Perindustrian

PT. OVO: Perjalanan Menjadi Unicorn FinTech Pertama di Indonesia

Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 17 Februari 2025


OVO, platform pembayaran digital di bawah PT Visionet Internasional, berkantor pusat di Jakarta, Indonesia. Diluncurkan pada tahun 2017 dengan otorisasi dari Bank Indonesia, OVO dengan cepat menjadi terkenal dan mengamankan posisinya sebagai layanan pembayaran digital terdepan di Indonesia pada tahun 2019. Didukung oleh Grab dan investor lokal, OVO mencetak sejarah di tahun 2019 dengan menjadi unicorn teknologi finansial pertama di Indonesia.

Sejarah

OVO, yang lahir dari Grup Lippo, mendapatkan persetujuan regulator sebagai entitas fintech di seluruh Indonesia pada bulan September 2017, dengan mendapatkan lisensi uang elektronik dari Bank Indonesia. Dioperasikan di bawah PT Visionet International, perusahaan layanan keuangan digital milik Grup Lippo, OVO memperkenalkan dompet digitalnya pada September 2017. Tokyo Century Corporation melakukan investasi penting sebesar US$116 juta pada bulan Desember 2017, dengan mengakuisisi 20% saham perusahaan. OVO memperluas penawaran keuangannya pada tahun 2018, menarik investasi dari Grab.

Tokopedia, raksasa e-commerce Indonesia, bergabung dengan jajaran investor pada bulan Maret 2019, meningkatkan valuasi OVO menjadi US$2,9 miliar. Pada bulan Oktober 2019, OVO meraih status unicorn, menjadi unicorn teknologi finansial pertama di Indonesia dan unicorn kelima di Indonesia secara keseluruhan. Pergantian kepemimpinan terjadi pada tahun 2019, dengan Karaniya Dharmasaputra ditunjuk sebagai presiden direktur.

Grab meningkatkan kepemilikan sahamnya di OVO menjadi 79,5% pada tahun 2021, dan kemudian mencapai 90% kepemilikan setelah mengakuisisi saham dari Tokopedia dan Lippo Group pada Oktober 2021. Dyak NK Makhijani mengambil peran sebagai Presiden Komisaris di PT Visionet Internasional pada Agustus 2022, menandai kepemilikan dominan Grab atas OVO.

Produk dan layanan

OVO, yang terutama berfokus pada pembayaran digital dengan lisensi uang elektroniknya, muncul sebagai dompet digital terkemuka di Indonesia untuk transaksi online dan offline, berdasarkan laporan tahun 2021 oleh Kadence International.

Selain bisnis intinya, OVO merambah ke bidang jasa keuangan, menawarkan fasilitas pinjaman melalui Taralite, sebuah perusahaan pinjaman P2P yang diakuisisi pada tahun 2019. OVO juga menyediakan produk investasi dan asuransi melalui kolaborasi dengan mitra di bawah OVO | Investasikan dan OVO | Proteksi masing-masing.

Berkolaborasi dengan pemain kunci seperti Adira Finance, Bank BRI, Manulife Aset Manajemen Indonesia, dan Prudential Indonesia, OVO memperluas rangkaian layanan keuangannya untuk memenuhi beragam kebutuhan konsumen.

 

Disadur dari: en.wikipedia.org 

Selengkapnya
PT. OVO: Perjalanan Menjadi Unicorn FinTech Pertama di Indonesia

Perindustrian

5 Manfaat Nikel dalam Kehidupan Sehari-hari

Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 17 Februari 2025


Nikel merupakan salah satu logam transisi yang banyak digunakan di kehidupan sehari-hari.  Nikel adalah unsur kimia kelima yang paling umum di Bumi. Beberapa negara atau wilayah dengan kandungan nikel yang besar adalah Kaledonia Baru, Australia Barat, Indonesia, Amerika Selatan, dan Filipina. 

Nikel bersifat tangguh terhadap korosi karena dapat mencegah prosesnya dengan membentuk lapisan pada permukaan yang teroksidasi oleh udara pada suhu ruangan.  Di samping gadolinium, besi dan kobalt, nikel adalah logam magnetik.

