Konstruksi Berkelanjutan
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 08 Mei 2025
Industri konstruksi dikenal sebagai salah satu sektor yang paling rakus dalam mengonsumsi sumber daya alam, sekaligus kontributor utama terhadap degradasi lingkungan. Dalam konteks pembangunan berkelanjutan, paper berjudul Evaluation of Sustainable Construction Sites: A Lean, Green and Well-being Integrated Approach oleh Iuri Aragão de Vasconcelos, Luis Felipe Cândido, dan Luiz Fernando Mählmann Heineck menyajikan model evaluasi inovatif untuk mengukur keberlanjutan proyek konstruksi dari tiga dimensi penting: efisiensi proses (Lean), ramah lingkungan (Green), dan kesejahteraan sosial (Well-being).
Penelitian ini dilakukan dengan metodologi Design Science dan diterapkan pada tiga proyek konstruksi di Fortaleza, Brasil. Pendekatan ini tidak hanya menawarkan cara untuk mengukur keberlanjutan, tetapi juga memberikan alat diagnostik untuk meningkatkan kinerja proyek secara menyeluruh.
Tiga Pilar Evaluasi Keberlanjutan
Model ini mengintegrasikan tiga pendekatan manajemen yang sering berjalan sendiri-sendiri dalam praktik konstruksi:
1. Lean Construction: Fokus pada efisiensi proses dan pengurangan pemborosan.
2. Green Building: Menitikberatkan pada pengelolaan dampak lingkungan.
3. Well-being: Menyoroti aspek kesejahteraan tenaga kerja dan komunitas sekitar.
Ketiganya diikat oleh konsep triple bottom line—ekonomi, lingkungan, dan sosial—yang menjadi standar emas dalam pengukuran keberlanjutan.
Desain Model dan Instrumen Evaluasi
Matriks A x I (Aspek x Dampak)
Matriks ini menjadi alat utama dalam evaluasi. Sebanyak 34 kelompok aksi manajerial dari kategori sumber daya, polusi, limbah, infrastruktur, dan isu sosial, dipetakan terhadap dampak yang mungkin terjadi di 29 dimensi, termasuk kualitas udara, fauna lokal, keselamatan publik, hingga kemacetan lalu lintas. Matriks ini bersifat fleksibel dan memungkinkan penyesuaian sesuai konteks proyek.
Checklist 108 Praktik Terbaik
Praktik ini diklasifikasikan sebagai:
Masing-masing diberi skor dampak: Basic (1), Intermediate (2), dan Superior (3), tergantung kontribusinya terhadap keberlanjutan.
Studi Kasus: Tiga Lokasi Proyek
Situs A: Proyek Apartemen 11 Lantai
1. Ukuran: 88 unit, luas 2.677,40 m2
2. Masalah utama: Pembuangan air tanah ke jalan publik
3. Skor Umum: Rencana 75, Capaian 79
4. Praktik Unggulan Sistem Kanban untuk aliran kerja
Situs B: Kompleks 5 Menara (208 Unit)
1. Ukuran: Luas 17.361,95 m2
2. Masalah utama: Ancaman terhadap flora dan fauna lokal
3. Skor Umum: Rencana 65, Capaian 64
4. Praktik Unggulan:
5. Produksi sel (cell production)
6. Pelatihan CAD untuk mandor akses masuk yang aman dan area trotoar terlindungi
Analisis Komparatif
1. Situs A unggul dalam infrastruktur dan well-being.
2. Situs B konsisten dengan rencana namun rendah dalam pengelolaan limbah konstruksi.
3. Situs C memiliki ambisi besar tetapi implementasi buruk.
Secara umum, polusi dan gangguan lingkungan menjadi fokus utama seluruh proyek. Namun, aspek sosial seperti well-being sering kali diabaikan atau hanya dipenuhi dalam batas minimum.
Kekuatan Model
1. Fleksibilitas: Tidak semua proyek wajib memenuhi seluruh kriteria; evaluasi berdasarkan komitmen internal.
2. Adaptif: Dapat dibandingkan antar proyek dan tahapan dalam satu proyek.
3. Partisipatif: Mengajak tim manajemen proyek untuk menetapkan sendiri tolok ukur keberlanjutan mereka.
Rekomendasi dan Refleksi
1. Skalabilitas: Model ini sangat cocok untuk dikembangkan di negara berkembang seperti Indonesia, di mana praktik keberlanjutan masih berkembang.
