Badan Usaha Milik Negara

Petani Indonesia Beralih ke Wanatani dan Teknik Organik di Tengah Meningkatnya Biaya dan Cuaca Buruk

Dipublikasikan oleh Afridha Nu’ma Khoiriyah pada 10 Februari 2025


Para petani di Indonesia mengatakan bahwa mereka perlu mengubah pola pikir dan praktik mereka untuk beradaptasi dengan kondisi yang terus berubah.

  • Para petani di provinsi Lampung, Indonesia, membuat pupuk organik mereka sendiri untuk mengurangi ketergantungan pada rantai pasokan eksternal yang tidak stabil.
  • Mereka juga telah mendiversifikasi jumlah tanaman yang mereka tanam, dengan menanam alpukat dan kemiri di antara tanaman kopi dan vanili.
  • Para pendukung pertanian organik berpendapat bahwa teknik-teknik seperti yang dipamerkan di Lampung dapat meningkatkan hasil panen sekaligus mengurangi biaya dan dampak negatif dari produk kimia.

Seperti jutaan petani kecil lainnya di seluruh Indonesia, keluarga Sri Atmiatun harus menanggung harga pupuk yang lebih tinggi, kenaikan biaya hidup, dan cuaca yang semakin ekstrem dalam beberapa tahun terakhir. Daerah aliran sungai di hutan batutegi, dekat pantai selatan provinsi Lampung, Sumatra, hampir kering setelah kekeringan selama berbulan-bulan di sebagian besar wilayah Indonesia, yang diperparah oleh El Nino dan pola iklim Dipole Samudra Hindia yang positif.

Harga pupuk kimia telah turun dari harga tertinggi sepanjang masa yang tercatat pada tahun 2022, tetapi harga kalium dan pupuk lainnya tetap mahal hingga tahun 2023 berdasarkan standar historis, sehingga menambah tekanan bagi petani di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Beberapa generasi petani di sekitar Batutegi telah menanam kopi. Namun, para petani Batutegi mengatakan bahwa mereka telah mencatat hasil panen yang menurun karena kualitas tanah di sini telah memburuk. Menanggapi tekanan ini, Sri Atmiatun dan petani lainnya di Batutegi telah memanfaatkan kembali limbah pertanian untuk mengurangi ketergantungan mereka pada bahan kimia yang mahal dan, dengan harapan, dapat meningkatkan hasil panen.

“Terakhir kali kami membuat pupuk organik, kami menghasilkan sekitar dua ton,” kata Sri kepada Mongabay Indonesia, sambil memegang sekumpulan botol yang berisi pupuk organik hasil olahan masyarakat. Daerah aliran sungai di Hutan Batutegi hampir kering setelah kemarau panjang selama sebulan, yang diperparah oleh El Nino dan pola iklim Dipol Samudera Hindia yang positif.  Para petani Batutegi mengatakan bahwa mereka telah mencatat penurunan hasil panen karena kualitas tanah di sini telah memburuk. 

Dari bawah ke atas

Setiap hari di Batutegi, puluhan buruh tani seperti Sri melakukan perjalanan dari rumah mereka ke ladang alpukat dan kemiri yang ditumpangsarikan dengan tanaman produktif lainnya, dalam sistem agroekologi yang dikenal sebagai wanatani, yang mengacu pada integrasi tanaman dengan hutan. Bibit pohon tumbuh dalam wadah yang terbuat dari bambu di tempat pembibitan yang didirikan oleh para petani. Nantinya, pohon-pohon muda tersebut akan ditanam di lahan milik petani untuk mendiversifikasi produksi dan memperbaiki tanah.

Para pekerja lapangan di daerah pedesaan di Indonesia bekerja untuk meningkatkan kesuburan tanah untuk meningkatkan produktivitas di antara para petani kecil, yang biasanya mengolah lahan seluas 2 hektar atau lebih kecil, dan secara bersama-sama merupakan mayoritas petani di negara dengan populasi terpadat keempat di dunia ini. Di Batutegi, para petani yang tinggal di lahan yang dikategorikan sebagai lahan produksi berbatasan dengan hutan lindung. Mereka mengatakan bahwa kesuburan tanah telah menurun drastis dibandingkan dengan tahun 1990-an.

Afiliasi Indonesia dari lembaga amal yang berbasis di Inggris, International Animal Rescue, sebuah yayasan yang dikenal sebagai YIARI, bekerja untuk mendukung para petani Batutegi untuk mengembalikan nitrogen ke dalam tanah, sebagian untuk mencegah perlunya membuka lahan baru untuk meningkatkan produktivitas.

Provinsi Lampung kehilangan 281.000 hektar (694.000 acre), atau sekitar 16% dari tutupan pohonnya, dalam dua dekade hingga tahun 2022, menurut platform data online Global Forest Watch. Kurang dari seperlima wilayah Batutegi yang masih berupa hutan asli.Pada tahun 2006, Yiari mulai melakukan survei untuk melepasliarkan satwa seperti kukang sumater dan monyet ekor babi  ke alam liar.

Hutan lindung Batutegi memiliki luas sekitar 58.000 hektar, dan YIARI memilih lokasi ini karena kondisi hutan dan ketersediaan pakan bagi satwa.Sejak tahun 2017, YIARI dan departemen kehutanan provinsi telah bekerja untuk melindungi sisa-sisa hutan yang masih utuh yang bersebelahan dengan lahan pertanian masyarakat.

Wanatani

Masyarakat telah mengadopsi teknik wanatani di lahan Batutegi, yang dikombinasikan dengan usaha peternakan. Dayat, Ketua Kelompok tani sumber makmur, mengatakan bahwa para petani telah mulai mengumpulkan kotoran kambing untuk ditambahkan ke dalam pupuk kompos.

