Kemaritiman

Dari Kepatuhan ke Asertivitas: Mengapa Model Pendidikan Maritim Terstruktur Menjadi Fondasi Budaya Keselamatan Global

Dipublikasikan oleh Raihan pada 15 Oktober 2025


Jalur Logis Temuan dan Signifikansi Deskriptif

Laporan ini menyajikan resensi mendalam dari penelitian kualitatif yang mengeksplorasi peran kritis pendidikan dan pelatihan maritim (MET) dalam meningkatkan budaya keselamatan, dengan fokus pada model yang diterapkan oleh Maritime Academy of Asia and the Pacific (MAAP). Penelitian ini didasarkan pada data yang dikumpulkan melalui serangkaian wawancara semi-terstruktur dengan 19 responden, termasuk perwakilan perusahaan, pelaut aktif alumni MAAP, dan kadet yang telah menyelesaikan pelatihan di kapal.  

Jalur logis penelitian bermula dari pengamatan terhadap paradoks keselamatan maritim global. Meskipun telah terjadi penurunan signifikan dalam kerugian total kapal—yang turun menjadi sekitar 54 pada tahun 2021—insiden dan korban maritim terus menjadi perhatian, menunjukkan adanya dinding yang perlu diatasi dalam kematangan budaya keselamatan industri. Upaya International Maritime Organization (IMO) yang dimulai sejak awal 2000-an untuk mempromosikan budaya keselamatan belum sepenuhnya berhasil menghilangkan kecelakaan.  

Studi ini secara kritis menggarisbawahi kelemahan dalam investigasi kecelakaan standar industri. Secara tradisional, industri mengaitkan sekitar 80% insiden maritim pada kegagalan elemen manusia (human error). Namun, penelitian ini berpendapat bahwa atribusi persentase yang tinggi ini sering kali berfungsi sebagai taksonomi yang cacat, yang menghasilkan penyelesaian investigasi yang cepat (quick closure) tanpa mengatasi akar masalah sistemik. Akar masalah yang sebenarnya ditemukan terletak pada faktor-faktor seperti kelelahan yang diperparah oleh kekurangan tenaga kerja (under-manning) dan tekanan komersial yang intens, yang semuanya memengaruhi kinerja manusia di laut.  

Temuan kualitatif mengidentifikasi hambatan utama bagi keselamatan proaktif: keengganan pelaut untuk bersuara (speak up) dan bersikap asertif ketika keselamatan dikompromikan. Defisit asertivitas ini menunjukkan kurangnya psychological safety dalam lingkungan operasional. Berdasarkan identifikasi kesenjangan sikap ini, penelitian ini berhipotesis bahwa pendidikan dan pelatihan di fase awal karir (masa kadet) adalah fondasi paling efektif untuk menanamkan sikap want-to attitude terhadap keselamatan, melampaui sekadar kepatuhan, melalui fokus pada tiga pilar utama: profesionalisme, kompetensi, dan komunikasi.  

Signifikansi model MAAP diperkuat oleh metrik seleksi yang sangat ketat. Data MAAP menunjukkan bahwa proses penerimaan bersifat eksklusif, di mana dalam beberapa tahun terakhir, hanya sekitar 3% hingga 6% dari total pelamar yang diterima. Misalnya, pada kohort terbaru, hanya 3.48% dari total 12.386 pelamar yang berhasil diterima. Seleksi yang sangat ketat ini menunjukkan adanya hubungan potensial antara memilih individu dengan potensi dan karakter tertinggi dan keberhasilan pengembangan budaya keselamatan yang proaktif.  

Kontribusi Utama terhadap Bidang

Kontribusi utama penelitian ini adalah reposisi peran Pendidikan dan Pelatihan Maritim (MET) dari sekadar kepatuhan sertifikasi STCW menjadi arsitek budaya keselamatan dan karakter perwira maritim. Studi ini memaparkan model MAAP sebagai kerangka kerja holistik yang melampaui pendidikan teknis konvensional.

Tiga Pilar Fondasi Budaya Keselamatan MAAP

  1. Peningkatan Kompetensi yang Berorientasi Hasil (OBE): Kurikulum MAAP melampaui standar nasional Filipina (CHED/MARINA) dengan penyisipan kompetensi teknis tambahan. Untuk menjamin relevansi industri, MAAP menggunakan Competency Management System (CMS) yang dikembangkan oleh DNV Seaskills. Sistem ini berfungsi sebagai mekanisme umpan balik, memastikan kurikulum berbasis luaran (Outcomes-Based Education – OBE) diselaraskan dengan persyaratan spesifik dari perusahaan pelayaran sponsor. Hal ini mengubah desain kurikulum MET dari proses berbasis input menjadi proses berbasis luaran yang divalidasi oleh pihak ketiga. Infrastruktur pendukung termasuk dua Kapal Latih dedikasi dan simulator canggih yang memberikan kadet pengalaman operasional hands-on yang terstruktur pada tahap awal, sebuah keunggulan yang diakui meningkatkan kesadaran keselamatan sebelum mereka bergabung dengan kapal niaga.  
  2. Pengembangan Profesionalisme dan Resiliensi: Pilar Profesionalisme dikembangkan melalui Midshipman Development System (MDS). MDS adalah evolusi pelatihan yang menargetkan disiplin diri, kepemimpinan, dan, yang paling penting, resiliensi. Responden menunjukkan bahwa pelatihan semi-regimented ini mempersiapkan kadet untuk mengatasi tekanan psikologis dan isolasi yang melekat pada kehidupan di laut, yang merupakan faktor risiko utama kecelakaan.  

