Riset dan Inovasi

BRIN Memperbaiki Infrastruktur Penelitian dan Inovasi Kebun Raya untuk Maksimalkan Manfaat Bagi Masyarakat

Dipublikasikan oleh Sirattul Istid'raj pada 28 Februari 2025


Direktur Jenderal Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Lakhsana Toli Handko, menyoroti pengembangan kebun raya dengan perhatian khusus. Dia mengapresiasi minat masyarakat terhadap kebun raya yang memiliki lima fungsi utama: konservasi, penelitian, pendidikan, pariwisata, dan jasa lingkungan. Handko menekankan pentingnya inovasi untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi tersebut.

Handko mengungkapkan bahwa kegiatan komersial telah lama ada di kebun raya, termasuk kafe, wisma, dan hotel, namun saat ini dikelola oleh mitra dengan transparansi dan akuntabilitas. Pengelolaan kebun raya dibagi antara tiga pengelola, yakni Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan Kebun Raya, Deputi Bidang Prasarana, dan Direktorat Pengelolaan Koleksi, untuk memastikan efisiensi dan fokus pada penelitian.

Perbaikan infrastruktur di kebun raya termasuk rencana penghancuran lapangan tenis beton dan rumah-rumah lama untuk meningkatkan asupan air. Selain itu, jalan-jalan yang rusak sedang diperbaiki untuk meningkatkan keselamatan pengunjung.

BRIN juga mengembangkan inisiatif inovatif seperti program Glow untuk meningkatkan pendidikan dan pariwisata di kebun raya. Program ini terinspirasi dari kebun raya di luar negeri yang menawarkan wisata malam dan saat ini diadakan pada hari Sabtu dan Minggu, dengan rencana untuk diadakan maksimal empat kali dalam seminggu di masa mendatang.

Sebagai informasi, sejumlah kebun raya yang memiliki program sejenis Glow antara lain terdapat di Desert Botanical Garden (Phoenix, Arizona), Singapore Botanic Gardens (Singapura), Fairchild Tropical Botanic Garden (Miami, USA), Atlanta Botanical Garden (Atlanta), dan Botanical Garden Berlin (Jerman).
 

Sumber: brin.go.id

Selengkapnya
BRIN Memperbaiki Infrastruktur Penelitian dan Inovasi Kebun Raya untuk Maksimalkan Manfaat Bagi Masyarakat

Riset dan Inovasi

Menteri Riset dan Teknologi: Dorong Penggunaan Teknologi yang Sesuai untuk Mengikuti Perkembangan Revolusi Industri 4.0

Dipublikasikan oleh Sirattul Istid'raj pada 28 Februari 2025


Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brojonegoro mengharapkan bahwa pembuatan atau pengembangan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan domestik akan mengikuti kemajuan dalam era Revolusi Industri 4.0. Dalam pengumuman dana riset kepada PTNBH, Menristek Bambang menyatakan bahwa tantangan bagi perusahaan dan perguruan tinggi negeri adalah bagaimana memanfaatkan teknologi yang sesuai dengan arus Revolusi Industri 4.0. Acara ini diselenggarakan secara virtual di Jakarta pada hari Selasa.

Bambang menggarisbawahi bahwa banyak masyarakat Indonesia yang tinggal di pedesaan dan bergantung pada sektor pertanian sebagai sumber utama penghidupan. Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian, diperlukan teknologi yang tepat guna. Namun, pengadopsian teknologi ini dalam era Revolusi Industri 4.0 tidaklah mudah. Oleh karena itu, penggunaan teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi di sektor pertanian.

Contohnya, para peneliti tidak hanya mengubah traktor menjadi traktor digital, tetapi juga mengembangkan teknologi untuk mendeteksi kematangan buah mangga menggunakan kecerdasan buatan atau sensor. Tujuan utamanya adalah menciptakan daya saing dan efisiensi dalam kegiatan perekonomian sehari-hari yang berbasis pertanian.

