Organisasi di Indonesia

Ikatan Dokter Indonesia

Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 18 Februari 2025


Ikatan Dokter Indonesia disingkat IDI adalah organisasi profesi kedokteran di Indonesia. IDI bertugas sebagai organisasi yang menaungi para dokter di seluruh Indonesia. Organisasi ini berafiliasi dengan pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI.

Sejarah

Vandel IDI

Organisasi kedokteran awalnya bermula dari perhimpunan yang bernama Vereniging van lndische Artsen tahun 1911, dengan tokohnya adalah dr. J.A.Kayadu yang menjabat sebagai ketua dari perkumpulan ini.

Selain itu, tercatat nama-nama tokoh seperti dr. Wahidin, dr, Soetomo dan dr Tjipto Mangunkusumo, yang bergerak dalam lapangan sosial dan politik.

Pada tahun 1926 perkumpulan ini berubah nama menjadi Vereniging van lndonesische Geneeskundige atau disingkat VIG.

Pada masa dahulu dikenal 3 macam dokter Indonesia, ada dokter Jawa keluaran sekolah dokter Jawa, ada Indische Arts keluaran Stovia dan NIAS serta ada pula dokter lulusan Faculteit Medica Batvienis pada tahun 1927.

Dalam masa pendudukan Jepang (1943), VIG dibubarkan dan diganti menjadi Jawa Isha Hōkokai. Hampir bersamaan berkembang pula Persatuan Thabib Indonesia (Perthabin) cabang Yogya yang dianggap sebagai kelanjutan VIG masa tersebut. Tidaklah mungkin bahwa Perthabin dan PDI sekaligus merupakan wadah dokter di Indonesia, maka dicapai mufakat antara Perthabin dan Dewan Pimpinan PDI untuk mendirikan suatu perhimpunan dokter baru. Dr. Soeharto berpendapat bahwa perkumpulan dokter yang ada sejak 1911 telah rusak pada zaman kependudukan Jepang.

Selanjutnya digelar muktamar pertama Ikatan Dokter Indonesia (MIDI) di Deca Park yang kemudian menjadi gedung pertemuan Kotapraja Jakarta. (sekarang telah digusur) Sebanyak 181 dokter WNI (62 diantaranya datang dari luar Jakarta) menghadiri Muktamar tersebut. Dalam muktamar IDI itu, Dr. Sarwono Prawirohardjo (sekarang Prof.) terpilih menjadi Ketua Umum IDI pertama.

Daftar Ketua IDI

Berikut nama-nama yang pernah menjadi Ketua Umum Pengurus Besar (PB) IDI dan Ketua IDI Terpilih:

  • dr. Sarwono Prawirohardjo (1950–1951)
  • dr. H.R. Soeharto (1951–1955)
  • Prof. dr. Hendarmin (1955–1956)
  • Prof. dr. M Djoewari (1956–1958)
  • dr. H. R. Soeharto (1958–1960)
  • dr. H. Amino Gondhohutomo (1960–1970)
  • Prof. dr. Sadatun Soerjohardjo (1970–1974)
  • dr. H. Amino Gondhohutomo (1974–1976)
  • dr. Utojo Sukaton (1976–1980)
  • dr. Abdullah Cholil, MPH (1980–1982)
  • Prof. dr. Mahar Mardjono (1982–1985)
  • dr. Kartono Mohamad (1985–1988)
  • dr. Azrul Azwar (1988–1991)
  • dr. Kartono Mohamad (1991–1994)
  • dr. Azrul Azwar, MPH (1994–1997)
  • dr. Merdias Almatsier (1997–2000)
  • Dr. dr. Ahmad Djojosugito (2000–2003)
  • Dr. dr. Fachmi Idris, M.Kes. (2006–2009)
  • dr. Prijo Sidipratomo, Sp.Rad (2009–2012)
  • dr. Zaenal Abidin, MH (2012–2015)
  • Prof. dr. Ilham Oetama Marsis, SpOG (K) (2012–2018)[4]
  • dr. Daeng M. Faqih, SH, MH (2018–2021)
  • dr. Muhammad Adib Khumaidi, SpOT (2022–2025)

 

Sumber Artikel: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Ikatan Dokter Indonesia

Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Strategis Setelah Perang Dunia II

Dipublikasikan oleh Afridha Nu’ma Khoiriyah pada 18 Februari 2025


Dalam tulisan terakhir kami tentang strategi di Abad ke-21, Edisi Kedua yang akan segera dirilis, kami telah meringkas asal-Usul strategi militer.  Dalam tulisan ini, kami memajukan Garis Waktu Strategi ke masa setelah perang dunia II. Sebagian besar pengembangan manajemen strategis setelah perang dunia II dilakukan tanpa perhatian khusus yang diberikan pada perkembangan militer dan nonmiliter pada abad sebelumnya di West Point. Pada intinya, disiplin dasar pengumpulan, analisis, dan tindakan informasi (berdasarkan data akuntansi dan statistik) yang dikelola oleh para spesialis staf telah menjadi hal yang biasa dan pengenalan revolusioner mereka seabad yang lalu telah lama terlupakan.

