Pendidikan
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 19 Februari 2025
KOMPAS.com - Pendidikan tinggi kejuruan di Indonesia semakin banyak diminati lulusan sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK). Itu muncul di Markplus, Inc. dan hasil survei Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) tahun 2021. Survei terhadap 500 siswa SMA/SMK dan orang tua mengungkapkan sebanyak 78,7 persen responden. responden tertarik untuk melanjutkan pendidikan profesional. Menurut penelitian yang sama, banyak faktor yang mempengaruhi minat tersebut, mulai dari kesempatan kerja yang baik, waktu belajar yang singkat hingga kesempatan kerja yang tinggi setelah lulus. Namun, perguruan tinggi kejuruan masih menghadapi beberapa tantangan, seperti penyesuaian kurikulum dengan kebutuhan industri dan perubahan persepsi terhadap pendidikan tinggi kejuruan sebagai pilihan kedua setelah universitas.
Mengajar pendidikan tinggi kejuruan
\ nKementerian Pendidikan dan Kebudayaan , Ristek mengembangkan beberapa strategi untuk pengenalan pendidikan profesi tinggi. Salah satunya mendorong pemenuhan standar akreditasi perguruan tinggi teknik khususnya akreditasi A, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Iptek juga mendorong peningkatan kompetensi tenaga pengajar pada pendidikan profesi tinggi. Guru diminta mengikuti pelatihan baik di dalam maupun luar negeri. Mereka juga harus menyelesaikan pelatihan profesional dan memperoleh sertifikat kualifikasi guru. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Sains dan Teknologi meminta perguruan tinggi vokasi menyiapkan program yang link and match dengan industri. Mahasiswa juga diwajibkan mengikuti magang di beberapa bidang yang bekerjasama dengan program tersebut. Mahasiswa baru dapat diakui sebagai lulusan setelah mendapat sertifikat praktek. Saat itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Sains dan Teknologi juga berupaya mengubah citra universitas ilmu terapan atau universitas ilmu terapan di mata calon mahasiswa dan orang tua.
Sebelumnya, universitas ilmu terapan identik dengan program Diploma 1 (D1), Diploma 2 (D2) dan Diploma 3 (D3). Lulusan program ini dinilai kurang berkualitas dibandingkan lulusan program Sarjana 1 (S1) di perguruan tinggi negeri. Citra tersebut berubah karena adanya program sarjana atau diploma 4 (D4) terapan. Sekadar informasi, pengangkatan program D3 ke sarjana terapan merupakan salah satu keberhasilan yang digagas Direktorat Jenderal Pendidikan Profesi (Ditjen Diks) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tujuan dari keberhasilan ini adalah agar lulusan perguruan tinggi vokasi mempunyai kualitas yang sama dan mampu bersaing dengan lulusan perguruan tinggi. Dengan demikian, perguruan tinggi ilmu terapan dapat menciptakan sumber daya manusia yang lebih baik dan kompetitif serta mampu memenuhi kebutuhan industri. Selain itu, kita juga harus menghadapi paradigma masyarakat yang menganggap kuliah di universitas ilmu terapan harus murah. Alasannya, harga pendidikan di universitas ilmu terapan tidaklah murah.
Hal tersebut dikarenakan pendidikan di universitas ilmu terapan memiliki metode pengajaran, kurikulum dan layanan pendukung yang valid. Semakin tinggi kualitas lembaga pendidikan maka semakin tinggi pula biaya pendidikannya. Artinya dengan belajar di kampus universitas ilmu terapan yang mahal, mahasiswa baru dan orang tuanya mendapatkan layanan pendidikan yang berkualitas. Dengan demikian, lulusannya memiliki kualifikasi lebih tinggi yang mudah diadopsi di industri.
