhasari, dan Candi Kidal. Candi yang bercorak Buddha antara lain Candi Borobudur dan Candi Sewu. Candi Prambanan di Jawa Tengah adalah salah satu candi Hindu-Siwa yang paling indah. Candi itu didirikan pada abad ke-9 Masehi pada masa Kerajaan Mataram Kuno.
Nama candi
Kebanyakan candi-candi yang ditemukan di Indonesia tidak diketahui nama aslinya. Kesepakatan di dunia arkeologi adalah menamai candi itu berdasarkan nama desa tempat ditemukannya candi tersebut. Candi-candi yang sudah diketahui masyarakat sejak dulu, kadang kala juga disertai dengan legenda yang terkait dengannya. Ditambah lagi dengan temuan prasasti atau mungkin disebut dalam naskah kuno yang diduga merujuk kepada candi tersebut. Akibatnya nama candi dapat bermacam-macam, misalnya candi Prambanan, candi Rara Jonggrang, dan candi Siwagrha merujuk kepada kompleks candi yang sama. Prambanan adalah nama desa tempat candi itu berdiri. Rara Jonggrang adalah legenda rakyat setempat yang terkait candi tersebut. Sedangkan Siwagrha (Sanskerta: "rumah Siwa") adalah nama bangunan suci yang dipersembahkan untuk Siwa yang disebut dalam Prasasti Siwagrha dan merujuk kepada candi yang sama. Berikut adalah sebagian kecil candi-candi yang dapat diketahui kemungkinan nama aslinya:



Selebihnya, nama candi-candi lain biasanya dinamakan berdasarkan nama desanya.
Jenis dan fungsi
Berdasarkan latar belakang keagamaannya, candi dapat dibedakan menjadi candi Hindu, candi Buddha, paduan sinkretis Siwa-Buddha, atau bangunan yang tidak jelas sifat keagamaanya dan mungkin bukan bangunan keagamaan.
Jenis berdasarkan hierarki dan ukuran
Dari ukuran, kerumitan, dan kemegahannya candi terbagi atas beberapa hierarki, dari candi terpenting yang biasanya sangat megah, hingga candi sederhana. Dari tingkat skala kepentingannya atau peruntukannya, candi terbagi menjadi:
Fungsi
Candi dapat berfungsi sebagai berikut.
Beberapa bangunan purbakala, seperti batur-batur landasan pendopo berumpak, tembok dan gerbang, dan bangunan lain yang sesungguhnya bukan merupakan candi, sering kali secara keliru disebut pula sebagai candi. Bangunan seperti ini banyak ditemukan di situs Trowulan, ataupun paseban atau pendopo di kompleks Ratu Boko yang bukan merupakan bangunan keagamaan.
Arsitektur
Pembangunan candi dibuat berdasarkan beberapa ketentuan yang terdapat dalam suatu kitab Vastusastra atau Silpasastra yang dikerjakan oleh silpin, yaitu seniman yang membuat candi (arsitek zaman dahulu). Salah satu bagian dari kitab Vastusastra adalah Manasara yang berasal dari India Selatan, yang tidak hanya berisi pedoman-pedoman membuat kuil beserta seluruh komponennya saja, melainkan juga arsitektur profan, bentuk kota, desa, benteng, penempatan kuil-kuil di kompleks kota dan desa.
Lokasi
Kitab-kitab ini juga memberikan pedoman mengenai pemilihan lokasi tempat candi akan dibangun. Hal ini terkait dengan pembiayaan candi, karena biasanya untuk pemeliharaan candi maka ditentukanlah tanah sima, yaitu tanah swatantra bebas pajak yang penghasilan panen berasnya diperuntukkan bagi pembangunan dan pemeliharaan candi. Beberapa prasasti menyebutkan hubungan antara bangunan suci dengan tanah sima ini. Selain itu pembangunan tata letak candi juga sering kali memperhitungkan letak astronomi (perbintangan).
