Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 14 Februari 2025
Di negara-negara maju, telah terjadi reaksi keras terhadap kekacauan visual yang berlebihan di kota-kota, seperti rambu-rambu dan penimbunan. Para perancang kota memperdebatkan ketegangan antara pertumbuhan pinggiran kota, kepadatan perumahan dan permukiman baru, serta pencampuran penggunaan lahan versus zonasi. Terlepas dari itu, perencanaan yang sukses mempertimbangkan karakter, identitas, warisan budaya, pejalan kaki, lalu lintas, utilitas, dan bahaya alam sebuah kota.
Para perencana menggunakan zonasi dan manajemen pertumbuhan untuk mengelola penggunaan lahan. Secara historis, banyak kota yang indah dihasilkan dari peraturan yang ketat tentang ukuran, penggunaan dan fitur bangunan. Hal ini memberikan kebebasan namun tetap mengedepankan gaya, keamanan dan material. Banyak teknik perencanaan tradisional yang sekarang disebut "pertumbuhan cerdas".
Beberapa kota direncanakan sejak awal, dan bukti-bukti dari rencana awal tersebut sering kali masih ada. Tren abad ke-20 dan ke-21 untuk Arsitektur Klasik Baru berusaha untuk mengembangkan daerah perkotaan yang estetis dan melanjutkan tradisi arsitektur.
Perencana kota harus mempertimbangkan ancaman seperti banjir dan badai. Daerah yang rentan dapat diubah menjadi taman atau sabuk hijau. Peristiwa cuaca ekstrem dapat dimitigasi dengan rute evakuasi dan pusat-pusat darurat. Banyak kota juga telah membangun fitur keamanan seperti tanggul dan tempat penampungan.
Dalam beberapa tahun terakhir, para perencana berfokus pada aksesibilitas bagi penyandang disabilitas, merancang untuk mengurangi kejahatan, dan membuat kehidupan kota lebih menyenangkan melalui penenangan lalu lintas atau pedestrianisasi.
Beberapa perencana menggunakan teori seperti sosio-arsitektur untuk mengendalikan kejahatan. Teori-teori ini menunjukkan bahwa lingkungan perkotaan dapat mempengaruhi perilaku. Daerah yang lebih padat dikatakan dapat menyebabkan stres dan kejahatan. Penangkalnya diyakini adalah ruang yang lebih individual dan desain yang indah.
Teori ruang yang dapat dipertahankan dari Oscar Newman mengutip proyek perumahan modernis sebagai contoh. Blok-blok besar rumah susun yang dikelilingi oleh area publik yang tidak terawat menyebabkan rasa keterasingan dan kekacauan sosial.
Jane Jacobs adalah seorang penentu lingkungan lain yang berpendapat untuk "mata di jalan". Dengan meningkatkan jumlah orang yang dapat melihat ruang publik, perilaku yang tidak diinginkan dapat lebih mudah dideteksi. Jacobs juga menekankan penggunaan campuran di jalan-jalan kota untuk menciptakan animasi aksi sosial yang berkelanjutan sepanjang hari.
Teori "jendela rusak" menyatakan bahwa tanda-tanda kecil yang tidak terurus, seperti jendela yang rusak, meningkatkan perasaan rusak dan menyebabkan lebih banyak kejahatan.
Beberapa metode perencanaan dapat digunakan untuk mengendalikan warga. Renovasi Haussmann di Paris menciptakan jalan raya yang lebar untuk mencegah barikade dan memudahkan pergerakan pasukan. Di Roma tahun 1930-an, kaum Fasis membangun daerah pinggiran kota baru untuk memusatkan para kriminal dan kelas miskin jauh dari pusat kota.
Disadur dari Artikel : en.wikipedia.org
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 14 Februari 2025
Pinggiran kota, yang juga dikenal sebagai kawasan pinggiran kota, merupakan wilayah dengan kepadatan penduduk yang cenderung lebih tinggi atau lebih rendah daripada kota inti, seringkali dengan jumlah rumah tangga tunggal yang lebih sedikit. Pertumbuhan penduduk di banyak wilayah metropolitan terus mendorong perluasan pinggiran kota, yang sering menjadi pusat pekerjaan dan aktivitas perdagangan. Sebagai pusat kegiatan ekonomi, banyak pinggiran kota juga berfungsi sebagai komunitas independen yang dapat diakses oleh warga kota besar, seperti dalam konsep "kota komuter".
Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, fenomena yang dikenal sebagai "penerbangan kulit putih" telah terjadi, di mana kelompok kulit putih cenderung bermigrasi ke pinggiran kota, menyebabkan peningkatan penduduk dan tingkat pendapatan di sana dibandingkan dengan kota-kota inti.
Urban sprawl, yang sering terjadi di beberapa wilayah seperti India, Tiongkok, Selandia Baru, Kanada, Inggris Raya, dan sebagian Amerika Serikat, seringkali diiringi oleh pertumbuhan pinggiran kota baru. Namun, di beberapa tempat seperti Maroko, Perancis, dan sebagian besar Amerika Serikat, pinggiran kota tetap menjadi entitas terpisah yang dikelola secara independen atau sebagai bagian dari wilayah metropolitan yang lebih besar.
Di Amerika Serikat, wilayah di luar pinggiran kota sering disebut sebagai "pinggiran kota" atau "exurban", memiliki kepadatan penduduk yang lebih rendah daripada pinggiran kota namun lebih tinggi daripada daerah pedesaan. Hubungan ekonomi antara pinggiran kota dan kota inti, terutama melalui sistem transportasi komuter, sering terjalin kuat.
Perkembangan pinggiran kota secara luas terjadi pada abad ke-19 dan ke-20, didorong oleh peningkatan infrastruktur transportasi seperti jaringan kereta api dan jalan raya. Meskipun umumnya memiliki kepadatan penduduk yang lebih rendah daripada distrik di wilayah metropolitan, pinggiran kota menawarkan berbagai pengecualian, termasuk kawasan industri, kota-kota terencana, dan kota satelit, yang mungkin memiliki karakteristik yang berbeda tergantung pada konteksnya.
Disadur dari Artikel : en.wikipedia.org
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 14 Februari 2025
Direktur BWS NT II Agus Sosiawa bersama Direktur Bidang Pelaksana Costandji Naiti, Kasatkeri Bendungan Fery Moun Hapy, PPK Bendungan I (Temef) Frengky Welkis, PPK Perencanaan dan Program Willem Sidharno melakukan kunjungan ke Bendungan Temef di Kabupaten TTS pada tanggal 20 Juli 2020. Mereka bertujuan untuk mengevaluasi kemajuan pekerjaan di lapangan dan melakukan inspeksi terhadap gedung putar yang sedang dibangun oleh PT. Waskita Karya (KSO) PT. Bahagia Bangun Nusa Paket I dan II yang dikerjakan oleh PT. Nindya Karya KSO PT. Selama periode pelaksanaan Bina Nusa Lestar 2018-2022.
Kunjungan lapangan ini penting untuk memastikan bahwa proyek pembangunan berjalan sesuai jadwal dan standar yang ditetapkan. Meskipun terjadi situasi pandemi Covid-19, pekerjaan konstruksi tetap dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat untuk melindungi kesehatan semua pihak yang terlibat dalam proyek.
Frengky Welkis, selaku PPK Bendungan I, menjelaskan bahwa progres pembangunan Bendungan Temef hingga tanggal 7 Agustus 2020 mencapai 41% pada paket I dan 64% pada paket II. Saat ini, fokus pekerjaan adalah pada pembangunan bypass yang telah mencapai progres 80%, dengan target penyelesaian 100% pada minggu kedua bulan Juli. Setelah selesai dibangunnya saluran bypass, pekerjaan pada bangunan induk bendungan atau rangka bendungan akan segera dimulai.
Terowongan sirkulasi yang memiliki panjang 490 meter dan dimensi 2 x 5,50 x 5,50 menjadi salah satu bagian kunci dari pembangunan ini. Bangunan terowongan berbentuk lingkaran ini memiliki fungsi penting sebagai saluran sungai utama selama proses konstruksi, khususnya pada pembangunan tanggul bendungan. Data teknis mengenai rangkaian terowongan ini menjadi informasi penting dalam proses pengawasan dan evaluasi proyek pembangunan Bendungan Temef.