Peluang perguruan tinggi vokasi
Salah satu perguruan tinggi vokasi yang dikelola Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah Politeknik Multimedia Nusantara (MNP). Kampus ini menawarkan program sarjana terapan yang disesuaikan dan relevan dengan kebutuhan tenaga kerja industri. Berlokasi di Gading Serpong, Tangerang, Banten, kampus ini didirikan pada tahun 2021 oleh Yayasan Multimedia Nusantara, pengurus yang berhasil mendirikan Universitas Multimedia Nusantara yang memiliki akreditasi unggul (A) dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-). PT).
\ nSebagai bagian dari Grup Kompas Gramedia, MNP mengusung visi "Menerangi dan Memperkuat Bakat Nusantara di Bidang Teknologi Kreatif". Program studi (prodi) MNP merupakan program sarjana terapan di bidang animasi digital, manajemen acara, dan logistik e-commerce. Sebagai informasi, Digital Animation merupakan program pascasarjana yang mengkhususkan diri pada animasi dua dimensi (2D) dan tiga dimensi (3D), grafik gerak, efek visual, dan produksi game. Dalam kurikulum Manajemen Acara, siswa belajar bagaimana mengatur acara dengan mengoptimalkan teknologi. Pada saat yang sama, manajemen bisnis dan sumber daya serta logistik mulai dari rantai pasokan digital, distribusi hingga pergudangan dipelajari di program studi logistik Verkkokauppa.
Untuk mempercepat terciptanya operator yang andal, dibuatlah kurikulum perguruan tinggi vokasi MNP. dengan mengadaptasi konsep 6-2, yaitu. 6 semester pembelajaran di kelas bersama dosen dan praktisi dan 2 semester praktek di industri. Kemudian metode pengajaran MNP dikembangkan secara khusus dengan konsep 70-30 yaitu. 70 persen praktis dan 30 persen teoretis atau konseptual. MNP menggunakan e-learning dengan perangkat berkualitas tinggi untuk mendukung efektivitas dan efisiensi kegiatan belajar mengajar. MNP bertujuan untuk menjadi salah satu dari 10 universitas terapan terbaik di Indonesia dalam sepuluh tahun ke depan dengan dukungan dari berbagai industri.
Sumber: kompas.com
Pendidikan
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 19 Februari 2025
REPUBLIKA.CO.ID, BANJARBARU -- Kementerian Pertanian RI menaruh harapan besar pada generasi milenial untuk menjawab tantangan di era industri 4.0. Tantangan pembangunan pertanian di Indonesia tak lepas dari pemanfaatan teknologi dan inovasi sektor pertanian.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo meminta generasi muda dapat mengambil peranan dalam pembangunan pertanian.
"Generasi milenial yang inovatif dan memiliki gagasan yang kreatif akan mampu mengawal pembangunan pertanian yang maju, mandiri, modern," katanya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan Kementan melalui SMK-PP, politeknik atau pendidikan vokasi, akan terus berupaya menghasilkan SDM yang professional, berjiwa wirausaha, dan daya saing tinggi.
"Salah satu indikasi keberhasilan pendidikan vokasi Kementan adalah output atau alumninya dapat diserap oleh dunia usaha atau dunia industri atau DuDi," katanya.
Untuk itu, kata Dedi Nursyamsi, Kementan menerapkan Teaching Factory (TeFa) di mana model pembelajaran dalam suasana sesungguhnya (tempat kerja) dan bertujuan menumbuhkan kemampuan kewirausahaan peserta didik atau lulusan sesuai kebutuhan DuDi.
SMK-PP Negeri Banjarbaru sebagai institusi pendidikan vokasi di bawah naungan Kementan pun terus berupaya meningkatkan dan mengembangkan kualitas lulusannya.
Salah satu upayanya adalah meningkatkan kualitas Teaching Factory (TeFa) karena melalui TeFa, peserta didik akan dapat meningkatkan kompetensinya sebagai wirausaha dan memiliki kesiapan untuk terjun di dunia industri yang sebenarnya.