Konsep resiliensi ini sangat penting dalam memerangi praktik Normalization of Deviance. Dengan menanamkan karakter yang berpegang teguh pada prinsip "melakukan hal yang benar, meskipun tidak ada yang melihat," MAAP berupaya membekali pelaut dengan kekuatan moral untuk menolak tekanan sistemik—seperti memanipulasi catatan jam kerja/istirahat MLC atau mengambil jalan pintas. Upaya ini secara proaktif mengatasi akar penyebab kecelakaan yang diakui oleh responden sebagai produk dari tekanan komersial yang intens di laut.  

  1. Membangun Komunikasi Asertif dan Challenge Culture: MAAP secara eksplisit mengatasi penghalang psychological safety melalui dua intervensi spesifik. Pertama, English-Only Policy yang ketat, yang bertujuan membangun kepercayaan diri kadet dalam komunikasi teknis berbahasa Inggris—sebuah faktor kunci yang sering menghambat pelaut Filipina untuk speak up. Kedua, pengenalan Challenge Culture. Melalui MDS, kadet didorong untuk menantang perintah dari atasan jika perintah tersebut melanggar standar keselamatan, ilegal, atau tidak etis.  

Latihan ini diperkuat melalui program seperti Integrated Simulator Training Program (ISTP), latihan 48 jam yang memungkinkan kadet melatih keterampilan kepemimpinan dan komunikasi asertif dalam skenario krisis tanpa risiko konsekuensi nyata. Kontribusi utamanya adalah menyediakan lingkungan yang aman untuk melatih asertivitas, sebuah keterampilan yang secara langsung berkorelasi dengan pemeliharaan just culture di kapal.  

Keterbatasan dan Pertanyaan Terbuka

Meskipun model MAAP memberikan kontribusi substansial, penelitian ini menyisakan beberapa pertanyaan terbuka yang perlu diatasi oleh riset di masa depan.

Pertama, efektivitas model ini dapat dipengaruhi oleh bias seleksi. Karena MAAP hanya menerima 3-4% pelamar berpotensi tinggi, muncul pertanyaan apakah luaran positif yang teramati adalah hasil dari keunggulan program MET atau hanya cerminan dari kualitas input kadet. Validitas eksternal model MAAP memerlukan studi yang membandingkan hasil jangka panjang alumni MAAP dengan kohort berpotensi serupa dari institusi lain yang tidak menggunakan model regimented.  

Kedua, ada tantangan keberlanjutan moral. Responden mengakui bahwa tekanan komersial sering menyebabkan Normalization of Deviance, terutama dalam manipulasi jam kerja/istirahat MLC. Hal ini memunculkan pertanyaan kritis: seberapa tahan fondasi etika dan disiplin yang ditanamkan di akademi terhadap lingkungan operasional yang didominasi oleh ekonomi dan kepatuhan administratif semu? Jika budaya yang ditanamkan di sekolah runtuh di bawah tekanan operasional, fokus riset harus bergeser ke desain sistem manajemen keselamatan perusahaan yang dapat menopang just culture yang diinisiasi di tingkat edukasi.  

Terakhir, studi ini mengakui adanya paradoks dalam mengombinasikan kepatuhan ketat (strict obedience) dengan kebutuhan akan challenge culture asertif. Meskipun MAAP mengklaim berhasil mengelola transisi ini melalui sistem perkembangan kelas kadet, mekanismenya perlu divalidasi dan digeneralisasi. Institusi MET lain memerlukan kerangka kerja yang jelas tentang cara menumbuhkan asertivitas profesional tanpa memicu insubordinasi, sebuah tantangan besar dalam konteks maritim yang sangat hierarkis.  

5 Rekomendasi Riset Berkelanjutan

Rekomendasi ini ditujukan untuk komunitas akademik dan lembaga pemberi hibah, berfokus pada validasi kuantitatif dan generalisasi ilmiah dari model intervensi faktor manusia MAAP.

Rekomendasi 1: Validasi Kuantitatif Intervensi Soft Skills (MDS)

Berbasis Temuan: MDS bertujuan mengembangkan karakter, kepemimpinan, dan resiliensi sebagai prasyarat penting untuk keselamatan proaktif.  

Metode, Variabel, atau Konteks Baru: Diperlukan studi percontohan (pilot study) menggunakan desain kuasi-eksperimental. Variabel baru harus mencakup pengukuran psikometrik standar (misalnya, skala Resiliensi) yang diterapkan secara longitudinal pada kadet MAAP dan kelompok kontrol dari METI tradisional.

