Farmasi

Potensi Pengembangan Obat Berbasis Riset di Indonesia: Tantangan, Inovasi Teknologi, dan Peran Big Data dalam Industri Farmasi

Dipublikasikan oleh Cindy Aulia Alfariyani pada 18 April 2024


Meskipun telah melakukan berbagai upaya, Indonesia masih menghadapi tantangan dalam hal ketersediaan produk farmasi, terutama obat-obatan inovatif, yang sebagian besar masih diimpor. Salah satu penyebabnya adalah terbatasnya industri farmasi yang memproduksi obat berbasis riset, meskipun pemerintah telah melakukan intervensi dalam bentuk regulasi.

"Industri farmasi di Indonesia lebih banyak berfokus pada formulasi dan pengemasan obat daripada memproduksi obat berbasis riset," jelas guru besar farmakologi dan toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Arief Nurrochmad.

Hal ini ia sampaikan dalam pidato pengukuhannya yang berjudul "Peran Farmakologi dan Toksikologi dalam Pengembangan Obat Baru: Perspektif Baru Penggunaan Big Data dan Jejaring Farmakologi," pada Selasa (6/2) di Balai Senat UGM.

Profesor Nurrochmad menekankan perlunya produksi obat berbasis riset untuk menjamin ketersediaan obat. Namun, ia mencatat bahwa pengembangan obat baru merupakan proses yang panjang dan mahal.

"Pengembangan obat baru, mulai dari ide awal hingga peluncuran produk, merupakan proses yang kompleks, memakan waktu 12-15 tahun dan biaya lebih dari 1 miliar USD," katanya.

Awalnya, target obat terapeutik harus diidentifikasi dengan menggunakan metode eksperimental tradisional. Kemudian, ahli biologi struktural muncul untuk menjelaskan struktur tiga dimensi (3D) dan karakteristik pengikatan ligan untuk mengungkapkan apakah ini layak sebagai target obat baru. 

Selanjutnya, ahli kimia obat dan farmakolog menggunakan skrining dengan hasil tinggi untuk menemukan beberapa senyawa timbal yang sangat efektif untuk penilaian keamanan lebih lanjut dan uji klinis.

Secara keseluruhan, lanjutnya, prosedur ini mahal dan membosankan. Pada tahun 2018, sebuah studi yang dilakukan oleh Moore dkk., 2008 menemukan bahwa biaya rata-rata pengujian efikasi untuk 59 obat baru yang disetujui oleh FDA selama tahun 2015-2016 adalah sebesar 19 juta USD. 

Oleh karena itu, diperlukan metode untuk mengatasi keterbatasan prosedur penemuan obat konvensional dengan memperkenalkan metode yang lebih efisien, murah, dan berbasis komputasi.

"Dibandingkan dengan metode penemuan obat tradisional, desain obat yang rasional dengan menggunakan metode desain obat berbantuan komputer terbukti lebih efisien dan ekonomis," ujarnya.

Desain obat yang rasional mengintegrasikan docking molekuler ke dalam kantong pengikatan ligan dari target terapeutik yang menjanjikan, dengan menghitung energi pengikatan setiap senyawa molekul kecil. Selain itu, metode ini juga memilih kandidat terbaik untuk memasuki tahap prosedur eksperimental selanjutnya. 

Penelitian oleh Ferreira dkk., 2015 mencatat bahwa lebih dari 100.000 struktur protein 3D saat ini disimpan di Protein Data Bank (PDB) untuk penambatan molekuler. Tidak seperti metode tradisional, desain obat yang rasional telah meningkatkan tingkat penyaringan hit lebih dari 100 kali lipat.

Profesor Nurrochmad menekankan pentingnya memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dalam farmakologi dan toksikologi, untuk mempercepat penemuan dan pengembangan obat. Desain kandidat obat yang lebih baik selama fase eksperimental mengurangi kemungkinan kegagalan pada tahap selanjutnya, terutama dalam uji klinis yang memakan banyak biaya.

Sehubungan dengan pandemi COVID-19, Profesor Nurrochmad menggarisbawahi pentingnya mengeksplorasi metode penemuan obat yang baru, efektif, dan terjangkau. Dia menyoroti potensi Artificial Intelligence (AI) dan data besar untuk merevolusi penemuan target obat dengan menganalisis data dalam jumlah besar dengan cepat.

"Evolusi yang cepat dari big data dan AI menawarkan peluang yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mempercepat penemuan target obat," pungkasnya.

