Manajemen Pemasaran

Strategi Pertempuran yang Sukses Berkat Managemen Pemasaran

Dipublikasikan oleh Anisa pada 27 Februari 2025


Manajemen pemasaran, seperti menyusun strategi di medan perang bisnis, memanfaatkan beragam alat dan taktik dari ekonomi dan strategi kompetitif. Pemasar menggunakan senjata seperti lima kekuatan Porter, analisis kelompok pesaing strategis, dan analisis rantai nilai untuk merumuskan strategi yang cerdas dalam menghadapi lingkungan bisnis yang serba dinamis. Tak hanya itu, pemasar juga menjalankan "analisis SWOT" untuk membangun profil pesaing yang mendalam, fokus pada kekuatan dan kelemahan relatif, seperti seorang ahli intelijen menyusun profil musuh.

Dalam pertempuran memperebutkan hati konsumen, manajemen pemasaran melibatkan seni riset pasar dan pemasaran untuk melakukan analisis utama. Mereka menyelami metode seperti wawancara kelompok dan survei statistik, seolah menjadi detektif yang menyelidiki rahasia perilaku konsumen. Audit merek, yang seperti sebuah misi rahasia, memeriksa posisi suatu merek dalam industri dan mengukur sejauh mana efektivitasnya. Dengan bertanya pada merek tentang keberhasilannya dalam menarik pelanggan, melejitkan keuntungan, dan mengatasi tantangan pasar.

Dalam dunia pemasaran yang semakin bergerak cepat, manajer pemasaran bekerja layaknya panglima perang yang cerdik, merencanakan dan melaksanakan strategi pemasaran yang cermat. Mereka memilih segmen pelanggan yang menarik dan menentukan posisi yang diinginkan di benak konsumen. Seperti seorang arsitek yang merancang bangunan megah, mereka mengatur produk, harga, distribusi, dan promosi untuk menciptakan pengalaman pelanggan yang tak terlupakan.

Namun, pertempuran pemasaran bukan hanya soal taktik, tetapi juga strategi jangka panjang. Manajemen pemasaran melibatkan pengelolaan efektif dari proses inti seperti pengembangan produk baru, manajemen merek, komunikasi pemasaran, dan penetapan harga. Dengan menggunakan metrik, seperti seorang jenderal yang melacak kemajuan pasukannya, mereka memastikan bahwa setiap langkah strategis mendukung tujuan pemasaran dan keuangan perusahaan.

Sebagai pemimpin pasukan pemasaran, manajer juga harus memperluas pandangannya ke dunia internasional. Globalisasi membawa tantangan baru, dan manajemen pemasaran harus mempertimbangkan pemasaran internasional sebagai bagian integral dari rencana perang bisnis. Dalam dunia yang terus berubah ini, manajemen pemasaran tidak hanya sekadar beradaptasi, tetapi juga memimpin dengan kreativitas dan kecerdasan strategis.

Dalam setiap langkahnya, manajemen pemasaran mengambil peran penting dalam mengatur segmen pelanggan yang menarik dan menentukan posisi merek di benak konsumen. Seperti seorang arsitek yang merancang bangunan megah, mereka mengelola produk, harga, distribusi, dan promosi untuk menciptakan pengalaman pelanggan yang tak terlupakan. Namun, mereka juga tidak lupa pada strategi jangka panjang, dengan mengelola efektif proses inti seperti pengembangan produk baru, manajemen merek, dan penetapan harga.

Dengan demikian, peran manajemen pemasaran tidak hanya terbatas pada taktik-taktik sehari-hari, tetapi juga merupakan bagian integral dari rencana perang bisnis yang menyeluruh. Melalui kecerdasan, kreativitas, dan kepemimpinan yang kokoh, manajemen pemasaran menjaga perusahaan tetap berdaya saing dan relevan dalam menghadapi tantangan dan peluang yang terus berkembang di pasar global yang dinamis.

