Teori Belajar
Dipublikasikan oleh Anisa pada 06 Maret 2025
Sketsa adalah gambar tangan bebas yang dibuat dengan cepat dan biasanya tidak dimaksudkan sebagai karya jadi. Sketsa dapat mempunyai beberapa tujuan: dapat merekam sesuatu yang dilihat oleh seniman, dapat merekam atau mengembangkan ide untuk digunakan nanti, atau dapat digunakan sebagai cara cepat untuk mendemonstrasikan gambar, ide, atau prinsip secara grafis. Sketsa adalah media seni yang paling murah.
Istilah "sketsa" biasanya digunakan untuk karya grafis yang dibuat dalam media kering seperti silverpoint, grafit, pensil, arang, atau pastel. Hal ini juga berlaku untuk gambar yang dibuat dengan tinta dan pena, input digital seperti pena digital, pulpen, spidol, cat air, dan "sketsa cat air" dan "sketsa minyak". Pematung dapat membuat model tanah liat, plastisin, atau lilin dalam tiga dimensi.
Metode
Dua metode dalam membuat sketsa adalah menggambar garis dan mengarsir:
Gambar garis adalah cara berekspresi yang paling langsung. Jenis gambar tanpa bayangan atau cahaya ini biasanya pertama kali dicoba oleh seorang seniman. Efeknya mungkin agak terbatas, namun menyampaikan dimensi, gerakan, struktur, dan suasana hati; itu juga dapat menyarankan tekstur sampai batas tertentu
"Garis memberikan karakter, namun bayangan memberikan kedalaman dan nilai – ini seperti menambahkan dimensi ekstra pada sketsa Anda."
Dalam studi seni siswa, membuat sketsa biasanya merupakan komponen yang ditentukan. Ini biasanya melibatkan membuat sketsa, atau croquis, dari model hidup yang posenya berubah setiap beberapa menit. Sementara istilah seperti studi, model, dan "gambar persiapan" biasanya mengacu pada karya yang lebih selesai dan hati-hati yang digunakan sebagai dasar karya akhir, sering kali dalam berbagai media, tetapi perbedaannya tidak jelas. Gambar di bawah karya akhir, yang kadang-kadang masih terlihat atau dapat dilihat melalui metode ilmiah kontemporer seperti sinar-X, disebut underdrawing.
Penggunaan
Untuk siswa seni, membuat sketsa biasanya diperlukan sebagai bagian dari tugas kuliah mereka. Membuat sketsa, atau croquis, dari sosok hidup yang posenya bervariasi setiap beberapa menit biasanya merupakan bagian dari hal ini. Meskipun frasa terkait seperti belajar, modello, dan "gambar persiapan" biasanya merujuk pada karya yang lebih halus dan cermat untuk digunakan sebagai dasar karya akhir, seringkali dalam media yang berbeda, perbedaannya tidak selalu jelas. Sebuah "sketsa" biasanya menunjukkan karya yang digambar secara cepat dan kasar. Underdrawing adalah proses membuat gambar di bawah hasil akhir yang kadang-kadang dapat dilihat atau diperiksa dengan teknik ilmiah kontemporer seperti sinar-X.
Sketsa adalah alat yang digunakan oleh sebagian besar seniman visual sampai batas tertentu saat mendokumentasikan atau menyempurnakan ide. Buku sketsa beberapa seniman tertentu, seperti karya Edgar Degas dan Leonardo da Vinci, telah mendapatkan ketenaran yang sangat besar dan saat ini dianggap sebagai karya seni tersendiri. Buku sketsa ini berisi banyak halaman yang menampilkan studi dan sketsa yang telah selesai. Sebuah "buku sketsa" adalah buku dari kertas kosong yang dapat atau pernah dibuat sketsa oleh seorang seniman. Buku tersebut dapat dibeli dengan cara dijilid, atau dapat dibuat dari lembaran-lembaran gambar tersendiri yang telah disatukan atau dijilid.
Dalam domain desain produk seperti desain industri, sketsa juga digunakan sebagai alat komunikasi. Ini paling sering digunakan dalam pembuatan ide dan dapat digunakan untuk menyampaikan tujuan desain. Berguna untuk memetakan denah rumah. Dalam budaya masa kini, kemampuan menangkap kesan dengan cepat melalui sketsa telah banyak digunakan. Sketsa ruang sidang menangkap orang dan situasi dalam proses hukum. Sketsa komposit adalah gambar yang dibuat untuk membantu penegak hukum dalam menemukan atau mengidentifikasi individu yang dicari. Di lokasi wisata terkenal, seniman jalanan dengan cepat menggambar dari orang yang lewat.
