Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 12 Februari 2025
Pemerintah menerbitkan Undang-Undang Ibu Kota Negara (UU IKN) yang menjadi dasar hukum pemindahan ibu kota negara dari DKI Jakarta ke wilayah Nusantara Kalimantan Timur. UU IKN diharapkan dapat menciptakan ibu kota negara yang ideal, aman, layak dan berkelanjutan serta memperbaiki regulasi yang belum ada sejak Indonesia merdeka.
Pemindahan ibu kota negara disebabkan oleh beberapa hal, seperti ketidakmampuan Jakarta dalam menjamin kesejahteraan dan kenyamanan warganya sebagai ibu kota negara saat ini akibat pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali, degradasi lingkungan, dan pembangunan ekonomi yang tidak merata. Selain itu, tujuan pemindahan ibu kota negara juga untuk melindungi seluruh rakyat Indonesia dan memajukan kesejahteraan rakyat sesuai pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Ilmuwan Politik Universitas Indonesia Andrinof Achir Chaniago menyatakan pemindahan ibu kota negara merupakan langkah strategis untuk mendongkrak pembangunan daerah di Indonesia bagian timur, daerah tertinggal, pulau terluar, dan daerah perbatasan. Sementara itu, Kepala Bappeda Provinsi Kalimantan Timur, H.M. Aswin menyambut baik kebijakan pemindahan ibu kota negara dan menilai hal tersebut berdampak positif bagi Kalimantan Timur.
Dalam pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur, berdasarkan prinsip demokrasi, harus memperhatikan keinginan dan kepentingan berbagai pihak di pusat dan daerah. Hal tersebut disampaikan Peneliti BRIN Syafuan Rozi dan Ketua Komisi II DPR RI Ahmad Doli Kurnia Tanjung.
Pemerintah menerima keinginan masyarakat setempat di Kalimantan Timur melalui Kantor Presiden. Keinginan tersebut antara lain perlindungan lingkungan, penghormatan terhadap budaya lokal, dan keterlibatan sumber daya manusia lokal dalam pembangunan ibu kota negara.
Pemerintah juga menjamin pembangunan ibu kota negara tidak hanya fokus pada infrastruktur tetapi juga pemberdayaan masyarakat. Selain itu, pemerintah berjanji akan lebih memperhatikan masalah kebakaran hutan di Pulau Kalimantan.
Pemindahan ibu kota negara merupakan kegiatan milik seluruh bangsa dan negara Indonesia, sehingga memerlukan kerjasama yang besar dari semua pihak.
Pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke nusantara membawa keuntungan dan kerugian bagi masyarakat. Pasalnya, ibu kota negara memiliki makna simbolis yang memperkuat nasionalisme, menyatukan pembangunan dan kesetaraan. Bappenas RI menyatakan ibu kota negara yang baru harus mampu mencerminkan keberagaman jati diri bangsa Indonesia dan bersatu dalam Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
Pemerintah mencanangkan Undang-Undang Ibu Kota Negara yang akan menjadikan nusantara menjadi ibu kota negara yang dikelola secara modern, berkelanjutan, dan internasional, dengan menghormati keberagaman bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945..
Sumber: antaranews.com
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 12 Februari 2025
JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian PUPR melakukan rehabilitasi peningkatan dua Daerah Irigasi (DI) untuk mengoptimalkan pemanfaatan air dari Bendungan Bintang Bano di Sumbawa Barat, NTB.
Yaitu DI Kalimantong II 2.500 hektar dan pembangunan DI Bintang Bano 4.200 hektar. Keduanya berada di hilir Bendungan Bintang Bano yang baru diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (14/01/2022).
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, bendungan multifungsi Bintang Bano manfaatnya untuk irigasi lahan pertanian seluas 6.700 hektar. Dulunya 4.200 hektar merupakan tadah hujan dan belum diolah dengan baik.
"Diharapkan dengan adanya bendungan ini akan bisa ditanami padi 2 kali dalam setahun," kata Basuki dalam keterangan pers, Sabtu (15/01/2022).
Pembangunan bendungan memang harus diikuti dengan ketersediaan jaringan irigasinya. Agar bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat segera dimanfaatkan.
"Karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani," ujarnya.
Kepala BWS Nusa Tenggara I Hendra Ahyadi menambahkan, saat ini eksisting jaringan irigasi pada DI Kalimantong yang sudah ada seluas 2.500 hektar tengah dilakukan rehabilitasi pada tahun 2022.
Selain itu juga telah terkontrak 4 paket pekerjaan untuk pembangunan jaringan irigasi DI Bintang Bano seluas 4.200 hektar.
"Semuanya nanti akan menjadi satu sumber pengairan dari Bendungan Bintang Bano untuk untuk irigasi lahan pertanian seluas 6.700 hektar," kata Hendra.
