Pendidikan
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 19 Februari 2025
KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) meluncurkan program "Ayo Kursus" yang menyasar 24.000 anak usia sekolah yang tidak bersekolah di bawah usia 25 tahun. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Anwar Makarim mengatakan program ini memberikan kesempatan kepada anak-anak usia sekolah atau putus sekolah, untuk kembali mendapatkan pendidikan. “Upaya untuk memberikan kesempatan kepada anak-anak usia sekolah atau putus sekolah, untuk kembali mendapatkan pendidikan, mereka harus kembali ke sekolah, salah satunya melalui program kursus dan pelatihan,” kata Nadiem secara daring, Rabu (22/9/2021), dirangkum dari laman Kemendikbud Ristek.
Nadiem menyebut, program Kecakapan Wirausaha (PKW) yang merupakan program inisiatif dari Ditjen Diksi menjadi bukti bahwa pendidikan vokasi adalah solusi terbaik yang dimiliki untuk memulihkan Indonesia. Untuk itu, bagi masyarakat yang memenuhi syarat tersebut dan ingin meningkatkan kompetensinya melalui kursus dan pelatihan dengan berbagai pilihan jenis keterampilan sesuai minat dan bakat mereka, maka program ini menjadi salah satu solusi yang ditawarkan Kemendikbud Ristek. Melalui Direktorat Kursus dan Pelatihan, Ditjen Diksi, Kemendikbud Ristek membantu masyarakat agar tetap meningkatkan kualitas dirinya meski dalam situasi pandemi yang kurang menguntungkan.
Solusi kurangi pengangguran
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Triwulan 1 tahun 2021 pertumbuhan ekonomi Indonesia turun 0,74 persen jika dibandingkan dengan Triwulan 1 tahun 2020 akibat pandemi Covid-19.
Kondisi tersebut disebabkan karena semakin bertambahnya angka pengangguran, banyak terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap pekerja karena banyak perusahaan yang terpaksa tutup akibat terus menerus mengalami kerugian. Wikan Sakarinto, Direktur Bidang Pelatihan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, meyakinkan harus ada solusi agar mereka tidak terjerumus ke dalam situasi “pengangguran ganda” dan tidak bisa berlanjut. studi mereka. Atau mendapatkan pekerjaan. Ya, mereka akan didorong untuk berkembang dan mempersiapkan diri menghadapi musim depan, pintu dunia kerja terbuka, tapi persaingannya ketat, kata Wikan saat peluncuran kursus Ayo. Program kursus Ayo terintegrasi dengan Program Pelatihan Keterampilan Kerja (PKK) dan Program Pelatihan Keterampilan Bisnis (PKW) yang saat ini sedang dikembangkan pada tahun 2021. Mahasiswa yang berminat dapat mendaftar secara individu untuk mendaftar kursus tersebut. Buka tautan tersebut.
Tautan: Kami secara sistematis menautkan ke Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) yang telah ditetapkan dalam program PKK/PKW dan pada halaman "Kia Akoranga", siswa dapat memasukkan informasi pribadi mereka dan cukup pilih kursus setelah diproses. Pilih jenis keahlian berdasarkan bakat dan minat Anda, dan tergantung jenis keahlian yang Anda pilih, Anda akan dipindahkan ke LKP. Dalam laporannya, Direktur Penelitian dan Pelatihan Wartanto menjelaskan bahwa program kursus Ayo ditujukan untuk sebanyak-banyaknya peserta didik berdasarkan kuota yang masih ditawarkan oleh program PKK/PKW, yaitu lebih dari 24.500 peserta pada tahun 2021, sesuai dengan indikasi anggaran. Sekitar Rp. 100 Miliar untuk LKP seluruh Indonesia. “Baik program PKK maupun PKW merupakan program yang disponsori pemerintah yang mendorong peningkatan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia, terutama dengan memastikan anak-anak putus sekolah mempunyai akses terhadap pelatihan teknis di sekolah melalui dukungan pemerintah melalui sertifikasi perusahaan”. Harapannya melalui program pelatihan Ayo, program PKK dan PKW dapat memberikan layanan yang tepat sasaran kepada pihak-pihak yang paling membutuhkan, berdasarkan tujuan pengembangan sumber daya manusia yang diterapkan di sini.
Sumber: kompas.com
Pendidikan
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 19 Februari 2025
KOMPAS.com - Sejak pandemi COVID-19, satuan pendidikan di semua tingkatan sudah online. Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta melakukan kajian tentang keadaan belajar mengajar (KBM) di masa pandemi Covid-19. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses dan hambatan pelaksanaan belajar mengajar online dari sudut pandang siswa. Berdasarkan hasil survei, mayoritas responden (54,2%) ingin melaksanakan KBM melalui blended learning. Dengan kata lain, ini merupakan kombinasi pembelajaran online dan offline.
