Transportasi

Program Studi Magister Transportasi

Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 14 Juli 2022


Informasi Umum

Dampak sebuah sistem transportasi yang luas memerlukan pendekatan interdisipliner dalam perencanaan, desain, konstruksi, dan pengoperasian pada sistem. Hal ini penting terutama bagi negara seperti Indonesia yang wilayahnya tersebar secara geografis, yang dibatasi oleh elemen alam seperti laut, sungai, hutan, dan pegunungan, dimana secara heterogen terbagi oleh perbedaan dan keragaman sosial budaya.

Program Magister Transportasi di Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan ITB melingkupi berbagai disiplin ilmu, seperti analisis sistem transportasi, perencanaan dan kebijakan transportasi, sistem operasi dan kontrol transportasi, serta manajemen infrastruktur dan sistem logistik, dimana hal ini juga didukung oleh ilmu yang lebih umum seperti sistem permodelan, sistem teknik, teknik lalu lintas, dan ekonomi. Setiap solusi teknis mengenai masalah transportasi akan dipromosikan dengan integrasi masalah sosial budaya, ekonomi, politik, dan lingkungan.

Program Transportasi dirancang untuk memenuhi permintaan para profesional transportasi yang memahami berbagai dimensi perencanaan dan manajemen transportasi, agar memungkinkan mereka untuk mengambil keputusan yang mengarah pada sistem transportasi yang lebih berkelanjutan secara ekonomi, sosial, dan lingkungan yang disesuaikan dengan kondisi nasional saat ini dan di masa depan.

Sumber Artikel : ITB News

Selengkapnya
Program Studi Magister Transportasi

Transportasi

Jasa Marga Ungkap Penyebab Utama Kecelakaan di Jalan Tol

Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 14 Juli 2022


JAKARTA, KOMPAS.com - Operation & Maintenance Management Group Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk Atika Dara Prahita mengungkpapkan penyebab utama terjadinya kecelakan di jalan tol yaitu karena faktor pengemudi.

"Jadi hingga Oktober 2021, kami mencatat bahwa penyebab utama kecelakaan di jalan tol itu karena faktor pengemudi, persentasenya mencapai 82 persen," kata Atika dalam diskusi virtual bertajuk 'Road Safety Ranger of Driving', Kamis (25/11/2021).

Menurutnya, kecelakaan di jalan tol juga disebabkan oleh faktor kendaraan dengan angka 17 persen dan hanya satu persen yang disebabkan oleh faktor jalan dan lingkungan. Kecelakaan sering terjadi karena pengemudi kendaraan lalai dan kurang antisipasi saat berkendara. Selanjutnya kondisi mengantuk saat mengemudi.

Mengingat tingginya kecelakaan yang disebabkan oleh faktor pengemudi, maka Jasa Marga menghimbau untuk mengedepankan pentingnya aspek keamanan dan keselamatan selama berkendara.

Salah satunya dengan mematuhi batas maksimum dan minimum kecepatan berkendara di jalan tol, tidak bermain ponsel saat berkendara, dan tidak berkendara dalam kondisi yang tidak fit atau ngantuk.

"Kami kan sudah menyediakan berbagai fasilitas di jalan tol seperti rest area, ini dapat dimanfaatkan untuk para pengendara berstirahat saat mengantuk," katanya.

Jasa Marga juga telah menyediakan infrastruktur jalan tol berkeselamatan dengan memasang rambu chevron LED, marka jalan, rambu dan reflektor, implementasi speed camera, implementasi Weight In Motion (WIM), pemasangan rumble stripe, pemasangan safety roller barrier, crash cushion dan guard rail.

"Karena itu, selain infrastuktur yang telah tersedia, safety driving awareness ini juga harus terus ditingkatkan. Kami sebagai penyedia jasa, itu hanya bisa menyiapkan infrastruktur untuk dapat mengurangi risiko kecelakaan, dan kunci terpentingnya ada di pengemudi," ucapnya.

Terus menurun

Meski demikian, Atika mencatat selama tiga tahun terakhir atau sepanjang tahun 2019 hingga 2021 terjadi penurunan kasus kecelakaan di ruas tol milik Jasa Marga.