Beberapa ketentuan dari kitab selain Manasara namun sangat penting di Indonesia adalah syarat bahwa bangunan suci sebaiknya didirikan di dekat air, baik air sungai, terutama di dekat pertemuan dua buah sungai, danau, laut, bahkan kalau tidak ada harus dibuat kolam buatan atau meletakkan sebuah jambangan berisi air di dekat pintu masuk bangunan suci tersebut. Selain di dekat air, tempat terbaik mendirikan sebuah candi, yaitu di puncak bukit, di lereng gunung, di hutan, atau di lembah. Seperti kita ketahui, candi-candi pada umumnya didirikan di dekat sungai, bahkan candi Borobudur terletak di dekat pertemuan sungai Elo dan sungai Progo. Sedangkan candi Prambanan terletak di dekat sungai Opak. Sebaran candi-candi di Jawa Tengah banyak tersebar di kawasan subur dataran Kedu dan dataran Kewu.
Struktur
Kebanyakan bentuk bangunan candi meniru tempat tinggal para dewa yang sesungguhnya, yaitu Gunung Mahameru. Oleh karena itu, seni arsitekturnya dihias dengan berbagai macam ukiran dan pahatan berupa pola yang menggambarkan alam Gunung Mahameru.
Peninggalan-peninggalan purbakala, seperti bangunan-bangunan candi, patung-patung, prasasti-prasasti, dan ukiran-ukiran pada umumnya menunjukkan sifat kebudayaan Indonesia yang dilapisi oleh unsur-unsur Hindu-Budha. Pada hakikatnya, bentuk candi-candi di Indonesia adalah punden berundak, di mana punden berundak sendiri merupakan unsur asli Indonesia.
Berdasarkan bagian-bagiannya, bangunan candi terdiri atas tiga bagian penting, antara lain, kaki, tubuh, dan atap.
Kaki candi merupakan bagian bawah candi. Bagian ini melambangkan dunia bawah atau bhurloka. Pada konsep Buddha disebut kamadhatu, yaitu menggambarkan dunia hewan, alam makhluk halus seperti iblis, raksasa dan asura, serta tempat manusia biasa yang masih terikat nafsu rendah. Bentuknya berupa bujur sangkar yang dilengkapi dengan jenjang pada salah satu sisinya. Bagian dasar candi ini sekaligus membentuk denahnya, dapat berbentuk persegi empat atau bujur sangkar. Tangga masuk candi terletak pada bagian ini, pada candi kecil tangga masuk hanya terdapat pada bagian depan, pada candi besar tangga masuk terdapat di empat penjuru mata angin. Biasanya pada kiri-kanan tangga masuk dihiasi ukiran makara.
Pada dinding kaki candi biasanya dihiasi relief flora dan fauna berupa sulur-sulur tumbuhan, atau pada candi tertentu dihiasi figur penjaga seperti dwarapala. Pada bagian tengah alas candi, tepat di bawah ruang utama biasanya terdapat sumur yang didasarnya terdapat pripih (peti batu). Sumur ini biasanya diisi sisa hewan kurban yang dikremasi, lalu diatasnya diletakkan pripih. Di dalam pripih ini biasanya terdapat abu jenazah raja serta relik benda-benda suci seperti lembaran emas bertuliskan mantra, kepingan uang kuno, permata, kaca, potongan emas, lembaran perak, dan cangkang kerang.
Tubuh candi adalah bagian tengah candi yang berbentuk kubus yang dianggap sebagai dunia antara atau bhuwarloka. Pada konsep Buddha disebut rupadhatu, yaitu menggambarkan dunia tempat manusia suci yang berupaya mencapai pencerahan dan kesempurnaan batiniah. Pada bagian depan terdapat gawang pintu menuju ruangan dalam candi. Gawang pintu candi ini biasanya dihiasi ukiran kepala kala tepat di atas-tengah pintu dan diapit pola makara di kiri dan kanan pintu. Tubuh candi terdiri dari garbagriha, yaitu sebuah bilik (kamar) yang ditengahnya berisi arca utama, misalnya arca dewa-dewi, bodhisatwa, atau Buddha yang dipuja di candi itu.
Di bagian luar dinding di ketiga penjuru lainnya biasanya diberi relung-relung yang berukir relief atau diisi arca. Pada candi besar, relung keliling ini diperluas menjadi ruangan tersendiri selain ruangan utama di tengah. Terdapat jalan selasar keliling untuk menghubungkan ruang-ruang ini sekaligus untuk melakukan ritual yang disebut pradakshina. Pada lorong keliling ini dipasangi pagar langkan, dan pada galeri dinding tubuh candi maupun dinding pagar langkan biasanya dihiasi relief, baik yang bersifat naratif (berkisah) ataupun dekoratif (hiasan).
