Meteorologi

Meteorologi, Ilmu yang Mempelajari tentang Keadaan Cuaca

Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 18 Februari 2025


KOMPAS.com - Cuaca merupakan keadaan udara (tentang temperatur, cahaya matahari kelembapan, kecepatan angin, dan sebagainya) pada suatu tempat tertentu dengan jangka waktu terbatas.

Ilmu yang mempelajari tentang cuaca disebut meteorologi.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), meteorologi merupakan ilmu yang empelajari tentang ciri-ciri fisika dan kimia tmosfer atau untuk meramalkan keadaan cuaca.

Dalam buku Pengantar Meteorologi (2019) karya Wiwit Suryanto dan Alutsyah Luthfian, meteorologi adalah ilmu yang mempelajari atmosfer dan fenomena yang terjadi di dalamnya.

Meteorologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu "meteoros" yang artinya benda yang ada ke dalam udara dan "logos" yang artinya ilmu dan kajian.

Sejarah meteorologi dibandingkan ilmu pengetahuan yang lain tergolong sudah panjang. Penggagas pertama ilmu tersebut adalah filsuf Yunani, Aristoteles.

Ia menulis buku yang berjudul Meteorologica pada 340 SM. Dalam buku tersebut menjelaskan kajian tentang fenomena awan, hujan, salju, angin, halilintar, badai, dan sebagainya.

Pada buku tersebut juga membahas mengenai fenomena astronomi, kimia, dan geografi.

Meski masih secara spekulatif dan menggunakan cara pandang filosofis, Aristoteles sudah berusaha menjelaskan mengenai fenomena alam yang terjadi di atmosfer.

Salah seorang murid Aristoteles bernama Theophratus mengembangkan kajian Aristoteles dengan berusaha membuat sebuah prakiraan cuaca berdasarkan informasi yang diperoleh hasil mengamati karakteristik dan tanda-tanda alam.

Kajian Theophratus kemudian dituliskan dalam sebuah buku berjudul Book of Signs.

Meski kajian mereka masih sangat sederhana, namun konsepnya telah mempengaruhi perkembangan ilmu meteorologi.
Berkembang

Ilmu meteorologi semakin pesan perkembangannya, apalagi setelah ditemuakannya peralatan untuk pengukuran cuaca yang dimulai sejak 1500-an.

Di mana dimulai dari penemuan termometer oleh Astronom Italia, Galileo, selanjutnya penemuan baromater air raksa oleh Torricelli.

Pada 1667, fisikawan Inggris Robert Hook memakai batang logam yang berotasi untuk mengukur kecepatan angin.

Pada 1780, Horace de Saussure ahli geologi dari Swiss membuat higrometer rambut untuk mengukur kelembapan.

Kemajuan instrumen elektronika pada 1900-an membuat alat-alt ukur analog berubah menjadi digital.

Selain itu perkembangan teknologi komputasi dan teori fisika menyebabkan meteorologi turut berkembang secara signifikan.

Pada 1960, satelit meteorologi pertama Tiros-I diluncurkan dan dimulailah era pengukuran meteorologi menggunakan satelit.

Di Indonesia memiliki badan khusus yang bertugas memantau atau mengelola cuaca dan iklim yang disebut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Cuaca di Indonesia sering berubah-ubah, seperti puting beliung dan hujan lebat. Kondisi terus dilakukan pemantauan dan menginformasikan kepada pemerintah dan masyarakat. 

Sumber Artikel : Kompas.com
 

Selengkapnya
Meteorologi, Ilmu yang Mempelajari tentang Keadaan Cuaca

Sistem dan teknik jalan raya

Penyeberangan Pejalan

Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 18 Februari 2025


Penyeberangan pejalan atau zebra crossing adalah lajur penyeberangan melintasi jalan yang diperuntukkan untuk pejalan kaki yang akan menyeberangi jalan tersebut, yang dinyatakan dengan markah jalan berupa garis-garis membujur atau setrip berwarna putih yang tebal garisnya sekitar 300 mm dan dengan celah antargaris yang sama dengan panjang garis minimum adalah 2500 mm. Pejalan kaki yang berjalan melalui penyeberangan pejalan akan mendapatkan prioritas terlebih dahulu, kecuali jika penyeberangan pejalan diatur oleh lampu lalu lintas atau tombol kendali. Di tempat-tempat tertentu, pinggiran jalan yang dekat dengan penyeberangan pejalan masih ditambah lagi dengan larangan parkir agar pejalan kaki yang akan menyeberang dapat terlihat oleh pengemudi kendaraan di jalan.

