Perhubungan
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 07 Februari 2025
Sejarah perkembangan transportasi kereta api di Indonesia tak lepas dari pembangunan jalur kereta api pertama di pulau Jawa. Revolusi industri di Eropa pada abad ke-19 mempengaruhi perkembangan perkeretaapian di Indonesia. Indonesia menjadi negara kedua di Asia yang memiliki jaringan kereta api tertua setelah India. Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) merupakan perusahaan yang melaksanakan pembangunan jalur kereta api pertama di Indonesia.
Pada tanggal 17 Juni 1864, Gubernur Jenderal Baron Sloet van de Beele melakukan pencangkulan pertama untuk jalur kereta sepanjang 25 kilometer di Desa Kemijen, Jawa Tengah. Jalur ini dibangun dalam tiga tahap, dengan tahap pertama dari Semarang hingga Tanggung, daerah Grobogan. Pada tanggal 10 Agustus 1867, jalur kereta ini mulai beroperasi dengan dua perhentian di Brumbung dan Alastua. Tiket kereta api tersedia dalam tiga kelas dengan harga yang berbeda.
Pembangunan jalur kereta api tidak hanya terjadi di Jawa, tetapi juga di beberapa wilayah lainnya. Pada tanggal 8 April 1875, pemerintah Hindia-Belanda melalui Staatsspoorwegen (SS) membangun jalur kereta api dengan rute Surabaya-Pasuruan-Malang. Selain itu, pembangunan jalur kereta api juga dilakukan di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Sulawesi. Hingga tahun 1928, panjang jalur kereta api dan trem di Indonesia mencapai 7.464 kilometer, yang terdiri dari jalur milik pemerintah dan swasta.
Selama masa penjajahan, pengelolaan jalur kereta api mengalami perubahan hingga masa kemerdekaan. Pada tanggal 28 September 1945, Kantor Pusat Kereta Api Bandung berhasil diambil alih dan menjadi awal berdirinya Djawatan Kereta Api Indonesia Republik Indonesia (DKARI). Namun, ketika Belanda kembali ke Indonesia pada tahun 1946, mereka membentuk kembali perkeretaapian di Indonesia dengan nama Staatsspoorwegen/Verenigde Spoorwegbedrijf (SS/VS). Setelah Konferensi Meja Bundar (KMB) pada tahun 1949, aset-aset milik pemerintah Hindia Belanda mulai diambil alih oleh pemerintah Indonesia.
DKA, SS/VS, DKARI, dan PNKA adalah beberapa nama lembaga yang mengelola jalur kereta api sejak masa kemerdekaan. Pada tahun 1991, PNKA berubah menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) untuk meningkatkan pelayanan jasa angkutan. Kemudian, pada tahun 1998, Perumka berubah menjadi PT. Kereta Api (Persero) sebagai perusahaan terbatas. Pada tahun 2011, nama perusahaan tersebut kembali berubah menjadi PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Hingga saat ini, kereta api tetap menjadi salah satu sarana transportasi yang penting dan berperan dalam konektivitas di Indonesia.
Sumber: kompas.com
Perindustrian
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 07 Februari 2025
Kepala transportasi Inggris pada Jumat (21/1/2022) mengumumkan bahwa pengumuman di kereta api akan dipotong guna memberikan perjalanan yang lebih tenang bagi penumpang. Langkah ini diharapkan akan disambut baik oleh para komuter yang sering terganggu dengan pengumuman berulang yang sering kali tidak perlu. Departemen Transportasi Inggris menyatakan bahwa pengumuman yang dihapus akan mencakup instruksi yang sudah jelas, seperti persiapan tiket saat meninggalkan stasiun, serta seruan agar penumpang menjaga volume suara rendah saat pengumuman berbunyi di dalam kereta.
Menteri Transportasi Inggris, Grant Shapps, menjelaskan bahwa langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas perjalanan kereta api bagi para pengguna yang sering menggunakan layanan tersebut. Akibat pandemi, jumlah penumpang kereta api di Inggris turun hampir seperempat dari tingkat sebelum pandemi, meskipun angka tersebut mulai meningkat ketika peraturan pembatasan di negara itu dilonggarkan.
Pada tahun keuangan hingga akhir Maret 2020, terdapat sekitar 1,8 miliar perjalanan penumpang di seluruh Inggris menurut statistik resmi. Namun, dengan berkurangnya jumlah penumpang, keputusan untuk memotong pengumuman yang dianggap spam diharapkan dapat menciptakan suasana yang lebih tenang dan nyaman bagi para penumpang yang menggunakan kereta api sebagai sarana transportasi mereka.