Disadur dari: ugm.ac.id

Selengkapnya
Potensi Pengembangan Obat Berbasis Riset di Indonesia: Tantangan, Inovasi Teknologi, dan Peran Big Data dalam Industri Farmasi

Farmasi

2 Prodi Farmasi ITB Terakreditasi Internasional, Ini Prospek

Dipublikasikan oleh Admin pada 03 Maret 2022


KOMPAS.com - Dua program studi dari Sekolah Farmasi ITB di bawah Sekolah Farmasi ITB yaitu Farmasi Klinik dan Komunitas serta Sains dan Teknologi Farmasi sudah terakreditasi secara internasional oleh ASIIN. Di tahun 2022, Sekolah Farmasi ITB menyosialisasikan program Kelas Internasional yang ditawarkan bagi calon mahasiswa dengan sejumlah keunggulan.

Dosen Kelompok Keahlian Biologi Farmasi Sekolah Farmasi ITB, Defri Rizaldy menjelaskan tentang dua program studi yang ada di dalam Sekolah Farmasi ITB yaitu Sains dan Teknologi Farmasi serta Farmasi Klinik dan Komunitas. Ia menjelaskan bahwa pendidikan di Sekolah Farmasi ITB ditempuh selama 8 semester untuk mendapatkan gelar Sarjana Farmasi (S. Farm).

Lalu, dapat dilanjutkan dengan 2 semester pada sekolah keprofesian apoteker. Baca juga: Jurusan-jurusan Kuliah di ITB yang Terakreditasi Internasional Dijelaskan pula terkait beragam research group yang ada di Sekolah Farmasi ITB. Mulai dari pharmacochemistry, pharmaceutics, pharmaceutical biology, pharmacology clinical pharmacy, dan sport science.

“Kelima bidang ini tentunya memberikan kontribusi dan inovasi yang berbeda untuk keilmuan farmasi,” papar Defri seperti dilansir dari laman ITB. Program internasional Sekolah Farmasi ITB, dijelaskan Defri memiliki beberapa perbedaan dengan program lainnya. Berbagai program tersebut disebut International Exposures.

“Perbedaannya adalah perkuliahan dan praktikum yang dibawakan dalam bahasa Inggris. Selain itu, mahasiswa program Internasional akan mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pertukaran pelajar atau internship di luar negeri serta dapat melakukan tugas akhir atau riset di perguruan tinggi luar negeri yang juga mitra dari ITB,” jelas Defri.

Program internasional Sekolah Farmasi ITB memiliki berbagai global partners yang sangat luas di luar negeri.  “Mulai dari Oregon State University, Universiteit Leiden, Kyunghee University, Universiti Sains Malaysia, Universitat Oldenburg, Mahidol University, Cyberjaya University College, Universiti Teknologi Mara, dan masih banyak lagi seperti yang tertera pada slide presentasi,” terang Defri.

Prospek serta lapangan kerja dari lulusan Sekolah Farmasi ITB juga sangat beragam. Mulai dari industri farmasi hingga pemerintahan. Secara rinci, 39,11 persen lulusan Sekolah Farmasi ITB bekerja di Industri Farmasi, 14,89 persen bekerja di pemerintahan, 10,98 persen bekerja di Rumah Sakit, 14,7 persen bekerja sebagai pharmacist, 2,66 persen bekerja sebagai researcher, 14,47 persen sebagai dosen dan guru, serta 3,19 persen bekerja sebagai pengusaha.

Sekolah Farmasi ITB juga telah menghasilkan banyak pengusaha terkenal yang telah memajukan industri farmasi seperti Rudy Soetikno dari Dexa Medica, Nurhayati Subakat dari Paragon, Jahja Santosa dari Sanbe, dan Andi Wijaya dari Prodia. Terakhir, dijelaskan terkait biaya pendidikan untuk menempuh pendidikan di Program Internasional Sekolah Farmasi ITB.

Biaya pendidikan ini terbagi dua menjadi donation for institutional development yang hanya dibayarkan sekali serta tuition fee yang dibayar setiap setengah tahun sekali. Selain itu, berbagai dokumen persyaratan serta ITB AQ Test wajib dilampirkan untuk mendaftar.

 

Selengkapnya
2 Prodi Farmasi ITB Terakreditasi Internasional, Ini Prospek

Farmasi

Kelompok Keilmuan Olahraga

Dipublikasikan oleh Admin pada 03 Maret 2022


Kelompok Keilmuan (KK) Ilmu Keolahragaan memiliki 2 (dua) sub kelompok keilmuan yaitu; (1) fisiologi olahraga dan biomekanika dan (2) kesehatan olahraga. Kedua sub kelompok keilmuan ini saling berintegrasi membentuk road map KK Ilmu Keolahragaan.