Disadur dari:

https://en.wikipedia.org

Selengkapnya
Strategi Pertempuran yang Sukses Berkat Managemen Pemasaran

Logistik Cerdas dan Pengiriman Last Mile

Inovasi Otomatisasi dalam Last Mile Delivery untuk Efisiensi dan Keberlanjutan

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 27 Februari 2025


Pendahuluan

Dalam era digital dan pertumbuhan e-commerce yang pesat, tantangan dalam rantai pasok semakin kompleks, terutama dalam last mile delivery—tahap akhir pengiriman barang ke pelanggan. Paper ini membahas berbagai solusi inovatif untuk meningkatkan efisiensi last mile delivery, seperti drone, kendaraan otomatis (AGV), droid, pengiriman dalam kendaraan (in-car delivery), hingga smart lockers. Dengan menggunakan model Hau Lee, penelitian ini mengidentifikasi faktor kritis keberhasilan (Critical Success Factors - CSF) yang mempengaruhi efektivitas berbagai metode pengiriman.

Konsep Last Mile Delivery

Last mile delivery mencakup semua proses dari pusat distribusi terakhir hingga ke tangan pelanggan. Beberapa tantangan utama yang dihadapi dalam proses ini antara lain:

  • Biaya tinggi: Mencakup lebih dari 50% total biaya logistik e-commerce.
  • Kecepatan pengiriman: Konsumen menginginkan pengiriman yang lebih cepat, bahkan di hari yang sama (same-day delivery).
  • Keberlanjutan: Emisi karbon dari kendaraan pengiriman perlu ditekan untuk mencapai rantai pasok yang lebih ramah lingkungan.

Untuk menjawab tantangan ini, paper ini mengusulkan berbagai solusi berbasis otomatisasi dan digitalisasi.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dan analisis literatur terhadap solusi otomasi dalam last mile delivery. Model Hau Lee diterapkan untuk menilai keseimbangan antara permintaan pelanggan dan ketersediaan layanan logistik. Studi ini juga mengeksplorasi CSF dari berbagai metode pengiriman yang diuji dalam industri logistik, e-commerce, dan makanan.

Studi Kasus & Data Empiris

1. Drone Delivery: Solusi Cepat & Efektif

  • Studi Kasus: Amazon Prime Air
    • Menggunakan drone untuk pengiriman dalam waktu kurang dari 30 menit.
    • Mengurangi emisi karbon hingga 40% dibandingkan kendaraan darat.
    • Kendala utama: regulasi penerbangan dan kapasitas muatan terbatas.
  • Efektivitas Drone
    • Cocok untuk daerah perkotaan dengan lalu lintas padat dan lokasi sulit dijangkau.
    • Reduksi biaya operasional hingga 25% dibandingkan kendaraan konvensional.

2. Kendaraan Otonom (AGV) untuk Distribusi Efisien

  • Studi Kasus: Ford & Nuro
    • Ford mengembangkan AGV untuk distribusi ritel tanpa pengemudi.
    • Nuro, startup kendaraan otonom, berhasil mengurangi biaya tenaga kerja hingga 60%.
    • Tantangan utama: investasi awal tinggi dan keterbatasan infrastruktur jalan.
  • Dampak Penggunaan AGV
    • Mempercepat pengiriman di wilayah urban hingga 35%.
    • Mengurangi konsumsi bahan bakar sebesar 20% dibandingkan kendaraan konvensional.

3. Smart Lockers: Solusi untuk Efisiensi Logistik

  • Studi Kasus: Amazon & Alibaba
    • Amazon Hub Locker dan Cainiao Smart Locker (Alibaba) meningkatkan fleksibilitas pelanggan dalam mengambil paket kapan saja.
    • Mengurangi biaya logistik hingga 30% karena meminimalkan perjalanan pengiriman gagal.
    • Hemat 50% biaya tenaga kerja dibandingkan dengan pengiriman door-to-door.
  • Keuntungan Smart Lockers
    • Mengurangi kemacetan akibat pengiriman individu.
    • Meningkatkan pengalaman pelanggan dengan kemudahan akses 24/7.

