kesehatan
Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 18 Februari 2025
Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) merupakan prosedur yang wajib diikuti oleh mahasiswa ataupun lulusan ilmu kedokteran yang ingin mendapatkan lisensi profesi sebagai dokter. Uji kompetensi dilakukan melalui berbagai cara diantaranya ujian tulis, portofolio, dan OSCE (Objective Structured Clinical Examination). Di Indonesia UKDI digunakan sebagai tolok ukur dan barometer kerja bagi seorang dokter.
Tujuan
Tujuan UKDI adalah untuk memberikan informasi berkenaan kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap dari para lulusan dokter umum secara komprehensif kepada pemegang kewenangan dalam pemberian sertifikat kompetensi sebagai bagian dari persyaratan registrasi, untuk kemudian seorang dokter dapat mengurus pengajuan surat ijin praktik (SIP).
Pusat Tempat Ujian
Sumber Artikel: id.wikipedia.org
Geodesi dan Geomatika
Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 18 Februari 2025
Tahukah anda, bahwa ternyata terdapat peta negara Indonesia di trofi Piala Dunia.
Peta negara Indonesia terukir jelas tepat di atas kepala Dewi Nike yang sedang memegang bola dunia.
Trofi Piala Dunia tersebut berwujud Dewi Nike yang sedang memanggul bola dunia. Dewi Nike merupakan Dewi kemenangan Yunani.
Trofi Piala Dunia sebenarnya telah mengalami perubahan bentuk.
Trofi Piala Dunia pertama dirancang oleh pemahat asal Prancis yaitu Abel Lafleur.
Setelah beberapa kali edisi Piala Dunia, singkat cerita trofi tersebut hilang.
Sempat ditemukan dengan bantuan hewan pelacak. Namun setelah beberapa tahun, trofi tersebut hilang kembali dan belum ditemukan hingga kini.
Akhirnya Trofi Piala Dunia tersebut dibuat kembali pada tahun 1974, oleh pemahat ternama asal Italia, Silvio Gazzaniga.
Silvio Gazzaniga memenangkan sayembara desain trofi Piala Dunia saat itu.
Trofi Piala Dunia Silvio Gazzaniga merupakan trofi Piala Dunia yang dipakai hingga saat ini. Trofi Piala Dunia tersebut terbuat dari emas.
Dikarenakan takut kembali hilang, maka setiap juara Piala Dunia hanya akan mendapatkan Piala Dunia replika saja yang terbuat dari perunggu berlapis emas.
Sedangkan Piala Dunia asli hanya diangkat pada perayaan juara Piala Dunia di lapangan saja.
Trofi Piala Dunia pernah dipamerkan ke Indonesia pada 6-8 Januari 2018, di Jakarta Convention Center.
Ternyata terdapat satu hal unik, yaitu terukir dengan jelas peta negara Indonesia tepat berada di atas Dewi Nike, Dewi kemenangan Yunani.
Peta negara Indonesia telah diangkat oleh Dewi kemenangan Yunani. Kini tinggal timnas Indonesia mengangkat trofi Piala Dunia tersebut.
Tidak ada yang tidak mungkin dalam sepak bola, jika timnas Indonesiabersungguh-sungguh mewujudkannya.
Sumber : jurnalsoreang.pikiran-rakyat.com
Kimia
Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 18 Februari 2025
Jakarta - Berapa liter isi dalam 1 galon? Pertanyaan semacam ini kerap muncul di benak kebanyakan orang. Meskipun jawabannya terlihat sederhana, tetapi dalam praktiknya ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam menjawab pertanyaan ini.
Untuk menentukan berapa liter dalam 1 galon, hendaknya kita harus mengetahui satuan galon yang digunakan. Apabila memandang dari lingkup universal, secara umum terdapat 2 jenis standar ukuran galon, antara lain galon standar Inggris (UK) dan galon versi Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari laman Science Trends, 1 galon biasa versi Amerika Serikat sama dengan 3,7854118 liter. Sementara 1 galon standar Inggris yakni 5,54609 liter.
Galon merujuk kepada satuan ukur volume dengan singkatan "gal". Meskipun begitu, nilai galon tentu berbeda beda di setiap negara, sehingga tak bisa digunakan sebagai satuan baku bagi volume.
Secara bahasa, galon berasal dari kata 'galun' dalam bahasa Prancis. Dalam bahasa Inggris Kuno disebut dengan "gellet" dan "jale" dalam bahasa Perancis Kuno.
