Teknik Struktur

Runtuhnya Jembatan Kutai Kartanegara

Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 18 Februari 2025


Jembatan Kutai Kartanegara adalah jembatan yang melintas di atas sungai Mahakam dan merupakan jembatan gantung terpanjang di Indonesia. Panjang jembatan secara keseluruhan mencapai 710 meter, dengan bentang bebas, atau area yang tergantung tanpa penyangga, mencapai 270 meter. Jembatan ini merupakan sarana penghubung antara kota Tenggarong dengan kecamatan Tenggarong Seberang yang menuju ke Kota Samarinda.

Jembatan Kutai Kartanegara merupakan jembatan kedua yang dibangun melintasi Sungai Mahakam setelah Jembatan Mahakam di Samarinda sehingga banyak yang menyebutnya Jembatan Mahakam II. Jembatan ini dibangun menyerupai Jembatan Golden Gate di San Fransisco, Amerika Serikat. Pembangunan jembatan ini dimulai pada tahun 1995 dan selesai pada 2001 dengan kontraktor PT Hutama Karya yang menangani proyek pembangunan jembatan tersebut.

Saat diresmikan pada awal tahun 2002, jembatan ini dinamai Jembatan Gerbang Dayaku yang diambil dari slogan pembangunan gagasan bupati Kutai Kartanegara saat itu, Syaukani Hasan Rais. Sejak Syaukani tidak menjabat lagi sebagai bupati, jembatan ini diganti namanya menjadi Jembatan Kutai Kartanegara ing Martadipura atau Jembatan Kartanegara.

Ambruk

Pada tanggal 26 November 2011 pukul 16.20 waktu setempat, Jembatan Kutai Kartanegara ambruk dan roboh.[4] Puluhan kendaraan yang berada di atas jalan jembatan tercebur ke Sungai Mahakam. 24 orang tewas dan puluhan luka-luka akibat peristiwa ini dan dirawat di RSUD Aji Parikesit. Diduga robohnya jembatan ini akibat pengenduran kabel penahan jembatan yang sedang dalam perbaikan, tetapi arus lalu lintas malah tidak dialihkan.

Galeri Jembatan Kutai Kartanegara sebelum dan setelah runtuh

Persamaan antara Jembatan Golden Gate dengan Jembatan Kutai Kartanegara

Tampak dari jalan utama

Sisa badan jalan

Sisi utara jembatan

Tiang jembatan setelah runtuh

 

Sumber Artikel: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Runtuhnya Jembatan Kutai Kartanegara

Geodesi dan Geomatika

Sejarah Kartografi

Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 18 Februari 2025


Kartografi, atau pembuatan peta, telah menjadi bagian integral dari sejarah manusia selama ribuan tahun. Dari lukisan gua sampai peta kuno dari BabilonYunani, dan Asia, melewati Zaman Penjelajahan, dan memasuki abad ke-21, orang menciptakan dan menggunakan peta sebagai alat penting untuk membantu mereka menentukan, menjelaskan, dan menavigasi arah mereka di seluruh dunia. Peta mulai sebagai lukisan dua dimensi namun juga bisa mendukung bentuk tiga dimensi (globe, model) dan disimpan dalam bentuk numerik murni.

Istilah kartografi adalah istilah modern, dipinjamkan ke dalam bahasa Inggris dari bahasa Prancis cartographie pada tahun 1840-an, berdasarkan Latin Pertengahan carta "peta".

Peta yang paling awal dikenal

Peta yang paling awal dikenal adalah bintang-bintang, bukan bumi. Noktah-noktah yang berasal dari tahun 16.500 SM ditemukan di dinding gua Lascaux memetakan bagian dari langit malam, termasuk tiga bintang terang VegaDeneb, dan Altair (rasi bintang Segitiga Musim Panas), serta gugus bintang PleiadesGua El Castillo di Spanyol di dalamnya terdapat sebuah peta noktah dari konstelasi Corona Borealis yang berasal dari tahun 12.000 SM.

Sumber Artikel : Wikipedia

Selengkapnya
Sejarah Kartografi

Teknik Struktur

Jembatan Kutai Kartanegara

Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 18 Februari 2025


Jembatan Kutai Kartanegara adalah jembatan yang melintas di atas sungai Mahakam dan merupakan jembatan pelengkung baja (steel bowstring tied arch) dengan bentang utama terpanjang di Indonesia. Panjang jembatan secara keseluruhan mencapai 710 meter, dengan jembatan pengganti berupa jembatan pelengkung rangka baja menerus dengan bentang utama menggunakan sistem penyangga kabel (hanger) mencapai 270 meter, dan 2 bentang pendekat dengan bentang masing masing 100 meter. Jembatan ini merupakan sarana penghubung antara kota Tenggarong dengan kecamatan Tenggarong Seberang yang menuju ke Kota Samarinda.