4. Pengiriman dengan Droid & In-Car Delivery

  • Droid Delivery: Starship Technologies
    • Menggunakan robot kecil untuk mengantarkan paket dalam radius 5 km.
    • Mengurangi emisi karbon hingga 80% dibandingkan kendaraan bermotor.
  • In-Car Delivery: Volvo & Amazon Key
    • Pelanggan dapat menerima paket langsung di bagasi mobil mereka.
    • Meningkatkan tingkat keberhasilan pengiriman hingga 95% dibandingkan pengiriman ke rumah.

Tantangan & Solusi Implementasi

  1. Regulasi & Keamanan
    • Penggunaan drone dan kendaraan otonom masih dibatasi oleh regulasi penerbangan dan lalu lintas.
    • Solusi: Kolaborasi dengan pemerintah untuk mengembangkan regulasi yang mendukung inovasi.
  2. Investasi Teknologi yang Tinggi
    • Kendaraan otonom dan smart lockers membutuhkan investasi besar di awal.
    • Solusi: Model bisnis berbasis sewa atau kemitraan dengan startup teknologi.
  3. Adopsi Konsumen & Kepercayaan Publik
    • Pelanggan mungkin masih ragu menggunakan pengiriman otomatis.
    • Solusi: Kampanye edukasi dan uji coba gratis untuk meningkatkan kepercayaan pengguna.

Kesimpulan & Rekomendasi

Paper ini menyoroti bahwa otomatisasi dalam last mile delivery memiliki potensi besar untuk mengurangi biaya, meningkatkan kecepatan pengiriman, dan mengurangi dampak lingkungan. Adopsi teknologi seperti drone, AGV, smart lockers, dan droid delivery dapat meningkatkan efisiensi rantai pasok secara signifikan.

Rekomendasi untuk Industri Logistik & E-commerce

Investasi dalam teknologi otonom & AI untuk meningkatkan efisiensi pengiriman.
Peningkatan infrastruktur smart lockers untuk mengurangi ketergantungan pada pengiriman individu.
Kolaborasi dengan regulator untuk mempercepat adopsi teknologi baru.
Edukasi pelanggan untuk meningkatkan penerimaan terhadap metode pengiriman otomatis.

Dengan strategi yang tepat, masa depan last mile delivery akan lebih cepat, efisien, dan ramah lingkungan.

Sumber Artikel:
[SLD17.pdf] – Soluzioni delle modalità di Last Mile Delivery

 

Selengkapnya
Inovasi Otomatisasi dalam Last Mile Delivery untuk Efisiensi dan Keberlanjutan

Logistik Cerdas dan Pengiriman Last Mile

Optimalisasi Last Mile Delivery dengan Smart Keys Berbasis IoT: Solusi Inovatif untuk Pengiriman Tanpa Gagal

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 27 Februari 2025


Pendahuluan

Last mile delivery dalam B2C e-commerce menghadapi tantangan besar, terutama dalam pengiriman gagal akibat ketidakhadiran pelanggan. Masalah ini meningkatkan biaya operasional, memperpanjang waktu pengiriman, dan menurunkan kepuasan pelanggan.

Paper ini membahas solusi inovatif menggunakan smart keys berbasis IoT yang memungkinkan kurir mengakses rumah pelanggan dengan aman, sehingga mengurangi tingkat pengiriman gagal dan biaya logistik.

Tantangan Last Mile Delivery

  • Biaya tinggi: Menyumbang hingga 50% dari total biaya logistik e-commerce.
  • Pengiriman gagal: 11% dari total pengiriman tidak berhasil karena pelanggan tidak ada di rumah.
  • Efisiensi rute: Perusahaan logistik kesulitan merancang rute optimal akibat pengiriman yang tertunda.

Solusi: Implementasi Smart Keys dalam Last Mile Delivery

1. Smart Keys: Teknologi IoT untuk Pengiriman Aman

  • Bagaimana Cara Kerjanya?
    • Kurir mendapat akses sementara ke rumah pelanggan melalui smart lock yang dikendalikan oleh IoT.
    • Pelanggan bisa memantau pengiriman secara real-time melalui kamera dan aplikasi ponsel.
  • Keuntungan Smart Keys
    Mengurangi pengiriman gagal hingga 100% karena kurir dapat masuk meski pelanggan tidak ada di rumah.
    Memotong biaya pengiriman hingga 11% dibandingkan pengiriman tradisional.
    Meningkatkan efisiensi kurir dengan mengurangi waktu tunggu dan optimasi rute.