2. Perluasan Komponen Sosial: Jumlah praktik well-being perlu ditingkatkan agar tidak hanya sekadar pelengkap.
3. Integrasi Legal dan Praktis: Perlu penyelarasan antara kepatuhan hukum dan motivasi intrinsik perusahaan untuk keberlanjutan.
Kesimpulan
Paper ini menghadirkan kerangka evaluasi yang komprehensif, adaptif, dan praktis untuk mendorong keberlanjutan di lokasi konstruksi. Dengan menyatukan prinsip Lean, Green, dan Well-being, model ini mampu menjadi alat bantu pengambilan keputusan yang kuat sekaligus pendorong budaya manajemen konstruksi yang bertanggung jawab.
Sumber Artikel
Vasconcelos, I. A., Cândido, L. F., & Heineck, L. F. M. (2020). Evaluation of sustainable construction sites: a lean, green and well-being integrated approach. Gestão & Produção, 27(3), e4552.
Building Information Modeling
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 08 Mei 2025
Industri konstruksi modern sedang mengalami pergeseran paradigma besar dalam upaya meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan efektivitas proyek. Salah satu terobosan teknologi yang menjanjikan adalah penggunaan metode Building Information Modelling (BIM). Paper berjudul The Effect of Building Information Modelling (BIM) Method Implementation on the Effectiveness of Building Construction Implementation Management in the Construction Industry karya Immanuel Simon Zevanya Siregar, Pinondang Simanjuntak, dan Candra Christianti Purnomo, mengeksplorasi pengaruh implementasi BIM terhadap efektivitas pengelolaan konstruksi bangunan.
Studi ini berbasis kuantitatif dan menggunakan analisis regresi linear sederhana terhadap data primer dari 52 perusahaan kontraktor di Indonesia. Temuan utama menunjukkan bahwa implementasi BIM memberikan pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas manajemen konstruksi, dengan nilai R-square sebesar 0.749.
BIM sebagai Transformasi Digital dalam Konstruksi
BIM merupakan model digital tiga dimensi (3D) yang mengintegrasikan berbagai aspek bangunan, seperti desain, struktur, mekanikal, dan estimasi biaya ke dalam satu platform kolaboratif. Dengan BIM, seluruh pemangku kepentingan—mulai dari pemilik proyek, arsitek, insinyur, kontraktor, hingga pemasok—dapat berkolaborasi secara efisien dalam lingkungan virtual sebelum implementasi fisik dimulai.
Kelebihan BIM yang diungkap dalam studi ini meliputi:
Metodologi dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode regresi linear sederhana. Data dikumpulkan dari 52 responden yang merupakan perwakilan perusahaan kontraktor yang menggunakan atau berpotensi menggunakan BIM.
Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi:
Analisis dilakukan melalui SPSS versi 26, dengan uji validitas dan reliabilitas untuk memastikan kualitas data.
Validitas dan Reliabilitas
Temuan dan Analisis Statistik
1. Regresi Linear Sederhana
Persamaan regresi:
Y = 11.420 + 0.954X
Interpretasi:
2. Uji t (Parsial)
3. Koefisien Determinasi (R²)
Studi Kasus dan Perbandingan dengan Penelitian Sebelumnya
Berbagai studi sebelumnya menguatkan temuan ini:
Meskipun penelitian Siregar et al. berfokus pada kuantifikasi hubungan, studi ini menjadi pelengkap ideal untuk mendukung literatur yang menyoroti manfaat praktis BIM dalam proyek nyata.
Kritik dan Saran Pengembangan
Kelebihan Penelitian
Catatan untuk Pengembangan
Implikasi Praktis bagi Industri Konstruksi
Bagi perusahaan konstruksi di Indonesia, studi ini memberikan bukti kuat bahwa investasi pada teknologi BIM dapat memberikan pengembalian tinggi, baik dari sisi efisiensi, produktivitas, maupun kepuasan pelanggan. Pemerintah juga perlu mempertimbangkan mendorong adopsi BIM melalui:
Kesimpulan
Implementasi Building Information Modelling (BIM) terbukti secara statistik memiliki pengaruh signifikan terhadap efektivitas manajemen konstruksi bangunan. Dengan nilai R² sebesar 74,9% dan koefisien regresi 0.954, BIM menunjukkan potensi besar sebagai alat transformasi digital dalam proyek konstruksi di Indonesia. Studi ini menjadi landasan penting bagi adopsi BIM yang lebih luas dan sistematis dalam rangka mendorong pembangunan yang efisien, kolaboratif, dan berkelanjutan.