Liter merupakan satuan volume dalam sistem pengukuran standar internasional. Volume satu liter sama dengan 1000 cm³ atau satu desimeter kubik.
Liter didefinisikan sebagai volume yang dimiliki oleh 1 kg air, sebagaimana pada tekanan standar dan kepadatan puncak. Oleh karena itu, 1 liter air umumnya mempunyai berat sebesar 1 kg.
Penggunaan satuan liter biasanya sebagai pengukur volume barang sesuai dengan wadahnya, baik itu carian ataupun kumpulan padatan yang dengan mudah dituangkan dari 1 wadah ke wadah lainnya. Satuan liter bisa disebut dengan sentimeter kubik, adapun pengukuran liter lainnya seperti hektoliter, dekaliter, megaliter serta kiloliter.
Lantas, berapa liter dalam satu galon?
Baik galon ataupun liter masuk ke dalam satuan volume, sehingga sangat memungkinkan bagi keduanya untuk diubah. Ketika mengonversinya pun, harus ada standar yang dipilih.
Standar yang dipilih ini sebagaimana disebutkan di atas, ada yang namanya galon versi Inggris dan versi Amerika. Bobot keduanya tentu berbeda.
Jika berbicara kepada galon air mineral di Indonesia dengan ragam merk yang berbeda, mereka tentu mempunyai volume isi tersendiri. Hal tersebut sesuai dengan masing masing standar perusahaan mereka.
Contohnya, 1 galon Aqua berisi sebanyak 19 liter air. Volume itu diperuntukkan sebagai konsumsi air untuk 1 keluarga.
Tetapi, tetap saja perhitungan tersebut tak bisa menjawab pertanyaan dengan bobot galon itu sendiri.
Disadur dari sumber detik.com
Rantai Pasok Digital
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 18 Februari 2025
Artikel berjudul "Exploring the Key Factor Categories for the Digital Supply Chain" oleh Chelinka Rafiesta Sahara, Jemica Damar Elyanto Paluluh, dan Ammar Mohamed Aamer, membahas tentang identifikasi dan klasifikasi faktor-faktor penting bagi organisasi yang ingin beralih dari rantai pasok tradisional ke rantai pasok digital (DSC). Penelitian ini menggunakan metode tinjauan literatur sistematis untuk menganalisis artikel-artikel yang relevan.
Latar Belakang dan Motivasi Penelitian
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh munculnya fenomena DSC sebagai hasil dari kemajuan teknologi, kompleksitas, dan dinamika pasar yang kompetitif saat ini. Para peneliti telah menjelajahi keunggulan kompetitif dari beralih dari rantai pasok tradisional ke rantai pasok digital. Beberapa manfaat yang paling jelas termasuk integrasi rantai pasok fisik dengan teknologi digital, secara real time , untuk mengoptimalkan kinerja organisasi melalui peningkatan visibilitas, responsivitas, ketahanan, dan resiliensi rantai pasok.
Namun, transformasi rantai pasok ini juga membawa serta sejumlah tantangan dan masalah yang dapat membuat organisasi "lebih rentan" dan "sumber kekacauan." Fenomena DSC masih dalam tahap awal penelitian akademik, dan tinjauan literatur masih "terfragmentasi." Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan faktor-faktor bagi organisasi untuk bermigrasi dari rantai pasok tradisional ke rantai pasok digital.
Kerangka Teoretis
Artikel ini membahas konsep-konsep kunci seperti Supply Chain Management (SCM), rantai pasok digital (DSC), digitalisasi, dan Industri 4.0. SCM melibatkan manajemen dan penciptaan nilai barang dan jasa dalam aliran rantai pasok. DSC muncul sebagai hasil dari kemajuan teknologi dan dinamika pasar yang kompetitif. Digitalisasi dan Industri 4.0 memainkan peran penting dalam transformasi rantai pasok.
Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini, para penulis menggunakan metode tinjauan literatur sistematis untuk menganalisis artikel-artikel yang sesuai dengan kriteria penelitian. Analisis konten terstruktur digunakan untuk meninjau 106 artikel berbahasa Inggris yang diterbitkan di jurnal peer-review dan terakreditasi dari tahun 2002 hingga 2019.
Temuan Penelitian Utama
Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi rantai pasok, kolaborasi, koordinasi, strategi, teknologi & keterampilan pekerja, dan adaptabilitas adalah di antara kategori faktor signifikan yang harus ditangani untuk menilai kesiapan suatu organisasi untuk mengadopsi rantai pasok digital.