2. Studi Kasus: Penggunaan Smart Keys di Milan

  • Metodologi: Simulasi dilakukan pada 80 titik pengiriman di Milan, membandingkan pengiriman tradisional vs. smart key.
  • Hasil utama:
    ✅ Pada skenario dengan 25% rumah menggunakan smart key, tingkat pengiriman gagal turun dari 11% ke 7%.
    ✅ Dengan 100% adopsi smart key, pengiriman gagal turun hingga 0%, menghemat biaya operasional 10%.
    ✅ Biaya per pengiriman sukses turun dari €2,14 menjadi €1,91, menghasilkan penghematan signifikan bagi perusahaan logistik.

3. Model Optimasi Rute (VRPSK)

  • VRPSK (Vehicle Routing Problem with Smart Keys) dikembangkan untuk mengoptimalkan rute kurir berdasarkan kemungkinan keberhasilan pengiriman.
  • Keunggulan Model:
    ✅ Meminimalkan jarak tempuh, mengurangi konsumsi bahan bakar.
    ✅ Menjadwalkan kurir ke rumah dengan tingkat keberhasilan tertinggi.

Tantangan & Solusi Implementasi

  1. Keamanan & Privasi
    • Beberapa pelanggan masih ragu untuk memberikan akses ke rumah mereka.
    • Solusi: Sistem enkripsi & pengawasan kamera memastikan pengiriman aman.
  2. Biaya Implementasi Smart Keys
    • Harga perangkat dan infrastruktur masih relatif mahal.
    • Solusi: Model bisnis berbasis sewa atau subsidi dari e-commerce besar.
  3. Adopsi Konsumen
    • Perlu edukasi untuk membangun kepercayaan pengguna.
    • Solusi: Uji coba gratis & kampanye pemasaran berbasis pengalaman pelanggan.

Kesimpulan & Rekomendasi

Paper ini membuktikan bahwa adopsi smart keys berbasis IoT dapat mengoptimalkan last mile delivery dengan mengurangi biaya hingga 11% dan meningkatkan efisiensi logistik.

Kolaborasi dengan e-commerce besar untuk mempercepat adopsi teknologi ini.
Mengintegrasikan smart key dengan AI & IoT untuk analisis rute yang lebih cerdas.
Kampanye edukasi pelanggan untuk meningkatkan kepercayaan terhadap sistem smart key.

Dengan strategi ini, last mile delivery dapat menjadi lebih efisien, ekonomis, dan ramah lingkungan.

Sumber Artikel:
Seghezzi A., Siragusa C., Mangiaracina R., Tumino A. (2024). Logistics 4.0 & e-commerce: evaluating the impacts of smart keys on last-mile delivery. Politecnico di Milano.

 

Selengkapnya
Optimalisasi Last Mile Delivery dengan Smart Keys Berbasis IoT: Solusi Inovatif untuk Pengiriman Tanpa Gagal

Logistik Cerdas dan Pengiriman Last Mile

Optimasi Last-Mile Delivery dengan Smart Lockers, Capillary Distribution, dan Crowdshipping

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 27 Februari 2025


Pendahuluan

Last-mile delivery adalah tahap terakhir dalam rantai pasok yang paling mahal dan menantang, menyumbang lebih dari 50% total biaya pengiriman. Tantangan utama dalam sektor ini meliputi kemacetan lalu lintas, emisi karbon tinggi, dan ketidakefisienan rute pengiriman. Studi ini membahas solusi berbasis multi-criteria optimization yang mengintegrasikan smart lockers otomatis, jaringan distribusi kapiler (capillary distribution), dan crowdshipping untuk meningkatkan efisiensi, keberlanjutan, dan fleksibilitas operasional dalam logistik kota.