Kepala SMK-PPN Banjarbaru, Budi Santoso mengatakan hadirnya Program Youth Enterpreneur and Employment Support Services (YESS) pun turut mendukung kegiatan TeFa di SMK-PP Negeri Banjarbaru, kali ini menggelar pelatihan Smart Farming tentang smart green house.
"Pelatihan diikuti 16 peserta di antaranya delapan orang dari SMK-PP N Banjarbaru, dan delapan dari perwakilan BBPP Binuang di antaranya petani milenial dari P4S. Narasumber, kali ini mengundang instruktur dari Habibi Garden di Bandung, Jawa Barat.," kata Budi Santoso.
Pada pembukaan pelatihan, Wakasek Kurikulum SMK-PPN Banjarbaru, Airin Nurmarita mengatakan pelatihan memberi kesempatan pada peserta memanfaatkan dan mengaplikasikan langsung smart farming terkait smart green house.
"Baik di green house atau pun lapangan, dapat diaplikasikan, khususnya di SMK-PP N Banjarbaru,” katanya mewakili Budi Santoso.
Dia menambahkan kegiatan pelatihan menyediakan peralatan, bukan hanya untuk diaplikasikan tapi juga mampu melakukan melakukan pemeliharaan, artinya mendapat pengetahuan dan ketrampilan bagaimana merawat dan menjaga peralatan secara optimal baik di SMK-PP N Banjarbaru dan di P4S.
Pemilihan pelatihan smart farming mengacu arahan Mentan Syahrul tentang smart farming, sistem pertanian berbasis teknologi yang bisa membantu petani meningkatkan hasil panen secara kuantitas dan kualitas.
"ToT smart farming adalah upaya menembus langit. ToT tidak boleh gagal, karena memperlihatkan perubahan paradigma dan transformasi pertanian dari cara-cara tradisional ke modern,” kata Mentan.
Materi pelatihan antara lain pengenalan smart dan precision farming, survei lahan dan pemetaan, desain lahan untuk smart farming, standar operasional prosedur (SOP), threshold sensor budidaya, aktifitas budidaya, kalender budidaya, daftar kebutuhan kebun dan hama penyakit, daftar kebutuhan kebun dan hama penyakit, heatmap kebun budidaya, heatmap kebun budidaya, sistem kerja kebun, budidaya, dan sistem smart farming.
Sumber: republika.co.id
Pendidikan
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 19 Februari 2025
Universitas Riau (UNRI) adalah sebuah perguruan tinggi negeri yang terletak di Pekanbaru, Riau, Indonesia. Universitas ini terdiri dari 10 fakultas dan memiliki dua kampus di daerah Binawidya dan Gobah. Saat ini, rektor Universitas Riau adalah Prof. Dr. Hj. Sri Indarti, S.E., M.Si.
Pendirian Universitas Riau dimulai dari keinginan masyarakat dan pemerintah daerah Riau untuk memiliki perguruan tinggi negeri. Untuk mewujudkan hal ini, dibentuklah Panitia Persiapan Perguruan Tinggi Riau (P3TR) di Tanjungpinang. Namun, setelah ibu kota Provinsi Riau dipindahkan ke Pekanbaru, panitia tersebut juga dipindahkan ke kota ini. Beberapa tokoh yang berperan dalam pendirian universitas ini antara lain Kolonel Kaharuddin Nasution, Datuk Wan Abdurrahman, Soesman Hs., dan Drs. Sutan Balia.
Melalui upaya keras panitia tersebut, didirikanlah Yayasan Universitas Riau yang kemudian melahirkan perguruan tinggi ini dengan nama Universitas Riau pada tanggal 25 September 1962. Pendirian tersebut diperkuat dengan Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan No.123 tanggal 20 September 1963 yang berlaku sejak 1 Oktober 1962. Pada awal pendiriannya, universitas ini terdiri dari dua fakultas, yaitu Fakultas Ketataniagaan dan Ketatanegaraan serta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Setahun kemudian, dibuka pula Fakultas Ekonomi dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam. Pada tahun 1964, didirikan pula Fakultas Perikanan sehingga Universitas Riau menjadi sebuah universitas dengan dua fakultas eksakta dan tiga fakultas non-eksakta.
