Rantai Pasok Digital

Strategi Sukses untuk Implementasi EDI dalam Rantai Pasokan di Era Industry 4.0

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 19 Februari 2025


Pendahuluan

Era Industry 4.0 telah mengubah lanskap manajemen rantai pasokan global. Teknologi seperti Electronic Data Interchange (EDI), otomatisasi, dan IoT menciptakan ekosistem rantai pasokan yang lebih terhubung, efisien, dan tangguh. Artikel ini membahas penerapan EDI dalam rantai pasokan, khususnya dalam industri otomotif, serta tantangan yang dihadapi selama proses implementasi. Penelitian ini melibatkan studi kasus dari perusahaan otomotif besar, memberikan wawasan mendalam tentang langkah-langkah digitalisasi rantai pasokan dan manfaatnya.

Manfaat Digitalisasi Rantai Pasokan

Digitalisasi menghadirkan banyak manfaat untuk rantai pasokan:

  • Efisiensi Operasional: Proses manual digantikan oleh sistem otomatis, mengurangi waktu dan biaya.
  • Transparansi Data: EDI memungkinkan aliran informasi real-time antara pemasok dan pembeli.
  • Pengurangan Kesalahan: Dengan mengurangi keterlibatan manusia, risiko kesalahan data berkurang hingga 99%.

Studi Kasus: Penerapan EDI dalam Industri Otomotif

Salah satu perusahaan otomotif terkemuka bekerja sama dengan Accenture untuk mengadopsi EDI dalam rantai pasokannya. Berikut adalah rincian proyek:

1. Lingkup Proyek

  • Melibatkan 200 pemasok di wilayah EMEA, Amerika, dan Asia-Pasifik.
  • Fokus pada digitalisasi komunikasi antara pemasok dan pabrik melalui EDI atau portal web sebagai alternatif.

2. Fase Proyek
Proyek ini dibagi menjadi tiga fase utama:

  • Adhesion: Mengundang pemasok untuk bergabung dengan sistem EDI.
  • Testing: Menguji alur data seperti Purchase Orders (PO) dan Advanced Shipping Notices (ASN).
  • Activation: Mengintegrasikan pemasok secara penuh ke dalam sistem digital.

3. Hasil

  • Implementasi EDI meningkatkan kecepatan pengolahan pesanan hingga 30%.
  • Tingkat kesalahan data menurun drastis, sementara efisiensi logistik meningkat hingga 25%.

Hambatan dalam Implementasi EDI

Meski menawarkan banyak manfaat, proses implementasi menghadapi beberapa tantangan:

1. Hambatan Organisasi

  • Resistensi terhadap Perubahan: Banyak pemasok ragu untuk mengadopsi sistem baru karena kurangnya kepercayaan dan wawasan tentang manfaat jangka panjang.
  • Kurangnya Pelatihan: Keterbatasan sumber daya manusia terampil memperlambat adopsi teknologi.

2. Hambatan Teknis

  • Ketidakcocokan sistem antara pemasok dan pembeli menghambat integrasi data.
  • Biaya tinggi untuk infrastruktur awal menjadi kendala utama, terutama bagi usaha kecil.

3. Masalah Proses Bisnis

  • Beberapa pemasok masih bergantung pada sistem manual, seperti pengiriman dokumen melalui email atau faks, sehingga sulit untuk beralih ke EDI.

Kerangka Kerja untuk Sukses

Penelitian ini menyarankan pendekatan strategis untuk implementasi digitalisasi rantai pasokan:

1. Investasi pada Pelatihan
Memberikan pelatihan intensif kepada pemasok dan tim internal untuk mengurangi resistensi terhadap perubahan.

2. Peningkatan Infrastruktur
Mengintegrasikan perangkat lunak modern yang kompatibel dengan berbagai standar internasional, seperti EDIFACT atau ebXML.

3. Dukungan Pemerintah
Pemerintah perlu memberikan insentif pajak atau subsidi untuk mendukung digitalisasi, terutama bagi usaha kecil dan menengah.

