Kebijakan Infrastruktur Air

Smart Water Utility Tingkatkan Efisiensi dan Inovasi Pengelolaan Air Global

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 30 Juni 2025


Pendahuluan

Dalam dunia yang semakin kompleks, kebutuhan akan pengelolaan air yang cerdas menjadi keharusan. Buku Smart Water Utilities: Complexity Made Simple karya Pernille Ingildsen dan Gustaf Olsson memberikan pendekatan revolusioner terhadap utilitas air dengan menyederhanakan kompleksitas tersebut. Buku ini bukan sekadar teori; ia menawarkan solusi nyata melalui konsep M-A-D (Measure – Analyse – Decide) yang dirancang untuk mengoptimalkan pengambilan keputusan di semua tingkatan pengelolaan air.

Konteks Global dan Relevansi

Dengan prediksi 75% penduduk dunia akan tinggal di kota pada 2050, dan kebutuhan air terus meningkat, efisiensi dan keandalan sistem air menjadi isu krusial. Buku ini menjawab tantangan ini melalui konsep Smart Water, yang tidak hanya mengandalkan teknologi, tetapi juga membangun kesadaran sistemik—mengintegrasikan sains, teknologi, dan kebijakan dalam satu kerangka.

Konsep Inti: M-A-D – Measure, Analyse, Decide

1. Measure (Pengukuran)

Pengukuran real-time adalah dasar dari sistem air pintar. Sensor yang dapat mengukur kualitas dan kuantitas air secara langsung memungkinkan data dikumpulkan secara otomatis dan berkelanjutan.

2. Analyse (Analisis)

Penggunaan model matematika dan alat analisis kontekstual memungkinkan data mentah diubah menjadi informasi yang dapat ditindaklanjuti. Analisis ini mencakup pola harian konsumsi, prediksi gangguan sistem, hingga simulasi kebocoran.

3. Decide (Keputusan)

Keputusan dibuat dalam tiga tingkat:

  • Otomatis: Melalui pengendalian sistem.
  • Operasional: Pengaturan set point.
  • Strategis: Perencanaan dan pengelolaan sumber daya jangka panjang.

Studi Kasus dan Praktik Terbaik

1. Kalundborg Utility – Denmark

Utilitas ini menerapkan circular water economy, menggabungkan pengolahan air minum, air limbah, dan energi panas distrik. Mereka juga membuka kolaborasi dengan startup untuk menguji inovasi teknologi air.

2. Penggunaan Sensor dan Online Model

  • Implementasi sensor DO (dissolved oxygen) untuk pengendalian biologis air limbah.
  • Model matematika real-time digunakan untuk mengatur aliran berdasarkan prediksi cuaca.

3. Penerapan Global

Buku mencakup studi kasus dari 11 negara, termasuk:

  • China: Tantangan air bersih di wilayah utara.
  • India: Polusi air permukaan dan tanah.
  • Meksiko: Kota Meksiko mengalami penurunan tanah akibat ekstraksi air tanah.
  • USA: Penurunan air di Lake Mead mempengaruhi pembangkit Hoover Dam.

Kritik dan Analisis Tambahan

Nilai tambah utama buku ini adalah kemampuannya mendekatkan konsep teknis dengan pendekatan manusiawi dan strategis. Bahkan, analogi yang digunakan dengan psikologi Carl Jung dan sistem saraf manusia menunjukkan bahwa pengendalian air tidak hanya soal teknologi, tetapi juga soal persepsi, pengalaman, dan pembelajaran sistemik.

Contoh diagnosis sistem kontrol air digambarkan layaknya penyakit psikologis:

  • Amnesia: Tidak menyimpan data historis.
  • ADHD: Tidak menyelesaikan sistem kontrol.
  • Schizophrenia: Tujuan sistem yang bertentangan di berbagai bagian jaringan air.

Analogi ini menyederhanakan pemahaman teknis sekaligus menyampaikan urgensi akan sistem air yang adaptif, terukur, dan terkontrol.

Tren dan Tantangan Masa Depan

Buku ini menyebutkan 10 tren utama dalam pengembangan Smart Water Utility, termasuk:

  • Pemanfaatan energi dari air limbah.
  • Peningkatan reusabilitas air.
  • Peningkatan peran operator melalui edukasi berbasis data.
  • Kolaborasi antar sektor: industri, akademisi, pemerintah.

