Perhubungan

Sejarah dan Pengembangan Trans Jateng: Sistem Bus Raya Terpadu Provinsi Jawa Tengah

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 08 Februari 2025


Trans Jateng (gaya penulisan: Transjateng) adalah sistem bus raya terpadu yang dioperasikan dibawah Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah, dimana layanan ini mencakup wilayah Jawa Tengah dan beroperasi menurut aglomerasi perkotaan. BRT ini mengadopsi sistem yang sama seperti layanan BRT selain Transjakarta dan Trans Semarang, yakni halte yang didesain khusus agar penumpang dapat naik ke armada (meskipun tanpa halte transit karena layanan ini belum memiliki sistem persilangan antarkoridor) dan tanpa jalur khusus BRT.

Waktu tempuh dari dan ke dua titik pemberhentian di setiap koridornya berada pada kisaran satu hingga dua jam. Sedangkan tarif yang dikenakan per penumpang sebesar Rp4.000,00 untuk penumpang umum, dan Rp2.000,00 untuk buruh, veteran, dan pelajar dengan menunjukkan kartu pengenal (buruh, pelajar, dan veteran) dan Jamsostek (buruh).

Sejarah

Rencana pengoperasian rute pertama Trans Jateng telah lama direncanakan oleh Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah. Rencana ini diwujudkan dengan pembangunan prasarana halte di ruas jalan Pudakpayung–Bawen sekitar tahun 2013 hingga 2014. Pembangunan halte yang telah selesai tidak dibarengi dengan kesiapan pengoperasian sistem BRT tersebut menyebabkan halte-halte yang telah dibangun menjadi mangkrak.

Pada tanggal 7 Juli 2017 telah dibuka kolektif Trans Jateng Koridor 1 Kedungsepur dengan jalur Stasiun Semarang Tawang – Terminal Bawen. Jalur ini merupakan rute pertama yang diluncurkan Trans Jateng. Setidaknya 28 bus berukuran sedang akan digunakan melalui terowongan yang diresmikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Pelabuhan Bawen itu. Jalan ini bersinggungan dengan Trans Semarang Koridor 2.

Trans Jateng Koridor 1 di aglomerasi Barlingmascakeb dibuka pada 13 Agustus 2018. Koridor ini merupakan jalur kedua yang dilalui Trans Jateng melalui jalan Terminal Bulipitu - Terminal Bukateja. Gubernur Xava Central Ganjar Pranowo membuka jalan di terminal Bulipitu. Saat ini jumlah kapal feri yang beroperasi pada rute Bulupitu Purwokerto - Terminal Bukateja Kabupaten Purbalingga sebanyak 14 unit.

Jalur Trans Jateng ketiga diluncurkan pada 28 Oktober 2019. Terowongan ini merupakan terowongan 2 kompleks Kedungsepur. Jadwal Perjalanan Terminal Mangang – Terminal Bahurexo. Gubernur Xava Tengah Ganjar Pranowo membuka jalan di Alun-Alun Kabupaten Kendal. Jalur ini menampung sedikitnya 14 kendaraan dan terhubung dengan koridor Trans Semarang 1 di terminal Manggang.

Koridor Trans Jateng keempat dan kelima beroperasi bersamaan. Jalan keempat yakni Purwomanggung Group Koridor 1 dibuka Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Kantor Bupati Purworejo pada 1 September 2020. Jalan ini menghubungkan Jalan Terminal Kutoarjo - Borobudur. Jalan ini akan memungkinkan lewatnya setidaknya 14 kendaraan dengan kecepatan rendah, tidak seperti jalan yang dimulai sebelumnya.

Selain itu, bagian kelima, yaitu bagian 1 kumpulan Subosukowonosraten, dilaksanakan sekaligus dalam rangka silaturahmi dan pengabdian ilmu. Terdapat 14 jenis kendaraan low access di koridor ini, serupa dengan Koridor 1 Majelis Purwomanggung. Pada 3 September 2020, jalan tersebut dibuka Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Balai Kota Surakarta. Terowongan pertama rombongan Subosukawonosraten beroperasi pada rute Terminal Tirtonadi – Terminal Sangiran – Terminal Sumberlawang.