Menurut dia, untuk pembangunan jaringan irigasi DI Bintang Bano seluruhnya ditargetkan akan rampung pada tahun 2023.
Berdasarkan data untuk paket 1 pembangunan jaringan irigasi DI Bintang Bano dilaksanakan oleh kontraktor PT PP dengan nilai kontrak Rp 233 miliar.
Lingkup pekerjaannya adalah pembangunan saluran irigasi sepanjang 1,93 kilometer, pekerjaan bangunan irigasi Bintang Bano.
Lalu, pekerjaan peningkatan Jaringan Irigasi Kalimantong II yang meliputi Kanan sepanjang 25,61 kilometer dan Kiri sepanjang 23,22 kilometer, pekerjaan rehab Bendung Kalimantong II, dan bangunan penunjang.
Selanjutnya untuk paket 2, pekerjaannya mencakup pembangunan Saluran Irigasi Bintang Bano sepanjang 12 kilometer, pekerjaan Talang 4 unit, dan pekerjaan penunjang.
Pembangunannya dilaksanakan oleh kontraktor PT Haka-Ananta, KSO dengan nilai kontrak Rp 137 miliar.
Sementara untuk paket 3 dikerjakan pembangunan Saluran Irigasi Bintang Bano sepanjang 11,33 kilometer, pekerjaan terowongan Moteng-Sekoto sepanjang 1.224 meter.
Lalu, pekerjaan talang 8 unit, dan pekerjaan penunjang. Pembangunannya dilaksanakan oleh kontraktor PT Nindya Karya-Lestari KSO dengan nilai kontrak Rp 238 miliar.
Terakhir, untuk paket 4 dilaksanakan pekerjaan Saluran Irigasi Bintang Bano sepanjang 20,603 kilometer, pekerjaan talang 4 unit, dan pekerjaan penunjang.
Pembangunannya dilaksanakan oleh kontraktor PT. Brantas Abipraya-Taruna-Gemuntur, KSO dengan nilai kontrak Rp 174 miliar.
Sumber: kompas.com
Perhubungan
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 12 Februari 2025
Merpati Nusantara Airlines Penerbangan 836 adalah penerbangan domestik antara Sorong dan Manokwari, India. Pada 13 April 2010, sebuah Boeing 737-300 PK-MDE melewati landasan pacu. Pesawat itu dibagi menjadi tiga bagian. Seluruh penumpang selamat, namun 44 orang terluka.
Kecelakaan
Pada pukul 11:00 waktu setempat (02:00 UTC), Penerbangan 836 melewati landasan pacu untuk mendarat di Bandara Rendani Manokwari di Indonesia dalam penerbangan masuk Dijadwalkan berangkat dari Bandara Sorong. 44 orang luka-luka, 10 orang luka berat. Pesawat itu membawa 103 penumpang dan 6 awak. Saat itu hujan dan turun hujan. Setelah meninggalkan ujung landasan, pesawat menabrak beberapa pohon dan sayap kirinya tumbang. Pesawat berhenti sekitar 200 meter dari ujung landasan pacu Bandara Rendani sepanjang 2.004 meter. Ekor pesawat putus dan jatuh ke sungai di utara Runway 35. Total waktu penerbangan pilot dikatakan lebih dari 16.000 jam dan total waktu penerbangan pilot dikatakan lebih dari 22.000 jam.
Penerbangan
Pesawat yang terlibat adalah Boeing 737-322 registrasi PK-MDE . msn 24600. Pesawat pertama kali terbang pada 16 Mar 1990 dan bergabung dengan United Airlines pada 2 Apr 1990. Pesawat diserahkan ke Merpati Nusantara Airlines pada 12 Nov 2009. menggunakan pesawat tersebut karena mengalami kecelakaan. Pada saat kecelakaan terjadi, pesawat telah terbang sekitar 54.700 jam dalam 38.450 siklus. APU dinonaktifkan pada 10 April 2010. Pesawat yang rusak dapat dilihat di Google Earth.
Hasil
Sebanyak tujuh peringatan keselamatan dikeluarkan. Sejak kecelakaan itu, lima di antaranya telah dikirim ke Sekretariat Indonesia. . Penerbangan Sipil (DGCA) dan dua pesawat. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara telah diminta untuk meninjau berbagai bandara dan memastikan kepatuhan terhadap undang-undang keamanan Indonesia dan Merpati Nusantara. Maskapai penerbangan harus meninjau peraturan keselamatan di bandara tempat mereka beroperasi untuk memastikan bandara tersebut dapat menangani pesawat seukuran Boeing 737.
Disadur dari Artikel : id.wikipedia.com
Perhubungan
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 12 Februari 2025
Nusantara Buana Air Penerbangan 823 adalah penerbangan domestik Aviocar CASA C-212 tidak terjadwal dari Medan ke Kutakane, Indonesia, ketika jatuh di hutan pada tanggal 29 September 2011, menewaskan semua penumpang. 18 orang di dalamnya.