Meskipun pengumuman penting terkait keselamatan masih akan disiarkan, langkah ini akan menghilangkan pengumuman yang berulang dan tidak perlu. Hal ini diharapkan dapat mengurangi gangguan dan kebisingan yang sering kali dirasakan oleh penumpang. Dalam beberapa bulan mendatang, penumpang di Inggris dapat mengharapkan perjalanan yang lebih damai dan fokus selama menggunakan layanan kereta api.
Keputusan ini merupakan langkah positif dalam meningkatkan kualitas layanan transportasi kereta api di Inggris. Dengan mengurangi pengumuman yang tidak perlu, para penumpang memiliki kesempatan untuk menikmati perjalanan mereka dengan lebih tenang dan nyaman. Hal ini juga dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih santai bagi para penumpang, terutama mengingat jumlah penumpang yang berkurang akibat pandemi. Diharapkan bahwa langkah-langkah ini akan memberikan pengalaman perjalanan yang lebih baik bagi para pengguna kereta api di Inggris.
Sumber: kompas.com
Perhubungan
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 07 Februari 2025
Beberapa stasiun kereta api di Indonesia terletak sangat berdekatan satu sama lain. Misalnya, di Kota Surakarta atau Solo, terdapat tiga stasiun yang berdekatan, yaitu Stasiun Balapan, Stasiun Jebres, dan Stasiun Purwosari. Hal yang serupa terjadi juga di beberapa daerah lain seperti Cirebon, Semarang, dan Yogyakarta. Mengapa lokasi stasiun-stasiun ini begitu berdekatan?
Pada dasarnya, stasiun-stasiun yang berdekatan tersebut bukanlah dibangun oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI), tetapi oleh perusahaan-perusahaan perkeretaapian pada masa kolonial Hindia Belanda. Pada waktu itu, bisnis angkutan kereta tidak dimonopoli oleh satu perusahaan seperti sekarang.
Ada sekitar 13 perusahaan perkeretaapian yang mengelola jaringan kereta api di Hindia Belanda, terutama di Jawa, Sumatera, dan Madura. Setiap perusahaan tersebut membangun jaringan rel dan sarana pendukungnya sendiri, termasuk stasiun-stasiunnya.
Alasan mengapa stasiun-stasiun kereta sangat berdekatan adalah karena masing-masing stasiun tersebut dibangun dan dimiliki oleh perusahaan yang berbeda. Misalnya, Stasiun Semarang Poncol dimiliki oleh perusahaan Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), sementara Stasiun Semarang Tawang dibangun oleh perusahaan Semarang-Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS).
Setelah Jepang masuk ke Indonesia pada tahun 1942, semua aset kereta api di Indonesia dikelola oleh Rikuyu Sokyoku (Dinas Kereta Api). Baru setelah Indonesia merdeka pada tahun 1946, Rikuyu Sokyoku berubah menjadi Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI), yang kemudian menjadi cikal bakal PT KAI.
Meskipun PT KAI menjadi perusahaan yang melakukan monopoli kereta api, stasiun-stasiun yang berdekatan tetap difungsikan untuk melayani naik turun penumpang dengan rute dan kelas kereta yang berbeda. Sebagai contoh, Stasiun Cirebon atau Kejaksan banyak digunakan untuk kereta eksekutif dan bisnis, sedangkan Stasiun Prujakan lebih banyak digunakan untuk pemberhentian kereta kelas ekonomi.
Pembangunan jaringan rel kereta api di Indonesia dimulai pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Baron Sloet Van Den Beele pada abad ke-19. Pada awalnya, jalur kereta api dibangun oleh perusahaan transportasi Belanda, seperti Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NV NISM) dan Staatsspoorwegen (SS).
Namun, banyak jalur kereta api warisan Hindia Belanda yang tidak beroperasi lagi setelah kemerdekaan. Di era Orde Baru, sebagian besar jalur tersebut dinonaktifkan. Meskipun begitu, pembangunan jalur kereta api di Indonesia terus dilakukan dengan memfokuskan pada pengembangan jaringan rel yang lebih modern dan efisien.
Sumber: kompas.com
Perhubungan
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 07 Februari 2025
Perkembangan perkeretaapian di Indonesia memiliki peran penting dalam membangun infrastruktur transportasi yang menghubungkan berbagai wilayah di negeri ini. Sejarah perkeretaapian di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19 saat Indonesia masih dijajah oleh Belanda, terutama pada masa Tanam Paksa. Pada tahun 1864, dibangunlah jalur kereta api pertama di Indonesia yang menghubungkan Semarang dengan Tanggung oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS). Kemudian, pembangunan jalur kereta api terus berlanjut dengan pembangunan jalur-jalur baru yang menghubungkan kota-kota di Jawa dan Sumatera.
