Badan Usaha Milik Negara
Dipublikasikan oleh Raynata Sepia Listiawati pada 19 Februari 2025
PT Indonesia Asahan Aluminium atau lebih dikenal sebagai INALUM merupakan BUMN pertama dan terbesar Indonesia yang bergerak dibidang peleburan Aluminium. Besarnya potensi kelistrikan yang dihasilkan dari aliran Sungai Asahan membuat Pemerintah Indonesia mengundang perusahaan konsultan pembangunan asal Jepang, Nippon Koei untuk melakukan studi kelayakan pembangunan PLTA di Sungai Asahan. Studi kelayakan tersebut menyarankan agar produksi kelistrikan diserap oleh industri peleburan aluminium. Maka dengan itu, Pemerintah menindaklanjuti studi kelayakan tersebut bersama pihak Jepang untuk secara bersama mendirikan perusahaan untuk mengelola proyek Asahan dengan perusahaan yang bernama Indonesia Asahan Aluminium dengan ditandatanganinya kerjasama untuk pengelolaan bersama kawasan Sungai Asahan pada tanggal 7 Juli 1975.
Perusahaan yang didirikan pada tanggal 6 Januari 1976 dengan status Penanam Modal Asing dibentuk oleh 12 perusahaan Kimia dan Metal dari Jepang. Keberadaan Inalum sebagai industri peleburan aluminium telah meletakkan dasar fondasi yang kuat untuk mengembangkan industri hilir peleburan bahan tambang yang berpengaruh, bernilai tambah dan berdaya saing. Pada tanggal 9 Desember 2013, status Inalum sebagai PMA dicabut sesuai dengan kesepakatan yang di tandatangani di Tokyo pada tanggal 7 Juli 1975. Sejak diakuisisi oleh Pemerintah, Inalum kini tengah mengembangkan produksi hilir aluminium dengan mendorong diversifikasi produk dari aluminium ingot ke aluminium alloy, billet dan wire rod, serta menggarap pabrik peleburan baru yang terintegrasi di Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara dan mempersiapkan diri untuk menjadi induk holding BUMN bidang pertambangan yang direncanakan mengakuisisi Freeport Indonesia.
Sejarah
Kegagalan Pemerintah Kolonial Hindia Belanda untuk memanfaatkan derasnya debit air dari Danau Toba melalui Sungai Asahan, mendorong Pemerintah untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air. Pada tahun 1972, rencana pembangunan PLTA menguat setelah pemerintah menerima laporan dari Nippon Koei, sebuah perusahaan konsultan Jepang menyatakan bahwa studi kelayakan pembangunan PLTA memungkinkan dibangun sekaligus dengan sebuah peleburan aluminium sebagai pemakai utama dari listrik yang dihasilkannya.
Menindaklanjuti studi kelayakan tersebut, pada tanggal 7 Juli 1975 di Tokyo, setelah melalui perundingan-perundingan yang panjang dan dengan bantuan ekonomi dari pemerintah jepang untuk proyek ini, pemerintah Republik Indonesia dan 12 Perusahaan Penanam Modal Jepang menandatangani Perjanjian Induk untuk PLTA dan Pabrik Peleburan Aluminium Asahan yang kemudian dikenal dengan sebutan Proyek Asahan. Kedua belas Perusahaan Penanam Modal Jepang tersebut adalah Sumitomo Chemical, Sumitomo Corporation, Nippon Light Metal Company, Itochu, Nissho Iwai, Nichimen, Showa Denko K.K., Marubeni, Mitsubishi Chemical Industries, Mitsubishi Corp, Mitsui Aluminium, Mitsui & Co. Selanjutnya, untuk penyertaan modal pada perusahaan yang akan didirikan di Jakarta kedua belas Perusahaan Penanam Modal Tersebut bersama Pemerintah Jepang membentuk sebuah nama Nippon Asahan aluminium Co, Ltd (NAA) yang berkedudukan di Tokyo pada tanggal 25 November 1975.
Pada tanggal 6 Januari 1976, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), sebuah perusahaan patungan antara pemerintah Indonesia dan Jepang didirikan di Jakarta. Inalum adalah perusahaan yang membangun dan mengoperasikan Proyek Asahan, sesuai dengan perjanjian induk. Perbandingan saham antara pemerintah Indonesia dengan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd, pada saat perusahaan didirikan adalah 10% dengan 90%. Pada bulan Oktober 1978 perbandingan tersebut menjadi 25% dengan 75% dan sejak Juni 1987 menjadi 41,13% dengan 58,87%. Dan sejak 10 Februari 1998 menjadi 41,12% dengan 58,88%. Untuk melaksanakan ketentuan dalam perjanjian induk, Pemerintah Indonesia kemudian mengeluarkan SK Presiden No.5/1976 yang melandasi terbentuknya Otorita Pengembangan Proyek Asahan sebagai wakil Pemerintahan yang bertanggung jawab atas lancarnya pembangunan dan pengembangan Proyek Asahan.