Terowongan keenam (Terowongan Kedungsepur grup 3) yang dioperasikan Trans Jateng Jawa Tengah pada 13 Oktober 2021 di Kabupaten Grobogan. salon Jalan Gubernur Ganjar Pranowo adalah Terminal Penggaron di Kota Semarang – Terminal Gubug di Kabupaten Grobogan. Terowongan ini dioperasikan oleh 14 gerbang kecil dengan lantai tinggi dan sinyal baru.

Terowongan ketujuh (Terowongan Subosukowonosraten Group 2) yang dioperasikan Trans Jateng dibuka pada 8 Agustus 2023 di Lapangan Giri Krida Bakti Wonogiri. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menggunakan Terminal Tirtonadi - Terminal Tipe C Wonogiri, Jalan Kabupaten Wonogiri di Kota Surakarta. Rute ini akan menampung 14 kendaraan berpintu rendah dan berlantai tinggi dengan signage baru.

Sumber: id.wikipedia.com

Selengkapnya
Sejarah dan Pengembangan Trans Jateng: Sistem Bus Raya Terpadu Provinsi Jawa Tengah

Perhubungan

Transformasi Transportasi Publik: Mengulas Implementasi Layanan Teman Bus di Berbagai Kota di Indonesia

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 08 Februari 2025


Teman Bus (Transportasi Ekonomis Mudah Aman dan Nyaman) adalah sistem transportasi angkutan cepat bus (bus rapid transit/BRT) yang beroperasi di beberapa kota di Indonesia. Layanan ini merupakan konsep pembelian layanan (buy the service) yang diinisiasi oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Republik Indonesia. Tujuan utama dari layanan ini adalah mengembangkan sistem BRT yang sebelumnya telah diinisiasi di beberapa kota pada tahun 2017, namun perkembangannya belum optimal.

Armada dan Fasilitas

Teman Bus menggunakan armada bus sedang dengan kapasitas sekitar 40 hingga 60 penumpang, dengan 20 hingga 30 tempat duduk dan kursi prioritas. Bus ini dilengkapi dengan pintu lantai rendah, dengan pintu tengah yang menggunakan lantai tinggi. Namun, di Kota Denpasar, semua pintu bus menggunakan lantai rendah (low entry). Calon penumpang juga dapat menggunakan aplikasi khusus untuk memanfaatkan layanan ini.

Perencanaan dan Kota Percontohan

Perencanaan pengembangan sistem pembelian layanan dimulai pada Juli 2019. Awalnya, program ini direncanakan untuk menerapkan layanan di tujuh kota percontohan, yaitu Denpasar, Bandung, Bali, Palembang, Yogyakarta, Surabaya, dan Sorong. Namun, Kemenhub kemudian menyadari bahwa program ini dapat menggantikan program BRT yang sebelumnya diinisiasi pada tahun 2017 dan belum berhasil. Oleh karena itu, program ini direvisi dan fokus pada lima kota percontohan, yaitu Medan, Palembang, Surakarta, Yogyakarta, dan Denpasar. Semua layanan ini diharapkan beroperasi pada tahun 2020, dan di tahun 2021 diharapkan juga dapat beroperasi di Kota Bandung, Surabaya, Banjarmasin, dan Manado.

Pelaksanaan di Beberapa Kota

Layanan Teman Bus pertama kali dioperasikan di Kota Palembang sebagai kota percontohan pertama pada 2 Juni 2020, bekerja sama dengan Trans Musi. Pada saat itu, diluncurkan tiga koridor sekaligus.

Kemudian, layanan ini juga diperkenalkan di Kota Surakarta pada 4 Juli 2020, dengan kerjasama Batik Solo Trans. Pada saat peresmian, hanya koridor 3 dan koridor 4 yang mulai beroperasi, karena proses pengadaan armada untuk koridor 1 dan koridor 2 masih berlangsung. Koridor 2 baru beroperasi pada 20 Desember 2020, sedangkan koridor 1 beroperasi pada 24 Desember 2020.

