Transformasi Digital

Membangun Kualitas Masa Depan di Era Industri 4.0

Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 22 April 2025


Kualitas di Era Digital: Mengapa Quality 4.0 Jadi Kebutuhan Mendesak?

Perkembangan pesat teknologi mendorong perusahaan untuk tidak hanya mengotomatisasi proses, tetapi juga mendigitalisasi nilai-nilai kualitas yang dulu bersifat manual. Quality 4.0 muncul sebagai kelanjutan logis dari prinsip Total Quality Management (TQM), kini diperkuat dengan AI, IoT, dan big data.

Namun, seperti disoroti dalam tesis ini, banyak organisasi masih belum memahami bagaimana melakukan transisi menuju Quality 4.0. Terdapat kekosongan antara kesadaran dan eksekusi. Sisodia dan Forero mencoba menjembatani kesenjangan tersebut dengan menyusun kerangka kerja dan roadmap yang konkret.

 

Latar Belakang: Di Mana Posisi Quality 4.0 dalam Revolusi Industri 4.0?

Istilah Industry 4.0 merujuk pada transformasi besar yang mengandalkan konektivitas tinggi antar perangkat, sistem siber-fisik, dan integrasi data real-time. Namun, banyak diskusi soal Industri 4.0 terlalu berfokus pada teknologi dan melupakan aspek kualitas yang seharusnya menjadi DNA setiap organisasi.

Quality 4.0 adalah respons terhadap tantangan ini—sebuah pendekatan yang melihat kualitas sebagai proses digital yang melibatkan teknologi, proses, dan manusia dalam harmoni.

 

Tesis Ini Menjawab Dua Pertanyaan Kunci:

  1. Sejauh mana pemahaman organisasi terhadap konsep Quality 4.0?
    Temuan menunjukkan bahwa pemahaman masih terbatas. Sebagian besar responden dari industri di Swedia bahkan belum mengenal istilah ini, meski memahami digitalisasi sebagai bagian dari Industry 4.0.
  2. Langkah apa yang harus diambil organisasi untuk bertransisi ke Quality 4.0?
    Inilah fokus utama tesis: penyusunan roadmap sistematis yang dapat diadopsi oleh berbagai organisasi.

 

Roadmap Menuju Quality 4.0: 6 Langkah Strategis

1. Menilai Kesiapan Organisasi (Assess Readiness)

  • Evaluasi kematangan digital (digital maturity).
  • Ukur stabilitas proses, alur data, dan budaya organisasi.
  • Pahami kebutuhan kompetensi (misalnya, data science, lean thinking).

2. Membangun Dasar Strategi (Setting Up)

  • Selaraskan strategi bisnis dengan peta jalan digital.
  • Libatkan manajemen dalam penyusunan business case.
  • Fokus pada nilai tambah dan kelayakan investasi.

3. Melibatkan Pemangku Kepentingan (Involve Stakeholders)

  • Kolaborasi lintas departemen dan fungsi.
  • Bangun keterlibatan dari awal agar transformasi bersifat menyeluruh.
  • Jalin komunikasi terbuka dengan pelanggan dan pemasok.

4. Menghasilkan Nilai Tambah (Create Value)

  • Gunakan insight dari data untuk pengambilan keputusan strategis.
  • Fokus pada pengurangan biaya kualitas buruk (Cost of Poor Quality/CoPQ).
  • Dorong co-creation bersama pelanggan dalam desain produk.

5. Mengelola Data secara Efektif (Manage Data)

  • Tata kelola data dan keamanan siber menjadi prioritas.
  • Terapkan analitik prediktif untuk mengantisipasi cacat produksi.
  • Gunakan blockchain untuk transparansi dan traceability.

6. Melakukan Evaluasi dan Iterasi

  • Tinjau kembali roadmap secara periodik.
  • Gunakan pendekatan agile dalam eksekusi transformasi.
  • Libatkan feedback loop dari semua stakeholder.