Inalum dapat dicatat sebagai pelopor dan perusahaan pertama di Indonesia yang bergerak dalam bidang Industri peleburan aluminium dengan investasi sebesar 411 miliar Yen. Secara de facto, perubahan status Inalum dari PMA menjadi BUMN terjadi pada 1 November 2013 sesuai dengan kesepakatan yang tertuang dalam Perjanjian Induk. Pemutusan kontrak antara Pemerintah Indonesia dengan Konsorsium Perusahaan asal Jepang berlangsung pada 9 Desember 2013, dan secara de jure Inalum resmi menjadi BUMN pada 19 Desember 2013 setelah Pemerintah Indonesia mengambil alih saham yang dimiliki pihak konsorsium. PT INALUM (Persero) resmi menjadi BUMN ke-141 pada tanggal 21 April 2014 sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2014.
Infrastruktur utama dan penunjang
PLTA
Inalum membangun dan mengoperasikan PLTA yang terdiri dari stasiun pembangkit listrik Siguragura dan Tangga yang terkenal dengan nama Asahan 2 yang terletak di Paritohan, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatra Utara. Stasiun pembangkit ini dioperasikan dengan memanfaatkan air Sungai Asahan yang mengalirkan air danau Toba ke Selat Malaka. Produksi listrik dari kedua PLTA sangat bergantung pada jumlah permukaan air danau Toba. Pembangunan PLTA dimulai pada tanggal 9 Juni 1978. Pembangunan stasiun pembangkit listrik bawah tanah Siguragura dimulai pada tanggal 7 April 1980 dan diresmikan oleh Presiden RI, Soeharto dalam acara Peletakan Batu Pertama yang diselenggarakan dengan tata cara adat Jepang dan tradisi lokal. Pembangunan seluruh PLTA memakan waktu 5 tahun dan diresmikan oleh Wakil Presiden Umar Wirahadikusuma pada tangagl 7 Juni 1983. Total kapasitas produksi tetap mencapai 426 MW dan output puncak 513 MW. Listrik yang dihasilkan digunakan untuk pabrik peleburan di Kuala Tanjung.
PLTA tangga
Bendungan penadah air tangga (Tangga Intake Dam) yang terletak di Tangga dan berfungsi untuk membendung air yang telah dipakai PLTA Siguragura untuk dimanfaatkan kembali pada PLTA Tangga. Bendungan ini merupakan bendungan busur pertama di Indonesia. Stasiun Pembangkit Tangga memiliki 4 unit Generator. Total kapasitas tetap dari keempat generator tersebut adalah 223 MW. Tipe bendungan ini adalah beton massa berbentuk busur dengan ketinggian 82 meter.
PLTA Siguragura
Bendungan penadah air Siguragura (Siguragura Intake Dam) terletak di Simorea dan berfungsi sebagai sumber air yang stabil untuk stasiun pembangkit listrik Siguragura. Air yang ditampung di bendungan ini dimanfaatkan Stasiun pembangkit listrik Siguragura (Siguragura Power Station) yang berada 200 m di dalam perut bumi dengan 4 unit generator dan total kapasitas tetap dari keempat generator tersebut adalah 203 MW dan merupakan PLTA bawah tanah pertama di Indonesia. Tipe bendungan ini adalah beton massa dengan ketinggian 47 meter.
Peleburan aluminium
Inalum memulai pembangunan pabrik peleburan aluminium dan fasilitas pendukungnya di atas area 200 ha di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara, kira-kira 110 km dari kota Medan, Ibu kota Provinsi Sumatra Utara pada tanggal 6 Juli 1979 dan tahap I operasi dimulai pada tanggal 20 Januari 1982. Pembangunan ini diresmikan oleh Presiden RI, Soeharto yang didampingi oleh 12 Menteri Kabinet Pembangunan II. Operasi pot pertama dilakukan pada tanggal 15 Februari 1982 dan Maret 1982, aluminium ingot pertama berhasil dicetak. Pabrik peleburan dengan kapasitas produksi sebesar 225.000 ton aluminium per tahun ini dibangun menghadap Selat Malaka.