Menurut Direktur BRIN, Indonesia perlu memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan penelitian secara maksimal untuk meningkatkan nilai tambah produk. Kegiatan penelitian dan inovasi di Indonesia bertujuan untuk menghasilkan teknologi tepat guna, menggantikan impor, meningkatkan produk lokal, komersialisasi, peningkatan nilai, dan pengembangan teknologi terkini.


Sumber: www.antaranews.com

Selengkapnya
Menteri Riset dan Teknologi: Dorong Penggunaan Teknologi yang Sesuai untuk Mengikuti Perkembangan Revolusi Industri 4.0

Riset dan Inovasi

Program Studi Teknik Biosistem Menyelenggarakan Studium Generale tentang Penerapan Teknologi Pertanian 4.0

Dipublikasikan oleh Sirattul Istid'raj pada 28 Februari 2025


Studi Generale Program Studi Teknik Biosistem di Institut Teknologi Sumatera (ITERA) mengadakan acara yang membahas Penerapan Teknologi untuk Pertanian Presisi secara daring pada Rabu (9/9/2020). Pertanian 4.0 atau pertanian presisi merupakan sistem pertanian yang menggunakan teknologi dan teknik yang tepat untuk menghindari pemborosan sumber daya. Bidang ini menjadi salah satu fokus utama dalam Program Studi Teknik Biosistem di ITERA.

Dalam acara tersebut, dua topik utama dibahas, yaitu Praktik Pertanian Presisi dengan Rasa Lingkungan yang dipelajari melalui studi kasus di Brasil, dan Teknologi Telemonitoring berbasis IoT untuk alat dan mesin pertanian.

Acara Studium Generale dihadiri oleh lebih dari 350 peserta, termasuk dosen, praktisi, akademisi dari berbagai universitas di Indonesia, serta mahasiswa ITERA. Acara ini disiarkan secara daring melalui Zoom dan YouTube. Narasumber yang hadir berasal dari latar belakang yang berbeda, yaitu Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Agustami Sitorus, S.TP, M.Si, dan akademisi dari Fakultas Teknologi IPB University Dr. Ir. Mohamad Solahudin, M.Si. Acara tersebut dimoderatori oleh Dosen Teknik Biosistem ITERA, Budi Priyonggo, S.T., M.Si.

Dr. Ir. Mohamad Solahudin, M.Si, memberikan solusi terkait penerapan pertanian presisi di Indonesia berdasarkan pengalaman sistem pertanian presisi di Brasil. Salah satunya adalah mengusulkan penyatuan luas lahan melalui organisasi kelompok tani atau gabungan kelompok tani sebagai alternatif atas lahan individual yang terbatas.

Tidak hanya itu, pemilihan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan lahan juga perlu disesuaikan dengan skala luas lahan dan ketersediaan sumber daya, serta penerapan metode budidaya yang lebih efisien.

Dr. Mohamad Solahudin menambahkan bahwa pemanfaatan teknologi monitoring dan control berbasis IoT harus melibatkan tenaga mekanis secara selektif. Oleh karena itu, pelatihan penggunaan alat dan mesin yang menggunakan teknologi Pertanian Presisi dan penyuluhan mengenai manfaatnya dalam meningkatkan hasil produksi, mengurangi penggunaan input, dan menjaga keberlanjutan lingkungan sangat diperlukan.

Dukungan dari kebijakan pemerintah setempat terkait dengan penyediaan infrastruktur pertanian, termasuk kebijakan finansial terkait dengan paket kredit untuk memiliki peralatan, baik secara individu maupun dalam kelompok, juga memengaruhi kesuksesan pertanian presisi.

"Penerapan praktik pertanian dengan alat yang efisien dan ekonomis, didukung oleh teknologi informasi dan metode konservasi tanah dan air yang baik, akan meningkatkan produksi dan kualitas berbagai hasil pertanian, yang pada akhirnya akan meningkatkan daya saing di pasar global," kata Dr. Solahudin.