Sumber Artikel
Siregar, I. S. Z., Simanjuntak, P., & Purnomo, C. C. (2024). The Effect of Building Information Modelling (BIM) Method Implementation on the Effectiveness of Building Construction Implementation Management in the Construction Industry. Jurnal Pensil: Pendidikan Teknik Sipil, 13(2), 145–157.
Lean Construction
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 08 Mei 2025
Mesir sedang mengalami lonjakan pertumbuhan di sektor konstruksi dengan nilai pasar mencapai USD 50,78 miliar pada 2024 dan proyeksi naik menjadi USD 75,97 miliar pada 2029. Namun, pertumbuhan ini menghadapi hambatan berupa inefisiensi manajemen proyek yang memicu pemborosan, penurunan mutu, dan keterlambatan proyek. Paper berjudul Adoption of Lean Approach to Enhance Performance of Fast-Track Construction Projects karya Amr Elmalky, Shady Dokhan, dan Karim El-Dash menyelami peluang implementasi Lean Construction (LC) sebagai solusi strategis dalam meningkatkan kinerja proyek konstruksi cepat (fast-track) di Mesir.
Artikel ini menyajikan tinjauan menyeluruh tentang kesadaran, adopsi, manfaat, tantangan, dan strategi implementasi LC berdasarkan survei terhadap 133 profesional konstruksi. Penelitian ini tidak hanya memetakan kondisi eksisting, tetapi juga menyusun kerangka konseptual untuk penerapan LC dalam konteks Mesir yang unik.
Mengapa Lean Construction Relevan untuk Proyek Fast-Track?
Proyek fast-track membutuhkan keseimbangan yang cermat antara kecepatan pelaksanaan, kualitas hasil, dan efisiensi biaya. Lean Construction hadir dengan prinsip mengurangi pemborosan (waste), menciptakan aliran kerja optimal, serta meningkatkan nilai dari perspektif pelanggan. Dengan fokus pada integrasi proses, kolaborasi tim, dan visualisasi manajemen, LC terbukti dapat:
Metodologi Penelitian dan Karakteristik Responden
Studi ini menggunakan pendekatan kuantitatif berbasis survei dengan desain kuesioner empat bagian:
Sebanyak 133 responden dari total 149 undangan memberikan data valid. Karakteristik responden meliputi:
Hasil Temuan Kunci
1. Tingkat Kesadaran dan Adopsi Lean
2. Hambatan Implementasi LC
Responden "aware" justru lebih peka terhadap hambatan, di antaranya:
3. Manfaat LC di Tiga Dimensi (Triple Bottom Line)
a. Lingkungan
b. Ekonomi
c. Sosial
4. Pandangan terhadap Proyek Fast-Track
Framework Konseptual: 8 Langkah Lean untuk Proyek Fast-Track
Berdasarkan analisis data dan kajian literatur, penulis merumuskan kerangka implementasi LC sebagai berikut:
Kekuatan dan Implikasi Penelitian
Untuk Industri Konstruksi Mesir dan Global
Rekomendasi Strategis
Kesimpulan
Paper ini memberikan kontribusi signifikan dalam memahami hubungan antara kesadaran, adopsi, dan manfaat LC dalam konteks proyek fast-track. Dengan bukti empiris yang kuat dan framework yang terstruktur, penelitian ini menjadi acuan penting bagi pengambil kebijakan, perusahaan konstruksi, dan akademisi yang ingin mendorong efisiensi, kolaborasi, dan keberlanjutan dalam sektor konstruksi.
Sumber Artikel
Elmalky, A., Dokhan, S., & El-Dash, K. (2024). Adoption of Lean Approach to Enhance Performance of Fast-Track Construction Projects. Engineering Research Journal, 128(June), C1–C26.
Lean Construction
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 08 Mei 2025
Industri konstruksi di negara berkembang sering kali dibayangi oleh praktik yang tidak efisien, pemborosan sumber daya, dan biaya yang membengkak. Dalam konteks tersebut, paper berjudul Impact of Adopting Lean Principles on Construction Waste in Developing Countries karya Amr Elmalky, Shady Dokhan, dan Karim El-Dash memberikan sumbangsih penting melalui studi mendalam yang menggabungkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif untuk menilai efektivitas prinsip Lean dalam mengurangi limbah konstruksi.