Pada tanggal 14 Oktober 1982, Inalum memulai pengiriman aluminium ingot menuju Jepang dengan kapal Ocean Prima yang memuat 4.800 ton meninggalkan Kuala Tanjung dan Inalum menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara pengekspor aluminium di dunia. Produksi satu juta ton berhasil dicapai pada tanggal 8 Februari 1988, kedua juta ton pada 2 Juni 1993, ketiga juta ton pada 12 Desember 1997, ke empat juta ton pada 16 Desember 2003 dan ke lima juta ton pada 11 Januari 2008. Produk Inalum diserap industri menjadi komoditas bahan baku industri hilir seperti ekstrusi, kabel dan lembaran aluminium. Kualitas produk Inalum adalah 99.70% dan 99.90%. Pabrik peleburan aluminium di Kuala Tanjung bergerak dalam bidang mereduksi alumina menjadi aluminium dengan menggunakan alumina, karbon, dan listrik sebagai material utama. Pabrik ini memiliki 3 pabrik utama, pabrik Karbon, pabrik Reduksi, dan pabrik Penuangan serta fasilitas pendukung lainnya.
Perkembangan usaha
Sejak diambil alih kepemilikannya dari konsorsium investor Jepang pada tanggal 9 Desember 2013, Indonesia asahan aluminium terus mengembangkan usahanya dibidang peleburan aluminium dengan mewujudkan beberapa rencana strategis baru seperti:
Pembangunan Indonesia kayan aluminium
Padatnya aktivitas peleburan dan produksi aluminium di Sumatra Utara, mendorong Inalum untuk berekspansi dengan mengisi Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan di Kalimantan Utara dengan membangun kawasan pabrik pemurnian, peleburan dan produksi berbahan baku alumina di dengan didirikannya pabrik Aluminium Alloy berkapasitas 300.000 Ton pertahun, Billet berkapasitas 100.000 Ton, Wire Rod berkapasitas 100.000 Ton dan Smelter Grade Alumina berkapasitas 1.000.000 Ton yang didukung dengan adanya PLTA Sungai Kayan yang berkapasitas 500 MW. Pembangunan akan mengintegrasikan pengembangan dan pengelolaan infrastruktur utama dan penunjang dari instalasi pembangkit, transmisi kelistrikan hingga pabrik pemurnian, peleburan dan produksi aluminium. Ekspansi diambil setelah perusahaan menemukan potensi besar terkait hasil penambangan bauksit yang signifikan untuk diolah oleh Inalum, sebagai langkah perusahaan peleburan aluminium terbesar di Indonesia tersebut untuk menjadi perusahaan yang bertaraf global dan kompetitif di pasar Internasional, sekaligus sebagai langkah menuju target produksi 1.000.000 ton aluminium pada tahun 2025.
Pembangunan PLTU Kuala Tanjung
Rampungnya studi kelayakan pembangunan PLTU Kuala Tanjung 2x350 MW di Kuala Tanjung menjadi kesempatan besar bagi Inalum untuk menunjang kegiatan produksi yang terus ditingkatkan dari 250.000 Ton Aluminium hingga 500.000 Ton pada tahun 2021. Inalum juga menyampaikan bahwa Inalum akan membuka tender bagi pihak-pihak yang tertarik untuk mengadakan kerjasama dalam pembangunan PLTU tersebut dengan menggunaka skema Built-Own-Operate-Transfer atau dengan skema terdekat lainnya. Secara teknis, Inalum menyampaikan bahwa harga kesesuaian yang diinginkan berada disekitar 4 sen Dolar AS/KWH sesuai kalkulasi produksi listrik PLTA.
Induk Holding BUMN bidang pertambangan
Inalum sebagai BUMN yang bergerak yang dibidang pertambangan diperkirakan akan menjadi induk holding BUMN pertambangan. Hal ini dilakukan agar BUMN pertambangan memiliki integrasi operasi yang lebih besar dengan produksi tambang yang beragam sekaligus mendukung industrialisasi hilir tambang. Selain itu, Holding yang beranggotakan BUMN pertambang seperti Aneka Tambang, Bukit Asam dan Timah akan memulai rencana strategis untuk mengintegrasikan kegiatan produksi tambang dan peleburan hasil tambang, termasuk merencanakan akusisisi Tambang Grasberg milik Freeport-McMorran Indonesia. Pada tanggal 19 Agustus 2019, Inalum resmi memperkenalkan MIND ID sebagai identitas holding BUMN industri pertambangan. MIND ID merupakan singkatan dari "Mining Industry Indonesia".
Sumber artikel: id.wikipedia.org
Hidrografi
Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 19 Februari 2025
REPUBLIKA.CO.ID, Setelah kurang lebih 21 tahun lamanya, ekspedisi kelautan pada lingkup nasional kembali dilaksanakan oleh TNI Angkatan Laut (AL). Pusat Hidro Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) bersama dengan para peneliti dari kementerian-lembaga serta universitas akan berlayar selama dua bulan ke depan di perairan Halmahera-Papua.