Terlepas dari asal-usul awal strategi bisnis ini, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengembangkan model manajemen strategis yang lebih komprehensif dan bernuansa: model yang akan memanfaatkan sepenuhnya pengumpulan informasi dan intelijen yang terorganisir dengan cepat. Pada dasarnya, fondasi untuk pengembangan manajemen strategis modern telah ditetapkan sejak lama, tetapi ketika kondisi berubah dengan cepat dan radikal bagi para perintis manajemen strategis pascaperang, mereka mulai berpikir untuk berlayar menuju cakrawala baru.

Sebelum perang dunia II, kebutuhan akan manajemen strategis tidak begitu terlihat dengan banyaknya masalah bisnis yang belum terpecahkan dalam organisasi dan manajemen yang masih dijawab dengan model militer. Faktanya, literatur manajemen pada awal abad ke-20 penuh dengan contoh-contoh konsep yang dipinjam ini, misalnya: “garis dan staf,” “komando dan kontrol,” “markas besar,” “spesialisasi,” “manajemen fungsional (yaitu, infanteri, artileri, kavaleri, dll.).”  Dengan tidak adanya model bisnis baru yang spesifik, model dan konsep militer diadopsi dan diadaptasi untuk mengatasi masalah organisasi dan operasional organisasi besar.

Setelah perang dunia II, konsep dan alat strategis berevolusi menjadi landasan pemikiran dan tindakan manajemen bisnis yang sukses.  Ketika organisasi besar dan kompleks menghadapi tantangan lingkungan yang semakin kompetitif dan berubah, mereka menghadapi masalah yang serupa dengan yang dihadapi para komandan militer. Banyak perwira tinggi yang meninggalkan dunia militer untuk menjadi manajer puncak di perusahaan-perusahaan besar.  Para pemimpin bisnis yang baru saja mapan ini merasa sangat wajar untuk menerapkan konsep-konsep strategi militer ke dalam situasi bisnis.  Penggunaan struktur organisasi bergaya militer, dikombinasikan dengan masuknya perwira militer ke dalam posisi kepemimpinan sektor swasta, mempercepat fokus pada manajemen strategis.

Pada dekade berikutnya, menjadi jelas bahwa struktur komando dan kontrol militer maupun model kepemimpinan strategis militer tidak sesuai dengan kebutuhan sektor swasta. Ketika persaingan meningkat dan cakupan serta laju perubahan semakin cepat, paradigma baru dibutuhkan. Pada pertengahan tahun 1950-an, ini bukan lagi masalah membangun kembali dunia yang dilanda perang; ini adalah awal dari perjuangan kompetitif jangka panjang tanpa henti untuk mendapatkan keuntungan dan pangsa pasar. Kepemimpinan dan manajemen strategis tidak pernah lebih penting, tetapi konsep-konsepnya perlu dipikirkan kembali dan diterapkan dalam konteks situasional setiap organisasi sektor swasta.

Sekelompok kecil ahli teori bisnis, pengajar, dan konsultan memandang hal ini sebagai masalah manajemen pusat. Dengan demikian, mereka menyadari bahwa tantangan mendasar dari manajemen adalah mengembangkan rencana tindakan untuk menghadapi lingkungan yang kompetitif dan berubah, dan kemudian memobilisasi organisasi mereka untuk mengimplementasikan rencana strategis ini. Tiga perempat abad kemudian, kita memiliki disiplin ilmu yang matang (namun terus berubah) yang disebut manajemen strategis.

Peter Drucker, “pemikir utama” tentang manajemen pada paruh terakhir abad ke-20, menulis tentang “Manajemen Berdasarkan Tujuan” (MBO) dalam buku klasiknya, The Practice of Management (1954).  Ia kemudian mengembangkan gagasannya yang berkaitan dengan strategi dalam Management by Results (1964). Karya terakhir ini muncul tepat ketika strategi - sebagai konsep pengorganisasian sentral untuk perencanaan, penataan, dan pengelolaan perusahaan berskala besar - sedang dikembangkan dan diajarkan oleh para ahli teori dan cendekiawan terkemuka pada dekade tersebut. Drucker menangkap banyak ide yang kemudian diintegrasikan dalam apa yang kemudian dikenal sebagai “manajemen strategis klasik”. Pesan utamanya adalah bahwa apa pun strategi organisasi, organisasi harus memutuskan.

Disadur dari: lblstrategies.com

Selengkapnya
Manajemen Strategis Setelah Perang Dunia II

Organisasi di Indonesia

Ikatan Psikolog Klinis Indonesia

Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 18 Februari 2025


Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK Indonesia) merupakan organisasi profesi psikologi yang menjadi wadah berhimpunnya tenaga Psikologi klinis di Indonesia. Psikolog Klinis telah diakui oleh Pemerintah sebagai bagian dari tenaga kesehatan sehingga harus memiliki Organisasi Profesi sebagai wadah untuk meningkatkan dan/atau mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan, martabat, dan etika profesi Tenaga Kesehatan.

Sejarah IPK Indonesia

Menurut UU No. 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan menyebutkan bahwa organisasi profesi tenaga kesehatan harus satu profesi sehingga Ikatan Psikologi Klinis yang sebelumnya bergabung dalam HIMPSI melanjutkan bentuk keorganisasiannya menjadi Ikatan Psikolog Klinis (IPK Indonesia) yang berbadan hukum.

