Mengenal Bangunan Gereja Blenduk

Dipublikasikan oleh Nadia Pratiwi

13 Mei 2024, 09.39

Sumber: en.wikipedia.org

Gereja Protestan Indonesia Barat Immanuel Semarang (bahasa Indonesia: Gereja Protestan Indonesia Barat Immanuel Semarang), lebih dikenal dengan nama Gereja Blenduk, adalah sebuah gereja Protestan di Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Dibangun pada tahun 1753, gereja ini merupakan gereja tertua di provinsi ini.

Arsitektur dan tata letak

Gereja Blenduk, di Jalan Letjen Suprapto No. 32 di kota tua Semarang, Jawa Tengah, terletak di sebuah halaman kecil di antara bekas gedung perkantoran. Gedung Jiwasraya terletak di sebelah selatan, di seberang jalan, sementara kantor Kerta Niaga berada di sebelah barat.

Gereja berbentuk segi delapan ini dibangun di atas fondasi batu dan dengan dinding bata satu lapis, dengan lantai dasar yang berada di permukaan jalan. Gereja ini memiliki kubah besar berkulit tembaga, yang menjadi asal mula namanya; kata mblenduk dalam bahasa Jawa berarti kubah. Kubah ini ditopang oleh 32 balok baja, 8 balok besar dan 24 balok kecil. Dua menara, berbentuk persegi di bagian dasar dan perlahan-lahan membulat hingga puncaknya berupa kubah kecil, terletak di kedua sisi pintu masuk utama, sementara cornice yang terdiri dari garis-garis horizontal membentang di sekeliling bangunan; serambi bergaya Romawi yang ditutupi atap berbentuk pelana terletak di sisi timur, selatan, dan barat. Blenduk juga dilengkapi dengan jendela kaca berukir dan kaca patri, serta pintu ganda berpanel kayu di pintu masuk yang menghadap ke selatan.

Bangku-bangku kayu di dalam Blenduk memiliki dudukan rotan, sementara mimbarnya sepenuhnya terbuat dari kayu dan terletak di atas panggung segi delapan yang terbuat dari kayu jati. Sebuah organ pipa Barok yang sudah tidak berfungsi dari tahun 1700-an juga terletak di dalamnya. Lantainya dilapisi ubin hitam, kuning, dan putih. Di bagian utara interior terdapat tangga spiral dengan ukiran nama pembuatnya, Pletterij den haag (Rolling Mill, Den Haag), yang mengarah ke lantai dua.

Sejarah

Blenduk didirikan pada tahun 1753; bangunan awalnya bergaya joglo. Meskipun diperuntukkan bagi umat Protestan, umat Katolik juga menggunakannya hingga gereja Katolik pertama di kota ini, di Gedangan, dibangun.

Gereja ini kemudian dibangun kembali pada tahun 1787. Renovasi kembali yang dipelopori oleh H.P.A. de Wilde dan W. Westmas, mulai dikerjakan pada tahun 1894. Selama renovasi ini, kubah dan dua menara ditambahkan. Rangkaian renovasi lainnya dimulai pada awal tahun 2000-an. Pada tahun 2004, gereja ini memiliki 200 keluarga dalam jemaatnya dan mengadakan kebaktian rutin pada hari Minggu; gereja ini juga menjadi daya tarik wisata. Pada tahun 2003, gereja ini merayakan tahun ke-250.

Penghargaan

Pada bulan Februari 2009, Blenduk menerima penghargaan sebagai Tempat Ibadah Tua yang Dipelihara dengan Baik dari Ikatan Arsitek Indonesia cabang Jawa Tengah.

Disadur dari: https://en.wikipedia.org/