Namun, terdapat tantangan besar seperti:

  • Kurangnya standar integrasi teknologi.
  • Keterbatasan kapasitas SDM dalam memahami data.
  • Biaya investasi awal yang tinggi.

Hubungan dengan Tren Industri dan SDGs

Smart Water Utility memiliki peran vital dalam mencapai SDGs, terutama Tujuan 6 (Akses Air Bersih dan Sanitasi) dan Tujuan 11 (Kota dan Permukiman Berkelanjutan). Penerapan konsep M-A-D memungkinkan kota merespons cepat krisis air, efisiensi energi, dan kebutuhan populasi perkotaan.

Dalam konteks Indonesia, urbanisasi pesat di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung menuntut transformasi sistem air menuju versi 2.0 seperti yang dikemukakan dalam buku ini. Penerapan Smart Water bukan pilihan, tapi keniscayaan.

Kesimpulan dan Rekomendasi

Buku Smart Water Utilities: Complexity Made Simple berhasil memberikan peta jalan menuju masa depan pengelolaan air yang lebih pintar dan berkelanjutan. Pendekatannya yang sistematis, analogis, dan praktis menjadikannya bahan bacaan wajib bagi manajer utilitas, pembuat kebijakan, dan insinyur air.

Rekomendasi kebijakan dan praktik:

  • Pemerintah dan utilitas air harus berinvestasi dalam pendidikan SDM berbasis teknologi air.
  • Perlu insentif fiskal untuk adopsi sensor, pemodelan matematis, dan kontrol otomatis.
  • Perusahaan startup teknologi air harus didorong sebagai bagian dari ekosistem inovasi.

Sumber : Ingildsen, P., & Olsson, G. (2020). Smart Water Utilities: Complexity Made Simple. IWA Publishing.

Selengkapnya
Smart Water Utility Tingkatkan Efisiensi dan Inovasi Pengelolaan Air Global

Kebijakan Infrastruktur Air

Denmark Bangun Masa Depan Bersih Lewat Riset Teknologi Air

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 30 Juni 2025


Pendahuluan

Denmark telah lama dikenal sebagai salah satu pemimpin global dalam inovasi berkelanjutan. Salah satu area yang berkembang pesat adalah water tech research—riset dan pengembangan teknologi air—yang berperan penting dalam mitigasi perubahan iklim, pengelolaan air bersih, dan efisiensi energi. Laporan "Water Tech Research in Denmark" yang diterbitkan Januari 2024 oleh IRIS Group dan didukung Grundfos Foundation menyajikan pemetaan menyeluruh terhadap lingkungan riset air di Denmark. Artikel ini merangkum isi laporan tersebut dengan penekanan pada analisis kritis, data kuantitatif, studi kasus, serta relevansi global dalam konteks kebijakan dan industri.

Peta Riset Teknologi Air di Denmark

1. Cakupan Riset:
Riset teknologi air yang dianalisis meliputi siklus air perpipaan: identifikasi sumber daya, pemurnian, distribusi, pengelolaan air limbah, pemulihan sumber daya, serta pengendalian air hujan. Area seperti oseanografi atau solusi berbasis alam tidak termasuk.

2. Statistik Utama:

  • 175 FTE peneliti aktif di 17 lingkungan riset di 6 institusi.
  • Fokus utama riset: pengolahan air limbah (56%), suplai air (19%), air hujan (19%), dan sumber daya air (7%).
  • Tiga institusi terbesar: DTU, Aarhus University (AU), dan Aalborg University (AAU).
  • Penurunan signifikan di DTU (dari 63 FTE pada 2018 menjadi 43 FTE di 2023), meskipun ada rencana perekrutan baru.

Kekuatan dan Tantangan Sistemik

Kekuatan:

  • Denmark memimpin dunia dalam jumlah publikasi per juta penduduk di bidang teknologi air.
  • Kolaborasi terbuka dengan perusahaan utilitas air menjadi best practice, mendukung uji coba skala penuh dan pengembangan teknologi langsung di lapangan.
  • Infrastruktur laboratorium canggih (seperti Smart Water Lab di AAU dan fasilitas membran di SDU dan DTU).

Tantangan:

  • Fragmentasi: Riset tersebar, tergantung pada segelintir profesor senior. Jika mereka pindah, lingkungan riset berisiko melemah.
  • Pendanaan stagnan: 846 juta DKK diberikan selama 2013–2022, tetapi tidak tumbuh signifikan meski kebutuhan meningkat.
  • Kompetisi pendanaan domestik: Menghambat kolaborasi antaruniversitas.
  • Kesenjangan TRL (Technology Readiness Level): Fokus pendanaan beralih ke TRL tinggi (5–7), meninggalkan riset strategis (TRL 2–4) yang krusial untuk transisi teknologi dari laboratorium ke industri.