Kesimpulan dan Implikasi Praktis

Digitalisasi rantai pasokan melalui EDI adalah langkah penting untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing di era Industry 4.0. Studi kasus ini menunjukkan bahwa dengan strategi yang tepat, perusahaan dapat mengatasi hambatan internal dan eksternal, serta memaksimalkan manfaat jangka panjang. Proyek ini tidak hanya relevan bagi industri otomotif tetapi juga dapat diterapkan di berbagai sektor lainnya.

Sumber:
Yassa, D. (2019). Industry 4.0: Connected Supply Chain. Politecnico di Torino.

 

Selengkapnya
Strategi Sukses untuk Implementasi EDI dalam Rantai Pasokan di Era Industry 4.0

Transportasi

Transportasi

Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 19 Februari 2025


Kereta api merupakan alat transportasi darat yang banyak digunakan.

Transportasi (bahasa Inggristransportation); (bahasa Rusiaтранспорт) atau pengangkutan adalah perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraanyang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Di negara maju, mereka biasanya menggunakan kereta bawah tanah (subway) dan taksi. Penduduk di sana jarang yang mempunyai kendaraan pribadi karena mereka sebagian besar menggunakan angkutan umum sebagai transportasi mereka.

Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu, transportasi darat, laut, dan udara. Transportasi udara merupakan transportasi yang membutuhkan banyak uang untuk memakainya. Selain karena memiliki teknologi yang lebih canggih, transportasi udara merupakan alat transportasi tercepat dibandingkan dengan alat transportasi lainnya serta memiliki tingkat kecelakaan yang relatif lebih rendah daripada transportasi darat dan air.

Darat

Laut

Rekaman drone dari sayap Airbus A380 yang diangkut dari pabriknya di Broughton, Wales menyusuri Sungai Dee ke pelabuhan dan kemudian diterbangkan ke Prancis; Maret 2020

Artikel utama: Alat transportasi air

Udara

Sumber Artikel : Wikipedia

Selengkapnya
Transportasi

Pendidikan

Pilihan Utama: Keunggulan Pendidikan Tinggi Vokasi yang Kini Semakin Diminati

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 19 Februari 2025


KOMPAS.com - Pendidikan tinggi kejuruan di Indonesia semakin banyak diminati lulusan sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK). Itu muncul di Markplus, Inc. dan hasil survei Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) tahun 2021. Survei terhadap 500 siswa SMA/SMK dan orang tua mengungkapkan sebanyak 78,7 persen responden. responden tertarik untuk melanjutkan pendidikan profesional. Menurut penelitian yang sama, banyak faktor yang mempengaruhi minat tersebut, mulai dari kesempatan kerja yang baik, waktu belajar yang singkat hingga kesempatan kerja yang tinggi setelah lulus. Namun, perguruan tinggi kejuruan masih menghadapi beberapa tantangan, seperti penyesuaian kurikulum dengan kebutuhan industri dan perubahan persepsi terhadap pendidikan tinggi kejuruan sebagai pilihan kedua setelah universitas.

Mengajar pendidikan tinggi kejuruan
\ nKementerian Pendidikan dan Kebudayaan , Ristek mengembangkan beberapa strategi untuk pengenalan pendidikan profesi tinggi. Salah satunya mendorong pemenuhan standar akreditasi perguruan tinggi teknik khususnya akreditasi A, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Iptek juga mendorong peningkatan kompetensi tenaga pengajar pada pendidikan profesi tinggi. Guru diminta mengikuti pelatihan baik di dalam maupun luar negeri. Mereka juga harus menyelesaikan pelatihan profesional dan memperoleh sertifikat kualifikasi guru. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Sains dan Teknologi meminta perguruan tinggi vokasi menyiapkan program yang link and match dengan industri. Mahasiswa juga diwajibkan mengikuti magang di beberapa bidang yang bekerjasama dengan program tersebut. Mahasiswa baru dapat diakui sebagai lulusan setelah mendapat sertifikat praktek. Saat itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Sains dan Teknologi juga berupaya mengubah citra universitas ilmu terapan atau universitas ilmu terapan di mata calon mahasiswa dan orang tua.