Teknologi Telemonitoring

Sementara itu, Agustami Sitorus, S.TP, M.Si dari LIPI, membahas tentang pemanfaatan teknologi telemonitoring berbasis IoT untuk alat dan mesin pertanian, yang menekankan perbedaan antara telemonitoring dan telekontroling. Perbedaan utama antara keduanya adalah bahwa dalam telemonitoring, outputnya berupa informasi data yang terus-menerus, sementara dalam telekontroling, selain informasi data, juga dapat menghasilkan informasi tertentu dan melakukan tindakan tertentu.

Menurut Agustomi M.Si., dengan memanfaatkan IoT, dapat diketahui bagaimana cara mengolah data sesuai dengan kebutuhan agar menjadi informasi yang lebih cepat dan akurat untuk melakukan pemantauan di berbagai lingkungan, baik itu rumah tanaman maupun lahan pertanian terbuka.


Sumber: www.itera.ac.id

Selengkapnya
Program Studi Teknik Biosistem Menyelenggarakan Studium Generale tentang Penerapan Teknologi Pertanian 4.0

Riset dan Inovasi

Peneliti BRIN Terhormat Terpilih Sebagai Duta Sains Asia Tahun 2021

Dipublikasikan oleh Sirattul Istid'raj pada 28 Februari 2025


Tiga peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terpilih menjadi Science Diplomats of Asia 2021. Ketiganya adalah dr Eddy Kurniawan. Masteria Yunovirsa Putra dan Dr. Indri Badria Adilina. Hal tersebut diumumkan pada acara ``Pengumuman Pemenang 2021'' yang diadakan secara online pada Jumat sore, 1 Oktober. ASIAN Science Diplomats (ASD) merupakan jaringan ilmuwan muda Asia, khususnya di ASEAN, yang mempunyai misi untuk mendorong perkembangan ilmu pengetahuan di kawasan Asia Tenggara.

“Saya bersyukur telah terpilih menjadi salah satu dari 28 penerima Asia Science Diplomat Award 2021 dari negara-negara ASEAN. Masteria Putra dan Indri Badria Adilina turut membenarkan penghargaan tersebut, sedangkan Eddy Kurniawan mengatakan, “Para pemenang penghargaan diharapkan dapat berperan sebagai duta perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan di negaranya masing-masing.”

Edi Kurniawan, seorang peneliti di Pusat Penelitian Fisika, Badan Riset dan Inovasi (BRIN), lahir di Pemalang pada tanggal 15 Agustus 1982. Ia menyelesaikan studi doktoralnya di Swinburne University of Technology, Australia. Sepanjang karirnya, Edi telah menulis berbagai publikasi internasional dan menjadi pembicara di berbagai seminar ilmiah. Dia memegang tidak kurang dari sepuluh paten selama satu dekade terakhir, salah satunya berkaitan dengan sistem pemantauan drone untuk menjaga jarak di keramaian.

Sementara itu, Dr. Masteria Yunovilsa Putra, peneliti bidang Bioteknologi Kesehatan di Pusat Penelitian Bioteknologi, BRIN, lahir di Padang pada tanggal 16 November 1984. Beliau telah mempelajari senyawa aktif dari keanekaragaman hayati laut yang berpotensi sebagai antikanker, antibakteri, dan antivirus. Upaya yang sedang dilakukannya berfokus pada pengungkapan potensi senyawa aktif dalam bahan alam untuk tujuan pengobatan. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Koordinator Penelitian Penemuan dan Pengembangan Obat dan Koordinator Kegiatan Uji Klinis Imunomodulator Herbal untuk Penanganan COVID-19 di LIPI. Sepanjang karir penelitiannya, Masteria telah mempublikasikan tidak kurang dari 43 artikel di jurnal internasional, 8 makalah konferensi, dan memperoleh 2 paten.