Studi Kasus: Proyek Unggulan

  1. Hi-PreM (2020, 25 juta DKK)
    Kolaborasi DTU, Danfoss, dan SaltPower untuk mengembangkan membran tekanan tinggi untuk energi hijau dan pengolahan air.
  2. Cost Efficient Reduction of Micropollutants (2022, 15 juta DKK)
    AAU dan Køge Afløb A/S mengembangkan teknologi pengurangan PFAS dan obat-obatan dari air limbah.
  3. DRIP Partnership (2015–2021)
    Proyek lintas sektor untuk efisiensi air di industri makanan, menghasilkan penghematan air tahunan 905.400 m³ dan potensi tambahan 535.000 m³.

Perbandingan Global: Denmark dan Dunia

Meskipun Denmark masih unggul, negara seperti Swedia, Singapura, dan Belanda menunjukkan peningkatan signifikan dalam output akademik, mengancam posisi Denmark. Sementara jumlah publikasi Denmark stagnan sejak 2016 (~115 artikel/tahun), Singapura dan Belanda mencatat pertumbuhan yang cepat.

Strategi Masa Depan: Rekomendasi Utama

  1. Strategi nasional jangka panjang: Untuk mengatasi fragmentasi dan ketidakpastian pendanaan.
  2. Pendanaan riset strategis (TRL 2–4): Mengisi celah antara riset dasar dan demonstrasi teknologi.
  3. Insentif riset untuk institusi: Skema MUDP perlu reformasi karena dianggap kurang menarik oleh akademisi.
  4. Reformasi regulasi utilitas air: Agar investasi R&D lebih memungkinkan di tengah tuntutan efisiensi.
  5. Penguatan basis talenta: Usulan program PhD lintas institusi khusus bidang teknologi air.

Kritik & Analisis Tambahan

Walau laporan menyoroti pencapaian Denmark, terlihat jelas bahwa keunggulan historis dapat terkikis tanpa pembaruan sistemik. Kompetitor global menggabungkan kebijakan nasional, konsorsium riset yang kuat, dan pendanaan yang lebih strategis. Denmark berisiko menjadi follower jika hanya mengandalkan reputasi masa lalu.

Di sisi lain, pendekatan kolaboratif dengan utilitas dan lembaga teknologi seperti DHI dan Danish Technological Institute dapat menjadi modal unik. Namun, pelibatan industri besar (misalnya Grundfos dan AVK) masih rendah. Translasi riset ke industri perlu diperkuat agar hasil riset tidak hanya akademik, tetapi berdampak ekonomi langsung.

Kesimpulan

Denmark telah menciptakan fondasi riset teknologi air kelas dunia. Namun, untuk mempertahankan kepemimpinan global, perlu ada reformasi mendasar dalam pendanaan, kolaborasi strategis, dan arah riset nasional. Jika dilakukan, bukan hanya target netralitas karbon 2030 yang bisa tercapai, tetapi juga peluang ekspor teknologi air dapat digandakan dari 20 miliar DKK (2019) ke 40 miliar DKK pada 2030, seperti target dalam strategi lintas kementerian.

Sumber: IRIS Group (2024). Water Tech Research in Denmark: Mapping and analysis of trends, specialisation, strongholds, and collaboration in Danish water technology research environments. Water Valley Denmark & Grundfos Foundation.

Selengkapnya
Denmark Bangun Masa Depan Bersih Lewat Riset Teknologi Air

Kebijakan Infrastruktur Air

Manajemen Air Pintar Dorong Kota Tangguh dan Hemat Energi di Masa Depan

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 30 Juni 2025


Manajemen air pintar (smart water management) menjadi kunci utama dalam mewujudkan jaringan air berkelanjutan dan kota tangguh iklim. Dalam artikel “Smart Water Management towards Future Water Sustainable Networks”, Ramos et al. (2020) menekankan bahwa solusi digital seperti smart sensor, metering otomatis, SCADA, hingga cloud computing, telah berhasil memberikan efisiensi sistem air secara teknis, ekonomi, dan lingkungan.

Latar Belakang: Mengapa Kita Butuh Manajemen Air Pintar?

