Transportasi
Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 19 Februari 2025
Informasi Umum
Dampak sebuah sistem transportasi yang luas memerlukan pendekatan interdisipliner dalam perencanaan, desain, konstruksi, dan pengoperasian pada sistem. Hal ini penting terutama bagi negara seperti Indonesia yang wilayahnya tersebar secara geografis, yang dibatasi oleh elemen alam seperti laut, sungai, hutan, dan pegunungan, dimana secara heterogen terbagi oleh perbedaan dan keragaman sosial budaya.
Program Magister Transportasi di Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan ITB melingkupi berbagai disiplin ilmu, seperti analisis sistem transportasi, perencanaan dan kebijakan transportasi, sistem operasi dan kontrol transportasi, serta manajemen infrastruktur dan sistem logistik, dimana hal ini juga didukung oleh ilmu yang lebih umum seperti sistem permodelan, sistem teknik, teknik lalu lintas, dan ekonomi. Setiap solusi teknis mengenai masalah transportasi akan dipromosikan dengan integrasi masalah sosial budaya, ekonomi, politik, dan lingkungan.
Program Transportasi dirancang untuk memenuhi permintaan para profesional transportasi yang memahami berbagai dimensi perencanaan dan manajemen transportasi, agar memungkinkan mereka untuk mengambil keputusan yang mengarah pada sistem transportasi yang lebih berkelanjutan secara ekonomi, sosial, dan lingkungan yang disesuaikan dengan kondisi nasional saat ini dan di masa depan.
Sumber Artikel : ITB News
Transportasi
Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 19 Februari 2025
Sistem manajemen transportasi (bahasa Inggris: transportation management system) adalah rangkaian sistem yang dipasang pada kendaraan agar dapat dilacak oleh pemilik kendaraan atau pihak ketiga lainnya. Sistem pelacakan kendaraan modern umumnya menggunakan sistem pemosisi global (GPS) untuk menentukan lokasi kendaraan. Selain GPS, sistem ini juga dapat menggunakan frekuensi radio untuk menentukan posisi, seperti yang digunakan pada sistem LORAN dan LoJack. Sistem ini juga biasanya memiliki komponen komunikasi, seperti seluler atau satelit, untuk mengirimkan posisi kendaraan kepada pengguna di tempat lain.
Kegunaan
Dalam manajemen armada, pelacak posisi kendaraan ini membantu para manajer armada menjadi lebih mudah dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan armada mereka, selain itu bisa pula diketahui hal-hal yang behubungan dengan prestasi seorang pengemudi, biaya perawatan setiap kendaraan setiap kilometer, ataupun konsumsi bahan bakar setiap kendaraan.
Hal lain yang tidak kalah penting adalah menghindari curi pakai kendaraan, ataupun penggunaan jalur/trayek yang tidak seharusnya, yaitu jalur yang dilarang oleh manajer armada karena berbagai alasan.
Di beberapa negara, keberadaan alat pemantau kendaraan ini berguna untuk mengurangi biaya premi asuransi, hal ini disebabkan dengan alat ini bisa mengurangi risiko kehilangan kendaraan karena pencurian, sehingga risiko perusahaan asuransi juga berkurang, dikembalikan ke pelanggan dalam bentuk pengurangan premi.
Aplikasi pada perusahaan taksi digunakan untuk mempercepat layanan penjemputan oleh armada taksi, yaitu dengan mengetahui alamat pelanggan, dan posisi taksi yang kosong, maka pusat layanan armada taksi tersebut bisa langsung menentukan taksi terdekat untuk menjemput pelanggan mereka.
Aplikasi di logistik digunakan untuk melakukan efisiensi dalam rute ataupun percepatan penurunan/pengangkutan muatan dengan adanya fasilitas geofencing. Dengan fasilitas ini maka pengawas bisa mengetahui lebih awal adanya armada yang akan masuk gudang, sehingga bisa mempersiapkan pelaksanaan bongkar muat lebih dini.
Bahkan di Indonesia, aplikasi ini telah dapat di manfaatkan sebagai pengawasan pembuangan limbah B3. Peraturan tersebut telah tertuang dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Nomor P.4/MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2020. Tentang Pengangkutan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun, pada Bab II, Alat Angkut Limbah B3, Pasal 5 ayat 2 disebutkan alat angkut wajib dilengkapi GPS Tracking dan terintegrasi dengan SILACAK, maka sekarang ini perkembangan teknologi menjadi jauh lebih penting di segala lini kehidupan.