Penyeberangan pejalan di Kota Meksiko.

Penyeberangan pejalan disebut juga sebagai zebra crossing karena menggunakan garis-garis setrip hitam dan putih yang mirip seperti corak loreng pada kulit hewan zebra.

 

Sumber Artikel: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Penyeberangan Pejalan

Meteorologi

Klimatologi

Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 18 Februari 2025


Klimatologi atau ilmu iklim (berasal dari bahasa Yunani Kuno κλίμα, klima, "tempat, wilayah, zona"; dan -λογία, -logia "ilmu") adalah studi mengenai iklim, secara ilmiah didefinisikan sebagai kondisi cuaca yang dirata-ratakan selama periode waktu yang panjang.[1] Bidang studi ini dikategorikan sebagai cabang dari sains atmosfer dan subbidang geografi fisik, yang merupakan salah satu dari sains bumi. Klimatologi juga mencakup aspek oseanografi dan biogeokimia. Pengetahuan dasar dari iklim bisa digunakan dalam peramalan cuaca menggunakan metode analogi dalam kasus ENSOOsilasi Madden-JulianOsilasi Atlantik Utara, dan sebagainya. Model iklim juga digunakan untuk mempelajari dinamika cuaca dan sistem iklim untuk memproyeksikan iklim pada masa depan.

Peta temperatur rata-rata selama 30 tahun. Rangkaian data yang dibentuk dengan menggunakan parameter cuaca yang direkam dalam jangka waktu yang lama adalah hal yang umum dilakukan dalam klimatologi

El Niño

La Niña

Sejarah

Ilmuwan China Shen Kuo (1021-1095) mengemukakan bahwa iklim secara alami bergeser dalam kurun waktu tertentu, setelah mengamati bambu yang terawetkan cuaca di dekat Yanzhou (Yan'an, provinsi Shaanxi), karena sebuah daerah yang kering tidak mungkin ditumbuhi bambu.[2]

Peneliti iklim terdahulu seperti Edmund Halley, mempublikasikan peta pergerakan angin pada tahun 1686 setelah perjalanannya ke belahan bumi selatan. Benjamin Franklin (1706-1790) pertama kali memetakan jalur Arus Teluk (gulf stream) untuk digunakan sebagai metode pengiriman pos dari Amerika Serikat ke Eropa. Francis Galton (1822-1911) mengemukakan istilah "antisiklon". Helmut Landsberg (1906-1985) mengembangkan penggunaan analisis statistik di klimatologi yang memicu perkembangan drastis klimatologi menjadi sains fisik.

Pendekatan

Klimatologi dilakukan dengan berbagai cara. Paleoklimatologi memproyeksikan ulang iklim pada masa lalu dengan memeriksa catatan seperti inti es dan cincin pertumbuhan pohon (dendroklimatologi). Paleotempestologi menggunakan catatan yang sama untuk menentukan frekuensi badai dalam jangka waktu ribuan tahun lamanya. Studi kontemporer iklim melibatkan data meterologi yang diakumulasikan dalam jangka waktu beberapa tahun, seperti data curah hujantemperatur, dan komposisi atmosfer. Pengetahuan atmsfer dan dinamikanya juga dikumpulkan dalam permodelan, seperti permodelan statistika atau permodelan matematika, yang mengintegrasikan berbagai pengamatan dan menguji kecocokannya. Permodelan digunakan untuk memahami iklim pada masa lalu, iklim sekarang, dan iklim pada masa depan. Klimatologi historis adalah studi iklim sebagai faktr yang mempengaruhi perkembangan sejarah manusia dan fokus hanya pada kurun waktu ratusan atau puluhan ribu tahun saja.