Atap candi adalah bagian atas candi yang menjadi simbol dunia atas atau swarloka. Pada konsep Buddha disebut arupadhatu, yaitu menggambarkan ranah surgawi tempat para dewa dan jiwa yang telah mencapai kesempurnaan bersemayam. Pada umumnya, atap candi terdiri dari tiga tingkatan yang semakin atas semakin kecil ukurannya. Sedangkan atap langgam Jawa Timur terdiri atas banyak tingkatan yang membentuk kurva limas yang menimbulkan efek ilusi perspektif yang mengesankan bangunan terlihat lebih tinggi. Pada puncak atap dimahkotai stupa, ratna, wajra, atau lingga semu. Pada candi-candi langgam Jawa Timur, kemuncak atau mastakanya berbentuk kubus atau silinder dagoba. Pada bagian sudut dan tengah atap biasanya dihiasi ornamen antefiks, yaitu ornamen dengan tiga bagian runcing penghias sudut. Kebanyakan dinding bagian atap dibiarkan polos, akan tetapi pada candi-candi besar, atap candi ada yang dihiasi berbagai ukiran, seperti relung berisi kepala dewa-dewa, relief dewa atau bodhisatwa, pola hias berbentuk permata atau kala, atau sulur-sulur untaian roncean bunga.
Tata letak
Bangunan candi ada yang berdiri sendiri ada pula yang berkelompok. Ada dua sistem dalam pengelompokan atau tata letak kompleks candi, yaitu:
Bahan bangunan
Bahan material bangunan pembuat candi bergantung kepada lokasi dan ketersediaan bahan serta teknologi arsitektur masyarakat pendukungnya. Candi-candi di Jawa Tengah menggunakan batu andesit, sedangkan candi-candi pada masa Majapahit di Jawa Timur banyak menggunakan bata merah. Demikian pula candi-candi di Sumatra seperti Biaro Bahal, Muaro Jambi, dan Muara Takus yang berbahan bata merah. Bahan-bahan untuk membuat candi antara lain:
Kayu, beberapa candi diduga terbuat dari kayu atau memiliki komponen kayu. Candi kayu serupa dengan Pura Bali yang ditemukan kini. Beberapa candi tertinggal hanya batu umpak atau batur landasannya saja yang terbuat dari batu andesit atau bata, sedangkan atasnya yang terbuat dari bahan organik kayu telah lama musnah. Beberapa dasar batur di Trowulan Majapahit disebut candi, meskipun sesungguhnya merupakan landasan pendopo yang bertiang kayu. Candi Sambisari dan candi Kimpulan memiliki umpak yang diduga candi induknya dinaungi bangunan atap kayu. Beberapa candi seperti Candi Sari dan Candi Plaosan memiliki komponen kayu karena pada struktur batu ditemukan bekas lubang-lubang untuk meletakkan kayu gelagar penyangga lantai atas, serta lubang untuk menyisipkan daun pintu dan jeruji jendela.
Gaya arsitektur
Soekmono, seorang arkeolog terkemuka di Indonesia, mengidentifikasi perbedaan gaya arsitektur (langgam) antara candi Jawa tengah dengan candi Jawa Timur. Langgam Jawa Tengahan umumnya adalah candi yang berasal dari sebelum tahun 1000 masehi, sedangkan langgam Jawa Timuran umumnya adalah candi yang berasal dari sesudah tahun 1000 masehi. Candi-candi di Sumatra dan Bali karena kemiripannya dikelompokkan ke dalam langgam Jawa Timur.



Meskipun demikian terdapat beberapa pengecualian dalam pengelompokkan langgam candi ini. Sebagai contoh candi Penataran, Jawi, Jago, Kidal, dan candi Singhasari jelas masuk dalam kelompok langgam Jawa Timur, akan tetapi bahan bangunannya adalah batu andesit, sama dengan ciri candi langgam Jawa Tengah; dikontraskan dengan reruntuhan Trowulan seperti candi Brahu, serta candi Majapahit lainnya seperti candi Jabung dan candi Pari yang berbahan bata merah. Bentuk candi Prambanan adalah ramping serupa candi Jawa Timur, tetapi susunan dan bentuk atapnya adalah langgam Jawa Tengahan. Lokasi candi juga tidak menjamin kelompok langgamnya, misalnya candi Badut terletak di Malang, Jawa Timur, akan tetapi candi ini berlanggam Jawa Tengah yang berasal dari kurun waktu yang lebih tua pada abad ke-8 masehi.