IPK Indonesia berbadan hukum pada tahun 2017 dengan akta notaris No 8 tanggal 23 September 2017 dan SK dari Kemenkumham No AHU-0014545.AH.01.07 tahun 2017 dengan nama perkumpulan IPK Indonesia.

IPK Indonesia merupakan organisasi profesi yang mandiri dan tidak berada di bawah organisasi masyarakat, himpunan, maupun organisasi profesi manapun. IPK Indonesia merupakan organisasi profesi tenaga kesehatan di bawah binaan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yaitu Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, khususnya Direktorat Kesehatan Jiwa.

Visi Misi IPK Indonesia

Visi Misi IPK Indonesia menurut Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IPK Indonesia antara lain:

Visi IPK Indonesia adalah: Mewujudkan kesejahteraan psikologis masyarakat Indonesia.

Misi IPK Indonesia yaitu:

  1. Meningkatkan profesionalisme dan mutu pelayanan tenaga psikologi klinis.
  2. Meningkatkan mutu pendidikan, pelatihan, penelitian, dan keilmuan Psikologi klinis sesuai perkembangan terkini.
  3. Mewujudkan tata kelola organisasi profesi yang profesional, akuntabel, dan transparan.
  4. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
  5. Tersedianya tenaga psikologi klinis yang kompeten, berdaya saing, dan menjunjung tinggi harkat dan martabat profesi.
  6. Melakukan advokasi terkait peran psikolog klinis di masyarakat, demi kemajuan profesi dan peningkatan pelayanan pada masyarakat.

Keanggotaan IPK Indonesia

IPK Indonesia adalah organisasi profesi tenaga kesehatan psikologi klinis sehingga hanya profesi psikolog klinis saja yang dapat menjadi anggota IPK Indonesia.

Ketua Umum IPK Indonesia

  • 2017 - 2021 Dr. Indria Laksmi Gamayanti, M.Si.,Psikolog
  • 2021 - 2025 Dr. R.A. Retno Kumolohadi, M.Si., Psikolog

Kegiatan IPK Indonesia

Selain terlibat dalam menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan mutu pelayanan psikolog klinis, IPK Indonesia dapat dilibatkan oleh pemerintah pusat maupun daerah dalam melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan praktik keprofesian Psikolog Klinis.

IPK Indonesia berkolaborasi dengan banyak pihak untuk meningkatkan kesehatan jiwa, yaitu pembentukan satgas COVID 19 di masa pandemi; pendampingan tim Dukungan Psikologis Awal bersama Gerakan Pramuka Indonesia, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; psikoedukasi melalui platform-platform media sosial; serta memperkuat pendataan secara digital dan menyelenggarakan layanan telekonseling melalui platform Halodoc dan Kagama Health.

Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia, berkolaborasi bersama Dr. Sandersan Onie, Peneliti Kesehatan Mental dalam Pencegahan Bunuh Diri meluncurkan Website & Tools Pencegahan Bunuh Diri ehfa.id dalam rangka Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia 2021.

IPK Indonesia pada tahun 2022 meluncurkan satu pranala singkat yaitu ipk.id yang menyediakan berbagai pranala penting, salah satunya adalah pranala pencarian layanan psikologi klinis dan pranala telekonseling psikologi klinis.

 

Sumber Artikel: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Ikatan Psikolog Klinis Indonesia

Ekonomi dan Bisnis

Definisi Manajemen Strategis

Dipublikasikan oleh Afridha Nu’ma Khoiriyah pada 18 Februari 2025


Apa yang dimaksud dengan manajemen strategis?
Manajemen strategis adalah perencanaan, pemantauan, analisis, dan penilaian sumber daya dan proses yang berkelanjutan yang harus dimiliki oleh sebuah organisasi untuk memenuhi tujuan dan sasarannya. Karena lingkungan bisnis bersifat dinamis, sebuah organisasi harus terus-menerus menilai strateginya agar tetap kompetitif dan memenuhi tujuan jangka panjangnya. Proses manajemen strategis membantu organisasi mempertimbangkan situasi mereka saat ini, mengembangkan rencana tindakan, menerapkan rencana tersebut, dan menganalisis keefektifannya. Proses ini biasanya mencakup lima tahap dasar, tetapi tujuan dan hasilnya dapat sangat bervariasi tergantung pada tujuan organisasi serta lingkungan internal dan eksternalnya.

Manajemen strategis memungkinkan sebuah organisasi memiliki pemahaman yang jelas tentang misinya, visinya tentang apa yang diinginkan di masa depan, dan nilai-nilai yang akan memandu tindakannya. Proses ini membutuhkan komitmen terhadap perencanaan strategis, yang merupakan bagian dari manajemen bisnis yang mengharuskan organisasi untuk mengidentifikasi tujuan jangka pendek dan jangka panjangnya. Perencanaan strategis juga mencakup perencanaan proses dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut. Memiliki proses yang jelas untuk mengelola strategi organisasi dapat membantu pimpinan membuat keputusan yang lebih baik dan mengembangkan tujuan baru dengan cepat untuk mengimbangi perkembangan teknologi, pasar, dan kondisi bisnis. Manajemen strategis dapat membantu organisasi mendapatkan keunggulan kompetitif, meningkatkan pangsa pasar, dan merencanakan masa depan.

