Pertanian

Smart Greenhouse: Inovasi Pertanian Era Digital 4.0

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 07 Februari 2025


Greenhouse atau disebut juga “Rumah Tanam” adalah suatu bangunan konstruksi yang memiliki struktur atap dan dinding yang bersifat tembus cahaya. Penggunaan greenhouse berfungsi untuk menghindari kondisi lingkungan di luar greenhouse yang tidak stabil dan menciptakan lingkungan dengan kondisi yang optimum bagi pertumbuhan tanaman dan budidaya tanaman. Umumnya, jenis tanaman yang dapat dibudidayakan di dalam greenhouse yaitu tanaman hortikultura, khususnya tanaman sayuran, buah-buahan, dan tanaman hias. Tanaman-tanaman hortikultura yang cocok dibudidayakan di dalam greenhouse yaitu sawi, selada, bayam, tomat, timun, stroberi, dan beberapa tanaman hias seperti, anthurium, aglaonema, monstera, dan krisan.

Penggunaan greenhouse dalam sektor pertanian, terutama komoditas hortikultura sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas hasil pertanian. Namun, pembangunan greenhouse di Indonesia yang belum sepenuhnya sesuai dengan keadaan iklim yang tidak stabil dan cenderung sulit diprediksi menyebabkan kebutuhan tersebut belum dapat tercapai secara optimal. Oleh karena itu, sangat diperlukan adanya upaya penyediaan sarana pendukung serta perbaikan kualitas greenhouse.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan pergesaran sektor pertanian menjadi pertanian digital era industri 4.0 atau dapat disebut dengan pertanian 4.0 diperlukan adanya adaptasi dan solusi untuk menghadapi masalah iklim, produktivitas, dan faktor produksi. Dalam hal ini, dibutuhkan peran Kementerian Pertanian untuk menyongsong era berbasis Internet of Things (IoT), cyber-physical system, dan manajemen sistem informasi guna mengembangkan pertanian hortikultura.

Pemanfaatan Internet of Things (IoT) pada pertanian hortikultura menjadi gagasan baru yang tepat untuk direalisasikan dan dikembangkan. Teknologi ini selain menawarkan kemudahan, juga menjadi solusi untuk mengurangi berbagai risiko dalam budidaya hortikultura. Salah satu pemanfaatan teknologi IoT pada komoditas hortikultura yaitu pengembangan smart greenhouse. Smart Greenhouse pada prinsipnya adalah penerapan IoT pada greenhouse dengan menempatkan perangkat cerdas buatan dan terkoneksi di dalam unit greenhouse yang kemudian menghasilkan data yang dapat digunakan untuk mengubah proses bisnis serta membantu dalam pengambilan keputusan.

Penerapan smart greenhouse mampu meningkatkan fungsi greenhouse dalam produksi tanaman hortikultura, karena dengan teknologi IoT petani dapat mengontrol dan memantau kondisi ruangan greenhouse secara online dan realtime. Artinya, pengendalian greenhouse dapat dilakukan tanpa harus ke greenhouse secara langsung dan greenhouse mampu merespon dan memproses perintah pada saat itu juga. Selain itu, smart greenhouse pada hortikultura mampu mendorong kerja petani agar lebih produktif. Dengan demikian, budidaya hortikultura menjadi lebih efisien, terukur, dan terintegrasi.

Smart greenhouse diharapkan dapat mengoptimalkan hasil pertanian, mengurangi biaya produksi, dan meminimalisir kehilangan hasil produksi. Teknologi IoT pada smart greenhouse dimanfaatkan untuk memperoleh data yang dibutuhkan untuk mengetahui kebutuhan tanaman, monitoring jarak jauh, dan pengambilan keputusan mengenai pengembangan hortikultura. 

Namun, di sisi lain penerapan IoT memiliki tantangan berupa terbatasnya daya listrik dan perangkat komunikasi di lapangan, penyerapan tenaga kerja pertanian yang belum optimal, dan kurangnya edukasi terhadap petani mengenai penggunaan teknologi ini. Penerapan smart greenhouse di Indonesia membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni, teknologi (alat dan informasi), dan kebijakan pelaksanaan yang baik. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama yang nyata dari berbagai pihak baik petani, swasta, maupun pemerintah.