Integrasi Rantai Pasok (36.58%): Integrasi rantai pasok sangat penting untuk memastikan kelancaran aliran informasi dan material di seluruh rantai pasok.
Kolaborasi (14.63%): Kolaborasi antara berbagai pihak yang terlibat dalam rantai pasok, seperti pemasok, produsen, dan pelanggan, penting untuk mencapai tujuan bersama.
Koordinasi (17.07%): Koordinasi yang efektif antara berbagai kegiatan rantai pasok, seperti perencanaan, pengadaan, produksi, dan distribusi, penting untuk mengoptimalkan kinerja rantai pasok.
Strategi (4.87%): Strategi rantai pasok harus selaras dengan strategi bisnis perusahaan secara keseluruhan dan harus mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
Teknologi & Keterampilan Pekerja (19.51%): Adopsi teknologi digital dalam rantai pasok memerlukan pekerja yang memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menggunakan teknologi tersebut secara efektif.
Adaptabilitas (7.31%): Rantai pasok harus adaptif terhadap perubahan lingkungan bisnis, seperti perubahan permintaan pelanggan, gangguan pasokan, dan inovasi teknologi.
Studi Kasus dan Angka-Angka
Penelitian ini tidak menyajikan studi kasus atau angka-angka spesifik. Namun, tinjauan literatur sistematis memberikan gambaran komprehensif tentang faktor-faktor kunci untuk digitalisasi rantai pasok berdasarkan penelitian yang ada.
Implikasi Teoretis dan Manajerial
Penelitian ini memberikan implikasi teoretis dan manajerial yang signifikan. Secara teoretis, penelitian ini mengidentifikasi dan mengklasifikasikan faktor-faktor kunci untuk digitalisasi rantai pasok, yang dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut. Secara manajerial, penelitian ini memberikan panduan bagi organisasi yang ingin mengadopsi rantai pasok digital.
Keterbatasan dan Penelitian Mendatang
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, penelitian ini hanya berfokus pada artikel-artikel yang diterbitkan dalam jurnal peer-review dan terakreditasi, yang mungkin tidak mencakup semua penelitian yang relevan. Kedua, penelitian ini tidak memberikan analisis mendalam tentang hubungan antara berbagai faktor kunci. Penelitian mendatang dapat mengatasi keterbatasan ini dengan menggunakan metode penelitian yang berbeda dan dengan menyelidiki hubungan antara berbagai faktor kunci.
Kesimpulan
Artikel ini menyimpulkan bahwa integrasi rantai pasok, kolaborasi, koordinasi, strategi, teknologi & keterampilan pekerja, dan adaptabilitas adalah di antara kategori faktor signifikan yang harus ditangani untuk menilai kesiapan suatu organisasi untuk mengadopsi rantai pasok digital. Faktor-faktor ini dapat digunakan untuk menilai kesiapan suatu organisasi, dan sebagai panduan umum untuk menerapkan rantai pasok digital.
Referensi : Sahara, C. R., Paluluh, J. D. E., & Aamer, A. M. (2019). Exploring the Key Factor Categories for the Digital Supply Chain. 9th International Conference on Operations and Supply Chain Management, Vietnam .
Teknik Industri
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 18 Februari 2025
Apa yang dimaksud dengan faktor manusia dan Ergonomi?
Faktor Manusia dan Ergonomi ada di sekitar kita! Setiap kali Anda merekayasa produk, proses, atau sistem untuk bekerja lebih efisien dengan manusia, Anda telah mempraktikkan faktor manusia. Tujuan dari faktor manusia adalah untuk mengurangi kesalahan manusia, meningkatkan produktivitas, dan meningkatkan keselamatan dan kenyamanan dengan fokus khusus pada interaksi antara manusia dan benda yang diminati.
Bidang ini merupakan kombinasi dari berbagai disiplin ilmu, seperti psikologi, sosiologi, teknik, biomekanika, desain industri, fisiologi, antropometri, desain interaksi, desain visual, pengalaman pengguna, dan desain antarmuka pengguna, sehingga definisi yang tepat untuk HF/E berbeda-beda.
