Pendidikan

Langkah Megah: Fakultas Vokasi Universitas Brawijaya Resmi Diresmikan dengan Gedung Laboratorium Industri Kreatif

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 19 Februari 2025


Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya (UB) meresmikan Laboratorium Industri Kreatif pada Rabu, 2 Februari 2022 pukul 09:00 WIB. Acara yang digelar di UB Kampus II, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang ini dihadiri oleh banyak tamu penting antara lain Rektor Universitas Brawijaya, Rumah Universitas Universitas, Dekan Fakultas dan para Wakil Rektor.

Pembukaan ditandatangani oleh Rektor Universitas Brawijaya, Prof. dokter pergi Nuhfil Hanani AR.,MS. Selain itu, Rektor UB dan Direktur Pascasarjana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Wikan Sakarinto S.T., M.Sc., Ph.D. Pendirian dan Pendirian Institut Industri Kreatif Universitas Brawijaya ditandatangani.

Fasilitas tersebut antara lain laboratorium pengolahan makanan, laboratorium front and back office, laboratorium kamar hotel, laboratorium mini, laboratorium MICE (Meetings, Events, Conferences and Exhibitions), laboratorium fotografi dan video, laboratorium komputer dan laboratorium tangkap gerak. 

Selain banyaknya laboratorium yang digunakan mahasiswa untuk proyek kerja, pusat kerja baru UB ini juga memiliki banyak ruang pendukung seperti kafe kerja, rooftop, coworking space, lab menulis, ruang konferensi dan belum lagi ruang kelas dan guru.

Ruang konferensi dan kepemimpinan untuk guru praktik. Fasilitas gedung ini akan meningkatkan produktivitas mahasiswa dalam informasi, melatih keterampilan mahasiswa untuk meningkatkan pekerjaannya di masa depan, dan membekali mahasiswa hasil karya Universitas Brawijaya berupa program kegiatan yang aktif, kreatif dan menyenangkan. dan pembelajaran yang efektif. sebuah tempat .

Sumber: vokasi.ub.ac.id

Selengkapnya
Langkah Megah: Fakultas Vokasi Universitas Brawijaya Resmi Diresmikan dengan Gedung Laboratorium Industri Kreatif

Rantai Pasok Digital

Transformasi Hubungan Buyer-Supplier di Era Industri 4.0

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 19 Februari 2025


Pendahuluan

Industri 4.0 telah merevolusi berbagai aspek manajemen rantai pasokan, salah satunya adalah hubungan buyer-supplier (buyer-supplier relationships, BSRs). Transformasi ini didorong oleh teknologi seperti Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), blockchain, dan sistem fisik-siber (Cyber-Physical Systems). Artikel ini mengkaji bagaimana Industri 4.0 memengaruhi dimensi modal sosial (Social Capital) dalam hubungan buyer-supplier, yang meliputi kepercayaan, interaksi sosial, dan visi bersama.

Artikel ini didasarkan pada tinjauan literatur sistematis terhadap 36 artikel akademis. Kajian ini bertujuan untuk memberikan wawasan tentang tantangan, manfaat, dan peluang transformasi hubungan buyer-supplier di era Industri 4.0.

Dimensi Kunci dalam Hubungan Buyer-Supplier

1. Visi Bersama (Shared Vision)

Visi bersama mencerminkan tujuan dan pemahaman yang seragam antara mitra dalam rantai pasokan. Dalam Industri 4.0, berbagi data real-time dan perencanaan bersama menjadi sangat penting.

  • Manfaat: IoT memungkinkan visibilitas end-to-end yang meningkatkan efisiensi rantai pasokan hingga 25%.
  • Tantangan: Kurangnya standar integrasi data antar perusahaan sering menghambat implementasi teknologi ini.
  • Studi Kasus: Dalam sektor logistik, analitik berbasis AI meningkatkan akurasi prediksi permintaan hingga 20%, memungkinkan perencanaan yang lebih baik.

2. Interaksi Sosial (Social Interaction)

Automasi dan digitalisasi mengubah cara buyer dan supplier berinteraksi. Aktivitas seperti negosiasi dan pemesanan kini dilakukan melalui kontrak pintar berbasis blockchain.

  • Manfaat: Efisiensi proses meningkat dengan pengurangan waktu negosiasi sebesar 30%.
  • Tantangan: Berkurangnya interaksi manusia dapat melemahkan kepercayaan dalam hubungan jangka panjang.
  • Studi Kasus: Penggunaan kontrak pintar oleh Walmart mempersingkat waktu pemrosesan pesanan dari 5 hari menjadi 2 jam.