Sub kelompok keilmuan fisiologi olahraga menganalisis fungsi faal tubuh pada saat olahraga (olahraga kesehatan dan olahraga prestasi), biomekanika olahraga menganalisis gerakan tubuh pada saat olahraga (olahraga kesehatan dan olahraga prestasi).

Sedangkan kesehatan olahraga menganalisis kemampuan fisik manusia dan bagaimana menjaga, mempertahankan, dan meningkatan kesehatan melalui pendekatan aktivitas olahraga.

Kedua sub kelompok keilmuan untuk kedepannya diharapkan dapat mandiri dan mengembangkan kompetensinya masing-masing seperti; manajemen olahraga, sosiologi olahraga dll.

Secara administratif KK Ilmu keolahragaan memperoleh penugasan khusus dan bertanggung jawab pada pengelolaan bidang:

(1). Pelaksana mata kuliah olahraga (MKOR) yang merupakan mata kuliah wajib bagi seluruh mahasiswa TPB ITB yang mengampu sekitar 3000 mahasiswa per tahunnya, dan mengatur jadwal perkuliahan teori dan praktikum;

(2) bertanggung jawab terhadap pengembangan riset-riset dengan topik penelitian yang mencakup masing-masing sub kelompok keilmuan, sumber dana, dan level diseminasi hasil penelitian;

(3) memberikan pelayanan kompetensi keilmuan kepada civitas akademika dan masyarakat umum.

KK Ilmu Keolahragaan disamping diberi penugasan tri dharma perguruan tinggi juga diberi tugas untuk mengembangkan sumber daya manusia (pola investasi dan pengembangan SDM) melalui pelatihan, seminar, dan lokakarya.

Program Unggulan

Pada kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang, seiring dengan terbentuknya program studi magister terapan sains olahraga yang bekerja sama dengan KK lain di ITB, diharapkan akan menghasilkan model alat-alat bantu latihan dan alat-alat bantu kesehatan sehingga berkontribusi terhadap peningkatan olahraga prestasi dan peningkatkan kesehatan masyarakat.

Kurikulum telah disusun, namun masih dibicarakan dengan Senat Akademik ITB. Program magister ini diharapkan dapat menjadi interface antara olah raga dan teknologi sehingga memungkinkan ITB untuk berpartisipasi dalam melahirkan produk teknologi yang bermanfaat dalam bidang olah raga yang akhirnya dapat berkontribusi dalam meningkatkan prestasi atlet nasional.

Dalam bidang pembelajaran, KK Olah Raga sedang mengembangkan pola pembelajaran e-learning. Mata kuliah olahraga untuk mahasiswa TPB yang dikelola oleh KK. Ilmu Keolahragaan yang dapat disampaikan dalam bentuk multi media.

KK Ilmu Keolahragaan didukung fasilitas olah raga yang sangat memadai dan mempunyai jaringan kerjasama yang sangat erat baik dengan KONI maupun Kementrian Pemuda dan Olah Raga.

Staf KK Olah Raga banyak dilibatkan dalam event-event nasional maupun internasional sebagai pelatih atau tim pakar. Berdasarkan dukungan internal dan eksternal tersebut KK Ilmu Keolahragaan mempunyai peluang yang sangat tinggi untuk memandu bakat atlet sejak dini sehingga dapat berpartisipasi dalam melahirkan atlet kelas nasional atau internasional.

Melalui kerjasama dengan KK lain di SF KK Ilmu Keolahragaan terlibat dalam pengembangan Lab Doping berstandard internasional.

Pada kurun waktu 5 (lima ) tahun mendatang KK Ilmu Keolahragaan akan lebih meningkatkan kerja sama dengan Instansi terkait (KONI, Kemenpora dll.) dalam rangka mengembangkan sistem pembinaan olahraga nasional. Pengembangan kerja sama penelitian dengan perguruan tinggi yang berhubungan dengan ilmu keolahragaan, dan pertukaran staff dosen dengan berbagai perguruan tinggi di dalam dan luar negeri.

Sumber: fa.itb.ac.id

 

Selengkapnya
Kelompok Keilmuan Olahraga

Farmasi

Sport Science Research Group ITB Teliti Prestasi Bulu Tangkis Indonesia Berdasarkan Teknologi Sport Science

Dipublikasikan oleh Admin pada 03 Maret 2022


BANDUNG, itb.ac.id—Bulu tangkis merupakan cabang olahraga (cabor) yang populer di Indonesia. Banyak prestasi yang ditorehkan oleh atlet bulu tangkis Indonesia dalam ajang internasional, salah satunya olimpiade. Beberapa waktu yang lalu, Indonesia berhasil meraih medali emas pada cabor bulu tangkis sektor ganda putri dalam Olimpiade Tokyo 2020. Dengan demikian, lengkap sudah koleksi medali emas Indonesia di berbagai sektor bulu tangkis dalam laga olimpiade.