Definisi dari masyarakat profesional
Definisi berikut ini dikembangkan oleh Asosiasi Ergonomi Internasional dan telah diadopsi oleh Masyarakat Faktor Manusia dan Ergonomi:
Ergonomi (atau faktor manusia) adalah disiplin ilmu yang berkaitan dengan pemahaman interaksi antara manusia dan elemen-elemen lain dari sebuah sistem, dan profesi yang menerapkan teori, prinsip, data, dan metode pada desain untuk mengoptimalkan kesejahteraan manusia dan kinerja sistem secara keseluruhan. Ahli ergonomi berkontribusi pada desain dan evaluasi tugas, pekerjaan, produk, lingkungan, dan sistem agar sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, dan keterbatasan manusia.
Definisi berikut ini dikembangkan oleh Human Factors and Ergonomics Society (Masyarakat Faktor Manusia dan Ergonomi) (dapat ditemukan dalam literatur HFES yang lebih lama):
Faktor Manusia berkaitan dengan penerapan apa yang kita ketahui tentang manusia, kemampuan, karakteristik, dan keterbatasannya pada desain peralatan yang mereka gunakan, lingkungan tempat mereka bekerja, dan pekerjaan yang mereka lakukan.
Definisi dari literatur Ilmiah
Laporan berikut ini mengumpulkan dan menganalisis definisi faktor manusia dan istilah-istilah terkait lainnya dari berbagai sumber: Licht, D. M., Polzella, D. J., & Boff, K. (1989). Faktor Manusia, Ergonomi, dan Rekayasa Faktor Manusia: Sebuah Analisis Definisi. CSERIAC-89-01. Wright Patterson AFB, Dayton, OH: CSERIAC. Dengan izin, kami memposting laporan tersebut di sini.
Definisi ini diambil dari The Dictionary for Human Factors/Ergnomics oleh James H. Stramler (Boca Raton, LA: CRC Press, 1993):
Faktor Manusia adalah bidang yang terlibat dalam melakukan penelitian mengenai karakteristik psikologis, sosial, fisik, dan biologis manusia, memelihara informasi yang diperoleh dari penelitian tersebut, dan bekerja untuk menerapkan informasi tersebut sehubungan dengan desain, operasi, atau penggunaan produk atau sistem untuk mengoptimalkan kinerja, kesehatan, keselamatan, dan / atau kelayakhunian manusia.
Definisi berikut ini diambil dari artikel oleh Alphonse Chapanis, “Untuk Mengkomunikasikan Pesan Faktor Manusia, Anda Harus Tahu Apa Pesan Itu dan Bagaimana Mengkomunikasikannya,” Buletin Masyarakat Faktor Manusia, Volume 34, Nomor 11, November 1991, hal. 1-4:
Human Factors adalah kumpulan pengetahuan tentang kemampuan manusia, keterbatasan manusia, dan karakteristik manusia lainnya yang relevan dengan desain. Rekayasa faktor manusia adalah penerapan informasi faktor manusia pada desain alat, mesin, sistem, tugas, pekerjaan, dan lingkungan agar aman, nyaman, dan efektif bagi manusia.
Definisi ringkas yang diusulkan oleh Dempsey et al. mengerucutkannya ke sifat yang sangat mendasar:
Ergonomi adalah desain dan rekayasa sistem manusia-mesin dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja manusia.
Dempsey, Patrick G., Wogalter, Michael S., & Hancock, Peter A. (2000). Apa yang ada dalam sebuah nama? Menggunakan istilah-istilah dari definisi untuk memeriksa fondasi dasar faktor manusia dan ilmu ergonomi. Isu-isu Teoritis dalam Ilmu Ergonomi, 1(1), 3-10.
Definisi dari Lembaga Pemerintah
Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional
Definisi faktor manusia dari National Academy of Sciences tahun 1992 (dapat ditemukan di sini) adalah sebagai berikut:
[Seseorang] yang terutama berkaitan dengan kinerja satu orang atau lebih dalam lingkungan yang berorientasi pada tugas yang berinteraksi dengan peralatan, orang lain, atau keduanya.
Badan penerbangan dan antariksa nasional (NASA)
Definisi ini dapat ditemukan di sini.
Faktor manusia adalah istilah umum untuk beberapa bidang penelitian yang mencakup kinerja manusia, desain teknologi, dan interaksi manusia-komputer. Studi tentang faktor manusia di Divisi Penelitian dan Teknologi Faktor Manusia di Pusat Penelitian NASA Ames berfokus pada kebutuhan akan operasi, pemeliharaan, dan pelatihan yang aman, efisien, dan hemat biaya, baik dalam penerbangan maupun di darat.
Definisi ini berasal dari situs web mereka.