Hingga Oktober 2021, kasus kecelakaan yang terjadi di jalan tol yaitu sebanyak 790 kasus dengan korban meninggal dunia sebanyak 77 orang.

Angka ini menurun dibandingkan kecelakaan yang terjadi pada tahun 2020 yaitu sebanyak 862 kasus dengan korban meninggal 90 orang.

Lalu tahun 2019 dengan jumlah kecelakan mencapai 1.079 kasus dengan korban meninggal 100 orang dan tahun 2018 dengan jumlah kecelakaan mencapai 1.210 kasus dan meninggal 109 orang.

"Sesuai Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK) Jalan, Jasa Marga juga akan terus berupaya untuk menurunkan tingkat fatalitas korban kecelakaan lalu lintas sebesar 80 persen pada tahun 2035," pungkasnya.
 

Sumber Artikel : Kompas.com

Selengkapnya
Jasa Marga Ungkap Penyebab Utama Kecelakaan di Jalan Tol

Transportasi

Ruang Bincang Isu Keplanologian Bahas Transportasi Berkelanjutan di Masa Pandemi

Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 13 Juli 2022


BANDUNG, itb.ac.id – Himpunan Mahasiswa Planologi 'Pangripta Loka' ITB menyelenggarakan Ruang Bincang Isu Keplanologian yang membahas tentang Transportasi Berkelanjutan di Masa Pandemi pada Sabtu (12/2/2022). Acara ini juga merupakan kolaborasi HMP PL ITB dengan Anwar Muhammad Foundation yaitu lembaga nirlaba yang bergerak dalam pengembangan praktik pembangunan berkelanjutan. 

Acara ini menghadirkan empat narasumber yang sudah banyak berkecimpung dan ahli di bidang Planologi. Mulai dari Dosen PWK ITB, Dr. I Gusti Ayu Andani, S.T, M.T. Lalu ada Perencana Ahli Utama Bidang Transportasi Kementerian PPN, Dr. Ir. Budi Hidayat. M.Eng.Sc, Sekretaris Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian PUPR, Triono Junoasmono, Ph.D, dan Southeast Asia Director of ITDP Indonesia, Faela Sufa.

Sesi pertama pada acara ini disampaikan oleh Perencana Ahli Utama Bidang Transportasi Kementerian PPN. Dr. Budi memaparkan materi tentang COVID-19 sebagai faktor pendorong pemikiran transportasi masa depan. Pemikiran terkait pembangunan transportasi di masa depan ini didorong oleh berbagai hal seperti urbanisasi yang kian meningkat, kemacetan di kota besar yang semakin parah, pangsa angkutan umum di berbagai kota di Indonesia masih rendah, dan tentunya kondisi pada masa pandemi COVID-19 ini juga menjadi salah satu faktor pendorong yang kuat. 

“Pembatasan mobilitas yang diterapkan pemerintah untuk menekan penyebaran COVID-19 berdampak pada sektor transportasi di Indonesia,” tegas Dr. Budi. Contoh konkrit dari pengaruh COVID-19 terhadap sektor transportasi publik seperti MRT dan Transjakarta adalah menurun drastis pada masa pandemi ini, bahkan hingga mencapai 70 persen.

Materi selanjutnya dipaparkan oleh Southeast Asia Director of ITDP Indonesia, Faela Sufa. Ia menerangkan tentang tantangan dan potensi transportasi berkelanjutan di masa pandemi. “Berbagai tantangan harus dihadapi untuk merealisasikan transportasi berkelanjutan, terutama di kota-kota besar di Indonesia. Mulai dari pembatasan kapasitas angkut, pembatasan jam dan rute operasional, serta pengalihan rute. Namun hal-hal tersebut juga mengakibatkan bertambahnya waktu tunggu dan antrean yang panjang, yang tentunya menciptakan keramaian dan kepadatan di stasiun,” jelas Faela. 

Akibatnya, banyak masyarakat yang akhirnya cenderung beralih untuk menggunakan kendaraan pribadi. Maka dari itu, diperlukan moda transportasi alternatif yang inkulish, terutama untuk masyarakat yang perlu bermobilitas. “Transportasi berkelanjutan untuk perkotaan harus komplet, yang memiliki arti dapat memfasilitasi semua kalangan masyarakat,” tegas Faela.