Indri Badria Adilina, peneliti di Pusat Penelitian Kimia, BRIN, menguasai bahasa Inggris, Jepang, Jerman, dan Prancis. Beliau memiliki spesialisasi dalam penelitian di bidang kimia, khususnya kimia hijau, katalisis, dan biomassa. Indri menyelesaikan studi doktoralnya di Universitas Chiba, Jepang, pada tahun 2013. Sebagai seorang peneliti, Indri telah menerima berbagai penghargaan nasional dan internasional, termasuk AONSA Young Research Fellowship (2020), ISIS Impact Awards (2019), L'Oreal-UNESCO for Women in Science National Fellowship (2013), dan Chiba University Environmental Award (2012).

Menurut Masteria, setiap negara membutuhkan ilmuwan yang dapat menjadi panutan bagi generasi muda. "Oleh karena itu, pemilihan ASD yang berusia di bawah 45 tahun merupakan salah satu langkah untuk mencari ilmuwan-ilmuwan potensial di tingkat ASEAN," ujarnya.

Lebih lanjut Indri Badria Adilina menjelaskan bahwa jaringan ASD juga berfungsi sebagai platform untuk menumbuhkan pemahaman yang erat di antara para ilmuwan di negara-negara ASEAN. "Di Asia Tenggara banyak sekali ilmuwan-ilmuwan yang handal, terutama ilmuwan muda. Oleh karena itu, diperlukan sebuah wadah untuk memfasilitasi diskusi yang lebih produktif di antara mereka, untuk bersama-sama mencari solusi dari berbagai isu global yang sedang kita hadapi," ujar Indri.

ASD juga memberikan kesempatan bagi para peneliti untuk belajar bagaimana mengkomunikasikan hasil penelitian mereka secara efektif kepada para pemangku kepentingan dan pembuat kebijakan. Menurut Indri, tujuan akhirnya adalah agar para peneliti dapat berkontribusi dalam membuat kebijakan berbasis sains untuk mengatasi isu-isu global.

"ASD Award memberikan wadah untuk memilih peneliti-peneliti handal di bidang keilmuan masing-masing yang juga berpotensi menjadi diplomat sains. Kami akan dilatih lebih lanjut mengenai diplomasi sains dan bagaimana berkontribusi dalam pembuatan kebijakan berbasis sains dengan para pemangku kepentingan dan pembuat kebijakan," pungkas Indri.

 

Sumber: brin.go.id

Selengkapnya
Peneliti BRIN Terhormat Terpilih Sebagai Duta Sains Asia Tahun 2021

Riset dan Inovasi

Penemuan Terbaru: Identifikasi Spesies Cecak Jarilengkung Hamidyi di Kalimantan

Dipublikasikan oleh Sirattul Istid'raj pada 28 Februari 2025


Para peneliti kembali berhasil menemukan dan mengindetifikasikan spesies cecak baru yakni cecak jarilengkung hamidy dari pulau terbesar ketiga di dunia yakni Pulau Kalimantan (Borneo), Indonesia. Cecak jarilengkung hamidy ini memiliki nama ilmiah Cyrtodactylus hamidyi (C. hamidyi). Peneliti Zoologi dari Museum Zoologicum Bogoriense, Awal Riyanto, mengatakan, setelah serangkaian panjang penelitiannya, akhirnya hasil penemuan terbaru ini telah dipublikasikan dalam jurnal Zootaxa pada 25 Agustus 2021. Riyanto dalam keterangan tertulisnya di laman Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan, penemuan cecak jenis baru ini bermula dari pemeriksaan detail spesimen Cyrtodactylus dari Kalimantan yang tersimpan di Museum Zoologicum Bogoriense (MZB), Cibinong, Jawa Barat.