Ergonomi adalah studi ilmiah tentang kondisi kerja manusia, terutama interaksi antara manusia dan mesin. Ergonomi adalah istilah yang diambil dari bahasa Yunani “ergon,” yang berarti kerja, dan “nomos,” yang berarti hukum alam. Tujuan dari ergonomi adalah untuk membuat pekerjaan menjadi lebih nyaman dan meningkatkan kesehatan dan produktivitas. Ini adalah ilmu interdisipliner yang merancang pekerjaan, produk, dan tempat yang sesuai dengan pekerja. Psikologi, teknik industri, ilmu komputer, biomekanika, dan teknik keselamatan semuanya berperan dalam ergonomi.
Administrasi penerbangan federal (FAA)
Definisi ini dapat ditemukan di situs web mereka.
Faktor Manusia. Dalam FAA, faktor manusia mencakup upaya multidisiplin untuk menghasilkan dan mengumpulkan informasi tentang kemampuan dan keterbatasan manusia dan menerapkan informasi tersebut pada peralatan, sistem, fasilitas, prosedur, pekerjaan, lingkungan, pelatihan, kepegawaian, dan manajemen personalia untuk kinerja manusia yang aman, nyaman, dan efektif.
Dewan riset transportasi (TRB)
Definisi ini berasal dari TRB; namun, halaman tersebut sudah tidak aktif lagi di situs web mereka, www.trb.org
Faktor manusia adalah disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana manusia berinteraksi dengan perangkat, produk, dan sistem. Ini adalah bidang terapan di mana ilmu perilaku, teknik, dan disiplin ilmu lainnya bersatu untuk mengembangkan prinsip-prinsip yang membantu memastikan bahwa perangkat dan sistem dapat digunakan oleh orang-orang yang dimaksudkan untuk menggunakannya. Bidang ini melakukan pendekatan desain dengan “pengguna” sebagai titik fokusnya. Praktisi faktor manusia membawa pengetahuan ahli mengenai karakteristik manusia yang penting untuk desain perangkat dan sistem dari berbagai jenis. Disiplin ilmu ini berkontribusi pada upaya yang rumit seperti eksplorasi ruang angkasa dan produk sesederhana sikat gigi.
Dalam bidang teknik transportasi, ada banyak kontribusi penting dari faktor manusia, tetapi hal ini tidak selalu terlihat dengan sendirinya. Persyaratan jarak pandang, tata letak zona kerja, penempatan rambu dan kriteria jarak, dimensi untuk marka jalan, spesifikasi warna, jenis huruf dan ikon rambu, pengaturan waktu sinyal - semua ini dan masih banyak lagi standar dan praktik yang dibentuk oleh evaluasi faktor manusia. Seperti yang diterapkan pada keselamatan jalan raya, faktor manusia berkaitan dengan desain jalan raya dan lingkungan pengoperasian serta kendaraan. Tiga komponen utama dari sistem transportasi jalan raya - jalan raya, kendaraan, dan pengguna jalan - semuanya harus kompatibel satu sama lain. Para insinyur dapat merancang jalan raya, alat pengendali lalu lintas, dan kendaraan, tetapi mereka tidak dapat merancang pengguna jalan. Mereka dapat merancang untuk pengguna jalan. Faktor manusia memberikan dasar yang obyektif untuk melakukan hal ini. Hal ini didasarkan pada perilaku dan kemampuan yang terukur, bukan pada asumsi atau coba-coba.
Badan pengawas obat dan makanan (FDA)
Definisi ini dapat ditemukan di situs web mereka.
Faktor manusia (HF) adalah studi tentang bagaimana orang menggunakan teknologi. Hal ini melibatkan interaksi antara kemampuan, ekspektasi, dan keterbatasan manusia, dengan lingkungan kerja dan desain sistem. Istilah “rekayasa faktor manusia” (HFE) mengacu pada penerapan prinsip-prinsip faktor manusia pada desain perangkat dan sistem. Istilah ini sering dipertukarkan dengan istilah “rekayasa manusia”, “rekayasa kegunaan”, atau “ergonomi”.
Tujuan dari HFE adalah untuk merancang perangkat yang dapat diterima dengan sukarela oleh pengguna dan beroperasi dengan aman dalam kondisi yang realistis. Dalam aplikasi medis, HFE membantu meningkatkan kinerja manusia dan mengurangi risiko yang terkait dengan kesalahan penggunaan.