Perlunya Penelitian Lanjutan: Riset ini harus menguji hipotesis bahwa resiliensi yang ditanamkan secara ketat menghasilkan koefisien korelasi yang signifikan dengan penurunan insiden terkait stres dan kelelahan selama periode OBT.

Rekomendasi 2: Studi Longitudinal mengenai Ketahanan terhadap Normalisasi Deviasi

Berbasis Temuan: Manipulasi catatan MLC dan pengambilan jalan pintas adalah masalah sistemik yang menguji etika pelaut.  

Metode, Variabel, atau Konteks Baru: Diperlukan studi longitudinal selama lima tahun karir awal alumni, melacak Tingkat Pelaporan Proaktif (Proactive Reporting Rate) insiden nyaris celaka (near-misses) yang dilakukan secara anonim, sebagai indikator utama integritas etika dan resistensi terhadap tekanan komersial.

Perlunya Penelitian Lanjutan: Studi ini akan memberikan bukti nyata apakah pengembangan karakter yang ditekankan di akademi dapat menahan degradasi etika di lingkungan operasional berisiko tinggi dalam jangka panjang.

Rekomendasi 3: Pengujian Asertivitas Komunikasi dan Dampaknya pada Psychological Safety

Berbasis Temuan: Hambatan komunikasi dan power distance menghambat pelaut untuk speak up.  

Metode, Variabel, atau Konteks Baru: Penelitian intervensi harus dilakukan di simulator maritim multikultural. Metode baru adalah penggunaan analisis wacana untuk mengukur Peningkatan Indeks Asertivitas kadet dalam skenario kegagalan kritis (seperti perintah ilegal atau tidak aman), yang memungkinkan pengukuran langsung bagaimana English-Only Policy berkorelasi dengan kesediaan untuk menantang otoritas demi keselamatan.

Perlunya Penelitian Lanjutan: Diperlukan untuk memastikan bahwa asertivitas menjadi norma budaya operasional, dan bukan hanya keterampilan bahasa yang ditingkatkan, sehingga memastikan just culture dapat dipertahankan.

Rekomendasi 4: Evaluasi Biaya-Manfaat Global dari Implementasi CMS & Kapal Latih

Berbasis Temuan: Infrastruktur MAAP, termasuk Kapal Latih dan CMS DNV Seaskills, memerlukan biaya modal yang tinggi tetapi menjanjikan hasil yang unggul.  

Metode, Variabel, atau Konteks Baru: Analisis ekonomi-risiko yang membandingkan biaya awal implementasi infrastruktur pendidikan terpadu (CMS dan Kapal Latih) dengan keuntungan jangka panjang berupa penurunan klaim asuransi (P&I clubs), peningkatan retensi kru, dan Tingkat Pengembalian Investasi Keselamatan (Safety Return on Investment - SROI).

Perlunya Penelitian Lanjutan: Untuk membenarkan replikasi model MAAP di METI negara berkembang lain, pemberi hibah membutuhkan data SROI kuantitatif yang mengukur dampak investasi infrastruktur pada keamanan finansial jangka panjang industri pelayaran.

Rekomendasi 5: Adaptasi Kurikulum MET untuk Mitigasi Risiko Teknologi Baru

Berbasis Temuan: Responden melihat perkembangan teknologi yang cepat sebagai pemicu kecelakaan karena kesulitan adaptasi kru.  

Metode, Variabel, atau Konteks Baru: Penelitian kualitatif dan kuantitatif untuk mengembangkan modul kurikulum yang fokus pada human-system integration (HMI) dan mitigasi automation complacency. Konteks baru adalah perancangan dan pengujian pelatihan kognitif yang secara eksplisit mengajarkan pelaut untuk beradaptasi dengan teknologi otonom secara kritis, menumbuhkan "sikap bertanya" terhadap output otomatisasi.

Perlunya Penelitian Lanjutan: Diperlukan untuk memastikan bahwa pelatihan kompetensi teknis saat ini tidak tertinggal dari laju digitalisasi, mencegah automation complacency menjadi bentuk baru dari faktor manusia yang memicu kecelakaan.

Kesimpulan dan Ajakan Kolaboratif Jangka Panjang

Penelitian ini menegaskan bahwa model MET yang memprioritaskan fondasi karakter, resiliensi, dan asertivitas komunikasi—seperti yang ditunjukkan oleh model MAAP—adalah katalisator yang efektif untuk mengubah pelaut dari kepatuhan pasif menjadi advokat keselamatan proaktif. Model ini secara langsung menargetkan kelemahan elemen manusia yang menjadi fokus IMO: keraguan untuk bersuara dan kegagalan etika di bawah tekanan.

Implikasi jangka panjang menunjukkan bahwa investasi di MET yang terstruktur harus dianggap sebagai strategi mitigasi risiko utama. Untuk memvalidasi dan menggeneralisasi model ini ke skala global, diperlukan upaya kolaboratif yang terintegrasi di antara pemangku kepentingan utama.