Penelitian tentang iklim cukup sulit dilakukan karena melibatkan area yang sangat luas, jangka waktu yang sangat lama, dan proses yang kompleks. Karena merupakan hasil perata-rataan parameter cuaca dalam kurun waktu yang sangat panjang, iklim bisa dijelaskan dengan persamaan difrensial. Persamaan ini terhubung secara non-linear sehingga perkiraan solusi bisa didapatkan dengan menggunakan metode numerik untuk membuat model iklim. Iklim sering kali dimodelkan sebagai proses stokastik, namun secara umum diterima sebagai perkiraan terhadap proses iklim yang terlalu kompleks untuk dianalisis.

Pola iklim

Artikel utama: El Niño-Osilasi SelatanOsilasi Pasifik InterdekadeOsilasi Madden-JulianOsilasi Atlantik Utara, dan Osilasi Dekade Pasifik

Ilmuwan menggunakan pola iklim berdasarkan beberapa pola iklim (dikenal sebagai mode variabilitas) dalam usaha mereka mengkarakterisasi dan memahami berbagai mekanisme iklim yang memuncak dalam cuaca sehari-hari. Pola iklim umumnya dirancang secara sederhana sebagai dua objek yang saling melengkapi dalam kurun waktu tersebut, yang berosilasi seperti fenomena El Nino yang lalu diikuti La Nina, lalu kembali ke El Nino.

Yang paling umum dibahas adalah El Nino Osilasi Selatan, namun fenomena iklim lainnya seperti Osilasi Madden-Julian (MJO), Osilasi Atlantik Utara (NAO), Mode Cincin Utara (Northern Annular Mode (NAM)) atau Osilasi Arktik (AO), Indeks Pasifik Utara, Osilasi Dekade Pasifik (PDO), Osilasi Pasifik Interdekade (IPO)

El Niño – Osilasi Selatan

El Nino adalah fenomena atmosfer-lautan global. Sebagai karakter dari samudra pasifik, El Nino dan La Nina adalah fluktuasi temperatur yang penting di perairan permukaan di daerah tropis sekitar samudra Pasifik. Nama El Nino diambil dari bahasa Spanyol, yang berarti "anak kecil laki-laki", menunjuk pada Yesus kecil karena fenomena ini diamati sekitar Natal. La Nina berarti "anak kecil perempuan".  Efek mereka pada iklim subtropis dan tropis cukup besar. Osilasi selatan mencerminkan fluktuasi bulanan atau musiman dari perbedaan tekanan udara antara Tahiti dan pulau Darwin. El Nin terakhir diamati pada September 2006 dan berakhir awal 2007.

Siklus ini terjadi setiap dua hingga tujuh tahun, dengan El Nino berlangsung selama 9 bulan hingga dua tahun, meski tidak semua wilayah terpengaruh. Negara yang terpengaruh ENSO kebanyakan adalah negara berkembang yang menaruh kehidupan mereka pada sektor pertanian dan perikanan sebagai sumber suplai makanan, tenaga kerja, dan perekonomian utama negaranya. Dan kedua sektor tersebut terpengaruh ENSO, positif maupun negatif.

Pendidikan klimatologi di Indonesia

Di Indonesia, klimatologi dipelajari di berbagai sekolah tinggi, diantaranya:

Sumber Artikel : Wikipedia

Selengkapnya
Klimatologi

Meteorologi

Meteorologi Cuaca adalah Ilmu yang Mempelajari Atmosfer, Simak Penjelasannya

Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 18 Februari 2025


Cuaca mengacu pada kondisi sementara pada atmosfer, yaitu lapisan udara yang mengelilingi Bumi. Cuaca tidak hanya tinggal di satu tempat. Ia bergerak, dan berubah sepanjang waktu, dari jam ke jam atau hari ke hari.

Untuk memahami sesuatu tentu harus ada ilmunya. Dan khusus untuk cuaca, kita mengenal istilah meteorologi, sebagai ilmu yang mempelajari tentang cuaca.