Dalam banyak kasus, HFE berfokus pada antarmuka pengguna perangkat (juga disebut UI atau antarmuka manusia-mesin). Antarmuka pengguna mencakup semua komponen dan aksesori yang diperlukan untuk mengoperasikan dan merawat perangkat dengan benar, termasuk kontrol, tampilan, perangkat lunak, logika operasi, label, dan instruksi.
Dewan riset nasional
Karl Kroemer menyiapkan definisi ini (sebelumnya telah diposting tetapi tidak lagi tersedia di www.nsc.org)
Ergonomi adalah studi tentang karakteristik manusia untuk desain yang tepat dari lingkungan hidup dan kerja. Para peneliti ergonomi berusaha untuk mempelajari karakteristik manusia (kemampuan, keterbatasan, motivasi, dan keinginan) sehingga pengetahuan ini dapat digunakan untuk menyesuaikan lingkungan buatan manusia dengan orang-orang yang terlibat. Pengetahuan ini dapat memengaruhi sistem teknis yang kompleks atau tugas-tugas kerja, peralatan, dan stasiun kerja, atau alat dan perkakas yang digunakan di tempat kerja, di rumah, atau pada waktu senggang. Oleh karena itu, ergonomi berpusat pada manusia, transdisipliner, dan berorientasi pada aplikasi.
Tujuan ergonomi berkisar dari tujuan dasar untuk membuat pekerjaan menjadi aman melalui peningkatan efisiensi manusia hingga tujuan untuk menciptakan kesejahteraan manusia. National Research Council (1983) menyatakan bahwa rekayasa faktor manusia dapat didefinisikan sebagai penerapan prinsip-prinsip ilmiah, metode, dan data yang diambil dari berbagai disiplin ilmu untuk pengembangan sistem rekayasa di mana manusia memainkan peran penting. Keberhasilan penerapan ini diukur dari peningkatan produktivitas, efisiensi, keselamatan, dan penerimaan desain sistem yang dihasilkan. Disiplin ilmu yang dapat diterapkan pada masalah tertentu meliputi psikologi, ilmu kognitif, fisiologi, biomekanika, antropologi fisik terapan, dan teknik industri dan sistem. Sistem ini berkisar dari penggunaan alat sederhana oleh konsumen hingga sistem sosioteknis yang melibatkan banyak orang. Sistem-sistem tersebut biasanya mencakup komponen teknologi dan manusia.
Dewan Riset Nasional (1983) mengatakan: “Spesialis Faktor Manusia disatukan oleh perspektif tunggal pada proses desain sistem: bahwa desain dimulai dengan pemahaman tentang peran pengguna dalam kinerja sistem secara keseluruhan dan bahwa sistem ada untuk melayani penggunanya, apakah mereka konsumen, operator sistem, pekerja produksi, atau kru pemeliharaan. Filosofi desain yang berorientasi pada pengguna ini mengakui variabilitas manusia sebagai parameter desain.”
Administrasi keselamatan dan kesehatan kerja
Definisi ini berasal dari situs web mereka.
Apa yang dimaksud dengan “cedera ergonomis”? Masukan dari forum ergonomi baru-baru ini menunjukkan kepada OSHA bahwa ada berbagai macam pendapat tentang bagaimana Badan tersebut harus mendefinisikan cedera ergonomis dan bahwa definisi yang diadopsi oleh OSHA tergantung pada konteksnya. Cedera ergonomis sering digambarkan dengan istilah “gangguan muskuloskeletal” atau “MSDs”. Ini adalah istilah seni dalam literatur ilmiah yang merujuk secara kolektif pada sekelompok cedera dan penyakit yang memengaruhi sistem muskuloskeletal; tidak ada diagnosis tunggal untuk MSDs. Ketika OSHA mengembangkan materi panduan untuk industri tertentu, badan tersebut dapat mempersempit definisi yang sesuai untuk mengatasi bahaya di tempat kerja yang dicakup. OSHA akan bekerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk mengembangkan definisi untuk MSDs sebagai bagian dari upaya keseluruhan untuk mengembangkan materi panduan.
Definisi dari Industri
Majalah industri alat kesehatan dan desain
Barry Beith menyiapkan definisi ini untuk MDDI (dapat ditemukan di sini)
Faktor manusia berfokus pada kegunaan sistem dan merancang antarmuka sistem untuk mengoptimalkan kemampuan pengguna dalam menyelesaikan tugas mereka tanpa kesalahan dalam waktu yang wajar dan, oleh karena itu, menerima sistem sebagai alat yang berguna. Disiplin ilmu ini berakar pada pemahaman tentang bagaimana orang menggunakan alat, produk, dan sistem untuk menyelesaikan tugas yang diinginkan, dan berusaha untuk menghilangkan atau, setidaknya, mengelola kesalahan manusia yang terkadang terjadi.