3. Kepercayaan (Trust)

Kepercayaan menjadi dimensi penting, terutama dalam berbagi data dan informasi sensitif. Teknologi blockchain dan IoT membantu meningkatkan transparansi di seluruh rantai pasokan.

  • Manfaat: Transparansi data mencegah perilaku oportunistik dan membangun kepercayaan.
  • Tantangan: Masalah keamanan siber dan keraguan terhadap teknologi baru menjadi hambatan utama.
  • Studi Kasus: Implementasi blockchain di sektor pangan memastikan keaslian produk, mengurangi risiko pelanggaran keamanan pangan hingga 40%.

Manfaat dan Tantangan Implementasi Industri 4.0 dalam Hubungan Buyer-Supplier

Manfaat:

  • Efisiensi Operasional: Automasi proses meningkatkan produktivitas dan mengurangi kesalahan manusia.
  • Keberlanjutan: Teknologi seperti AI membantu mengurangi limbah dan optimasi sumber daya.
  • Inovasi Model Bisnis: Kolaborasi digital memungkinkan munculnya model bisnis berbasis data.

Tantangan:

  • Kurangnya Kepercayaan pada Teknologi: Banyak mitra bisnis masih ragu terhadap keandalan teknologi baru.
  • Kesenjangan Kemampuan Teknologi: Usaha kecil dan menengah (UKM) sering kali tertinggal dalam adopsi teknologi.
  • Biaya Implementasi: Investasi awal untuk membangun infrastruktur teknologi cukup tinggi.

Studi Kasus

1. Blockchain dalam Industri Pangan
Salah satu penerapan blockchain terjadi dalam pelacakan produk pangan. Teknologi ini memungkinkan konsumen melacak asal-usul produk, meningkatkan kepercayaan terhadap kualitas dan keamanan.

  • Hasil: Waktu pelacakan produk berkurang dari 7 hari menjadi 2 jam.

2. IoT dalam Logistik
Sensor IoT membantu perusahaan logistik memantau status pengiriman secara real-time.

  • Hasil: Efisiensi pengiriman meningkat hingga 30%, dan limbah material berkurang 15%.

3. AI dalam Prediksi Permintaan
Perusahaan manufaktur menggunakan AI untuk menganalisis data permintaan pelanggan, meningkatkan akurasi perencanaan inventaris.

  • Hasil: Penurunan stok berlebih sebesar 20% dan pengurangan biaya penyimpanan sebesar 10%.

Kesimpulan dan Implikasi Praktis

Industri 4.0 membawa transformasi besar dalam hubungan buyer-supplier melalui teknologi yang mendorong transparansi, efisiensi, dan inovasi. Meskipun tantangan seperti biaya tinggi dan resistensi terhadap teknologi baru masih ada, manfaat jangka panjangnya jauh lebih signifikan.

Sumber:
Marie-Christin Schmidt, Johannes W. Veile, Julian M. Müller, & Kai-Ingo Voigt (2023). Industry 4.0 implementation in the supply chain: a review on the evolution of buyer-supplier relationships. International Journal of Production Research, 61(17), 6063-6080.

 

Selengkapnya
Transformasi Hubungan Buyer-Supplier di Era Industri 4.0

Pendidikan

Pelajaran Perang: Jurusan Kuliah yang Terkait dengan Konflik dan Keamanan Global

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 19 Februari 2025


Jakarta - Perang Rusia-Ukraina pecah setelah tentara Moskow melakukan serangan balik dengan mengirimkan pasukan ke wilayah Ukraina. Diketahui bahwa kedua negara memiliki sejarah perang yang panjang.
Seperti peristiwa lainnya di muka bumi, perang memberikan banyak pelajaran bagi masyarakat. Selain itu, perang adalah hubungan yang dihindari dan dihindari oleh orang-orang di seluruh dunia bila memungkinkan.

Apa pun yang berhubungan dengan perang dapat dipelajari di kantor universitas berikut: Termasuk upaya pencegahan penyakit, keterlambatan perkembangan, dan masalah lain yang ditimbulkannya. oleh konflik bersenjata.

Konferensi para pemimpin perang

1. Hubungan Internasional (HI)

HI adalah program inti yang mempelajari bagaimana negara menghadapi tantangan global seperti perdagangan, masalah keamanan (termasuk perang), masalah lingkungan hidup dunia, dan kemiskinan antaretnis.