Dikutip dari laman nationalgeographic.org, meteorologi cuaca adalah studi tentang atmosfer, fenomena atmosfer, dan efek atmosfer pada cuaca kita. Atmosfer adalah lapisan gas dari lingkungan fisik yang mengelilingi sebuah planet.

Meteorologi cuaca adalah subdisiplin dari ilmu atmosfer, istilah yang mencakup semua studi tentang atmosfer. Klimatologi dan aeronomi juga termasuk ke dalam subdisiplin ilmu atmosfer. Namun, klimatologi berfokus pada bagaimana perubahan atmosfer menentukan dan mengubah iklim dunia. Sedangkan aeronomi adalah studi tentang bagian atas atmosfer, di mana proses kimia dan fisik yang unik terjadi.

Khusus untuk meteorologi cuaca, ilmu ini berfokus pada bagian bawah atmosfer, terutama yang ada pada troposfer, tempat sebagian besar cuaca terjadi. Untuk memahami lebih lanjut mengenai meteorologi cuaca, kami telah menyiapkan pembahasannya yang diambil dari beberapa sumber.

Meteorologi Cuaca

Meteorologi bukanlah studi tentang "meteor", melainkan studi tentang metéōros, bahasa Yunani yang berarti "benda-benda di udara." Dilansir dari thoughtco.com, maksud dari "benda-benda di udara" ini adalah fenomena yang terikat oleh atmosfer, seperti suhu, tekanan udara, uap air, serta bagaimana mereka semua berinteraksi dan berubah dari waktu ke waktu, yang secara kolektif kita sebut sebagai "cuaca".

Meteorologi cuaca tidak hanya melihat bagaimana perilaku atmosfer, tetapi juga berurusan dengan kimia atmosfer (gas dan partikel di dalamnya), fisika atmosfer (gerakan fluida dan gaya yang bekerja padanya), dan prakiraan cuaca.

Meteorologi cuaca adalah ilmu fisika, atau cabang ilmu alam yang mencoba menjelaskan dan memprediksi perilaku alam berdasarkan bukti empiris, atau pengamatan. Dan orang-orang yang mempelajari atau mempraktikkan meteorologi cuaca secara profesional dikenal sebagai meteorologis.

Pentingnya Meteorologi

Meteorologi cuaca memiliki peran penting karena dampak dari kondisi udara terhadap kehidupan. Meteorologi juga berguna dalam memeriksa dan merencanakan penyebaran cuaca ekstrem sebelumnya dan memberikan saran sebelum itu terjadi.

Dalam administrasi perkotaan, prakiraan cuaca memiliki peran penting. Kota-kota bisa mempersiapkan diri dari kondisi cuaca ekstrem seperti angin putting beliung, badai, dan sebaginya untuk mencegah bencana.

Meteorologi juga penting untuk transportasi, baik transportasi udara mau pun laut. Cuaca berangin tentunya sangat berefek pada pesawat dan kapal. Petir juga bisa berbahaya bagi pesawat. Gelombang laut akan memberikan masa-masa sulit bagi kapal. Dengan meteorologi, bandara bisa menghentikan operasinya dan kapal tetap di pelabuhan ketika kondisi cuaca sedang tidak baik.

Sejarah Meteorologi

Perkembangan meteorologi sangat terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan, matematika, dan teknologi. Filsuf Yunani Aristoteles menulis studi besar pertama tentang atmosfer sekitar 340 SM. Namun, banyak dari ide Aristoteles tidak benar, karena dia tidak percaya perlunya melakukan pengamatan ilmiah.

Keyakinan yang berkembang dalam metode ilmiah sangat mengubah studi meteorologi pada abad ke-17 dan ke-18. Evangelista Torricelli, seorang fisikawan Italia, mengamati bahwa perubahan tekanan udara berhubungan dengan perubahan cuaca. Pada tahun 1643, Torricelli menemukan barometer, untuk mengukur tekanan udara secara akurat. Pada tahun 1714, Daniel Fahrenheit, seorang fisikawan Jerman, mengembangkan termometer air raksa, instrumen yang memungkinkan untuk mengukur dua variabel atmosfer yang penting secara akurat.