“Kotoran kambing ini nantinya akan diolah menjadi kompos dan pupuk organik cair,” kata Dayat. Campuran pupuk kandang dan kompos yang dibuat sendiri oleh petani Batutegi melindungi para petani dari harga pupuk kimia yang selangit, yang mencapai rekor tertinggi tidak lama setelah Rusia, produsen utama potash dan pupuk lainnya, menginvasi Ukraina pada tahun 2022.

Untuk lebih memaksimalkan potensi produksi, para petani Batutegi telah melakukan diversifikasi lahan dengan menanam pohon buah-buahan dan kacang-kacangan di antara tanaman kopi yang sudah ada, sebuah teknik wanatani yang dapat mencegah kebutuhan untuk membuka lahan baru untuk meningkatkan produksi.

“Kami memilih pinang, kemiri dan alpukat, karena keberlanjutan dan proses pengolahannya yang ringan-berbeda dengan kopi,” kata Dayat.Pembibitan tempat tumbuhnya bibit-bibit ini sekarang sudah memasuki tahun ketiga. Dayat mengatakan bahwa ia berharap masyarakat akan menghasilkan 3.500 bibit tahun ini, meningkat dari sekitar 1.000 bibit pada dua tahun sebelumnya.Bibit-bibit tersebut dibudidayakan dalam wadah bambu, yang berfungsi seperti polibag untuk memelihara struktur akar.

'Kita harus mengubah pola pikir kita'

Sebuah studi selama 10 tahun yang dilakukan terhadap 20,9 juta petani di lebih dari 400 kabupaten di Cina menemukan bahwa petani yang menggunakan metode serupa mengalami peningkatan hasil panen sebesar 10,8-11,5%, sementara penggunaan pupuk kimia menurun hingga 18,1%. Penelitian lain menunjukkan hasil panen yang lebih tinggi ketika pupuk organik melengkapi metode pertanian yang ada dengan menggunakan input kimia.

Namun, intervensi pemerintah untuk mengubah praktik pertanian dengan cepat dari pupuk kimia ke produk kompos dapat berakhir buruk jika tidak dikelola dengan baik. Pada tahun 2021, presiden Sri Lanka saat itu, Gotabaya Rajapaksa, mengumumkan bahwa pemerintah akan melarang impor pupuk dan pestisida serta mewajibkan 2 juta petani di negara tersebut untuk menggunakan metode organik dalam waktu 10 tahun. Program ini berakhir dengan kegagalan dan turut memicu penggulingan Rajapaksa.

Di Batutegi, metode pertanian organik yang diterapkan oleh asosiasi Sumber Makmur merupakan hasil dari program pelatihan yang dilakukan oleh Yiari. Eko Sukamto, seorang pekerja lapangan dari YIARI, mengatakan bahwa pelatihan ini memungkinkan para petani untuk membuat pupuk sendiri di rumah dan menggunakan spesies tanaman yang secara alami dapat membunuh hama, sehingga tidak memerlukan pestisida.

“Harapannya, ini bisa menjadi solusi bagi permasalahan mereka,” kata Eko kepada Mongabay Indonesia, “terutama harga pupuk yang tinggi.” Eko mengatakan bahwa prinsip pertama adalah menjaga kesehatan tanah dengan menggunakan produk limbah yang tersedia dari proses pertanian.

“Kita harus mengubah pola pikir kita, karena masyarakat menginginkan kepraktisan,” katanya, seraya menambahkan bahwa para pekerja lapangan mencoba untuk menantang prasangka bahwa pupuk organik adalah padat karya dan tidak efektif. Robithotul Huda, manajer senior program ketahanan habitat Yiari, mengatakan bahwa pada tahun-tahun awal Yiari lebih fokus pada penyelamatan satwa. Kegiatannya meliputi patroli kawasan dan pelepasliaran satwa yang telah diselamatkan dan direhabilitasi oleh yayasan.

Namun, konversi hutan lindung menjadi lahan pertanian mendorong YiariI untuk turun tangan mengatasi akar masalah hilangnya satwa liar, yaitu hilangnya habitat. Tahun lalu, staf Yiari melepasliarkan enam kukang sumatera ke Hutan Batutegi. Qodri, Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Batutegi, mengatakan bahwa kawasan hutan seluas 58.000 hektar ini terlalu luas untuk diawasi oleh petugas. Menurut Qodri, salah satu hasil yang paling terlihat dari kerja sama unitnya dengan YIARI adalah keanekaragaman tanaman: para petani yang awalnya hanya mengandalkan tanaman monokultur, seperti kopi, telah mulai menerapkan wanatani.

Upaya-upaya ini telah mendapat pengakuan nasional di Indonesia, kata Qodri. Staf Yiari mengatakan bahwa meskipun kopi masih menjadi komoditas yang dominan, para petani telah melakukan diversifikasi dengan menanam pisang, singkong, kakao, pepaya, lada, padi, dan vanili. “Pertama-tama kami mengidentifikasi situasi yang dihadapi oleh petani, menanyakan harapan mereka, lalu kami mulai,” kata Huda. “Dengan cara ini, kami berharap petani bisa mandiri di masa depan.”