Bahkan dalam kelompok langgam Jawa Tengahan terdapat perbedaan tersendiri dan terbagi lebih lanjut antara langgam Jawa Tengah Utara (misalnya kelompok Candi Dieng) dengan Jawa Tengah Selatan (misalnya kelompok Candi Sewu). Candi Jawa Tengah Utara ukirannya lebih sederhana, bangunannya lebih kecil, dan kelompok candinya lebih sedikit; sedangkan langgam candi Jawa Tengah Selatan ukirannya lebih raya dan mewah, bangunannya lebih megah, serta candi dalam kompleksnya lebih banyak dengan tata letak yang teratur.
Pada kurun akhir Majapahit, gaya arsitektur candi ditandai dengan kembalinya unsur-unsur langgam asli Nusantara bangsa Austronesia, seperti kembalinya bentuk punden berundak. Bentuk bangunan seperti ini tampak jelas pada candi Sukuh dan candi Cetho di lereng gunung Lawu, selain itu beberapa bangunan suci di lereng Gunung Penanggungan juga menampilkan ciri-ciri piramida berundak mirip bangunan piramida Amerika Tengah.
Disadur dari: https://en.wikipedia.org/
Properti dan Arsitektur
Dipublikasikan oleh pada 07 Februari 2025
Bangunan merupakan bagian penting yang tak terpisahkan dari lanskap sebuah kota. Anda pasti pernah melihat bangunan nan indah, berada di berbagai belahan dunia. Kebanyaan dari bangunan tersebut merupakan rancangan firma-firma arsitektur terbaik. Tak hanya menawarkan rancangan yang indah, namun kekuatan gedung juga menjadi jaminan. Terlebih hingga sekarang banyak permintaan untuk pembangunan kota pintar sehingga dalam pembangunannya harus melibatkan firma arsitektur terbaik.
Berikut 10 firma arsitektur teratas di dunia 2021, berdasarkan omset, skala proyek, dan pengelolaan perusahaan menurut situs konstruksi Construction Review dan Fortune:
Aecom merupakan salah satu perusahaan favorit yang dinobatkan oleh majalah Fortune selama enam tahun berturut-turut. Perusahaan ini memiliki jaringan operasional yang luas mulai dari layanan arsitektur, desain, teknik, arkeologi, dan manajemen risiko. Portofolio proyek yang ditangani Aecom seperti bandara internasional Hong Kong, Sydney, LAX, JFK, dan Abu Dhabi. Aecom juga telah mengerjakan konstruksi bagi Olimpiade Musim Panas 2016 di Rio dan Marina Bay Singapura. Perusahaan ini memiliki kantor pusat di Los Angeles dan memiliki 87.000 karyawan yang tersebar di seluruh dunia.
Aedas pertama kali beroperasi sejak tahun 2002 dan dibentuk setelah penggabungan tiga perusahaan dari Inggris, Australia, dan Hong Kong. Perusahaan ini memiliki 1.400 karyawan yang tersebar di 12 kantor cabang, di seluruh dunia. Selain menawarkan jasa arsitektur, Aedas juga menawarkan desain interior dan urban. Perusahaan ini barus saja ini meraih sembilan penghargaan dalam ajang Penghargaan Desain Internasional 2020.
Building Design Partnership (BDP) yang merupakan perusahaan arsitektur terbesar kedua di Inggris ini memiliki total 950 pekerja. Kantor pusat BDP berada di Manchester dan delapan kantor lainnya di seluruh Inggris. BDP juga memiliki kantor global di Cina, UEA, India, Kanada, dan Singapura. Perusahaan ini merupakan salah satu firma arsitek tertua dan telah terbentuk sejak tahun 1961. Namun mereka bergabung dengan perusahaan konstruksi Jepang, Nippon Koei pada tahun 2016. Proyek terbaru BDP adalah pengembangan Liverpool One dan Melbourne City Waterfront. Perusahaan ini berhasil mencapai omset tertinggi mereka pada tahun 2019 yakni 106,8 juta poundsterling (Rp 2,02 triliun).