Apa saja manfaat dari manajemen strategis?
Manajemen strategis menawarkan manfaat finansial dan nonfinansial. Manajemen strategis membantu pimpinan organisasi merencanakan masa depan dengan lebih baik dan memenuhi tujuan jangka panjangnya. Manajemen strategis juga memberikan manfaat tambahan:

Arah yang jelas. Manajemen strategis menetapkan arah bagi organisasi dan personelnya. Manajemen strategis memperjelas misi dan visi organisasi serta membantunya mencapai tujuan. Sumber daya dan operasi diprioritaskan berdasarkan tujuan-tujuan tersebut dan direncanakan dengan memperhatikan tujuan jangka panjang organisasi. Peningkatan operasional. Manajemen strategis membantu menentukan tujuan dan arah yang jelas. Upaya organisasi menjadi lebih kohesif karena semua orang berfokus pada tujuan yang sama, dengan keberhasilan yang dilacak dan diukur dengan cermat. Manajemen strategis juga menggabungkan tinjauan obyektif terhadap operasi internal, sehingga menghasilkan efisiensi yang lebih besar.

Optimalisasi sumber daya. Dengan manajemen strategis, sumber daya dari semua jenis direncanakan dan dikelola dengan lebih baik, menghasilkan pemanfaatan sumber daya yang lebih efisien. Penggunaan sumber daya juga diprioritaskan berdasarkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Keunggulan kompetitif. Analisis kekuatan eksternal yang berkelanjutan memungkinkan untuk menanggapi ancaman kompetitif dengan lebih cepat dan efisien serta memanfaatkan peluang potensial. Organisasi menjadi lebih proaktif dalam menjalankan bisnis, sehingga berpotensi meningkatkan pangsa pasar dan profitabilitas. Analisis yang berkelanjutan juga membantu organisasi membedakan dirinya dengan lebih jelas dari para pesaingnya.

Pertumbuhan yang berkelanjutan. Manajemen strategis membutuhkan analisis berkelanjutan terhadap kekuatan internal dan eksternal. Analisis ini mencakup berbagai faktor, mulai dari faktor sosial, lingkungan, hingga lanskap persaingan. Proses ini dapat membantu mengurangi risiko dan mempermudah adaptasi terhadap perubahan pasar, sekaligus meningkatkan proses pengambilan keputusan secara keseluruhan. Tidak seperti rencana strategis yang dibuat sekali jadi, manajemen strategis yang efektif membutuhkan perencanaan, pemantauan, dan pengujian yang berkesinambungan terhadap proses dan pemanfaatan sumber daya organisasi.

Apa saja 5 langkah dalam proses manajemen strategis?
Ada banyak aliran pemikiran tentang bagaimana menerapkan manajemen strategis. Para akademisi dan manajer telah mengembangkan banyak kerangka kerja untuk memandu proses manajemen strategis. Terlepas dari perbedaan-perbedaan tersebut, prosesnya biasanya mencakup lima tahap:

Identifikasi arah. Menilai arah strategis organisasi saat ini. Mengidentifikasi misi dan visi jangka panjang beserta tujuan dan sasarannya. Kepemimpinan harus mampu mengartikulasikan dengan jelas apa yang ingin dicapai oleh organisasi.
Menganalisis lingkungan. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor di lingkungan internal dan eksternal. Gunakan alat bantu seperti analisis SWOT untuk memeriksa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam lingkungan tersebut.

Mengembangkan strategi. Merumuskan rencana aksi yang mendefinisikan bagaimana organisasi akan mencapai tujuannya dan sumber daya untuk mencapainya, dengan mempertimbangkan apa yang telah dipelajari dari tahap analisis. Tetapkan juga metrik kinerja yang mengukur keberhasilan. Jalankan strategi. Menerapkan rencana ke dalam tindakan dengan menggunakan sumber daya yang telah ditentukan pada langkah sebelumnya. Kepemimpinan yang kuat dan komunikasi yang jelas sangat penting. Setiap tahap pelaksanaan rencana harus dipantau dengan cermat, dengan isu-isu yang ditangani saat muncul.

Mengevaluasi implementasi. Secara terus menerus menilai berbagai aspek dari rencana untuk menentukan seberapa sukses masing-masing aspek tersebut dengan menggunakan metrik kinerja yang diidentifikasi pada tahap pengembangan. Sesuaikan strategi jika hasil yang diinginkan belum tercapai. Komunikasi yang efektif, pengumpulan data, dan budaya organisasi juga memainkan peran penting dalam proses manajemen strategis, terutama pada organisasi yang besar dan kompleks. Kurangnya komunikasi dan budaya perusahaan yang negatif dapat mengakibatkan ketidakselarasan antara rencana manajemen strategis organisasi dan kegiatan yang dilakukan oleh berbagai unit bisnis dan departemennya. Kepemimpinan juga harus menilai keputusan bisnis lintas fungsi sebelum menerapkannya untuk memastikan bahwa keputusan tersebut selaras dengan rencana strategis.

Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah metode yang digunakan organisasi untuk mengevaluasi lingkungan internal dan eksternal ketika merencanakan strategi bisnis mereka. Analisis ini mengidentifikasi dan memeriksa kekuatan dan kelemahan lingkungan internal organisasi serta peluang dan ancaman di lingkungan eksternal.