Kemudian penemuan telegraf oleh Samuel Morse pada pertengahan 1800-an memudahkan kantor meteorologi untuk berbagi informasi dan menghasilkan peta cuaca modern pertama. Peta-peta ini menggabungkan dan menampilkan kumpulan informasi yang lebih kompleks seperti isobar (garis tekanan udara yang sama) dan isoterm (garis suhu yang sama). Dengan peta cuaca skala besar ini, ahli meteorologi dapat memeriksa gambaran geografis cuaca yang lebih luas dan membuat prakiraan yang lebih akurat.

Pada 1920-an, sekelompok ahli meteorologi Norwegia mengembangkan konsep massa udara dan front yang merupakan blok bangunan prakiraan cuaca modern. Dengan menggunakan hukum dasar fisika, ahli meteorologi ini menemukan bahwa massa udara dingin dan hangat yang besar bergerak dan bertemu dalam pola yang merupakan akar dari banyak sistem cuaca.

Perkembangan teknologi tahun 1950-an dan 1960-an mempermudah dan mempercepat para ahli meteorologi untuk mengamati dan memprediksi sistem cuaca dalam skala besar. Selama tahun 1950-an, komputer menciptakan model pertama kondisi atmosfer dengan menjalankan ratusan titik data melalui persamaan yang kompleks. Model-model ini mampu memprediksi cuaca skala besar, seperti rangkaian sistem tekanan tinggi dan rendah yang mengelilingi planet kita.

TIROS I, satelit meteorologi pertama, memberikan ramalan cuaca akurat pertama dari luar angkasa pada tahun 1962. Keberhasilan TIROS I mendorong terciptanya satelit yang lebih canggih. Kemampuan mereka untuk mengumpulkan dan mengirimkan data dengan akurasi dan kecepatan ekstrem menjadikan mereka andalan bagi para ahli meteorologi. Satelit canggih dan komputer yang memproses datanya adalah alat utama yang digunakan dalam meteorologi saat ini.

Perbedaan Klimatologi dan Meteorologi

Klimatologi adalah studi tentang perubahan fenomena atmosfer seperti suhu, tekanan udara dan komposisi selama periode waktu yang signifikan. Seorang ahli klimatologi terutama mempelajari perubahan iklim masa lalu, baik di masa lalu geologis yang jauh, dalam kasus paleo-klimatologi, atau sejarah manusia baru-baru ini, dalam kasus klimatologi historis. Sedangkan meteorologi adalah studi tentang fenomena atmosfer pada hari ke hari yang mencerminkan perubahan teratur dalam tekanan atmosfer dan suhu.

Meteorologi cuaca dan klimatologi, keduanya adalah cabang ilmu atmosfer. Keduanya melibatkan studi tentang proses atmosfer seperti suhu udara, tekanan udara, dan komposisi atmosfer. Meteorologi dan klimatologi juga sama-sama berperan penting dalam kehidupan manusia.

Meskipun ada banyak kesamaan di antara klimatologi dan meteorologi, terdapat perbedaan penting dari keduanya. Berikut adalah perbedaan klimatologi dan meteorologi yang kami lansir dari laman differencebetween.net:

  • Klimatologi berkaitan dengan perilaku atmosfer jangka panjang selama periode waktu yang signifikan, sedangkan meteorologi cuaca berkaitan dengan fenomena atmosfer setiap saat dan dalam interval waktu yang singkat yang berlangsung tidak lebih dari beberapa hari.
  • Selain ilmu atmosfer, klimatologi juga mempelajari proses yang juga berkaitan dengan bidang seperti geologi dan astronomi, sedangkan meteorologi terutama berkaitan dengan atmosfer.
  • Klimatologi terutama berkaitan dengan masa lalu sedangkan meteorologi berkaitan dengan saat ini dan perubahan jangka pendek yang berlangsung berjam-jam hingga berhari-hari.