Di Kota Denpasar, layanan ini diluncurkan pada 8 September 2020 dengan nama Trans Metro Dewata, dengan koridor 2 sebagai koridor pertama yang beroperasi. Kemudian, koridor 1, 3, dan 4 Trans Metro Dewata mulai beroperasi pada bulan Desember 2020.

Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman juga menjadi lokasi pengoperasian Teman Bus, dimulai pada 2 Oktober 2020. Di kedua daerah ini, tiga koridor, yaitu koridor 1, 2, dan 3, mulai beroperasi pada hari yang sama.

Kota Medan menjadi kota kelima yang mengoperasikan layanan Teman Bus. Jaringan Teman Bus di Kota Medan disebut Trans Metro Deli dan diresmikan pada 8 November 2020. Dari lima koridor yang direncanakan, baru koridor 2, 4, dan 5 yang dapat beroperasi. Sementara itu, dua koridor lainnya masih dalam tahap pembangunan.

Manfaat dan Dampak

Layanan Teman Bus bertujuan untuk memberikan solusi transportasi yang cepat, ekonomis, dan nyaman bagi masyarakat. Dengan adanya sistem BRT yang terpadu dan efisien, diharapkan dapat mengurangi kemacetan lalu lintas dan polusi udara di kota-kota yang dilayani. Selain itu, layanan ini juga memberikan alternatif transportasi yang terjangTeman Bus: Angkutan Cepat dan Ekonomis di Indonesia

Teman Bus (Transportasi Ekonomis Mudah Aman dan Nyaman) adalah sistem transportasi angkutan cepat bus (bus rapid transit/BRT) yang beroperasi di beberapa kota di Indonesia. Layanan ini merupakan konsep pembelian layanan (buy the service) yang diinisiasi oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Republik Indonesia. Tujuan utama dari layanan ini adalah mengembangkan sistem BRT yang sebelumnya telah diinisiasi di beberapa kota pada tahun 2017, namun perkembangannya belum optimal.

Armada dan Fasilitas

Teman Bus menggunakan armada bus sedang dengan kapasitas sekitar 40 hingga 60 penumpang, dengan 20 hingga 30 tempat duduk dan kursi prioritas. Bus ini dilengkapi dengan pintu lantai rendah, dengan pintu tengah yang menggunakan lantai tinggi. Namun, di Kota Denpasar, semua pintu bus menggunakan lantai rendah (low entry). Calon penumpang juga dapat menggunakan aplikasi khusus untuk memanfaatkan layanan ini.

Perencanaan dan Kota Percontohan

Perencanaan pengembangan sistem pembelian layanan dimulai pada Juli 2019. Awalnya, program ini direncanakan untuk menerapkan layanan di tujuh kota percontohan, yaitu Denpasar, Bandung, Bali, Palembang, Yogyakarta, Surabaya, dan Sorong. Namun, Kemenhub kemudian menyadari bahwa program ini dapat menggantikan program BRT yang sebelumnya diinisiasi pada tahun 2017 dan belum berhasil. Oleh karena itu, program ini direvisi dan fokus pada lima kota percontohan, yaitu Medan, Palembang, Surakarta, Yogyakarta, dan Denpasar. Semua layanan ini diharapkan beroperasi pada tahun 2020, dan di tahun 2021 diharapkan juga dapat beroperasi di Kota Bandung, Surabaya, Banjarmasin, dan Manado.

Pelaksanaan di Beberapa Kota

Layanan Teman Bus pertama kali dioperasikan di Kota Palembang sebagai kota percontohan pertama pada 2 Juni 2020, bekerja sama dengan Trans Musi. Pada saat itu, diluncurkan tiga koridor sekaligus.

Kemudian, layanan ini juga diperkenalkan di Kota Surakarta pada 4 Juli 2020, dengan kerjasama Batik Solo Trans. Pada saat peresmian, hanya koridor 3 dan koridor 4 yang mulai beroperasi, karena proses pengadaan armada untuk koridor 1 dan koridor 2 masih berlangsung. Koridor 2 baru beroperasi pada 20 Desember 2020, sedangkan koridor 1 beroperasi pada 24 Desember 2020.