Artinya, nikel sangat tertarik pada magnet meskipun paling lemah dibandingkan tiga logam lain yang disebutkan sebelumnya.  Baca juga: Nikel Indonesia Guncang Dunia, Ini Tanaman Penambang Nikel di Sorowako Sulsel Tetapi, nikel akan menjadi non-magnetik jika dipanaskan di suhu 355 °C atau lebih.

Manfaat nikel Nikel memiliki keunggulan tersendiri di antara logam transisi lainnya.  Bahan yang mengandung nikel banyak terdapat pada industri otomotif, peralatan elektronik, hingga konstruksi bangunan.  Dilansir dari AZ Chemistry, berikut adalah 5 manfaat nikel dalam kehidupan sehari-hari:

1.Nikel dalam kendaraan 

Manfaat nikel yang pertama dalam kehidupan sehari-hari adalah senyawa utama untuk kendaraan.  Banyak kendaraan modern mengandung nikel dalam bentuk baja tahan karat. Ini telah menjadi salah satu komponen terpenting dalam industri baja. Perusahaan manufaktur mobil mengandalkan baja tahan karat karena terkenal dengan ketahanannya terhadap korosi dan lebih ringan dibandingkan logam lain, namun memiliki bentuk yang sangat kuat.  Baja tahan karat meminimalkan korosi di berbagai bagian kendaraan dan dapat menyerap energi dari benturan atau benturan. Untuk menghasilkan baja tahan karat, pabrikan biasanya menggabungkan elemen nikel dengan bahan lain. CEO dan filantropi Tesla, Elon Musk menyatakan pada 2016 bahwa mobil bertenaga listriknya menggunakan baterai lithium ion yang terbuat dari nikel dan grafit. Baca juga: Bintang Pertama di Alam Semesta Miskin Logam, Astronom Temukan Buktinya

2. Nikel dalam arsitektur dan konstruksi 

Baja tahan karat dan paduan nikel lainnya telah digunakan sejak berabad-abad yang lalu.  Manusia mengandalkan tempat tinggal yang kuat untuk melindungi diri dari bahaya.  Beberapa bangunan terkenal di dunia, seperti Chrysler dan Empire States Building, telah bertahan lebih dari lima puluh tahun berkat baja tahan karat berbasis nikel.  Ada 730 ton aluminium dan baja tahan karat yang menopang Empire State Building hingga hari ini. Ini menjadi gedung tertinggi di dunia hingga tahun 1972.  Pencakar langit 102 lantai ini dapat menahan kondisi lingkungan yang parah karena bagian dari stainless steel dalam konstruksi. 

3. Nikel dalam militer, luar angkasa, dan kelautan 

Selama Perang Dunia dan Perang Dingin, produksi senjata meningkat secara signifikan karena negara-negara yang bertikai bersaing untuk memenangkan perang.  Deposit nikel di seluruh dunia menjadi pusat perhatian karena nikel dan logam transisi lainnya sangat penting dalam pembuatan senjata dan kendaraan perang. Jauh sebelumnya, orang Romawi telah menggunakan nikel sebagai komponen dalam baju besi mereka dan orang Amerika pada tahun 1890 menemukan bahwa nikel dan baja bahan adalah kombinasi sempurna untuk digunakan sebagai pelat baja. 

4. Nikel dalam elektronik 

Nikel telah menjadi komponen penting dalam pembuatan perangkat elektronik.  Penggunaan nikel dalam elektronik sangat bervariasi, dari nanoteknologi hingga komponen elektronik raksasa. Baca juga: Emas Logam Berharga Pertama yang Menarik Perhatian Manusia   Misalnya, mobil bertenaga listrik yang menggunakan nikel dalam baterainya atau gadget seperti smartphone dan laptop juga mengandung nikel di beberapa bagian.  Dengan demikian, nikel menjadi salah satu logam esensial dalam industri elektronik. 

5. Produk lain yang mengandung nikel 

Nikel hampir ada di mana-mana seperti besi karena produksinya yang juga besar.  Nikel dapat ditemukan dalam koin di beberapa mata uang seperti mata uang Indonesia.  Nikel juga digunakan untuk pelapisan dan memberi warna hijau pada kaca. Tetapi, penggunaan nikel dalam kaca yang dikeraskan dapat menyebabkan kerusakan yang tidak terduga.  Ketika kontaminan nikel bereaksi terhadap belerang dalam lelehan kaca, nikel sulfida akan membentuk kristal dan kemudian menyebabkan retakan garis rambut.