DLR Grup merupakan firma arsitektur yang mengkhususkan dirinya untuk memangun gedung dengan desain keberlanjutan. Komitmen perusahaan terhadap hal-hal yang terkait dengan keberlanjutan dapat dilihat di banyak proyeknya seperti kanopi surya di American Airlines Arena Miami. DLR Group menawarkan berbagaui layanan kepada konsumen seperti arsitektur, desain interior, arsitektur lanskap, pelestarian, dan energi.
DP Architects telah beroperasi sejak tahun 1967 dan memiliki 16 kantor cabang di seluruh Asia. Perusahaan ini memiliki jaringan yang luas di Singapura. Beberapa karya mereka sanagt terkenal dan merupakan perusahaan dibalik pembuatan masterplan Golden Mile Complex dan area retail Orchard Road. Perusahaan ini diketahui memiliki lebih dari 1.100 karyawan.
Foster and Partners telah ada sejak tahun 1967 dan berada di bawah pimpinan sang arsitek andal asal Inggris, Norman Foster. Perusahaan ini bermarkas di Inggris dan telah memiliki 1.600 karyawan serta jaringan kantor cabang di seluruh dunia. Karena kontribusinya dalam bidang aristek, firma ini telah menerima banyak penghargaan seperti Aga Khan Award (sekali) dan Stirling Prize( tiga kali). Beberapa proyek yang pernah dikerjakan oleh firma ini termasuk Jembatan Milenium, Stadion Wembley yang baru, Gherkin (30 St Mary Axe), dan Balai Kota Inggris. Pada 2019, Foster and Partners melaporkan besar pendapatan yang mereka dapatkan adalah sebesar 258 juta poundsterling atau Rp4,8 triliun.
Gensler merupakan perusahaan yang berbasis di AS dengan telah operasi kurang lebih pada 48 kota di seluruh dunia. Perusahaan ini memiliki lebih dari 6.000 karyawan dan berhasil meraup pendapatan sebesar 1,2 miliar Dolar AS (Rp 17,2 trilyun) pada tahun 2018. Gensler telah beroperasi sejak tahun 1965 dan memiliki kantor pusat di San Francisco.
Perusahaan ini telah terjun dalam industri arsitektur dunia sejak tahun 1917 dan memiliki kantor pusat yang berlokasi di Ohama. HDR memiliki lebih dari 225 kantor di Eropa, Australia, dan Asia dan memiliki lebih dari 10.000 karyawan yang tersebar di seluruh dunia. Perusahaan milik karyawan ini memiliki omzet hingga 2,2 miliar dolar AS (Rp31,6 trilyun) per tahun.
Didirikan pada tahun 1970, Heerim adalah perusahaan arsitektur terbesar di Korea Selatan. Perusahaan ini memiliki 1.200 staf dan menawarkan berbagai layanan termasuk konstruksi, penerangan, dan manajemen. Heerim memiliki kantor pusat di Seoul dan memiliki 13 kantor yang tersebar di seluruh dunia untuk menjalankan misi globalnya.
HKS merupakan firma arisitek internasional yang berlokasi di Dallas, Amerika Serikat dan didirikan oleh Harwood K. Smith dan istrinya Kate pada tahun 1939. Firma ini telah mengerjakan banyak proyek bergengsi seperti resor Atlantic Paradise Island di Bahama, 311 South Wacker Drive di Chicago, dan sejumlah stadion di seluruh AS. HKS telah mempekerjakan 1.400 orang di 24 kantor cabang.
Sumber: www.kompas.com
Properti dan Arsitektur
Dipublikasikan oleh Muhammad Ilham Maulana pada 23 April 2024
Klub sepak bola asal Italia yakni AC Milan dan Inter Milan bakal memiliki stadion baru. Melansir situs resmi proyek kedua klub, Stadion San Siro atau juga dikenal Stadion Giuseppe Meazza bakal digantikan dengan Stadion The Cathedral. Studio arsitek Populous menjadi perancang Stadion The Cathedral. Rancangan desainnya juga telah dirilis. Namun, proyek pembangunannya akan dilakukan bertahap. Targetnya mulai bisa digunakan pada 2027 mendatang.
The Cathedral akan dibangun di samping Stadion San Siro, yang nantinya akan dihancurkan, sebagai bagian dari pembangunan kembali situs stadion. rea tersebut juga akan diubah menjadi distrik baru khusus pejalan kaki. Dengan tempat parkir mobil dipindahkan ke bawah tanah dan dilengkapi lebih dari 110.000 meter persegi ruang terbuka hijau. Adapun Stadion The Cathedral terinspirasi dari dua bangunan terkenal di Kota Milan yaitu Katedral Duomo dan pusat perbelanjaan Galleria Vittorio Emanuele.