Pembelajaran campuran dianggap yang terbaik
Pembelajaran campuran memungkinkan perolehan pengetahuan dan keterampilan dibandingkan dengan yang lain. Dua pilihan yaitu pembelajaran online saja. menggunakan Atau Anda hanya bisa belajar offline. Sedangkan responden lainnya memilih KBM online dibandingkan KBM offline. Sedangkan 34,2% responden memilih KMB online, hanya 11,6% yang memilih KMB offline. Survei PIKA ini disebarkan kepada 10.800 mahasiswa pascasarjana dan profesional di UGM. Mayoritas responden berasal dari sektor teknik dan bisnis, masing-masing sebanyak 1.535 (14%) dan 1.248 (11%).
Dari total responden, 66% berasal dari proyek. pascasarjana, 19% pascasarjana dan 12%. program pascasarjana terapan. ,%, dan 3% pada program doktor, magister, dan magister. Selain itu, PIKA menyampaikan bahwa berdasarkan survei tersebut, mahasiswa merasakan sifat struktur belajar mengajar pada proses belajar mengajar daring dilakukan per Maret 2020.
Berikut tanggapannya. Pembelajaran Online
67% responden menilai timnya baik hingga sangat baik. Saat itu, 53% responden menjawab kualitas internet cukup, namun semangat belajar kurang. Hanya 46% responden yang menyatakan lingkungan belajar baik atau sangat baik. Terkait kursus pembelajaran daring, mayoritas responden hingga saat ini menyatakan masih puas dengan kualitas materi kursus, dukungan sumber pembelajaran eksternal, dan peran instruktur dalam menyampaikan materi. Mereka sepakat bahwa kelemahan pembelajaran daring saat ini adalah kualitas interaksi, kemudahan perolehan keterampilan, kualitas kerja, dan kemudahan memahami materi.
Simbol minimum disediakan untuk kemudahan pemahaman. bahan Metode ini hanya mendapat skor 3,12 pada skala Linkert 1 sampai 5, dan 5 berarti sangat baik. Sedangkan untuk waktu sinkronisasi, 58,1% responden menjawab suka selama 30 hingga 60 menit. Hanya 28,9% responden yang puas dengan proses KBM yang memakan waktu 60-90 menit.
Kami telah mengkombinasikan KBM berdasarkan situasi COVID-19 sejak Idul Fitri.
Menanggapi hasil penelitian, kami memiliki wakil presiden Bagian Kemahasiswaan, Prof. Djagal Wiseso Marseno mengatakan, keputusan penerapan KBM masih harus menunggu pertimbangan lebih lanjut. Gagasan yang disebutkan mencakup kebijakan DIY lokal dan nasional, serta situasi COVID-19 dan pasca-Idul Fitri di negara tersebut. Prioritasnya adalah mengutamakan keselamatan siswa, guru, dan staf, kata Djagal Wiseso Marseno, Selasa (20 April 2021). Djagal mengatakan, jika tidak terjadi lonjakan COVID-19 pasca Idul Fitri, maka proses belajar mengajar pada semester pertama tahun ajaran 2021/2022 kemungkinan besar akan berlangsung secara terpadu.
Rencana awal pendistribusian secara online pada awal semester dan pendistribusian offline pada semester kedua. Alternatifnya, gunakan program entri kedua. Sejak awal periode tahun yang berbeda, kegiatan belajar mengajar dilakukan setengah offline dan setengah online. “Kami juga mempertimbangkan jenis ilmu pada setiap mata pelajaran,” pungkas Djagal.
Sumber kompas.com
Pendidikan
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 19 Februari 2025
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Akibat pandemi COVID-19, sistem pendidikan beralih ke daring. Ada empat permasalahan yang muncul dari situasi ini bagi mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, Ari Pratiwi, Psikolog Universitas Brawijaya (UB), mengatakan, kelas online menimbulkan permasalahan mulai dari rasa cemas hingga stres. Misalnya untuk situasi akademik, siswa mungkin kesulitan memahami informasi yang diberikan guru atau kurang jelas. Hal ini dapat terjadi karena program pembelajaran hanya berupa PowerPoint (PPT) atau teks audio, atau karena masalah koneksi Internet.
Pembelajaran mungkin terpengaruh oleh masalah sinyal Internet di beberapa area. Hal ini menyulitkan siswa untuk mencari dan melacak informasi tugas. “Dan karena lapangan pekerjaan yang tidak banyak karena penjelasan guru yang kurang,” kata Ari.
Pembelajaran online dapat menimbulkan masalah pribadi seperti pola pikir negatif dan overthinking. Kemudian Anda merasa sangat sedih, sedih, tertekan dan kesepian. Situasi ini mungkin timbul karena masalah pendidikan, status COVID-19, keluarga, dll.