Sebelumnya, universitas ilmu terapan identik dengan program Diploma 1 (D1), Diploma 2 (D2) dan Diploma 3 (D3). Lulusan program ini dinilai kurang berkualitas dibandingkan lulusan program Sarjana 1 (S1) di perguruan tinggi negeri. Citra tersebut berubah karena adanya program sarjana atau diploma 4 (D4) terapan. Sekadar informasi, pengangkatan program D3 ke sarjana terapan merupakan salah satu keberhasilan yang digagas Direktorat Jenderal Pendidikan Profesi (Ditjen Diks) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tujuan dari keberhasilan ini adalah agar lulusan perguruan tinggi vokasi mempunyai kualitas yang sama dan mampu bersaing dengan lulusan perguruan tinggi. Dengan demikian, perguruan tinggi ilmu terapan dapat menciptakan sumber daya manusia yang lebih baik dan kompetitif serta mampu memenuhi kebutuhan industri. Selain itu, kita juga harus menghadapi paradigma masyarakat yang menganggap kuliah di universitas ilmu terapan harus murah. Alasannya, harga pendidikan di universitas ilmu terapan tidaklah murah.

Hal tersebut dikarenakan pendidikan di universitas ilmu terapan memiliki metode pengajaran, kurikulum dan layanan pendukung yang valid. Semakin tinggi kualitas lembaga pendidikan maka semakin tinggi pula biaya pendidikannya. Artinya dengan belajar di kampus universitas ilmu terapan yang mahal, mahasiswa baru dan orang tuanya mendapatkan layanan pendidikan yang berkualitas. Dengan demikian, lulusannya memiliki kualifikasi lebih tinggi yang mudah diadopsi di industri.

Peluang perguruan tinggi vokasi

Salah satu perguruan tinggi vokasi yang dikelola Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah Politeknik Multimedia Nusantara (MNP). Kampus ini menawarkan program sarjana terapan yang disesuaikan dan relevan dengan kebutuhan tenaga kerja industri. Berlokasi di Gading Serpong, Tangerang, Banten, kampus ini didirikan pada tahun 2021 oleh Yayasan Multimedia Nusantara, pengurus yang berhasil mendirikan Universitas Multimedia Nusantara yang memiliki akreditasi unggul (A) dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-). PT).
\ nSebagai bagian dari Grup Kompas Gramedia, MNP mengusung visi "Menerangi dan Memperkuat Bakat Nusantara di Bidang Teknologi Kreatif". Program studi (prodi) MNP merupakan program sarjana terapan di bidang animasi digital, manajemen acara, dan logistik e-commerce. Sebagai informasi, Digital Animation merupakan program pascasarjana yang mengkhususkan diri pada animasi dua dimensi (2D) dan tiga dimensi (3D), grafik gerak, efek visual, dan produksi game. Dalam kurikulum Manajemen Acara, siswa belajar bagaimana mengatur acara dengan mengoptimalkan teknologi. Pada saat yang sama, manajemen bisnis dan sumber daya serta logistik mulai dari rantai pasokan digital, distribusi hingga pergudangan dipelajari di program studi logistik Verkkokauppa.

Untuk mempercepat terciptanya operator yang andal, dibuatlah kurikulum perguruan tinggi vokasi MNP. dengan mengadaptasi konsep 6-2, yaitu. 6 semester pembelajaran di kelas bersama dosen dan praktisi dan 2 semester praktek di industri. Kemudian metode pengajaran MNP dikembangkan secara khusus dengan konsep 70-30 yaitu. 70 persen praktis dan 30 persen teoretis atau konseptual. MNP menggunakan e-learning dengan perangkat berkualitas tinggi untuk mendukung efektivitas dan efisiensi kegiatan belajar mengajar. MNP bertujuan untuk menjadi salah satu dari 10 universitas terapan terbaik di Indonesia dalam sepuluh tahun ke depan dengan dukungan dari berbagai industri.