Pada masa kolonial, pembangunan jalur kereta api didorong oleh kepentingan ekonomi Belanda, seperti pengangkutan hasil pertanian dan mineral dari daerah produksi ke pelabuhan utama. Selain itu, jalur kereta api juga dimaksudkan untuk memfasilitasi mobilitas administratif, militer, dan perjalanan para pejabat kolonial.
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, perkeretaapian menjadi tanggung jawab nasional. Djawatan Kereta Api (DKA) didirikan sebagai perusahaan kereta api nasional dan kemudian berubah menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA). Pada tahun 1991, perusahaan ini berubah menjadi PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Pada masa pra-kemerdekaan, pembangunan jalur kereta api di Indonesia dimaksudkan untuk mengangkut hasil-hasil bumi dari sistem Tanam Paksa yang diterapkan oleh pemerintah kolonial Belanda. Jalur kereta api pertama di Indonesia dibangun pada tahun 1867 di Semarang dengan rute Samarang-Tanggung. Pada masa itu, kereta api menggunakan tenaga dari pembakaran batu bara atau kayu.
Setelah kemerdekaan, perusahaan-perusahaan yang sebelumnya dimiliki oleh Belanda tidak langsung menjadi milik Indonesia. Pada tahun 1945, terjadi aksi perebutan kekuasaan perkeretaapian oleh buruh DKA di Jakarta dan Semarang. Pada tanggal 28 September 1945, Ismangil dan anggota lain dari Angkatan Moeda Kereta Api (AMKA) menyatakan bahwa kekuasaan perkeretaapian berada di tangan bangsa Indonesia, dan orang Jepang tidak diperkenankan lagi campur tangan dalam urusan perkeretaapian di Indonesia. Sejak saat itu, tanggal 28 September diperingati sebagai Hari Kereta Api di Indonesia.
Setelah itu, terbentuklah Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI) yang mengelola perkeretaapian di Indonesia. Selain DKARI, ada juga operator-operator lain seperti Kereta Api Soematra Oetara Negara Repoeblik Indonesia dan Kereta Api Negara Repoeblik Indonesia yang beroperasi di Sumatra, serta Verenigde Spoorwegbedrijf (VS) yang merupakan gabungan dari dua belas operator kereta api swasta pada masa Hindia Belanda. Pada akhirnya, DKARI dan Staatsspoorwegen en Verenigde Spoorwegbedrijf (SS/VS) digabung menjadi satu dan membentuk Djawatan Kereta Api (DKA).
Seiring berjalannya waktu, PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus mengembangkan dan memodernisasi sistem perkeretaapian di Indonesia. Saat ini, kereta api menjadi salah satu moda transportasi yang penting dan melayani masyarakat dalam perjalanan antarkota dan antarpulau dengan lebih efisien dan nyaman.
Sumber : id.wikipedia.org
Perhubungan
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 07 Februari 2025
Staatsspoorwegen (SS), yang secara lengkap disebut Staatsspoor en Tramwegen in Nederlandsch–Indië (SS en T), adalah nama sebuah perusahaan kereta api di Hindia Belanda. Perusahaan ini dimiliki sepenuhnya oleh Pemerintah Hindia Belanda dan menjadi salah satu perusahaan kolonial yang beroperasi di wilayah tersebut. Saat ini, perusahaan ini telah berkembang menjadi PT Kereta Api Indonesia.
Staatsspoorwegen adalah pesaing utama dari perusahaan kereta api lainnya di Hindia Belanda, yaitu Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij. Perusahaan ini memiliki tiga lebar sepur, yaitu 1.067 mm, 750 mm, dan 600 mm. Sepur berukuran 1.067 mm digunakan untuk rel berat, sedangkan sepur 750 mm dan 600 mm digunakan khusus untuk jalur trem.
Dalam struktur organisasinya, awalnya Staatsspoorwegen merupakan sebuah jawatan terpisah. Namun, pada tanggal 1 Maret 1888, perusahaan ini digabungkan ke dalam Burgerlijke Openbare Werken (Departemen Pekerjaan Umum Hindia Belanda). Pada masa itu, Staatsspoorwegen dipimpin oleh seorang Inspektur Jenderal. Pada tanggal 1 Juli 1909, Jawatan Kereta Api dan Trem Negara (Staatsspoor en Tramwegen) juga digabungkan ke dalam Departemen Perusahaan Negara (Gouvernements Bedrijven) dan dipimpin oleh seorang Kepala Inspektur.
Pada tanggal 1 November 1917, terjadi strukturisasi dalam perusahaan ini. Staatsspoorwegen terorganisasi menjadi beberapa bagian yang dipimpin oleh Kepala Bagian. Kepala Jawatan Kereta Api dan Trem dipimpin oleh seorang Direktur Perusahaan Negara yang bertanggung jawab dalam hal pemasangan, persediaan, dan lingkungan eksploitasi jalan kereta api dan trem. Pada saat yang sama, terdapat juga Jawatan Pengawasan Kereta Api dan Trem yang bertanggung jawab dalam pengawasan umum terhadap perusahaan kereta api milik pemerintah dan swasta. Jawatan ini dipimpin oleh seorang Kepala Dinas Pengawasan Kereta Api dan Trem yang berada di bawah Departemen Perusahaan Negara.
