Perindustrian

Volkswagen akan Bangun 1 Juta EV per Tahun di China Mulai 2023

Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja pada 26 April 2024


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Volkswagen akan dapat membangun 1 juta kendaraan listrik per tahun di China pada tahun 2023. CEO Mobil Volkswagen Ralf Brandstaetter kepada Nikkei, dikutip dari Reuters, Sabtu (5/2/2022), mengatakan hal itu didorong oleh pabrik baru di provinsi Anhui.

Pabrik yang merupakan perusahaan patungan dengan Anhui Jianghuai Automobile Co (JAC) China yang pertama kali diumumkan pada 2019 itu akan memproduksi 300 ribu mobil listrik per tahun. Produksi dimulai pada 2023.

Bersama dengan produksi dari dua pabrik patungan lebih lanjut, satu dengan FAW Group, dan satu dengan SAIC Motor, ini akan membawa total kapasitas ke angka 1 juta, kata Brandstaetter.

Volkswagen tidak segera dapat dihubungi untuk dimintai komentar lebih detail.
Produsen mobil Jerman itu menjual 70.625 kendaraan listrik ID-nya di China tahun lalu. Jumlah ini meleset dari targetnya untuk menjual 80-100 ribu mobil, dengan produksi juga dipengaruhi oleh wabah COVID-19 regional selain masalah terkait chip.

Kepala Volkswagen China Stephan Wollenstein mengatakan pada briefing di Beijing pada bulan Januari sebelumnya mengatakan bahwa pembuat mobil ingin menggandakan penjualan kendaraan listrik ID-nya tahun ini, tetapi memperingatkan bahwa pasokan semikonduktor yang rendah dapat menghambat upayanya.

Brandstaetter akan mengambil alih bisnis Volkswagen di China mulai 1 Agustus. Di bawah pengawasannya, pembuat mobil akan meningkatkan pengembangan lokal di China, kata Brandstaetter.

"Di masa lalu, pendekatan kami adalah mengembangkan di Jerman dan melokalisasi di China. Tetapi pendekatan ini akan diubah secara signifikan dengan menyiapkan lebih banyak sumber daya lokal untuk R&D, terutama untuk perangkat lunak, agar lebih cepat, lebih mandiri di China," katanya.

Sumber: www.republika.co.id
 

Selengkapnya
Volkswagen akan Bangun 1 Juta EV per Tahun di China Mulai 2023

Perindustrian

Pemerintah Libatkan UKM dalam Transformasi Kendaraan Listrik

Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja pada 26 April 2024


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melibatkan pelaku usaha kecil dan menengah atau UKM dalam rangka mempercepat penerapan kendaraan listrik untuk transportasi jalan. Terlebih, hal itu jadi bagian rencana aksi transisi energi di Indonesia.

Kementerian Koperasi dan UKM bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sepakat membangun sinergi untuk pengembangan dan pemberdayaan pelaku UKM dalam transformasi kendaraan listrik. "Nota kesepahaman ini difokuskan untuk menjalin pengembangan sumber daya manusia dan transformasi kendaraan listrik yang dibina oleh Kementerian ESDM," kata Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim di Jakarta, Selasa (8/2/2022).
Transformasi kendaraan listrik merupakan wujud dukungan pemerintah terhadap pembangunan yang berkelanjutan untuk mengatasi dampak dari perubahan iklim. Seperti, peningkatan bencana hidrometeorologi, peningkatan suhu bumi, kenaikan muka air laut, hingga gelombang ekstrem.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan UKM bersama UNDP, lanjut Arif, sekitar 94-95 persen UKM tertarik dengan gagasan praktik usaha ramah lingkungan. Sedangkan, sekitar 86-90 persen UKM tertarik untuk melakukan praktik usaha inklusif.

Menurut data Kementerian Perhubungan, jumlah kendaraan listrik di Indonesia sudah mencapai 14 ribu unit dengan jumlah kendaraan motor listrik sebanyak 12.460 unit. Arif optimistis industri kendaraan listrik dapat terus bertumbuh dengan kolaborasi para UKM, pemerintah, BUMN, dan swasta.

"Kami ingin momentum Covid-19 memperkuat adaptasi, inovasi, dan daya saing UKM. Itulah yang disebut dengan pemulihan transformatif," ujar Arif.