Rekayasa faktor manusia adalah ilmu terapan yang melakukan penelitian tentang kemampuan, keterbatasan, perilaku, dan proses manusia serta menggunakan pengetahuan ini sebagai dasar untuk desain alat, produk, dan sistem. Menerapkan prinsip-prinsip faktor manusia akan menghasilkan desain yang lebih aman, lebih dapat diterima, lebih nyaman, dan lebih efektif untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Rekayasa faktor manusia sering dianggap identik dengan istilah lain seperti ergonomi, rekayasa manusia, faktor manusia, rekayasa kegunaan, dan desain yang berpusat pada pengguna. Ini adalah bidang multidisiplin di mana individu yang terlatih dalam faktor manusia berasal dari latar belakang yang beragam seperti teknik, psikologi, ilmu komputer, antropologi, dan ilmu informasi. Para spesialis menerapkan temuan dan prinsip dari berbagai disiplin ilmu termasuk psikologi kognitif, psikologi organisasi, teknik industri, antropometri, biomekanik, keterampilan motorik, persepsi, dan bidang teknik khusus seperti getaran dan kebisingan.
Faktor manusia MD
Definisi ini ditemukan di situs web mereka namun sudah tidak muncul lagi. Bunyinya:
Rekayasa faktor manusia adalah penerapan dari apa yang kita ketahui tentang kemampuan dan keterbatasan manusia pada desain peralatan dan perangkat untuk memungkinkan penggunaan yang lebih produktif, aman, dan efektif.
Dikenal juga sebagai rekayasa kegunaan, ergonomi kognitif, atau desain yang berpusat pada pengguna, faktor manusia adalah perpaduan antara psikologi dan teknik: penerapan pengetahuan ilmiah tentang kekuatan dan kelemahan manusia ke dalam desain teknologi.
Ergonomi komputer untuk sekolah dasar (CergoS)
Definisi ini berasal dari situs web mereka:
Ergonomi dan faktor manusia menggunakan pengetahuan tentang kemampuan dan keterbatasan manusia untuk mendesain sistem, organisasi, pekerjaan, mesin, peralatan, dan produk konsumen agar aman, efisien, dan nyaman digunakan oleh manusia.
Definisi dari sumber terbuka
Wikipedia
Definisi faktor manusia berikut ini ditemukan di Wikipedia:
“Faktor manusia” adalah istilah yang digunakan terutama di Amerika Serikat. Variannya termasuk “rekayasa faktor manusia”, perluasan dari frasa sebelumnya, “rekayasa manusia”. Di Eropa dan seluruh dunia, istilah “ergonomi” lebih umum digunakan.
“Faktor manusia” adalah istilah umum untuk beberapa bidang penelitian yang mencakup kinerja manusia, teknologi, desain, dan interaksi manusia-komputer. Ini adalah profesi yang berfokus pada bagaimana orang berinteraksi dengan produk, alat, prosedur, dan proses apa pun yang mungkin ditemui di dunia modern.
Praktisi faktor manusia dapat berasal dari berbagai latar belakang; meskipun sebagian besar dari mereka adalah Psikolog (Kognitif, Perseptual, dan Eksperimental) dan Insinyur. Desainer (Industri, Interaksi, dan Grafis), Antropolog, dan Ilmuwan Komputer juga berkontribusi. Jika ergonomi cenderung berfokus pada antropometri untuk interaksi manusia-mesin yang optimal, faktor manusia lebih berfokus pada faktor kognitif dan persepsi.
Area yang menarik bagi praktisi faktor manusia dapat mencakup hal-hal berikut: beban kerja, kelelahan, kesadaran situasional, kegunaan, antarmuka pengguna, kemudahan belajar, perhatian, kewaspadaan, kinerja manusia, desain kontrol dan tampilan, stres, visualisasi data, perbedaan individu, penuaan, aksesibilitas, kerja shift, kerja di lingkungan yang ekstrem, dan kesalahan manusia.
Sederhananya, faktor manusia melibatkan upaya untuk membuat lingkungan berfungsi dengan cara yang tampak alami bagi manusia. Meskipun istilah “faktor manusia” dan “ergonomi” baru dikenal secara luas akhir-akhir ini, namun asal mula bidang ini adalah dalam desain dan penggunaan pesawat terbang selama Perang Dunia II untuk meningkatkan keselamatan penerbangan.