Sektor air menghadapi tantangan berat:

  • Pertumbuhan penduduk perkotaan
  • Perubahan iklim & kekeringan
  • Infrastruktur tua dan kerugian air tinggi (Non-Revenue Water/NRW)
  • Krisis keuangan operator air

Solusinya bukan hanya membangun lebih banyak pipa, melainkan mengelola air secara cerdas, dengan teknologi sebagai penguat efisiensi dan transparansi.

Apa Itu Manajemen Air Pintar?

Smart Water Management adalah penerapan teknologi ICT (Information and Communication Technology), monitoring real-time, dan analitik data untuk mengendalikan sistem air secara efisien dan berkelanjutan. Manfaat utamanya:

  • Deteksi kebocoran & koneksi ilegal
  • Pengurangan tagihan air (hingga 30%)
  • Peningkatan kualitas air
  • Penghematan energi operasional

Studi Kasus: Reference System (RS) dan Correlation Model Case (CMC)

RS: Sistem Distribusi Air di Kota Eropa (Nama dirahasiakan)

  • 1400 km pipa, 100.000 sambungan
  • NRW tahun 2004: 30,4 juta m³ (23,9%)
  • Target 2016: Turun di bawah 9%
  • Hasil 2016: NRW turun 67,85% jadi 8,1%

CMC: Kota Lain dengan 152.000 pelanggan

  • Target NRW 2025: 10%
  • Estimasi Investasi: €9,5 juta
  • Penghematan: >2,6 juta m³ air & jutaan euro

Teknologi Kunci yang Digunakan

  1. Smart Pipe & Sensor Wireless
    Pemantauan tekanan, aliran, dan kualitas air secara otomatis tanpa intervensi manusia.
  2. Smart Metering & AMI (Advanced Metering Infrastructure)
    Memungkinkan pembacaan konsumsi air jarak jauh dan real-time.
  3. GIS (Geographic Information System)
    Integrasi spasial jaringan air untuk manajemen zonasi dan prediksi kerusakan.
  4. SCADA & Cloud Computing
    Supervisi otomatis dan penyimpanan data berbasis awan untuk efisiensi operasional.
  5. Optimisasi & Model Keputusan
    Menggunakan simulated annealing, fuzzy logic, dan genetic algorithm untuk perencanaan jaringan.

Dampak Ekonomi dan Lingkungan

Dalam 12 tahun (RS Case Study):

  • Hemat air: 200 juta m³ → €60 juta
  • Hemat energi: 65 GWh → €6,5 juta
  • Total hemat: €66 juta
  • Investasi: €20 juta (hanya 30% dari total pendapatan)
  • Penurunan emisi CO₂: 47.385 ton

Rasio efisiensi investasi sangat tinggi, menjadikan manajemen air pintar layak diterapkan di berbagai kota.

Strategi Implementasi

  1. DMA (District Metering Areas)
    RS membagi jaringan menjadi 150 DMA, yang masing-masing diawasi secara intensif.
  2. Pengumpulan data otomatis
    Sensor dikombinasikan dengan modem untuk mengirim data tekanan, aliran, dan kualitas.
  3. Model Korelasi Ekonomi
    Memprediksi investasi dan hasil pengurangan NRW melalui regresi polinomial derajat 3 (akurasi R² > 0,6).

Transformasi: Dari Kota Biasa ke Kota Paling Efisien

RS naik dari peringkat 20 menjadi peringkat ke-5 kota paling efisien di dunia dalam pengelolaan air, dengan:

  • Penerapan sistem pemantauan real-time
  • Optimasi energi pompa dan tekanan
  • Strategi investasi berbasis indikator NRW

Rekomendasi Kebijakan

  • Adopsi teknologi pintar berbasis data untuk pengambilan keputusan
  • Insentif investasi awal untuk sistem digital & sensor
  • Peningkatan literasi teknis SDM air melalui pelatihan ICT
  • Kebijakan tarif air adaptif berbasis efisiensi konsumsi
  • Evaluasi indikator kinerja secara berkala (IEE, IAE, IEC)

Potensi Lanjutan: Mikrohidro & Integrasi Energi

Studi juga merekomendasikan pemanfaatan pembangkit mikrohidro dari tekanan air berlebih, terutama di PRV (Pressure Reducing Valve), untuk menghasilkan energi ramah lingkungan di jaringan air.