Ada tiga prinsip yang harus dipegang untuk merelisasikannya. Mulai dari mengurangi kebutuhan perjalanan yang tak mendesak, shifting ke moda yang berkelanjutan dengan memprioritaskan transportasi publik dan transportasi tak bermotor, dan meningkatkan kualitas dan efisiensi teknologi dan energi moda transportasi. “Berbagai hal yang bisa di improve pada moda transportasi perkotaan adalah memprioritaskan transportasi publik untuk pekerja esensial dan juga memperbaiki fasilitas pejalan kaki dan pengendara sepeda,” jelasnya.

Selanjutnya, pemaparan materi ketiga disampaikan oleh Sekretaris Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian PUPR, Triono Junoasmono, Ph.D. Ia memaparkan materi tentang Strategi Pengelolaan Dampak Pandemi Pada Sektor Jalan Tol. “Akumulasi lalu lintas jalan tol selama 2020, tepatnya setelah pandemi COVID-19 masuk ke Indonesia, terjadi penurunan sebesar 30% hingga 40% dibandingkan tahun 2019,” jelas Triono. Selain itu, masa pandemi ini juga membuat pemerintah harus mengeluarkan berbagai regulasi yang akhirnya membatasi dan menurunkan intensitas mobilitas para masyarakat. 

Pemaparan materi terakhir pada acara ini dipaparkan oleh Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota ITB, Dr. I Gusti Ayu Andani, S.T, M.T. Dr. Andani memaparkan tentang The Era of Post-Pandemic Cities. Dr. Andani membuka paparan materinya dengan menjelaskan tentang konsep global sustainability

“Tiga aspek yang berpengaruh dan beririsan dengan global sustainability adalah aspek ekonomi, sosial, dan ekologi,” jelas Dr. Andani. Transportasi yang berkelanjutan adalah kapasitas untuk mendukung kebutuhan mobilitas masyarakat yang menimbulkan dampak buruk paling minim untuk lingkungan dan juga memikirkan kebutuhan kebutuhan mobilitas masa depan.

Salah satu cara untuk mewujudkan transportasi yang berkelanjutan adalah mengelola tingkat kebutuhan transportasi atau managing transport demand. Beberapa contoh konkritnya adalah menekankan biaya untuk berbagai aspek seperti pajak polusi, kontrol lahan parkir, membatasi mobilitas yang belum menjadi prioritas, dan juga traffic bans. Tentunya hal-hal tersebut dapat membuat masyarakat mengurangi penggunaan transportasi yang berlebihan.

Sumber Artikel : ITB News

Selengkapnya
Ruang Bincang Isu Keplanologian Bahas Transportasi Berkelanjutan di Masa Pandemi

Transportasi

Transportasi

Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 13 Juli 2022


Kereta api merupakan alat transportasi darat yang banyak digunakan.

Transportasi (bahasa Inggristransportation); (bahasa Rusiaтранспорт) atau pengangkutan adalah perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraanyang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Di negara maju, mereka biasanya menggunakan kereta bawah tanah (subway) dan taksi. Penduduk di sana jarang yang mempunyai kendaraan pribadi karena mereka sebagian besar menggunakan angkutan umum sebagai transportasi mereka.

Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu, transportasi darat, laut, dan udara. Transportasi udara merupakan transportasi yang membutuhkan banyak uang untuk memakainya. Selain karena memiliki teknologi yang lebih canggih, transportasi udara merupakan alat transportasi tercepat dibandingkan dengan alat transportasi lainnya serta memiliki tingkat kecelakaan yang relatif lebih rendah daripada transportasi darat dan air.

Darat

Laut

Rekaman drone dari sayap Airbus A380 yang diangkut dari pabriknya di Broughton, Wales menyusuri Sungai Dee ke pelabuhan dan kemudian diterbangkan ke Prancis; Maret 2020

Artikel utama: Alat transportasi air

Udara

Sumber Artikel : Wikipedia

Selengkapnya
Transportasi
« First Previous page 3 of 3