Di Kota Denpasar, layanan ini diluncurkan pada 8 September 2020 dengan nama Trans Metro Dewata, dengan koridor 2 sebagai koridor pertama yang beroperasi. Kemudian, koridor 1, 3, dan 4 Trans Metro Dewata mulai beroperasi pada bulan Desember 2020.

Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman juga menjadi lokasi pengoperasian Teman Bus, dimulai pada 2 Oktober 2020. Di kedua daerah ini, tiga koridor, yaitu koridor 1, 2, dan 3, mulai beroperasi pada hari yang sama.

Kota Medan menjadi kota kelima yang mengoperasikan layanan Teman Bus. Jaringan Teman Bus di Kota Medan disebut Trans Metro Deli dan diresmikan pada 8 November 2020. Dari lima koridor yang direncanakan, baru koridor 2, 4, dan 5 yang dapat beroperasi. Sementara itu, dua koridor lainnya masih dalam tahap pembangunan.

Sumber: id.wikipedia.com

 

Selengkapnya
Transformasi Transportasi Publik: Mengulas Implementasi Layanan Teman Bus di Berbagai Kota di Indonesia

Perhubungan

Revolusi Transportasi Kota: Mengupas Trans Metro Deli Medan

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 08 Februari 2025


Trans Metro Deli adalah sistem transportasi revolusioner yang diperkenalkan di Kota Medan, Sumatera Utara, pada tanggal 22 November 2020. Layanan ini, dikenal sebagai bus raya terpadu, bertujuan untuk merampingkan mobilitas masyarakat dengan menyediakan opsi transportasi publik yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Konsep "Teman Bus" yang diusungnya berfokus pada memberikan kenyamanan dan kemudahan kepada penumpang dalam menggunakan layanan transportasi.

Salah satu aspek menarik dari Trans Metro Deli adalah kebijakan tarif yang diimplementasikan. Sejak awal beroperasi hingga tanggal 31 Oktober 2022, layanan ini disediakan secara gratis bagi seluruh penumpang. Namun, setelah tanggal tersebut, pihak pengelola menerapkan tarif sebesar Rp 4.300 per naik bagi penumpang umum, sementara tetap gratis bagi pelajar, penyandang disabilitas, dan lansia. Hal ini menunjukkan komitmen untuk memastikan aksesibilitas transportasi bagi semua lapisan masyarakat, sambil tetap menjaga keberlanjutan finansial layanan tersebut.

Tidak hanya dalam hal tarif, Trans Metro Deli juga memperkenalkan inovasi dalam metode pembayaran. Penumpang diwajibkan untuk memiliki uang elektronik sebelum naik ke dalam bus, atau menggunakan metode pembayaran berbasis QRIS. Uang elektronik ini dapat diperoleh atau dibeli di berbagai tempat seperti Indomaret, Alfamart, dan lembaga keuangan lainnya, memberikan kemudahan bagi penumpang dalam melakukan transaksi.

Dengan memanfaatkan teknologi dan kebijakan yang inklusif, Trans Metro Deli tidak hanya mengubah lanskap transportasi di Kota Medan, tetapi juga menjadi contoh bagi kota-kota lainnya di Indonesia untuk meningkatkan aksesibilitas dan kualitas transportasi publik. Diharapkan bahwa layanan ini akan terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat serta lingkungan.