Analisis ini memeriksa dan membandingkan kekuatan dan kelemahan internal dengan peluang dan ancaman eksternal. Analisis ini juga mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi tujuan dan sasaran organisasi. Proses SWOT membantu pimpinan untuk menentukan apakah sumber daya dan strategi organisasi akan efektif dalam lingkungan yang kompetitif. Proses ini juga membantu menyempurnakan strategi yang diperlukan untuk tetap sukses dalam lingkungan ini. Dengan melakukan analisis SWOT, sebuah organisasi akan dapat menerapkan rencana manajemen strategis yang mempertimbangkan faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi strategi secara keseluruhan.

Empat komponen analisis SWOT

  1. Analisis SWOT adalah jenis kerangka kerja manajemen strategis yang digunakan oleh organisasi untuk membangun dan menguji strategi bisnis mereka.
  2. Balanced scorecard dalam manajemen strategis
  3. Balanced scorecard adalah teknik manajemen yang mengubah tujuan strategis menjadi seperangkat tujuan kinerja yang dapat diukur, dipantau, dan diubah, jika perlu, untuk memastikan tujuan strategis terpenuhi. Balanced scorecard menggunakan pendekatan empat cabang terhadap kinerja organisasi:
  4. Menggabungkan analisis keuangan tradisional yang mencakup metrik seperti pendapatan operasional, pertumbuhan penjualan, dan laba atas investasi.

Balanced scorecard melakukan analisis pelanggan yang mempertimbangkan kepuasan dan retensi pelanggan. Melakukan analisis internal yang mencakup bagaimana proses bisnis terkait dengan tujuan strategis. Melakukan analisis pembelajaran dan pertumbuhan yang mencakup kepuasan dan retensi karyawan, serta kinerja layanan informasi organisasi.

Hal ini dijelaskan lebih lanjut oleh Balanced Scorecard Institute

Sistem ini menghubungkan titik-titik antara elemen-elemen strategi gambaran besar seperti misi (tujuan kita), visi (apa yang kita cita-citakan), nilai-nilai inti (apa yang kita yakini), area fokus strategis (tema, hasil dan / atau tujuan) dan elemen-elemen yang lebih operasional seperti tujuan (kegiatan perbaikan berkelanjutan), ukuran (atau indikator kinerja utama, atau KPI, yang melacak kinerja strategis), target (tingkat kinerja yang kita inginkan), dan inisiatif (proyek yang membantu Anda mencapai target).

Balanced scorecard, sebuah pendekatan empat cabang terhadap kinerja
Balanced scorecard mengambil pendekatan empat cabang terhadap kinerja organisasi: keuangan, proses bisnis, pembelajaran dan pertumbuhan, serta pelanggan.

Nilai budaya organisasi
Budaya organisasi dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan bisnis dan merupakan komponen kunci yang harus dipertimbangkan oleh para pemimpin strategis dalam manajemen strategis. Budaya merupakan faktor utama dalam cara orang-orang dalam organisasi menguraikan tujuan, melaksanakan tugas, dan mengatur sumber daya. Budaya organisasi yang kuat dapat memudahkan para pemimpin dan manajer untuk memotivasi karyawan agar melaksanakan tugas-tugas mereka sesuai dengan strategi yang telah digariskan.

Pada organisasi di mana manajer dan karyawan tingkat bawah diharapkan untuk terlibat dalam pengambilan keputusan dan perencanaan strategis, proses manajemen strategis harus memfasilitasi partisipasi mereka. Penting untuk menciptakan strategi yang sesuai dengan budaya organisasi. Jika strategi tertentu tidak sesuai dengan budaya tersebut, maka akan menghambat kemampuan organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan dari strategi tersebut.

Evolusi manajemen strategis
Pendekatan terhadap manajemen strategis telah berevolusi dari waktu ke waktu. Disiplin manajemen strategis modern berakar pada tahun 1950-an dan 1960-an. Pemikir terkemuka di bidang ini termasuk Peter Drucker, yang kadang-kadang disebut sebagai bapak pendiri studi manajemen. Di antara kontribusinya adalah gagasan penting bahwa tujuan bisnis adalah untuk menciptakan pelanggan, dan apa yang diinginkan pelanggan menentukan apa itu bisnis. Tugas utama manajemen adalah mengumpulkan sumber daya dan membantu karyawan secara efisien memenuhi kebutuhan dan preferensi pelanggan yang terus berkembang.

Kepemimpinan dan manajemen TI
Penjelasan singkat tentang bagaimana menjadi pemimpin yang kolaboratif dan strategis di era informasi. Kompetensi yang berbeda, istilah yang diperkenalkan pada tahun 1957 oleh pakar sosiologi dan hukum Philip Selznick, berfokus pada gagasan kompetensi inti dan keunggulan kompetitif dalam teori manajemen strategis. Hal ini memungkinkan terciptanya kerangka kerja untuk menilai kekuatan dan kelemahan organisasi dalam kaitannya dengan ancaman dan peluang di lingkungan eksternalnya.

