Rantai Pasok Digital

Digitalisasi dalam Rantai Pasok Industri Tekstil

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 18 Februari 2025


Pendahuluan

Dalam era digital, industri tekstil menghadapi tantangan besar dalam mengadaptasi teknologi modern ke dalam rantai pasokan mereka. Digitalisasi menawarkan berbagai keuntungan, termasuk peningkatan efisiensi, transparansi, dan fleksibilitas. Paper ini mengeksplorasi dampak digitalisasi dalam manajemen rantai pasokan tekstil, membandingkan sistem tradisional dengan model digital yang lebih canggih, serta menganalisis studi kasus dari perusahaan tekstil global.

Perubahan Digital dalam Rantai Pasokan Tekstil

1. Model Tradisional vs. Model Digital

Sebelum digitalisasi, rantai pasokan tekstil mengandalkan sistem manual dan proses yang panjang, yang sering menyebabkan keterlambatan produksi dan distribusi. Data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa hanya 40% perusahaan tekstil telah mengadopsi sistem digital secara penuh.

Keunggulan model digital dibandingkan tradisional:

  • Visibilitas Lebih Baik: Semua anggota rantai pasokan dapat mengakses data secara real-time.
  •  Pengurangan Biaya: Otomatisasi proses mengurangi tenaga kerja manual dan biaya operasional hingga 30%.
  • Respons Cepat terhadap Pasar: Perubahan permintaan pelanggan dapat diakomodasi dengan lebih cepat.

2. Studi Kasus: Digitalisasi dalam Industri Tekstil

Studi Kasus 1: Implementasi AI dan IoT dalam Produksi

Sebuah perusahaan tekstil di Jerman mengadopsi Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI) untuk mengoptimalkan rantai pasokan mereka. Hasilnya:

  • Waktu produksi berkurang 25% dibandingkan metode manual.
  • Penurunan limbah bahan baku sebesar 18% karena sistem otomatis mendeteksi cacat lebih awal.
  • Kecepatan distribusi meningkat 40% berkat sistem prediksi permintaan berbasis AI.

Studi Kasus 2: Digitalisasi dalam Manajemen Logistik

Sebuah perusahaan di Tiongkok menerapkan blockchain untuk transparansi logistik:
🔹 Efisiensi transportasi meningkat 35%, mengurangi keterlambatan pengiriman.
🔹 Keamanan rantai pasokan meningkat, mengurangi kasus pemalsuan produk hingga 20%

3. Tantangan dalam Implementasi Digitalisasi

Walaupun memiliki banyak manfaat, digitalisasi menghadapi beberapa hambatan:

  • Biaya Awal yang Tinggi: Investasi awal dalam teknologi bisa mencapai $1 juta per pabrik.
  •  Kurangnya Tenaga Ahli: Hanya sekitar 45% pekerja tekstil memiliki keterampilan digital yang cukup.
  • Integrasi Sistem Lama: Banyak perusahaan masih menggunakan sistem lama yang sulit dikombinasikan dengan teknologi baru.

4. Implikasi dan Rekomendasi

  • Pelatihan dan Pengembangan SDM: Perusahaan harus menginvestasikan lebih banyak dalam pelatihan digital bagi karyawan.
  • Adopsi Teknologi Bertahap: Memulai dengan digitalisasi manajemen inventaris sebelum beralih ke sistem yang lebih kompleks.
  • Kolaborasi dengan Startup Teknologi: Perusahaan tekstil bisa bermitra dengan startup untuk mempercepat inovasi digital

Kesimpulan

Digitalisasi memberikan peluang besar bagi industri tekstil untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing global. Namun, tantangan seperti biaya tinggi dan kurangnya tenaga ahli perlu diatasi dengan strategi yang tepat. Paper ini memberikan wawasan berharga tentang bagaimana perusahaan dapat mengadopsi teknologi baru secara efektif.

Sumber Artikel: Ali, W., & Tariq, A. (2022). How Mobility through digitalization in supplychain are changing the dynamics of business: thesis based on Research Questions.

Selengkapnya
Digitalisasi dalam Rantai Pasok Industri Tekstil

Product Design and Development

Produk dalam Bisnis: Definisi, Klasifikasi Produk dan Model Produk

Dipublikasikan oleh Raynata Sepia Listiawati pada 18 Februari 2025


Produk

Dalam pemasaran, produk adalah suatu barang, sistem atau layanan yang tersedia bagi konsumen sesuai dengan permintaan mereka; Produk dapat berupa apa saja yang dapat ditawarkan di pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan pelanggan. Dalam perdagangan eceran, produk sering disebut sebagai komoditas, dan dalam manufaktur, produk dibeli sebagai bahan mentah dan kemudian dijual sebagai produk jadi. Layanan juga dianggap sebagai jenis produk.