Disadur dari: kr-asia.com

Selengkapnya
Petani Indonesia Beralih ke Wanatani dan Teknik Organik di Tengah Meningkatnya Biaya dan Cuaca Buruk

Teknik Mesin

Roger Bacon: Ilmuwan Abad Pertengahan yang Menerangi Dunia

Dipublikasikan oleh Raynata Sepia Listiawati pada 10 Februari 2025


Roger Bacon

Roger Bacon (1214 – 1294) lahir di Ilcherter, Somersetshire, Inggris, sekitar tahun 1214. Dia menempuh pendidikan di berbagai universitas di Oxford dan Paris. Dikenal dengan julukan Doctor Mirabilis (Latin: "guru yang sangat mengagumkan"), Bacon merupakan salah satu biarawan Fransiskan yang paling terkenal pada zamannya, bahkan di segala zaman. Dia adalah seorang filsuf Inggris yang menekankan pada empirisisme, dan diakui sebagai salah satu pendukung awal metode ilmiah modern di dunia Barat. Meskipun demikian, studi terakhirnya juga menekankan kepercayaannya pada okultisme dan tradisi alkimia. Bacon memiliki akses yang luas terhadap karya ilmiah dan filsafat dari dunia Arab, terutama setelah penaklukan wilayah Arab atas Syria dan Mesir, yang memungkinkannya untuk mengakses banyak karya klasik.

Roger Bacon dianggap sebagai orang yang menemukan kaca pembesar, sebuah pencapaian penting dalam ilmu pengetahuan. Dia kadang-kadang dianggap sebagai salah satu pendukung awal metode ilmiah modern di Eropa, yang terinspirasi oleh karya-karya Plato dan Aristoteles melalui pemikiran para ilmuwan sebelumnya seperti Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, dan sarjana Yahudi seperti Maimonides.

Riwayat hidup

Roger Bacon tidak memiliki catatan kelahiran yang pasti. Namun, dalam Opus Tertium yang ditulisnya pada tahun 1267, ia menyatakan bahwa "empat puluh tahun telah berlalu sejak aku pertama kali belajar alfabet." Tanggal kelahiran 1214 dianggap tidak harus diartikan secara harfiah, dan mungkin merujuk pada fakta bahwa 40 tahun telah berlalu sejak ia lulus di Oxford pada usia 13 tahun.

Bacon belajar dan kemudian menjadi guru di Universitas Oxford, memberikan kuliah tentang Aristoteles, meskipun tidak ada bukti bahwa ia pernah dianugerahi gelar doktor. Gelar "Doktor Mirabilis" adalah gelar figuratif. Antara sekitar 1237 dan 1245, ia belajar di Universitas Paris, sebelum akhirnya memusatkan kehidupan intelektualnya di Eropa. Meskipun tidak ada catatan pasti tentang keberadaannya antara 1247 dan 1256, sekitar tahun 1256 ia menjadi biarawan dalam Ordo Fransiskan. Sebagai seorang biarawan Fransiskan, ia tidak lagi mengajar, dan setelah tahun 1260, aktivitasnya lebih dibatasi oleh undang-undang yang melarang seorang biarawan Fransiskan untuk menerbitkan buku dan pamflet tanpa persetujuan khusus.

Selama hidupnya, Bacon menghasilkan banyak penemuan, termasuk di bidang optik, alkimia, pembuatan mesiu, perhitungan posisi dan ukuran benda-benda angkasa, dan bahkan mengantisipasi penemuan-penemuan seperti mikroskop, teleskop, kacamata, pesawat terbang, hidrolika, dan kapal uap. Bacon juga mempelajari astrologi dan percaya bahwa benda langit memiliki pengaruh terhadap nasib dan pikiran manusia.

Roger Bacon meninggal sekitar tahun 1294. Kisah hidupnya telah banyak diabadikan dalam berbagai buku, dengan salah satu yang paling sukses secara komersial adalah buku "The Black Rose" karya Thomas Costain, di mana Bacon muncul sebagai ilmuwan pertama.

Sumber: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Roger Bacon: Ilmuwan Abad Pertengahan yang Menerangi Dunia

Pendidikan

Unika Atma Jaya Kolaborasi dengan Swiss Dorong Inovasi dan Keberlanjutan Pendidikan Vokasi dan Pelatihan (VET)

Dipublikasikan oleh Muhammad Armando Mahendra pada 10 Februari 2025


Semakin baik Pendidikan Vokasi dan Pelatihan (Vocational Education and Training/Vet) di suatu negara, maka akan semakin baik pula tingkat perekonomian masyarakatnya karena edukasi VET selaras dengan kebutuhan para pemberi kerja dalam hal pengembangan keterampilan generasi muda.

Sayangnya, masih banyak isu yang muncul mengenai pendidikan vokasi maupun vokasi di Tanah Air yang mengesampingkan pendidikan tersebut menjadi sebuah pilihan bagi lulusan SMP dan SMA, jika dibandingkan dengan pendidikan akademik di universitas.

Hal inilah yang mendorong Dekan Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya, Dr. phil. Juliana Murniati, M.Si., bersama dengan ketiga rekan almamaternya pada saat mengambil doktoral di luar negeri, untuk menyelenggarakan workshop dan konferensi internasional dengan judul Fostering Innovation and Sustainability in Vocational Education and Training (VET) Swiss Indonesian Perspectives.

Kegiatan workshop dilaksanakan pada hari Selasa dan dilanjutkan dengan kegiatan konferensi dua hari setelahnya, yakni pada Kamis, kedua kegiatan dihadiri oleh puluhan peserta yang berasal dari berbagai institusi di Indonesia, seperti para pemilik usaha/industri, perwakilan dari pendidikan vokasi, serta education expert untuk pendidikan vokasi.

Turut hadir Rektor Unika Atma Jaya, Prof. Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S(K), serta Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Olivier Zehnder, kedua orang penting tersebut menyatakan dukungan dan selamat atas terselenggaranya acara yang menjadi kolaborasi internasional antara dua negara, yakni Indonesia dan Swiss.