Ilmu yang diajarkan di HI adalah analisis . . Strategi, politik, ekonomi dunia, budaya. Di jurusan ini mahasiswa juga mempelajari bahasa dan bahasa.

Menurut website UGM, HI sangat dekat dengan perdamaian internasional, keadilan dan dunia. Departemen ini menyelidiki teori-teori dasar dan tren baru dalam hubungan internasional, khususnya politik dan keamanan internasional, studi perdamaian dan konflik, ekonomi politik dan pembangunan internasional, serta hubungan internasional. Ini adalah wilayah kecil untuk wilayah AMEURO (Amerika Serikat dan Eropa). ), AFROMEAS (Afrika, Timur Tengah, Asia Tengah dan Asia Selatan) dan ASPAC (Asia Timur, Asia Tenggara, Australia dan Pasifik). keamanan nasional dan perang, jadi kami memahami bahwa Anda akan senang mempelajari departemen ini. Prospek karir bagi lulusan HI mencakup kandidat, jurnalis, dan analis politik.

2. Politik

Perang juga disebabkan oleh situasi politik. Meski tidak sedalam Departemen RI, Departemen Ilmu Politik juga mempelajari perang.

Menurut laman Unnes, Departemen Ilmu Politik mempelajari isu-isu yang berkaitan dengan politik, termasuk isu-isu politik nasional dan internasional. Jurusan ilmu politik harus memiliki keterampilan komunikasi, observasi, penelitian, analisis, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan.

Karena perang adalah masalah global, siswa mendapat pelajaran tentang politik internasional. Kursus ini mencakup geopolitik, globalisasi, ekonomi politik internasional, kebijakan keamanan internasional, kebijakan diplomatik, dll.

Harapan karir bagi para profesional politik termasuk bekerja di bidang urusan publik, lembaga pemerintah seperti DPR dan DPRD. Kasus lainnya termasuk bekerja untuk organisasi sosial, anggota partai politik, peneliti, peneliti, pembicara, dll.

3. Strategi Perang Dunia

Ini adalah misi tingkat master. Departemen ini mempelajari kajian konsep dan strategi perang internasional dari sudut pandang nasional dan internasional. Kantor ini berlokasi di Universitas Nasional Indonesia.

4. Peperangan Asimetris

Pembicaraan ini ditujukan untuk pemahaman menyeluruh tentang konsep dan teori peperangan asimetris. Pada departemen ini mahasiswa diharapkan mampu memberikan rekomendasi, konsep dan strategi pencegahan dan implementasi kebijakan dalam perspektif nasional dan internasional yang komprehensif, berdasarkan isu identitas, kepemilikan dan loyalitas. Jurusan ini berlokasi di Universitas Nasional Indonesia.

Sumber detik.com

 

Selengkapnya
Pelajaran Perang: Jurusan Kuliah yang Terkait dengan Konflik dan Keamanan Global

Pendidikan

Blended Learning: Pengertian dan Manfaat untuk Mahasiswa dalam Era Digital

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 19 Februari 2025


KOMPAS.com - Pandemi COVID-19 juga membawa dampak positif. Terutama atas pesatnya adopsi teknologi di masyarakat. Hal ini berbeda di dunia akademis. Sebab kegiatan pembelajaran tidak bisa dilakukan hanya dengan tatap muka saja. Model alternatif kini tersedia: pembelajaran campuran. Saat ini banyak perguruan tinggi yang tidak menyelenggarakan perkuliahan tatap muka, namun juga menggabungkan dengan blended learning. Rangkuman di website Universitas Bina Nusantara (Binus) pada Kamis (21 Juni 2021): Blended learning adalah metode pengajaran unik yang menggabungkan kelas tradisional dengan pembelajaran jarak jauh.

Definisi Blended Learning

Pembelajaran campuran adalah E-learning , semakin populer di dunia digital yang memadukan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran jarak jauh. Dalam blended learning, siswa tidak belajar di dalam kelas, namun juga mengikuti pertemuan jarak jauh dengan guru melalui internet dan komputer. Metode pembelajaran campuran baik untuk siswa dengan tanggung jawab lain. Misalnya, jika Anda adalah siswa teladan yang berada di luar kota atau Anda sudah memiliki pekerjaan, Anda tidak dapat memiliki jadwal yang sama dengan siswa penuh waktu. Selain kelas terkait kurikulum, metode pembelajaran ini juga digunakan dalam seminar dan pelatihan.