Pemilihan lokasi ekspedisi di perairan Halmahera-Papua bukan tanpa alasan. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Yudo Margono, menjelaskan, berdasarkan peta peninggalan Belanda pada 1949, daerah tersebut dinyatakan sebagai daerah terlarang. Penelitian yang Belanda lakukan di wilayah tersebut belum tuntas.
"Waktu itu Belanda belum tuntas melaksanakan survei. Dengan kita survei pada kesempatan ini, nanti akan terkuak apa sebenarnya yang ada di bawah laut tersebut," kata Yudo saat melepas keberangkatan Ekspedisi Jala Citra I “Aurora” TNI AL di Dermaga Pondok Dayung, Komando Armada I, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (3/8).
Ekspedisi yang dilakukan bersamaan dengan peringatan 100 Tahun Hari Hidrografi Dunia itu merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang digelar Pushidrosal dengan menggandeng para peneliti. Sejumlah peneliti yang ikut berlayar berasal dari dari Kementerian ESDM, LIPI, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Papua dan Ternate, ITB, UGM, BPPT, BMKG, Fakultas Kelautan dan Perikanan IPB, PT Hidronav Tehnikatama, dan PT Geotronix Pratama Indonesia.
Peringatan satu abad hidrografi dunia disebut menjadi momentum emas yang menegaskan eksistensi dan perjalanan panjang serta transformasi peran hidrografi. Saat ini, hidrografi tidak hanya ambil andil dalam menjamin keselamatan navigasi pelayaran, tetapi juga memberikan kontribusi bagi kepentingan strategis lainnya.
Sebagai negara kepulauan dengan luas wilayah 5,8 juta km2, Indonesia memiliki wilayah perairan dengan megabiodiversitas yang belum tereksploitasi secara optimal. Masih diperlukan adanya penelitian dan kajian yang mendalam tentang berbagai potensi dan fenomena kelautan yang terkandung di dalamnya.
Komando Armada I, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (03/08). - (Dispenal)
Ekspedisi Jala Citra I “Aurora” TNI AL akan berlangsung hingga Oktober 2021 mendatang. Yudo menerangkan, ekspedisi serupa yang terakhir TNI AL lakukan pada 2000 lalu menggunakan Kapal Riset Baruna Jaya. Kini, giliran Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Spica-934 yang berlayar.
Kapal survei TNI AL di bawah komando dari Pushidrosal itu akan dijadikan sebagai wahana penelitian utama. Selain melaksanakan pengumpulan data, KRI Spica-934 juga akan melaksanakan tugas untuk kepentingan pemetaan, keselamatan navigasi, dan pelayaran di wilayah tersebut.
"Manfaatnya (ekspedisi) pasti banyak sekali. Tentunya kan dari segi perikanan juga akan muncul nanti di situ ada potensi perikanan apa. Mungkin ada potensi apa yang ada di situ. Saya yakin manfaatnya banyak sekali," kata Yudo.
Dia menjelaskan, 20 orang peneliti yang ikut berlayar di KRI Spica-934 itu nantinya akan menyampaikan hasil penelitian mereka di institusinya masing-masing maupun Pushidrosal. Menurut Yudo, hasil penelitian itu sudah tentu akan dilaporkan kepada para pimpinan, yakni presiden dan panglima TNI.
"Ataupun kepada kementerian lembaga terkait yang bisa tentunya akan dieksplorasi sebagai sumber daya alam," tutur dia.
Ekspedisi tersebut diharapkan dapat menjadi momentum kebangkitan kembali ekspedisi kelautan pada lingkup Nasional yang dilaksanakan untuk meneliti sumber daya kelautan Indonesia oleh putra-putri bangsa Indonesia. Yudo telah meminta Pushidrosal untuk merencanakan ekspedisi serupa, yang diawaki putra-putri bangsa Indonesia, ke depan.
"Sehingga tidak perlu memanfaatkan wahana-wahana asing. Kita memiliki wahana kapal survei hidro oseanografi. Sehingga putra putri Indonesia, para peneliti Indonesia dapat mengungkap ataupun melihat sumber daya maritim kita yang kaya raya yang selama ini belum sampai terungkap dengan optimal," kata Yudo.
Yudo juga mengungkapkan, penyiapan sarana-prasarana untuk melakukan ekspedisi itu juga sudah disiapkan. TNI AL sedang membangun kapal hidro oseanografi dalam negeri dengan panjang 60 meter di Batam, Kepulauan Riau. Kapal tersebut rencananya akan diluncurkan pada 5 Agustus 2021 mendatang.
"Nanti juga akan memperkuat Pushidrosal. Tentunya ini yang tadi dari luar negeri yang dua ini (KRI Spica-934 dan KRI Rigel-933), ini dari dalam negeri," kata dia.