Sumber:

Kompas.com

Selengkapnya
5 Manfaat Nikel dalam Kehidupan Sehari-hari

Perindustrian

Alasan Pemerintah Tunjuk 7 Sektor ini Masuk Peta Jalan Industri 4.0

Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 17 Februari 2025


Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang menyebut, peta jalan Making Indonesia 4.0 merupakan inisiatif untuk percepatan revitalisasi sektor manufaktur memasuki era industri 4.0. Sasaran utamanya adalah untuk menjadikan Indonesia sebagai 10 negara ekonomi terbesar dunia di 2030.

Berdasarkan peta jalan tersebut, terdapat tujuh sektor industri yang didorong sebagai fokus prioritas pada Making Indonesia 4.0, yaitu industri makanan dan minuman, tekstil dan busana, otomotif, kimia, elektronika, farmasi, serta alat kesehatan.

"Ketujuh sektor ini dipilih karena dapat memberikan kontribusi sebesar 70 persen dari total PDB manufaktur, 65 persen ekspor manufaktur, dan 60 persen pekerja industri," katanya dalam webinar Internasional, Senin (12/4).

Menteri Agus mengemukakan, sektor industri di Indonesia menunjukkan ketangguhannya dalam menghadapi pandemi Covid-19, termasuk dengan kesiapan memanfaatkan teknologi industri 4.0, sehingga tetap dapat menjaga aktivitas produksinya. Di tengah pandemi, realisasi investasi sektor industri pada periode 2020 mencapai Rp272,9 triliun, tumbuh 26 persen dari 2019 yang sebesar Rp216 Triliun.

Selain itu, Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Maret 2021 berada di level 53,2 atau meningkat sebesar 2,3 poin dari Februari 2021. Peningkatan PMI manufaktur Maret 2021 menjadi yang tertinggi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

"Capaian gemilang tersebut mengindikasikan pemulihan ekonomi Indonesia akan semakin cepat, dan diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021," tegas Menteri Agus.

Indonesia Siap Sambut Era Industri 4.0

Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto menyatakan, pemerintah Indonesia siap menghadapi revolusi industri 4.0. Saat ini pemerintah juga sedang menyusun roadmap daripada industri 4.0 tersebut.

"Industri kami siap menghadapi revolusi industri dengan meluncurkan pembuatan roadmap Indonesia 4.0," kata Menko Airlangga dalam webinar internasional, Senin (12/2).

Dia menambahkan, setidaknya ada beberapa sektor industri yang akan dimasukan di dalam roadmap Indonesia 4.0 tersebut. Beberapa di antaranya adalah sektor prioritas, seperti minuman, tekstil, otomotif, kendaraan, elektronik, dan farmasi.

Sumber Artikel : Merdeka.com

Selengkapnya
Alasan Pemerintah Tunjuk 7 Sektor ini Masuk Peta Jalan Industri 4.0

Perindustrian

Hannover Messe 2021, Kemenperin Pamer Peta Jalan Industri 4.0

Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 17 Februari 2025


Kementerian Perindustrian menyebut keikutsertaan Indonesia sebagai official partner country pada Hannover Messe 2021 Digital Edition bertujuan untuk membagikan kepada dunia mengenai pencapaian dalam implementasi peta jalan penerapan industri 4.0 di Indonesia. Gelaran yang mengusung tema Making Indonesia 4.0, akan menjadi ajang pameran teknologi terbesar di dunia untuk mendorong keterhubungan Indonesia dengan jejaring rantai suplai global. “Selain itu, kami juga mendorong terjadinya transfer teknologi melalui keikutsertaan Indonesia dalam Hannover Messe 2021," ujar Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita saat membuka Pra-Konferensi Indonesia Partner Country Hannover Messe 2021 secara virtual, Selasa (6/4/2021).