Sumber: kompas.com

 

Selengkapnya
Pilihan Utama: Keunggulan Pendidikan Tinggi Vokasi yang Kini Semakin Diminati

Pendidikan

Inovasi SMK-PP Negeri Banjarbaru: Menyongsong Masa Depan Pertanian Melalui Smart Farming

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 19 Februari 2025


REPUBLIKA.CO.ID, BANJARBARU -- Kementerian Pertanian RI menaruh harapan besar pada generasi milenial untuk menjawab tantangan di era industri 4.0. Tantangan pembangunan pertanian di Indonesia tak lepas dari pemanfaatan teknologi dan inovasi sektor pertanian.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo meminta generasi muda dapat mengambil peranan dalam pembangunan pertanian.

"Generasi milenial yang inovatif dan memiliki gagasan yang kreatif akan mampu mengawal pembangunan pertanian yang maju, mandiri, modern," katanya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan Kementan melalui SMK-PP, politeknik atau pendidikan vokasi, akan terus berupaya menghasilkan SDM yang professional, berjiwa wirausaha, dan daya saing tinggi.

"Salah satu indikasi keberhasilan pendidikan vokasi Kementan adalah output atau alumninya dapat diserap oleh dunia usaha atau dunia industri atau DuDi," katanya.

Untuk itu, kata Dedi Nursyamsi, Kementan menerapkan Teaching Factory (TeFa) di mana model pembelajaran dalam suasana sesungguhnya (tempat kerja) dan bertujuan menumbuhkan kemampuan kewirausahaan peserta didik atau lulusan sesuai kebutuhan DuDi.

SMK-PP Negeri Banjarbaru sebagai institusi pendidikan vokasi di bawah naungan Kementan pun terus berupaya meningkatkan dan mengembangkan kualitas lulusannya.

Salah satu upayanya adalah meningkatkan kualitas Teaching Factory (TeFa) karena melalui TeFa, peserta didik akan dapat meningkatkan kompetensinya sebagai wirausaha dan memiliki kesiapan untuk terjun di dunia industri yang sebenarnya.

Kepala SMK-PPN Banjarbaru, Budi Santoso mengatakan hadirnya Program Youth Enterpreneur and Employment Support Services (YESS) pun turut mendukung kegiatan TeFa di SMK-PP Negeri Banjarbaru, kali ini menggelar pelatihan Smart Farming tentang smart green house.

"Pelatihan diikuti 16 peserta di antaranya delapan orang dari SMK-PP N Banjarbaru, dan delapan dari perwakilan BBPP Binuang di antaranya petani milenial dari P4S. Narasumber, kali ini mengundang instruktur dari Habibi Garden di Bandung, Jawa Barat.," kata Budi Santoso.

Pada pembukaan pelatihan, Wakasek Kurikulum SMK-PPN Banjarbaru, Airin Nurmarita mengatakan pelatihan memberi kesempatan pada peserta memanfaatkan dan mengaplikasikan langsung smart farming terkait smart green house.

"Baik di green house atau pun lapangan, dapat diaplikasikan, khususnya di SMK-PP N Banjarbaru,” katanya mewakili Budi Santoso.

Dia menambahkan kegiatan pelatihan menyediakan peralatan, bukan hanya untuk diaplikasikan tapi juga mampu melakukan melakukan pemeliharaan, artinya mendapat pengetahuan dan ketrampilan bagaimana merawat dan menjaga peralatan secara optimal baik di SMK-PP N Banjarbaru dan di P4S.

Pemilihan pelatihan smart farming mengacu arahan Mentan Syahrul tentang smart farming, sistem pertanian berbasis teknologi yang bisa membantu petani meningkatkan hasil panen secara kuantitas dan kualitas.

"ToT smart farming adalah upaya menembus langit. ToT tidak boleh gagal, karena memperlihatkan perubahan paradigma dan transformasi pertanian dari cara-cara tradisional ke modern,” kata Mentan.

