Farmasi

Keajaiban Biologi Melalui Genetika

Dipublikasikan oleh Farrel Hanif Fathurahman pada 08 Maret 2024


Genetika, cabang menakjubkan dalam dunia biologi, menggali rahasia pewarisan sifat di tingkat organisme dan suborganisme. Kata "genetika" yang kita kenal hari ini diperkenalkan oleh William Bateson pada 1906, membuka pintu sejarah riset ilmiah yang kaya dalam ilmu genetika.

Dalam eksplorasi genetika, DNA, sebagai instruksi mendasar kehidupan, menjadi pemeran utama. DNA mengontrol sifat-sifat makhluk hidup, terutama dalam bentuk polipeptida, namun juga memiliki peran sebagai RNA dengan reaksi katalitik tertentu, seperti SNRPs, tidak selalu bermuara pada protein.

Francis Crick merinci aliran informasi yang terbungkus dalam DNA melalui konsep The Central Dogma. Ini menyatakan bahwa informasi dari DNA dapat mereplikasi diri ke sel dan individu lain melalui replikasi, bisa diekspresikan sebagai RNA yang menjadi sinyal perantara, dan akhirnya diterjemahkan menjadi polipeptida, membangun fenotipe suatu organisme.

Genetika, dengan ruang lingkupnya yang mencakup dari tingkat molekuler hingga populasi, membahas pembawa informasi genetik, ekspresi genetik, dan pewarisan genetik. Melibatkan percobaan sistematik, fondasi ilmiah genetika ditanamkan oleh Gregor Johann Mendel pada akhir abad ke-19 melalui eksperimennya dengan tanaman kapri.

Mendel, seorang biarawan, diakui sebagai "pendiri genetika" setelah karyanya tentang persilangan tanaman membuka mata dunia terhadap hukum-hukum pewarisan sederhana. Konsep gen dan alel diperkenalkan, menyoroti bahwa gen adalah pembawa sifat, sementara alel mengekspresikan variasi dalam sifat. Dengan genotipe dan fenotipe sebagai istilah kunci, genetika mengajarkan kita tentang kompleksitas dan keunikan pewarisan sifat dalam keragaman kehidupan.

 

Dengan memahami genetika, kita membuka pintu ke dunia misteri pewarisan sifat, dari instruksi genetik dasar hingga ke keajaiban kompleksitas kehidupan. Melalui perjalanan ilmiah ini, kita menyaksikan peran sentral DNA sebagai petunjuk utama, membimbing laju kehidupan di setiap organisme.

The Central Dogma, yang dirumuskan oleh Francis Crick, menguraikan koreografi tari molekuler yang menyampaikan informasi genetik. Dari konsep ini, kita menyaksikan bagaimana informasi pada DNA mereplikasi diri, menyusun diri dalam bentuk RNA sebagai perantara, dan akhirnya mewujud dalam polipeptida yang membentuk fenotipe yang memukau.

Karya monumental Gregor Johann Mendel, biarawan yang menjadi "pendiri genetika," memperkenalkan konsep gen, alel, genotipe, dan fenotipe. Dengan kedalaman ini, genetika merayakan keanekaragaman dan keunikan dalam pewarisan sifat di setiap organisme.

Jadi, melalui mata genetika, kita bukan hanya menjadi saksi keajaiban biologi, tetapi juga menjadi pemaham dan penjaga warisan tak terhingga yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dalam memahami genetika, kita menggali kebenaran tersembunyi yang memberi bentuk pada mosaik kehidupan.