Konsep Optimasi Last-Mile Delivery

Penelitian ini menawarkan tiga pendekatan utama untuk meningkatkan efisiensi last-mile delivery:

1. Smart Lockers Otomatis

Pengurangan Biaya Logistik: Pengiriman ke smart lockers lebih murah 15%-30% dibandingkan pengiriman langsung ke rumah pelanggan.
Keamanan & Fleksibilitas: Konsumen dapat mengambil paket kapan saja dengan kode unik, mengurangi risiko kehilangan atau pencurian paket.
Dampak Lingkungan Positif: Mengurangi jumlah kendaraan kurir yang beroperasi di dalam kota, menekan emisi karbon hingga 20%.

2. Capillary Distribution

Distribusi berbasis mikro-hub: Menggunakan titik distribusi kecil yang tersebar di area perkotaan untuk mempersingkat jarak pengiriman.
Peningkatan Efisiensi Rute: Mengurangi waktu perjalanan kurir hingga 40% dengan memanfaatkan infrastruktur transportasi umum dan lokasi strategis.

3. Crowdshipping

Memanfaatkan Komunitas untuk Pengiriman: Sistem berbasis sharing economy di mana individu membawa paket saat bepergian.
Pengurangan Biaya Operasional: Menghemat biaya tenaga kerja dan kendaraan dengan memberdayakan individu untuk mengantarkan paket.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan model optimasi multi-kriteria, yang mempertimbangkan faktor seperti biaya, waktu pengiriman, kapasitas kendaraan, dan efisiensi sumber daya. Studi kasus dilakukan di Wrocław, Polandia, yang memiliki lebih dari 400 smart lockers tersebar di 78 distrik.

Studi Kasus & Hasil Empiris

1. Implementasi Smart Lockers di Polandia

Penghematan Biaya: Pengiriman dari locker ke locker 30% lebih murah dibanding pengiriman langsung ke rumah.
Reduksi Emisi Karbon: Smart lockers membantu mengurangi penggunaan kendaraan kurir hingga 25%, yang berdampak langsung pada penurunan polusi udara.
Peningkatan Keamanan Paket: Dengan metode ini, kasus kehilangan atau pencurian paket turun hingga 50%.

2. Optimasi Distribusi dengan Capillary Distribution

Reduksi Waktu Perjalanan: Dengan jaringan distribusi berbasis mikro-hub, waktu pengiriman berkurang hingga 40% dibanding model konvensional.
Peningkatan Ketersediaan Paket: Pelanggan bisa mendapatkan paket lebih cepat karena paket disimpan di titik-titik yang lebih dekat.

3. Efektivitas Crowdshipping dalam Pengiriman Last-Mile

Efisiensi Biaya: Memanfaatkan kapasitas kendaraan pribadi yang tidak terpakai, menghemat hingga 20% biaya logistik.
Peningkatan Fleksibilitas Pengiriman: Memungkinkan pengiriman yang lebih cepat dan fleksibel karena adanya partisipasi masyarakat dalam sistem logistik.

Tantangan & Solusi Implementasi

1. Kendala Integrasi Digital

🚧 Masalah: Banyak perusahaan masih menggunakan sistem logistik konvensional.
💡 Solusi: Investasi dalam AI, IoT, dan blockchain untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi operasional.

2. Biaya Implementasi yang Tinggi

🚧 Masalah: Pengadaan smart lockers dan sistem crowdshipping membutuhkan investasi awal besar.
💡 Solusi: Model Software-as-a-Service (SaaS) untuk mengurangi biaya modal awal bagi perusahaan logistik.

3. Regulasi & Kebijakan Kota

🚧 Masalah: Kebijakan lalu lintas dan regulasi pengiriman sering berubah-ubah.
💡 Solusi: Kolaborasi dengan pemerintah kota untuk menciptakan kebijakan yang mendukung logistik pintar dan berkelanjutan.

Kesimpulan & Rekomendasi

Penelitian ini menegaskan bahwa kombinasi smart lockers, capillary distribution, dan crowdshipping dapat meningkatkan efisiensi, menekan biaya, dan mengurangi dampak lingkungan dalam logistik kota.