Kesimpulan: Air Pintar untuk Masa Depan Tangguh

Artikel ini membuktikan bahwa teknologi bukan sekadar alat, tapi strategi pembangunan. Dengan manajemen air pintar:

  • Kota lebih hemat
  • Sistem lebih tahan bencana
  • Emisi berkurang
  • Masyarakat lebih terlayani

Inilah arah baru kota berkelanjutan berbasis air yang sejalan dengan prinsip Smart City dan SDG 6 (Air Bersih dan Sanitasi).

Sumber : Ramos, H. M., McNabola, A., López-Jiménez, P. A., & Pérez-Sánchez, M. (2020). Smart water management towards future water sustainable networks. Water, 12(1), 58. 

Selengkapnya
Manajemen Air Pintar Dorong Kota Tangguh dan Hemat Energi di Masa Depan

Kebijakan Infrastruktur Air

Meningkatkan Ketahanan Infrastruktur Air dengan Pendekatan Sistem Sosial-Ekologis-Teknis

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 30 Juni 2025


Ketahanan infrastruktur air telah menjadi urgensi global seiring meningkatnya bencana alam, tekanan urbanisasi, dan serangan siber. Artikel ini merangkum pendekatan sistem sosial–ekologis–teknis untuk memperkuat ketahanan layanan air minum, limbah, dan air hujan (DWS). Fokusnya adalah pada bagaimana sistem air merespons tiga ancaman utama: kenaikan muka laut, gempa bumi, dan serangan digital.

Mengapa Ketahanan Air Itu Penting?

Air merupakan tulang punggung kehidupan. Sistem air menopang kesehatan masyarakat, ekonomi, dan ekosistem. Namun, lebih dari 155.000 sistem air minum dan 16.500 fasilitas pengolahan limbah di Amerika Serikat saja terancam oleh:

  • Infrastruktur usang
  • Bencana alam seperti gempa dan banjir
  • Serangan siber dan perubahan iklim
  • Manajemen silo dan tata kelola usang

Kerangka SETS: Sistem Sosial–Ekologis–Teknis

Kerangka ini menyatukan interaksi kompleks antara:

  • Sistem sosial: masyarakat, kebijakan, institusi
  • Sistem ekologis: sumber daya alam dan siklus air
  • Sistem teknis: jaringan perpipaan, stasiun pompa, dan teknologi digital

Whole-life approach menambahkan perspektif usia infrastruktur, dari perencanaan hingga pembaruan, untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang.

Studi Kasus: Ketahanan di Tengah Tantangan

1. Sea-Level Rise (Kenaikan Muka Laut)
Miami-Dade, Florida, melakukan pemodelan limpasan dan banjir dengan proyeksi kenaikan air laut 3 kaki hingga 2075. Mereka merancang infrastruktur air setinggi 20 kaki untuk menghindari dampak badai ekstrem.

2. Earthquake (Gempa Bumi)
San Francisco dan Portland memiliki program penguatan infrastruktur air untuk menghadapi gempa besar. Portland Water Bureau memimpin studi untuk memetakan risiko kegagalan infrastruktur terhadap gempa dan mempercepat pemulihan.

3. Cyberattack (Serangan Digital)
Kota Boca Raton mengalami serangan siber yang menyebabkan shutdown sistem air selama 8 jam. Responsnya adalah penguatan protokol SCADA, pelatihan karyawan, dan penerapan forensik digital untuk mendeteksi malware.

Dimensi Ketahanan yang Terintegrasi

1. Ketahanan Fisik:
Meliputi keandalan struktur perpipaan, stasiun pompa, dan fasilitas pengolahan air untuk menahan dan pulih dari gangguan fisik.

2. Ketahanan Ekologis:
Ekosistem sering kali tidak kembali ke keadaan awal setelah gangguan, tetapi menemukan titik keseimbangan baru. Maka, sistem air perlu mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim dan kontaminasi.

3. Ketahanan Sosial:
Kemampuan masyarakat menyerap dan pulih dari gangguan air seperti banjir dan kelangkaan. Misalnya, komunitas rentan yang terisolasi setelah bencana karena akses air terganggu.

4. Ketahanan Ekonomi:
Evaluasi terhadap biaya pemulihan, kerugian ekonomi, dan hilangnya layanan saat krisis. Investasi di awal untuk ketahanan bisa menghemat hingga $13 untuk setiap $1 yang diinvestasikan (NIBS).