“Diselenggarakannya kegiatan ini menandai adanya perluasan kolaborasi lain dalam hubungan kemitraan antara Swiss dan Indonesia, hal ini juga untuk menyatukan visi dalam memperkuat sistem VET di Indonesia,” ujar Prof. Dr. Dr. Yuda Turana, selaku Rektor Unika Atma Jaya.

Prof. Yuda juga menyampaikan harapannya agar melalui kolaborasi internasional ini dapat menjadi komitmen bagi kedua negara, khususnya Indonesia, untuk meningkatkan kesetaraan, kualitas, dan relevansi pendidikan vokasi dalam skala global, dan menjadikan pendidikan vokasi semakin dipandang sebagai komponen penting dalam sistem pendidikan yang memainkan peran penting dalam meningkatkan keterampilan negara untuk meningkatkan kemampuan kerja.

Selain itu menurut Olivier Zehnder, Duta Besar Swiss untuk Indonesia juga mengatakan bahwa, pihak-pihak seperti sekolah, sektor swasta, serta adanya dukungan dari pemerintah sangat diperlukan agar dapat bekerja sama dalam upaya meningkatkan sistem VET tersebut.

“Kerja sama itu memungkinkan VET di Swiss dalam memenuhi kebutuhan dunia profesional dan mempersiapkan orang-orang untuk mendapatkan pekerjaan. Sekarang, dengan senang hati akan kami bagikan hal ini juga ke Indonesia. Apa yang kami terapkan di sini bukan sekedar berbagi apa yang kami ketahui, tetapi juga turut mengajak untuk menggabungkan kekuatan demi mengembangkan sistem VET yang lebih efektif dan bermanfaat bagi segala pihak“, ujarnya.

Sumber: www.atmajaya.ac.id

Workshop dan konferensi tersebut merupakan kerja sama antara Unika Atma Jaya, Insight Web Academy (IWDemy) selaku pelaku industri, serta Eastern Switzerland University of Applied Sciences (OST) dan seluruh kegiatannya didanai oleh pemerintah  Swiss tersebut.

Kolaborasi antara Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya dengan OST melalui Prof. Dr. Stefan Kammhuber telah berlangsung selama 25 tahun dan telah beberapa kali menjalankan kegiatan ilmiah bersama, yang pada kegiatan kali ini turut menggandeng Ben Hueter dari IDM, Vocational Education Center, Thun, and member of the Swiss Conference of VET Directors.

Berangkat dari stereotip terhadap siswa pendidikan vokasi dengan label “kurang briliant, keluarga tidak mampu, tidak termotivasi sekolah’, Dr. phil. Juliana Murniati, M.Si. hendak mengajak masyarakat mengubah penilaiannya. Ini penting mengingat kebutuhan yang tinggi dari masyarakat Indonesia akan tenaga terampil dan siap kerja. Lebih dari itu, “untuk bisa mengadopsi keberhasilan pendidikan vokasi Swiss ke Indonesia, perlu adaptasi budaya, dalam artian sistem pendidikan dan pola pikir masyarakatnya  ke dalam konteks Indonesia”, ujar Murni.

Sumber: www.atmajaya.ac.id

 

Selengkapnya
Unika Atma Jaya Kolaborasi dengan Swiss Dorong Inovasi dan Keberlanjutan Pendidikan Vokasi dan Pelatihan (VET)

Teknik Mesin

Roket: Teknologi, Pengunaan dan Sejarah

Dipublikasikan oleh Raynata Sepia Listiawati pada 10 Februari 2025


Roket

Roket merupakan wahana luar angkasa, peluru kendali, atau kendaraan terbang yang mendapatkan dorongan melalui reaksi roket terhadap keluarnya secara cepat bahan fluida dari keluaran mesin roket. Mesin roket menghasilkan gas dengan kecepatan hipersonik melalui reaksi kimia di ruang bakar, menciptakan dorongan reaktif yang besar, sesuai dengan Hukum Pergerakan Newton ke-3. Penggunaan roket dimulai pada abad ke-13 untuk keperluan militer dan rekreasional, namun intensifikasi penggunaan dalam militer, industri, dan eksplorasi luar angkasa dimulai pada awal abad ke-20.

Roket memiliki berbagai aplikasi, termasuk sebagai kembang api, persenjataan, kendaraan peluncur luar angkasa, dan eksplorasi ke planet lain. Meskipun kurang efisien pada kecepatan rendah, roket mampu memberikan akselerasi luar biasa dan mencapai kecepatan sangat tinggi dengan efisiensi yang dapat diterima. Meskipun menyimpan sejumlah besar energi yang dapat dilepaskan dengan mudah, risiko dari roket kimia dapat diminimalkan melalui desain, tes, dan penggunaan yang berhati-hati.

Ukuran roket bervariasi, mulai dari model kecil seperti kembang api hingga yang besar seperti Saturn V yang digunakan dalam program Apollo. Mayoritas roket saat ini adalah roket kimia, menggunakan bahan bakar padat atau cair untuk menghasilkan dorongan. Ada juga konsep roket lain seperti pendorong ion yang menggunakan energi elektromagnet dan roket termal nuklir, meskipun terakhir ini belum pernah digunakan secara luas.

Penggunaan untuk militer

Dalam konteks militer, roket merujuk pada bahan peledak berpendorong tanpa alat pengendali. Roket dapat diluncurkan dari pesawat penyerang darat untuk serangan udara-ke-permukaan, ditembakkan dari darat atau laut ke sasaran udara-ke-darat, atau ditembakkan dari darat atau laut ke sasaran permukaan lainnya. Selama Perang Vietnam, roket darat-udara tanpa kendali digunakan untuk menyerang pesawat yang terbang dalam formasi. Peluru kendali mirip dengan roket namun dilengkapi dengan sistem kendali untuk meningkatkan akurasi dalam mengenai sasaran.