 

Sumber Artikel : Merdeka.com

Selengkapnya
Meteorologi Cuaca adalah Ilmu yang Mempelajari Atmosfer, Simak Penjelasannya

Sistem dan teknik jalan raya

Trotoar

Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 18 Februari 2025


Trotoar (diserap dari bahasa Belanda: Trottoir) adalah jalur pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan jalan dan lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan untuk menjamin keamanan pejalan kaki yang bersangkutan. Menurut keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No.76/KPTS/Db/1999 tanggal 20 Desember 1999 yang dimaksud dengan trotoar adalah bagian dari jalan raya yang khusus disediakan untuk pejalan kaki yang terletak didaerah manfaat jalan, yang diberi lapisan permukaan dengan elevasi yang lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan, dan pada umumnya sejajar dengan jalur lalu lintas kendaraan.

Trotoar di Jl Jend. Basuki Rahmad, Surabaya Jawa Timur

Para pejalan kaki berada pada posisi yang lemah jika mereka bercampur dengan kendaraan, maka mereka akan memperlambat arus lalu lintas. Oleh karena itu, salah satu tujuan utama dari manajemen lalu lintas adalah berusaha untuk memisahkan pejalan kaki dari arus kendaraan bermotor, tanpa menimbulkan gangguan-gangguan yang besar terhadap aksesibilitas dengan pembangunan trotoar.

Perlu tidaknya trotoar dapat diidentifikasikan oleh volume para pejalan kaki yang berjalan dijalan, tingkat kecelakaan antara kendaraan dengan pejalan kaki dan pengaduan/permintaan masyarakat.

Penempatan trotoar

Fasilitas pejalan kaki berupa trotoar ditempatkan di:

  • Daerah perkotaan secara umum yang tingkat kepadatan penduduknya tinggi
  • Jalan yang memiliki rute angkutan umum yang tetap
  • Daerah yang memiliki aktivitas kontinu yang tinggi, seperti misalnya jalan-jalan di pasar dan pusat perkotaaan
  • Lokasi yang memiliki kebutuhan/permintaan yang tinggi dengan periode yang pendek, seperti misalnya stasiun-stasiun bis dan kereta api, sekolah, rumah sakit, lapangan olahraga
  • Lokasi yang mempunyai permintaan yang tinggi untuk hari-hari tertentu, misalnya lapangan/gelanggang olahraga, masjid

Trotoar sedapat mungkin ditempatkan pada sisi dalam saluran Drainase yang telah ditutup dengan pelat beton yang memenuhi syarat. Trotoar pada perhentian Bus harus ditempatkan berdampingan/sejajar dengan jalur Bus. Trotoar dapat ditempatkan di depan atau di belakang halte.

Lebar Trotoar

Sesuai dengan penggunaan lahan, lebar minimun Trotoar yaitu:

Kegunaan

Transportasi

Trotoar di jalanan London

Trotoar memainkan peran penting dalam transportasi, karena menyediakan jalur yang aman bagi orang untuk berjalan di sepanjang jalan yang terpisah dari lalu lintas bermotor. Trotoar membantu keselamatan jalan dengan meminimalkan interaksi antara pejalan kaki dan lalu lintas bermotor. Trotoar biasanya berpasangan, satu di setiap sisi jalan, dengan bagian tengah jalan untuk kendaraan bermotor.

Di area pedesaan, trotoar mungkin tidak terlalu banyak karena tingkat lalu lintas (pejalan kaki atau kendaraan bermotor) yang lebih rendah, sehingga tidak cukup untuk memisahkan keduanya. Di area pinggiran kota dan perkotaan, trotoar lebih umum. Di pusat kota dan kota, jumlah lalu lintas pejalan kaki dapat melebihi lalu lintas bermotor, dan dalam hal ini trotoar dapat menempati lebih dari setengah lebar jalan, atau seluruh jalan dapat dicadangkan untuk pejalan kaki, lihat Zona pejalan kaki.