5. Ketahanan Digital:
Ancaman dari cyberattack meningkat. Ketahanan digital mencakup sistem deteksi dini, redundansi data, segmentasi jaringan, dan pelatihan staf untuk menanggulangi serangan.

Transformasi Strategi Perencanaan

Dulu: Fokus pada pemeliharaan berbasis kondisi.
Sekarang: Pergeseran ke manajemen siklus hidup dengan analisis risiko, prioritas sistemik, dan desain redundan.

Contoh:
Di Denmark, penggunaan sistem cloud oleh BlueKolding Utility menghasilkan penghematan energi 23% dan penurunan tekanan puncak 77%. Di Belanda, Waterschapsbedrijf Limburg sukses mengganti sistem IS melalui pilot project yang scalable ke 149 stasiun pompa.

Keterkaitan Resiliensi dan Keberlanjutan

Resiliensi adalah prasyarat untuk keberlanjutan jangka panjang. Infrastruktur air yang tangguh:

  • Lebih cepat pulih dari bencana
  • Mengurangi beban biaya perbaikan
  • Menjamin akses air bersih di masa depan

Paradoks: Peningkatan ketahanan bisa menaikkan biaya. Solusi: subsidi pemerintah, investasi progresif, dan perencanaan berbasis risiko.

Kesimpulan dan Rekomendasi

Air akan selalu terancam, tetapi kita bisa lebih siap. Pendekatan SETS dan manajemen seumur hidup (whole-life) mampu menjawab tantangan yang kompleks dari sektor air.

Rekomendasi Kunci:

  • Gunakan data real-time dan AI untuk prediksi gangguan
  • Integrasikan digital dan fisik: perkuat SCADA, cloud, dan IoT
  • Bangun kolaborasi lintas sektor: energi, transportasi, dan perumahan
  • Investasi pada sistem pelatihan tenaga kerja air
  • Fokus pada komunitas rentan dalam desain ketahanan
  • Jadikan ketahanan sebagai arus utama dalam perencanaan infrastruktur

Sumber: Sinha, S. K., Davis, C., Gardoni, P., Babbar-Sebens, M., Stuhr, M., Huston, D., ... & Vishwakarma, A. (2023). Water sector infrastructure systems resilience: A social–ecological–technical system-of-systems and whole-life approach. Cambridge Prisms: Water, 1, e4, 1–24. 

Selengkapnya
Meningkatkan Ketahanan Infrastruktur Air dengan Pendekatan Sistem Sosial-Ekologis-Teknis

Kebijakan Infrastruktur Air

Inovasi Riset Air Eropa Percepat Ekonomi Sirkular dan Ketahanan Iklim

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 30 Juni 2025


Proyek air memainkan peran vital dalam menjawab tantangan perubahan iklim, degradasi lingkungan, dan kebutuhan air bersih di seluruh dunia. Uni Eropa melalui Horizon 2020, program pendanaan riset terbesar di Eropa, telah mendanai 313 proyek air antara tahun 2014–2020 dengan total anggaran €1,64 miliar, di mana €1,35 miliar berasal dari dana Uni Eropa sendiri.

Fokus dan Skala Proyek

Proyek-proyek ini mencakup spektrum luas mulai dari penelitian dasar hingga implementasi industri, dengan 8 tema utama:

  • Ekosistem air tawar
  • Siklus air global
  • Manajemen air
  • Keterkaitan air dan manusia
  • Air dan pertanian
  • Air dan industri
  • Air dan energi
  • Tata kelola air

Distribusi terbesar berasal dari tema "Air dan Manusia" (104 proyek), diikuti "Manajemen Air" (65 proyek), dan "Air dan Industri" (45 proyek).

Studi Kasus dan Dampak Nyata

1. HYDROUSA
Proyek ini menunjukkan solusi loop air tertutup dengan model bisnis regeneratif di Mediterania. HYDROUSA menciptakan sistem sirkular air limbah yang digunakan kembali untuk irigasi, produksi biogas, dan pengolahan air minum.

Anggaran: €10 juta
Tema: Air dan Manusia – Solusi Berbasis Alam

2. NextGen
Proyek ini mendorong penggunaan kembali air limbah dalam ekonomi sirkular. Dengan mengintegrasikan teknologi canggih seperti sensor, digital twin, dan pendekatan partisipatif, NextGen berkontribusi besar pada pengurangan konsumsi air bersih di wilayah urban.