Disadur dari:
Geodesi dan Geomatika
Dipublikasikan oleh Anisa pada 06 Maret 2025
Kartografi komputer (juga disebut kartografi digital) adalah seni, ilmu pengetahuan, dan teknologi pembuatan dan penggunaan peta dengan komputer. Teknologi ini mewakili perubahan paradigma dalam cara pembuatan peta, namun pada dasarnya masih merupakan bagian dari kartografi tradisional. Fungsi utama dari teknologi ini adalah untuk menghasilkan peta, termasuk pembuatan representasi akurat dari suatu area tertentu seperti, merinci arteri jalan utama dan tempat menarik lainnya untuk navigasi, dan dalam pembuatan peta tematik. Kartografi komputer adalah salah satu fungsi utama sistem informasi geografis (GIS), namun GIS tidak diperlukan untuk memfasilitasi kartografi komputer dan memiliki fungsi lebih dari sekedar membuat peta. Publikasi peer-review pertama tentang penggunaan komputer untuk membantu proses kartografi sudah ada beberapa tahun sebelum diperkenalkannya GIS lengkap.
Kartografi komputer, seringkali digabungkan dengan jaringan satelit GPS, membantu berbagai aplikasi komputer. Hal ini memungkinkan pengembangan peta otomatis secara real-time untuk tujuan seperti sistem navigasi kendaraan.
Sejarahnya, pada tahun 1959, Waldo Tobler menerbitkan makalah berjudul "Otomasi dan Kartografi" yang menetapkan kasus penggunaan pertama komputer sebagai alat bantu dalam kartografi. Dalam makalah ini, Tobler menetapkan apa yang disebutnya sebagai sistem "map in-map out" (MIMO), yang memfasilitasi digitalisasi peta tradisional, mengubahnya, dan mereproduksinya. Sistem MIMO, meskipun sederhana, memperkenalkan penggunaan komputer untuk pembuatan peta dalam literatur dan menjadi landasan bagi sistem informasi geografis yang lebih maju di tahun-tahun berikutnya oleh ahli geografi seperti Roger Tomlinson. Percepatan pesat yang terjadi kemudian menyebabkan perubahan paradigma yang cepat dalam kartografi, dimana kartografi tradisional digantikan oleh kartografi berbantuan komputer. Hal ini diprediksi pada tahun 1985, ketika Mark Monmonier berspekulasi dalam bukunya Transisi Teknologi dalam Kartografi bahwa kartografi komputer yang difasilitasi oleh GIS akan menggantikan kartografi pena dan kertas tradisional. Diyakini bahwa pencapaian lebih banyak peta yang dibuat dan didistribusikan dengan komputer dicapai sekitar pertengahan tahun 1990an.
Peta digital sangat bergantung pada sejumlah besar data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu. Sebagian besar informasi yang terkandung dalam peta digital merupakan puncak dari citra satelit dan juga informasi permukaan jalan. Peta harus sering diperbarui untuk memberikan gambaran lokasi yang paling akurat kepada pengguna. Meskipun terdapat banyak perusahaan yang berspesialisasi dalam pemetaan digital, premis dasarnya adalah bahwa peta digital akan secara akurat menggambarkan jalan sebagaimana aslinya sehingga memberikan "pengalaman seperti kehidupan".
Kartografi komputer melibatkan penggunaan program dan aplikasi komputer berpemilik dan non-pemilik untuk menyediakan citra dan data peta tingkat jalan untuk berbagai tujuan. Dalam beberapa tahun terakhir, kemajuan teknologi komputasi seluler telah mendorong penggunaan pemetaan digital di bidang ilmiah seperti geologi, teknik, arsitektur, survei tanah, pertambangan, kehutanan, ilmu lingkungan, dan arkeologi.
Salah satu penerapan signifikan teknologi pemetaan digital adalah dalam sistem navigasi GPS. Teknologi GPS, yang mengandalkan sinyal dari satelit yang mengorbit bumi, merupakan hal mendasar dalam sistem navigasi pemetaan digital. Penerima GPS mengumpulkan data dari beberapa satelit untuk menghitung posisi pengguna dalam tiga dimensi, memberikan koordinat yang tepat. Koordinat ini kemudian digunakan oleh perangkat lunak pemetaan digital untuk menghasilkan representasi visual rute secara real-time, sehingga memandu pengguna ke tujuan mereka secara efisien. Jika pengguna menyimpang dari rute yang ditentukan, sistem navigasi akan menghitung ulang rute baru berdasarkan koordinat saat ini.