Keadaan keluarga siswa dapat memengaruhi kualitas pembelajaran mereka saat berpartisipasi dalam kursus online. Misalnya, mereka mengalami konflik yang tidak terduga dengan keluarganya. Dan lingkungan keluarga tidak mendukung, baik secara ekonomi maupun finansial karena beberapa orang tua tidak bekerja dan pendapatannya berkurang akibat COVID-19. , usia dan kebiasaan masa lalu. mereka depresi...", jelasnya.
Sebaliknya, karena kondisi sosial misalnya siswa menjadi terisolasi, kesepian, depresi karena tidak bisa bekerja sama dengan orang lain. Mereka bosan di rumah dan tidak berbicara dengan orang lain.
Untuk mengatasi tantangan yang dihadapi siswa, Ari menyebutkan beberapa tips yang dapat diterapkan oleh konselor. Menurut Ari, mahasiswa sangat ingin didengarkan. Ari mengatakan, “Terkadang menjadi pendengar yang baik bisa membantu siswa yang Anda bimbing melihat permasalahannya sendiri.”
Saat menangani masalah yang melibatkan mahasiswa baru, konselor harus menjaga kerahasiaan. Guru hendaknya memanfaatkan media sosial dan mempererat hubungan antar generasi muda dengan mendalami dunia remaja. Salah satunya adalah menemukan 10 tren teratas terkait bahasa gaul dan media sosial, serta membicarakan masalah yang mereka hadapi. Kemudian carilah sejarah dan psikologi (keluarga dan peristiwa penting). Pembimbing akademis harus memiliki pengetahuan dalam berbagai bidang, terutama masalah perkawinan dan pengasuhan anak.
Mahasiswa pascasarjana Andi Hartik berpendapat bahwa pendidikan online memiliki kelebihan dan kekurangan. Manfaat dari siswa yang bekerja sudah jelas. Pria ini berbicara dari Madura hingga Republik pada Senin (23/8). "Kursus online sangat bagus karena Anda dapat belajar dari mana saja.
Di sisi lain, kursus online kurang efektif dalam menciptakan hubungan emosional antara guru dan siswa." transfer pengetahuan. Hubungan emosional yang kuat membantu siswa memahami sains.
Sumber: republika.co.id
Pendidikan
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 19 Februari 2025
JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi diminta untuk memperbaiki regulasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Kemdikbudristek pun diharapkan dapat memegang peran lebih sentral dan mengawasi pelaksanaan MBKM.
"Penyempurnaan regulasi dan panduan MBKM yang memposisikan Kemendibudristek sebagai regulator yang lebih sentral, baik bagi perguruang tinggi maupun mitra-mitra sehingga siap mengoreksi dan membenahi masalah di lapangan," kata Menteri Koordinator Kemahasiswaan BEM KM Universitas Gadjah Mada (UGM), Muhammad Khalid, dalam rapat dengar pendapat (RDPU) bersama Komisi X DPR, Rabu (2/2/2022).
Khalid melanjutkan, BEM KM UGM mendorong pemerintah menentukan kuota tertentu untuk berbagai macam status dan akreditasi perguruan tinggi, serta menjamin perlindungan sosial dan jaminan kesejahteraan peserta MBKM.
BEM KM UGM juga meminta pemerintah melibatkan dan memberikan wewenang kepada organisasi mahasiswa untuk turut serta dalam mengusulkan proyek alternatif MBKM.
Hal senada disampaikan perwakilan BEM Universitas Indonesia (UI). Wakil Ketua BEM UI Bayu Satria Utomo mengatakan, berdasarkan riset yang dilakukan BEM UI, permasalahan yang dihadapi mahasiswa terkait program MBKM yaitu soal konversi satuan kredit semester (SKS), minimnya informasi MBKM, dan pencairan insentif tidak tepat waktu.
BEM UI merekomendasikan pemerintah agar melakukan sosialisasi MBKM hingga ke tingkat program studi. Bayu menuturkan, kurangnya sosialiasi hingga ke tingkat prodi menyebabkan ketidaksiapan prodi dalam menyusun kurikulum.
Dia juga meminta pemerintah memperbaiki kurikulum MBKM terkait konversi SKS dan jumlah SKS.
"Konversi SKS seharusnya fleksibel dan dapat dilakukan penyetaraan bagi setiap angkatan disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa," kata Bayu.
Berikutnya, BEM UI mendorong pemerintah melakukan monitoring berkala implementasi kebijakan program MBKM ke universitas dan memperbaiki mekanisme pemberian insentif.
Sumber kompas.com
Pendidikan
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 19 Februari 2025
Universitas Sumatera Utara (USU) kembali memberlakukan perkuliahan daring sehubungan dengan meningkatnya kasus positif COVID-19 di kalangan mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan. Keputusan ini diambil berdasarkan Surat Edaran Rektor USU Nomor: 2587/UN5.1/R/SPB/2022 tanggal 14 Februari 2022.