Dalam manajemen proyek, produk adalah definisi formal dari hasil proyek yang membentuk atau berkontribusi terhadap pencapaian tujuan proyek. Konsep yang terkait adalah produk sampingan, hasil sekunder namun berguna dari suatu proses produksi.Produk berbahaya, terutama yang bersifat fisik dan dapat menyebabkan cedera pada konsumen atau orang di sekitar, dapat dikenakan tanggung jawab produk.

Klasifikasi Produk

Suatu produk dapat diklasifikasikan menjadi berwujud dan tidak berwujud. Produk berwujud adalah objek fisik nyata yang dapat dirasakan melalui sentuhan, misalnya bangunan, kendaraan, perangkat, atau pakaian. Produk tidak berwujud adalah produk yang hanya dapat dirasakan secara tidak langsung, misalnya polis asuransi. Jasa ini secara garis besar dapat dibagi menjadi produk tidak berwujud, yang dapat bersifat permanen atau tidak permanen.

Dengan Menggunakan

Dalam katalog produk online, pengecer Sears, Roebuck and Company mengelompokkan produknya ke dalam “departemen” dan kemudian menyajikannya kepada pembeli potensial berdasarkan (1) fungsi atau (2) merek. Setiap produk memiliki nomor item Sears dan nomor model pabrikan. Sears menggunakan departemen dan pengelompokan produk untuk membantu pelanggan menavigasi produk berdasarkan fungsi atau merek, mirip dengan struktur department store tradisional.

Berdasarkan Asosiasi

Lini produk mengacu pada “sekelompok produk yang berkaitan erat satu sama lain, baik karena fungsinya serupa, dijual kepada kelompok pelanggan yang sama, dipasarkan melalui jenis gerai yang sama, atau berada dalam kelompok tertentu. kisaran harga." Banyak perusahaan menawarkan berbagai lini produk yang mungkin unik pada satu perusahaan atau umum pada industri perusahaan tersebut. Misalnya, Sensus AS tahun 2002 mengumpulkan angka pendapatan untuk industri keuangan dan asuransi berdasarkan beberapalini produk, seperti “Premi Asuransi, Kesehatan dan Kecelakaan” dan “Pendapatan Pinjaman Konsumen yang Dijamin.” Dalam industri asuransi, lini produk dapat ditentukan berdasarkan jenis cakupan risiko, misalnya asuransi. B. Asuransi kendaraan bermotor, asuransi komersial dan asuransi jiwa.

Klasifikasi produk nasional dan internasional

Berbagai sistem klasifikasi produk telah dikembangkan untuk tujuan statistik ekonomi. Misalnya, negara-negara penandatangan NAFTA sedang mengerjakan sistem klasifikasi produk yang disebut NAPCS untuk melengkapi Sistem Klasifikasi Industri Amerika Utara (NAICS). Di Uni Eropa, “klasifikasi produk berdasarkan aktivitas” digunakan sebagai sistem klasifikasi. Perserikatan Bangsa-Bangsa juga melakukan klasifikasi produk untuk menginformasikankegiatan ekonomi internasional.

Sistem klasifikasi Aspinwall mengusulkan untuk mengevaluasi dan mengklasifikasikan produk berdasarkan lima variabel utama. Yang pertama adalah tingkat penggantian, yang mengukur seberapa sering konsumen membeli kembali suatu produk. Variabel berikutnya adalah margin kotor, yang mengukur keuntungan yang diperoleh pada setiap produk. Penyesuaian target pembeli juga menjadi faktor penting dalam menilai seberapa fleksibel kebiasaan pembelian konsumen terhadap produk.

Selain itu, durasi kepuasan produk dan durasi perilaku pencarian pembeli juga merupakankriteria evaluasi yang mengukur berapa lama produk membawa manfaat bagi pengguna dan berapa lama konsumen mencari produk tersebut.Di sisi lain, Institut Nasional Pembelian Pemerintah (NIGP) telah mengembangkan sistem klasifikasi produk dan jasa, yang disebut kode NIGP, yang digunakan oleh pemerintah negara bagian dan lokal di Amerika Serikat. Kode NIGP, dengan skema hierarki yang mencakup kelas, elemen, kelompok, dan rincian, telah diadopsi oleh 33 negara bagian dan ribuan kota, kabupaten, dan subdivisi politik lainnya. Penerapan NIGP Code mencakup berbagai aspek seperti registrasi pemasok, identifikasi inventaris, pengelolaanitem kontrak, analisis biaya dan pengadaan strategis serta memberikan kerangka terstruktur untuk pengelolaan dan penyajian laporan produk dan layanan oleh pemerintah.

Model Produk

Produsen umumnya menetapkan pengenal yang disebut model, varian model, atau nomor model (sering disingkat MN, M/N, atau nomor model) untuk setiap desain produk yang mereka hasilkan. Misalnya, Dyson Ltd, produsen peralatan besar seperti penyedot debu, meminta pelanggan untuk mengidentifikasi model mereka sebagai bagian dari dukungan situs web. Merek dan model sering kali digunakan bersamaan untuk mengidentifikasi produk di pasaran, meskipun nomor model tidak selalu sama dengan nomor komponen pabrikan(MPN).