Dengan menggunakan perangkat lunak simulasi ARENA untuk mensimulasikan proses nyata pada proyek perumahan di Kairo, studi ini menawarkan data konkret yang menunjukkan pengurangan signifikan dalam limbah, peningkatan produktivitas tenaga kerja, dan efisiensi siklus waktu.
Konsep Limbah dalam Konstruksi
Studi ini memetakan limbah konstruksi ke dalam dua kategori utama:
Lebih lanjut, studi mengklasifikasikan limbah ke dalam tiga bentuk:
Tahap Kualitatif: Survei dan Analisis Stakeholder
Survei dilakukan terhadap 133 profesional konstruksi di Mesir. Temuan penting dari fase ini menunjukkan bahwa bentuk limbah terbesar berasal dari cacat atau defect (22%), diikuti oleh keterlambatan proyek (18%) dan kelebihan persediaan bahan (15%).
Dari sisi manfaat, sebanyak 88 responden menyatakan bahwa Lean Construction efektif meningkatkan kualitas proyek, 80 orang menyebutkan penurunan biaya sebagai manfaat utama, dan 63 responden melihat keunggulan Lean dalam mempercepat durasi proyek.
Korelasi Spearman menunjukkan bahwa waktu tunggu dan aktivitas over-processing memiliki hubungan positif yang kuat, dengan koefisien 0,74. Ini menggarisbawahi pentingnya prinsip Lean dalam memangkas waktu dan meningkatkan efisiensi.
Studi Kasus: Simulasi Lean di Proyek Konstruksi Kairo
Deskripsi Proyek
Proyek perumahan yang dianalisis berlokasi di Kairo Barat, mencakup 15 gedung yang terdiri dari hotel butik dan perumahan bertingkat. Luas total proyek mencapai 45.000 meter persegi dengan struktur bangunan basement, lantai dasar, dan empat lantai di atasnya.
Tahap Awal: Simulasi Proses Nyata
Peneliti memetakan aktivitas penguatan kolom dan mengelompokkan aktivitas tersebut menjadi bernilai tambah dan tidak bernilai tambah. Proses observasi dan wawancara mendalam dilakukan untuk memastikan data lapangan akurat.
Model Simulasi dan Implementasi Lean
Menggunakan perangkat lunak ARENA versi 14, proses seperti hauling, pemotongan, pembengkokan, instalasi, inspeksi, dan rework dimodelkan. Waktu aktivitas dikalibrasi berdasarkan pengamatan lapangan dan pengolahan menggunakan Easy Fit.
Langkah Lean yang diterapkan antara lain:
Hasil Perbandingan Model Tradisional dan Lean
Model Lean menghasilkan perbaikan signifikan dibandingkan proses konstruksi tradisional. Waktu proses pemotongan berhasil dikurangi sekitar 67 persen, sementara pembengkokan mengalami efisiensi hampir 21 persen. Produktivitas tenaga kerja meningkat dari 10,82 kilogram per jam menjadi 13,45 kilogram per jam, mencerminkan peningkatan efisiensi sebesar 19,6 persen. Total siklus waktu proyek juga menurun dari sekitar 177 menit menjadi 143 menit, atau efisiensi sebesar 24,4 persen.
Perbaikan ini terjadi karena pengurangan aktivitas tidak produktif dan alokasi sumber daya yang lebih efisien, baik dari sisi tenaga kerja maupun material.
Kesimpulan dan Implikasi
Studi ini memberikan bukti konkret bahwa implementasi prinsip Lean dalam konstruksi dapat:
Kesuksesan implementasi Lean sangat bergantung pada komitmen seluruh organisasi dan pelatihan yang berkelanjutan. Simulasi berbasis data juga terbukti menjadi alat yang efektif dalam merancang perbaikan proses.
Rekomendasi Praktis
Sumber Artikel
Elmalky, A., Dokhan, S., & El-Dash, K. (2024). Impact of Adopting Lean Principles on Construction Waste in Developing Countries. Engineering Research Journal, 53(2), 82–93.
Building Information Modeling
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 08 Mei 2025
Masalah Kualitas dalam BIM: Lebih dari Sekadar Kesalahan Teknis
BIM sering kali diasumsikan sebagai solusi yang "bebas kesalahan", padahal kenyataannya masih rentan terhadap berbagai kekeliruan: mulai dari informasi yang tidak lengkap, anotasi yang salah, hingga koordinasi antardisiplin yang lemah. Menurut Çandır, masalah kualitas ini bisa berdampak langsung pada keterlambatan proyek dan biaya tambahan.