Anggaran: €11 juta
Hasil: Diterapkan di 10 negara Eropa

3. WaterSENSE
Menyediakan data berbasis satelit Copernicus untuk mendeteksi kebutuhan air dan efisiensi pemakaian di sektor pertanian dan kota. Proyek ini mengintegrasikan data in-situ, model ekologi, dan machine learning.

Dimensi Pembiayaan dan Tipe Aksi

Berbagai bentuk pendanaan digunakan:

  • Innovation Action (IA): 89 proyek
  • Research & Innovation Action (RIA): 85 proyek
  • SME Instrument: 59 proyek
  • Marie Skłodowska-Curie Actions (MSCA): 30 proyek

Proyek IA mendominasi alokasi anggaran, dengan total kontribusi sebesar €605 juta dari UE.

Temuan Utama

  • Proyek “Water and People” menyerap 37% dari total dana, menggarisbawahi kebutuhan mendesak akan teknologi pengolahan air, daur ulang air limbah, dan solusi urban.
  • Proyek-proyek lintas sektor seperti Water-Food-Energy Nexus semakin penting dalam mendukung keberlanjutan holistik.
  • Tren kuat ke arah digitalisasi sistem air tampak melalui proyek seperti Fiware4Water dan DIGITAL-WATER.city.

Nilai Tambah dan Potensi Replikasi

Banyak proyek Horizon 2020 telah:

  • Menghasilkan teknologi baru siap pasar
  • Membentuk platform kolaboratif lintas negara dan sektor
  • Mempercepat adopsi ekonomi sirkular di sektor air
  • Memberikan data terbuka melalui EOSC (European Open Science Cloud)

Tantangan dan Rekomendasi

Meskipun didanai besar-besaran, banyak proyek menghadapi:

  • Fragmentasi antara pendekatan teknis dan sosial
  • Kurangnya integrasi kebijakan nasional dan lokal
  • Perluasan partisipasi dari negara anggota baru (misalnya Romania, Hungaria)

Rekomendasi:

  1. Tingkatkan diseminasi hasil ke masyarakat dan pembuat kebijakan.
  2. Perkuat kerjasama global dengan negara-negara berkembang.
  3. Dorong replikasi proyek sukses ke skala kota dan wilayah.

Keterkaitan dengan Tren Global

Proyek-proyek ini mendukung target SDGs, khususnya:

  • SDG 6: Air Bersih dan Sanitasi
  • SDG 9: Industri, Inovasi dan Infrastruktur
  • SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim

Kesimpulan: Riset Air sebagai Tulang Punggung Keberlanjutan

Kumpulan proyek Horizon 2020 menunjukkan bahwa investasi pada riset dan inovasi air berdampak besar terhadap ketahanan iklim, efisiensi ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat.

Horizon 2020 membuktikan bahwa dengan pendanaan tepat dan pendekatan kolaboratif, Uni Eropa dapat memimpin transformasi air global ke arah inovasi yang inklusif, sirkular, dan tangguh terhadap perubahan iklim.

Sumber : Balabanis, P., Bon, S. C., & Gonzalez, A. G. (2022). Research & Innovation Projects relevant to Water Research: Horizon 2020 Calls 2014–2020. Directorate-General for Research and Innovation, European Commission.

Selengkapnya
Inovasi Riset Air Eropa Percepat Ekonomi Sirkular dan Ketahanan Iklim

Kebijakan Infrastruktur Air

Memperkuat Kelola Air Bentuk Mengamankan Masa Depan: Studi Kritis Kasus Finlandia

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 30 Juni 2025


Dalam konteks global yang semakin terdampak krisis air, keamanan air telah menjadi tujuan utama dari tata kelola air yang efektif. Paper karya Ahopelto et al. (2024) dalam International Journal of Water Resources Development membahas keterkaitan antara tata kelola air dan keamanan air di Finlandia, sebuah negara dengan reputasi tata kelola air terbaik, namun masih menghadapi tantangan besar.

Mengapa Finlandia Menjadi Fokus?

Finlandia dikenal sebagai negara dengan:

  • 100% akses aman terhadap air minum
  • Sistem hukum lingkungan yang kuat
  • Skor tinggi dalam tata kelola air internasional (FAO, WJP, EU WFD)

Namun, ancaman perubahan iklim, ekspansi sektor pertambangan dan bioekonomi, serta kurangnya pemeliharaan infrastruktur air menunjukkan bahwa bahkan negara maju tidak kebal terhadap krisis air.