Industri otomotif, dengan banyak produk serupa, menggunakan definisi khusus mobil dengan pilihan atau atribut yang mencerminkan karakteristik kendaraan. Model mobil ditentukan oleh pilihan dasar seperti bodi, mesin, transmisi dan as.Varian suatu model, sering disebut trim level, terdiri dari berbagai pilihan tambahan seperti warna, jok, roda, kaca spion, finishing cat lainnya, sistem hiburan dan asisten. Opsi yang saling eksklusif ini membentuk kelompok opsi, di mana Anda hanya dapat memilih satu opsi untuk setiap keluarga dan hanya perlu memilih satu opsi. Selain itu, unit tertentu dari suatu produk sering kali diidentifikasi dengan nomor seri, yang penting untuk membedakan produk dalam definisiuntuk produk yang sama. Untuk produk otomotif, nomor ini disebut Vehicle Identification Number (VIN) dan mengikuti format standar internasional.

Disadur dari: en.wikipedia.org

Selengkapnya
Produk dalam Bisnis: Definisi, Klasifikasi Produk dan Model Produk

Pendidikan

Sejarah dan Pembangunan Universitas Stanford: Dari Peternakan Hingga Menjadi Institusi Pendidikan Unggulan

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 18 Februari 2025


Universitas Stanford, secara resmi Leland Stanford Junior University, [1] adalah universitas swasta yang berlokasi di Stanford, California, Amerika Serikat. Stanford terletak di dekat kota Palo Alto, California, AS, dan secara geografis dan historis tepat di jantung Silicon Valley.

Universitas Stanford terletak di kampus terbesar kedua di dunia dan terdiri dari sekolah teknik. , hukum, kedokteran, pendidikan, bisnis, ilmu bumi, dan humaniora dan ilmu alam. Universitas ini memiliki beberapa program dan rumah sakit pendidikan, selain sejumlah inisiatif komunitas dan sukarelawan.

Stanford didirikan oleh raja kereta api, gubernur California, senator dan pemimpin Partai Republik Leland Stanford dan istrinya Jane Stanford. Nama universitas ini diambil dari nama anak tunggal mereka, Leland Stanford Jr., yang meninggal karena tifus beberapa hari sebelum ulang tahunnya yang ke-16. Pada pagi hari kematian putranya, Leland Sr. dia dilaporkan memberi tahu istrinya, "anak-anak California akan menjadi anak-anak kita." dan mereka segera memutuskan untuk mencari cara permanen untuk mengenang putra kesayangan mereka.

Keluarga Stanford mengunjungi beberapa universitas besar di Timur untuk mengumpulkan ide. Legenda yang tersebar luas namun salah di Internet menggambarkan pasangan Stanford sebagai rekan senegaranya yang memutuskan untuk membangun universitas mereka sendiri setelah tawaran mereka untuk menyumbangkan gedung tersebut ke Harvard ditolak. Mereka mengunjungi presiden Harvard, tetapi diterima dengan baik dan menerima proposal untuk mendirikan universitas di California. Sejak awal, mereka membuat beberapa pilihan yang tidak lazim: perguruan tinggi diselenggarakan pada saat mayoritas adalah laki-laki; Non-religius, jika sebagian besar dikaitkan dengan organisasi keagamaan dan bersifat praktik terbuka, menghasilkan "warga negara yang berbudaya dan berguna" padahal sebagian besar hanya peduli pada pendahulunya.

Komunitas lokal dan orang-orang yang terkait dengan universitas ini menyebut sekolah ini sebagai peternakan, sehingga menyiratkan bahwa universitas tersebut berlokasi di lokasi bekas peternakan kuda Leland Stanford.

Hibah pembangunan universitas tersebut ditulis pada tanggal 11 November 1885, dan disetujui oleh dewan pertama universitas pada tanggal 14 November. Peletakan batu pertama dilakukan pada tanggal 14 Mei 1887, dan universitas tersebut resmi dibuka pada tanggal 1 Oktober 1891. Prediksi sebuah surat kabar New York bahwa Profesor Stanford "akan mengajar mengosongkan kursi di aula marmer" terbukti salah. Badan kemahasiswaan pertama terdiri dari 559 mahasiswi gratis dan 15 anggota fakultas, 7 di antaranya berasal dari Cornell University. Sekolah ini didirikan untuk anak laki-laki dan perempuan, meskipun untuk waktu yang lama partisipasi perempuan masih terbatas. Hal ini bukan karena tentangan dari perempuan, melainkan kekhawatiran Jane Stanford, karena dia merasa bahwa tanpa pembatasan seperti itu sekolah akan segera dipenuhi hanya oleh siswa perempuan, yang menurutnya bertentangan dengan niat awalnya. peringatan universitas untuk putra-putranya. Rektor pertama adalah lulusan Cornell, David Jordan, yang mengundurkan diri sebagai rektor Universitas Indiana untuk menjelajah ke barat.