Sementara itu, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, UKM punya dua peran dalam transformasi kendaraan listrik tersebut, yaitu penyedia komponen untuk konversi dan penyedia jasa melalui bengkel. Kementerian ESDM menargetkan ada 13 juta unit sepeda motor listrik hingga 2030, separuh kendaraan baru dan separuh lagi hasil konversi.

"Hitungan kami sekarang, butuh Rp 10,5 juta hingga Rp 10,8 juta per motor untuk konversi. Kalau kita punya target misalkan 5 juta unit berarti kita punya pasar senilai Rp 50 triliun untuk UKM, baik itu dari sisi penyediaan produk maupun dari sisi jasa," kata Dadan.

Sumber: ekonomi.republika.co.id 
 

Selengkapnya
Pemerintah Libatkan UKM dalam Transformasi Kendaraan Listrik

Perindustrian

Thailand Pertimbangkan Pemotongan Pajak untuk Kembangkan Pasar EV

Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja pada 26 April 2024


REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Pemerintah Thailand dilaporkan tengah mempertimbangkan serangkaian pemotongan pajak, hingga subsidi untuk mengembangkan pasar kendaran listrik (EV). Langkah-langkah tersebut diharapkan dapat memacu pembuat EV untuk berinvestasi lebih banyak di Thailand. Dengan demikian, negara Asia Tenggara ini akan menjadi pusat manufaktur untuk mobil yang lebih bersih. 

Pemerintah Thailand mempertimbangkan subsidi antara 70.000 baht atau sekitar 2.145 dolar AS hingga 150.000 baht (4.605 dolar AS), tergantung pada jenis dan model kendaraan. Insentif yang lebih luas untuk impor akan berlangsung hingga 2025 ketika produksi lokal diharapkan untuk mengumpulkan momentum. Pemotongan pajak untuk pembuat mobil EV adalah dengan syarat bahwa perusahaan memproduksi jumlah kendaraan yang sama atau lebih pada 2025 yang diimpor pada tahun-tahun sebelumnya.

Supant Monkolsuthree, ketua Federasi Industri Thailand dan anggota komite kebijakan EV, membenarkan isi rancangan rencana tersebut. Sompop Pattanariyankool, juru bicara Kementerian Energi, menolak mengomentari rencana tersebut sebelum persetujuan kabinet.

Komite kebijakan EV adalah panel pejabat pemerintah dan industri yang bertanggung jawab untuk menyusun peta jalan kebijakan untuk membantu Thailand mencapai produksi kendaraan tanpa emisi 100 persen pada 2035. Thailand berupaya untuk mempertahankan statusnya sebagai pusat manufaktur mobil di Asia Tenggara karena pembuat mobil secara global beralih ke kendaraan listrik. 

Thailand mengharapkan untuk menarik sebanyak 400 miliar baht dalam investasi manufaktur EV selama tahun-tahun mendatang.

Toyota Motor Corp, Foxconn Technology Group, China's Great Wall Motor Co, dan PTT Pcl termasuk di antara perusahaan yang berencana membangun pabrik di Thailand. Subsidi untuk EV impor akan dibayarkan kepada perusahaan lokal, yang pada gilirannya akan memberikan manfaat kepada pembeli. 

Jika nanti perusahaan ditemukan melanggar aturan, mereka akan kehilangan semua insentif, kehilangan garansi bank dan harus membayar kembali subsidi dengan bunga yang masih harus dibayar, sesuai dengan proposal.

“Paket tersebut harus membantu dalam menciptakan permintaan lokal untuk EV dan juga mendorong produsen untuk mulai memproduksi EV atau mereka akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan dari pasar ini,” ujar Supant, dilansir BNN Bloomberg, Senin (14/2/2022).

Rincian lebih lanjut dari paket EV adalah dengan subsidi berkisar antara 70.000 baht dan 150.000 baht untuk mobil serta truk. Sementara, untuk sepeda motor listrik akan mendapat subsidi hingga 18.000 baht. 

Proposal akan memotong pajak cukai menjadi dua persen dari delapan persen untuk mobil. Mobil dengan harga di bawah 2 juta baht ditetapkan untuk mendapatkan manfaat maksimal.