Penelitian lebih lanjut harus melibatkan institusi IMO (untuk mengintegrasikan temuan intervensi perilaku ke dalam kerangka kerja MET), DNV (atau badan klasifikasi lainnya untuk memvalidasi efektivitas CMS dan SROI infrastruktur), serta AMOSUP dan IMEC (untuk menyediakan akses data longitudinal kinerja pelaut dan insiden) untuk memastikan keberlanjutan dan validitas hasil, dan untuk menguji penerapan model MAAP di berbagai konteks regional MET.

https://commons.wmu.se/all_dissertations/2142/

Selengkapnya
Dari Kepatuhan ke Asertivitas: Mengapa Model Pendidikan Maritim Terstruktur Menjadi Fondasi Budaya Keselamatan Global

Kemaritiman

Peta Jawa Timur Lengkap Beserta Keterangan dan Gambarnya

Dipublikasikan oleh Admin pada 23 Juli 2025


Pada artikel ini disajikan gambar peta Provinsi Jawa Timur secara lengkap meliputi peta jalan, kabupaten dan kota beserta gambar dengan ukuran besar plus keterangannya. Dengan melihat informasi peta Jawa Timur berikut ini, diharapkan dapat menambah wawasan kita dan mengetahui lokasi-lokasi jalan baik yang terpencil maupun di kota besar, mengetahui batas-batas wilayah antara kabupaten dan kota. Peta Jawa Timur di bawah ini juga bermanfaat bagi anda yang sedang melakukan perjalanan mudik atau pun keperluan wisata/liburan.

Selain peta dengan ukuran besar, Anda juga bisa melihat peta Jawa Timur secara langsung melalui satelit via google map. Dengan cara ini, kalian bisa mengetahui posisi Anda dan mencari serta mengukur jarak lokasi yang akan anda tuju. Jawa Timur memang sangat luas, terdapat sekitar 29 kabupaten dan 9 kota, melalui peta Jawa Timur di bawah ini Anda akan mengetahui lokasi dimanapun di Jatim. Oke, langsung saja simak selengkapnya berikut ini.

Peta Kabupaten dan Kota di Jawa Timur

Dari gambar peta Jawa Timur diatas dapat kita ketahui lokasi kabupaten-kabupaten dan kota. Warna ping merupakan keterangan kota ditandai dengan huruf A-I. Hijau adalah wilayah Kabupaten, Ungu merupakan Ibukota Kabupaten. Kalian bisa melihat letak kabupaten dan kota beserta batas-batas wilayahnya ditandai dengan garis hitam. 

Provinsi Jawa Timur terletak dibagian timur Pulau Jawa, memiliki luas wilayah sekitar 47.922 km2 dengan ibu kotanya adalah Surabaya. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2017, populasi manusia/penduduk di Jawa Timur mencapai sekitar 42 juta jiwa lebih (terbanyak ke dua setelah Jawa Barat). Dari gambar peta Jawa Timur diatas, diketahui bahwa batas-batas wilayah provinsi ini antara lain : berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah disebelah barat, Laut Jawa disebelah Utara, Selat Bali disebelah Timur dan Samudra Hindia di bagian selatan.

Peta Jalan di Jawa Timur

Peta Jawa Timur di atas merupakan peta jalan, anda bisa melihat jalan-jalan utama di Jatim yang menghubungkan antara satu daerah tertentu ke daerah lain baik itu antar kabupaten maupun kota. Peta jalan di Provinsi Jawa Timur diatas ditandai dengan garis berwarna kuning.

Jika gambar peta di atas dirasa kurang lengkap, berikut ini tambahan gambar peta Jawa Timur ukuran besar yang bisa anda lihat maupun mendownloadnya:

Selain mengetahui jalan penghubung anta kabupaten dan kota di Jatim, melalui peta Jawa Timur berukuran besar diatas anda dapat mengetahui lokasi gunung-gunung tinggi di provinsi ini. Warna merah merupakan gunung aktif dan hijau tidak aktif.

Berikut ini informasi daftar 29 kabupaten dan kota di Jawa Timur dengan keterangan luas wilayahnya, antara lain:

Berikut ini informasi daftar 29 kabupaten dan kota di Jawa Timur dengan keterangan luas wilayahnya, antara lain :