Sejarah roket

Roket pertama kali dikembangkan di Tiongkok pada abad ke-13, awalnya digunakan sebagai kembang api yang bisa melesat ke udara. Mercon berubah menjadi roket, menjadi sarana untuk membawa muatan dalam konteks perang maupun perdamaian. Pada masa perang, mercon diubah menjadi peluncur panah api untuk menghalau serangan musuh, seperti yang digunakan oleh tentara China melawan serangan bangsa Mongolia pada tahun 1232.

Pengetahuan tentang pembuatan mercon menyebar ke India dan bangsa Barat melalui jalur perdagangan, dan di tangan bangsa Barat, mercon berkembang menjadi roket setelah serangkaian penelitian selama lima abad. Nama "roket" berasal dari Italia "Rocchetta," sebuah petasan kecil yang diciptakan oleh artificer Italia Muratori pada tahun 1379. Robert Anderson, ilmuwan Inggris, memainkan peran penting dengan menciptakan cetakan roket dan campuran bahan bakar roket (propelan) pada tahun 1696. Namun, baru pada awal abad ke-20, ilmuwan seperti Konstantin Tsiolkovsky dari Rusia dan Robert Goddard dari Amerika Serikat bermimpi menggunakan roket untuk perjalanan ke luar angkasa.

Roket modern dimulai dengan penemuan Robert Goddard, seorang insinyur Amerika Serikat, yang meningkatkan daya dorong dan keefisienan roket dengan menempatkan corong de Laval pada kamar pembakaran mesin roket. Pada tahun 1926, Goddard berhasil meluncurkan roket pertama di Auburn, Massachusetts, menggunakan minyak dan oksigen. Di Jerman, roket digunakan sebagai senjata dalam Perang Dunia II, yang kemudian memunculkan pengembangan roket modern oleh Hermann Oberth dan Wernher von Braun.

Setelah Perang Dunia II, teknologi roket dibawa ke Uni Soviet dan Amerika Serikat, yang mengembangkan roket untuk peluru kendali pada tahun 1950-an. Uni Soviet berhasil meluncurkan Sputnik ke orbit pada tahun 1957, diikuti oleh peluncuran kosmonot Yuri Gagarin pada tahun 1961. Amerika Serikat juga mencetak sejarah dengan misi Apollo 11 pada tahun 1969, yang membawa Neil Armstrong dan Edwin Aldrin mendarat di bulan.Saat ini, industri angkasa luar menjadi bisnis yang sangat menjanjikan, dengan roket menjadi sarana utama untuk meluncurkan satelit komersial ke orbit. NASA dan European Space Agency (ESA) adalah dua pemasok utama roket untuk misi ini.

Pada zaman kuno

Ketersediaan bubuk hitam atau mesiu untuk mendorong proyektil adalah salah satu pelopor pengembangan roket berbahan bakar padat. Pada abad ke sembilan, ahli kimia Taoisme Tiongkok menemukan bubuk hitam saat sedang berusaha membuat obat awet muda. Penemuan ini secara kebetulan membawa pada eksperimen senjata seperti bom, meriam, panah api pembakar, dan panah api pembakar berpendorong roket. Penemuan mesiu diperkirakan terjadi selama periode eksperimen produk alkimia.

Pada masa awal di Tiongkok, penggunaan roket terjadi dalam konteks pertempuran. Salah satu catatan pertama penggunaan roket tercatat dalam pertempuran oleh orang Tiongkok pada tahun 1232 melawan Mongol. Laporan menyebutkan panah api dan 'panci besi' yang dapat didengar hingga jarak 5 liga (sekitar 25 km), menyebabkan kerusakan hingga radius 600 meter, mungkin akibat pecahan peluru. Penggunaan roket juga tercatat dalam catatan tentang tikus-tanah pada tahun 1264 yang digunakan untuk mengusir Ibu Suri-Kung Sheng dalam sebuah pesta.

Salah satu teks awal yang mencatat penggunaan roket adalah Huolongjing yang ditulis oleh perwira artileri Tiongkok, Jiao Yu, pada pertengahan abad ke-14. Teks ini juga menyebutkan penggunaan pertama yang diketahui dari roket multi-tahap, yang dikenal sebagai 'api-naga keluar dari air,' yang banyak digunakan oleh Angkatan Laut Tiongkok.

Penyebaran teknologi roket

Teknologi roket pertama kali dikenal di Eropa setelah penggunaannya oleh pasukan Mongol yang dipimpin oleh Genghis Khan dan Ogadai Khan saat mereka menaklukkan sebagian wilayah Rusia, Eropa Timur, dan Eropa Tengah. Mongolia memperoleh teknologi ini melalui penaklukan Tiongkok bagian utara dan melibatkan pekerja ahli peroketan Tiongkok sebagai tentara bayaran untuk militer Mongol. Laporan dari Pertempuran Mohi pada tahun 1241 mencatat penggunaan senjata roket-seperti oleh bangsa Mongol terhadap Magyar. Teknologi roket juga menyebar ke Korea pada abad ke-15 dengan penggunaan hwacha beroda yang meluncurkan roket Shin Ki Chon.

Pengaruh Utsmani dalam pengepungan Konstantinopel pada tahun 1453 juga mempercepat penyebaran roket ke Eropa. NASA menyatakan bahwa roket muncul dalam sastra Arab pada tahun 1258 Masehi, yang menggambarkan penyerbuan Mongol menggunakan roket untuk merebut kota Baghdad. Antara tahun 1270 dan 1280, Hasan Al-Rammah menulis buku al-furusiyyah wa al-manasib al-harbiyya (Buku Tentang Penunggang Kuda dan Alat Perang Cerdik), yang mencakup 107 resep bubuk mesiu, 22 di antaranya untuk roket. Namun, resep Al-Rammah dikatakan lebih mudah meledak daripada roket yang digunakan di Tiongkok pada saat itu.