Jembatan Kutai Kartanegara sebelum ambruk pada 2011

Sempat ambruk pada 26 November 2011, jembatan ini kemudian dibangun kembali di lokasi yang sama pada tahun 2013 dan resmi dibuka untuk umum pada 8 Desember 2015.

Pembangunan

Jembatan Kutai Kartanegara merupakan jembatan kedua yang dibangun melintasi Sungai Mahakam setelah Jembatan Mahakam di Samarinda sehingga juga disebut Jembatan Mahakam II. Jembatan ini awalnya dibangun menyerupai Jembatan Golden Gate di San Fransisco, Amerika Serikat. Pembangunan jembatan ini dimulai pada tahun 1995 dan selesai pada 2001 dengan kontraktor PT Hutama Karya yang menangani proyek pembangunan jembatan tersebut.

Saat diresmikan, jembatan ini dinamai Jembatan Gerbang Dayaku yang diambil dari slogan pembangunan gagasan bupati Kutai Kartanegara saat itu, Syaukani Hasan Rais. Sejak Syaukani tidak menjabat lagi sebagai bupati, jembatan ini diganti namanya menjadi Jembatan Kutai Kartanegara ing Martadipura atau Jembatan Kartanegara.

Jembatan ini juga merupakan akses menuju Samarinda ataupun sebaliknya yang dapat ditempuh hanya sekitar 30 menit. Melewati Jembatan Gerbang Dayaku Kutai Kartanegara ada pemandangan menarik yang dapat disaksikan, yaitu hamparan sebuah pulau kecil yang memisahkan Tenggarong dan Kecamatan Tenggarong Seberang, yaitu Pulau Kumala, sebuah pulau yang telah disulap menjadi Kawasan Wisata Rekreasi yang banyak diminati oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.

Di kawasan Jembatan Kutai Kartanegara juga terdapat Jam Bentong yang merupakan sebuah tugu yang terdapat taman-taman yang terlihat asri dan indah jika dilihat dari atas jembatan. Di dekat jembatan dibangun sarana olahraga panjat dinding sebanyak 2 buah. Kawasan ini setiap sorenya selalu dipenuhi oleh pengunjung yang dapat menikmati keindahan Jembatan Kutai Kartanegara serta memandang Pulau Kumala dari kejauhan.

Ambruk

Pada tanggal 26 November 2011 pukul 16.20 waktu setempat, Jembatan Kutai Kartanegara ambruk dan roboh. Puluhan kendaraan yang berada di atas jalan jembatan tercebur ke Sungai Mahakam. 24 orang tewas dan puluhan luka-luka akibat peristiwa ini dan dirawat di RSUD Aji Muhammad Parikesit. Sedangkan 12 orang dilaporkan hilang, 31 orang luka berat dan 8 orang luka ringan.

Investigasi

Hasil penelitian tiga tim universitas yang terpisah menunjukkan adanya indikasi kesalahan konstruksi. Tim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember menyatakan ada kelemahan pada klem pengikat kabel vertikal.

 

Sumber Artikel: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Jembatan Kutai Kartanegara

Jalan

Jalan Bebas Hambatan

Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 18 Februari 2025


Jalan bebas hambatan (Inggris: Freeway atau Highway) adalah jalan raya yang dibelah oleh median jalan atau pemisah jalan dan merupakan jalan dengan akses terbatas. Umumnya jalan bebas hambatan dibangun untuk mengatasi kemacetan lalu lintas ataupun untuk mempersingkat jarak dari satu tempat ke tempat lain.

Di Indonesia, istilah jalan bebas hambatan sering digunakan secara bergantian dengan jalan tol, karena jalan bebas hambatan di seluruh Indonesia umumnya berbayar. Jalan bebas hambatan di Indonesia hanya gratis sebelum diresmikan penggunaannya atau saat belum ada penentuan tarifnya oleh kewenangan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.

 

Sumber Artikel: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Jalan Bebas Hambatan

Tenaga Surya

Pompa Bertenaga Surya

Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 18 Februari 2025


Pompa bertenaga surya beroperasi dengan listrik yang dihasilkan oleh panel fotovoltaik atau energi panas terpancar yang tersedia dari sinar matahari yang dikumpulkan bertolak belakang dari listrik jaringan atau pompa air diesel. Pengoperasian pompa bertenaga surya lebih ekonomis terutama sebab biaya operasi dan pemeliharaan yang lebih murah serta mempunyai dampak lingkungan yang lebih sedikit dibandingkan dengan mesin pembakaran internal (ICE). Pompa surya berguna jika listrik jaringan tidak tersedia dan sumber alternatif (khususnya angin) tidak memberikan energi yang cukup.