Lingkungan

Trotoar memiliki efek pada pengurangan jarak tempuh kendaraan dan emisi karbon dioksida. Sebuah studi tentang investasi trotoar dan transit di lingkungan Seattle menemukan pengurangan perjalanan kendaraan sebesar 6 hingga 8% dan pengurangan emisi CO2 sebesar 1,3 hingga 2,2%.

Keselamatan lalu lintas

Trotoar dengan jalur sepeda

Penelitian yang dilakukan untuk Departemen Transportasi Florida yang diterbitkan pada tahun 2005, menemukan bahwa di Florida, Faktor Pengurang Kecelakaan (digunakan untuk memperkirakan pengurangan kecelakaan yang diharapkan selama periode tertentu) yang dihasilkan dari pemasangan trotoar rata-rata adalah 74%.[5] Penelitian di University of North Carolina untuk U.S. Department of Transportation menemukan bahwa ada atau tidaknya trotoar dan batas kecepatan merupakan faktor signifikan dalam kemungkinan kecelakaan kendaraan/pejalan kaki. Kehadiran trotoar memiliki rasio risiko 0,118, yang berarti kemungkinan kecelakaan di jalan dengan trotoar beraspal adalah 88,2 persen lebih rendah daripada jalan tanpa trotoar. “Ini tidak boleh diartikan bahwa memasang trotoar akan mengurangi kemungkinan kecelakaan pejalan kaki/kendaraan bermotor sebesar 88,2 persen di semua situasi. Namun, keberadaan trotoar jelas memiliki efek menguntungkan yang kuat dalam mengurangi risiko kecelakaan pejalan kaki/kendaraan bermotor yang ‘berjalan di sepanjang jalan’.” Studi ini tidak menghitung kecelakaan yang terjadi saat berjalan melintasi jalan raya.

Ada atau tidak adanya trotoar adalah salah satu dari tiga faktor utama yang mendorong pengemudi memilih kecepatan yang lebih rendah dan aman.

Kesehatan

Karena penduduk yang tinggal di lingkungan dengan trotoar cenderung lebih rutin berjalan kaki, mereka cenderung memiliki tingkat penyakit kardiovaskular, obesitas, dan masalah kesehatan lain yang lebih rendah, atau masalah kesehatan lain yang terkait dengan gaya hidup yang tidak banyak bergerak. Selain itu, anak-anak yang biasa berjalan kaki ke sekolah terbukti memiliki tingkat konsentrasi yang lebih baik.

Ruang sosial

Beberapa trotoar dapat digunakan sebagai ruang sosial dengan kafe tepi jalan, pasar, atau musisi jalanan, serta untuk parkir berbagai kendaraan termasuk mobil, sepeda motor dan sepeda.

Galeri

Trotoar di Padang, Sumatra Barat

Trotoar di Montpelier, Vermont

Trotoar di Busan, Korea Selatan

Trotoar di Berlin, Jerman

Trotoar dibersihkan setelah hujan salju di Ontario, Kanada

Trotoar dengan fasilitas rak sepeda di New York, AS

Musisi jalanan di trotoar Orchard Road, Singapura

Trotoar di Brisbane, Australia, dengan lift yang terhubung dengan Cultural Centre Bus Station

Trotoar di kota solo jawa tengah

 

Sumber Artikel: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Trotoar

Meteorologi

Mengenal Jurusan Meteorologi dan Prospek Kerjanya

Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 18 Februari 2025


Bagi para calon mahasiswa yang gemar mengamati cuaca dan mempelajari ilmu bumi, jurusan meteorologi bisa menjadi pilihan untuk melanjutkan pendidikan di jenjang perguruan tinggi. Selain banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, jurusan ini juga memiliki prospek kerja yang cukup luas.

Salah satu perguruan tinggi yang membuka jurusan ini adalah Institut Teknologi Bandung ( ITB ) yang memiliki program studi sarjana Meteorologi dan berada di Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian. Selain Meteorologi, fakultas ini juga membuka program studi Oseanografi, Teknik Geodesi dan Geomatika serta Teknik Geologi.