Sistem pembelajaran campuran memiliki keunggulan bagi siswa dan guru. Berikut beberapa manfaatnya:

1. Menghemat uang dan waktu.

Kombinasi kelas tradisional dan jarak jauh membantu siswa menghemat biaya transportasi. Sisa waktu juga dapat digunakan untuk aktivitas lain.

2. Itu membuat segalanya lebih mudah. Sistem blended learning memudahkan siswa dalam mengatur waktu antara bekerja, belajar, dan aktivitas lainnya. Siswa dapat mengikuti perkuliahan meskipun harus bekerja di luar kota. Sistem ini juga baik bagi pelajar yang mempunyai pekerjaan serabutan, misalnya kerja pagi atau sore. Mahasiswa tidak berangkat ke kampus pada sore atau malam hari.

3. Lebih banyak sumber daya

Menggabungkan kedua metode pembelajaran berarti menggunakan lebih banyak sumber daya. Metode ini memungkinkan guru dan siswa belajar menggunakan sumber daya seperti video, e-book, dan laporan, bukan buku. Selain topik menarik, siswa dan guru dapat menggunakan sumber daya yang beragam ini untuk memperluas wawasan mereka.

4. Sesuaikan dengan tingkat kenyamanan Anda

Metode pembelajaran campuran membantu siswa memaksimalkan hasil mereka dengan menentukan posisi dan situasi yang paling cocok bagi mereka saat belajar.

5. Sistem Tutor Lengkap Dalam sistem pembelajaran tradisional, siswa menerima bantuan langsung dari tutor selama kelas berlangsung, namun tidak semuanya dapat pergi ke ruang kelas sebenarnya. Di sisi lain, kelas jarak jauh memiliki banyak layar, sehingga umpan balik langsung dari instruktur tidak dimungkinkan. Siswa yang tidak dapat mengikuti kelas pendidikan jasmani dapat melakukannya dengan mengikuti kelas online. Kedua manfaat ini memungkinkan siswa mengubah jadwal kursus dan strategi belajar untuk mencapai hasil pembelajaran.

6. Itu lebih baik untuk kesehatan Anda.

Situasi luar biasa, seperti epidemi, dapat mempersulit interaksi fisik, terutama bagi siswa dan guru dengan kondisi medis tertentu. Sistem pembelajaran ini mengurangi risiko karena mengurangi waktu pembelajaran tatap muka. Demikianlah pengertian dan manfaat blended learning yang banyak digunakan di perguruan tinggi. Namun apapun metode pembelajaran yang digunakan, siswa harus termotivasi untuk melanjutkan studinya agar berhasil.

Sumber kompas.com

Selengkapnya
Blended Learning: Pengertian dan Manfaat untuk Mahasiswa dalam Era Digital

Rantai Pasok Digital

Tantangan dan Peran Teknologi Industry 4.0 dalam Manajemen Rantai Pasokan

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 19 Februari 2025


Pendahuluan

Industri 4.0 telah membawa revolusi besar dalam berbagai sektor, termasuk manajemen rantai pasokan. Teknologi seperti   Artificial Intelligence (AI)  ,   Internet of Things (IoT)  , dan   robot otonom   telah mengubah cara perusahaan mengelola rantai pasokan mereka. Namun, implementasi teknologi ini tidak tanpa tantangan. Paper ini mengeksplorasi tantangan dan peran teknologi Industry 4.0 dalam manajemen rantai pasokan, dengan fokus pada studi kasus di Finlandia.

 

     Latar Belakang

Manajemen rantai pasokan (SCM) telah berkembang pesat sejak diperkenalkan pada 1980-an. Dengan globalisasi, rantai pasokan menjadi semakin kompleks, membutuhkan solusi yang lebih efisien dan responsif. Industry 4.0, yang dikenal sebagai revolusi industri keempat, menawarkan solusi ini melalui digitalisasi dan otomatisasi. Namun, transisi dari rantai pasokan tradisional ke rantai pasokan digital (Supply Chain 4.0) tidaklah mudah.

 

     Tantangan Implementasi Industry 4.0 dalam Rantai Pasokan

1.   Kurangnya Rencana yang Jelas  : Salah satu tantangan terbesar adalah kurangnya rencana yang terstruktur untuk transisi dari rantai pasokan tradisional ke digital. Menurut penelitian,   41.67%   responden mengidentifikasi ini sebagai tantangan utama.

2.   Biaya Tinggi  : Implementasi teknologi Industry 4.0 membutuhkan investasi besar.   33.33%   responden menyatakan bahwa biaya yang tinggi menjadi penghalang.