Kehadiran kapal pendukung dalam negeri itu dapat membantu tugas Pushidrosal dengan baik. Dia mengatakan, peralatan yang digunakan untuk survei tersebut dapat dibawa ke mana mana.
Dengan demikian, kapal yang digunakan tidak harus kapal sekelas KRI Spica-934 maupun KRI Rigel-933. "Kita tidak harus kapal yang bagus seperti kelas Spica maupun Rigel karena kita masih pada prioritas untuk kapal-kapal tempur,” jelas Yudo.
Sumber Artikel ; Republika.co.id
Badan Usaha Milik Negara
Dipublikasikan oleh Raynata Sepia Listiawati pada 19 Februari 2025
PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. adalah salah satu badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang konstruksi. Selain kantor pusat di Jakarta, perusahaan ini juga memiliki enam divisi yang berkantor di Medan, Palembang, Jakarta, Surabaya, Balikpapan, dan Makassar.
Sejarah
Perusahaan ini telah eksis sejak masa penjajahan Belanda dengan nama NV Architecten-Ingenieurs en Aannemersbedrijf Associatie Selle en de Bruyn, Reyerse en de Vries (NV Associatie). Pada tahun 1958, NV Associatie resmi diambil alih oleh Pemerintah Indonesia, dan pada tanggal 11 Maret 1960.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga resmi mengubah nama NV Associatie menjadi Perusahaan Bangunan Adhi Karya. Pada tanggal 29 Maret 1961, Adhi Karya resmi ditetapkan menjadi perusahaan negara (PN), dan pada tahun 1971, status perusahaan ini resmi diubah menjadi persero.
Pada tahun 2004, Adhi Karya menjadi perusahaan konstruksi pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2012, anak usaha bernama PT Adhi Persada Properti resmi didirikan, agar dapat lebih fokus pada bisnis pembangunan properti. Dua tahun kemudian.
Anak usaha bernama PT Adhi Persada Beton dan PT Adhi Persada Gedung resmi didirikan, agar dapat lebih fokus pada bisnis pembangunan gedung dan pencetakan beton. Pada tahun 2018, anak usaha bernama PT Adhi Commuter Properti resmi didirikan, agar dapat lebih fokus pada bisnis pembangunan properti di sekitar stasiun LRT Jabodebek.
Setahun kemudian, anak usaha bernama PT Dumai Tirta Persada resmi didirikan. agar dapat lebih fokus mengelola sistem penyediaan air minum di Dumai. Pada tahun 2020, anak usaha bernama PT Jalintim Adhi Abipraya resmi didirikan agar dapat lebih fokus mengelola KPBU perbaikan Jalan lintas Timur Pulau Sumatera.
Sumber artikel: id.wikipedia.org
Sistem dan teknik jalan raya
Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 19 Februari 2025
Polisi tidur, alat pembatas kecepatan atau markah kejut adalah bagian jalan yang ditinggikan berupa tambahan aspal atau semen yang dipasang melintang di jalan untuk pertanda memperlambat laju/kecepatan kendaraan. Untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan bagi pengguna jalan ketingginya diatur dan apabila melalui jalan yang akan dilengkapi dengan rambu-rambu pemberitahuan terlebih dahulu mengenai adanya polisi tidur, khususnya pada malam hari, maka polisi tidur dilengkapi dengan markah jalan dengan garis serong berwarna putih atau kuning yang kontras sebagai pertanda.
Akan tetapi polisi tidur yang umumnya ada di Indonesia lebih banyak yang bertentangan dengan desain polisi tidur yang diatur berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No 3 Tahun 1994 dan hal yang demikian ini bahkan dapat membahayakan keamanan dan kesehatan para pemakai jalan tersebut.
Polisi tidur dari aspal yang tidak memenuhi ketentuan
Polisi tidur dari karet
Etimologi
Tidak jelas siapa pencipta ungkapan polisi tidur dan sejak kapan ungkapan itu digunakan dalam bahasa Indonesia. Ada kemungkinan istilah ini berasal dari bahasa Inggris Britania, sleeping policeman.
Polisi tidur sudah dicatat Abdul Chaer dalam Kamus Idiom Bahasa Indonesia (1984) dan diberi makna "rintangan (berupa permukaan jalan yang ditinggikan) untuk menghambat kecepatan kendaraan". Jadi, ungkapan polisi tidur pasti sudah ada sebelum tahun 1984.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Pertama (1988) dan Edisi Kedua (1991), polisi tidur belum terdaftar. Polisi tidur mulai diakui dalam KBBI Edisi Ketiga (2001) dan diberi makna "bagian permukaan jalan yang ditinggikan secara melintang untuk menghambat laju kendaraan".
John M. Echols dan Hassan Shadily mencantumkannya dalam Kamus Indonesia-Inggris Edisi Ketiga (1989) dan memadankannya dengan traffic bump.