📌 Rekomendasi utama untuk implementasi sukses:
Mengintegrasikan smart lockers secara luas di area perkotaan untuk mengurangi pengiriman langsung ke rumah.
Menggunakan data real-time dan AI untuk optimasi rute dan distribusi paket.
Mendukung kebijakan smart city yang inklusif dan berbasis data.

Dengan penerapan strategi ini, industri logistik dapat menekan biaya operasional, mengurangi emisi karbon, dan meningkatkan kepuasan pelanggan, menjadikan last-mile delivery lebih efisien dan berkelanjutan.

Sumber Artikel: Sawik, Bartosz (2024). Optimizing Last-Mile Delivery: A Multi-Criteria Approach with Automated Smart Lockers, Capillary Distribution and Crowdshipping. Logistics 2024, 8, 52.

 

Selengkapnya
Optimasi Last-Mile Delivery dengan Smart Lockers, Capillary Distribution, dan Crowdshipping

Perindustrian

Krakatau Steel dan Tatalogam Group Bersatu untuk Mewujudkan Industri Baja Berkelanjutan

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza pada 27 Februari 2025


JAKARTA, KOMPAS.com – PT Krakatau Steel dan PT Tata Metal Lestari (Tatalogam Group) sepakat menandatangani komitmen Environmental, Social, Governance (ESG) untuk industri baja yang berkelanjutan. Direktur Komersial PT Krakatau Steel Melati Sarnita menjelaskan, baja merupakan salah satu produk daur ulang, sehingga tidak merusak lingkungan dan kehidupan masyarakat. Untuk itu, Krakatau Steel bersama PT Tata Metal Lestari sebagai salah satu produsen Baja Lapis Aluminium Seng ini berkomitmen untuk meningkatkan tata kelola yang berkelanjutan di industri baja.

Melestarikan lingkungan sebagai warisan bagi generasi yang akan datang, memang harus mulai diterapkan di industri baja. Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah dengan mengusung konsep Eco-green di sektor industri tersebut melalui pendekatan ESG. “Eco-Green akan menjadi salah satu tata kelola yang sangat kritikal di masa depan. Jadi memang Eco-Green itu bukan untuk bisnis, tapi untuk persiapan kita kepada generasi selanjutnya. Ketika kita menurunkan bumi ke mereka. Itu yang memang harus kita ingat,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip pada Kamis (23/12/2021). Melati menambahkan, industri baja memberikan multiplier yang besar untuk lingkungan dan masyarakat. Karena itu di negara-negara maju, industri baja sangat dilindungi. Bahkan industri ini dianggap sebagai industri pertahanan sebuah negara. 

“Industri baja itu dianggap sebagai industri pertahanan sebuah negara. Kita tidak bicara senjatanya, tapi dari segi pertahanan kehidupan dari lingkungan serta masyarakat di negara tersebut,” bebernya. “Jika kita lihat, negara-negara besar seperti Amerika, India, atau China itu memiliki kebijakan-kebijakan industri baja yang sangat kuat untuk melindungi industri domestiknya. Harapan kami sebagai BUMN, industri baja kita bisa membantu para pelaku usaha industri baja supaya perkuatan kebijakan itu juga bisa kita lakukan,” terangnya lagi. Pada kesempatan yang sama, Vice President PT Tata Metal Lestari Stephanus Koeswandi menjelaskan, kondisi bumi saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Karena kekhawatiran itulah, PT Tata Metal Lestari dan Tatalogam Group berkomitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan ini. Berbagai upaya dilakukan guna mencapai target Zero Emission. 

Salah satunya dengan menerapkan industri 4.0, serta menggandeng pihak lain sehingga industri baja di tanah air ini menjadi industri yang lebih ramah lingkungan. “Jadi kami bersama PT Krakatau Steel berkolaborasi untuk menuju industri yang berkelanjutan, yang hijau, dengan pendekatan ESG. Karena kalau baja ini saya yakin kita sudah berkecukupan. Jadi tidak perlu impor lagi,” bebernya. Pada kesempatan tersebut, digelar juga acara pelepasan ekspor 2 produk ramah lingkungan karya PT Tata Metal Lestari. Kali ini, produk yang dinamakan Hijau Ubud dan Hijau Buaran ini akan diekspor ke Australia. “Kami melepas 125 ton produk Hijau Buaran dan Hijau Ubud. Dengan ekspor yang dilepas hari ini, total kita sudah ekspor 2.650 ton produk serupa dari target 5.000 ton per bulannya,” jelasnya. 