  1. Kabupaten Bangkalan, luas wilayah 1,001 km2. 
  2. Kabupaten Banyuwangi, luas wilayah 363,16 km2.
  3. Kabupaten Blitar, luas wilayah 700 km2.
  4. Kabupaten Bojonegoro, luas wilayah 508,8 km2.
  5. Kabupaten Bondowoso, luas wilayah 472,26 km2.
  6. Kabupaten Gresik, luas wilayah 1.098 km2.
  7. Kabupaten Jember, luas wilayah 787,47 km2.
  8. Kabupaten Jombang, luas wilayah 1.036,27 km2.
  9. Kabupaten Kediri, luas wilayah 1.531,34 km2.
  10. Kabupaten Lamongan, luas wilayah 753,2 km2.
  11. Kabupaten Lumajang, luas wilayah 571,7 km2.
  12. Kabupaten Madiun, luas wilayah 654,78 km2.
  13. Kabupaten Magetan, luas wilayah 901,5 km2
  14. Kabupaten Malang, luas wilayah 875,96 km2.
  15. Kabupaten Mojokerto, luas wilayah 1.199,4 km2.
  16. Kabupaten Nganjuk, luas wilayah 850 km2
  17. Kabupaten Ngawi, luas wilayah 705,78 km2.
  18. Kabupaten Pacitan, luas wilayah 387 km2.
  19. Kabupaten Pamekasan, luas wilayah 1.117,09 km2
  20. Kabupaten Pasuruan, luas wilayah 928,97 km2.
  21. Kabupaten Ponorogo, luas wilayah 620 km2.
  22. Kabupaten Probolinggo, luas wilayah 665 km2.
  23. Kabupaten Sampang, luas wilayah 690 km2.
  24. Kabupaten Sidoarjo, luas wilayah 2.703 km2.
  25. Kabupaten Situbondo, luas wilayah 433,3 km2.
  26. Kabupaten Sumenep, luas wilayah 494 km2.
  27. Kabupaten Trenggalek, luas wilayah 628 km2.
  28. Kabupaten Tuban, luas wilayah 551,5 km2.
  29. Kabupaten Tulungagung, luas wilayah 891 km2.
  30. Kota Batu, luas wilayah 900 km2.
  31. Kota Blitar, luas wilayah 3.891 km2.
  32. Kota Kediri, luas wilayah 4.218 km2.
  33. Kota Madiun, luas wilayah 5.981 km2.
  34. Kota Malang, luas wilayah 7.800 km2.
  35. Kota Mojokerto, luas wilayah 6.792 km2.
  36. Kota Pasuruan, luas wilayah 5.991 km2.
  37. Kota Probolinggo, luas wilayah 7.924 km2.
  38. Kota Surabaya, luas wilayah 8304 km2

 

Sumber: sumbersejarah1.blogspot.com

 

Selengkapnya
Peta Jawa Timur Lengkap Beserta Keterangan dan Gambarnya

Kemaritiman

PT PAL Raih Lisensi Eksklusif: Menyongsong Era Kapal Perang Canggih Bersama Inggris

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza pada 25 Februari 2025


SURYA.co.id - PT PAL (Persero) mendapatkan lisensi untuk memproduksi kapal perang fregat dari perusahaan Inggris, Babcock. Fregat merupakan jenis kapal perang berukuran sedang yang dapat bermanuver dengan lincah dan cepat.

Kerja sama itu ditandai dengan penandatangan perjanjian oleh CEO Babcock David Lockwood dan CEO PT PAL Kaharuddin Djenod dalam acara Defense and Security Equipment International (DSEI) 2021 di London, Inggris pada Kamis (16/9/2021). Penandatanganan kerja sama pertahanan antara Indonesia dan Inggris tersebut disaksikan oleh Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto dan Menteri Pertahanan Inggris Hob Ben Wallace.

Mengutip keterangan tertulis Babcock, Jumat (17/9/2021), PT PAL akan memproduksi dua fregat Arrowhead 140 (AH140) di pabriknya yang berlokasi di Surabaya, Jawa Timur. Pembuatan kapal akan dilakukan dengan desain khusus serta spesifikasi yang sesuai kebutuhan Angkatan Laut Indonesia.

David mengatakan, lewat kesepakatan kapal fregat Arrowhead 140 akan dibuat di Indonesia dengan melibatkan tenaga kerja lokal. Sehingga diharapkan berkontribusi langsung pada nilai sosial dan ekonomi industri kapal Indonesia. “Ini adalah hari yang membanggakan bagi tim Babcock dan PT PAL, karena kami menandatangani lisensi desain dengan PT PAL untuk dua fregat baru bagi Angkatan Laut Indonesia," ungkapnya.

Sementara itu, Ben Wallace mengatakan, dirinya mengapresiasi kerja sama yang dilakukan kedua negara melalui Babcock dan PT PAL. Menurutnya, hal ini sekaligus menandakan eratnya hubungan Inggris dengan Indonesia. "Ini menandakan kekuatan hubungan pertahanan Inggris dengan Indonesia. Kedepannya angkatan laut kedua negara akan mengoperasikan fregat terkemuka dunia, dan akan bekerja sama secara erat untuk melindungi kepentingan bersama di seluruh dunia," ujar dia.

Babcock, perusahaan kedirgantaraan, pertahanan dan keamanan yang berbasis di Inggris, memang telah bekerja sama dengan Pemerintah Inggris untuk mempromosikan fregat Arrowhead 140 ke pasar global. Desain dasar fregat Arrowhead 140 pun dapat dikonfigurasi untuk memenuhi berbagai kebutuhan angkatan laut. Selain untuk Indonesia, perusahaan juga mulai mendesain fregat Arrowhead 140 untuk Angkatan Laut Inggris di Skotlandia. Maka angkatan laut Inggris dan Indonesia akan memiliki kapal yang sama dan telah dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Sehingga kapal perang tersebut diharapkan dapat memudahkan latihan dan komunikasi.