Sumber: Kompasiana.com

Selengkapnya
Smart Greenhouse: Inovasi Pertanian Era Digital 4.0

Pertahanan

"Kapal Selam Alugoro-405: Membangun Profesionalisme dan Teknologi Baru dalam Pertahanan Laut Indonesia

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 07 Februari 2025


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati mengatakan, bertambahnya alat utama sistem persenjataan (alutsista) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) berupa kapal selam Alugoro-405 buatan PT PAL Indonesia menuntut awak kapal selam untuk lebih profesional dalam bertugas.

"Dengan teknologi tinggi yang terpasang di kapal selam, maka lembaga pendidikan TNI AL juga harus mengantisipasi berbagai variasi taktik dan strategi peperangan kapal selam dan antikapal selam di masa mendatang," kata Susaningtyas di Jakarta, Senin (22/3).

Menurut dia, tidak salah juga jika TNI AL akhirnya memperbanyak rekrutmen schollar warrior (prajurit akademisi). Susaningtyas menyebut, kapasitas peperangan yang dimiliki TNI AL sudah saatnya ditingkatkan sesuai era digitalisasi dan unmanned system.

"Kapal-kapal selam ke depan harus semakin efisien dan banyak memanfaatkan teknologi berbasis artificial intelligence. Kapal selam yang baru juga perlu dilengkapi dengan underwater unmanned vessel (UUV) melengkapi unmanned sub-surface vehicle (USSV) yang juga banyak digunakan," ujar Nuning, sapaan Susaningtyas.

Kapal selam buatan PT PAL yang bekerja sama dengan DSME Korea tersebut sangat cocok beroperasi di laut yang memiliki karakteristik dangkal, dalam, dan salinitas yang tinggi seperti perairan Indonesia. Persenjataan Alugoro dinilai mampu menghadapi teknologi kapal tempur permukaan dan kapal selam tipe lainnya yang dimiliki negara-negara di kawasan Asia.

"Formasi tempur peperangan kapal selam modern memang menuntut kapasitas kapal selam yang mampu beroperasi dalam kurun waktu yang lama baik secara mandiri maupun secara bersama," kata mantan anggota Komisi I DPR itu.

Meski begitu, Susaningtyas mengingatkan, pentingnya sumber daya manusia (SDM), karena kapal selam membutuhkan personel yang pandai dan cerdas. "Tatkala kita bicara alutsista tentu harus satu kesatuan dengan SDM pengawak maupun teknisi," ujarnya.

KRI Alugoro-405 adalah kapal selam terbaru yang masuk ke dalam jajaran armada TNI AL. Sebelumnya telah aktif berdinas KRI Nagapasa-403 dan KRI Ardadedali-404. Ketiga kapal selam TNI AL tersebut adalah hasil kerja sama PT PAL Indonesia dan DSME Korea untuk batch pertama.

Saat ini sedang proses finalisasi batch kedua untuk tiga kapal selam berikutnya, yakni kapal keempat, kelima, dan keenam. Ketiga kapal selam yang bekerja sama dengan Korsel itu melengkapi dua kapal selam sebelumnya, yaitu KRI Cakra-401 dan KRI Nanggala-402. Sehingga kapal selam yang dimiliki oleh Indonesia sebanyak lima unit.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menegaskan, serah terima kapal selam Alugoro merupakan tonggak sejarah pertahanan Indonesia. "Untuk pertama kalinya Indonesia melalui galangan kapal nasional PT PAL Indonesia berhasil ikut serta dalam produksi kapal selam," kata Prabowo saat menerima kapal selam jenis Diesel Electric itu dari PT PAL Indonesia (Persero), Rabu (17/3).

Sumber: news.republika.co.id

Selengkapnya
"Kapal Selam Alugoro-405: Membangun Profesionalisme dan Teknologi Baru dalam Pertahanan Laut Indonesia

Pertahanan

Putin Resmikan Pembangunan Kapal Selam Nuklir dan Kapal Perang Terbaru: Upaya Modernisasi Militer Rusia dalam Tengah Ketegangan dengan Barat

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 07 Februari 2025


REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW--Presiden Rusia Vladimir Putin meresmikan pembangunan kapal selam nuklir canggih dan kapal perang terbaru pada Senin (23/8) waktu setempat. Peluncuran ini merupakan bagian dari upaya modernisasi militer di tengah ketegangan dengan Barat.