Perkuliahan daring kembali diberlakukan setelah satu minggu Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dilaksanakan. Keputusan ini diambil setelah mendengar masukan dari Satgas COVID-19 USU. Seluruh proses pembelajaran, termasuk pengajaran, ujian, penelitian, PKL, dan praktikum, akan dilaksanakan secara daring selama satu bulan dan akan dievaluasi secara berkala.
Kepala Humas, Promosi, dan Protokoler USU, Amalia Meutia, mengungkapkan bahwa jumlah mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan yang terpapar COVID-19 sudah mencapai lebih dari 100 orang. Satgas COVID-19 USU mencatat positivity rate di USU sebesar 10,7%. Artinya, dari 551 orang yang diperiksa di Laboratorium Mikro USU, 59 orang dinyatakan positif COVID-19. Meutia menambahkan bahwa angka 100 orang yang terpapar COVID-19 tersebut merupakan hasil pemeriksaan di USU dan pemeriksaan mandiri.
Pemberlakuan kembali perkuliahan daring ini diharapkan dapat membantu memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di lingkungan USU. Universitas juga menghimbau kepada seluruh civitas akademika untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
Bagi mahasiswa yang terlanjur terpapar COVID-19, USU tentunya akan memberikan dukungan dan kemudahan dalam proses perkuliahan daring. Universitas akan memastikan materi perkuliahan daring dapat diakses dengan mudah dan dosen dapat memberikan bimbingan belajar secara online.
Sumber viva.co.id
Pendidikan
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 19 Februari 2025
KOMPAS.com - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melanjutkan kebijakan pembelajaran tatap muka terbatas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Kemdikbud Ristek). berlatih Tahap awal rencana perkuliahan tatap muka ditandai dengan dimulainya masa uji coba yang berlangsung pada minggu pembelajaran kesepuluh. Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITS I Wakil Rektor Prof. Adi Supriyanto mengatakan, proses uji coba ini dilakukan sebagai bahan evaluasi sebelum memperkenalkan kombinasi sistem perkuliahan offline dan online atau biasa disebut hybrid. ITS mengikuti beberapa prinsip dalam menyelenggarakan ujian kuliah hybrid ini.
Ujian kuliah tatap muka
ITS mempertimbangkan beberapa aspek dalam menyelenggarakan ujian kuliah hybrid ini, antara lain:
1. Khusus angkatan 2020, Subarayas
Prof. Adi, pendaftar masa uji coba ini adalah seluruh mahasiswa ITS 2020 yang berdomisili di Surabaya. Mahasiswa angkatan 2020 tersebut terpilih agar bisa menjelajah kampus ITS. “Setelah semester pertama kuliah, mereka belum pernah merasakan suasana belajar di kampus,” kata Prof. Adi mengutip laman ITS, Selasa (18 Mei 2021). Selain dengan menyeleksi mahasiswa asal Surabaya pada masa uji coba, diharapkan dapat meminimalisir risiko penyebaran Covid-19 dan memudahkan pekerjaan mahasiswa karena tidak perlu mencari asrama.
\ n2. Mengingat jadwal perkuliahan tatap muka dan daring
Untuk sistem tes ini, Prof. Adi, Seluruh pelamar akan diberikan jadwal kuliah tatap muka dan kuliah online di kampus secara bergantian.
3. Konfirmasi kepada orang tua tentang kesehatan mahasiswa, selain itu pihak kampus akan menanyakan kepada orang tua dan wali tentang kesehatan mahasiswa. “Secara undang-undang, siswa tidak terlalu membutuhkan izin orang tua. “Tetapi kami terus menghubungi orang tua dan wali untuk menanyakan statusnya,” tegas Profesor Adi.
4. Terapkan Prokes Ketat
Pada pemeriksaan tatap muka kali ini, ITS menerapkan protokol kesehatan yang ketat. . Salah satunya, pelajar harus menjaga jarak aman antar dirinya
5. Evaluasi menyeluruh terhadap penyelenggaraan perkuliahan hybrid
Jika masa uji coba yang diberikan dinilai efektif dan lolos sesuai standar terkait kesehatan, maka pada semester ganjil tahun ajaran 2021/2022, ITS akan menerapkan perkuliahan hybrid bagi seluruh mahasiswanya. . dari semua departemen. “Tidak ada pengecualian, mulai saat ini mahasiswa dari luar Pulau Jawa juga harus berangkat ke Surabaya”, tambah Prof. Adi Dengan kebijakan tersebut, Prof. Adi berharap semua pihak bisa bekerja sama dengan baik. “Setiap orang harus mampu beradaptasi, dosen harus terus memperbaiki metodologi pengajaran dan mahasiswa harus serius mengikuti perkuliahan”, tegas Prof. Adi.
Sumber: kompas.com