Rancangan desain Stadion The Cathedral, stadion baru AC Milan dan Inter Milan(Dok.Populous)
Nantinya stadion ini akan berkapasitas 60.000 kursi dengan bentuk persegi panjang dan dikelilingi sirip vertikal. Sirip ini akan memanjang keluar dari stadion untuk menopang dinding kaca yang akan menutupi ruang. Disebut Populous sebagai "galeri yang diterangi matahari". Di bagian dalam stadion akan dirancang untuk lebih intim. Maksudnya dengan menempatkan penonton sedekat mungkin ke lapangan.
Stadion The Cathedral juga ditutup dengan panel fotovoltaik dan air hujan yang akan dikumpulkan dari atap kemudian digunakan kembali. Selain itu, stadion pengganti San Siro ini dirancang untuk menciptakan rumah yang unik bagi para penggemar dan pendukung AC Milan dan Inter Milan. Dengan instalasi khusus yang secara dramatis mengubah tampilan arsitektur dan menggabungkan identitas klub ke dalam struktur bangunan.

Rancangan desain Stadion The Cathedral, stadion baru AC Milan dan Inter Milan(Dok.Populous)
Untuk Inter Milan, bentuk ular berbisa dengan bungkusan cahaya biru akan melingkar di sekitar bagian dalam stadion. Sedangkan untuk AC Milan, penopang vertikal memancarkan warna merah membara dari kedalaman bangunan. The Cathedral juga akan dirancang untuk menjadi stadion paling berkelanjutan di Eropa. Didinginkan secara alami dan dipanaskan secara pasif.
Panel fotovoltaik melapisi atap stadion untuk menghasilkan listrik yang disimpan di bank baterai untuk digunakan nanti. Kemudian, semua air hujan dikumpulkan dari atap akan digunakan kembali. Stadion ini dikelilingi oleh 22 hektar ruang hijau, yang mengurangi limpasan air dan melawan efek 'pulau panas'. Seluruh distrik terhubung ke sistem pemanas dan pendingin sentral.
Sumber: www.kompas.com
Properti dan Arsitektur
Dipublikasikan oleh Muhammad Ilham Maulana pada 23 April 2024
Kota London dinobatkan sebagai salah satu kota paling romantic di dunia berdasarkan survei yang dilakukan situs perjalanan Wethrift. Ibu kota Inggris ini bahkan berhasil menggeser posisi Paris, yang harus puas duduk di posisi kedua. Sementara itu, di posisi ke empat dan ke lima ada New York dan Barcelona. Banyak koki terkenal yang membuka restoran, sehingga tidak mengherankan jika London tercatat memiliki 1.909 restoran romantis di seluruh kota. Tak hanya memiliki banyak restoran romantis, London juga dikenal memiliki banyak bangunan arsitektur terkenal dan bersejarah. Bahkan di kota ini, Anda dapat menemukan gaya arsitektur dari periode sejarah yang berbeda.
Anda bisa melihat sentuhan desain Romawi di Menara London, gereja bergaya Gotik di Westminster Abbey, mahakarya Barok Christopher Wren di Katedral St Paul, Modernisme pascaperang di The Barbican Estate hingga pencakar langit Postmodern 30 St Mary Axe 'The Gherkin'. Sayangnya, bangunan-bangunan dari abad pertengahan hanya sedikit yang dijumpai karena terjadi kehancuran kota dalam Kebakaran Besar tahun 1666. Beberapa bangunan seperti Menara London, Biara Westminster, Balai Westminster, Guildhall, Istana St James, dan Istana Lambeth masih tetap bertahan.
Setelah kebakaran besar, London dibangun kembali menjadi lebih modern di bawah arahan arsitek barok Sir Christopher Wren, dengan Katedral St Paul yang baru sebagai pusatnya. London kemudian menjadi kota terbesar dan terpadat di dunia sejak tahun 1831 hingga 1925. Banyak pemukiman pedesaan yang ditarik ke tengah kota sehingga menciptakan pinggiran kota yang luas. Ketika revolusi industri tiba, banyak proyek infrastruktur yang dibangun seperti Dermaga India Barat, Kanal, terminal kereta api antarkota dan sistem kereta bawah tanah pertama di dunia yang membedakan London sebagai kota unggulan di era industri. Sayangnya, lanskap di kota London sekali lagi mengalami kehancuran yang signifikan selama Perang Dunia II dan mengalami kemunduran ekonomi pasca-perang.