Disadur dari:
Riset dan Inovasi
Dipublikasikan oleh Sirattul Istid'raj pada 06 Maret 2025
Humas BRIN. Industri perkebunan kelapa sawit merupakan komoditas unggulan di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) Kalimantan Tengah. Saat ini banyak tanaman sawit milik petani yang umurnya lebih dari 25 tahun, artinya produktivitas tanaman akan turun karena umur tanaman tersebut sudah diatas umur produktivitas maksimal rata-rata kelapa sawit dan saatnya untuk dilakukan peremajaan melalui replanting. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah Tengah menggalakkan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Program ini merupakan salah satu program Strategis Nasional sebagai upaya Pemerintah dalam meningkatkan produktivitas tanaman perkebunan kelapa sawit nasional. Pemerintah menargetkan peremajaan (replanting) kebun sawit milik petani seluas 540.000 hektar hingga tahun 2024. Tak terkecuali Kab. Kobar juga menerima alokasi anggaran untuk kegiatan replanting dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Dampak proses peremajaan sendiri tidak bisa langsung dirasakan, mengingat tanaman sawit mulai berproduksi aktif sekitar umur 4-5 tahun. Untuk itu diperlukan pertumbuhan sumber-sumber ekonomi baru. Kepala Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup (PR SPBPDH) BRIN, Nugroho Adi Sasongko menyebut bahwa BRIN saat initTengah melakukan penelitian terkait ekonomi sirkular sebagai alternatif waktu tunggu masa peremajaan sawit. “Riset ini terkait optimalisasi pemanfaatan area replanting sawit untuk pengembangan jagung dan ternak unggas guna mewujudkan ekonomi sirkular masyarakat di Kab. Kobar,” ujar Nugroho saat membuka kegiatan sosialisasi pemaparan hasil riset tersebut pada Minggu, (26/11). Menurut Nugroho, kegiatan ekonomi sirkular adalah kegiatan ekonomi yang berwawasan lingkungan, yaitu melalui pengembangan industri hijau. Model yang digunakan adalah dengan berupaya memperpanjang siklus hidup dari suatu produk, bahan baku, dan sumber daya yang ada agar dapat dipakai selama mungkin. Implementasi ekonomi sirkular di lapangan adalah pengurangan timbunan limbah dan polusi, ungkapnya.
Kegiatan penelitian yang dilaksanakan terkait dengan kegiatan pertanian terpadu (integrated farming) yang berorientasi lingkungan. Saat ini permasalahan lingkungan menjadi isu yang strategis tak terkecuali pada sektor pertanian. Karena lingkungan merupakan suatu ekosistem yang memang harus dijaga kelestasiannya. Selain itu perubahan iklim global juga selalu menjadi isu sentral di bidang pertanian. “Menyikapi dinamika tersebut konsep pertanian berkelanjutan dipandang sebagai solusi dan salah satu contohnya adalah kegiatan integrated farming yang sedang kami lakukan di Kab. Kobar ini dengan memunculkan kegiatan ekonomi sirkular pedesaan,” pungkas Nugroho.
Dalam kesempatan yang sama, periset PR SPBPDH, Ermin Widjaja menyampaikan, bahwa riset ini baru berjalan satu tahun, tapi idealnya untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, setidaknya riset berjalan selama dua tahun, namun demikian hasil sementara yang diperoleh sudah dapat memberikan gambaran prospek dari kegiatan tersebut. Tersedianya lahan sela sangat luas di area replanting bisa dimanfaatkan untuk pengembangan komoditas lain baik berupa tanaman pangan maupun tanaman hortikultura selagi tanaman sawit belum berbuah (umur 3-4 tahun). Sehingga dapat memunculkan kegiatan ekonomi baru selama tanaman sawit belum menghasilkan. “Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan rintisan kegiatan ekonomi sirkular kelompok tani sawit peserta PSR yang mampu meningkatkan pendapatan lebih dari 50%. Di sini kami tidak sendiri, tetapi berkolaborasi dengan pusat riset lainnya di BRIN, yaitu Pusat Riset Veteriner, Pusat Riset Mikrobiologi Terapan, Pusat Riset Tanaman Pangan, dan Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan,” papar Ermin.
Ermin lalu melanjutkan bahwa dampak ekonomi sirkular ini kemudian diukur melalui riset yang telah berjalan satu tahun. Namun, Ia menyebut bahwa idealnya untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, setidaknya riset berjalan selama dua tahun. “Namun demikian hasil sementara yang diperoleh sudah dapat memberikan gambaran prospek dari kegiatan ekonomi sirkular tersebut. Tersedianya lahan sela sangat luas di area replanting bisa dimanfaatkan untuk pengembangan komoditas lain baik berupa tanaman pangan maupun tanaman hortikultura selagi tanaman sawit belum berbuah (umur 3-4 tahun). Sehingga dapat memunculkan kegiatan ekonomi baru selama tanaman sawit belum menghasilkan,” lanjut Ermin.