Motto resmi Universitas Stanford, yang dipilih oleh pasangan Stanford, adalah "Die Luft der Freiheit weht". Kutipan bahasa Jerman ini berasal dari Ulrich von Hutten dan berarti "angin kebebasan bertiup". Ketika sekolah ini didirikan, bahasa Jerman baru saja menggantikan bahasa Latin sebagai bahasa dominan dalam sains dan filsafat (posisi yang dipegangnya hingga pecahnya Perang Dunia II).

Stanford termasuk arsitek lanskap terkenal Frederick Law Olmsted, yang menciptakan New . Central Park of York untuk menyediakan rencana fisik untuk universitas. Kolaborasi ini sempat dibicarakan, namun pada akhirnya menghasilkan dua sudut pada poros timur-barat. Saat ini, seiring dengan pertumbuhan Stanford, para arsitek universitas berupaya untuk memenuhi rencana awal universitas.

Disadur dari Artikel : en.wikipedia.org

 

 

Selengkapnya
Sejarah dan Pembangunan Universitas Stanford: Dari Peternakan Hingga Menjadi Institusi Pendidikan Unggulan

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Kementerian PUPR Bangun Gedung Laboratorium Fakultas Ilmu Olahraga UNESA untuk Penunjang Kegiatan Belajar dan Pembinaan Atlet

Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 18 Februari 2025


Jakarta – Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya menuntaskan pembangunan Gedung Laboratorium Fakultas Ilmu Olahraga (FIO) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar serta sarana dan prasarana untuk mempersiapkan atlet di lingkungan UNESA.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyampaikan, pengembangan SDM sudah menjadi salah satu agenda prioritas Presiden Joko Widodo bersama Wapres Ma'ruf Amin. "Kita ditugaskan melanjutkan pembangunan prasarana pendidikan untuk mendukung peningkatan kualitas SDM. Manfaatkan fasilitas yang telah dibangun. Generasi mendatang harus lebih baik sebab fasilitasnya lebih baik,” ungkap Menteri Basuki.

Gedung Laboratorium FIO dibangun oleh Kementerian PUPR semenjak September 2021 dan rampung pada Mei 2022. Pekerjaan konstruksi dilaksanakan Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Timur bersama PT. Diatasa Jaya Mandiri selaku kontraktor pelaksana dan PT. Riau Multi Cipta Dimensi selaku konsultan manajemen konstruksi.

“Pembangunan gedung ini telah mengikuti standar dan peraturan yang berlaku. Kemudian, harapannya UNESA dapat mengelola gedung tersebut dengan baik sesuai peruntukan. Kita berharap ini dapat didayagunakan dengan baik dalam membina atlet-atlet Jawa Timur dan Indonesia jadi dapat lebih berprestasi lagi,” ungkap Direktur Prasarana Strategis Ditjen Cipta Karya Essy Asiah.

Gedung Laboratorium FIO terdiri dari 4 lantai dan dilengkapi dengan beberapa fasilitas penunjang yakni ruang sauna, ruang whirlpool, ruang swim-max, ruang pengelola, ruang physical fitness test, ruang Latihan angkat berat, ruang aerobic, ruang studio, ruang micro teaching, ruang administasi, ruang dokter, ruang pelatih, ruang staff, ruang pengendali suhu, dan musholla. Sedangkan pada Gedung Laboratorium Eksisting terdapat fasilitas utama berupa fitness center dan kolam renang.

Selain fasilitas di dalam gedung, ada juga fasilitas di luar gedung sebagai berikut, tartan track untuk latihan lari sprint jarak pendek, power house, rumah genset, ground water tank, area parkir dan landasan untuk kendaraan pemadam kebakaran. Gedung Laboratorium FIO ini dilengkapi pula dengan jembatan yang bisa menghubungkan lantai 3 Gedung Laboratorium FIO dengan lantai 3 Gedung Laboratorium Eksisting yang berlokasi di sisi timur.

Sudah dilaksanakan serah terima pengelolaan dan pembangunan lanjutan gedung ini dari Kepala BPPW Muhammad Reva kepada Rektor UNESA Nurhasan di Kampus Lidah Wetan UNESA, Surabaya, Selasa(5/7/2022).

“Sesudah serah terima, gedung ini kemudian akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas dan perlengkapan yang diperlukan jadi dapat langsung dipergunakan secara bertahap untuk pembinaan atlet DBON di UNESA yang program pembinaannya dimulai akhir Juli 2022,” ungkap Nurhasan.