Cara Kerja
Konfigurasi sistem Pelacak berbasis GPS dapat dilihat dalam berikut
Arsitektur GPS Tracking System
Cara kerja sistem ini adalah sebagai berikut:
Sumber Artikel : Wikipedia
Transportasi
Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 19 Februari 2025
Pejalan kaki adalah istilah dalam transportasi yang digunakan untuk menjelaskan orang yang berjalan di lintasan pejalan kaki baik di pinggir jalan, trotoar, lintasan khusus bagi pejalan kaki ataupun menyeberang jalan. Untuk melindungi pejalan kaki dalam ber lalu lintas, pejalan kaki wajib berjalan pada bagian jalan dan menyeberang pada tempat penyeberangan yang telah disediakan bagi pejalan kaki.
Fasilitas pada ruas dan persimpangan
Pejalan kaki bersiap di seberang jalan di Helsinki, Finlandia.
Perjalanan pejalan kaki dilakukan di pinggir jalan. Permasalahan utama ialah karena adanya konflik antara pejalan kaki dan kendaraan, sehubungan permasalahan tersebut perlu kiranya jangan beranggapan, bahwa para pejalan kaki itu diperlakukan sebagai penduduk kelas dua, dibandingkan dengan para pemilik kendaraan. Oleh sebab itu prioritas pertama adalah, melihat apakah tersedia fasilitas untuk para pejalan kaki yang mencukupi, kedua bahwa fasilitas fasilitas tersebut mendapat perawatan sewajarnya.
Menelusuri tepi jalan
Sebagian besar dari jalan jalan di daerah perkotaan mempunyai volume pejalan kaki yang besar dan harus mempunyai trotoar, kecuali apabila alternatif alternatif sistem pengaturan yang lain telah dilaku¬kan untuk mengalihkan pejalan kaki agar jauh dari sisi jalan, seperti pada jalan jalan tol.
Pejalan kaki berjalan dijalan kendaraan disebabkan karena jalur pejalan kaki tidak mencukupi/ sesuai. Semua jalan diperkotaan (kecuali jalan tol/ jalan express) seharusnya dilengkapi dengan jalur pejalan kaki dikedua sisi jalan. Jalur ini harus dipelihara supaya kondisinya tetap baik.
Menyeberangi Jalan
Metode umum yang digunakan untuk mengidentifikasikan permasalahan-permasalahan yang mungkin terjadi pada saat pejalan kaki menyeberangi jalan adalah melalui pengukuran konflik kendaraan/pejalan kaki, baik PV maupun PV2, dimana:
P =volume pejalan kaki yang menyeberangi jalan pada jarak 100 - 150 meter.
V =volume kendaraan setiap jam 2 arah pada jalan 2 arah yang tidak dibagi (tidak ada median).
Survei harus dilakukan minimal untuk selama 6 jam pada periode jam sibuk. dihitung untuk masing masing jam, dan 4 nilai tertinggi PV2 rata rata. Gambar di samping memberikan kriteria untuk zebra cross, pelican, dan penyeberangan tidak sebidang.
Kewajiban pengemudi
Pengemudi kendaraan bermotor wajib mengutamakan keselamatan pejalan kaki:
Kewajiban pejalan kaki
Pejalan kaki harus:
Dalam hal tidak terdapat tempat penyeberangan yang ditentukan, pejalan kaki dapat menyeberang ditempat yang dipilihnya dengan memperhatikan keselamatan dan kelancaran lalu lintas.
Rombongan pejalan kaki di bawah pimpinan seseorang harus mempergunakan lajur paling kiri menurut arah lalu lintas.
Pejalan kaki yang merupakan penyandang cacat tuna netra wajib mempergunakan tanda-tanda khusus yang mudah dikenali oleh pemakai jalan lain.
Kawasan pejalan kaki
Kawasan pejalan kaki Bauman Street di Kazan.
Kawasan pejalan kaki kawasan yang khusus diperuntukkan bagi pejalan kaki, kendaraan pribadi dilarang masuk kekawasan ini, dikawasan ini pejalan kaki yang diutamakan. Kawasan ini biasanya dibangun didaerah pertokoan, kawasan wisata, salah satu contoh di Jakarta adalah dikawasan Pasar Baru.