Menurutnya, masyarakat Australia sendiri saat ini sudah ada kesadaran untuk menggunakan produk yang ramah lingkungan, tepatnya sejak COP 26 digelar beberapa waktu lalu. “Jadi di COP 26 ini ada 26 negara yang berkomitmen untuk menerapkan sustainable bisnis. Jadi tidak hanya growth yang dikejar namun juga keberlangsungannya,” terang Stephanus.

Sumber: money.kompas.com
 

 

Selengkapnya
Krakatau Steel dan Tatalogam Group Bersatu untuk Mewujudkan Industri Baja Berkelanjutan

Perindustrian

Melalui Digitalisasi, Laba Bersih Krakatau Steel Melesat Menjadi Rp 1,05 Triliun

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza pada 27 Februari 2025


JAKARTA, KOMPAS.com - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk menorehkan laba bersih sebesar Rp 1,05 triliun per Oktober 2021. Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan, laba bersih yang yang diperoleh perseroan dapat tercapai salah satunya berkat digitalisasi. "Digitalisasi yang terjadi di Krakatau Steel berdampak baik bagi peningkatan kinerjanya, sampai Oktober 2021 perusahaan mencatat laba bersih Rp 1,05 triliun," ujar dia dalam grand launching KRASmart Marketplace di Jakarta, Jumat (26/11/2021). Sementara untuk pendapatan usaha, perseroan memperoleh Rp 26,5 triliun atau naik 73,19 persen dibandingkan periode yang sama ketimbang tahun lalu sebesar Rp 15,3 triliun.

Salah satu inovasi digitalisasi yang baru saja diluncurkan oleh perseroan adalah KRASmart Marketplace. Aplikasi ini diluncurkan demi memudahkan konsumen perseroan dalam membeli produk baja Krakatau Steel dan Group dari hulu hingga hilir . Silmy mengatakan, konsumen hanya perlu mengunduh aplikasi tersebut pada Google Play Store maupun App Store "Aplikasi ini diharapkan mampu memudahkan konsumen kami melakukan transaksi dimana pun dan kapanpun," terang Silmy. KRASmart Marketplace sama saja seperti halnya marketplace ritel yang bisa digunakan untuk menjual consumer goods (barang jadi). Menurutnya, perseroan perlu membangun suatu hal terbaik bagi Indonesia karena harus menjadi negara yang harus mandiri. Sehingga, KRASmart marketplace menjadi platform transaksi digital dalam produk baja untuk pengusaha baja di tanah air. 

Nantinya, Krakatau Steel akan membuat ekosistem KRASmart Marketplace untuk industri baja di Indonesia dengan cakupan lebih luas lagi. Selain KRASmart Marketplace, program digitalisasi lainnya yang sudah dilakukan adalah Sales Go!, Digital Control Tower, KRASmart Connect, dan KRASsoptima. SalesGo! adalah sistem sales force berbasis cloud untuk mengendalikan kegiatan penjualan perusahaan. Untuk Digital Control Tower merupakan dashboard dan command center dalam menyajikan visualisasi data dan pengambilan keputusan yang dilakukan perusahaan dengan cepat, akurat, dan terukur. Kemudian, KRASmart Connect adalah platform B2B order to cash (O2C) untuk menyediakan visibilitas informasi dan akses order, faktur, pengiriman, serta account receivable (piutang dagang). Sementara KRASsoptima adalah mesin pembelajaran yang dapat memprediksi harga baja pada masa depan untuk penentuan produk perseroan.

Sumber: www.kompas.com 
 

 

Selengkapnya
Melalui Digitalisasi, Laba Bersih Krakatau Steel Melesat Menjadi Rp 1,05 Triliun
« First Previous page 748 of 1.345 Next Last »