Disadur dari sumber pu.go.id/berita

Selengkapnya
Kementerian PUPR Bangun Gedung Laboratorium Fakultas Ilmu Olahraga UNESA untuk Penunjang Kegiatan Belajar dan Pembinaan Atlet

Rantai Pasok Digital

Digitalisasi Supply Chain Management 4.0

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 18 Februari 2025


Pendahuluan

Supply Chain Management 4.0 (SCM 4.0) semakin menjadi fokus utama dalam dunia bisnis seiring dengan perkembangan digitalisasi. Penelitian yang dibahas dalam paper ini menyoroti bagaimana teknologi seperti Internet of Things (IoT), Big Data, Artificial Intelligence (AI), dan Blockchain berperan dalam meningkatkan efisiensi rantai pasokan. Paper ini mengkaji 387 artikel dari tahun 1994 hingga 2021 untuk menganalisis tren, tantangan, dan manfaat digitalisasi dalam supply chain.

Digitalisasi dalam Supply Chain Management: Sebuah Tren Global

Dalam kurun waktu 2016–2021, terjadi lonjakan signifikan dalam penelitian SCM 4.0, dengan 85,23% dari publikasi terkait muncul di periode ini. Digitalisasi memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan rantai pasokan melalui pemantauan real-time, otomatisasi proses, dan pengambilan keputusan berbasis data.

Studi Kasus & Statistik dalam Implementasi SCM 4.0

1. Lonjakan Publikasi dan Minat Akademik

  • 1994–2015: Rata-rata hanya 1–4 makalah per tahun.
  • 2019: Terjadi lonjakan dengan 60 publikasi.
  • 2021: Lebih dari 85% penelitian tentang SCM 4.0 dipublikasikan setelah 2016.

2. Teknologi yang Mendorong Digitalisasi SCM 4.0

Berdasarkan analisis bibliometrik, teknologi berikut memiliki dampak besar pada rantai pasokan:

  • Big Data (12%)
  • Blockchain (5%)
  • Internet of Things (3%)
  • Augmented Reality (6%)
  • Cyber-Physical Systems (4%).

3. Manfaat Implementasi SCM 4.0

Paper ini mengidentifikasi beberapa manfaat utama digitalisasi supply chain:

  • Visibilitas End-to-End → Mempermudah pemantauan rantai pasokan secara real-time.
  • Efisiensi Operasional → Mengurangi biaya produksi dan distribusi.
  • Agilitas & Fleksibilitas → Supply chain menjadi lebih responsif terhadap perubahan pasar.

Tantangan dalam Implementasi SCM 4.0

Meskipun banyak keuntungan, penelitian ini juga mengungkap beberapa hambatan dalam digitalisasi supply chain:
🚨 Kurangnya Integrasi Sistem → Banyak perusahaan masih menggunakan sistem lama yang tidak kompatibel.
🚨 Tingginya Biaya Implementasi → Infrastruktur digital memerlukan investasi besar.
🚨 Keamanan Siber → Rantai pasokan digital rentan terhadap serangan siber.

Kesimpulan & Rekomendasi

Penelitian ini menyimpulkan bahwa SCM 4.0 memberikan peluang besar dalam meningkatkan efisiensi bisnis. Namun, implementasi yang sukses memerlukan strategi yang matang, terutama dalam hal investasi teknologi, pelatihan tenaga kerja, dan manajemen risiko siber. Untuk masa depan, diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai integrasi SCM 4.0 dalam berbagai industri seperti otomotif, pangan, dan fashion.

Sumber Artikel: European Journal of Business and Management Research, Vol 7 | Issue 1 | January 2022 (DOI: 10.24018/ejbmr.2022.7.1.1246)

Selengkapnya
Digitalisasi Supply Chain Management 4.0

Geodesi dan Geomatika

Sistem informasi geografis

Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 18 Februari 2025


Sistem Informasi Geografis adalah informasi sistem komputerisasi yang memungkinkan penangkapan, pencontohan, pemanipulasian, penemuan kembali, penganalisisan, dan presentasi data acuan geografis, sebagai fasilitas untuk menyiapkan, merepresentasikan, dan menginterpretasi fakta-fakta yang berkaitan dengan permukaan bumi. Nama lain dari sistem informasi geografis yaitu sistem informasi keruangan, sistem analisa data keruangan, dan sistem informasi sumber daya alam. Selain itu, sistem informasi geografis juga diartikan sebagai suatu sistem yang mengelola data geografis dengan mengandalkan komputer. Pengolahan dan penyimpanan data pada sistem informasi geografi memanfaatkan komponen komputer yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak. Bahan informasi geografis berupa data geografis, sedangkan pengelolanya adalah sumber daya manusia. Dengan perkembangan teknologi, sistem informaisi geografis memanfaatkan komputer yang dapat menyimpan, mengelola, memproses serta menganalisis data geografis dan non geografis. Selain itu, sistem informasi geografis digunakan untuk menyediakan informasi dan grafis secara terpadu. Informasi yang diperoleh kemudian dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari dalam kehidupan manusia.