Berbicara dalam pengarahan secara virtual, Presiden Putin memberi perintah untuk memulai proyek pembangunan dua kapal selam nuklir yang dipersenjatai dengan rudal balistik antarbenua. Selain itu pembangunan juga untuk dua kapal selam bertenaga diesel dan dua korvet di galangan kapal di Severodvinsk, St. Petersburg dan Komsomolsk-on-Amur."Kami akan terus meningkatkan potensi angkatan laut Rusia, mengembangkan pangkalan dan infrastrukturnya, mempersenjatai dengan senjata canggih," kata Putin seperti dikutip laman Time of Israel, Selasa (24/8). "Rusia yang kuat dan berdaulat membutuhkan angkatan laut yang kuat dan seimbang," ujarnya menambahkan.

Kremlin telah menjadikan modernisasi militer sebagai prioritas utama sebab hubungan dengan Barat telah jatuh ke posisi terendah pasca-Perang Dingin setelah aneksasi Rusia atas Krimea Ukraina pada 2014. Moskow telah berusaha untuk membangun kembali kehadiran angkatan laut reguler di beberapa bagian dunia yang dimiliki Uni Soviet selama Perang Dingin.

Angkatan Laut Rusia sudah memiliki kehadiran besar di Laut Mediterania seperti pangkalan angkatan laut di pelabuhan Suriah Tartus. Pembangunan ini telah memperluas dan memodifikasi pangkalan Tartus, satu-satunya fasilitas yang dimiliki Rusia saat ini di luar bekas Uni Soviet."Kami akan terus mengibarkan bendera Rusia di wilayah laut yang penting secara strategis," kata Putin.

Upacara peluncuran pembangunan pada Senin untuk kapal-kapal baru adalah bagian dari pertunjukan Angkatan Darat 2021 yang dimaksudkan menunjukkan kekuatan militer dan menarik pelanggan asing untuk industri senjata Rusia. Pertunjukan selama seminggu ini menampilkan pesawat, tank, rudal, dan senjata lainnya. "Banyak senjata kami memiliki kemampuan yang tidak memiliki analog di dunia, dan beberapa akan tetap tak tertandingi untuk waktu yang lama," kata Putin.

Sumber: internasional.republika.co.id

Selengkapnya
Putin Resmikan Pembangunan Kapal Selam Nuklir dan Kapal Perang Terbaru: Upaya Modernisasi Militer Rusia dalam Tengah Ketegangan dengan Barat

Pertahanan

Kerjasama Strategis Indonesia dan Swedia: Mengoptimalkan Perawatan Kapal Perang dan Patroli

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 07 Februari 2025


REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Perusahaan galangan kapal Indonesia, PT PAL Indonesia menandatangani Teaming Agreement Maintenance, Repair and Overhaul (TA MRO) dengan BAE Systems BOFORS AB, Kamis (27/5). Penandatanganan dilakukan secara virtual oleh Presiden Direktur PT PAL Indonesia, Kaharuddin Djenod, dan CEO BAE Systems BOFORS AB, Lena Gillström. Penandatanganan ini disaksikan oleh Duta Besar RI untuk Kerajaan Swedia dan Republik Latvia Kamapradipta Isnomo.

”TA MRO ini berpotensi merintis kemajuan di bidang kerja sama pertahanan Indonesia dan Swedia. Format kerja sama seperti ini akan terus dikedepankan oleh KBRI Stockholm dalam meningkatkan kerja sama bilateral kedua negara,” kata Kamapradipta dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Kamis.

Sementara Gillström menyampaikan, ”Penandatanganan ini merupakan suatu milestone bagi BOFORS AB dan Indonesia melalui PT PAL dan dengan payung hukum ini kedua pihak dapat bekerja sama di bidang MRO.”

Hal senada juga disampaikan oleh Presiden Direktur PT PAL Indonesia, Kaharuddin Djenod. ”Kerja sama ini diharapkan dapat membuat PT PAL lebih kompetitif dan bertaraf internasional,” katanya.

Implementasi TA MRO memberikan kemudahan akses bagi perbaikan dan perawatan (MRO) kapal perang dan kapal patroli Indonesia yang menggunakan teknologi BOFORS. Proses itu tidak perlu lagi dilakukan di Swedia, melainkan dapat dilakukan oleh PT PAL Indonesia.

Kerja sama MRO kedua perusahaan juga mengandung unsur transfer teknologi dan transfer pengetahuan. Para ahli dan teknisi BOFORS dan PT PAL akan bekerja sama dalam bidang MRO.

KBRI Stockholm mengawal secara intensif proses negosiasi TA MRO tersebut agar memenuhi peraturan nasional dan BOFORS memiliki mitra kerja yang mengikat di Indonesia. Inisiasi perjanjian diawali dari intensi BOFORS AB pada kahir 2020 untuk memiliki perjanjian kerjasama atau Teaming Agreement dengan PT PAL di bidang MRO.