Rintisan kegiatan ekonomi sirkular yang juga dijadikan sebagai percontohan dilakukan dengan melibatkan 20 anggota kelompok tani yang berada di Kab. Kobar. “Kegiatan yang dilakukan meliputi budidaya jagung di area replanting sawit berumur 1 tahun seluas 20 ha. Lalu juga ada pembuatan pupuk organik yang diperkaya dengan mikroba, dengan bahan dasar limbah pabrik kelapa sawit seperti abu boiler, solid sawit, serat perasan buah/fiber, kotoran ayam dan decomposer. Selain itu ada budidaya ayam petelur sebanyak 1000 ekor dengan menggunakan campuran pakan lokal untuk menekan harga pakan pabrik yang mahal,” ungkap Ermin
Ermin menyebut bahwa dari kegiatan tersebut memberikan sumber penghasilan baru untuk petani sawit yang terintegrasi dengan usaha lainnya, sehingga menghasilkan ekonomi sirkular yang menambah pendapatan petani, dengan sumber pendapatan berupa produksi jagung, produksi telur dan produksi pupuk organik yang memiliki pangsa pasar bagus. Kegiatan ini dapat dilakukan pada masyarakat sawit yang sudah berkelompok dan tergabung pada kelembagaan yang memiliki modal seperti KUD. Hal ini dikarenakan modal yang diperlukan cukup besar untuk kegiatan replanting yang terintegrasi dengan komoditas jagung dan ternak unggas secara terpadu dan berkelanjutan, sehingga memerlukan dukungan dari pemerintah.
Ermin berharap, kegiatan ini bisa menjadi model dan bisa direplikasi lokasi lain yang memiliki potensi yang serupa dan komoditasnya (tanaman pangan, hortikultura, peternakan, dan lain-lain) disesuaikan dengan peluang kegiatan bisnis di lokasi tersebut. Mengingat hasil kegiatan pertanian terpadu yaitu produksi tanaman sela jagung, produksi pupuk organik dan produksi telur dari budidaya ayam petelur dengan pakan introduksi dapat meningkatkan pendapatan lebih dari 100%. “Untuk mengetahui keberlanjutan kegiatan integrasi ini secara terukur dilakukan analisis dengan menggunakan metode Multidimension Scale (MDS) dengan hasil indek keberlanjutannya masuk dalam kategori baik (good sustainability). Analisis dampak lingkungannya dilakukan dengan Life Cycle Assessment (LCA) dan emisi gas rumah kaca sedang dalam pelaksanaan,” terang Ermin. Dengan demikian, kegiatan pertanian yang berkelenjutan dengan kegiatan ekonomi sirkular yang menjadi tujuannya bisa menjadi penggerak ekonomi wilayah dan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, pungkasnya.
Sumber: www.brin.go.id
Ilmu dan Teknologi Hayati
Dipublikasikan oleh Anisa pada 06 Maret 2025
Dalam konteks ekosistem, istilah "abiotik" merujuk pada unsur-unsur yang tidak hidup, membentuk komponen penting dalam keseluruhan struktur ekosistem. Komponen abiotik ini meliputi kondisi fisik dan kimia di sekitar organisme, berfungsi sebagai medium dan substrat yang mendukung kelangsungan hidup dan interaksi organisme.
Air merupakan unsur vital bagi kehidupan hampir semua organisme. Selain menjadi komponen utama dalam tubuh banyak makhluk hidup, air juga memengaruhi pola kehidupan di berbagai daerah. Organisme berevolusi untuk beradaptasi dengan tingkat kelembaban yang berbeda-beda, dengan contoh ekstrem adalah organisme yang mampu bertahan hidup di lingkungan gurun yang kering.
Atmosfer bumi adalah sumber oksigen yang penting bagi organisme pernapasan, serta merupakan tempat terjadinya proses fotosintesis oleh tumbuhan. Perubahan suhu dan tekanan udara menciptakan aliran angin dan pola cuaca, yang memengaruhi persebaran organisme dan adaptasi mereka terhadap lingkungan.
Cahaya matahari adalah sumber energi utama dalam ekosistem, memungkinkan tumbuhan untuk melakukan fotosintesis dan menghasilkan makanan organik. Intensitas cahaya matahari, bersama dengan suhu dan kelembaban udara, memengaruhi pola pertumbuhan dan distribusi organisme di berbagai habitat.