Namun, jika melihat kilas balik, sebetulnya ada fluktuasi pada prestasi bulu tangkis Indonesia dalam olimpiade. Hal ini dibuktikan dengan fakta bahwa tim bulu tangkis Indonesia pernah membawa pulang 5 medali pada tahun 1992, tetapi gagal membawa medali pada tahun 2012. Artinya, persaingan untuk meraih medali menjadi semakin ketat.

Maka dari itu, Sports Science Research (SSR) Group ITB menyadari akan perlunya usaha untuk mempertahankan dan meningkatkan prestasi cabor bulu tangkis Indonesia di masa yang akan datang. Mereka kemudian melakukan penelitian dengan mengolaborasikan berbagai disiplin ilmu. BWF (Badminton World Federation) juga telah mempercayakan SSR Group ITB untuk melaksanakan penelitian ini.

Tommy Apprianto, M. Sc., Ph.D. (KK Ilmu Keolahragaan dari SF ITB), sebagai kepala laboratorium Sport Science ITB, melakukan penelitian berjudul “Perancangan Validitas dan Reliabilitas Protokol Pelatihan Khusus pada Cabang Olahraga Bulu Tangkis Berbasis Teknologi Sports Sciece” bersama timnya.

Orang-orang yang tergabung dalam tim penelitiannya adalah Indira Herman, M. T., Ph.D. (KK Perancangan Mesin dari FTMD ITB), Dr. Widyawardana Adiprawita, M. T. (KK Teknik Biomedika dari STEI ITB), Khoirul Muslim, S. T., MSIE, Ph.D. (KK Ergonomi, Rekayasa Kerja, dan Keselamatan Kerja dari FTI ITB), dan dosen serta peneliti muda KK Ilmu Keolahragaan SF ITB.

Di dalam penelitian ini, Tommy dan timnya melakukan analisis terhadap 60 atlet junior berdasarkan ilmu fisiologi dan biomekanika. Dari sisi fisiologi, mereka menganalisis faktor-faktor yang mendukung jumlah kebutuhan fisiologi atlet ketika sedang bertanding ataupun berlatih. Kemudian, dari sisi biomekanika olahraga, penelitian ini mengaitkannya dengan risiko cedera atlet ketika sedang bertanding ataupun berlatih, secara khusus korelasi risiko cedera punggung ketika melakukan pukulan overhead.

Terdapat beberapa temuan menarik dari penelitian yang dilaksanakan. Hal tersebut sebagaimana ditulis Tommy dalam Rubrik Rekacipta ITB di Media Indonesia edisi Selasa, 8 Februari 2022.

“Pertama, diketahui bahwa bulu tangkis merupakan olahraga yang memiliki karakteristik intermittent dengan gerakan yang eksplosif—membutuhkan daya ledak atau power. Akibatnya, kemampuan aerobik dan anaerobik harus tinggi demi memberikan performa maksimal dalam pertandingan,” jelasnya.

Kedua, lanjut Tommy, VO2 max, atlet bulu tangkis Indonesia memiliki nilai yang tinggi dibandingkan atlet bulu tangkis mancanegara. VO2 max adalah volume maksimal oksigen yang dapat diproses tubuh saat melakukan kerja berat dan sering dijadikan indikator kebugaran jasmani.

“Ketiga, dari sudut pandang biomekanika, tim peneliti menyatakan bahwa pukulan overhead akan menyebabkan kecenderungan timbulnya ketidakstabilan pada bagian pinggang dan tungkai bawah. Hal ini diyakini dapat memicu terjadinya cedera punggung pada atlet bulu tangkis,” tambahnya.

Atas dasar penemuan tersebut, tim peneliti menyarankan para pelatih untuk menerapkan latihan yang berintensitas tinggi, secara spesifik, high-intensity interval training (HIIT) dan latihan kelincahan. Dengan demikian, pelatihan tidak hanya akan meningkatkan kemampuan aerobik, tetapi juga anaerobik. Selain itu, pelatih juga disarankan untuk menggunakan peranngkat teknologi terbaru dalam berlatih, misalnya smart speed sebagai pengganti stopwatch, takei flexibility untuk mengukur fleksibilitas, ataupun cosmed K5 untuk mengukur VO2 max.

Sumber: itb.ac.id/

 

Selengkapnya
Sport Science Research Group ITB Teliti Prestasi Bulu Tangkis Indonesia Berdasarkan Teknologi Sport Science
« First Previous page 13 of 13