Definisi ergonomi berikut ini dapat ditemukan di situs web mereka:
Ergonomi (atau faktor manusia) adalah disiplin ilmu yang berkaitan dengan pemahaman tentang interaksi antara manusia dan elemen-elemen lain dari sebuah sistem, dan profesi yang menerapkan teori, prinsip, data, dan metode pada desain untuk mengoptimalkan kesejahteraan manusia dan kinerja sistem secara keseluruhan (definisi yang diadopsi oleh Asosiasi Ergonomi Internasional pada tahun 2000).
Ahli ergonomi berkontribusi pada desain dan evaluasi tugas, pekerjaan, produk, lingkungan, dan sistem agar sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, dan keterbatasan manusia (IEA, 2000).
Publikasi Chartered Institute of Ergonomics and Human Factors (CIEHF)
Memberikan keunggulan faktor manusia pada bisnis Anda
Disadur dari: https://www.hfes.org/
Operation Research and Analysis
Dipublikasikan oleh Raynata Sepia Listiawati pada 18 Februari 2025
Optimisasi
Optimasi atau optimasi matematis adalah proses pemilihan elemen terbaik dari sekumpulan elemen alternatif menurut kriteria tertentu. Masalah optimasi muncul di berbagai bidang ilmu pengetahuan, mulai dari ilmu komputer dan teknik hingga riset operasi dan ekonomi. Dalam bentuknya yang paling sederhana, masalah optimasi melibatkan upaya untuk memaksimalkan atau meminimalkan nilai suatu fungsi nyata dengan secara sistematis memilih masukan dari himpunan yang layak. Kajian optimasi dantekniknya telah menjadi bagian integral dari berbagai rumusan masalah di berbagai bidang matematika terapan.
Masalah Optimisasi
Dalam matematika, optimasi mengacu pada teori dan perhitungan titik ekstrem atau titik stasioner suatu fungsi. Masalah optimasi biasanya dinyatakan sebagai masalah minimalisasi, dimana kemungkinan solusi yang meminimalkan (atau memaksimalkan) nilai fungsi tujuan disebut solusi optimal. Banyak algoritma yang telah dikembangkan untuk menyelesaikan permasalahan nonkonveks, namun sebagian besar algoritma tersebut tidak dapat membedakan solusi optimal lokal dari solusi optimal global. Optimasi global adalah cabang matematika terapan dan analisis numerik yang mempelajari pengembangan algoritma deterministik dan memastikan konvergensi dalam waktu terbatas untuk menemukan solusi optimal terhadap masalah non-cembung. Notasi masalah optimasi seringkali dinyatakan melalui notasi khusus, dan terdapat berbagai metode optimasi, seperti: B. pemrograman linier dan metode iteratif berbasis perhitungan.
Notasi
Notasi dalam optimasi seringkali dinyatakan melalui notasi khusus. Notasi ini mungkin berbeda-beda tergantung pada jenis masalah pengoptimalan yang Anda hadapi. Misalnya pada optimasi program linier, notasi yang umum digunakan adalah notasi simpleks, sedangkan pada optimasi nonlinier, notasi yang umum digunakan adalah notasi turunan parsial. Ejaannya juga bisa berbeda-beda tergantung literatur atau sumber yang digunakan. Namun notasi khusus ini memudahkan untuk mengungkapkan masalah optimasisecara ringkas dan jelas.
Sejarah
Fermat, Lagrange, Newton dan Gauss mengembangkan rumus dan metode berulang untuk menemukan nilai optimal berdasarkan analisis. George B. Dantzig memperkenalkan istilah "pemrograman linier" untuk menyelesaikan beberapa kasus optimasi, mengikuti kontribusi sebelumnya oleh Leonid Kantorovich pada tahun 1939. Istilah "pemrograman" dalam konteks ini tidak mengacu pada "pemrograman komputer", tetapi pada penggunaan A.S. Program Angkatan Darat dalamproposal dan rencana pelatihan, topik yang menjadi fokus penelitian Dantzig. Dantzig menerbitkan algoritma Simplex pada tahun 1947, sementara John von Neumann mengembangkan teori dualitas. Peneliti terkenal di bidang optimasi antara lain Richard Bellman, Roger Fletcher, Ronald A. Howard, Fritz John dan banyak lainnya.
Disadur dari: https://id.wikipedia.org/wiki/Optimisasi