Sumber: internasional.republika.co.id
 

Selengkapnya
Thailand Pertimbangkan Pemotongan Pajak untuk Kembangkan Pasar EV

Perindustrian

Kemenhub Dukung Bus Listrik Diproduksi Swasta

Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja pada 26 April 2024


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mendukung produksi bus listrik yang dilakukan perusahaan swasta. Bus listrik dimaksud sebagai salah satu alat transportasi massal lewat sejumlah regulasi.

"Penggunaan dan kampanye kendaraan serta bus listrik semakin digencarkan pemerintah. Kemenhub sangat mendukung dan mendorong apa yang dilakukan oleh Bakrie Autoparts yang memproduksi bus listrik sebagai angkutan massal," kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi dalam konferensi pers yang disiarkan secara virtual, Kamis (17/2/2022).

Konferensi pers itu digelar usai peresmian kerja sama strategis antara VKTR (Bakrie Group) dan perusahaan karoseri Tri Sakti bersama BYD Auto dalam memproduksi bus listrik di Magelang, Jawa Tengah. Budi menyebutkan, sejumlah regulasi yang dikeluarkan pemerintah meliputi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai pada 12 Agustus 2019. 

Perpres 55/2019 menjadi aturan awal yang disebut sebagai payung hukum kendaraan listrik Indonesia. Juga Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 73 tahun 2019 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). 

Selain itu juga Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 45 Tahun 2020 Tentang Kendaraan Tertentu dengan Menggunakan Penggerak Motor Listrik. "Hampir semua kementerian dan lembaga sudah menyusun regulasi dan konsep terkait percepatan kendaraan listrik. Kami dari Kemenhub juga sudah mengeluarkan sejumlah regulasi mendukung Bakrie Group mempercepat penggunaan kendaraan listrik," ujar dia.

Data Kemenhub menunjukkan sampai 15 Februari 2022 Sertifikat Uji Tipe (SUT) kendaraan listrik mencapai 145. Sedangkan Sertifikat Registrasi Uji Tipe (SRUT) kendaraan listrik sebesar 15.704.

CEO PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) Anindya Novyan Bakrie yang hadir di Magelang mengatakan, PT Vektor Mobiliti Indonesia (VKTR), entitas bisnis yang dibentuk oleh PT Bakrie Autoparts, resmi menjalin kerja sama strategis dengan perusahaan karoseri Tanah Air, Tri Sakti. Ini menjadi langkah awal VKTR dalam upaya pengembangan ekosistem industri kendaraan elektrik (EV) di Indonesia.

Sumber: ekonomi.republika.co.id
 

Selengkapnya
Kemenhub Dukung Bus Listrik Diproduksi Swasta

Perindustrian

Kolaborasi Lazada dan Smoot Memperkenalkan #BlueVehicle, Armada Pengiriman Berbasis Listrik

Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja pada 26 April 2024


Lazada Indonesia (Lazada), melalui unit logistiknya Lazada Logistics, berkolaborasi dengan PT Smoot Motor Indonesia (Smoot) untuk menyediakan #BlueVehicle, armada pengiriman paket yang praktis dan ramah lingkungan bagi mitra kurir (frontliner) Lazada Logistics dengan menggunakan kendaraan listrik ramah lingkungan.

Dalam kerja sama ini, Smoot akan menyediakan Smoot Motor sebagai kendaraan berbasis listrik utama bagi frontliner Lazada Logistics di Jakarta. Melalui kolaborasi ini, Lazada dan Smoot akan mempromosikan pengiriman paket ramah lingkungan yang mendukung tujuan jangka panjang pertumbuhan berkelanjutan kedua perusahaan.

Kemitraan ini merupakan bagian dari komitmen Lazada untuk mendukung pertumbuhan ekosistem ekonomi digital dengan menyediakan solusi layanan logistik ramah lingkungan. Komitmen Lazada ini sejalan dengan upaya Smoot untuk memberikan akses bagi masyarakat Indonesia akan pemberdayaan energi yang cerdas, aman dan ramah lingkungan melalui penggunaan baterai.

Kerja sama antara Lazada Logistics dan Smoot diharapkan bisa sekaligus mendukung Program Langit Biru dari pemerintah Indonesia untuk mengendalikan dan mencegah pencemaran udara serta mewujudkan perilaku sadar lingkungan masyarakat. 