Pada tahun 1980-an, Theodore Levitt, seorang profesor Harvard Business School, mengembangkan sebuah strategi yang, seperti teori Drucker, juga berfokus pada pelanggan. Strategi ini berbeda dengan banyak teori lain pada saat itu, yang menekankan produksi sebagai motivator utama.

Ilmuwan manajemen asal Kanada, Henry Mintzberg, menyimpulkan bahwa proses manajemen strategis sering kali lebih dinamis dan kurang dapat diprediksi daripada yang diperkirakan oleh para ahli teori manajemen. Dalam makalahnya pada tahun 1987, “Konsep Strategi I: Lima P untuk Strategi,” ia berpendapat bahwa ‘bidang manajemen strategis tidak dapat mengandalkan satu definisi strategi.’ Sebaliknya, ia menguraikan lima definisi strategi dan keterkaitannya:

  • Rencana strategi sebagai tindakan yang dimaksudkan secara sadar untuk menghadapi suatu situasi.
  • Taktik strategi sebagai manuver untuk mengecoh pesaing, yang dapat menjadi bagian dari rencana yang telah ditetapkan.
  • Pola strategi yang berasal dari perilaku yang konsisten atau berhasil, baik yang disengaja maupun tidak, yang merupakan bagian dari rencana.
  • Posisi strategi sebagai kekuatan penengah atau kecocokan antara organisasi dan lingkungan. Strategi ini dapat cocok dengan salah satu atau semua P lainnya.
  • Perspektif strategi sebagai konsep atau cara yang mendarah daging dalam memandang dunia (misalnya, penentu kecepatan yang agresif vs penggerak yang terlambat). Definisi ini dapat kompatibel dengan salah satu atau semua definisi lainnya.
  • Ikuti panduan langkah demi langkah ini untuk mempelajari cara menilai kebutuhan organisasi dan menerapkan strategi teknologi yang sesuai.

Disadur dari: techtarget.com

Selengkapnya
Definisi  Manajemen Strategis

Ekonomi dan Bisnis

Apa itu Manajemen Strategis? Manfaat, Proses, dan Karier

Dipublikasikan oleh Afridha Nu’ma Khoiriyah pada 18 Februari 2025


Manajemen strategis adalah proses mendefinisikan dan mengimplementasikan prosedur dan tujuan yang membedakan perusahaan dari kompetitornya. Manajemen strategis juga merupakan keterampilan yang dapat dikembangkan seiring dengan bertambahnya pengalaman dan pola pikir strategis yang dimiliki seseorang. Hal ini dianggap sebagai bagian dari ketajaman bisnis dan juga dapat diterapkan pada bidang-bidang seperti nirlaba, pemerintah, dan sektor publik. Dalam artikel ini, Anda akan mempelajari semua tentang manajemen strategis, termasuk manfaat, proses, dan jalur kariernya. Kami juga akan membahas langkah-langkah untuk menjadi manajer strategi, termasuk mengambil kursus, seperti spesialisasi manajemen strategis dan Inovasi, untuk membangun keterampilan yang dibutuhkan.

Apa itu manajemen strategis?
Manajemen strategis melibatkan pengembangan dan implementasi rencana untuk membantu organisasi mencapai tujuan dan sasarannya. Proses ini dapat mencakup perumusan strategi, perencanaan struktur organisasi dan alokasi sumber daya, memimpin inisiatif perubahan, dan mengendalikan proses dan sumber daya. Perencanaan strategis melibatkan identifikasi tantangan bisnis, memilih strategi terbaik, memantau kemajuan, dan kemudian membuat penyesuaian terhadap strategi yang dijalankan untuk meningkatkan kinerja. Alat-alat seperti analisis SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) digunakan untuk menilai di mana peluang dan ancaman berada di antara organisasi, persaingan, dan pasar secara keseluruhan. Manajemen strategis terjadi di tingkat yang lebih luas seperti kepemimpinan di seluruh organisasi, tetapi juga dapat diterapkan di tingkat departemen atau tim.

Pendekatan terhadap manajemen strategis
Ada dua pendekatan utama dalam manajemen strategis: preskriptif dan deskriptif. Pendekatan preskriptif terhadap manajemen strategis berfokus pada bagaimana strategi harus dikembangkan, sedangkan pendekatan deskriptif berfokus pada bagaimana strategi harus dipraktikkan. Model preskriptif lebih bersifat top-down, berdasarkan analisis SWOT. Model deskriptif lebih dipandu dengan bereksperimen dengan metode yang berbeda untuk menemukan solusi dan belajar dari pengalaman. Model ini menerapkan metodologi Agile pada manajemen strategis.

Jenis-jenis strategi
Salah satu cara berpikir tentang manajemen strategis adalah dengan mengklasifikasikan fokus manajemen ke dalam tiga jenis strategi:

- Strategi bisnis adalah rencana tingkat tinggi di mana Anda menguraikan bagaimana organisasi Anda akan mencapai tujuannya.

- Strategi operasional adalah rencana yang jauh lebih spesifik di mana Anda merinci tindakan apa yang harus dilakukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

- Strategi transformasional melibatkan perubahan radikal pada organisasi Anda untuk mencapai peningkatan yang signifikan.