Semula, Riyanto fokus untuk mengungkap diversitas marga cecak jarilengkung Indonesia dan bagaimana biogeografi serta evolusinya. Namun, Riyanto bersama dengan beberapa peneliti lainnya dari Kyoto University dan University of Hyogo, Jepang, La Sierra University USA serta Universitas Brawijaya kemudian mengidentifikasi beberapa spesies baru. Saat pemeriksaan spesimen koleksi marga cecak jarilengkung dari Kalimantan, mereka menemukan spesies baru, salah satunya C. hamidy ini.  "C. hamidyi semula adalah empat spesimen berlabel C.baluensis dan dikoleksi tahun 2011 dari Kalimantan Timur," ujar Riyanto. Sementara itu, tiga spesies baru lainnya sedang dalam tahap finalisasi penulisan manuskripnya.

Untuk diketahui, ketiga spesimen tersebut berasal dari Tawau, Sabah, Malaysia. Riyanto menjelaskan bahwa sebagai peneliti, dia tentu tidak bisa bersikap tertutup dalam dunia ilmu pengetahuan. Seorang peneliti harus mempunyai koneksi yang luas untuk menembus batas administrasi antar negara untuk berdiskusi dalam bidang yang sama. Hal ini dibuktikannya dalam mempelajari spesimen dari Tawau ini. Tanpa berangkat ke Institute for Tropical Biology and Conservation, University Malaysia Sabah, yang merupakan tempat di mana spesimen dari Tawau dideposit atau pun Osaka Museum of Natural History Jepang, data yang dibutuhkan tetap dapat diperoleh Riyanto.

Alasan Penamaan C. Hamidyi

Menurut Riyanto, nama hamidy disematkan dalam penemuan tersebut sebagai penghormatan dan penghargaan kepada Dr Amir Hamidy, salah satu herpetologis Indonesia. Sebagai informasi, herpetologis adalah pakar atau ahli yang berfokus dalam bidang keilmuan reptilia dan amfibia.

Dr Amir Hanidy sendiri pada saat ini masih bertugas sebagai peneliti Zoologi di BRIN. Ia juga aktif mengajarkan dan memasyarakatkan herpetologi kepada generasi muda Indonesia, serta berkontribusi terhadap pengungkapan keanekaragaman dankonservasi herpetofauna Indonesia.

Ciri Khas Morfologi Cecak Jarilengkung

Riyanto menjelaskan bahwa secara morfologi, C. hamidy memiliki kemiripan dengan C. matsuii. Kedua populasi ini tidak menunjukkan adanya perbedaan karakter diagnostik.  "Meskipun didokumentasikan dari dua tempat yang berbeda, yaitu Nunukan dan Tawau dengan jarak sekitar 80 km di antara keduanya. Kedua populasi tidak menunjukkan adanya perbedaan karakter diagnostik," jelasnya.

Akan tetapi, hal yang paling membedakan kedua jenis cecak ini adalah jumlah tuberkular punggung, pori-pori percloacal dan jumlah baris sisi vetral. Perbedaan tersebut sesuai dengan variasi populasi karena jarak geografis. "Namun demikian, bila di kemudian hari analisis molekuler menunjukkan sebaliknya (karakter diagnostik keduanya), itu bisa saja terjadi. Inilah namanya ilmu pengetahuan nothing absolute truths," tegasnya.

Berikut adalah ciri khas dari C. hamidy: 

  1. Panjang tubuh 63 mm,
  2. Warna dasar tubuh coklat,
  3. Corak semilunar pada bagian belakang kepala,
  4. Garis melintang coklat gelap pada punggung yang dibatasi oleh pola jaringan putih,
  5. Garis melintang tersebut terkadang membentuk garis vertebral,
  6. Ekor dengan pola melintang coklat gelap bergantian dengan putih.
     

Sumber: www.kompas.com

Selengkapnya
Penemuan Terbaru: Identifikasi Spesies Cecak Jarilengkung Hamidyi di Kalimantan

Teknik Industri

Peran Industri 4.0 dalam Membentuk Kembali Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Dipublikasikan oleh Anjas Mifta Huda pada 28 Februari 2025


Kemunculan teknologi Industri 4.0 di berbagai industri di seluruh dunia telah memberikan dampak yang berbeda-beda dalam hal satu elemen, yaitu kesehatan dan keselamatan kerja. Meskipun K3 merupakan hal yang selalu menjadi perhatian semua industri, memastikan keselamatan pekerja lebih mudah diucapkan daripada dilakukan di industri dengan jumlah faktor risiko yang lebih tinggi dari rata-rata, seperti industri pertambangan, manufaktur dan fabrikasi, konstruksi, serta infrastruktur sipil dan telekomunikasi. 