Materi pelatihan antara lain pengenalan smart dan precision farming, survei lahan dan pemetaan, desain lahan untuk smart farming, standar operasional prosedur (SOP), threshold sensor budidaya, aktifitas budidaya, kalender budidaya, daftar kebutuhan kebun dan hama penyakit, daftar kebutuhan kebun dan hama penyakit, heatmap kebun budidaya, heatmap kebun budidaya, sistem kerja kebun, budidaya, dan sistem smart farming.

Sumber: republika.co.id

 

Selengkapnya
Inovasi SMK-PP Negeri Banjarbaru: Menyongsong Masa Depan Pertanian Melalui Smart Farming

Perkapalan dan pelayaran

Organisasi Maritim Internasional

Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 19 Februari 2025


IMO bergerak di bidang keselamatan laut Organisasi Maritim Internasional (Bahasa Inggris:International Maritime Organization atau IMO (dulunya dikenal sebagai Inter-Governmental Maritime Consultative Organization atau IMCO)), didirikan pada tahun 1948 melalui PBB untuk mengkoordinasikan keselamatan maritim internasional dan pelaksanaannya. Walaupun telah didirikan sepuluh tahun sebelumnya, IMO baru bisa berfungsi secara penuh pada tahun 1958. Dengan berpusat di London, Inggris, IMO mempromosikan kerja-sama antar-pemerintah dan antar-industri pelayaran untuk meningkatkan keselamatan maritim dan untuk mencegah polusi air laut.

IMO dijalankan oleh sebuah majelis dan dibiayai oleh sebuah dewan yang beranggotakan badan-badan yang tergabung di dalam majelis tadi. Dalam melaksanakan tugasnya, IMO memiliki lima komite. Kelima komite ini dibantu oleh beberapa sub-komite teknis. Organisasi-organisasi anggota PBB boleh meninjau cara kerja IMO. Status peninjau (observer) bisa diberikan juga kepada LSM yang memenuhi syarat tertentu.

IMO didukung oleh sebuah kantor sekretariat yang para pegawainya adalah wakil-wakil dari para anggota IMO sendiri. Sekretariat terdiri atas seorang Sekretaris Jendral yang secara berkala dipilih oleh Majelis, dan berbagai divisi termasuk Inter-Alia, Keselamatan Laut (Marine Safety), Perlindungan Lingkungan dan sebuah seksi Konferensi.

IMO headquarters in London

Sejarah

Konsep IMO muncul setelah bencana kapal Titanic. Berdasarkan standar modern, rancangan Titanic membuatnya sangat rapuh. Sekat-sekat kedap airnya tidak dipasang hingga atas lambung kapal karena para insinyur perancangnya menghitung bahwa air laut tidak akan mampu masuk ke atas kapal apabila kapal bermuatan wajar. Ketika Titanic menabrak gunung es, perhitungan ini terbukti sangat salah. Dan ketika para penumpang mulai meninggalkan kapal, terlihat jelas bahwa sekoci-sekoci penyelamat tidak cukup tersedia. Alhasil, banyak nyawa dan materi hilang dalam tragedi ini.

Pada saat itu, setiap negara memiliki peratuuran sendiri mengenai standar rancangan kapal, konstruksi dan peralatan keselamatannya. Inter-Governmental Maritime Consultative Organization (IMCO) dibentuk sebagai jawaban atas tragedi Titanic, tetapi tertunda perwujudannya ketika Perang Dunia I meletus. Ketika perang berakhir, IMCO dihidupkan kembali dan menghasilkan sekumpulan peraturan mengenai pembangunan kapal dan keselamatannya yang disebut Safety Of Life At Sea (SOLAS) atau Keselamatan Jiwa di Laut. Setiap tahun, SOLAS terus dimodifikasi dan dimodernisasi untuk beradaptasi dengan perubahan teknologi dan peristiwa-peristiwa baru di laut.

