Smart Water Utility Tingkatkan Efisiensi dan Inovasi Pengelolaan Air Global

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati

30 Juni 2025, 10.31

pixabay.com

Pendahuluan

Dalam dunia yang semakin kompleks, kebutuhan akan pengelolaan air yang cerdas menjadi keharusan. Buku Smart Water Utilities: Complexity Made Simple karya Pernille Ingildsen dan Gustaf Olsson memberikan pendekatan revolusioner terhadap utilitas air dengan menyederhanakan kompleksitas tersebut. Buku ini bukan sekadar teori; ia menawarkan solusi nyata melalui konsep M-A-D (Measure – Analyse – Decide) yang dirancang untuk mengoptimalkan pengambilan keputusan di semua tingkatan pengelolaan air.

Konteks Global dan Relevansi

Dengan prediksi 75% penduduk dunia akan tinggal di kota pada 2050, dan kebutuhan air terus meningkat, efisiensi dan keandalan sistem air menjadi isu krusial. Buku ini menjawab tantangan ini melalui konsep Smart Water, yang tidak hanya mengandalkan teknologi, tetapi juga membangun kesadaran sistemik—mengintegrasikan sains, teknologi, dan kebijakan dalam satu kerangka.

Konsep Inti: M-A-D – Measure, Analyse, Decide

1. Measure (Pengukuran)

Pengukuran real-time adalah dasar dari sistem air pintar. Sensor yang dapat mengukur kualitas dan kuantitas air secara langsung memungkinkan data dikumpulkan secara otomatis dan berkelanjutan.

2. Analyse (Analisis)

Penggunaan model matematika dan alat analisis kontekstual memungkinkan data mentah diubah menjadi informasi yang dapat ditindaklanjuti. Analisis ini mencakup pola harian konsumsi, prediksi gangguan sistem, hingga simulasi kebocoran.

3. Decide (Keputusan)

Keputusan dibuat dalam tiga tingkat:

  • Otomatis: Melalui pengendalian sistem.
  • Operasional: Pengaturan set point.
  • Strategis: Perencanaan dan pengelolaan sumber daya jangka panjang.

Studi Kasus dan Praktik Terbaik

1. Kalundborg Utility – Denmark

Utilitas ini menerapkan circular water economy, menggabungkan pengolahan air minum, air limbah, dan energi panas distrik. Mereka juga membuka kolaborasi dengan startup untuk menguji inovasi teknologi air.

2. Penggunaan Sensor dan Online Model

  • Implementasi sensor DO (dissolved oxygen) untuk pengendalian biologis air limbah.
  • Model matematika real-time digunakan untuk mengatur aliran berdasarkan prediksi cuaca.

3. Penerapan Global

Buku mencakup studi kasus dari 11 negara, termasuk:

  • China: Tantangan air bersih di wilayah utara.
  • India: Polusi air permukaan dan tanah.
  • Meksiko: Kota Meksiko mengalami penurunan tanah akibat ekstraksi air tanah.
  • USA: Penurunan air di Lake Mead mempengaruhi pembangkit Hoover Dam.

Kritik dan Analisis Tambahan

Nilai tambah utama buku ini adalah kemampuannya mendekatkan konsep teknis dengan pendekatan manusiawi dan strategis. Bahkan, analogi yang digunakan dengan psikologi Carl Jung dan sistem saraf manusia menunjukkan bahwa pengendalian air tidak hanya soal teknologi, tetapi juga soal persepsi, pengalaman, dan pembelajaran sistemik.

Contoh diagnosis sistem kontrol air digambarkan layaknya penyakit psikologis:

  • Amnesia: Tidak menyimpan data historis.
  • ADHD: Tidak menyelesaikan sistem kontrol.
  • Schizophrenia: Tujuan sistem yang bertentangan di berbagai bagian jaringan air.

Analogi ini menyederhanakan pemahaman teknis sekaligus menyampaikan urgensi akan sistem air yang adaptif, terukur, dan terkontrol.

Tren dan Tantangan Masa Depan

Buku ini menyebutkan 10 tren utama dalam pengembangan Smart Water Utility, termasuk:

  • Pemanfaatan energi dari air limbah.
  • Peningkatan reusabilitas air.
  • Peningkatan peran operator melalui edukasi berbasis data.
  • Kolaborasi antar sektor: industri, akademisi, pemerintah.

Namun, terdapat tantangan besar seperti:

  • Kurangnya standar integrasi teknologi.
  • Keterbatasan kapasitas SDM dalam memahami data.
  • Biaya investasi awal yang tinggi.

Hubungan dengan Tren Industri dan SDGs

Smart Water Utility memiliki peran vital dalam mencapai SDGs, terutama Tujuan 6 (Akses Air Bersih dan Sanitasi) dan Tujuan 11 (Kota dan Permukiman Berkelanjutan). Penerapan konsep M-A-D memungkinkan kota merespons cepat krisis air, efisiensi energi, dan kebutuhan populasi perkotaan.

Dalam konteks Indonesia, urbanisasi pesat di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung menuntut transformasi sistem air menuju versi 2.0 seperti yang dikemukakan dalam buku ini. Penerapan Smart Water bukan pilihan, tapi keniscayaan.

Kesimpulan dan Rekomendasi

Buku Smart Water Utilities: Complexity Made Simple berhasil memberikan peta jalan menuju masa depan pengelolaan air yang lebih pintar dan berkelanjutan. Pendekatannya yang sistematis, analogis, dan praktis menjadikannya bahan bacaan wajib bagi manajer utilitas, pembuat kebijakan, dan insinyur air.

Rekomendasi kebijakan dan praktik:

  • Pemerintah dan utilitas air harus berinvestasi dalam pendidikan SDM berbasis teknologi air.
  • Perlu insentif fiskal untuk adopsi sensor, pemodelan matematis, dan kontrol otomatis.
  • Perusahaan startup teknologi air harus didorong sebagai bagian dari ekosistem inovasi.

Sumber : Ingildsen, P., & Olsson, G. (2020). Smart Water Utilities: Complexity Made Simple. IWA Publishing.