Disadur dari Artikel : id.wikipedia.com

Selengkapnya
Revolusi Transportasi Kota: Mengupas Trans Metro Deli Medan

Perhubungan

Memahami Konsep dan Sejarah Bus Rapid Transit (BRT): Transformasi Transportasi Publik Menuju Keunggulan

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 08 Februari 2025


Bus Rapid Transit (BRT), juga dikenal sebagai jalur bus atau transit, adalah sistem transportasi publik berbasis bus yang dirancang memiliki kapasitas, keandalan, dan fitur kualitas lainnya yang jauh lebih baik daripada sistem bus konvensional. Biasanya, sistem BRT mencakup jalan yang didedikasikan untuk bus, dan memberikan prioritas kepada bus di persimpangan di mana bus dapat berinteraksi dengan lalu lintas lain; bersamaan dengan fitur desain untuk mengurangi keterlambatan yang disebabkan oleh penumpang naik atau turun dari bus, atau membayar tarif. BRT bertujuan untuk menggabungkan kapasitas dan kecepatan sistem transit rel ringan (LRT) atau mass rapid transit (MRT) dengan fleksibilitas, biaya yang lebih rendah, dan kesederhanaan sistem bus.

Sistem BRT pertama di dunia adalah Busway di Runcorn New Town, Inggris, yang mulai beroperasi pada 1971. Pada Maret 2018, total 166 kota di enam benua telah menerapkan sistem BRT, dengan total 4.906 km jalur BRT dan sekitar 32,2 juta penumpang setiap hari.

Sebagian besar sistem BRT ini berada di Amerika Latin, di mana sekitar 19,6 juta penumpang naik setiap hari, dan memiliki kota-kota dengan sistem BRT terbanyak, dengan 54 kota, dipimpin oleh Brasil dengan 21 kota. Negara-negara Amerika Latin dengan jumlah penumpang harian terbanyak adalah Brasil, Kolombia, dan Meksiko.

Di wilayah lain, Tiongkok dan Iran menjadi sorotan. Saat ini, TransJakarta adalah jaringan BRT terbesar di dunia, dengan sekitar 251,2 kilometer koridor yang menghubungkan ibu kota Indonesia.

Terminologi

Bus Rapid Transit adalah mode mass rapid transit (MRT) dan menggambarkan sistem transportasi publik perkotaan berkapasitas tinggi dengan jalur hak sendiri, kendaraan dengan jarak kepala pendek, naik platform-level, dan pretiketing.

Ekspresi "BRT" terutama digunakan di Amerika dan Tiongkok; di India, disebut "BRTS" (Sistem BRT); di Eropa sering disebut "jalur bus" atau "BHLS" (singkatan dari Bus dengan Tingkat Pelayanan Tinggi). Istilah transitway berasal pada 1981 dengan pembukaan transitway OC Transpo di Ottawa, Ontario, Kanada.

Kritikus telah menuduh bahwa istilah "bus rapid transit" terkadang digunakan secara keliru untuk sistem yang kurang memiliki fitur penting yang membedakannya dari layanan bus konvensional. Istilah "bus rapid transit creep" telah digunakan untuk menggambarkan tingkat layanan bus yang sangat menurun yang jauh dari Standar BRT yang dipromosikan oleh Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) dan organisasi lainnya.

Alasan Penggunaan

Dibandingkan dengan mode transit umum lainnya seperti kereta ringan (LRT), layanan bus rapid transit (BRT) menarik bagi otoritas transit karena tidak membutuhkan biaya sebanyak untuk mendirikan dan mengoperasikannya: tidak perlu jalur yang dibangun, sopir bus biasanya membutuhkan pelatihan yang lebih sedikit dan bayaran yang lebih rendah daripada operator kereta api, dan bus maintenance lebih sederhana daripada maintenance rel.

Selain itu, bus lebih fleksibel daripada kendaraan rel, karena rute bus dapat diubah, baik secara sementara maupun permanen, untuk memenuhi permintaan yang berubah atau mengatasi kondisi jalan yang tidak menguntungkan dengan investasi sumber daya yang relatif sedikit.

Sejarah

Penggunaan pertama jalur bus yang dilindungi adalah Terowongan Trolley Sisi Timur di Providence, Rhode Island. Itu dikonversi dari penggunaan trem menjadi penggunaan bus pada 1948. Namun, sistem BRT pertama di dunia adalah Busway di Runcorn, Inggris. Awalnya direncanakan dalam Rencana Induk Kota Baru Runcorn pada tahun 1966, jalur ini dibuka pada bulan Oktober 1971 dan pada tahun 1980 seluruh 22 km telah beroperasi. Stasiun utama berada di Runcorn Shopping City dan bus tiba melalui dua rute bus layang yang dicakup oleh stasiun tersebut. Arthur Ling, perencana senior di Runcorn Development Corporation, mengatakan proyek ini muncul dengan menulis di bagian belakang amplop. Kota ini dirancang berdasarkan sistem angkutan umum yang membuat sebagian besar penduduknya dapat dicapai dengan berjalan kaki 5 menit, atau 500 meter, dari halte bus.