Sistem informasi geografis menyatu dengan lingkungan sistem lain, yaitu pemerintahan, nonpemerintah, kelompok atau perorangan. Pengolahan data sistem informasi geografis dapat dilakukan secara konvensional dan secara komputerisasi. Sistem informasi geografi digunakan untuk berbagai bidang ilmu terapan seperti investigasi teknis, manajemen sumber daya alam, manajemen aset, kajian masalah lingkungan, perencanaan wilayah, kartografi dan kedaruratan bencana.

Pengertian menurut para ahli

Bab atau bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak. Bab atau bagian ini akan dihapus bila tidak tersedia referensi ke sumber tepercaya dalam bentuk catatan kaki atau pranala luar.

  • Menurut Aronaff (1989)

SIG adalah sistem informasi yang didasarkan pada kerja komputer yang memasukkan, mengelola, memanipulasi dan menganalisis data serta memberi uraian.

  • Menurut Burrough (1986)

SIG merupakan alat yang bermanfaat untuk pengumpulan, penimbunan, pengambilan kembali data yang diinginkan dan penayangan data keruangan yang berasal dari kenyataan dunia.

  • Menurut Kang-Tsung Chang (2002)

SIG sebagai a computer system for capturing, storing, querying, analyzing, and displaying geographic data.

  • Menurut Murai (1999)

SIG sebagai sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya.

  • Menurut Marble et al (1983)

SIG merupakan sistem penanganan data keruangan.

  • Menurut Bernhardsen (2002)

SIG sebagai sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi data geografi. Sistem ini diimplementasikan dengan perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk akusisi dan verifikasi data, kompilasi data, penyimpanan data, perubahan dan pembaharuan data, manajemen dan pertukaran data, manipulasi data, pemanggilan dan presentasi data serta analisis data

  • Menurut Gistut (1994)

SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup metodologi dan teknologi yang diperlukan, yaitu data spasial perangkat keras, perangkat lunak dan struktur organisasi

  • Menurut Berry (1988)

SIG merupakan sistem informasi, referensi internal, serta otomatisasi data keruangan.

  • Menurut Calkin dan Tomlison (1984)

SIG merupakan sistem komputerisasi data yang penting.

  • Menurut Linden, (1987)

SIG adalah sistem untuk pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan (manipulasi), analisis dan penayangan data secara spasial terkait dengan muka bumi.

  • Menurut Alter

SIG adalah sistem informasi yang mendukung pengorganisasian data, sehingga dapat diakses dengan menunjuk daerah pada sebuah peta.

  • Menurut Prahasta

SIG merupakan sejenis software yang dapat digunakan untuk pemasukan, penyimpanan, manipulasi, menampilkan, dan keluaran informasi geografis berikut atribut-atributnya.

  • Menurut Petrus Paryono

SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, manipulasi dan menganalisis informasi geografi.

  • Menurut Nico Nathanael (2019)

SIG adalah sistem informasi yang mempunyai data berspasial yang diambil berdasarkan letak geografis suatu wilayah untuk proses analisis, penyimpanan dan visualisasi.

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa SIG merupakan pengelolaan data geografis yang didasarkan pada kerja komputer (mesin).

Sejarah perkembangan

35000 tahun yang lalu, di dinding gua Lascaux, Prancis, para pemburu Cro-Magnon menggambar hewan mangsa mereka, dan juga garis yang dipercaya sebagai rute migrasi hewan-hewan tersebut. Catatan awal ini sejalan dengan dua elemen struktur pada sistem informasi gegrafis modern sekarang ini, arsip grafis yang terhubung ke database atribut.

Pada tahun 1700-an teknik survey modern untuk pemetaan topografis diterapkan, termasuk juga versi awal pemetaan tematis, misalnya untuk keilmuan atau data sensus.

Awal abad ke-20 memperlihatkan pengembangan "litografi foto" dimana peta dipisahkan menjadi beberapa lapisan (layer). Perkembangan perangkat keras komputer yang dipacu oleh penelitian senjata nuklir membawa aplikasi pemetaan menjadi multifungsi pada awal tahun 1960-an.

Tahun 1967 merupakan awal pengembangan SIG yang bisa diterapkan di Ottawa, Ontario oleh Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber Daya. Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian GIS - SIG Kanada), digunakan untuk menyimpan, menganalisis dan mengolah data yang dikumpulkan untuk Inventarisasi Tanah Kanada (CLI - Canadian land Inventory) - sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakaan berbagai informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala 1:250000. Faktor pemeringkatan klasifikasi juga diterapkan untuk keperluan analisis.

GIS dengan gvSIG.