Sumber: surabaya.tribunnews.com

 

Selengkapnya
PT PAL Raih Lisensi Eksklusif: Menyongsong Era Kapal Perang Canggih Bersama Inggris

Kemaritiman

Maju Bersama Pertahanan: Eksplorasi Potensi Industri Alutsista Dalam Negeri yang Berkembang Pesat

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza pada 25 Februari 2025


JAKARTA, KOMPAS.com - Industri pertahanan dalam negeri kian berkembang. Dalam beberapa tahun belakangan, Indonesia sudah mengembangkan hingga memproduksi alat utama sistem persenjataan (alutsista). 

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2012 tentang industri pertahanan menitikberatkan pada pengadaan alutsista yang berasal dari produsen dalam negeri, seperti PT PAL Indonesia, PT Pindad, dan PT Dirgantara Indonesia. 

Saat upacara peringatan HUT ke-76 TNI, Selasa (5/10/2021), Presiden Joko Widodo menekankan, kebijakan di sektor pertahanan harus bergeser dari belanja ke investasi untuk jangka panjang. 

Menurut Jokowi, kebijakan investasi pertahanan harus dirancang sistematis dan dijalankan secara konsisten serta berkelanjutan. 

"Saya tegaskan kembali, kita harus bergeser dari kebijakan belanja pertahanan menjadi kebijakan investasi pertahanan yang berpikir jangka panjang," ujar Jokowi di Istana Merdeka, dikutip dari siaran YouTube Sekretariat Presiden.

Dikutip dari Kompas.id, meski persentase impor alutsista masih terbilang tinggi, namun kerja sama Indonesia dengan negara lain tidak hanya sekadar pengadaan langsung. 

Metode transfer of technology memungkinkan Indonesia untuk memproduksi alutsista sendiri, walaupun teknologinya masih berasal dari negara lain.

Pada 22 Januari 2015 misalnya, Indonesia mulai melakukan pemotongan pelat utama kapal perang strategic sealift vessel (SSV) yang dipesan oleh Kementerian Pertahanan Filipina. 

Kapal tersebut berukuran panjang 123 meter dan lebar 21,8 meter dengan kapasitas 10.300 ton, berdaya angkut empat tank, satu ambulans, dua mobil jip dan dua helikopter. 

Sebanyak 121 kru kapal dan 500 pasukan juga bisa diangkut. Kapal ini juga mampu melaju selama 30 hari dengan kecepatan 9.360 mil laut, kecepatan maksimal 16 knot. 

Alutsista ini menjadi yang pertama merambah dunia ekspor. Kapal tersebut diluncurkan pada 18 Januari 2016 dan diberi nama Tarlac. 

Tahun yang sama, PT PAL berhasil membuat kapal KRI-592 Banjarmasin. 
Kapal ini berhasil menuntaskan Ekspedisi Kartika Jala Karida dengan rute 170.000 nautical mile atau 30.600 kilometer ke Milan, Italia, pada 22 Juli 2016. 

Ekspedisi tersebut dilakukan sebagai bentuk uji coba, sekaligus melaksanakan misi diplomasi. 

Sebulan kemudian, tepatnya 22 Agustus, Indonesia meluncurkan enam roket R-Han 122B hasil penyempurnaan di Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat. 

Roket itu dibuat oleh Kementerian Pertahanan, Kementerian Riset dan Teknologi, Pendidikan Tinggi, Lapan, PT Dirgantara Indonesia. 

PT Pindad, PT Dahana, PT Krakatau Steel, Institut Teknologi Bandung, serta Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya juga ikut terlibat. 

Adapun sistem peluncur juga dipasangkan dengan truk Perkasa buatan dalam negeri. Program dimulai sejak 2014 dengan biaya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 

Selain itu, PT Pindad melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan industri pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) Continental Aviation Service. 

Kerja sama tersebut mencakup rencana transfer teknologi dan lisensi dari senapan serbu SS2 serta distribusi dan pemasaran berbagai amunisi buatan PT Pindad ke negara-negara Timur Tengah. 

Indonesia juga bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan Korea Selatan dan Korea Aeospace Industry (KAI). 

Kerja sama ini meliputi penyertaan modal Kementerian Pertahanan Indonesia dengan KAI serta kontrak PT Dirgantara Indonesia dengan KAI. 

Kontrak kerja ini terkait perkembangan proyek jet tempur Korea Fighter Experimental (KF-X) oleh Pemerintah Korea dan Indonesia.

Kapal perusak rudal 

PT PAL pernah memproduksi kapal perusak rudal atau perusak kawal rudal (PKR) pesanan Kementerian Pertahanan. 

Kapal ini merupakan jenis kapal canggih fregat hasil kerja sama dengan perusahaan perkapalan asal Belanda, Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS). 