Nama "roket" berasal dari Italia "Rocchetta" yang merujuk pada sekering kecil, yang diciptakan oleh ahli seni Italia Muratori pada tahun 1379.Antara tahun 1529 dan 1556, Conrad Haas menulis buku yang menggambarkan teknologi roket, termasuk gerakan roket multi-tahap, campuran bahan bakar, dan pengenalan fin berbentuk Delta dan nozzle berbentuk lonceng.

Pada akhir abad ke-18, roket digunakan dalam peperangan di India melawan Inggris, yang kemudian memajukan teknologi roket tersebut lebih lanjut pada abad ke-19. William Congreve menjadi tokoh utama dalam bidang roket saat itu. Penggunaan roket dalam peperangan meluas di Eropa, dan lampu merah roket bahkan menjadi inspirasi untuk lagu kebangsaan Amerika Serikat, "The Star-Spangled Banner".

Meskipun teknologi roket pada saat itu tidak efisien, roket modern dimulai ketika Robert Goddard memasukkan corong de Laval pada kamar pembakaran mesin roket, meningkatkan daya dorong dan efisiensi, membuka kemungkinan perjalanan vertikal ke angkasa. Teknik ini kemudian digunakan dalam roket V-2, yang dirancang oleh Wernher Von Braun, yang memainkan peran penting dalam memajukan roket modern. V-2 digunakan secara luas oleh Jerman Nazi sebagai senjata teror terhadap Inggris pada akhir Perang Dunia II, menandai awal Zaman Angkasa.

Sumber: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Roket: Teknologi, Pengunaan dan Sejarah

Asosiasi Profesi

Ikatan Penerbit Indonesia

Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 10 Februari 2025


Ikatan Penerbit Indonesia adalah perhimpunan profesi penerbit buku di Indonesia yang didirikan pada tanggal 17 Mei 1950 di Jakarta. Pendirian Ikatan Penerbit Indonesia dipelopori oleh Sutan Takdir Alisjahbana, M. Jusuf Ahmad, dan Achmad Notosoetardjo dalam rangka nasionalisasi perhimpunan setelah kemerdekaan Negara Indonesia. Asas dan prinsip yang diterapkan oleh Ikatan Penerbit Indonesia adalah asas Pancasila, gotong royong dan kekeluargaan.

Sejarah

Setelah kemerdekaan Negara Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, para pendiri negara berusaha menasionalisasikan segala perserikatan dan perusahaan asing yang ada di Indonesia. Sutan Takdir Alisjahbana, Mochammad Jusuf Ahmad, dan Ahmad Notosoetardjo mengambil inisiasi untuk menyatukan para penerbit buku yang ada di Indonesia ke dalam satu perhimpunan. Oleh karenanya, dibentuklah Ikatan Penerbit Indonesia pada tanggal 17 Mei 1950.

Setelah Ikatan Penerbit Indonesia terbentuk, maka diadakan rapat untuk menentukan para pemangku jabatan. Hasil rapat menetapkan Achmad Notosoetardjo sebagai Ketua dan Sutan Takdir Alisjahbana sebagai wakil ketua. Sedangkan Machmoed ditetapkan sebagai sekretaris, M. Jusuf Ahmad sebagai bendahara, dan John Sirie sebagai komisaris. Pada pendiri Ikatan Penerbit Indonesia terdiri dari empat belas penerbit.

Panca Daya

Ikatan Penerbit Indonesia memiliki satu rumusan cita-cita pendirian organisasi yang ditetapkan pada 4 Juli 1956. Rumusan ini dikenal dengan nama Panca Daya Ikatan Penerbit Indonesia. Panca Daya ini dibuat sebagai bentuk komitmen dan dukungan dalam rangka mencerdaskan bangsa Indonesia, memajukan perbukuan nasional, dan mendukung perkembangan perpustakaan di Indonesia.

Rumusan panca daya ikatan penerbit Indonesia yaitu:

  • Pendirian perpustakaan desa sebagai bentuk usaha memperluas kesempatan membaca dan meningkatkan jumlah pembaca.
  • Pengembangan penerbitan buku pendidikan dan pengajaran dengan menggratiskan biaya alat pengajaran.
  • Penyebarkan karya cipta sastrawan indonesia melalui ekspor hak cipta dan ekspor buku.
  • Perlindungan hak cipta serta penerbitan buku-buku universitas dan buku-buku kesusastraan.
  • Pengembangan industri grafika untuk keperluan pencetakan buku.

Peran

Ikatan Penerbit Indonesia didirikan sebagai bentuk sumbangan aktif bagi pendidikan dan peningkatan peradaban Indonesia. Dengan demikian, peningkatan literasi nasional menjadi tujuan utamanya. Tujuan ini terkhusus lagi ditujukan bagi kehidupan publik dan perkembangan industri penerbitan buku. Dalam rangka mencapai tujuannya, Ikatan Penerbit Indonesia menjalankan fungsi sebagai sarana dan pusat komunikasi, informasi, konsultasi, advokasi. Selain itu, Ikatan Penerbit Indonesia juga berfungsi memberikan pelatihan untuk industri penerbitan buku di Indonesia.