3.   Kurangnya Keterampilan  :   25%   responden mengeluhkan kurangnya keterampilan yang dibutuhkan untuk mengoperasikan teknologi baru.

4.   Perubahan Organisasi  : Adaptasi terhadap perubahan organisasi juga menjadi tantangan, dengan   8.33%   responden menyebutkan hal ini.

 

     Peran Teknologi Industry 4.0 dalam Rantai Pasokan

1.   AI dan Analitik Data  : AI memainkan peran kunci dalam perencanaan kapasitas dan peramalan permintaan, yang membantu mengurangi biaya operasional.   58.33%   responden menyatakan bahwa AI telah diimplementasikan dalam rantai pasokan mereka.

2.   IoT dan IIoT  : IoT memungkinkan pelacakan real-time dan pertukaran data yang cepat, meningkatkan transparansi dan efisiensi.   33.33%   responden menggunakan IoT dalam operasi mereka.

3.   Robot Otonom  : Robot otonom digunakan untuk manajemen inventaris dan pengiriman, mengurangi biaya tenaga kerja. Namun, hanya   16.67%   responden yang telah mengadopsi teknologi ini.

4.   Cloud Computing  : Cloud computing memungkinkan penyimpanan dan akses data yang efisien, meningkatkan visibilitas rantai pasokan.   50%   responden telah mengadopsi teknologi ini.

5.   Keamanan Siber  : Dengan meningkatnya volume data, keamanan siber menjadi sangat penting.   58.33%   responden telah mengimplementasikan solusi keamanan siber.

 

     Studi Kasus: Implementasi di Finlandia

Penelitian ini melibatkan   12 perusahaan   di Finlandia dari berbagai industri, termasuk ritel, manufaktur, dan teknologi musik. Hasil survei menunjukkan bahwa   75%   responden telah mengimplementasikan setidaknya satu teknologi Industry 4.0 dalam rantai pasokan mereka. Namun,   16.67%   responden belum melihat perubahan signifikan sejak implementasi.

 

     Rekomendasi untuk Perusahaan

1.   Pelatihan Karyawan  : Perusahaan harus berinvestasi dalam pelatihan untuk meningkatkan keterampilan karyawan dalam mengoperasikan teknologi baru.

2.   Rencana Transisi yang Jelas  : Perlu adanya rencana yang terstruktur untuk memastikan transisi yang mulus dari rantai pasokan tradisional ke digital.

3.   Investasi dalam Teknologi  : Meskipun biaya tinggi, investasi dalam teknologi Industry 4.0 dapat memberikan keuntungan jangka panjang dalam efisiensi dan responsivitas.

 

     Kesimpulan

Implementasi teknologi Industry 4.0 dalam manajemen rantai pasokan menawarkan banyak manfaat, termasuk peningkatan efisiensi, transparansi, dan responsivitas. Namun, tantangan seperti biaya tinggi, kurangnya keterampilan, dan perubahan organisasi perlu diatasi. Dengan rencana yang jelas dan investasi yang tepat, perusahaan dapat memanfaatkan potensi penuh dari Industry 4.0 untuk mengoptimalkan rantai pasokan mereka.

 

Sumber: Akinbola, C. (2023). Challenges of industry 4.0 technologies in supply chain management (Hal. 59). Lappeenranta–Lahti University of Technology LUT.

Selengkapnya
Tantangan dan Peran Teknologi Industry 4.0 dalam Manajemen Rantai Pasokan

Ekonomi dan Bisnis

Proses Manajemen Pemasaran: 7 Langkah

Dipublikasikan oleh Afridha Nu’ma Khoiriyah pada 19 Februari 2025


Apa yang dimaksud dengan manajemen pemasaran?
Manajemen pemasaran didefinisikan sebagai proses di mana organisasi mengawasi dan mengoordinasikan berbagai upaya pemasaran dan individu yang terlibat, termasuk manajer, profesional, dan kontraktor. Upaya ini biasanya melibatkan penetapan tujuan, melakukan riset pasar, membuat kampanye, mengidentifikasi target audiens, dan mengelola konten di berbagai saluran dan media. Pada akhirnya, manajemen pemasaran yang efektif membutuhkan eksekusi strategi dan rencana yang berhasil.