IMCO pada akhirnya berubah menjadi IMO. IMO secara berkala membuat peraturan (seperti International Regulations for Preventing Collisions at Sea atau Peraturan Internasional untuk Menghindari Tabrakan di Laut) yang didukung oleh badan-badan klasifikasi dan surveyor maritim untuk memastikan ketaatan setiap kapal terhadap peraturan yang berlaku. Port State Control authority (atau Otorita Pengawas Pelabuhan Negara) didirikan untuk memberikan kekuasaan kepada penjaga pantai (Amerika Serikat: US Coast Guard, Indonesia: KPLP [Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai]) untuk menginspeksi kapal-kapal berbendera asing yang masuk ke pelabuhan-pelabuhan negara tersebut. Sebuah Memorandum of Understanding (Protokol) telah ditanda-tangani oleh beberapa negara untuk menyatukan prosedur Port State Control di antara negara-negara tersebut.

 

Sumber Artikel: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Organisasi Maritim Internasional

Pendidikan

Eksplorasi Universitas Riau: Prestasi, Fasilitas, dan Peranannya dalam Pendidikan

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 19 Februari 2025


Universitas Riau (UNRI) adalah sebuah perguruan tinggi negeri yang terletak di Pekanbaru, Riau, Indonesia. Universitas ini terdiri dari 10 fakultas dan memiliki dua kampus di daerah Binawidya dan Gobah. Saat ini, rektor Universitas Riau adalah Prof. Dr. Hj. Sri Indarti, S.E., M.Si.

Pendirian Universitas Riau dimulai dari keinginan masyarakat dan pemerintah daerah Riau untuk memiliki perguruan tinggi negeri. Untuk mewujudkan hal ini, dibentuklah Panitia Persiapan Perguruan Tinggi Riau (P3TR) di Tanjungpinang. Namun, setelah ibu kota Provinsi Riau dipindahkan ke Pekanbaru, panitia tersebut juga dipindahkan ke kota ini. Beberapa tokoh yang berperan dalam pendirian universitas ini antara lain Kolonel Kaharuddin Nasution, Datuk Wan Abdurrahman, Soesman Hs., dan Drs. Sutan Balia.

Melalui upaya keras panitia tersebut, didirikanlah Yayasan Universitas Riau yang kemudian melahirkan perguruan tinggi ini dengan nama Universitas Riau pada tanggal 25 September 1962. Pendirian tersebut diperkuat dengan Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan No.123 tanggal 20 September 1963 yang berlaku sejak 1 Oktober 1962. Pada awal pendiriannya, universitas ini terdiri dari dua fakultas, yaitu Fakultas Ketataniagaan dan Ketatanegaraan serta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Setahun kemudian, dibuka pula Fakultas Ekonomi dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam. Pada tahun 1964, didirikan pula Fakultas Perikanan sehingga Universitas Riau menjadi sebuah universitas dengan dua fakultas eksakta dan tiga fakultas non-eksakta.

Pada tahun yang sama, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan memisahkan diri dan menjadi IKIP Jakarta Cabang Pekanbaru. Namun, empat tahun kemudian, yaitu pada tahun 1968, kedua fakultas tersebut bergabung kembali dengan Universitas Riau dan terbagi menjadi Fakultas Keguruan dan Fakultas Pendidikan. Dengan demikian, saat itu Universitas Riau memiliki enam fakultas.

Pada tahun 1981, didirikan Fakultas Non Gelar Teknologi (FNGT) dengan Jurusan Penyuluhan Pertanian dan Teknik Sipil, yang kemudian menjadi cikal bakal Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknik. Dua tahun kemudian, Fakultas Keguruan dan Fakultas Ilmu Pendidikan digabungkan kembali menjadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Pada tahun 1991, FNGT ditutup dan Fakultas Pertanian dibuka, dan akhirnya pada tahun 1994, didirikan fakultas yang ketujuh, yaitu Fakultas Teknik.

Sumber: id.wikipedia.org

 

Selengkapnya
Eksplorasi Universitas Riau: Prestasi, Fasilitas, dan Peranannya dalam Pendidikan
« First Previous page 687 of 1.143 Next Last »