Komponen

Sistem pompa bertenaga panel surya fotovoltaik memiliki tiga bagian:

  • Panel surya
  • Pengontrol
  • Pompa

Panel surya memakan sebagian besar (hingga 80%) dari biaya sistem. Ukuran sistem PV secara langsung bergantung pada ukuran pompa, jumlah air yang dibutuhkan (m³/d) dan radiasi matahari yang dibutuhkan.

Tujuan dari pengontrol sendiri ada dua. Pertama, mencocokkan daya output yang diterima pompa dengan daya input yang tersedia dari panel surya. Kedua, pengontrol biasanya menyediakan perlindungan voltase rendah, dimana sistem akan dimatikan jika tegangan terlalu rendah atau tinggi untuk mengoperasikan rentang tegangan dari pompa tersebut. Hal ini meningkatkan masa pakai pomba sehingga mengurangi kebutuhan akan perawatan. Fungsi tambahan lainnya termasuk mematikan sistem secara otomatis ketika tingkat sumber air rendah atau saat tangki penyimpan penuh, mengatur tekanan output air, mencampur daya input dengan panel surya dan sumber daya alternatif seperti listrik jaringan dan generator bensin, dan memantau serta mengelola sistem dari jarak jauh melalui portal online yang ditawarkan sebagai layanan cloud oleh produsen.

Voltase motor pompa surya dapat berupa AC (arus bolak-balik) atau DC (arus searah). Motor arus searah digunakan untuk pengaplikasian hal yang kecil hingga sedang sampai dengan 4 kW, dan cocok untuk penerapan seperti air mancur taman, landscaping, air minum untuk ternak atau proyek irigasi kecil. Sebab sistem DC cenderung memiliki tingkat efiesiensi yang lebih tinggi dibanding pompa AC yang berukuran sama, juga biayanya berkurang karenan panel surya yang lebih kecil dapat dipakai.

Terakhir, jika pompa surya arus bolak-balik digunakan, diperlukan inverter untuk mengubah arus searah dari panel surya menjadi arus bolak-balik untuk pompa. Rentang daya inverter yang didukung berkisar dari 0,15 hingga 55 kW dan dapat digunakan untuk sistem irigasi yang besar. Akan tetapi, panel dan inverter harus memilki ukuran yang sesuai untuk mengakomodasi karakteristik arus masuk motor AC. Dalam membantu penyesuaian ukuran, produsen terkemuka menyediakan perangkat lunak pengatur ukuran yang telah diuji oleh perusahaan sertifikasi pihak ketiga. Perangkat lunak pengatur ukuran ini dapat mencakup proyeksi output air bulanan yang bervariasi akibat perubahan musim dalam isolasi.

Pompa air

Pompa air bertenaga surya juga bisa menyalurkan air minum serta air untuk keperluan ternak maupun irigasi. Pompa air surya sangat berguna dalam skala kecil atau irigasi berbasis komunitas, sebab irigasi berskala besar membutuhkan air dalam volume besar yang pada nantinya juga membutuhkan panel surya yang besar. Karena air mungkin hanya diperlukan selama beberapa waktu dalam setahun, susunan panel surya yang besar ini akan menyediakan energi berlebih yang tidak diperlukan, sehingga membuat sistem tidak efisien.

Sistem pompa air PV surya digunakan untuk irigasi dan air minum di India. Mayoritas pompa dilengkapi dengan motor 2-3,7 kW yang menerima energi dari susunan PV 4,8 kW. Sistem 3,7 kW dapat menyalurkan sekitar 124.000 liter air per hari dari total setoff head 50 meter dan dynamic head 70 meter. Hingga 30 Agustus 2016. total 120.000 sistem pompa air PV surya telah dipasang di India dan banyak tempat lain di seluruh dunia. Penyimpanan energi dalam bentuk tampungan air lebih baik daripada dalam bentuk baterai untuk pompa air tenaga surya karena tidak ada perantara transformasi dari satu bentuk energi ke bentuk lainnya. Mekanika pompa yang paling umum digunakan ialah pompa sentrifugal, pompa multistage, pompa lubang bor, dan pompa heliks. Konsep ilmiah penting dari dinamika fluida seperti tekanan vs head, head pompa, kurva pompa, kurva sistem, dan net suction head sangat penting dalam keberhasilan penerapan dan desain pompa bertenaga surya.