\ nInvestigasi Menurut penyelidikan yang dilakukan oleh Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Indonesia, pesawat tersebut terbang di awan pada saat kecelakaan dan kehilangan jarak pandang ke negara tersebut. Insiden tersebut diklasifikasikan sebagai Otoritas Penerbangan Sipil (CFIT).
Riwayat penerbangan
Penerbangan ini dioperasikan oleh Nusantara Buana Air (NBA) sebagai penerbangan penumpang tidak berjadwal dari Bandara Internasional Polandia, Penerbangan Nusantara Buana Air . Dari Medan menuju Bandara Alas Leuser di Kutakane. Penerbangan berangkat dari Medan pada pukul 07:28 WIB (00:28 UTC) dan diperkirakan tiba di Kutakane pada pukul 00:58 UTC. Ada 16 penumpang di pesawat, dua pilot, dua anak-anak, dan dua anak-anak. Penerbangan dilakukan berdasarkan aturan penerbangan visual (VFR).
Pada pukul 00:32 UTC, pesawat menghubungi direktur darat dan melaporkan bahwa pesawat tersebut mendaki ke ketinggian 4.000 hingga 8.000 kaki dan siap setibanya di Kutacane. Izin juga diminta untuk berlayar langsung ke sinyal "PAPA" pada 00:50 UTC. Sekitar pukul 00:41 UTC, pesawat melaporkan kontak berhasil dengan Radio Kutacane. Komunikasi dengan CEO Medan pun berakhir. Pilot mencoba tiga kali untuk menghubungi stasiun radio Kutakane tetapi tidak ada tanggapan.
Sekitar pukul 00.50 UTC, pesawat terakhir terlihat di layar radar sekitar 35 nm dari VOR MDN. Pada pukul 01:00 UTC, otoritas bandara Kutacane menghubungi pejabat NBA di Kutacane dan menanyakan lokasi pesawat. Staf NBA di Kutacane menghubungi kantor NBA di Medan dan menginformasikan bahwa penerbangan belum tiba di Kutacane. Pesawat tidak menerima sinyal bahaya.
Sekitar pukul 0120 UTC, karavan Cessna yang dioperasikan Susi Air terbang dari Kutacane menuju Medan dan melaporkan cuaca dalam kondisi cuaca ekstrim (VMC) dan gas. Awan terlihat di beberapa puncak gunung. Sekitar pukul 01:50 UTC, pihak berwenang di Bandara Medan menerima panggilan darurat dari Departemen Pencarian dan Pertolongan Jakarta.
Pada pukul 07:00 UTC, dua pesawat Susi Air Cessna memulai pencarian. Mereka menemukan bangkai pesawat dalam posisi turun 70° di ketinggian 5.055 kaki di Taman Nasional Gunung Leuser, 16 kilometer dari Kutacane. Pesawat tersebut rusak parah akibat benturan tersebut, dan tidak ada satupun dari 18 penumpangnya yang selamat. Pesawat tersebut merupakan Aviocar CASA C-212-200 milik Nusantara Buana Air. Pesawat ini terbang pertama kali pada tahun 1989, nomor ekor PK-TLF dan C/N/msn 283/88N. Tidak ada catatan adanya masalah mekanis atau kerusakan pada pesawat pada saat kecelakaan terjadi.
Penumpang dan awak
Pesawat tersebut memiliki 18 orang di dalamnya, 2 pilot dan 16 penumpang, 2 anak-anak dan 2 bayi. . Kapten memiliki pengalaman penerbangan 5.935 jam dan pengalaman penerbangan CASA C-212 3.730 jam. Seorang co-pilot memiliki pengalaman terbang 2.500 jam dan pengalaman terbang 1.100 jam di pesawat jenis ini. Mantan pilot TNI AU.
Disadur dari Artikel : id.wikipedia.com
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 12 Februari 2025
KOMPAS.com - Sejarah pembangunan bendungan dan waduk di Indonesia dimulai pada masa penjajahan Belanda dan berlanjut hingga saat ini. Dalam konteks ini, fungsi bendungan sangat serbaguna dan memiliki keunggulan yang signifikan dalam kaitannya dengan sumber air buatan. Beberapa bendungan ini juga menjadi tempat wisata dan sumber listrik. Di bawah ini 8 bendungan terbesar di Indonesia yang patut Anda ketahui:
Waduk Jatiluhur:
Waduk Jatiluhur menyandang predikat bendungan terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Dibangun pada tahun 1957, waduk ini meliputi wilayah Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Cianjur, dan Bandung. Luasnya mencapai 8.300 hektar dan fungsi utamanya adalah sebagai mata air yang mengairi 242.000 hektar sawah dan terhubung dengan cekungan Citarum lainnya.