A. Teeuw memperkenalkan polisi tidur kepada masyarakat Belanda dalam Kamus Indonesia-Belanda (2002) sebagai verkeersdrempel.
Alan M. Stevens dan A. Ed Schmidgall-Tellings pun mencatat polisi tidur dalam Kamus Lengkap Indonesia-Inggris (2005) dan menginggriskannya menjadi speed trap, traffic bump.
Dalam Kamus Indonesia-Rusia dan Kamus Rusia-Indonesia (ISBN 978-5-9576-0376-4) oleh V.A. Pogadaev yang diterbitkan oleh penerbit "Russky Yazik" di Moskow pada tahun 2008 kata itu dimasukkan untuk pertama kali dengan terjemahan Rusia seperti "спящий полицейский" (spyashy politseisky).
Kesehatan
Pengaturan ketinggian polisi tidur harus diatur agar tidak membahayakan pemakai jalan karena ketinggian dari polisi tidur berkaitan dengan saat melintas maka beban dan berat tubuh bagian atas akan membuat stres signifikan pada struktur tubuh yang rendah dibagian punggung, terutama pada disk antara lumbalis kelima dan vertebra sakral pertama yang dikenal sebagai L5/S1 lumbosacral disc atau dengan perhitungan atau pengangkatan beban dengan berat beban tubuh bagian atas
yang dapat menyebabkan adanya risiko cedera atau berisiko tinggi bagi para penderita osteoporosis.
Pengaturan polisi tidur di Indonesia
Ketentuan yang berlaku di Indonesia untuk polisi tidur
Di Indonesia, ketentuan yang mengatur tentang desain polisi tidur diatur oleh Keputusan Menteri Perhubungan No 3 Tahun 1994 tentang Alat Pengendali dan Pengaman Pemakai Jalan, dimana sudut kemiringan adalah 15% dan tinggi maksimum tidak lebih dari 120 mm.
Penempatan polisi tidur
Alat pembatas kecepatan ditempatkan pada:
Penempatan dilakukan pada posisi melintang tegak lurus dengan jalur lalu lintas. Bila dilakukan pengulangan penempatan alat pembatas kecepatan ini harus disesuaikan dengan kajian manajemen dan rekayasa lalu lintas.
Perlengkapan polisi tidur
Rambu peringatan jalan tidak datar
Polisi tidur dinamis
Polisi tidur dinamis berbeda dari polisi tidur konvensional dimana hanya akan aktif jika kendaraan yang melintas di atasnya melaju melebihi batas kecepatan tertentu. Kendaraan yang melaju dengan kecepatan yang tidak melebihi batas tidak akan mengalami pengaruh polisi tidur tersebut. Polisi tidur dinamis memungkinkan lewatnya kendaraan-kendaraan darurat pada kecepatan tinggi.
Dalam satu desain, sebuah karet dilengkapi dengan katup tekanan yang mampu mengetahui kecepatan dari sebuah kendaraan. Jika kendaraan tersebut bepergian dibawah batas kecepatan maka katup tersebut akan terbuka dan polisi tidur akan menjadi datar ketika kendaraan melintas di atasnya, tetapi katup tetap tertutup bila kendaraan tersebut melaju terlalu cepat. Katup tersebut juga dapat diatur untuk memungkinkan kendaraan berat, seperti mobil pemadam kebakaran, ambulans, dan bis untuk lewat pada kecepatan yang tinggi.
Sumber Artikel: id.wikipedia.org
Oceanografi
Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 19 Februari 2025
Bisnis.com, JAKARTA - Bila dilihat dari foto luar angkasa, bumi tampak bulat. Namun, bentuk yang sebenarnya adalah ellipsoid dan juga sering berubah-ubah bentuk.
Mengutip dari Ocean Service, Senin (21/2/2022), bentuk bumi ellipsoid tidak cukup untuk menggambarkan bumi yang unik dan selalu berubah. Planet bumi lebih gemuk di ekuator daripada di kutub sekitar 70.000 kaki. Ini karena gaya sentrifugal yang diciptakan oleh rotasi konstan bumi.
Adapun pegunungan yang menjulang di bumi hampir 30.000 kaki dan palung laut dalam lebih dari 36.000 kaki (dibandingkan dengan permukaan laut) semakin mendistorsi bentuk Bumi. Selain itu, bentuk permukaan laut di bumi juga berbentuk tidak beraturan.
Sedikit adanya variasi di medan gravitasi bumi bisa menyebabkan bukit dan lembah permanen di permukaan laut lebih dari 300 kaki relatif terhadap ellipsoid.