Studi ini menggarisbawahi pentingnya QA/QC dalam tahap desain sebagai langkah preventif. Terlebih lagi, belum ada standar industri yang eksplisit tentang cara mengevaluasi kualitas informasi dalam BIM. Inilah celah yang coba dijembatani oleh riset ini.
Metodologi: Dari Komentar Menjadi Checklist
Langkah-langkah Utama:
Studi Kasus: Proyek Gudang 2 Lantai di Platform Revit
Proyek dan Data Komentar
Studi ini dilakukan pada sebuah proyek bangunan komposit 2 lantai, yang didesain menggunakan Autodesk Revit dan dikelola melalui BIM360. Proyek ini dijadikan tempat untuk mengumpulkan dan menganalisis 143 komentar desain.
Setelah dibersihkan dan dipecah menjadi unit komentar yang bisa ditindaklanjuti secara individual, total komentar bertambah menjadi 220. Proyek ini mengilustrasikan betapa kompleksnya komunikasi dalam fase desain, bahkan sebelum konstruksi dimulai.
Temuan Kunci: Dominasi Masalah Informasi yang Tidak Lengkap
Distribusi Komentar Berdasarkan Isi:
Dengan 95% dari komentar bersifat “dapat diperbaiki”, sangat jelas bahwa banyak masalah bisa dihindari lebih awal—jika proses QA/QC sudah dibentuk dari awal.
Eliminasi dan Otomatisasi: Mana yang Bisa Dicegah, Mana yang Harus Diperiksa Manual
Eliminasi
Komentar dianalisis apakah bisa dicegah sebelum proses review formal. Misalnya:
Namun, komentar seperti verifikasi desain atau saran baru tidak bisa diprediksi sebelumnya, dan karenanya tidak dapat dieliminasi sepenuhnya.
Otomatisasi
Komentar diklasifikasikan lebih lanjut menjadi:
Otomatisasi ini mengandalkan tools seperti plugin Revit Corbis Sniffer, meskipun tidak semua komentar bisa diperoleh dari hasil plugin tersebut.
Pengembangan Checklist QA/QC: Dari Komentar Menjadi Panduan Praktis
Checklist disusun sebagai alat pembelajaran organisasi, yang bisa diterapkan pada proyek-proyek mendatang untuk menghindari masalah serupa. Checklist ini tidak hanya terbatas pada proyek awal (gudang komposit), tapi telah diperluas melalui workshop dengan insinyur struktural untuk mencakup:
Checklist ini telah mengalami validasi internal dan pengayaan berdasarkan pengalaman nyata, menjadikannya lebih matang dan relevan.
Kritik dan Opini: Apa Kelebihan dan Keterbatasan Studi Ini?
Kelebihan
Keterbatasan
Implikasi untuk Industri Konstruksi dan Desain
Di tengah tuntutan akan efisiensi dan kualitas tinggi dalam konstruksi digital, temuan dari tesis ini sangat relevan. Beberapa implikasi praktisnya antara lain:
Kesimpulan dan Rekomendasi
Tesis ini menunjukkan bahwa dengan analisis komentar review yang sistematis, kita bisa membangun dasar yang kuat untuk QA/QC dalam BIM. Checklist bukan hanya daftar teknis, tetapi alat pembelajaran yang mempercepat peningkatan kualitas model dan efisiensi kolaborasi desain.
Rekomendasi untuk Praktisi:
Rekomendasi untuk Penelitian Lanjutan:
Penutup: Membangun Budaya Kualitas dalam Era Digital Konstruksi
Kualitas bukan sesuatu yang muncul di akhir proses desain—ia harus menjadi fondasi sejak awal. Dengan pendekatan seperti yang ditawarkan oleh Çandır, industri konstruksi dapat melangkah menuju era BIM yang tidak hanya informatif, tetapi juga akurat, andal, dan terstandarisasi.
Sumber Artikel
Çandır, Esat. QA/QC Formulation in Building Information Models via Structural Design Reviews. Middle East Technical University, 2021.
Building Information Modeling
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 08 Mei 2025
Dalam dunia konstruksi modern yang dituntut serba cepat dan efisien, keterlambatan proyek dan pembengkakan biaya masih menjadi permasalahan utama. Salah satu pendekatan revolusioner yang berkembang untuk menjawab tantangan ini adalah Building Information Modeling (BIM). Paper "Building Information Modeling (BIM) for Construction Project Schedule Management: A Review" karya Tuan Anh Nguyen, Tu Anh Nguyen, dan The Van Tran dari Vietnam menawarkan ulasan komprehensif mengenai bagaimana BIM berperan penting dalam manajemen jadwal proyek konstruksi.