Pada tahun yang sama, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan memisahkan diri dan menjadi IKIP Jakarta Cabang Pekanbaru. Namun, empat tahun kemudian, yaitu pada tahun 1968, kedua fakultas tersebut bergabung kembali dengan Universitas Riau dan terbagi menjadi Fakultas Keguruan dan Fakultas Pendidikan. Dengan demikian, saat itu Universitas Riau memiliki enam fakultas.
Pada tahun 1981, didirikan Fakultas Non Gelar Teknologi (FNGT) dengan Jurusan Penyuluhan Pertanian dan Teknik Sipil, yang kemudian menjadi cikal bakal Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknik. Dua tahun kemudian, Fakultas Keguruan dan Fakultas Ilmu Pendidikan digabungkan kembali menjadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Pada tahun 1991, FNGT ditutup dan Fakultas Pertanian dibuka, dan akhirnya pada tahun 1994, didirikan fakultas yang ketujuh, yaitu Fakultas Teknik.
Sumber: id.wikipedia.org
Pendidikan
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 19 Februari 2025
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sebagai kelanjutan dari rintisan kerja sama antara UNY dan KBRI Beijing, UNY menyelenggarakan workshop online mengenai Kerjasama Teknologi dan Pendidikan China-Indonesia (TVET).
TVET adalah pendidikan dan pelatihan yang memberikan pengetahuan dan keterampilan untuk pekerjaan. TVET menggunakan pembelajaran formal, non-formal dan informal dan diakui sebagai sarana penting untuk keadilan sosial, inklusi dan pembangunan berkelanjutan.
Wang Yongli, Sekretaris Jenderal China Association for International Exchange (CEAIE), berterima kasih kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tiongkok dan Asia-China Center yang telah menyelenggarakan acara ini.
" "Teknologi penting untuk pekerja pengembangan material memiliki pengetahuan praktis. Kita memerlukan peluang-peluang baru dalam bidang teknologi dan metode,” kata Wang Yongli dalam siaran persnya, Jumat (9/3). untuk kehidupan dan pelatihan.
Ia mengatakan sekolah dapat menjadi institusi yang membantu mengatasi kemiskinan karena 13% siswanya berasal dari kalangan bawah.pengetahuan dan keterampilan bagi masyarakat. . Di Tiongkok, pendidikan kejuruan telah membantu mengurangi kemiskinan bagi 19 juta orang dalam delapan tahun terakhir. Wang Yongli berharap lokakarya ini menjadi ajang belajar dan bertukar pengalaman terkait inovasi dan teknologi.
Saryadi, Direktur Hubungan dan Koordinasi Pengusaha dan Lembaga Tanggungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Penelitian dan Keterampilan, menyatakan bahwa kualitas pendidikan.
"Perluasan pelatihan vokasi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pemerintah", katanya, tapi "pembangunan pendidikan". Dibutuhkan kontribusi pihak swasta, masyarakat dan masyarakat, ujarnya. pendidikan vokasi di Indonesia. Direksi menyampaikan bahwa teman-teman Kami siap mendukung dan meminta saudara-saudara untuk bekerja sama meningkatkan mutu pendidikan.
Duta Besar RI untuk Beijing Djauhari Oratmangun mengucapkan terima kasih kepada CEAIE, UNY dan universitas terkait serta menyampaikan bahwa workshop ini berjalan lancar dan Wakil Presiden Perencanaan dan Kerjasama Siswantoyo berharap kegiatan ini dapat meningkatkan perkembangan pendidikan vokasi di Indonesia.