Waduk Jatigede:
Dibangun pada tahun 2008 dan dibuka pada tahun 2015, Waduk Jatigede memiliki luas 4.980 hektar dan mencakup wilayah Majalengka dan Sumedang. Pembangunan ini awalnya direncanakan pada masa pemerintahan Hindia Belanda, namun masyarakat setempat menentang pembangunan tersebut. Selain untuk irigasi, danau buatan Jatigede juga berfungsi sebagai pembangkit listrik tenaga air berkapasitas 10 megawatt.
Waduk Gajah Mungkur:
Luas tangkapan Waduk Gajah Mungkur di Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah mencapai 8.800 hektar pada puncak musim hujan. Pembentukannya memerlukan relokasi desa Bedoli yang mengakibatkan total 51 desa digusur. Fungsi utamanya adalah mengendalikan banjir Sungai Bengawan Solo. 4.444 4.444 Waduk Kedung Ombo: 4.444 Dibangun pada tahun 1980, Waduk Kedung Ombo meliputi wilayah Srageni, Grobogan, dan Boyolali serta memiliki total luas daerah tangkapan air sebesar 6.570 hektar. Pembangunannya terkait konflik pembelian tanah pada masa Orde Baru. Fungsi utamanya adalah pengendalian banjir.
Waduk Karangkates:
Waduk Karangkates di Malang, Jawa Timur dibangun pada tahun 1995 dan beroperasi sebagai pembangkit listrik tenaga air dengan kapasitas 3 x 35 megawatt. Di atas lahan seluas 6 hektare, produksi listrik mencapai 400 juta kWh per tahun.
Waduk Wonorejo:
Waduk Wonorejo di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur memiliki kapasitas waduk sebesar 122 juta meter kubik. Tugasnya antara lain menghasilkan pembangkit listrik tenaga air, irigasi, menyediakan air bersih dan menjadi tujuan wisata.
Waduk Batutegi:
Waduk Batutegi terletak di Pekon Batu Teg, Air Naningan, Provinsi Lampung terletak di Daerah Tanggamusi. Luas Waduk Batutegi sekitar 3560 hektar dan volume waduk ini 9 juta meter kubik. Dibangun pada tahun 1994, tangki ini merupakan proyek yang bertahan hingga 8 tahun.
Pembangunan bendungan dan waduk di Indonesia masih menjadi bagian penting dalam pemenuhan kebutuhan air, energi, dan pertanian di berbagai daerah.
Sumber: kompas.com
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 12 Februari 2025
JAKARTA, KOMPAS.com - Daerah-dareah di pesisir utara Pulau Jawa merupakan kawasan yang rentan terkena banjir di pesisir pantai karena masuknya air laut ke daratan atau dikenal dengan banjir rob.
Salah satu cara yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah ini adalah membangun kolam retensi atau yang dikenal sebagai sistem long storage di daerah pantai.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (PJSA) Pemali Juana, Yulius dalam acara Talkshow "Apakah Kita Tangguh Terhadap Perubahan Iklim?", Rabu (27/10/2021).
Menurut Yulius, konsep penanganan rob yang akan dilakukan PJSA Pemali Juana adalah menutup saluran masuknya air dari laut, terutama di hilir sungai dengan menerapkan sistem long storage.
“Long storage ini nantinya menjadi area tampungan agar air rob agat tidak masuk ke pemukiman masyarakat. Sistem ini juga bisa digunakan untuk menampung air saat hujan deras,” jelasnya.
Air yang tertampung dalam long storage tersebut kemudian akan dikeluarkan menuju ke laut menggunakan bantuan pompa.
Bahkan saat ini telah direncakan untuk membangun kolam retensi di perbatasan Semarang-Demak yang sangat rawan terjadi banjir rob. Kolam retensi akan dibangun pada area seluas 225 hektar.
Selain pembangunan kolam retensi, Yulius mengatakan, PJSA Pemali Juana juga melakukan normalisasi sungai yakni Sungai Babon (Semarang) dan Sungai Sayung (Demak).
“Normalisasi sungai ini menjadi tugas besar bagi kami karena tampungan kedua sungai ini dinilai masih kecil. Sekarang kita telah melakukan pelebaran di saluran Sungai Sayung hingga 25 meter,” papar Yulius.
Selain di daerah Semarang dan Demak, penanganan rob juga dilakukan di Pekalongan. Salah satunya adalah penandatanganan kontrak untuk pekerjaan pengendalian rob di Sungai Lodji dan Sungai Banger.
“Dalam pengerjaan proyek ini, kami harap ada dukungan dari seluruh stakeholder dan masyarakat karena pasti ada dampak sosial yang ditimbulkan,” tambah Yulius.
Sumber: kompas.com