CGIS merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari perbaikan aplikasi pemetaan yang memiliki kemampuan timpang susun (overlay), penghitungan, pendijitalan/pemindaian (digitizing/scanning), mendukung sistem koordinat national yang membentang di atas benua Amerika, memasukkan garis sebagai arc yang memiliki topologi dan menyimpan atribut dan informasi lokasional pada berkas terpisah. Pengembangnya, seorang geografer bernama Roger Tomlinson kemudian disebut "Bapak SIG".

CGIS bertahan sampai tahun 1970-an dan memakan waktu lama untuk penyempurnaan setelah pengembangan awal, dan tidak bisa bersaing denga aplikasi pemetaan komersial yang dikeluarkan beberapa vendor seperti Intergraph. Perkembangan perangkat keras mikro komputer memacu vendor lain seperti ESRI, CARIS, MapInfo dan berhasil membuat banyak fitur SIG, menggabung pendekatan generasi pertama pada pemisahan informasi spasial dan atributnya, dengan pendekatan generasi kedua pada organisasi data atribut menjadi struktur database. Perkembangan industri pada tahun 1980-an dan 1990-an memacu lagi pertumbuhan SIG pada workstation UNIX dan komputer pribadi. Pada akhir abad ke-20, pertumbuhan yang cepat di berbagai sistem dikonsolidasikan dan distandardisasikan menjadi platform lebih sedikit, dan para pengguna mulai mengekspor menampilkan data SIG lewat internet, yang membutuhkan standar pada format data dan transfer.

Indonesia sudah mengadopsi sistem ini sejak Pelita ke-2 ketika LIPI mengundang UNESCO dalam menyusun "Kebijakan dan Program Pembangunan Lima Tahun Tahap Kedua (1974-1979)" dalam pembangunan ilmu pengetahuan, teknologi dan riset.

Jenjang pendidikan SMU/senior high school melalui kurikulum pendidikan geografi SIG dan penginderaan jauh telah diperkenalkan sejak dini. Universitas di Indonesia yang membuka program Diploma SIG ini adalah D3 Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, tahun 1999. Sedangkan jenjang S1 dan S2 telah ada sejak 1991 dalam Jurusan Kartografi dan Penginderaan Jauh, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada. Penekanan pengajaran pada analisis spasial sebagai ciri geografi. Lulusannya tidak sekadar mengoperasikan software namun mampu menganalisis dan menjawab persoalan keruangan. Sejauh ini SIG sudah dikembangkan hampir di semua universitas di Indonesia melalui laboratorium-laboratorium, kelompok studi/diskusi maupun mata pelajaran.

Konsep

Data geografis

Data geografis merupakan data yang berkaitan dengan informasi spasial. Jenis data geografis yaitu koordinat dan lokasi. Data geografis berkaitan dengan aspek ruang dan semua fenomena yang terdapat di bumi. Penggunaan data geografis memiliki tujuan tertentu. Sumber informasi dalam data spasial dapat berupa data grafis peta analog, foto udara, citra satelit, survei lapangan, pengukuran teodolit, dan pengukuran sistem pemosisi global. Data spasial dapat berbentuk analog maupun digital. Data geografi juga dapat berbentuk data atribut. Informasi yang diperoleh dari data atribut adalah penjelasan tentang objek geografi. Bentuk informasi dalam data atribut yaitu angka, foto, dan narasi. Data atribut diperoleh melalui metode statistika, pengukuran lapangan, dan sensus.

Informasi goegrafis

Informasi geografis merupakan informasi yang berkaitan dengan pengetahuan tentang posisi dari tempat-tempat yang terletak di permukaan bumi dan informasi mengenai keterangan-keterangan yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya diketahui. Analisa terhadap objek dan lokasi tersebut penting dalam pengambilan keputusan atau demi kepentingan tertentu.

Bentuk

Sistem informasi geografis konvensional

Sistem informasi geografis disajikan secara konvensional melalui peta yang dibuat oleh geograf. Penyajian peta dilakukan dengan cara kompilasi atau tumpang susun peta-peta yang berisi informasi yang diperlukan. Peta dijadikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan gagasan kepada orang lain. Tiap informasi yang diberikan harus dapat menjamin agar setiap orang dapat menangkap ide dari peta yang disajikan. Penyajian peta harus mudah, cepat dan tepat melalui indra penglihatan.

Sistem informasi geografis komputerisasi

Sistem informasi geografis dalam komputer disajikan dalam bentuk data digital, peta dan tabel. Penyajian ini merupakan hasil dari pengolahan digital dengan mempergunakan perangkat lunak pengolah data geografi. Pembuaitan peta dalam sistem informasi geografis yang dilakukan secara komputerisasi memanfaatkan teknologi sistem digital dalam menghasilkan informasi spasial.