Minyak dan gas

Dalam menghadapi publikasi negatif terkait dengan dampak lingkungan dari bahan bakar fosil, termasuk fracking, industri mulai menggunakan sistem pompa bertenaga surya. Banyak sumur minyak dan gas memerlukan injeksi (pengukuran) yang akurat dari berbagai bahan kimia di bawah tekanan untuk mempertahankan operasi mereka dan meningkatkan tingkat ekstrasi. Secara historis, pompa injeksi kimia (CIP) ini digerakkan oleh motor penggerak gas yang memanfaatkan tekanan sumur gas dan membuang gas mentah menuju atmosfer. Pompa listrik bertenaga surya (Solar CIP) dapat mengurangi emisi gas rumah kaca tersebut. Susunan surya (sel fotovoltaik) tak hanya menyediakan sumber energi yang berkelanjutan bagi CIP tetapi juga dapat menyediakan sumber listrik untuk menjalankan diagnostik tipe SCADA dengan kendali jarak jauh dan komunikasi satelit/sell dari lokasi yang terpencil hingga desktop atau monitor komputer notebook.

Mesin Stirling

Alih-alih menghasilkan listrik untuk menghidupkan motor, sinar matahari bisa difokuskan pada penukar panas dari mesin Stirling dan digunakan untuk menggerakan pompa secara mekanis. Ini membebani biaya panel surya dan peralatan listrik. Dalam beberapa kasus, mesin Stirling mungkin cocok untuk fabrikasi lokal, sehingga menghilangkan kesulitan dalam mengimpor peralatan. Salah satu bentuk mesin Stirling ialah fluidyne engine yang beroperasi langsung pada pada fluida yang dipompa sebagai piston. Pompa surya Fluidyne telah dipelajari sejak tahun 1987. Setidaknya satu pabrikan telah melakukan tes dengan pompa bertenaga surya Stirling.

 

Sumber Artikel: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Pompa Bertenaga Surya

Geodesi dan Geomatika

Kartografi

Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 18 Februari 2025


Kartografi ( /kɑːrˈtɒɡrəfi/; berasal dari bahasa Yunani chartes χάρτης, "papirus, selembar kertas, peta", dan graphein γράφειν, "tulis") merupakan sebuah studi dan seni membuat peta. Kartografi menggabungkan sainsestetika, dan teknik, untuk bisa menyatakan bahwa realitas (atau realitas yang dibayangkan) dapat dimodelkan dengan cara yang bisa mengomunikasikan informasi spasial secara efektif.

Tujuan mendasar dari kartografi tradisional adalah untuk:

  • Tetapkan agenda peta dan pilih ciri-ciri objek yang akan dipetakan. Ini adalah perhatian dari pengeditan peta. Ciri mungkin fisik, seperti jalan atau daratan, atau mungkin abstrak, seperti toponim atau batas politik.
  • Mewakili medan objek yang dipetakan pada media datar. Ini adalah perhatian dari proyeksi peta .
  • Menghilangkan karakteristik objek yang dipetakan yang tidak relevan dengan tujuan peta. Ini adalah perhatian generalisasi .
  • Kurangi kerumitan karakteristik yang akan dipetakan. Ini juga menjadi perhatian generalisasi.
  • Atur elemen peta untuk menyampaikan pesannya kepada audiensnya. Ini adalah perhatian dari desain peta .

Kartografi modern merupakan sebuah landasan teori dan praktik dari sistem informasi geografis dan ilmu pengetahuan informasi geografis.

Sejarah

Lukisan Batu Valcamonica (I), Paspardo r. 29, komposisi topografi, milenium ke-4 SM

Peta Bedolina dan penelusurannya, abad ke-6 hingga ke-4 SM

Sebuah peta abad Bizantiumke-14 menggambarkan Kepulauan Inggris diambil dari naskah Geografi Ptolemaeus, menggunakan angka Yunani untuk yang koordinatnya : 52-63 ° N dari khatulistiwa dan 6-33 ° E dari Meridian Utama Ptolemaeus di Kepulauan Beruntung .