BAE Systems BOFORS AB yang berlokasi di Kota Karlskoga merupakan perusahaan alutsista Swedia yang sahamnya dimiliki oleh perusahaan alutsista multinasional BAE Systems. Perusahaan alutsista multinasional BAE Systems sendiri merupakan salah satu perusahaan persenjataan terbesar di dunia, yang sahamnya dimiliki oleh Inggris dan Amerika Serikat.

Perjanjian TA MRO ini akan menguntungkan pihak Indonesia, terutama dengan diberikannya kepercayaan oleh salah satu perusahaan persenjataan terbesar di dunia untuk melaksanakan kegiatan MRO di dalam negeri.

Kerja sama Indonesia dan BOFORS telah berlangsung sejak 1959 melalui penandatanganan kontrak pembelian senjata. Dalam kurun waktu 1970-1990, perusahaan ini telah melakukan pengadaan kurang lebih 80 sistem senjata untuk Indonesia. Pada 2019, BOFORS memulai kontrak baru bekerja sama dengan PT PAL untuk KRI kelas KCR-60 untuk jenis senjata 57Mk3.

”KBRI Stockholm siap melakukan penjajakan dan fasilitasi kerjasama antara industri pertahanan Indonesia dan Swedia, baik matra laut, darat dan udara,” kata Kamapradipta. “Hal ini sangat dimungkinkan mengingat RI dan Swedia memiliki Perjanjian Kerja Sama Pertahanan yang telah diratifikasi oleh kedua parlemen masing-masing negara.”

Sumber: internasional.republika.co.id

Selengkapnya
Kerjasama Strategis Indonesia dan Swedia: Mengoptimalkan Perawatan Kapal Perang dan Patroli

Pertahanan

KRI Pullox-935: Menguatkan Pertahanan Maritim Indonesia dengan Kapal Patroli Buatan Dalam Negeri

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 07 Februari 2025


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- TNI Angkatan Laut (AL) kembali menambah satu kapal perang Republik Indonesia (KRI) buatan dalam negeri. Kapal anyar tersebut tak lain ialah KRI Pullox-935.

Kapal patroli cepat (PC) 40 meter ini akan memperkuat Pusat Hidro Oseanografi TNI AL (Pushidrosal). “Semoga kehadiran KRI ini dapat menambah semangat dan menajamkan kemampuan TNI AL dalam melaksanakan tugas-tugas survei dan pemetaan laut," ujar Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Yudo Margono, dalam siaran pers, Kamis (5/8). 

KRI Pollux-935 merupakan kapal produksi dalam negeri karya PT Karimun Anugerah Sejati. Kapal tersebut akan dioperasikan Pushidrosal sebagai unsur bantu Hidro Oseanografi (BHO) sebagai Lembaga Hidrografi Nasional dan Pusat Informasi Geospasial Kelautan Indonesia. 

Yudo menyampaikan, pembangunan kapal PC 40 meter itu memiliki makna yang sangat strategis bagi industri pertahanan nasional. Menurut dia, PT Karimun Anugrah Sejati berhasil mengembangkan teknologi industri pertahanan yang mampu menjadi solusi dalam upaya mengurangi ketergantungan dari negara lain dalam pengadaan alutsista TNI AL di masa mendatang.

"Khususnya kapal-kapal BHO yang selama ini pengadaan dan pembangunannya dilakukan oleh galangan kapal luar negeri," jelas dia. 

Menurut Yudo, industri pertahanan dalam negeri, dalam hal ini galangan kapal nasional, mampu menciptakan inovasi-inovasi baru dan meningkatkan kemampuannya agar dapat berkompetisi di pasar global. Peningkatan kemampuan dilakukan melalui peningkatan kapasitas produksi, manajemen, serta teknologi modern agar mampu bersaing dengan kompetitor dari luar negeri. 

“Kita tunjukkan kepada bangsa lain, kita mampu berdiri di atas kaki sendiri sambil terus mengejar ketertinggalan yang sudah terjadi selama ini. Bangsa Indonesia harus menjadi kompetitif dan mampu bersaing di tataran Internasional, termasuk dalam Industri perkapalan,” ungkap Yudo. 

KRI Pollux-935 merupakan jenis kapal PC 40 meter yang memiliki spesifikasi panjang 45,50 meter, lebar 7,90 meter, tinggi 4,25 meter dan draft 2,20 meter dengan bobot 220 ton. Kecepatan maksimum kapal itu bisa mencapai 27 knots, kecepatan jelajah 20 knots dan kecepatan ekonomis 15 knots. Kapal tersebut juga dipersenjatai meriam 30 mm dan 12,7 mm serta mampu mengangkut 37 ABK. 