Disadur dari https://id.wikipedia.org/wiki/Genetika

Selengkapnya
Keajaiban Biologi Melalui Genetika

Farmasi

Pengaplikasian Teknik Keamanan Pangan

Dipublikasikan oleh Farrel Hanif Fathurahman pada 27 Februari 2024


Teknik keamanan pangan adalah cabang ilmu teknik yang mengkhususkan diri pada penerapan prinsip ilmu teknik untuk mengatasi masalah keamanan mikrobial dan kimia pada produk pangan. Di sisi lain, keamanan pangan adalah disiplin ilmu yang menangani, menyajikan, dan menyimpan bahan pangan dengan cara yang mencegah penyakit yang bersumber dari bahan pangan. Prinsip ini dapat digunakan dalam pembuatan solusi teknologi untuk dekontaminasi dan pengawetan makanan. Ilmu teknik bersama dengan ide mikrobiologi dan kimia memiliki potensi yang sangat besar untuk membangun solusi non-konvensional untuk masalah keamanan pangan yang berbahaya. Teknik keamanan pangan merupakan bagian integral dari teknik pengolahan pangan dan hasil pertanian, ilmu pangan, dan teknologi pangan karena semuanya bertanggung jawab atas pemrosesan bahan pangan sejak dipanen hingga siap dipasarkan. Pelanggaran keamanan pangan dapat terjadi selama proses pemrosesan bahan pangan, baik itu berupa proses maupun alat yang digunakan.

Teknik keamanan pangan tidak terfokus pada penyelidikan dan pengujian proses atau rantai produksi pangan. Sebaliknya, teknik ini digunakan untuk membuat proses dan rantai produksi pangan yang aman tanpa mengurangi standar masyarakat yang dibutuhkan untuk produk pangan.

Prinsip-prinsip ilmu teknik yang berkaitan dengan keamanan pangan dapat digunakan di:

  • Pengendalian mikroorganisme pada bahan pangan dan bahan mentah
  • Desain produk dan pengendalian proses
  • Penerapan praktik kebersihan dan pembuatan yang baik (GHPs/GMPs)
  • Penerapan sistem analisis bahaya dan titik kontrol kritis (HACCP) di seluruh rantai pengolahan pangan

Pengendalian terpadu diperlukan sepanjang rantai produksi dan konsumsi pangan untuk memastikan bahwa produk pangan aman diproduksi. Pengembangan teknologi pemrosesan yang terus berlanjut disebabkan oleh peningkatan kesadaran akan keamanan pangan teah. Para pakar dalam teknik, mikrobiologi, kimia, dan bidang ilmu lainnya telah melakukan kemajuan besar dalam kualitas dan keamanan makanan.

Disadur dari: https://id.wikipedia.org/wiki/Teknik_keamanan_pangan

Selengkapnya
Pengaplikasian Teknik Keamanan Pangan

Farmasi

Sejarah Ilmu Farmakognosi

Dipublikasikan oleh Farrel Hanif Fathurahman pada 27 Februari 2024


Menurut American Society of Pharmacognosy, farmakognosi adalah "ilmu yang mempelajari sifat fisik, kimia, biokimia, dan biologi suatu obat, zat obat, atau potensi obat, atau zat obat yang berasal dari alam serta pencarian obat baru dari sumber alam.". Dokter Jerman Johann Adam Schmidt (1759–1809) pertama kali menggunakan istilah "farmakognosi" dalam bukunya yang diterbitkan pada tahun 1811, Lehrbuch der Materia Medica, dan sekali lagi oleh Anotheus Seydler pada tahun 1815, dalam bukunya Analecta Pharmacognostica.

Awalnya—selama abad ke-19 dan awal abad ke-20—"farmakognosi" digunakan untuk mendefinisikan cabang ilmu kedokteran atau ilmu komoditas (Warenkunde dalam bahasa Jerman) yang menangani obat-obatan dalam bentuk mentah atau belum siap. Obat kasar adalah bahan asal tumbuhan, hewan, atau mineral yang dikeringkan dan belum diolah, yang digunakan untuk pengobatan. Studi tentang bahan-bahan ini dengan nama Pharmakognosie pertama kali dikembangkan di wilayah berbahasa Jerman di Eropa, sedangkan wilayah bahasa lainnya sering menggunakan istilah lama materia medica yang diambil dari karya Galen dan Dioscorides. Di Jerman, istilah Drogenkunde ("ilmu obat-obatan mentah") juga digunakan secara sinonim.