Salinan dari peta TO dunia St. Isidorus. (1472)

Zaman kuno

Masih menjadi sebuah perdebatan mengenai apa sebenarnya peta paling awal dibuat, baik karena istilah "peta" tidak terdefinisi dengan baik dan karena beberapa artefak yang mungkin berupa peta mungkin sebenarnya adalah sesuatu yang lain. Sebuah lukisan dinding yang mungkin menggambarkan kota Anatolia kuno Çatalhöyük (sebelumnya dikenal sebagai Catal Huyuk atau Çatal Hüyük) telah tertanggal hingga akhir milenium ke-7 SM.  Di antara ukiran batu alpine prasejarah Gunung Bego (Prancis) dan Valcamonica (Italia), yang berasal dari milenium ke-4 SM, pola geometris yang terdiri dari persegi panjang bertitik dan garis ditafsirkan secara luas dalam literatur arkeologi sebagai penggambaran budidaya plot. Peta lain dari dunia kuno yang diketahui termasuk lukisan dinding Minoan "House of the Admiral" dari c. 1600 SM, menunjukkan komunitas tepi laut dalam perspektif miring, dan peta terukir kota suci Babilonia Nippur, dari periode Kassite (ke-14 – Abad ke-12 SM).  Peta dunia tertua yang masih hidup berasal dari Babilonia abad ke-9 SM.  Salah satunya menunjukkan Babel di Efrat, dikelilingi oleh AsyurUrartu  an beberapa kota, semuanya, pada gilirannya, dikelilingi oleh "sungai pahit" ( Oceanus ).  Yang lain menggambarkan Babel sebagai utara dari pusat dunia.

Orang Yunani dan Romawi kuno membuat peta dari zaman Anaximander pada abad ke-6 SM. Pada abad ke-2 M, Ptolemaeus menulis risalahnya tentang kartografi, Geographia. Di dalam buku ini berisi peta-peta dunia Ptolemeus, atau masyarakat Barat sekarang mengenalnya sebagai Oikumene . Pada awal abad ke-8, para sarjana Arab menerjemahkan karya para ahli geografi Yunani ke dalam bahasa Arab. 

Di zaman Tiongkok kuno, literatur geografis berasal dari abad ke-5 SM. Peta Tiongkok tertua yang masih ada sampai sekarang berasal dari Negara Qin, dibuat pada abad ke-4 SM selama periode Zaman Negara-negara Berperang di dalam buku Xin Yi Xiang Fa Yao yang diterbitkan pada tahun 1092 oleh ilmuwan TiongkokSu Song, berbentuk peta bintang pada proyeksi silinder ekuidistan.  Meskipun metode pembuatan bagan ini tampaknya telah ada di Tiongkok bahkan sebelum publikasi dan ilmuwan ini, signifikansi terbesar dari peta bintang oleh Su Song adalah bahwa mereka mewakili peta bintang tertua yang ada dalam bentuk cetakan .

Bentuk awal kartografi India termasuk penggambaran bintang kutub dan konstelasi sekitarnya. Bagan ini mungkin telah digunakan untuk navigasi. 

Abad Pertengahan dan Renaisans

Mappae mundi ("peta dunia") adalah peta dunia Eropa abad pertengahan. Sekitar 1.100 tempat diketahui masih ada: dari jumlah ini, 900 ditemukan dalam ilustrasi manuskrip dan sisanya ditemukan dalam dokumen-dokumen.

Tabula Rogeriana, digambar oleh Muhammad al-Idrisi untuk Roger II dari Sisilia pada 1154

Europa regina dalam " Cosmographia " karya Sebastian Münster, 1570

Ada tiga fungsi utama peta pada zaman Renaisans: 

  • Deskripsi umum tentang dunia
  • Navigasi dan pencarian jalur baru
  • Survei tanah dan manajemen properti

Teknologi pencetakan

Mengacu pada media yang digunakan untuk mentransfer gambar ke atas kertas ada dua jenis teknik seni grafis pada zaman Renaisans, yaitu cukil kayu dan intaglio pelat tembaga.

Tulisan

Huruf dalam pembuatan peta penting untuk menunjukkan informasi. Penulisan huruf halus sulit dilakukan dalam ukiran kayu, karena sering kali berubah menjadi persegi dan kotak, bertentangan dengan gaya penulisan bulat yang populer di Italia pada saat itu. Untuk meningkatkan kualitas, pembuat peta mengembangkan pahat halus untuk mengukir relief. Huruf Intaglio tidak mengalami masalah pada medium yang kasar sehingga dapat mengekspresikan kursif perulangan yang kemudian dikenal sebagai cancellaresca . Ada pukulan terbalik yang dibuat khusus yang juga digunakan dalam ukiran logam bersama dengan tulisan tangan bebas. 

Sumber Artikel : Wikipedia

Selengkapnya
Kartografi
« First Previous page 628 of 1.050 Next Last »