Kegiatan dilakukan secara online dengan lebih dari 500 universitas, institut, dan sekolah vokasi se-Indonesia. Pembicara pada lokakarya ini adalah Profesor Liu Yufeng, Direktur Kerjasama Internasional dan Penelitian Komparatif dari Institut Pusat Pendidikan Kejuruan dan Teknik Kementerian Pendidikan, dan Profesor Ji Wenlin, mantan presiden Provinsi Jiangsu, yang memaparkan makalah berjudul 'TVET Reformasi di Tiongkok dan Latihan'. Fakultas Peternakan memaparkan makalah dengan judul “The Role of Industry in the Development of FPET – Activity of Jiangsu University of Animal Breeding and Veterinary Medicine”, sedangkan Profesor Cen Yong, Wakil Rektor Politeknik Ningbo, memaparkan makalah dengan judul “Pengembangan kerjasama internasional". untuk Siswa. '
Sumber: rejogja.republika.co.id
Pendidikan
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 19 Februari 2025
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Direktorat Pendidikan dan Pelatihan (Ditsuslat), Direktorat Pendidikan Vokasi (Ditjen Vokasi) dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyerahkan Penghargaan Manajemen Ketenagakerjaan. Acara ini merupakan puncak dari evaluasi yang dilakukan Ditsuslat terhadap berbagai program antara lain pelatihan keterampilan profesi (PKK), pelatihan kewirausahaan (PKW), uji kompetensi mahasiswa dan pelaksanaan program pengembangan manusia. PPKSDM). Selain itu, tujuan evaluasi adalah untuk mengukur pemerataan, kewajaran, daya tarik dan efektivitas pelaksanaan program. Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Wikan Sakarinto mengaku sangat bersyukur seluruh pusat kursus dan pelatihan (LKP) kini sudah terdigitalisasi. “LKP sekarang tidak hanya teknis, tapi digital. Kuantitasnya meningkat, kualitasnya semakin kuat,” ujarnya pada acara Academic Awards 2021 yang digelar di Yogyakarta, Kamis (16/12).
Namun Wikan juga berharap LKP terus melakukan perubahan untuk mengurangi pengangguran dan memperbanyak wirausaha. “Kami ingin perubahan untuk masa depan. Jangan mengeluh tentang kerusakan karena masih banyak yang harus dilakukan,” tambahnya. Sekjen Wikan dan Wakil Direktur Kurikulum Wartanto pun mengucapkan selamat kepada LKP. Indonesia. “Kami mengucapkan terima kasih kepada perguruan tinggi atau program studi yang telah turut serta dalam penyelenggaraan program kursus dan pelatihan departemennya serta berupaya semaksimal mungkin. n
Selanjutnya di LKP Direktur Wartanto mengucapkan terima kasih kepada lembaga Diklat yang telah maju. untuk mendukung program dan kebijakan Diklat, juga disediakan (1) Video Best practice pelaksanaan program PKK, (2) PKW Menjelaskan fokus evaluasi kegiatan LKP, termasuk video terbaik pelaksanaan program, (3) video pelatihan empat aspek PKW: materi sesuai berbagai keterampilan yang diajarkan, (4) praktik terbaik LSK, (5) video praktik terbaik tahun 2020 untuk penerapan LKP 8+i" Link and Match" berdasarkan DIDUKA.\ n
Berikut hadiah yang diberikan kepada para pemenang. (1) Juara 1 s/d 6 Lomba Produksi Video Implementasi Proyek PKW untuk Best Practices, (2) Juara 1 s/d 6 Lomba Produksi Video Buku Proyek PKW, (3) Juara 1 s/d 6 pada lomba Persiapan Penampilan Terbaik video. untuk pelaksanaan proyek PKK, (4) ) meraih Juara 1 sd 6 pada lomba persiapan video terbaik pelaksanaan proyek PKSDM dan (5) Juara 1 sd 6 pada lomba LSK (Lembaga Sertifikasi Kompetensi). Ini berfungsi dengan baik.