Melansir dari laman resmi ITB di itb.ac.id, Meteorologi bukan ilmu yang mempelajari tentang meteor. Namun Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi dan gejala-gejalanya, yang terkait dengan komponen bumi yang berupa gas atau biasa disebut udara.

Mungkin sering kita dibuat bingung ketika cuaca dalam satu hari selalu berubah-ubah. Dari panas menjadi hujan atau sebaliknya atau mengapa di satu kawasan turun salju, dan sebagainya.

Hal-hal seperti ini yang akan dipelajari mahasiswa di program studi Meteorologi. Kalian tentunya mengetahui cuaca dan iklim dapat sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia.

Contohnya saja petani menentukan musim panen dengan melihat cuaca dan iklim, pengetahuan ini sudah diketahui oleh nenek moyang kita sejak lama. Namun, banyak yang tidak dapat menjelaskan hal tersebut secara ilmiah.

Dengan adanya ilmu Meteorologi, hal itu dapat dijelaskan secara logis. Gejala-gejala alam lainnya seperti puting beliung, angin topan, dan sebagainya juga akan dipelajari pada program studi Meteorologi.

Tidak hanya mempelajari mengapa bencana alam tersebut terjadi, namun juga mempelajari apa yang dapat dilakukan oleh manusia untuk menanggulangi dan meminimalisir dampak dari bencana alam tersebut.

Lalu bagaimana keterkaitan ilmu meteorologi dengan ilmu-ilmu lainnya. Tentu saja banyak sekali, misalnya dengan ilmu Arsitektur. Dengan pengetahuan para ahli Meteorologi, maka para arsitek di dapat mendesain bangunan-bangunan sesuai dengan kondisi iklimnya.

Di Eropa sebagai contoh, karena sering terjadi salju bahkan badai, maka bangunan-bangunan atapnya dibuat dengan kemiringan yang besar agar salju yang tidak sempat menumpuk di atas tetapi cepat meluncur ke bawah. Contoh lainnya adalah desain rumah di Jepang.

Ternyata penggunaaan bahan baku kayu sebagai bahan utama rumah-rumah di Jepang juga disesuaikan dengan kondisi iklim dan cuaca di sana. Karena sering terjadi gempa, maka material terbaik yang dapat digunakan adalah kayu, karena kayu cenderung akan lebih lentur.

Selain itu pada program studi Meteorologi, para mahasiwanya juga akan belajar beberapa perangkat lunak yang dapat dipergunakan untuk memprediksi cuaca, dan ilmu-ilmu yang terkait tentang itu.

Pada prinsipnya, kompetensi lulusan Meteorologi adalah memprediksi dan mengetahui bagaimana kecenderungan gejala-gejala cuaca dan keterkaitannya dengan kehidupan manusia. Beberapa bidang dan instansi yang bisa dimasuki oleh sarjana Meteorologi adalah sebagai berikut :

1. Instansi Pemerintahan 

Khususnya di Badan Meteorologi dan Geofisika, BPPT, dan institusi sejenis. Sarjana Meteorologi sangat dibutuhkan untuk melakukan analisis terhadap cuaca dan membuat prakiraan cuaca. Disamping itu menjadi dosen Meteorologi di Perguruan Tinggi Negeri, menjadi peneliti di LIPI dan Ristek.

2. Akademisi 

Menjadi staf pengajar di perguruan tinggi negeri maupun swasta

3. Peneliti 

Menjadi peneliti di institusi-institusi dan badan riset pemerintah maupun swasta

4. Pertanian 

Bidang pertanian merupakan bidang yang paling banyak membutuhkan ilmu Meteorologi, seorang sarjana Meteorologi dapat menjadi analis di bidang ini.

5. Industri 

Sarjana Meteorologi dapat menjadi ahli atau konsultan dalam membuat alat-alat yang terkait dengan bidang Meteorologi.

Sumber Artikel : edukasi.okezone.com

Selengkapnya
Mengenal Jurusan Meteorologi dan Prospek Kerjanya
« First Previous page 624 of 1.050 Next Last »