Sumber : pu.go.id
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 12 Februari 2025
Pembentukan bank tanah di Indonesia merupakan langkah strategis yang diharapkan dapat memberikan solusi bagi berbagai permasalahan pertanahan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Menurut Menteri Pertanian dan Perencanaan Daerah/Direktur Badan Pertanahan Nasional, Sofyan A Djalil, bank tanah ini bertujuan untuk memastikan penggunaan lahan yang efisien dan adil. Hal ini dilakukan dengan mendukung inisiatif seperti pembangunan perumahan umum, pengembangan ruang publik, dan peningkatan sektor pertanian.
Pada tahap awal, bank tanah ini diharapkan bisa mulai beroperasi pada akhir tahun ini atau paling lambat awal Januari 2022. Sofyan A Djalil menyatakan bahwa pemerintah akan memulai dari skala yang kecil dan secara bertahap akan memperluas operasinya seiring berjalannya waktu. Hal ini menandai langkah awal dalam mengelola cadangan tanah negara untuk kepentingan masyarakat secara efisien.
Bank tanah memiliki peran penting dalam perencanaan dan pengelolaan pertanahan di Indonesia. Didirikan berdasarkan Undang-Undang Cipta Kerja dan peraturan pemerintah terkait, bank ini dikelola oleh suatu komite yang ditunjuk oleh CEO dan dikendalikan oleh dewan direksi. Diharapkan bahwa bank tanah ini dapat mengoptimalkan penggunaan lahan untuk kepentingan umum, sehingga mampu meminimalisir potensi terjadinya konflik kepentingan dalam pengelolaan pertanahan, baik secara vertikal maupun horizontal.
Selain itu, perintah pemerintah mengenai pengalihan modal BPR diharapkan selesai pada akhir tahun 2021, setelah itu akan ditunjuk pengurus bank tersebut. Proses ini menandai langkah signifikan dalam memastikan keberlangsungan operasional dan pengelolaan bank tanah secara efektif. Dengan adanya pengaturan yang jelas terkait pengalihan modal dan pengelolaan bank tanah, diharapkan bahwa bank ini dapat berfungsi secara optimal untuk mendukung pembangunan dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan di Indonesia.
Melalui bank tanah, diharapkan bahwa pemanfaatan lahan di Indonesia dapat menjadi lebih efisien dan adil. Ini akan mendukung berbagai sektor seperti perumahan, pertanian, dan pengembangan ruang publik. Dengan demikian, bank tanah menjadi salah satu instrumen penting dalam upaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang inklusif dan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Sumber: kompas.com
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 12 Februari 2025
Serang - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Gubernur Banten Wahidi Halim dan Dirjen PT PP Novel Arsyad meresmikan Bendungan Sindangheula di Wilayah Serang, Provinsi Banten , Kamis. (3 April 2021).
Presiden menyampaikan Bendungan Sindangheula yang dibangun pada tahun 2015 telah selesai dan siap digunakan untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Bendungan berkapasitas 9,3 juta meter kubik ini akan memberikan manfaat bagi 1.280 hektar (ha) sawah di Provinsi Serang dan Banten pada umumnya. Sehingga kami berharap bendungan ini dapat memberikan nilai tambah bagi petani Banten dengan menyediakan air yang cukup. ketersediaannya agar lebih produktif dalam menjaga ketahanan pangan,” ujarnya.
Presiden Jokowi menambahkan, manfaat lain dari Bendungan Sindangheula adalah untuk menyediakan air baku bagi kawasan industri Kota Serang, Kabupaten Serang, dan Kota Cilegon. “Bendungan ini mampu menghasilkan air baku hingga 0,80 m3/s. Provinsi Banten sudah mulai memanfaatkannya dengan laju 0,40 m3/s,” ujarnya.
Menurut Presiden, keunggulan Bendungan Sindangheula yang ketiga adalah juga berguna untuk meredam banjir hingga 50 m3/s dari sungai Ciujung dan Cidurian yang biasanya meluap dan membanjiri Kabupaten Serang dan sekitarnya dengan curah hujan yang tinggi. Keempat bendungan ini juga akan berfungsi sebagai pembangkit listrik berkapasitas 0,40MW yang akan digunakan oleh Provinsi Banten, kata Presiden.