Manfaat manajemen strategis
Proses manajemen strategis membantu kepemimpinan organisasi merencanakan tujuan masa depannya. Menetapkan peta jalan dan rencana yang dapat ditindaklanjuti memastikan bahwa karyawan dan pemimpin tahu ke mana mereka akan pergi dan bagaimana mencapainya dengan cara yang paling efisien dan hemat biaya. Ini adalah pekerjaan yang sedang berjalan, sehingga rencana strategis harus terus dievaluasi dan disesuaikan dengan perubahan prospek pasar.

Manfaat finansial:

  • Meningkatkan pangsa pasar dan profitabilitas.
  • Mencegah risiko hukum.
  • Meningkatkan pendapatan dan arus kas.
  • Manfaat non-finansial:
  • Meringankan tanggung jawab direksi.
  • Memungkinkan tinjauan dan penilaian yang objektif.
  • Memungkinkan organisasi untuk mengukur kemajuan sepanjang waktu.
  • Memberikan perspektif gambaran besar tentang masa depan organisasi.

5 langkah proses manajemen strategis
Proses manajemen strategis biasanya dilihat sebagai proses lima langkah. Langkah-langkah tersebut adalah identifikasi, analisis, formulasi, eksekusi, dan evaluasi.

1. Tentukan arah
Mengidentifikasi arah dan tujuan spesifik adalah tahap awal dari proses manajemen strategis. Langkah ini melibatkan identifikasi tujuan dan menentukan apa yang perlu dilakukan untuk mencapainya.

2. Menganalisis situasi saat ini
Langkah kedua adalah analisis dan penelitian. Dengan menggunakan alat bantu seperti analisis SWOT dan memeriksa sumber daya organisasi, termasuk anggaran, waktu, orang (staf), dan banyak lagi, Anda akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang cara memanfaatkan apa yang berhasil dan menyingkirkan apa yang tidak.

3. Buatlah garis besar strategi dan rencana tindakan
Selanjutnya adalah merumuskan strategi dan rencana tindakan berdasarkan analisis situasi. Langkah ini melibatkan penyusunan rencana yang spesifik dan realistis untuk membantu organisasi mencapai tujuannya.

4. Jalankan rencana tersebut
Menjalankan rencana adalah langkah keempat dalam proses manajemen strategis. Langkah ini melibatkan pelaksanaan rencana dan memantau kemajuannya. Anda mungkin harus menyesuaikan rencana ketika keadaan berubah, terutama jika Anda mengambil pendekatan yang lebih deskriptif terhadap strategi.

5. Mengevaluasi rencana
Evaluasi adalah langkah kelima dan terakhir dalam proses manajemen strategis. Di sini, Anda akan menilai apakah organisasi telah mencapai tujuannya. Jika tidak, Anda dapat menyesuaikan rencana Anda dan mengimplementasikannya dengan cara-cara yang inovatif. Umpan balik dan analisis sangat penting untuk evaluasi dan mempersiapkan masa depan bisnis yang optimal.

Berikut adalah video tentang OKR (tujuan dan hasil utama), sebuah proses penting dalam manajemen strategis:
Ada dua komponen dalam OKR, yaitu tujuan yang menetapkan apa yang perlu dicapai dalam jangka menengah atau panjang, dan hasil. Hasil adalah tindakan spesifik jangka pendek yang perlu kita lakukan untuk memenuhi tujuan tersebut.

  • Sekolah Bisnis Kopenhagen
  • Implementasi Strategi
  • Sekolah Bisnis Kopenhagen
  • 4.6 (899 peringkat)

Contoh manajemen strategis dalam praktik
Menerapkan dan merombak sistem informasi dan teknologi

  • Katakanlah perusahaan A adalah perusahaan rintisan yang telah berkembang pesat. Mereka menyewa konsultan strategi untuk datang dan melakukan audit. Konsultan tersebut menemukan bahwa perusahaan membayar untuk aplikasi dan alat yang tidak digunakan. Mereka melakukan riset survei untuk memahami kebutuhan karyawan dan menyusun daftar 20 aplikasi (dari 100 aplikasi) yang bisa dihentikan dengan dampak negatif yang kecil. Setelah implementasi, perusahaan mensurvei karyawan lagi dalam dua bulan untuk mengukur kebutuhan mereka. Secara keseluruhan, hal ini menjadi strategi pemangkasan biaya yang efisien.

Mengalihkan sumber daya (anggaran) ke aliran pendapatan yang lebih sukses

  • Kepala Pemasaran Perusahaan B meminta departemennya untuk menilai strategi pemasaran merek mereka. Kepala pemasaran menemukan bahwa upaya pemasaran email mereka menghasilkan lebih banyak konversi daripada saluran lainnya, sehingga mereka mengalihkan sebagian anggaran cetak mereka untuk berinvestasi dalam memperluas tim pemasaran email. Tim pemasaran email mengembangkan strategi dan rencana untuk menjangkau segmen audiens baru. Setelah enam bulan, lebih banyak anggaran dialihkan ke email untuk mendukung keberhasilan program.