Selain itu, bentuk bumi selalu berubah. Kadang-kadang perubahan ini terjadi secara periodik, seperti halnya dengan pasang surut air laut secara harian yang mempengaruhi lautan dan kerak bumi.
Kadang-kadang perubahan bumi lambat, seperti pergeseran lempeng tektonik atau rebound kerak setelah lapisan es yang tebal mencair.
Terkadang bentuk bumi juga berubah dengan cara episodik yang dahsyat, khususnya saat peristiwa gempa bumi, letusan gunung berapi, atau hantaman meteor.
Survei Geodesi Nasional mengukur dan memantau planet bumi terus berubah. Geodesi adalah ilmu mengukur dan memantau ukuran dan bentuk bumi, termasuk medan gravitasinya, dan menentukan letak titik-titik di permukaan bumi.
Sumber Artikel : Teknologi.bisnis.com
Ekonomi dan Bisnis
Dipublikasikan oleh Afridha Nu’ma Khoiriyah pada 19 Februari 2025
Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan perbedaan antara pemasaran produk dan manajemen produk. Kami akan menguraikan tanggung jawab yang berbeda dari manajer pemasaran produk dan manajer produk dan mengidentifikasi keterampilan yang diperlukan untuk peran ini.
Jika Anda baru mengenal produk, Anda mungkin bertanya-tanya apakah ada perbedaan antara pemasaran produk vs manajemen produk. Pada kenyataannya, pemasaran produk dan manajemen produk memiliki tanggung jawab dan cakupan yang tumpang tindih, sehingga mudah untuk mencampuradukkannya.
Namun, peran tersebut berbeda dan memiliki dua tujuan yang berbeda. Memahami bagaimana peran ini berbeda, tumpang tindih, dan bekerja sama sangat penting untuk meluncurkan produk yang sukses. Siap mempelajari perbedaan antara pemasaran produk dan manajemen produk? Baca terus atau gunakan tautan di bawah ini untuk melompat ke bagian tertentu.
Manajer pemasaran produk dan manajer produk memiliki cakupan pekerjaan yang serupa. Bahkan, di beberapa organisasi, tanggung jawab pekerjaan mereka dapat tumpang tindih. Peran ini berbeda dalam fokus mereka pada tahapan dalam siklus hidup produk. Manajer pemasaran produk melaksanakan promosi produk saat ini dan merencanakan promosi untuk produk yang akan datang. KPI mereka berfokus pada pertumbuhan pasar, biaya akuisisi pelanggan (CAC), dan nilai pelanggan seumur hidup (LCV).
Manajer produk memastikan bahwa produk yang akan datang dikirimkan sesuai dengan rencana dan mengembangkan produk masa depan. KPI mereka berfokus pada pengiriman produk baru (seperti kecepatan ke pasar, fitur yang dikirimkan, dan kepatuhan terhadap peta jalan produk) dan metrik berbasis pengguna seperti kepuasan pelanggan. Manajer pemasaran produk dan manajer produk harus berkolaborasi untuk mengembangkan dan memasarkan produk yang akan datang dengan sukses.
Kesamaan antara pemasaran produk dan manajemen produk
Ketika produk baru siap diluncurkan, manajer produk mungkin memimpin dalam perencanaan dan pelaksanaan peluncuran, tetapi semuanya akan berkolaborasi dengan manajer pemasaran produk. Hal ini termasuk mengembangkan rencana peluncuran, bekerja sama dengan tim lintas fungsi, dan mengelola peluncuran fitur dan fungsionalitas baru.
Saat produk baru siap diluncurkan, manajer pemasaran produk dan manajer produk bekerja sama untuk merencanakan dan melaksanakan peluncuran. Hal ini termasuk mengembangkan rencana masuk ke pasar, menulis pemosisian produk dan pesan, dan membuat materi pemberdayaan penjualan.
Bergantung pada ukuran perusahaan, manajer pemasaran produk dan manajer produk dapat bekerja sama dengan baik untuk meluncurkan produk baru dengan sukses. Tanggung jawab ini mungkin tumpang tindih. Dalam beberapa kasus, perusahaan mungkin memiliki manajer produk tetapi tidak memiliki pemasar produk. Terlepas dari struktur organisasi strategi produk, penting untuk memahami tanggung jawab yang berbeda dalam manajemen produk dan pemasaran produk. Memenuhi tanggung jawab ini akan membantu mendukung peluncuran produk yang sukses dan siklus hidup produk yang sehat.
Peran dan tanggung jawab yang berbeda
Meskipun manajer pemasaran produk dan manajer produk memiliki beberapa kesamaan, mereka memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda untuk membantu mengeluarkan produk mereka dari pengembangan dan masuk ke pasar. Mari kita telusuri perbedaan tanggung jawab pemasaran produk dan manajemen produk.