Kapal PKR dibangun dengan pendekatan modular karena lebih efisien dan fleksibel. Dari enam modul sebanyak empat modul dikerjakan Indonesia dan sisanya Belanda. Kapal yang diberi nama KRI I Gusti Ngurah Rai-332 itu merupakan kapal kedua setelah kapal RE Martadinata yang diterima TNI Angkatan Laut pada 2017. 

Kemudian, PT PAL membuat KRI Semarang-594 yang diresmikan pada 21 Januari 2019 di Dermaga Ujung Koarmada II Surabaya. 

Kapal tersebut memiliki fungsi untuk membantu distribusi militer baik logistik, peralatan dan perlengkapan militer serta difungsikan sebagai kapal rumah sakit untuk bantuan bencana alam. 

KRI Semarang-594 adalah pesanan ketiga dari TNI Angkatan Laut. Dua pesanan sebelumnya adalah KRI Banjarmasin-592 dan KRI Banda Aceh-593.

Kapal selam 

PT PAL juga merambah ke bisnis perawatan kapal selam pada 25 Januari 2018. KRI Cakra 401 menjadi kapal selam pertama yang melakukan perawatan. 

Perawatan dimulai Maret 2018 dan dirawat selama 28 bulan.   

Selanjutnya, PT PAL turut andil dalam pembuatan kapal selam Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) 209/1400. 

Indonesia memesan tiga kapal selam dari Daewoo Shipbuilding, Korea Selatan. Namun sebagai bagian dari alih teknologi, pemasangan bagian kapal selam ketiga dilakukan Indonesia. 

Pada 20 Januari 2020 kapal selam itu berhasil menjalani tahapan Nominal Diving Depth (NDD) di Perairan Utara Pulau Bali. Kapal selam yang diberi nama Alugoro itu berhasil menyelam sampai ke dalaman 250 meter. 

Spesifikasinya, panjang 61,3 meter, kecepatan maksimal saat menyelam 21 knot, kecepatan maksimal ketika di permukaan 12 knot. 

Kapal selam Alugoro juga mendapat gelar zero defect atau tanpa cacat dari tim DSME Korea Selatan. 

Keberhasilan pembangunan kapal selam ini juga membuat Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang mampu membuat kapal selam.

Pesawat nirawak 

Indonesia juga memproduksi pesawat nirawak atau drone. 

Produksi massal pesawat nirawak Wulung dengan kode registrasi NW01 dimulai pada Mei 2016 oleh PT Dirgantara Indonesia. 

Wulung dirancang dengan kemampuan autopilot yang menggunakan konsep modular composite structure, ruang akses yang luas dan perakitan yang mudah serta cepat. 

Pesawat itu berbobot maksimal 125 kilogram, kapasitas tangki 35 liter dan menggunakan single piston engine tipe pusher, bertenaga 22 horsepower (Hp). 

Selain pesawat nirawak, PT Dirgantara Indonesia kini tengah mengerjakan tahap akhir dua pesawat NC212i pesanan Filipina dan tiga pesawat pesanan Vietnam. 

Pesawat itu sebelumnya dibuat oleh perusahaan Airbus Defence and Space. 

Pada 31 Desember 2019, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan memperkenalkan pesawat udara nirawak jenis medium altitude long endurance yang diberi bernama Elang Hitam. 

Pesawat tersebut dikerjakan konsorsium yang terdiri dari tujuh lembaga. 

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bertugas merancang dan menguji pesawatnya, sementera PT Dirgantara Indonesia memproduksi dan mengintegrasikan sistem. 

Prototype tank medium 

Pada 2017, PT Pindad dan FNNS Turki bekerja sama membuat prototipe pertama tank tempur medium. Prototipe kedua akan dikerjakan di Bandung, Jawa Barat dan kala itu ditargetkan dapat diproduksi masal pada 2018. Tank tempur medium diketahui cocok digunakan di Indonesia terutama untuk di daerah Sumatera dan Jawa. Namun, rata-rata jembatan di Indonesia hanya mampu menopang berat 40 ton sementara tank tempur umumnya lebih dari 60 ton.

Modernisasi KRI Malahayati-362 

Tidak hanya membuat kapal selam dan pesawat, Indonesia juga memodernisasi kapal selam KRI Malahayati-362. 

Modernisasi yang dilakukan PT PAL mencakup peremajaan ship platform, CCP dan sensor senjata, penggantian propulsi CODOG, CODAD dan diesel generator. 

Ada pula pembaruan CMS dan training pada pengawak kapal TNI Angkatan Laut dalam pengoperasian dan pemeliharaan tingkat organik. 

Setelah dimodernisasi, KRI Malahayati-362 mampu melakukan fungsi peperangan laut modern dengan estimasi operasional selama 15 tahun ke depan.