Sebagai ucapan terima kasih, Ditsuslat akan memberikan hadiah kepada pemenang pertama berupa sertifikat, hadiah, dan biaya pelatihan hingga Rp 30 juta. Proses seleksi kompetisi dilaksanakan pada bulan November 2021. Selain itu, penghargaan juga diserahkan kepada DPP Himpunan Penyelenggara Kursus dan Pelatihan Indonesia (HIPKI) yang diwakili oleh Hereansyah, Sekretaris Jenderal Himpunan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia ( HIPKI). ). ; Pusat Pelatihan Akademik dan Eksekutif DPP (FPLKP) Sekretaris Jenderal FPLKP Zulkifli M Adam; Kelompok Pembina dan Pemeriksa DPP PNF Seluruh Indonesia (HISPPI) diwakili oleh Ketua V Rusliawati; Ada pula DPP Generasi Digital Indonesia (GRADASI) yang dihadiri Ketua Asosiasi Sertifikat (LSK) Moh Sidik Gradasi yang dihadiri Ketua LSK Aji Samsul Rizal.
Sementara Ditsuslat telah menyusun postingan baru tentang kursus dan pelatihan terkait kegiatan peningkatan pengetahuan dan pemahaman kursus dan pelatihan di masyarakat. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas penulisan jurnalistik dalam kaitannya dengan studi dan pelatihan di masa depan. Pada kesempatan ini Ditsuslat memberikan penghargaan kepada media yang menerbitkan artikel terbaik.
Dari seluruh karya yang terkumpul, ada tiga karya terbaik tahun ini. (2) makalah berjudul “Datang Kajian Kemendikbudristek, Persiapan dan Harapan Kegagalan Sekolah” oleh Ilham Pratama Putra dari Medcom.id, dan (3) makalah berjudul “Mencetak Kekuatan Terpercaya dalam Editing Video”. Karyanya, penulis. Fatkhur Rizqi dari Radar Tasikmalaya.
Sumber: republika.co.id
Pendidikan
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 19 Februari 2025
REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Sedikitnya 200 guru sekolah menengah kejuruan dari 30 provinsi di Indonesia mendapatkan pelatihan singkat mengenai pariwisata dari pemerintah China secara daring. Menurut Atase Pendidikan dan Kebudayaan pada Kedutaan Besar RI di Beijing Yaya Sutarya, pelatihan tersebut diberikan menyusul dibukanya kembali pariwisata Bali untuk wisatawan mancanegara sejak Oktober lalu. "Program ini bagian dari kerja sama pendidikan vokasi antara Indonesia dan China," kata Yaya, Ahad (7/11).
Sebelum pandemi, China merupakan negara penyumbang wisatawan asing terbesar ke Indonesia, khususnya ke Bali. Tingkat kunjungannya rata-rata 2,5 juta orang per tahun. "KBRI Beijing terus mendorong upaya peningkatan kualitas SDM guru dan dosen Indonesia melalui skema pelatihan-pelatihan yang dikemas dalam bentuk short course," kata Yaya.
Dalam tiga bulan terakhir, KBRI Beijing menggelar berbagai program pelatihan singkat secara daring. Pelatihan ini digelar berkat kerja sama dengan China Language and Learning Cooperation (CLEC) Kementerian Pendidikan China dan Pusat ASEAN-China (ACC).
Sebelumnya, 81 kepala sekolah dasar dan menengah berprestasi di Indonesia mendapatkan pelatihan kepemimpinan. Dalam pelatihan yang diikuti 135 kepala sekolah itu, peserta dibekali materi bagaimana cara melakukan inovasi dan merancang program unggulannya.
Ada pula pelatihan pembelajaran inovatif Bahasa Mandarin yang dikuti 102 dosen dari 50 perguruan tinggi di Indonesia dan 100 guru bahasa Mandarin jenjang pendidikan dasar dan menengah. Selain itu digelar juga pelatihan bidang perfilman yang diberikan oleh 40 pegiat film dari Indonesia. Pelatihan-pelatihan tersebut, kata Yaya, adalah untuk memberikan pembekalan bagi para guru dan kepala sekolah agar bisa bersinergi dengan perusahaan.
Sumber: republika.co.id