Masalah Kualitas dalam BIM: Lebih dari Sekadar Kesalahan Teknis
BIM sering kali diasumsikan sebagai solusi yang "bebas kesalahan", padahal kenyataannya masih rentan terhadap berbagai kekeliruan: mulai dari informasi yang tidak lengkap, anotasi yang salah, hingga koordinasi antardisiplin yang lemah. Menurut Çandır, masalah kualitas ini bisa berdampak langsung pada keterlambatan proyek dan biaya tambahan.
Studi ini menggarisbawahi pentingnya QA/QC dalam tahap desain sebagai langkah preventif. Terlebih lagi, belum ada standar industri yang eksplisit tentang cara mengevaluasi kualitas informasi dalam BIM. Inilah celah yang coba dijembatani oleh riset ini.
Metodologi: Dari Komentar Menjadi Checklist
Langkah-langkah Utama:
- Pengumpulan Komentar Review dari fase desain 30%, 65%, dan 95%.
- Pembersihan Data: Menghapus komentar duplikat dan menyatukan komentar yang mencakup banyak isu.
- Kategorisasi Komentar berdasarkan lokasi (misalnya, denah, potongan, catatan) dan isi (misalnya, kesalahan, kekurangan, verifikasi).
- Analisis Eliminasi dan Otomatisasi untuk menentukan apakah komentar bisa dihindari dan apakah bisa diotomatisasi.
- Penyusunan Checklist QA/QC berdasarkan hasil analisis.
Studi Kasus: Proyek Gudang 2 Lantai di Platform Revit
Proyek dan Data Komentar
Studi ini dilakukan pada sebuah proyek bangunan komposit 2 lantai, yang didesain menggunakan Autodesk Revit dan dikelola melalui BIM360. Proyek ini dijadikan tempat untuk mengumpulkan dan menganalisis 143 komentar desain.
Setelah dibersihkan dan dipecah menjadi unit komentar yang bisa ditindaklanjuti secara individual, total komentar bertambah menjadi 220. Proyek ini mengilustrasikan betapa kompleksnya komunikasi dalam fase desain, bahkan sebelum konstruksi dimulai.
Temuan Kunci: Dominasi Masalah Informasi yang Tidak Lengkap
Distribusi Komentar Berdasarkan Isi:
- 46% karena kekurangan informasi
- 28% karena kesalahan desain
- 14% meminta verifikasi desain
- 6% berisi saran baru
- 1% terkait koordinasi antar-disiplin
- Kategori tambahan: pertanyaan murni (tidak bisa dieliminasi)
Dengan 95% dari komentar bersifat “dapat diperbaiki”, sangat jelas bahwa banyak masalah bisa dihindari lebih awal—jika proses QA/QC sudah dibentuk dari awal.
Eliminasi dan Otomatisasi: Mana yang Bisa Dicegah, Mana yang Harus Diperiksa Manual
Eliminasi
Komentar dianalisis apakah bisa dicegah sebelum proses review formal. Misalnya:
- Kesalahan anotasi: bisa dicegah dengan skrip atau plugin.
- Informasi dimensi hilang: bisa dicek dengan rule-based checking.
Namun, komentar seperti verifikasi desain atau saran baru tidak bisa diprediksi sebelumnya, dan karenanya tidak dapat dieliminasi sepenuhnya.
Otomatisasi
Komentar diklasifikasikan lebih lanjut menjadi:
- Dapat diotomatisasi sepenuhnya: Misalnya, penandaan elemen yang hilang.
- Semi-otomatis: Perlu intervensi manual kecil setelah proses otomatis awal.
- Tidak dapat diotomatisasi: Butuh interpretasi manusia, seperti validasi kreatif desain.
Otomatisasi ini mengandalkan tools seperti plugin Revit Corbis Sniffer, meskipun tidak semua komentar bisa diperoleh dari hasil plugin tersebut.
Pengembangan Checklist QA/QC: Dari Komentar Menjadi Panduan Praktis
Checklist disusun sebagai alat pembelajaran organisasi, yang bisa diterapkan pada proyek-proyek mendatang untuk menghindari masalah serupa. Checklist ini tidak hanya terbatas pada proyek awal (gudang komposit), tapi telah diperluas melalui workshop dengan insinyur struktural untuk mencakup:
- Bangunan bertingkat tinggi
- Bangunan bertulang beton
- Desain post-tensioned
- Desain moment-frame
Checklist ini telah mengalami validasi internal dan pengayaan berdasarkan pengalaman nyata, menjadikannya lebih matang dan relevan.
Kritik dan Opini: Apa Kelebihan dan Keterbatasan Studi Ini?
Kelebihan
- Praktis dan kontekstual: Menggunakan proyek nyata, bukan simulasi.
- Pendekatan iteratif: Proses validasi tidak berhenti di satu titik.
- Dapat diperluas ke disiplin lain: Meski fokus pada desain struktural, pendekatannya dapat diterapkan untuk arsitektur, MEP, dan lainnya.
Keterbatasan
- Studi hanya berdasarkan satu proyek dan satu jenis struktur (komposit baja).
- Tidak mempertimbangkan dimensi kualitas lain seperti well-formedness atau Level of Detail (LOD).
- Tidak menggunakan format IFC sehingga masih tergantung pada Revit.
Implikasi untuk Industri Konstruksi dan Desain
Di tengah tuntutan akan efisiensi dan kualitas tinggi dalam konstruksi digital, temuan dari tesis ini sangat relevan. Beberapa implikasi praktisnya antara lain:
- Desain tim bisa belajar dari kesalahan sebelumnya secara sistematis, bukan hanya berdasarkan pengalaman individual.
- Perusahaan dapat mengembangkan standar QA/QC sendiri, tidak perlu menunggu regulasi eksternal.
- Checklist bisa digunakan sebagai bagian dari pelatihan karyawan baru, mempercepat kurva pembelajaran.
- Peluang integrasi ke sistem otomasi BIM, misalnya melalui Dynamo atau Python scripting.
Kesimpulan dan Rekomendasi
Tesis ini menunjukkan bahwa dengan analisis komentar review yang sistematis, kita bisa membangun dasar yang kuat untuk QA/QC dalam BIM. Checklist bukan hanya daftar teknis, tetapi alat pembelajaran yang mempercepat peningkatan kualitas model dan efisiensi kolaborasi desain.
Rekomendasi untuk Praktisi:
- Buat dan rawat daftar periksa berbasis pengalaman proyek.
- Lakukan workshop internal untuk validasi dan pembaruan checklist.
- Gunakan plugin BIM seperti Corbis Sniffer secara cermat—lengkapi dengan review manual.
- Pertimbangkan adopsi sistem penilaian kualitas model sebagai bagian dari standar perusahaan.
Rekomendasi untuk Penelitian Lanjutan:
- Uji validitas checklist pada proyek dengan struktur berbeda (beton bertulang, kayu, hybrid).
- Integrasi penilaian LOD dan well-formedness dalam sistem QA.
- Kembangkan modul pelatihan QA/QC berbasis BIM secara lintas disiplin.
Penutup: Membangun Budaya Kualitas dalam Era Digital Konstruksi
Kualitas bukan sesuatu yang muncul di akhir proses desain—ia harus menjadi fondasi sejak awal. Dengan pendekatan seperti yang ditawarkan oleh Çandır, industri konstruksi dapat melangkah menuju era BIM yang tidak hanya informatif, tetapi juga akurat, andal, dan terstandarisasi.
Sumber Artikel
Çandır, Esat. QA/QC Formulation in Building Information Models via Structural Design Reviews. Middle East Technical University, 2021.