Sistem BRT terbesar kedua di dunia adalah Jaringan Transportasi Terpadu ( RIT). Jaringan Transportasi Terpadu terinspirasi oleh sistem transportasi lama Perusahaan Transportasi Perkotaan Nasional Peru (ENATRU). Perusahaan ini memiliki akses cepat ke kota Lima, namun tidak seperti itu. Pertimbangkan BRT itu sendiri. Hal yang paling mempengaruhi BRT adalah berita dari Carlos Ceneviva dari tim Walikota Curitiba Jaime Lerner. Awalnya, rute bus didedikasikan untuk pusat jalan raya, namun pada tahun 1980an jaringan bus pengumpan dan koneksi antarwilayah ditambahkan ke sistem Curitiba, yang diperkenalkan pada tahun 1992. Kumpulkan tarif bus, perjalanan stasiun, dan tingkat kategori. . berjalan Inovasi telah dilakukan pada sistem lain, termasuk peleton Porto Alegre (tiga bus yang memasuki dan meninggalkan halte dan lampu lalu lintas secara bersamaan) serta layanan transportasi umum dan bandara São Paulo.

Sumber: id.wikipedia.com

 

Selengkapnya
Memahami Konsep dan Sejarah Bus Rapid Transit (BRT): Transformasi Transportasi Publik Menuju Keunggulan

Perhubungan

Standar Internasional Bus Rapid Transit (BRT): Evaluasi, Sejarah, dan Implementasi

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 08 Februari 2025


Standar BRT merupakan alat evaluasi koridor bus raya terpadu yang diterapkan di seluruh dunia, berdasarkan acuan penerapan terbaiknya secara internasional. Standar ini menetapkan definisi umum BRT dan mengidentifikasi praktik terbaik BRT, serta berfungsi sebagai sistem penilaian untuk memungkinkan koridor-koridor BRT dievaluasi dan diakui dalam aspek desain dan manajemen yang unggul.

Standar ini disusun oleh Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) pada 2012 untuk memastikan bahwa koridor BRT di seluruh dunia memenuhi standar kualitas minimum dan memberikan manfaat bagi penumpang, ekonomi, dan lingkungan secara konsisten. Selain berfungsi sebagai gambaran umum elemen desain BRT, Standar ini dapat digunakan untuk mengevaluasi koridor BRT yang ada dan menyatakannya sebagai koridor dengan peringkat Basic, Bronze, Silver, atau Gold. Koridor yang gagal memenuhi standar minimum untuk peringkat Basic tidak dapat dianggap sebagai BRT. Edisi terbaru dari Standar ini diterbitkan pada tahun 2016.

Beberapa sistem layanan bus tidak memenuhi standar BRT (dikategorikan "Bukan BRT" oleh ITDP), tetapi tetap dipasarkan sebagai BRT, sehingga muncul istilah BRT creep atau BRT palsu.

Sejarah dan Tujuan

Pertama kali dirilis pada 2012, Standar BRT dibuat untuk menetapkan definisi umum angkutan cepat berbasis bus (BRT) dan memastikan bahwa koridor BRT lebih seragam dalam memberikan pengalaman kelas dunia kepada penumpang, manfaat ekonomi yang signifikan, dan dampak lingkungan yang positif. Standar ini dikembangkan sebagai respons terhadap kurangnya konsensus di antara para perencana dan insinyur mengenai apa yang dimaksud dengan rute BRT yang sebenarnya. Sebelum adanya definisi yang jelas, istilah BRT digunakan untuk layanan bus yang memiliki keunggulan terbatas dibandingkan layanan serupa, dan BRT tidak memiliki karakteristik untuk bersaing dengan angkutan kereta api. Situasi ini mungkin merugikan "masa" BRT dan manfaatnya.