Sumber Artikel : Wikipedia
Transportasi
Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 19 Februari 2025
Penyeberangan jalan atau penyeberangan saja adalah sebuah tempat yang didesain khusus bagi pejalan kaki untuk menyeberangi suatu jalan. Penyeberangan jalan dirancang agar para pejalan kaki dapat menyeberang dengan aman dan juga dapat terlihat jelas oleh pengendara dan pengemudi kendaraan bermotor, serta terletak di lokasi yang menjamin keselamatan ketika melalui arus lalu lintas kendaraan.
Di Eropa, dan juga di Indonesia, penyeberangan pejalan (zebra crossing) adalah jenis fasilitas penyeberangan yang paling umum. Kata-kata "penyeberangan jalan" (pedestrial crossing) digunakan dalam beberapa perjanjian internasional tentang lalu lintas jalan dan rambu-rambu jalan, seperti "Konvensi Wina tentang Lalu Lintas Jalan" (Vienna Convention on Road Traffic) beserta "Konvensi Wina tentang Rambu dan Sinyal Jalan" (Vienna Convention on Road Signs and Signals).
Penyeberangan jalan bermarkah sering ditemukan di setiap persimpangan jalan, tetapi mungkin juga terdapat pada titik-titik tertentu pada jalan-jalan yang sibuk, yang apabila penyeberangan jalan tidak terpasang maka akan terlalu berisiko dan tidak aman bagi pejalan kaki untuk menyeberang tanpa bantuan karena terhambat oleh jumlah kendaraan, kecepatan kendaraan atau jalan yang sangat lebar. Penyeberangan jalan juga sering dipasang di titik-titik di mana terdapat jumlah pejalan kaki yang cukup besar yang ingin melintasi jalan tersebut (seperti di daerah pusat perbelanjaan) atau di mana pejalan kaki merupakan orang-orang yang rentan terhadap kecelakaan (seperti anak-anak sekolah) yang sering melintas di titik itu. Hukum-hukum di berbagai negara biasanya mengatur penggunaan penyeberangan jalan untuk memastikan keamanan mereka yang tertuang dalam undang-undang. Misalnya, di beberapa daerah, pejalan kaki harus telah melewati lebih dari setengah penyeberangan sebelum pengemudi boleh mulai melaju.
Penyeberangan jalan bersinyal (atau berlampu lalu lintas) secara jelas dan bergiliran dapat menentukan selang waktu antara arus lalu lintas kendaraan berjalan dan arus pejalan kaki melintas. Penyeberangan jalan tidak bersinyal biasanya bertujuan membantu pejalan kaki dan bisa saja memprioritaskan pejalan kaki tergantung tempatnya, tetapi tidak membagi secara jelas arus lalu lintas di sana. Selain itu, pnyeberangan pejalan kaki juga secara tidak sadar dapat jugu menjadi sebagai teknik pengontrolan lalu lintas terutama bila dikombinasikan dengan fitur lain seperti rambu lalu lintas.
Desain dan tata letak
Salah satu bentuk penyeberangan: penyeberangan pejalan
Penyeberangan bermarkah dapat ditemui hampir pada setiap persimpangan jalan, kecuali di lokasi di mana penyeberangan secara tegas dilarang.
Penyeberangan jalan bermarkah dengan bentuk paling sedehana adalah penyeberangan pejalan (zebra crossing), yaitu bagian tertentu jalan yang diberi tanda garis-garis hitam dan putih (atau garis-garis putih saja, tetapi antar garis diberi jarak). Jika pada suatu wilayah pejalan kaki memiliki prioritas lebih penting daripada arus lalu lintas kendaraan ketika menggunakan penyeberangan, maka mereka diharuskan untuk menggunakan penyeberangan tersebut, bukan menyeberang pada tempat-tempat lain. Di beberapa negara, pejalan kaki mungkin tidak memiliki prioritas, tapi mungkin menjadi suatu pelanggaran jika mereka menyeberang jalan pada tempat-tempat tanpa penyeberangan. Tanda-tanda khusus sering dibuat pada permukaan jalan untuk mengarahkan pejalan kaki dan untuk mencegah pengendara dari kendaraan berhenti di tengah-tengah arus pejalan kaki yang melintas. Ada banyak jenis tata letak sinyal, tanda, dan markah di seluruh dunia dan bahkan di dalam satu negara.