Empat Pilar Evaluasi Tata Kelola Air

Penelitian ini menggunakan kerangka dari OECD yang diperbarui dengan prinsip-prinsip legitimasi tata kelola lingkungan, yaitu:

  1. Kapabilitas aktor dan organisasi
  2. Kecukupan kerangka kelembagaan dan regulasi
  3. Kualitas proses tata kelola
  4. Keadilan dan efektivitas hasil tata kelola

Studi Kasus: Bioekonomi, Pertambangan, dan Infrastruktur Air

1. Sektor Bioekonomi

  • Tantangan utama: polusi difus dari hutan dan pertanian
  • Studi kasus: Investasi bioekonomi €1,4 miliar (Finnpulp) ditolak karena membahayakan kualitas air danau Kallavesi

2. Sektor Pertambangan

  • Insiden besar: Kebocoran 1,2 juta m³ limbah beracun di tambang Talvivaara (2012)
  • Dampak: Krisis kepercayaan publik terhadap pemerintah dan perusahaan tambang

3. Sektor Infrastruktur Air

  • Masalah utama: Pemeliharaan saluran air dan limbah yang kurang memadai
  • Konsekuensi: Ancaman jangka panjang terhadap akses air bersih meski saat ini tercapai 100%

Temuan Utama dan Data Penting

  • Pemotongan anggaran sektor air: 30–50% antara tahun 2010–2018
  • Privatisasi layanan air picu protes warga dan inisiatif parlemen
  • Kapasitas teknis tinggi, tetapi kesenjangan pemahaman dampak ekologi pada beberapa sektor

Kekuatan dan Tantangan Tata Kelola di Finlandia

Kekuatan:

  • Sistem perizinan dan hukum lingkungan ketat
  • Transparansi tinggi, rendah korupsi
  • Kolaborasi lintas sektor relatif baik

Tantangan:

  • Banyak regulasi tidak mencakup polusi difus
  • Perizinan hidroelektrik yang usang dan sulit diperbarui
  • Kesenjangan partisipasi masyarakat, terutama komunitas adat seperti Sámi

Analisis Kritis: Antara Harapan dan Kenyataan

Paper ini tidak hanya menilai output hukum dan kebijakan, tetapi juga efektivitas implementasi dan keadilan distribusinya:

  • Hukum tidak selalu mampu menyesuaikan dengan perubahan iklim dan teknologi
  • Asimetri kekuasaan antara sektor publik, swasta, dan masyarakat sipil
  • Praktik kolaboratif seperti water vision forum menjanjikan, tapi masih perlu penguatan sumber daya

Implikasi Global dan Strategi Replikasi

Penulis menekankan bahwa:

  • Water governance dan water security adalah hubungan timbal balik
  • Keamanan air bukan sekadar hasil tata kelola, tapi juga alat diagnosis dan prioritas lintas sektor
  • Negara berkembang maupun maju butuh pendekatan partisipatif dan adaptif berbasis legitimasi sosial dan data

Rekomendasi Strategis

  1. Revisi hukum agar lebih fleksibel menghadapi perubahan iklim
  2. Perkuat kapasitas lembaga publik, hindari ketergantungan pada sektor swasta
  3. Perluas cakupan partisipasi, terutama masyarakat adat dan komunitas lokal
  4. Tingkatkan integrasi antar sektor, dari kehutanan, pertanian, energi hingga masyarakat sipil
  5. Gunakan kerangka legitimasi sebagai pelengkap evaluasi teknokratis OECD

Kesimpulan: Tata Kelola Air Sebagai Jaminan Keamanan Sosial

Penelitian ini menunjukkan bahwa bahkan sistem tata kelola air yang dinilai terbaik di dunia tetap menghadapi kompleksitas dan potensi kegagalan. Oleh karena itu, keamanan air perlu ditinjau sebagai proses berkelanjutan, yang menekankan:

  • Keadilan partisipatif
  • Transparansi dan akuntabilitas
  • Kapasitas adaptif
  • Kolaborasi lintas sektor

Sumber : Ahopelto, L., Sojamo, S., Belinskij, A., Soininen, N., & Keskinen, M. (2024). Water governance for water security: Analysing institutional strengths and challenges in Finland. International Journal of Water Resources Development, 40(2), 153–173.

Selengkapnya
Memperkuat Kelola Air Bentuk Mengamankan Masa Depan: Studi Kritis Kasus Finlandia
page 1 of 1.099 Next Last »