Standar BRT versi 2014 menekankan perbaikan pada definisi terowongan, hasil pada kecepatan bus rendah, dan desain dasar BRT. Untuk disebut "BRT", jalur BRT layanan bus dalam kota harus sepanjang 3 km, berkurang dari versi sebelumnya. Ukuran desain untuk frekuensi frekuensi tinggi telah dihapus dan diganti dengan penalti untuk frekuensi frekuensi rendah. Untuk menyoroti tujuan utama koridor BRT, penghargaan tambahan akan diberikan kepada layanan yang memenuhi tujuan proyek BRT, aspek keselamatan dan manajemen sistem. dipertimbangkan Pemisahan tinjauan desain dari tinjauan penuh, peningkatan definisi rute, lokasi jalur bus baru, dan separuh nilai pengumpulan tarif bus.

Komite Teknis dan Dukungan

Standar BRT dipandu oleh pendekatan strategis dan multi-lembaga. Komite Teknis 2020 terdiri dari Aileen Carrigan (Bespoke Transit Solutions), Aimee Gauthier (ITDP), Angelica Castro (Transconsult), CarlosFelipe Pardo (NUMO), Dario Hidalgo, Gerhard Menckhoff (pensiun, Bank Dunia) dan Leonardo Canon Rubiano ( dunia). ). Bank). Mereka termasuk: ), Lloyd Wright (Bank Pembangunan Asia), Manfred Breithaupt (GIZ), Paulo Sérgio Custodio, Pedro Szasz, Ricardo Giesen (BRT CoE), Wagner Colombini Martins (Logit Consultoria), Walter Hook (BRT Planning International) dan Xiaomei Gerakan Duan (Jauh) ke Timur). Standar ini juga mendapat saran dan dukungan tambahan dari ITDP, Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ), ClimateWorks Foundation, UN Habitat, Barr Foundation, UNEP, ICCT, World Resources Institute (WRI) Ross Center for Sustainable Cities dan Rockefeller Foundation. .\ n
Definisi BRT

Sumber: id.wikipedia.com

 

Selengkapnya
Standar Internasional Bus Rapid Transit (BRT): Evaluasi, Sejarah, dan Implementasi

Perhubungan

TransMilenio: Sistem Bus Raya Terpadu Bogotá dan Tantangannya Menuju Aksesibilitas dan Pertumbuhan

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 08 Februari 2025


TransMilenio adalah sistem bus raya terpadu yang melayani Kota Bogotá di Kolombia. Sistem ini didirikan pada bulan Desember 2000 dan saat ini memiliki 8 jalur yang meliputi Av. Caracas, Calle 80, Av. Autopista Norte, Av. Jiménez, NQS ("Norte Quito Sur"), Calle 13, Av. de las Américas, dan Av. Suba. Tujuan utama sistem ini adalah memberikan transportasi yang efisien dan terjangkau bagi penduduk kota.

Sistem TransMilenio dirancang dengan struktur yang mirip dengan sistem bus cepat di Curitiba, Brasil. Jalur utamanya, disebut "troncal", terletak di tengah jalan utama dan dilengkapi dengan stasiun gantung. Penumpang membayar tiket di stasiun dan menunggu bus di sana. Pintu bus terbuka secara bersamaan dengan pintu kaca geser stasiun, memungkinkan penumpang naik dan turun dengan cepat. Terdapat jalur khusus di kedua sisi stasiun yang memungkinkan bus ekspres melintas tanpa berhenti, sementara bus lain berhenti di setiap stasiun untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.

Bus-bus yang digunakan dalam sistem TransMilenio menggunakan mesin diesel dari berbagai produsen seperti Marcopolo-Superior (Kolombia-Brasil), Mercedes-Benz (Jerman), Volvo, dan Scania (Skandinavia). Pada tahun 2007, terdapat sekitar 1.027 bus yang beroperasi dalam sistem ini.