Namun pembangunan kembali digalakan dan London berkembang menjadi kota budaya dan perdagangan global, dengan ciri khas lanskap kotanya yang eklektik. Pada waktu lampau ketinggian bangunan di kota London telah dibatasi. Pembatasan ini secara bertahap mulai hilang pasca perang dunia II (kecuali untuk gedung yang menghalangi pandangan dari Katedral St Paul). Bangunan bertingkat tinggi telah menjadi semakin banyak terutama di abad ke-21. Pencakar langit kini banyak terdapat di distrik keuangan City of London dan Canary Wharf. Bangunan tinggi baru-baru ini termasuk pencakar langit mulai hadir pada tahun 1980-an Tower 42, bangunan radikal Lloyd oleh Richard Rogers dan One Canada Square. The Shard karya Renzo Piano yang selesai dibangun pada tahun 2012 adalah gedung tertinggi di London dan masih menjadi gedung tertinggi keenam di Eropa hingga saat ini.
Sumber: www.kompas.com
Properti dan Arsitektur
Dipublikasikan oleh Muhammad Ilham Maulana pada 23 April 2024
Menara Merdeka 118, yang berlokasi di Kuala Lumpur, Malaysia, diharapkan akan menjadi gedung tertinggi kedua di dunia. Proyek pembangunan gedung multifungsi ini telah mencapai 85 persen pada bulan Juli 2021 dan dijadwalkan selesai pada akhir tahun 2022. Dirancang oleh arsitek Australia, Fender Katsaridis, menara ini memiliki fasad kaca segitiga yang menampilkan siluet khas Tunku Abdul Rahman, tokoh penting dalam sejarah Malaysia, saat ia mengucapkan kata "Merdeka!" Puncak gedung ini memiliki desain yang unik dan mencerminkan siluet Tunku Abdul Rahman.
Menara Merdeka 118 juga telah mendapatkan sertifikasi Platinum dari tiga lembaga sertifikasi, termasuk Green Building Index, GreenRE, dan Leadership in Energy and Environmental Design (LEED), menunjukkan komitmennya terhadap praktik pembangunan ramah lingkungan.
Berdasarkan Architectural Digest, Menara Merdeka 118 dianggap sebagai salah satu bangunan paling dinanti pada tahun 2022. Hal ini sebagian karena adanya perubahan dalam praktik pembangunan yang dipicu oleh pandemi COVID-19 selama dua tahun terakhir. Fokus pada pembangunan ramah lingkungan dan krisis perumahan global telah menarik perhatian banyak orang, sementara arsitektur terus menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat, baik di pedesaan maupun perkotaan.
Pentingnya arsitektur sebagai tempat perlindungan yang meliputi segala aspek kehidupan manusia, mulai dari tempat makan, bekerja, bermain, hingga beribadah, menimbulkan perdebatan baru seputar arsitektur yang perlu mendapat perhatian lebih lanjut. Desain menarik seperti yang diperlihatkan oleh Menara Merdeka 118 menjadi salah satu solusi yang memungkinkan dalam menghadapi tantangan sosial tersebut.
Selain Menara Merdeka 118, salah satu bangunan yang juga dijadwalkan untuk dibangun pada tahun 2022 adalah Nanjing Third Himalayan Center di Nanjing, Tiongkok. Nanjing, sebuah ibu kota kuno Tiongkok yang telah berkembang menjadi kota metropolitan dengan populasi mencapai 9,3 juta orang, akan menjadi tuan rumah kompleks bertingkat tinggi serba guna yang dirancang oleh MAD Architects. Kompleks ini, seluas 560.000 meter persegi, menyatu dengan lanskap lereng bukit buatan dengan elemen air, serta didesain menggunakan kaca dan logam. Arsitek Ma Yansong merancang kompleks ini dengan tujuan menghadirkan tampilan modern desa ski kecil yang berfungsi sebagai ruang komersial, hotel, perkantoran, dan apartemen.
Sumber: www.kompas.com