Tanah adalah tempat hidup bagi banyak organisme, terutama tumbuhan. Kualitas tanah, termasuk kandungan mineral, tekstur, dan pH, memengaruhi pertumbuhan tumbuhan dan ketersediaan nutrisi bagi organisme lain dalam rantai makanan.
Topografi, atau relief permukaan bumi, memainkan peran penting dalam mempengaruhi pola cuaca, sirkulasi udara, dan ketersediaan air di suatu daerah. Topografi yang berbeda menciptakan beragam habitat untuk berbagai jenis organisme. Iklim merupakan hasil interaksi berbagai faktor abiotik seperti suhu, kelembaban, dan curah hujan dalam jangka waktu yang panjang. Iklim menentukan distribusi organisme dan pola kehidupan di berbagai belahan bumi, serta memengaruhi kesuburan tanah dan komposisi tumbuhan di suatu daerah.
Dengan memahami peran dan interaksi antara komponen abiotik ini, ilmuwan dapat mengungkap kompleksitas ekosistem dan menyelidiki dampak perubahan lingkungan terhadap kehidupan di Bumi. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat ditemukan strategi untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan keberlanjutan lingkungan secara global.
Sumber:
Keselamatan Kerja
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 06 Maret 2025
Keselamatan kerja merupakan aspek krusial dalam industri, terutama di sektor yang memiliki tingkat risiko tinggi seperti pertambangan, manufaktur, dan kimia. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode persentase, korelasi, dan analisis chi-square. Penelitian ini mengkaji industri mineral dan logam yang memiliki risiko tinggi terhadap kecelakaan kerja. Berdasarkan data yang diperoleh:
Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara faktor demografi pekerja dengan tingkat kepuasan terhadap keselamatan kerja. Analisis chi-square menunjukkan bahwa gender berpengaruh terhadap tingkat kepuasan terhadap langkah-langkah keselamatan. Korelasi antara stres kerja dan efektivitas pelatihan keselamatan menunjukkan nilai RXY = 0.9021, yang berarti ada hubungan kuat antara keduanya. Artinya, semakin efektif pelatihan keselamatan, semakin rendah tingkat stres yang dirasakan pekerja.
Berdasarkan temuan penelitian, ada beberapa rekomendasi yang dapat diterapkan oleh perusahaan:
Keselamatan kerja bukan hanya tanggung jawab perusahaan, tetapi juga pekerja. Kesadaran akan keselamatan, kepatuhan terhadap regulasi, dan pengawasan yang ketat sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman. Dengan menerapkan langkah-langkah yang direkomendasikan, industri dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja sekaligus meningkatkan produktivitas perusahaan.
Sumber Artikel: J. Anna Thangam, Subramania Bala Jeshurun, A. Thangapoo et al., "Industrial Hazards and Safety Measures – An Empirical Study", Materials Today: Proceedings, https://doi.org/10.1016/j.matpr.2021.09.451
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 06 Maret 2025
Dalam dunia kerja modern, khususnya di sektor logistik dan ekspedisi, keselamatan kerja menjadi faktor krusial yang mempengaruhi produktivitas dan kesejahteraan pekerja.
Berdasarkan data dari International Labour Organization (ILO, 2018), sekitar 2,78 juta orang meninggal setiap tahun akibat kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja. Di Indonesia, angka kecelakaan kerja pada tahun 2021 mencapai 234.270 kasus, meningkat 5,65% dari tahun sebelumnya. Sektor logistik, terutama kurir ekspedisi, memiliki risiko tinggi terhadap kelelahan kerja, yang dapat berdampak pada kecelakaan di jalan raya.
Studi ini berfokus pada 35 kurir ekspedisi di ID Express Drop Point Kroya, Kabupaten Cilacap. Beberapa faktor yang dikaji meliputi:
Faktor yang Berkontribusi terhadap Kelelahan Kerja
Rekomendasi untuk Meningkatkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Urgensi penerapan standar K3 bagi kurir ekspedisi, terutama dalam menghadapi beban kerja tinggi dan jam kerja panjang. Dengan mengadopsi pelatihan K3 yang tepat, optimalisasi jam kerja, serta promosi gaya hidup sehat, perusahaan ekspedisi dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja sekaligus mengurangi risiko kecelakaan kerja.
Sumber Artikel:
Reniasinta, R., & Widowati, E. "Occupational Health and Safety (OHS) Training for Expedition Couriers to be Able to Deal with Multi-Hazards." International Journal of Active Learning, 7(2), 2022, 209-218.