Beberapa penyeberangan memiliki lampu lalu lintas yang memungkinkan pejalan kaki dan lalu lintas kendaraan untuk melintasi penyeberangan secara bergantian. Pada beberapa lampu lalu lintas, diharuskan tombol pada lampu lalu lintas agar lampu dapat digunakan dan pejalan kaki dapat melintas. Sinyal-sinyal untuk para difabel juga dapat disertakan untuk membantu orang-orang yang memiliki penglihatan dan gangguan-gangguan lainnya. Di banyak kota, beberapa atau sebagian besar lampu lalu lintas dilengkapi dengan penghitung waktu mundur untuk memberikan pemberitahuan kepada para pengemudi dan pejalan kaki waktu yang tersisa pada persimpangan sinyal. Di tempat-tempat di mana arus lalu lintas pejalan kaki sangat tinggi, terdapat lampu-lampu kecil sepanjang penyeberangan untuk memberi tahu keberadaan lokasi penyeberangan.
Jembatan dan terowongan penyeberangan orang
Lihat pula: Jembatan penyeberangan orang dan Terowongan penyeberangan orang
Sebuah JPO di persimpangan sibuk di Cina
Jembatan atau terowongan penyeberangan orang (JPO atau TPO) dapat digunakan sebagai pengganti penyeberangan pejalan di persimpangan-persimpangan sibuk serta di lokasi dimana terdapat jalan akses terbatas dan jalan bebas hambatan terkendali yang sering diseberangi oleh pejalan kaki. Selain itu, jembatan atau terowongan bermanfaat pula di lokasi di mana trotoar letaknya terlalu tinggi atau terlalu rendah daripada ketinggian jalan. Namun, JPO tidak efektif di sebagian besar lokasi; karena biaya yang dibutuhkan, biasanya hanya jarang JPO yang dibangun. Selain itu, tangga, eskalator, dan lift menjadi penghambat, sehingga pejalan kaki lebih suka menggunakan penyeberangan pejalan, atau malah menyeberang jalan tidak pada tempat penyeberangan.
Sumber Artikel : Wikipedia
Transportasi
Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 19 Februari 2025
Penyeberangan pejalan atau zebra crossing adalah lajur penyeberangan melintasi jalan yang diperuntukkan untuk pejalan kaki yang akan menyeberangi jalan tersebut, yang dinyatakan dengan markah jalan berupa garis-garis membujur atau setrip berwarna putih yang tebal garisnya sekitar 300 mm dan dengan celah antargaris yang sama dengan panjang garis minimum adalah 2500 mm. Pejalan kaki yang berjalan melalui penyeberangan pejalan akan mendapatkan prioritas terlebih dahulu, kecuali jika penyeberangan pejalan diatur oleh lampu lalu lintas atau tombol kendali. Di tempat-tempat tertentu, pinggiran jalan yang dekat dengan penyeberangan pejalan masih ditambah lagi dengan larangan parkir agar pejalan kaki yang akan menyeberang dapat terlihat oleh pengemudi kendaraan di jalan.
Penyeberangan pejalan disebut juga sebagai zebra crossing karena menggunakan garis-garis setrip hitam dan putih yang mirip seperti corak loreng pada kulit hewan zebra.
Sumber Artikel : Wikipedia
Transportasi
Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 19 Februari 2025
Transportasi jalan adalah segala bentuk transportasi menggunakan jalan untuk mengangkut penumpang atau barang. Bentuk awal dari transportasi darat adalah menggunakan kuda, keledai atau bahkan manusia untuk membawa barang melewati jalan setapak. Seiring dengan berkembangkan perdagangan, jalan diratakan atau dilebarkan untuk mengakomodir aktivitas. Roda kemudian ditemukan. dan memiliki banyak bentuk dengan berbagai macam kelebihan dan kekurangannya masing - masing. alat transportasi terdiri dari sepeda, motor, mobil, kereta api, becak, dan delman.
Mobil sebagai moda transportasi jalan.
Sumber Artikel : Wikipedia