Komponen Sistem Informasi Geografis

Perangkat Keras

Perangkat keras yang digunakan dalam sistem informasi geografis yaitu prosesor, kapasitas memori, dan ruang penyimpanan data. Pemilihan perangkat keras untuk keperluan sistem informasi geografis didasarkan kepada jenis perangkat lunak yang digunakan. Selain itu, perangkat keras yang digunakan harus memperhatikan jumlah analisa yang akan dilakukan dan jumlah data yang diperlukan selama analisa.

Perangkat Lunak

Perangkat lunak dalam sistem informasi geografis umumnya hanya menyajikan beberapa fungsi tertentu. Fungsi ini terbagi menjadi fungsi analisa, manajemen basis data spasial, dan fungsi penyajian data. Pemilihan perangkat lunak untuk sistem informasi geografis harus disesuaikan dengan penggunaan yang diperlukan.

Data

Dalam SIG terdapat dua jenis data, yaitu data spasial dan data atribut atau non spasial. Data Spasial yaitu adalah jenis data yang merepresentasikan aspek-aspek keruangan (menyangkut titik koordinat) dari fenomena atau keadaan yang terdapat di dunia nyata. Data spasial ini sering disebut pula sebagai data posisi, koordinat atau keruangan. Data atribut atau data non spasial adalah jenis data yang merepresentasikan aspek-aspek deskriptid dari fenomena yang dimodelkan. Aspek deskriptif ini mencakup item atau properties dari fenomena yang bersangkutan hingga dimensi waktunya.

Pengguna

Komponen terpenting dalam sistem informasi geografis adalah pengguna. Pengelolaan analisa yang komunikatif sepenuhnya dilakukan oleh pengguna. Pada sistem informasi geografi pengguna dibedakan menjadi pelaku analisa dan pengguna informasi. Pelaku analisa harus menguasai beragam disiplin ilmiah terutama geografi, matematika dan statistik. Selain itu, pelaku analisa harus mahir menggunakan komputer. Pengguna informasi merupakan semua orang yang memerlukan informasi geografis.[13]

Metode

Metode yang digunakan dalam SIG akan berbeda untuk setiap permasalahan. SIG yang baik tergantung pada aspek desain dan aspek realnya.

Ruang Lingkup Sistem Informasi Geografis (SIG)

Pada dasarnya pada SIG terdapat lima (5) proses yaitu:

  • Input Data

Proses input data digunakan untuk menginputkan data spasial dan data non-spasial. Data spasial biasanya berupa peta analog. Untuk SIG harus menggunakan peta digital sehingga peta analog tersebut harus dikonversi ke dalam bentuk peta digital dengan menggunakan alat digitizer. Selain proses digitasi dapat juga dilakukan proses overlay dengan melakukan proses scanning pada peta analog.

  • Manipulasi Data

Tipe data yang diperlukan oleh suatu bagian SIG mungkin perlu dimanipulasi agar sesuai dengan sistem yang dipergunakan. Oleh karena itu SIG mampu melakukan fungsi edit baik untuk data spasial maupun non-spasial.

  • Manajemen Data

Setelah data spasial dimasukkan maka proses selanjutnya adalah pengolahan data non-spasial. Pengolaha data non-spasial meliputi penggunaan DBMS untuk menyimpan data yang memiliki ukuran besar.

  • Query dan Analisis

    Query adalah proses analisis yang dilakukan secara tabular. Secara fundamental SIG dapat melakukan dua jenis analisis, yaitu:

    • Analisis Proximity

      Analisis Proximity merupakan analisis geografi yang berbasis pada jarak antar layer. SIG menggunakan proses buffering (membangun lapisan pendukung di sekitar layer dalam jarak tertentu) untuk menentukan dekatnya hubungan antar sifat bagian yang ada.

    • Analisis Overlay

      Overlay merupakan proses penyatuan data dari lapisan layer yang berbeda. Secara sederhana overlay disebut sebagai operasi visual yang membutuhkan lebih dari satu layer untuk digabungkan secara fisik.

  • Visualisasi

Untuk beberapa tipe operasi geografis, hasil akhir terbaik diwujudkan dalam peta atau grafik. Peta sangatlah efektif untuk menyimpan dan memberikan informasi geografis.

Manfaat SIG

Dengan adanya SIG akan memudahkan peneliti atau pihak-pihak yang ingin menggunakan informasi geografis untuk melihat fenomena kebumian dengan perspektif yang lebih baik. SIG mampu mengakomodasi penyimpanan, pemrosesan, dan penayangan data spasial digital bahkan integrasi data yang beragam, mulai dari citra satelit, foto udara, peta bahkan data statistik. Dengan tersedianya komputer dengan kecepatan dan kapasitas ruang penyimpanan besar seperti saat ini, SIG akan mampu memproses data dengan cepat dan akurat dan menampilkannya. SIG juga mengakomodasi dinamika data, pemutakhiran data yang akan menjadi lebih mudah.

Sumber: WIkipedia

Selengkapnya
Sistem informasi geografis
« First Previous page 770 of 1.170 Next Last »