Jadi, bagaimana teknologi Industri 4.0 membantu industri yang sangat padat karya ini meningkatkan standar K3 yang sudah ada? Kami akan mengeksplorasi jawaban atas pertanyaan ini hari ini.

Meningkatkan keamanan lokasi secara keseluruhan di berbagai industri

Perusahaan-perusahaan dengan cepat berinvestasi dalam teknologi Industri 4.0 karena potensi teknologi ini untuk menghemat waktu dan uang bagi pemilik bisnis dalam jangka panjang. Alat industri AI memungkinkan perusahaan untuk melakukan pendekatan yang optimal dan hemat biaya untuk proses produksi mereka. Pendekatan ini pada dasarnya menghilangkan kebutuhan untuk mencoba-coba, yang pada gilirannya meningkatkan keselamatan keseluruhan di tempat kerja tersebut. 

Memastikan kesehatan dan keselamatan dengan solusi pertambangan digital adalah contoh yang bagus di sini. Sederhananya, teknologi penambangan digital memungkinkan perusahaan tambang untuk mendapatkan hasil setinggi mungkin dengan output energi terendah. Perangkat lunak cerdas yang terhubung ke sensor tekanan memungkinkan perusahaan pertambangan untuk mengukur ukuran atau massa deposit mineral secara akurat tanpa perlu melakukan ekstraksi fisik secara total. Proses ini memungkinkan perusahaan pertambangan untuk secara drastis mengurangi kemungkinan mengalami bahaya umum di lokasi tambang dan fenomena yang berpotensi mematikan seperti runtuhan batu, ketidakstabilan lereng atau adonan, dan paparan debu.

Di samping meningkatkan metodologi penambangan, solusi penambangan digital juga dapat menggabungkan teknologi pelacakan yang dapat dikenakan. Teknologi ini memungkinkan pengawas di lokasi atau bahkan di luar lokasi untuk melacak para pekerja di lokasi dan mendeteksi jika para pekerja tersebut memasuki area berisiko tinggi. Alat komunikasi kemudian dapat digunakan untuk membantu pekerja menghindari area berisiko tinggi dengan mudah.

Menyederhanakan proses analisis faktor risiko

Berbicara tentang area berisiko tinggi, salah satu aspek terpenting dari K3 untuk industri padat karya adalah melakukan penilaian analisis faktor risiko untuk lokasi, peralatan, dan tenaga kerja. Secara alami, semua industri memiliki prosesnya sendiri terkait identifikasi dan penilaian faktor risiko, dan itulah sebabnya mengapa tidak ada 'satu ukuran yang cocok untuk semua solusi untuk tugas ini.

Untungnya, penggabungan perangkat lunak pembelajaran mesin dalam industri padat karya memudahkan bisnis untuk mengembangkan prosedur analisis faktor risiko yang disesuaikan secara unik agar sesuai dengan tempat kerja mereka. Misalnya, perusahaan konstruksi dapat menggunakan alat Industri 4.0 untuk membantu menentukan risiko di tempat kerja seperti kemungkinan runtuhnya struktur yang disebabkan oleh pemicu lingkungan. Alat pembelajaran mesin ini menggunakan algoritme untuk memperkirakan kemungkinan kecelakaan secara akurat berdasarkan data yang berasal dari perangkat lunak pemodelan bangunan, serta stabilitas tanah, deteksi kebocoran air, dan proses pengujian lingkungan lainnya. 