Philippe Auberger, Chief Logistics Officer, Lazada Indonesia mengatakan, “Kolaborasi dengan Smoot akan menambah armada kendaraan listrik ke ekosistem logistik kami sebagai bagian dari upaya mendukung Program Langit Biru Pemerintah Indonesia. Sebagai eCommerce pertama dengan inisiatif solusi ramah lingkungan, membangun ekosistem eCommerce yang ramah lingkungan dan berkelanjutan adalah komitmen kami sehingga upaya mengurangi jejak karbon dalam pengiriman paket kepada pelanggan Lazada menjadi salah satu bentuk kontribusi nyatanya."

Dengan armada #BlueVehicle yang juga merupakan warna utama Lazada, kerja sama dengan Smoot ini sekaligus menjadi wujud upaya  dalam penawaran solusi logistik berkualitas bagi bisnis di Indonesia serta penyediaan kendaraan yang efisien dan ramah lingkungan bagi para frontliner di Lazada Logistics, yang merupakan garda depan pengiriman paket di Lazada.

Founder dan CEO PT Smoot Motor Indonesia, Irwan Tjahaja mengatakan, “Smoot menyambut baik kolaborasi dengan Lazada dan berharap kendaraan listrik kami bisa membantu memberikan kontribusi terhadap pengurangan polusi udara di Indonesia. Dengan beralih ke SMOOT Motor yang ramah lingkungan dan terintegrasi dengan SWAP Battery System, frontliner Lazada Logistics dapat melakukan pengiriman dengan jangkauan lebih jauh tanpa perlu khawatir kehabisan baterai serta dapat menghemat biaya transportasi sehari-hari.”

Smoot Motor dirancang untuk kemudahan pengguna dengan pemakaian SWAP Battery System yang terintegrasi dengan aplikasi pintar, Swap Energi. Pengguna Smoot Motor bisa memantau kondisi baterai melalui aplikasi dan kemudian melakukan penukaran baterai motor dengan mudah di ratusan lokasi penukaran baterai (SWAPPoin) yang tersedia di berbagai lokasi strategis di Jakarta, seperti di Alfamart, Alfamidi, dan Shell.

“Frontliner Lazada tidak tidak perlu lagi takut kehabisan baterai di jalan atau harus menunggu berjam-jam untuk pengisian baterai motor listrik. Cukup 9 detik waktu yang dibutuhkan untuk menukar baterai kosong dengan yang baru di SWAPPoin, frontliner Lazada siap melanjutkan perjalanan untuk mengantarkan paket ke pelanggan. Cepat, mudah, dan efisien,” tambah Irwan.

Dalam Studi Lazada 2020 yang berjudul “Percepatan Ekonomi Digital Indonesia Melalui Ecommerce”, terungkap peran penting logistik dalam pertumbuhan bisnis lokal di kanal eCommerce. Karena itulah, Lazada dan Smoot juga berharap kerjasama ini bisa menjadi pendorong perkembangan ekonomi digital di Indonesia dengan menyediakan layanan logistik yang praktis dan ramah lingkungan bagi bisnis lokal di ekosistem eCommerce. Sementara bagi para frontliner di garda depan pengiriman paket ke pelanggan, keberadaan #BlueVehicle yang dirancang aman, nyaman dan efisien bisa membantu mereka melakukan pengiriman paket secara tepat waktu.

“Seluruh kemitraan strategis ini kami jalankan sebagai wujud komitmen kami dalam menyediakan solusi yang lebih ‘hijau’ untuk pelanggan Lazada, baik konsumen maupun bisnis yang bergabung bersama kami di Lazada. Kami berharap kemitraan dengan Smoot ini bisa terus berjalan berkelanjutan dan kami yakin, bersama Smoot dan mitra lainnya yang memiliki semangat yang sama, kita bisa mewujudkan Indonesia yang lebih hijau,” tutup Philippe. 

Sumber: wartaekonomi.co.id
 

Selengkapnya
Kolaborasi Lazada dan Smoot Memperkenalkan #BlueVehicle, Armada Pengiriman Berbasis Listrik

Perindustrian

Profil Astra Daihatsu Motor

Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja pada 26 April 2024


PT Astra Daihatsu Motor (juga disebut ADM) adalah perusahaan manufaktur mobil yang berbasis di Jakarta, Indonesia. ADM merupakan perusahaan patungan antara Daihatsu, Astra International dan Toyota Tsusho. ADM merupakan produsen mobil terbesar di Indonesia berdasarkan hasil produksi dan kapasitas terpasang, dan merupakan merek mobil terlaris kedua di Indonesia setelah Toyota. ADM juga memasok sebagian besar model bermerek Toyota yang dijual di Indonesia, termasuk mobil kompak seperti Avanza, Rush, Agya dan Calya.