Apa yang dilakukan pemasaran produk?
Pemasaran produk berfokus pada pencapaian tujuan bisnis untuk produk saat ini dan perencanaan untuk produk yang akan datang. Manajer Pemasaran Produk bekerja dengan tim manajemen produk dan tim lain seperti penjualan, teknik, dan kesuksesan pelanggan untuk mengembangkan dan melaksanakan rencana masuk ke pasar. Tanggung jawab mereka dapat mencakup pembuatan posisi produk, pesan, dan materi pendukung penjualan seperti presentasi, materi cetak, dan konten situs web.
Pemasaran produk juga berinteraksi dengan pelanggan dan prospek secara teratur. Tim ini mengumpulkan umpan balik untuk meningkatkan produk saat ini dan menginformasikan pengembangan produk baru. Selain itu, manajer pemasaran produk melacak dan menganalisis tren pasar untuk mengidentifikasi peluang bagi produk perusahaan mereka.
Tanggung jawab pemasaran produk
Pemasaran produk berfokus pada keberhasilan peluncuran dan pemasaran produk baru serta mempersiapkan produk yang akan datang. Tanggung jawab ini meliputi:
Apa yang dilakukan manajemen produk?
Tim manajemen produk bertanggung jawab untuk menghadirkan produk yang akan datang dan menciptakan visi untuk produk masa depan. Manajer Produk sering kali bekerja sama dengan tim pemasaran produk dan fungsi lain seperti penjualan, teknik, dan kesuksesan pelanggan untuk mengembangkan strategi produk dan menentukan peta jalan produk. Hal ini termasuk memprioritaskan fitur dan mengelola siklus hidup produk.
Manajemen produk juga melakukan riset pasar dan menganalisis produk pesaing. Mereka menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasi masalah dan peluang pasar, dan mengembangkan strategi untuk membedakan produknya di pasar. Tim manajemen produk sering berkolaborasi dengan pemasaran produk untuk mengumpulkan umpan balik pelanggan dan menganalisis data untuk mengidentifikasi peluang produk baru untuk pasar mereka.
Tanggung jawab manajemen produk
Manajer produk berfokus pada persiapan produk yang akan datang dan meneliti serta mengembangkan produk masa depan. Tanggung jawab ini meliputi:
Keterampilan pemasaran produk vs manajemen produk
Seperti yang Anda lihat, manajemen produk dan pemasaran produk adalah peran yang berbeda, namun keduanya harus bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama. Untuk melakukan hal itu, manajer pemasaran produk dan manajer produk membutuhkan keterampilan yang berbeda.
Pemasaran produk menggunakan riset pasar dan data untuk berempati dan memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan. Kemudian, mereka menggunakan keahlian pemasaran untuk mempromosikan produk ke audiens yang tepat menggunakan berbagai saluran yang sesuai. Tujuannya adalah untuk mengoordinasikan peluncuran yang sukses yang mendorong penjualan.
Untuk mencapai hal ini, pemasar produk membutuhkan keterampilan seperti:
Manajemen produk menggunakan riset pasar dan data untuk mengidentifikasi kesenjangan di pasar produk yang ada. Kemudian, mereka menggunakan keahlian produk untuk membangun produk yang mengisi kesenjangan tersebut sambil menjaga tim mereka tetap produktif dan memberikan produk tepat waktu dan sesuai anggaran. Tujuan mereka adalah membangun produk hebat yang mendukung pertumbuhan dan pendapatan perusahaan.
Untuk mencapai hal ini, manajer produk membutuhkan keahlian seperti:
Seperti yang Anda lihat, pemasaran produk dan manajemen produk adalah peran yang berbeda. Dengan demikian, mereka memiliki tanggung jawab yang berbeda. Untuk mencapai tujuan mereka, pemasar produk dan manajer produk dapat menggunakan beberapa keterampilan yang sama (seperti komunikasi, kolaborasi lintas fungsi, dan pemikiran strategis), tetapi membutuhkan keahlian yang berbeda untuk menyelesaikan fungsi pekerjaan yang penting.
Tim redaksi pragmatic terdiri dari beragam penulis, peneliti, dan ahli di bidangnya. Kami dilatih untuk membagikan wawasan Pragmatic Institute dan informasi yang berguna untuk memandu para profesional di bidang produk, data, dan desain dalam perjalanan pengembangan karier mereka. Pragmatic Institute adalah pemimpin global dalam program pelatihan dan sertifikasi Produk, Data, dan Desain untuk para profesional yang bekerja. Sejak tahun 1993, kami telah menerbitkan lebih dari 250.000 sertifikasi manajemen produk dan pemasaran produk untuk para profesional di perusahaan-perusahaan di seluruh dunia.
Disadur dari: pragmaticinstitute.com