Rangkuman

  • Manajemen pemasaran melibatkan perencanaan, pengorganisasian, pengambilan keputusan, pengarahan, peramalan, koordinasi, dan pengelolaan untuk mengubah pelanggan menjadi pelanggan yang loyal.
  • Hal ini melibatkan analisis industri, pengembangan, produksi, inovasi, periklanan, penetapan harga promosi, distribusi produk, dan manajemen hubungan pelanggan.
  • Manajemen pemasaran menilai efektivitas inisiatif dan mengevaluasi tim dan program pemasaran.
  • Manajemen pemasaran penting bagi bisnis untuk menarik pelanggan, menghasilkan keuntungan, memenuhi permintaan pelanggan, dan meningkatkan reputasi mereka.

Proses manajemen pemasaran
1. Menetapkan tujuan pemasaran: Menetapkan tujuan pemasaran adalah langkah awal dalam mengelola upaya pemasaran secara efektif. Tujuan ini harus selaras dengan misi keseluruhan merek atau organisasi. Dengan menetapkan tujuan yang jelas, bisnis mendapatkan wawasan tentang pasar mana yang menjadi fokus penelitian mereka.

2. Menganalisis peluang pemasaran: Setelah tujuan ditetapkan, langkah penting berikutnya adalah mengidentifikasi peluang pemasaran. Hal ini melibatkan analisis target pasar potensial untuk menentukan pasar yang paling cocok untuk merek. Analisis SWOT yang menyeluruh dilakukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang situasi perusahaan saat ini, termasuk keterbatasan yang dirasakan. Langkah ini sangat penting untuk mengembangkan strategi pemasaran yang sukses.

3. Meneliti dan memilih target pemasaran: Bisnis yang sukses harus memiliki pemahaman menyeluruh tentang daya tarik pasar dan cara mengukurnya dengan benar, untuk memilih pasar yang paling efektif. Aspek kunci dari evaluasi ini adalah segmentasi pasar, yang memungkinkan penilaian yang lebih efisien. Selanjutnya, strategi pemosisian produk diimplementasikan di setiap pasar.

4. Merancang strategi pemasaran: Strategi ini menguraikan bagaimana sebuah merek berencana untuk mendekati target pasar dan mencakup keputusan penting tentang bauran pemasaran, pengeluaran, dan distribusi. Dalam langkah ini, pertimbangan penting dibuat terkait produk, tempat, harga, dan promosi (juga dikenal sebagai 4P).

5. Merencanakan program pemasaran: Untuk mencapai tujuan pemasaran menyeluruh dari sebuah organisasi, implementasi program dan strategi pemasaran yang efektif sangat penting. Tahap penting ini mencakup serangkaian keputusan yang kompleks, termasuk pengembangan identitas merek, fitur produk, pengemasan, teknik penjualan, dan metode distribusi.

6. Menerapkan program pemasaran: Pada akhirnya, tahap implementasi adalah tahap yang membuat rencana menjadi nyata, menjadikannya langkah penting dalam proses pemasaran. Hal ini melibatkan pengambilan tindakan yang disengaja berdasarkan strategi dan program yang telah ditetapkan sebelumnya. Tindakan pertama yang harus dilakukan adalah menentukan dengan cermat kapan, di mana, dan bagaimana proses implementasi. Dari sana, bisnis harus secara aktif mempromosikan produk mereka dan menyoroti fitur-fitur unik mereka untuk menarik pelanggan potensial. Pendekatan multi-segi ini dapat melibatkan berbagai metode, termasuk promosi penjualan, upaya hubungan masyarakat, dan banyak lagi.

7. Pengendalian: Pengendalian melibatkan pemantauan dan penilaian yang cermat terhadap efektivitas strategi pemasaran. Dengan menerapkan strategi ini, bisnis dapat mengevaluasi keberhasilan mereka dalam mencapai tujuan perusahaan. Hal ini dapat diukur melalui faktor-faktor seperti angka penjualan, kepuasan pelanggan, dan umpan balik. Pengendalian tidak hanya menentukan keberhasilan taktik pemasaran saat ini, tetapi juga memberikan wawasan yang berharga untuk strategi di masa depan. Penting juga untuk mengevaluasi pesaing untuk mengidentifikasi area potensial untuk perbaikan dan mempertahankan keunggulan kompetitif. Untuk melacak kemajuan dengan lebih baik, perusahaan dapat memanfaatkan sumber daya seperti sistem manajemen tenaga penjualan.

Disadur dari: geeksforgeeks.org

Selengkapnya
Proses Manajemen Pemasaran: 7 Langkah
« First Previous page 893 of 1.344 Next Last »