Mengotomatiskan proses identifikasi dan penilaian faktor risiko pada gilirannya memungkinkan perusahaan konstruksi untuk mengurangi keseluruhan waktu yang dihabiskan untuk proyek konstruksi apa pun, memastikan bahwa perusahaan dapat melakukan lebih banyak pekerjaan dalam jangka waktu yang lebih singkat, di samping memberikan tarif layanan yang lebih murah kepada klien mereka.

Pemeliharaan prediktif melalui alat bantu AI

Tentu saja, bahkan teknologi digital pun memerlukan pemeliharaan berkelanjutan seperti teknologi tradisional. Siapa pun yang pernah bekerja di gudang atau lingkungan lain yang menggunakan sejumlah besar peralatan khusus mungkin sudah sangat memahami pentingnya pemeliharaan peralatan. Peralatan yang tidak berfungsi dengan baik dapat mengakibatkan banyak sekali insiden di tempat kerja, mulai dari sumber daya yang terbuang hingga pekerja yang terluka saat merawat peralatan atau mesin yang tidak diservis. 

Teknologi digital juga tidak berbeda, dan kemungkinan besar akan membutuhkan tingkat pemeliharaan berkelanjutan yang serupa selama masa pakainya. Perbedaan utama antara peralatan dan mesin Industri 4.0 dengan peralatan dan mesin tradisional adalah teknologi Industri 4.0 dirancang untuk memiliki kemampuan pemeliharaan prediktif dan diagnostik mandiri yang cerdas. 

Kemampuan pemeliharaan prediktif dapat dirancang dengan mengembangkan rantai alat perangkat lunak untuk peralatan dan mesin industri. Rangkaian alat ini dapat dipicu untuk berjalan oleh faktor eksternal yang berbeda seperti panas berlebih atau rangsangan terprogram lainnya yang berpotensi memperingatkan sistem operasi alat berat bahwa tes diagnostik diperlukan. Intinya, teknologi pemeliharaan prediktif adalah cara lain yang memungkinkan bisnis memanfaatkan teknologi Industri 4.0 untuk memanfaatkan proses otomatisasi, baik sebagai cara untuk menghemat waktu dan biaya, serta meningkatkan kesehatan dan keselamatan di tempat kerja dengan mengurangi risiko kerusakan mesin.

Mendukung pekerja untuk menjaga keseimbangan kerja/kehidupan yang positif

Terakhir, karena teknologi Industri 4.0 memungkinkan industri untuk merampingkan dan mendigitalkan proses produksi mereka, hal ini secara alamiah menyebabkan banyak bisnis modern mengevaluasi kembali struktur minggu kerja mereka, dan memberikan fleksibilitas penjadwalan yang lebih besar kepada para profesional. Karena teknologi Industri 4.0 memberi banyak pengawas lapangan pilihan untuk bekerja dari jarak jauh, model kerja hibrida sebenarnya dapat diperkenalkan ke dalam lingkungan kerja tradisional di lokasi. 

Hal ini merupakan manfaat besar bagi pekerja di industri pertambangan, penebangan kayu, dan industri sumber daya lainnya, yang sering kali harus melakukan perjalanan ke tempat kerja dan meninggalkan keluarga mereka dalam waktu yang lama. Kesempatan untuk bekerja dari rumah atau bekerja di mana pun di dunia, secara efektif memungkinkan pekerja untuk memegang kendali penuh atas keseimbangan kerja/kehidupan mereka dan pada gilirannya, meningkatkan kesehatan emosional dan kesejahteraan mereka. 

Seperti yang Anda lihat, potensi teknologi Industri 4.0 untuk merevolusi industri modern tidak hanya berhenti pada peningkatan produksi saja. Teknologi digital ini juga telah menunjukkan kemampuan untuk memainkan peran utama dalam membuat industri global yang vital ini lebih berkelanjutan, baik dalam hal proses produksi, maupun dalam mempertahankan dan memperkuat standar K3.

Disadur dari: industrytap.com

Selengkapnya
Peran Industri 4.0 dalam Membentuk Kembali Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja
« First Previous page 441 of 1.083 Next Last »