Secara umum, peran Ikatan Penerbit Indonesia berperan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas penerbitan buku dan memperjuangkan kepentingan anggota dan industri penerbitan buku di Indonesia. Pada skala nasional maupun internasional, Ikatan Penerbit Indonesia berperan dalam menjalin kerja sama dengan pemangku kepentingan dalam bidang penerbitan buku dan turut berkontribusi dalam kegiatan-kegiatannya. Selain itu, Ikatan Penerbit Indonesia juga berperan dalam pengelolaan acara hukum dan kegiatan lain yang sejalan dengan dengan asas Pancasila, gotong royong, dan kekeluargaan.

Pimpinan

Pada awal pendirian Ikatan Penerbit Indonesia terdapat 5 jabatan penting yang menjadi pemimpin organisasi yaitu Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Komisaris. Berdasarkan kesepakatan para pendiri, Achmad Notosoetardjo ditetapkan sebagai Ketua dan Sutan Takdir Alisjahbana sebagai Wakil Ketua. Jabatan sekretaris diberikan kepada Machmoed dan jabatan Bendahara diberikan kepada M. Jusuf Ahmad. Sedangkan jabatan Komisaris diberikan kepada John Sirie.

Berikut daftar Ketua Ikatan Penerbit Indonesia di tiap periode:d

Periodisasi Ketua Ikatan Penerbit Indonesia

Unit usaha

Akademi dan penerbitan sastra Indonesia

Pada tahun 2012, Ikatan Penerbit Indonesia mendirikan akademi dan penerbitan sastra Indonesia. Akademi ini didirikan sebagai tempat pendidikan, pembelajaran dan pelatihan literasi, serta penulisan dan penerbitan buku. Akademi ini dapat diakses oleh para penerbit, penulis, editor, akademisi, praktisi media, dan masyarakat umum.

Borobudur Agency

Borobudur Agency merupakan agen penerbitan Ikatan Penerbit Indonesia yang memberikan bantuan promosi dan lisensi hak cipta konten Indonesia ke mancanegara kepada para penulis dan penerbit buku di Indonesia. Buku yang dipromosikan meliputi kategori bacaan populer dan bacaan nonfiksi. Bacaan populer berupa buku anak dan remaja, buku bergambar, buku masakan, buku busana muslim, buku gaya hidup, komik dan novel. Sedangkan buku nonfiksi berupa buku ilmu sosial, buku ilmu seni, buku ilmu budaya Indonesia, dan buku ajar. Borobudur Agency juga melakukan promosi perangkat lunak digital interaktif. Agen penerbitan asing dan penerbit buku menjadi mitra kerja dari Borobudur Agency.

Sumber artikel: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Ikatan Penerbit Indonesia

Badan Usaha Milik Negara

Negara Paling Penting yang Belum Anda Ketahui

Dipublikasikan oleh Afridha Nu’ma Khoiriyah pada 10 Februari 2025


Ketika anda menyebut Indonesia kepada orang Kanada, gambaran yang biasa muncul di benak mereka adalah pulau tropis Bali. Namun, negara kepulauan terbesar di dunia ini lebih dari sekadar pohon kelapa dan pantai. Indonesia adalah negara terpadat keempat di dunia, negara demokrasi terbesar ketiga, negara dengan penduduk muslim terbesar dan negara dengan ekonomi G20 yang tumbuh lebih cepat daripada Cina. Sebagai markas besar Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Indonesia merupakan model Islam yang hidup berdampingan dengan demokrasi yang baru berusia 25 tahun dan memiliki keragaman etnis.

Negara ini baru saja menyelenggarakan pemilu satu hari terbesar dan paling kompleks di dunia yang telah memberikan hasil yang mengejutkan dan memprihatinkan banyak pengamat. Sebelum beralih ke hasil pemilu tersebut dan apa maknanya, mari kita pertimbangkan terlebih dahulu beberapa konteks yang membantu menjelaskan mengapa perkembangan di Indonesia mempengaruhi Kanada dan dunia.

Indonesia adalah sebuah negara yang terdiri dari 17.000 pulau yang membentang seluas Kanada. Berada di antara Samudra Hindia dan Pasifik, negara dengan ekonomi terbesar di ASEAN ini menempati posisi geostrategis di tengah-tengah jalur laut yang sangat penting. Setelah dijajah selama 300 tahun oleh Belanda dan pada abad terakhir dijajah oleh Jepang, Indonesia saat ini sangat bergantung pada Cina untuk pertumbuhan ekonomi dan Amerika Serikat untuk keamanan dan pertahanan. Sadar akan masa lalu kolonialnya, negara demokrasi baru ini menghindari memilih di antara kekuatan-kekuatan besar, mempertahankan kebijakan luar negeri yang non-blok, aktif, dan independen. Jika dilihat dari peta, Indonesia terletak di ujung selatan garis sembilan garis putus-putus Cina yang kontroversial, yang melintasi Laut Natuna.

Garis pantai Indonesia, seperti halnya Kanada, adalah salah satu yang terpanjang di dunia. Oleh karena itu, ekonomi maritim Indonesia sangat penting. Indonesia kaya akan sumber daya alam seperti minyak, gas, batu bara, kelapa sawit, perikanan, hasil hutan, dan logam. Sejauh ini, Indonesia merupakan produsen nikel terbesar di dunia, bahan penting untuk baterai listrik. Sebanyak 275 juta penduduk Indonesia, sebagian besar berusia muda, mengandalkan basis sumber daya yang kuat untuk masa depan ekonomi mereka. Hal ini menjadikan Indonesia, dengan kelas menengahnya yang terus meningkat, sebagai salah satu pasar negara berkembang utama di dunia. Jakarta saat ini berpenduduk 10 juta jiwa, memiliki gedung-gedung pencakar langit yang mengesankan, kereta bawah tanah baru yang didesain dan didanai oleh Jepang, serta bandara yang modern.