Dengan pendekatan literatur yang mendalam, artikel ini menelaah manfaat, tantangan, dan potensi BIM khususnya dalam konteks penerapan 4D BIM—dimensi waktu—yang menggabungkan model 3D dengan jadwal proyek. Penelitian ini penting tidak hanya bagi para pelaku industri di Vietnam, tetapi juga untuk negara berkembang lain yang menghadapi masalah serupa.
Konsep dan Peran BIM dalam Manajemen Jadwal
BIM bukan sekadar perangkat lunak, melainkan pendekatan manajemen informasi terintegrasi yang mencakup seluruh siklus hidup bangunan: dari desain, konstruksi, hingga pengoperasian. Informasi yang disimpan mencakup data geometris dan non-geometris (misalnya produsen, biaya, waktu pemeliharaan).
Manfaat utama BIM dalam konteks manajemen jadwal antara lain:
4D BIM: Visualisasi Jadwal Proyek Secara Dinamis
Salah satu fitur utama yang disoroti adalah 4D BIM, yaitu penggabungan data jadwal proyek (dimensi waktu) ke dalam model 3D. Dengan 4D BIM, pengguna dapat:
Penelitian ini menggarisbawahi bahwa pemanfaatan 4D BIM dalam mengelola proyek di Vietnam masih dalam tahap awal, meski potensinya besar. Proyek-proyek yang dibiayai asing lebih banyak menerapkan BIM dibanding proyek dalam negeri.
Manfaat Ekonomi dan Operasional dari BIM
Implementasi BIM menunjukkan dampak signifikan pada berbagai aspek:
Sebagai contoh, studi NIST (2004) menyebutkan bahwa masalah interoperabilitas dalam industri konstruksi AS menyebabkan kerugian sekitar $15,8 miliar per tahun, atau sekitar 3-4% dari total biaya industri. BIM mengurangi kesenjangan ini dengan integrasi data dan kolaborasi real-time.
Studi Kasus dan Praktik Implementasi
Makalah ini menyebutkan bahwa BIM banyak digunakan dalam proyek-proyek publik di Vietnam melalui unit manajemen proyek Kementerian Konstruksi. Di sana, BIM digunakan untuk mengkoordinasikan pelaksanaan proyek melalui pertemuan mingguan dan online, yang memungkinkan pemantauan progres secara efektif.
Selain itu, BIM juga telah diterapkan dalam proyek jembatan, di mana data 5D (waktu dan biaya) digunakan untuk memperkirakan pengeluaran dan mengatur logistik.
Contoh lainnya adalah pemanfaatan BIM untuk:
Tantangan dalam Implementasi BIM
Meski potensi BIM besar, penerapannya menghadapi beberapa kendala, di antaranya:
Di Vietnam, faktor manusia menjadi hambatan utama. Lulusan baru kesulitan mengikuti perkembangan teknologi, sementara staf senior enggan berubah. Oleh karena itu, solusi pelatihan internal dan reformasi kurikulum pendidikan tinggi menjadi kunci.
Rekomendasi Strategis
Berdasarkan temuan studi, beberapa rekomendasi disarankan:
Kesimpulan
BIM telah terbukti sebagai solusi efektif untuk mengatasi tantangan klasik dalam manajemen jadwal proyek konstruksi. Dengan visualisasi progres, kolaborasi yang lebih baik, dan kemampuan prediktif, BIM membantu mencegah keterlambatan, menghemat biaya, dan meningkatkan transparansi.
Namun, untuk realisasi penuh manfaat BIM, dibutuhkan pendekatan sistematis: dukungan kebijakan, pengembangan SDM, dan investasi jangka panjang dari pemerintah dan sektor swasta.
Paper ini menegaskan bahwa penerapan BIM—terutama 4D BIM—bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mutlak di era digital konstruksi. Jika Vietnam berhasil mengatasi tantangan yang ada, bukan tidak mungkin negara ini akan menjadi pelopor BIM di kawasan Asia Tenggara.
Sumber Artikel
Nguyen, Tuan Anh; Nguyen, Tu Anh; Tran, The Van. (2024). Building Information Modeling (BIM) for Construction Project Schedule Management: A Review. Engineering, Technology & Applied Science Research, Vol. 14, No. 2, pp. 13133–13142.