 

Studi Kasus: GKN Aerospace dan Tantangan Digitalisasi

Tesis ini bekerja sama dengan GKN Aerospace, salah satu perusahaan penerbangan global, sebagai studi kasus. Mereka memiliki jaringan pabrik global dan tengah menjalankan proyek digitalisasi. Meski sudah mengenal digital tools dan Industry 4.0, kualitas masih dianggap sebagai elemen pendukung, bukan inti transformasi.

Temuan penting:

  • Banyak inisiatif digital belum menyentuh aspek kualitas secara langsung.
  • Manajemen masih menilai I4.0 dari sisi IT, bukan kualitas.
  • Ada kesenjangan kompetensi dan pemahaman antar divisi.

Dengan membangun roadmap seperti yang dijabarkan, perusahaan seperti GKN dapat menghubungkan tujuan digitalisasi dengan strategi kualitas yang lebih adaptif.

 

Nilai Tambah dari Quality 4.0: Tidak Sekadar Otomatisasi

Quality 4.0 memberikan fondasi untuk:

  • Meningkatkan ketepatan pengambilan keputusan.
    → Dengan data real-time dan model prediktif, organisasi tidak perlu menunggu laporan bulanan untuk bertindak.
  • Menurunkan biaya kualitas buruk (CoPQ).
    → Biaya ini bisa mencapai 20–30% dari revenue jika tidak dikelola.
  • Mengintegrasikan aspek keberlanjutan.
    → Kualitas kini tidak hanya soal produk, tetapi juga lingkungan, masyarakat, dan etika.
  • Memperkuat budaya organisasi berbasis pembelajaran.
    → Proses perbaikan berkelanjutan kini berbasis data, bukan sekadar best practice manual.

 

Kritik dan Tantangan Implementasi

Meskipun roadmap yang ditawarkan komprehensif, implementasinya tidak bebas hambatan. Beberapa tantangan meliputi:

  • Kurangnya definisi operasional Q4.0 yang universal.
    → Banyak perusahaan menunggu standar dari luar daripada menciptakan sendiri.
  • Ketergantungan pada teknologi tanpa kesiapan budaya.
    → Tanpa komitmen dari semua level organisasi, teknologi hanyalah alat.
  • Kekurangan talenta digital yang memahami konteks kualitas.
    → Ini mendorong kebutuhan integrasi pelatihan soft skill dan digital skill.

 

Refleksi dan Relevansi Masa Kini

Penelitian ini sangat relevan dalam konteks pasca-pandemi dan tantangan rantai pasok global. Banyak perusahaan ingin meningkatkan fleksibilitas operasional dan kualitas produk secara simultan. Quality 4.0 memberikan solusi dengan:

  • Menyatukan data dari berbagai sumber ke dalam satu sistem kualitas terpadu.
  • Mendukung strategi berbasis fakta, bukan asumsi.
  • Menjembatani gap antara divisi produksi, teknologi, dan manajemen.

 

Kesimpulan: Dari Kualitas Tradisional Menuju Transformasi Strategis

Quality 4.0 bukan hanya versi digital dari TQM, tetapi evolusi menyeluruh dalam cara perusahaan memahami dan menciptakan nilai melalui kualitas. Dengan roadmap transisi yang jelas, organisasi dapat:

  • Menurunkan biaya kegagalan,
  • Meningkatkan kepuasan pelanggan, dan
  • Membangun budaya perbaikan berkelanjutan yang benar-benar didukung data.

Penelitian Sisodia dan Forero memberi kontribusi nyata bukan hanya dalam literatur akademik, tapi juga sebagai panduan praktis bagi para profesional industri.

 

Sumber

Sisodia, R., & Forero, D. V. (2020). Quality 4.0 – How to Handle Quality in the Industry 4.0 Revolution. Master’s Thesis, Chalmers University of Technology.

 

Selengkapnya
Membangun Kualitas Masa Depan di Era Industri 4.0
page 1 of 1