Setelah pemerintah Hindia Belanda menyerah kepada Jepang pada tahun 1942, Staatsspoorwegen dan perusahaan kereta api lainnya langsung diambil alih oleh Pemerintah Jepang dan diubah namanya menjadi Rikuyu Sokyuku (Dinas Kereta Api). Selama masa pendudukan Jepang, operasional kereta api difokuskan untuk kepentingan perang dan pengangkutan hasil tambang batu bara. Namun, setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, stasiun dan kantor pusat kereta api dikuasai kembali oleh pemerintah Indonesia. Pada tanggal 28 September 1945, terjadi pengambilalihan secara penuh atas Kantor Pusat Kereta Api di Bandung. Pada tahun 1946, Belanda kembali ke Indonesia dan membentuk kembali perusahaan kereta api di sana dengan nama Staatsspoorwegen/Verenigde Spoorwegbedrif (SS/VS), yang merupakan gabungan dari Staatsspoorwegen dan beberapa perusahaan kereta api swasta, kecuali Deli Spoorweg Maatschappij.
Sumber: id.wikipedia.org
Pertanian
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 07 Februari 2025
Mencuatnya isu mengenai industri 4.0 yang mentransformasi industri menjadi berbasis digital mulai merambah ke berbagai bidang. Salah satu bidang yang ikut terdapat adalah bidang pertanian. Indonesia sebagai negara agraris membutuhkan inovasi dalam sektor agrikultur sebagai upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat. Penggunaan teknologi dalam bidang pertanian yang familier disebut agritech atau agricultural technology telah berkembang cukup lama. Namun, iklim usaha yang mulai berbasis pada teknologi informasi membuat perkembangan agritech sedikit berubah. Salah satu contohnya adalah dengan munculnya berbagai jenis agritech yang berbasis pada teknologi informasi (Meydora, 2019).
Terjadinya pandemi Covid-19 yang mengubah gaya beli masyarakat dari daring menjadi luring juga ikut merambah pada bidang pertanian. Beberapa startup dalam bidang pertanian mulai dikembangkan, berikut adalah beberapa contohnya:
Sebenarnya masih banyak start up yang bergerak di bidang pertanian. Hal ini dapat dipelajari untuk membentuk start up lokal di wilayah Kabupaten Cilacap, seperti Lapak Petani Online yang saat ini masih dalam pengembangan. Berdasarkan data yang dihimpun pemerintah Indonesia, diperkirakan Indonesia akan mengalami peningkatan permintaan produk pertanian pada tahun 2020 sampai 2030 (Ardiansyah, 2017). Maka dari itu diperlukan adanya pengembangan pada bidang pertanian dengan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas kegiatan pertanian. Startup bisa menjadi penghubung dan solusi bagi petani seperti meningkatkan produktivitas hasil tani maupun meningkatkan penjualan komoditas produk tani dengan memperluas akses pasar bagi produk pertanian dan tak kalah penting untuk meningkatkan keterampilan dan pendidikan bagi para petani.
Pengembangan startup pada bidang pertanian tentu bukan hanya membuka peluang namun juga menemui berbagai tantangan. Kebutuhan pasokan produk pertanian bagi masyarakat Indonesia terbilang cukup besar namun produk hasil pertanian yang dihasilkan terkadang kurang memenuhi kebutuhan permintaan dalam negeri. Tantangan inilah yang dapat dijadikan peluang untuk terus mengembangkan startup sebagai jembatan penghubung antara petani sebagai produsen dan masyarakat sebagai konsumen. Tantangan lain bagi pelaku bisnis startup adalah kualitas produksi produk pertanian yang masih rendah selain itu juga kebutuhan konsumen setiap waktu tidak tetap atau fluktuatif. Harga produk pertanian yang bergantung kepada musim juga dapat menjadi tantangan di masa depan (Ariwibowo, 2018) Daftar Pustaka
Ariwibowo, P. (2018). Potensi dan Peluang Investasi Sektor Pariwisata. Jawa Tengah.
Ardiansyah, Ardy & David, Wahyudi (2017). Pertanian organik di Indonesia: tantangan dan peluang
Meydora, Eki Yoan. 2019. Proses Difusi Inovasi E-Agribusiness: Regopantes Pada End-User Komoditas Pertanian di Jabodetabek. Commed: Jurnal Komunikasi dan Media, 3(2), 133-149.
Sumber: https://dispertan.cilacapkab.go.id/