Karier yang menerapkan manajemen strategis

  • Sampai batas tertentu, strategi diperlukan untuk banyak peran manajemen dan kepemimpinan di hampir semua industri. Namun, manajemen strategis sedikit berbeda karena melibatkan pengelolaan evolusi strategi yang penting bagi keuntungan organisasi. Berikut ini adalah beberapa karier yang menerapkan manajemen strategis sebagai bagian inti dari peran tersebut:

Konsultan manajemen

  • Penasihat strategi perusahaan

Analis bisnis

  • Manajer strategi

Manajer pengembangan bisnis

  • Pengusaha

Industri apa saja yang menggunakan manajemen strategis?
Manajer strategi, dan peran yang menggunakan kerangka kerja manajemen strategis, seperti konsultan manajemen, dapat bekerja di berbagai industri. Perusahaan mencari profesional manajemen strategis karena mereka sangat memahami bisnis, keuangan, perencanaan perusahaan, dan banyak lagi. Sektor-sektor tersebut dapat mencakup: keuangan, asuransi, teknologi, administrasi publik, manufaktur, perawatan kesehatan, pemerintahan, dan banyak lagi.

Menekuni manajemen strategis dengan Coursera
Karier di bidang manajemen strategis bisa jadi menantang dan bermanfaat, menawarkan perspektif unik tentang bagaimana bisnis beroperasi. Jika Anda siap untuk mengambil langkah selanjutnya menuju karier di bidang manajemen strategis, pertimbangkan Spesialisasi Manajemen Strategis dan Inovasi yang ditawarkan oleh Copenhagen Business School di Coursera. Program ini mencakup cara merumuskan dan melaksanakan strategi bisnis dan menganalisis strategi dalam studi kasus. Jika Anda seorang wirausahawan dan ingin memasukkan manajemen strategis ke dalam praktik bisnis Anda, pertimbangkan kursus Manajemen Strategis Wirausaha gratis dari University of New Mexico.

Manajemen strategis dan Inovasi
Mengelola Strategi Bisnis Abad ke-21. Kembangkan dan terapkan pendekatan bisnis yang inovatif hanya dalam tiga mata kuliah.

  • 4.7
  • (3,676 peringkat)
  • 53,486 sudah terdaftar
  • Tingkat pemula
  • Waktu rata-rata: 1 bulan
  • Belajar dengan kecepatan anda sendiri

Keterampilan yang akan Anda bangun:

  • Manajemen strategis
  • Implementasi strategi
  • Semikiran strategis
  •  Strategi bisnis
  • Perencanaan strategis
  • Manajemen kinerja
  • Pengambilan keputusan Undang-undang.

Disadur dari: coursera.org

Selengkapnya
Apa itu Manajemen Strategis? Manfaat, Proses, dan Karier

Organisasi di Indonesia

Grup Fisikawan Teoritik Indonesia

Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 18 Februari 2025


GFTI atau Grup Fisikawan Teoritik Indonesia (Indonesian Theoretical Physicist Group) adalah organisasi informal komunitas fisika teoritik di Indonesia. Fisika Teoritik sendiri didefinisikan "sebagai semua sub-bidang fisika yang mengkaji aneka aspek ilmu fisika itu sendiri". Secara resmi GFTI berdiri tanggal 19 Mei 2004 saat Workshop on Theoretical Physics 2K4 di UI, Depok.

Sebagai wadah informal fisikawan teoritik, berbeda dengan organisasi profesi ilmiah lainnya GFTI dikelola secara murni virtual tanpa kepengurusan yang tetap sesuai dengan organisasi modern pada era dijital. Dengan sistem ini organisasi tidak merepotkan sebagian anggota yang kebetulan menjadi pengurus, dan bisa lebih fokus pada substansi kegiatan sesuai tujuan organisasi.

Sebagai kegiataan riil, GFTI memayungi konsorsium penyelenggara Workshop on Theoretical Physics yang diadakan setiap tahun dengan lokasi bergantian di antara lembaga anggota konsorsium.

Pertemuan ilmiah

Sebaga salah satu bentuk media komunikasi darat, GFTI mempelopori pertemuan ilmiah dengan fokus bisang fisika teori sejak 2004 dengan nama Workshop on Theoretical Physics atau disingkat WTP. Kegiatan ini diselenggarakan dengan sistem konsorsium, dimana setiap anggota konsorsium berkewajiban melaksanakan kegiatan secara bergantian di lokasi masing-masing. Dengan sistem ini diharapkan kegiatan ini bisa menjadi milik bersama seluruh institusi anggota, serta mengurangi beban berlebihan pada sebagian anggota seperti organisasi pada umumnya.

Publikasi ilmiah

Sebagai organisasi profesi ilmiah, dibawah konsorsium bersama GFTI dan MKI, bersama-sama menerbitkan jurnal ilmiah berkala yang difokuskan pada aspek teori dan komputasi untuk aneka kajian ilmiah. Jurnal yang diproses dan diterbitkan secara online penuh ini bertajuk Journal of Theoretical and Computational Studies Diarsipkan 2009-07-19 di Wayback Machine.

Kontribusi publik

Sebagai organisasi profesi ilmiah, selayaknya GFTI memiliki kegiatan yang langsung memberikan kontribusi ke masyarakat sebagai bentuk kepedulian publik. Untuk itu GFTI aktif mengelola dan mempelopori sebuah portal ilmiah di bidang fisika dengan nama fisik@net

 

Sumber Artikel: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Grup Fisikawan Teoritik Indonesia
« First Previous page 690 of 1.071 Next Last »