Selain definisi yang disebutkan sebelumnya, American Society of Pharmacognosy mendefinisikan farmakognosi sebagai "studi tentang molekul produk alami (biasanya metabolit sekunder) yang berguna untuk sifat obat, ekologi, pengecapan, atau sifat fungsional lainnya." Demikian pula, misi Institut Farmakognosi di Universitas Illinois di Chicago melibatkan produk kesehatan nabati dan yang berhubungan dengan tumbuhan untuk kepentingan kesehatan manusia. Definisi lain lebih mencakup, menggambarkan spektrum subjek biologi yang luas, termasuk botani, etnobotani, biologi kelautan, mikrobiologi, pengobatan herbal, kimia, bioteknologi, fitokimia, farmakologi, farmasi, farmasi klinis, dan praktik farmasi.

Disadur dari: https://en.wikipedia.org/wiki/Pharmacognosy

Selengkapnya
Sejarah Ilmu Farmakognosi

Farmasi

Jenis dan Meteode Toksikologi

Dipublikasikan oleh Farrel Hanif Fathurahman pada 27 Februari 2024


Toksikologi adalah bidang ilmu yang mempelajari bagaimana bahan kimia atau zat dapat membahayakan manusia, hewan, dan lingkungan. Ini adalah bidang multidisiplin yang menggabungkan informasi dari bidang seperti biologi, kimia, farmakologi, dan kedokteran untuk memahami bagaimana zat kimia dapat membahayakan organisme hidup. Studi ini menyelidiki hubungan dosis-respons, komponen yang memengaruhi toksisitas bahan kimia, teknik untuk mengidentifikasi dan menganalisis zat racun dan toksik, dan rencana untuk menghindari atau menangani paparan bahan kimia ini.

Agen toksik juga dapat digolongkan berdasarkan organ tubuh sasaran, kegunaannya, efeknya, sifat fisik, jenis kimia, dan tingkat toksisitasnya.

  • Sifat fisik: gas, debu, logam
  • Kimia: turunan-turunan anilin, hidrokarbon dihalogenasi
  • Daya racun: sangat toksik, sedikit toksik

Mekanisme kerja biokimia zat toksik, seperti inhibitor sulfhidril dan penghasil met Hb, dapat menentukan penggolongan zat toksik. Oleh karena itu, tidak ada satu sistem yang dapat digunakan untuk semua berbagai agen toksik.

Uji toksisitas dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti in vivo, in vitro, atau in silico. In vivo menggunakan seluruh hewan untuk menguji efeknya, sedangkan in vitro menggunakan sel atau jaringan terisolasi. Percobaan in silico, di sisi lain, menggunakan simulasi komputer untuk memprediksi toksisitas.

Pengujian in vitro melibatkan pengujian toksisitas suatu zat dengan menggunakan sel, jaringan, atau organ yang diisolasi. Metode ini menyediakan lingkungan yang terkendali, yang memungkinkan pemeriksaan mekanisme dan jalur spesifik yang berkontribusi pada toksisitas tanpa mempertimbangkan kompleksitas organisme secara keseluruhan.

Disadur dari: https://id.wikipedia.org/wiki/Toksikologihttps://id.wikipedia.org/wiki/Toksikologi

 

 

Selengkapnya
Jenis dan Meteode Toksikologi

Farmasi

Mengenal Cabang Ilmu Biomolekul

Dipublikasikan oleh Farrel Hanif Fathurahman pada 27 Februari 2024


Istilah "biomolekul" atau "molekul biologis" digunakan secara longgar untuk menyebut molekul di dalam tubuh yang melakukan fungsi penting dalam proses biologis tertentu, seperti morfogenesis, perkembangan, dan pembelahan sel. Biomolekul terdiri dari molekul kecil seperti metabolit primer, metabolit sekunder, dan produk alami, serta makromolekul besar (atau polianion) seperti protein, karbohidrat, lipid, dan asam nukleat. Materi biologis adalah nama yang lebih umum untuk kelompok ini. Biomolekul, yang biasanya berasal dari organisme itu sendiri atau dibuat di dalamnya, adalah komponen penting bagi organisme hidup. Meskipun demikian, organisme biasanya membutuhkan biomolekul eksogen, seperti nutrisi tertentu, untuk bertahan hidup.

Biologi dan subdisiplinnya, biokimia dan biologi molekuler, menyelidiki biomolekul dan reaksi mereka. Sebagian besar biomolekul adalah senyawa organik, terdiri dari hanya empat unsur: nitrogen, hidrogen, karbon, dan oksigen. Meskipun demikian, sejumlah bahan tambahan, seperti berbagai biometal, ditemukan dalam jumlah kecil.