Perusahaan ini didirikan sebagai hasil merger dari tiga perusahaan pada tahun 1992, yaitu PT Daihatsu Indonesia, PT Daihatsu Engine Manufacturing Indonesia, dan PT National Astra Motor. Daihatsu meningkatkan kepemilikan sahamnya dari 40 menjadi 61,75% pada tahun 2002. Distribusi, penjualan, dan layanan purna jual kendaraan Daihatsu ditangani oleh Daihatsu Sales Operation (AI-DSO), sebuah divisi dari Astra International.

Sejarah

Pada tahun 1973, Astra International memperoleh hak untuk mengimpor kendaraan Daihatsu ke Indonesia. Astra menjadi agen tunggal, importir dan distributor Daihatsu di pasar Indonesia pada tahun 1976. Pada tahun 1978, PT Daihatsu Indonesia dibentuk oleh Astra International, Daihatsu dan Nichimen Corporation sebagai pabrik pengepresan baja. Pabrik mesin, PT Daihatsu Engine Manufacturing Indonesia (DEMI) didirikan pada tahun 1983. PT Nasional Astra Motor dibentuk pada tahun 1987 sebagai agen tunggal dan importir Daihatsu. Pada tahun 1992, ketiga perusahaan ini bergabung membentuk ADM.

Pada tahun 2003, ADM bersama dengan mitranya Toyota Astra Motor meluncurkan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia. Kedua kendaraan ini merupakan bagian dari proyek kolaborasi pertama Toyota, Daihatsu, dan Astra yang menggabungkan keahlian Toyota dalam Toyota Production System (TPS) dan keahlian Daihatsu dalam memproduksi kendaraan murah. Pada saat itu, kapasitas produksi pabrik ADM dibatasi pada 80.000 kendaraan per tahun. Pada tahun 2005, kapasitas produksi diperluas menjadi 200.000 kendaraan. Kemudian diperluas lagi menjadi 530.000 saat ini setelah serangkaian ekspansi dan pembukaan pabrik baru di Karawang.

Fasilitas

ADM didukung oleh lima pabrik, yaitu Pabrik Perakitan Sunter, Pabrik Press Sunter, Pabrik Pengecoran Karawang, Pabrik Mesin Karawang dan Pabrik Perakitan Karawang, yang didukung oleh pusat suku cadang di Cibitung, dengan total kapasitas produksi terpasang sebesar 530.000 unit per tahun. ADM juga mengoperasikan fasilitas pusat Penelitian dan Pengembangan (R&D) di Karawang. Fasilitas ini dilengkapi dengan studio desain, test course untuk uji coba kendaraan di lebih dari 20 jenis kondisi jalan yang disimulasikan, dan fasilitas Engineering Center.

Diproduksi untuk Toyota

  • Toyota Agya/Wigo (2012–present)

  • Toyota Avanza (2003–present)

  • Toyota Calya (2016–present)

  • Toyota Raize (2021–present)

  • Toyota Rush (2006–present)

  • Toyota LiteAce/TownAce (2008–present, exports only)

Diproduksi untuk Mazda

  • Mazda Bongo (2020–present, exports only)

Model sebelumnya

Diproduksi secara lokal

  • Daihatsu Ceria (2001–2007)

  • Daihatsu Charade (1977–1998)

  • Daihatsu Classy (1990–1998)

  • Daihatsu Delta (–1998)

  • Daihatsu Feroza (1984–2002)

  • Daihatsu Hijet (1977–1986)

  • Daihatsu Hi-Max (2016–2019)

  • Daihatsu Hiline (1986–2007)

  • Daihatsu Rocky (1988–1997)

  • Daihatsu Taft (1976–2007)

  • Daihatsu Zebra (1986–1995)

  • Daihatsu Zebra Espass (1995–2007)

Import

  • Daihatsu Copen (2015–2018, imported from Japan)

  • Daihatsu Hijet (1972–1977, imported from Japan)

  • Daihatsu YRV (2001–2003, imported from Japan)

Disadur dari: en.wikipedia.org

Selengkapnya
Profil Astra Daihatsu Motor
« First Previous page 32 of 36 Next Last »