Untuk menggunakan layanan TransMilenio, penumpang dapat membeli tiket secara tunai dengan harga sekitar 1400 peso (setara dengan sekitar 0.40 Euro atau 0.70 USD). Sistem ini juga menggunakan kartu cerdas non-sentuh yang disebut MIFARE, yang memungkinkan penumpang untuk membeli tiket multi-perjalanan dalam satu kartu. Namun, saat ini belum ada diskon yang ditawarkan untuk tiket multi-perjalanan.

Selain bus reguler, TransMilenio juga menyediakan layanan pengumpan (feeder service) yang melayani daerah-daerah yang tidak terjangkau oleh jalur utama. Layanan pengumpan ini beroperasi tanpa jalur khusus dan menggunakan bus berwarna hijau (sedangkan bus reguler TransMilenio berwarna merah). Penggunaan layanan pengumpan tidak dikenakan biaya tambahan.

Meskipun stasiun-stasiun TransMilenio dirancang dengan aksesibilitas yang baik, termasuk jalur pejalan kaki yang ditinggikan, namun jalur alimentadores untuk bus-bus normal belum sepenuhnya ramah bagi penyandang cacat. Namun, ada upaya untuk memperbaiki aksesibilitas tersebut setelah adanya tuntutan dari seorang cacat bernama Daniel Bermúdez pada tahun 2004.

TransMilenio telah menjadi sarana transportasi yang populer di Bogotá. Menurut laporan Transportation Research Board (TRB) dari Amerika Serikat, pada awal tahun 2006, jumlah pengguna harian TransMilenio mencapai 1.050.000 orang. Namun, sistem ini juga menghadapi beberapa tantangan. Terdapat rencana untuk memperluas jaringan TransMilenio menjadi sepanjang 388 kilometer, namun biaya konstruksi yang tinggi menjadi salah satu hambatan utama.

Pada tahun 2006, terjadi pemogokan oleh sejumlah sopir bus konvensional yang tidak terkait dengan TransMilenio. Pemogokan ini terjadi karena mereka tidak setuju dengan beberapa kebijakan yang terkait dengan TransMilenio, seperti kompensasi finansial yang diberikan kepada mereka untuk menggantikan bus-bus lama, pembatasan lalu lintas di jalur-jalur utama TransMilenio, dan kebijakan pengurangan polusi udara di kota. Pemogokan ini menyebabkan gangguan dalam layanan transportasi publik di Bogotá.

Keamanan juga menjadi perhatian dalam penggunaan TransMilenio. Penumpangdiperlukan untuk tetap waspada terhadap pencurian dan penjambretan di dalam dan sekitar stasiun TransMilenio, terutama pada jam sibuk. Pihak berwenang telah meningkatkan keamanan dengan menempatkan petugas keamanan tambahan dan kamera pengawas di beberapa stasiun, namun tetap penting bagi penumpang untuk menjaga barang bawaan mereka dengan hati-hati dan menjaga keamanan pribadi.

TransMilenio terus mengalami perkembangan dan perbaikan seiring waktu dengan tujuan meningkatkan efisiensi dan kenyamanan transportasi bagi penduduk Bogotá. Sistem ini telah menjadi salah satu contoh sukses dari sistem bus cepat di Amerika Latin dan telah menjadi inspirasi bagi kota-kota lain di wilayah tersebut untuk memperkenalkan sistem serupa.

Namun, penting untuk dicatat bahwa informasi yang saya berikan di atas mencerminkan pengetahuan saya hingga September 2021, dan ada kemungkinan bahwa ada perubahan atau perkembangan baru dalam sistem TransMilenio setelah itu. Jadi, disarankan untuk memeriksa sumber-sumber terpercaya atau menghubungi otoritas terkait untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai TransMilenio jika Anda ingin mengetahui detail lebih lanjut.

Sumber: id.wikipedia.com

Selengkapnya
TransMilenio: Sistem Bus Raya Terpadu Bogotá dan Tantangannya Menuju Aksesibilitas dan Pertumbuhan
« First Previous page 10 of 27 Next Last »