Presiden juga mencatat, bendungan ini memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata baru di Provinsi Banten. “Saya meminta kepada pemerintah provinsi dan masyarakat untuk memanfaatkan dan memelihara bendungan ini demi kesejahteraan masyarakat,”; Pesan dari Presiden.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan keberadaan Bendungan Sindangeula patut dijadikan destinasi wisata air di Banten selain untuk kebutuhan air baku. “Saya yakin Bendungan Sindangheula ke depan akan menjadi kawasan wisata karena letaknya yang sangat dekat dengan kota Serang. Mudah-mudahan nanti akses tol dari Serang sampai Panimbang pasti lebih mudah,” kata Menteri Basuki.
PUPR Direktur Jenderal (Dirjen) Kementerian Jarot Widyoko mengatakan Bendungan Sindangheula merupakan salah satu dari 18 bendungan yang akan selesai dan dibuka antara tahun 2015 hingga 2020. Karena fungsi irigasinya, sudah dimanfaatkan sejak tahun 2020 dan berhasil meningkatkan indeks tanaman (IP) dari 120 persen menjadi 180 persen, ujarnya.
Jarot juga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Banten atas inisiatif pembangunan Instalasi Pengolahan Air Bendungan Sindangheula. “Pemerintah daerah membangun instalasi pengolahan air dengan kapasitas 400 liter per detik di bendungan ini dan membangun saluran masuk,”; dia berkata.
PT PP dan PT Hutama Karya (Persero) membangun Bendungan Sindangheula antara tahun 2015 hingga 2019 dengan total biaya Rp 458 miliar.
Turut hadir Menteri Basuki, CEO PT Hutama Karya Budi Harto, Direktur Operasi II PT. PP M. Toha Fauzi, Menteri Teknologi, Perindustrian dan Lingkungan Hidup, PUPR Endra S. Atmawidjaja, Dirjen Bendungan dan Danau, Kementerian Sumber Daya Air, PUPR (SDA) Airlangga Mardjono, Direktur Biro Komunikasi Publik Krisno Yuwono, Pengelola Daerah Sungai Cidanau , Ciujung , Cidurian (BBWSC 3) Banten Sahron Soegiharto, Direktur Balai Penyelenggaraan Jalan Nasional (BPJN) Wida Nurfaida, Direktur Balai Prasarana Permukiman Daerah (BPPW) Banten Rozali Indra Saputra dan Direktur BP2JK Hamdi. (Tujuan)
Sumber: pu.go.id
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 12 Februari 2025
Dalam geografi, statistika, dan arkeologi, pemukiman, tempat, atau tempat berpenghuni adalah suatu komunitas masyarakat yang mendiami suatu tempat tertentu. Kompleksitas suatu pemukiman dapat bervariasi dari sejumlah kecil bangunan yang dikelompokkan hingga kota terbesar dengan kawasan perkotaan di sekitarnya. Daerah pemukiman dapat mencakup desa, kota kecil, kota besar dan kecil. Suatu pemukiman mungkin telah mengetahui ciri-ciri sejarahnya, seperti tanggal atau era pertama kali pemukiman tersebut atau pemukiman pertama suatu kelompok tertentu. Proses pemukiman melibatkan migrasi orang.
Dalam bidang pemodelan prediktif geospasial, pemukiman adalah "kota, kota kecil, desa, atau kumpulan bangunan lain tempat orang tinggal dan bekerja."
Permukiman mencakup fasilitas yang dibangun secara tradisional seperti jalan, pagar, sistem lapangan, pantai dan parit, kolam, taman dan hutan, kincir angin dan kincir air, rumah besar, parit dan gereja.
Bukti geografis paling awal mengenai tempat tinggal manusia terdapat di Jebel Irhoud, tempat delapan individu manusia modern awal berasal dari periode Paleolitik Tengah.
Sisa-sisa hunian tertua yang ditemukan adalah sisa-sisa gubuk yang terbuat dari lumpur dan ranting di lokasi Ohalo (sekarang berada di bawah air) dekat pantai Laut Galilea, sekitar SM. Bangsa Natufia membangun rumah, juga di Levant, sekitar SM. Sisa-sisa pemukiman mirip desa menjadi lebih umum setelah penemuan pertanian.
Disadur : id.wikipedia.org