Dengan demikian, biomolekul dan lintasan metabolisme ini disebut sebagai "universal biokimia" atau "teori kesatuan material makhluk hidup", sebuah konsep yang menggabungkan teori sel dan teori evolusi dalam biologi. Keanekaragaman jenis biomolekul dan lintasan metabolisme ini merupakan ciri khas dari keanekaragaman bentuk kehidupan.

Disadur dari: https://id.wikipedia.org/wiki/Biomolekul

Selengkapnya
Mengenal Cabang Ilmu Biomolekul

Farmasi

Sejarah Ilmu Biokimia

Dipublikasikan oleh Farrel Hanif Fathurahman pada 27 Februari 2024


Biokimia, juga dikenal sebagai kimia biologis, adalah bidang yang mempelajari proses kimia di dalam tubuh dan bagaimana mereka berkaitan dengan makhluk hidup. Biokimia adalah subdisiplin dari biologi dan kimia dan terdiri dari tiga subdisiplin: biologi struktural, enzim, dan metabolisme. Selama beberapa dekade terakhir abad ke-20, biokimia telah berhasil menjelaskan hampir semua bidang ilmu hayat melalui metode dan penelitian biokimia. Biokimia berkonsentrasi pada pemahaman dasar kimiawi yang memungkinkan molekul biologis menunjukkan proses yang terjadi di dalam sel hidup dan di antara sel. Pemahaman ini terkait dengan pemahaman tentang jaringan dan organ, serta struktur dan fungsi organisme.Biokimia berhubungan dengan biologi molekuler, yang mempelajari cara fenomena biologi terjadi melalui molekul.

Sebagian besar biokimia berkaitan dengan struktur, fungsi, dan interaksi protein, asam nukleat, karbohidrat, dan lipid. Molekul-molekul ini membangun struktur sel dan melakukan banyak tugas penting lainnya untuk kehidupan. Reaksi molekul dan ion kecil juga menentukan sifat kimiawi sel. Mereka dapat berupa senyawa organik (seperti asam amino yang digunakan untuk menghasilkan protein) atau anorganik (seperti ion logam dan air). Metabolisme adalah cara sel mengambil energi dari lingkungannya melalui reaksi kimia. Hasil biokimia banyak digunakan dalam bidang medis, nutrisi, dan pertanian.

Dalam definisi paling komprehensif, biokimia adalah studi tentang bagian dan komposisi makhluk hidup dan bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain untuk membentuk bentuk kehidupan. Dengan cara ini, biokimia mungkin telah ada sejak zaman Yunani kuno.Namun, bergantung pada aspek biokimia mana yang difokuskan, biokimia sebagai disiplin ilmu yang spesifik dimulai sekitar abad ke-19 atau lebih awal. Beberapa orang berpendapat bahwa penemuan molekul enzim pertama, diastase (sekarang disebut amilase) oleh Anselme Payen pada tahun 1833, mungkin merupakan awal biokimia. Namun, orang lain berpendapat bahwa penemuan proses biokimia kompleks pertama, fermentasi alkohol pada ekstrak yang bebas-sel oleh Eduard Buchner pada tahun 1897, merupakan tanda kelahiran biokimia.

Istilah "biokimia" berasal dari kombinasi kata "bio" dan "kimia". Pada tahun 1877, Felix Hoppe-Seyler membuat kata pengantar untuk edisi pertama Zeitschrift für Physiologische Chemie (Jurnal Kimia Fisiologis) dengan menggunakan istilah "biochemie" (dalam bahasa Jerman) sebagai sinonim untuk kimia fisiologis. Dia juga menyarankan untuk mendirikan lembaga khusus untuk bidang studi ini. Banyak orang mengatakan bahwa ahli kimia Jerman Carl Neuberg menciptakan kata tersebut pada tahun 1903, tetapi beberapa orang mengatakan bahwa Franz Hofmeister adalah penciptanya.

Disadur dari: https://id.wikipedia.org/wiki/Biokimia

Selengkapnya
Sejarah Ilmu Biokimia
« First Previous page 2 of 12 Next Last »