Ada banyak ruang untuk melanjutkan pertumbuhan di negara yang semakin terhubung dengan 160 juta pengguna YouTube, di mana 51 persen dari populasinya masih belum memiliki rekening bank. Semakin banyak wirausahawan mendirikan perusahaan rintisan baru yang mengambil alih dunia, terutama di bidang fintech. Pergeseran ini melengkapi perusahaan milik negara yang kuat dan basis manufaktur sektor swasta yang sedang berkembang yang didukung oleh investasi asing langsung terutama dari Cina, Jepang, Korea, Australia, Uni Eropa dan Amerika Serikat.

Ketika kita mempertimbangkan kondisi lingkungan dunia yang rapuh, Indonesia harus menjadi bagian dari persamaan. Keanekaragaman hayati di negara ini sangat mengesankan, baik di daratan dengan hutan hujannya yang luas maupun di lautan, terutama di antara terumbu karangnya yang kaya. Misalnya, orang utan, komodo, kawanan ikan tropis raksasa, dan kehidupan burung yang melimpah. Namun, ancaman terhadap alam juga mengkhawatirkan. Sebagai penghasil batu bara utama, nusantara ini membakar dan mengekspor batu bara kotor dalam jumlah besar.

Lahan gambutnya yang luas menyimpan karbon dalam jumlah yang sangat besar, yang terkadang dilepaskan ke atmosfer melalui pembakaran sebelum penanaman perkebunan kelapa sawit yang menguntungkan. Penebangan liar dan deforestasi yang didukung oleh korupsi merugikan negara. Indonesia adalah negara ketiga terbesar penyumbang sampah plastik ke lautan dunia. Jakarta yang padat penduduknya semakin tenggelam karena akuifer air tanah habis sementara permukaan air laut meningkat, membuat ibu kota rentan terhadap banjir.

Jadi bagaimana hal ini mempengaruhi Kanada? Pertaruhan ekonominya cukup besar dan terus berkembang. Indonesia adalah salah satu pasar utama Kanada untuk gandum yang diubah menjadi mie untuk pasar domestik dan ekspor. Perusahaan-perusahaan pertambangan Kanada aktif di sektor nikel, tembaga, dan emas. Pesawat terbang dan simulator penerbangan Kanada beroperasi di seluruh negeri. Manulife dan Sun Life adalah perusahaan jasa keuangan terkemuka yang tumbuh bersama dengan kelas menengah. Dana pensiun Kanada mulai berinvestasi di infrastruktur negara yang berkembang pesat. Perusahaan pulp dan kertas terbesar di Kanada, yang mengoperasikan pabrik-pabrik di seluruh negeri, dimiliki oleh orang Indonesia. Perusahaan Indonesia lainnya sedang mengembangkan terminal ekspor LNG di dekat Vancouver.

Hubungan antar pemerintah juga penting. Kanada saat ini sedang merundingkan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif dengan Indonesia. Pembicaraan ini berlangsung bersamaan dengan negosiasi untuk Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-Kanada. Kanada telah menempatkan seorang utusan perdagangan regional di Jakarta di mana sebuah kantor pembiayaan ekspor dan asuransi EDC telah dibuka. Di bawah Strategi Indo-Pasifik Kanada yang baru, tahun lalu hubungan dengan ASEAN ditingkatkan menjadi Kemitraan Strategis dengan Indonesia yang merupakan inti dari kepentingan Kanada di kawasan ini. Kunjungan angkatan laut dan pelatihan militer telah diintensifkan sejalan dengan pilar keamanan ASEAN. Beasiswa juga telah ditingkatkan sebagai bagian dari kerja sama sosial-budaya ASEAN.

Mengapa beberapa pihak mengkhawatirkan masa depan demokrasi Indonesia? Mengapa kita tidak perlu terkejut? Apa yang akan terjadi di masa depan?

Sebagai pemegang saham utama Bank Pembangunan Asia, Kanada juga membantu mendanai transisi energi di Indonesia dengan membeli dan menutup produksi pembakaran batu bara dan beralih ke energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin. Dukungan keuangan Kanada melalui ADB juga telah memperkuat basis panas bumi di Sumatra. Operasi wanatani telah difasilitasi untuk membantu melestarikan kanopi hutan hujan demi kepentingan petani. Pupuk kalium dari Saskatchewan digunakan di perkebunan kelapa sawit untuk mengintensifkan produksi dan menghindari deforestasi lebih lanjut. Kanada bermitra dengan sektor swasta dan publik Indonesia serta pihak-pihak lain dalam memerangi pencemaran plastik di laut. Bekerja sama dengan Bank Dunia dan pihak-pihak lainnya, Kanada telah membantu pemerintah Indonesia untuk meningkatkan reformasi tata kelola di bidang dana pensiun dan pengumpulan pajak.

Dengan latar belakang ini, pada tanggal 14 Februari lalu, masyarakat Indonesia memberikan suara dalam pemilihan umum di tingkat nasional dan daerah. Sejak terpilih pada tahun 2014, Joko Widodo (dikenal sebagai Jokowi) telah menjadi Presiden yang populer, Presiden pertama yang tidak berasal dari kalangan militer atau keluarga kaya yang memenangkan kursi kepresidenan. Dengan berakhirnya era Jokowi, kami akan menganalisa lebih lanjut apa arti hasil pemilihan umum bulan Februari lalu bagi masyarakat Indonesia dan pada akhirnya bagi masyarakat Kanada. Mengapa beberapa pihak khawatir tentang masa depan demokrasi Indonesia? Mengapa kita tidak perlu terkejut? Apa yang akan terjadi di masa depan?

Disadur dari: cips-cepi.ca

Selengkapnya
Negara Paling Penting yang Belum Anda Ketahui
« First Previous page 780 of 954 Next Last »