Sumber: nasional.kompas.com

Selengkapnya
Maju Bersama Pertahanan: Eksplorasi Potensi Industri Alutsista Dalam Negeri yang Berkembang Pesat

Kemaritiman

Kunjungan Strategis PM Malaysia ke PT Pindad: Perkuat Kerjasama Pertahanan RI-Malaysia dalam Suasana Positif

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza pada 25 Februari 2025


Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum saat mengikuti rangkaian kunjungan kerja Perdana Menteri Malaysia Dato' Sri Ismail Sabri Yaakob dan Menteri Pertahanan Malaysia Dato' Seri Hishammuddin Hussein bersama Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto, ke kantor pusat PT Pindad (Persero) di Bandung, Kamis (11/11/2021).(DOK. Humas Pemprov Jabar)

KOMPAS.com – Perdana Menteri (PM) Malaysia Dato' Sri Ismail Sabri Yaakob menyambut baik komitmen Republik Indonesia (RI) dalam menjalin kerja sama dalam industri pertahanan. Menurutnya, industri pertahanan sangat penting bagi kedua negara. 

Dia mengatakan itu dalam kunjungan kerja ke kantor pusat PT Pindad (Persero) bersama Menteri Pertahanan Malaysia Dato' Seri Hishammuddin Hussein, Menteri Pertahanan Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto, dan Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum di Bandung, Kamis (11/11/2021). 

"Saya meminta Menteri Pertahanan (Malaysia) untuk melihat keperluan yang boleh dilakukan antara Kementerian Pertahanan dan Pindad," ujarnya seperti dikutip dari unggahan di akun Instagram @ismailsabri60. 

Ismail juga mengaku senang lawatannya ke PT Pindad meninjau produk-produk militer disambut Prabowo Subianto. 

Dia menambahkan, keakraban Indonesia-Malaysia dalam bidang pertahanan telah berlangsung selama 64 tahun dan membawa banyak manfaat strategis. 

Adapun sejumlah bentuk kerja sama yang telah dilakukan kedua belah pihak di bidang pertahanan seperti di antaranya General Border Committee (GBC), Trilateral Cooperative Arrangement (TCA), Asean Defence Minister Meeting (ADMM) dan kerja sama lainnya. "Malaysia dalam frasa akhir penggubalan Dasar Industri Pertahanan dan Keselamatan Negara (DIPKN) mengalu-alukan kerja sama dengan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Indonesia," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com. 

Pada kesempatan itu, Uu Ruzhanul juga mengikuti rangkaian kunker meninjau pusat industri pertahanan di Indonesia tersebut. 

Sementara itu, di kompleks PT Pindad berlangsung pameran produk-produk unggulan mulai dari senjata, hingga kendaraan taktis, seperti tank harimau, kendaraan tempur badak, komodo berbagai varian, anoa berbagai varian, maung dan kendaraan terbaru MV2.

Sumber: regional.kompas.com

Selengkapnya
Kunjungan Strategis PM Malaysia ke PT Pindad: Perkuat Kerjasama Pertahanan RI-Malaysia dalam Suasana Positif

Kemaritiman

Perkuat Pertahanan Laut: TNI AL Peroleh Dua Fregat Arrowhead 140 Terbaru dari Produksi PT PAL

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza pada 25 Februari 2025


LONDON, KOMPAS.com – Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto didampingi Dubes RI untuk Inggris Desra Percaya menghadiri pameran industri pertahanan terbesar di Inggris pada Kamis (16/9/2021). 

Pameran bernama Defence and Security Equipment Internasional (DSEI) tersebut bertempat di ExCel London dan berlangsung sejak 14 hingga 17 September. 

Kedatangan Prabowo dan delegasi RI dalam DSEI disambut Direktur Department for International Trade Defence and Security Organisation (DIT DSO) serta anggota Parlemen Inggris Richard Graham. 

Dalam rombongan delegasi Indonesia, ada Dirut PT PAL Kaharuddin Djenod serta beberapa pejabat Kementerian Pertahanan RI. 

Djenod menandatangani kontrak komersial antara PT PAL dengan Babcock International dalam pengadaan kapal fregat Type 31 Arrowhead 140 untuk TNI AL.

Penandatanganan bersejarah tersebut dilakukan diatas kapal perang Inggris HMS Argyll sebagaimana rilis yang diterima Kompas.com. 

Dalam kontrak tersebut, Indonesia akan mendapatkan lisensi desain kapal. Kemudian, PT PAL akan membangun dua fregat untuk TNI AL. 

Penandatangan perjanjian itu disaksikan oleh Prabowo dan Menhan Inggris Ben Wallace. 

Dalam kesempatan tersebut, Prabowo mengunjungi berbagai stand alutsista serta bertemu pimpinan perusahaan dari industri pertahanan dalam pameran itu 
Perusahaan-perusahaan tersebut merupakan penggagas dalam industri pertahanan yang telah digunakan oleh angkatan bersenjata di berbagai negara

Sumber: www.kompas.com
 

Selengkapnya
Perkuat Pertahanan Laut: TNI AL Peroleh Dua Fregat Arrowhead 140 Terbaru dari Produksi PT PAL
page 1 of 7 Next Last »