Pemberian nama kapal dilakukan berdasarkan nama bintang yang paling terang dan paling mudah dikenali dalam rasi bintang Gemini. Bintang tersebut merupakan salah satu dari 20 bintang paling terang di langit. 

Sumber: news.republika.co.id

Selengkapnya
KRI Pullox-935: Menguatkan Pertahanan Maritim Indonesia dengan Kapal Patroli Buatan Dalam Negeri

Perkapalan dan pelayaran

Mengungkap Asal Usul Artileri: Dari Perkembangan Awal Hingga Penggunaan Modern

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 07 Februari 2025


Artileri, sebuah istilah yang pada awalnya merujuk pada alat berat yang menembakkan proyektil di medan perang, telah berkembang dari zaman kuno hingga era modern. Awalnya, istilah ini digunakan untuk mendeskripsikan baik alat maupun tentara yang menjalankan senjata-senjata tersebut. Namun, seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan taktik perang, konsep artileri pun mengalami perluasan makna, termasuk penggunaannya dalam pertahanan udara terhadap kendaraan terbang.

Jejak Sejarah Artileri: Peran Menentukan dalam Perang Napoleon hingga Perang Dunia II

Artileri telah terbukti menjadi salah satu bentuk persenjataan darat paling mematikan dan efektif sepanjang sejarah. Dalam konflik-konflik besar seperti Perang Napoleon, Perang Dunia I, dan Perang Dunia II, kekuatan artileri seringkali menjadi penentu utama dalam hasil pertempuran. Bahkan, Joseph Stalin sendiri pernah menyatakan artileri sebagai "Dewa Perang" pada tahun 1944. Di antara para perwira artileri terkenal sepanjang sejarah, Napoleon mungkin yang paling menonjol.

Asal Nama dan Perkembangan Awal Artileri: Dari Bahasa Prancis Kuno hingga Penggunaan Pertama Mesiu

Asal mula istilah "artileri" dapat ditelusuri hingga bahasa Prancis Kuno, di mana kata-kata seperti "atellier" yang berarti "mengatur" dan "attillement" yang mengacu pada "peralatan" menjadi landasan kata tersebut. Dalam konteks militer, istilah ini mulai muncul pada abad pertengahan untuk merujuk pada pembuat senjata perang dan evolusinya mencakup berbagai jenis senjata.

Perkembangan Teknologi dan Penggunaan Artileri di Berbagai Zaman: Dari Mesiu Propelan hingga Meriam Berputar

Perkembangan artileri tidak terlepas dari kemajuan teknologi. Pada Abad Pertengahan, penggunaan mesiu propelan pertama kali muncul, membawa revolusi dalam cara peperangan dilakukan. Senjata-senjata seperti meriam ditemukan dan digunakan secara luas dalam penaklukan besar seperti yang dilakukan oleh Tentara Mehmed II saat jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453.

Pengaruh Artileri di Nusantara: Peran Penting dalam Perkembangan Militer

Artileri juga memiliki pengaruh yang signifikan di wilayah Nusantara. Di Indonesia, penggunaan senjata-senjata seperti meriam dan cetbang mulai dikenal pada saat invasi oleh kerajaan Mongol Yuan pada tahun 1293. Pada abad-abad berikutnya, teknologi artileri terus berkembang, termasuk dengan munculnya meriam putar yang diisi dari belakang dan memiliki kemampuan menembakkan proyektil dengan akurasi yang lebih baik.

Penerapan Meriam di Nusantara: Dari Penggunaan Awal Hingga Masa Majapahit

Meriam dan cetbang tidak hanya digunakan sebagai alat pertahanan, tetapi juga dalam ekspedisi militer dan penangkalan serangan bajak laut. Pada saat runtuhnya Majapahit pada tahun 1527, teknologi meriam terus berkembang dengan munculnya meriam-meriam seperti Lela dan Rentaka. Meriam ini tidak hanya digunakan untuk tujuan militer, tetapi juga memiliki peran penting dalam upaya-upaya pertahanan terhadap ancaman musuh di perairan Nusantara.

Sumber: id.wikipedia.com

 

 

 

Selengkapnya
Mengungkap Asal Usul Artileri: Dari Perkembangan Awal Hingga Penggunaan Modern
« First Previous page 998 of 1.121 Next Last »