Agus menyebut dalam masa pandemi yang mengubah gaya hidup, cara berinteraksi, hingga aktivitas ekonomi masyarakat, keikutsertaan Indonesia dalam Hannover Messe 2021 yang kali ini diselenggarakan secara digital memberikan keleluasaan. Menperin menyampaikan, Kehadiran Indonesia sebagai official partner country secara digital akan berlangsung selama setahun hingga berganti partner country HM dari negara mitra lainnya.

“Dalam HM 2021, kita juga menunjukkan akselerasi digital yang dilakukan sektor industri di Indonesia yang juga dipicu oleh adanya pembatasan pergerakan dan interaksi di masa pandemi. Di titik inilah 4 th Industrial Revolution menemukan momentumnya," ujar Agus. Perusahaan industri di Indonesia menunjukkan kesiapannya dalam menghadapi pandemi Covid-19, termasuk dengan memanfaatkan teknologi Industri 4.0 sehingga tetap dapat menjaga aktivitas produksinya. Sisi lain kendati di tengah pandemi, realisasi investasi sektor industri pada periode 2020 mencapai Rp272,9 triliun, atau masih bertumbuh 26 persen dari 2019 yang sebesar Rp216 Triliun. Selain itu, pada Maret 2021 lalu Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia berada di level 53,2 atau meningkat sebesar 2,3 poin dari Februari 2021. Peningkatan PMI manufaktur Maret 2021 menjadi yang tertinggi dalam kurun waktu satu dekade terakhir.

Hal tersebut diyakini Agus menunjukkan pemulihan ekonomi Indonesia akan semakin cepat, dan diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021. Adapun Peta jalan Making Indonesia 4.0 merupakan inisiatif untuk percepatan pembangunan industri memasuki era industri 4.0. Sasaran utamanya adalah untuk menjadikan Indonesia sebagai 10 negara ekonomi terbesar dunia di tahun 2030.  Berdasarkan peta jalan tersebut, terdapat tujuh sektor industri yang didorong sebagai fokus prioritas pada Making Indonesia 4.0, yaitu industri makanan dan minuman, tekstil dan busana, otomotif, kimia, elektronika, farmasi, serta alat kesehatan. Ketujuh sektor ini dipilih karena dapat memberikan kontribusi sebesar 70 persen dari total PDB manufaktur, 65 persen ekspor manufaktur, dan 60 persen pekerja industri.

Sumber: https://ekonomi.bisnis.com

Sumber Artikel : Kemlu.go.id

Selengkapnya
Hannover Messe 2021, Kemenperin Pamer Peta Jalan Industri 4.0

Perindustrian

Pemerintah Susun Peta Jalan Pengembangan Industri Halal

Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 17 Februari 2025


Kementerian Perindustri bersama sejumlah lembaga terkait tengah menyusun peta jalan pengembangan industri halal. Sekretaris Jenderal Kemenperin Dody Widodo mengatakan bahwa kementerian/lembaga terkait itu di antaranya Komite Nasional Ekonomi Syariah (KNEKS), Kementerian Keuangan, serta Kementerian PPN/Bappenas. “Hal ini diharapkan dapat mempercepat terbentuknya ekosistem halal dari aspek industri,” kata Dody di Jakarta dalam keterangan tertulis, Selasa (12/10/2021).

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah mengeluarkan dua beleid terkait industri halal, yakni tentang pembentukan kawasan industri halal dan pusat pemberdayaan industri halal. Pemberdayaan industri halal diwujudkan dalam beberapa program utama, meliputi pembinaan sumber daya manusia (SDM), pembinaan proses produksi, fasilitasi pembangunan infrastruktur, serta publikasi dan promosi.

“Ini juga termasuk dukungan terhadap industri kecil dan menengah yang selama ini telah mendapatkan fasilitas sertifikasi halal,” jelasnya.

Dody menjelaskan, banyak aspek yang menjadi perhatian untuk menghasilkan produk halal, misalnya bahan baku, teknologi penunjang, fasilitas pendukung, dan SDM industri yang terlibat.

“Kedua peraturan menteri tersebut dijalankan bersama untuk mengembangkan industri halal yang mendukung pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia,” ujarnya.

Dody menjelaskan bahwa potensi ekonomi syariah global yang mencapai US$2,02 triliun, membuat Indonesia sangat berpeluang untuk mengembangkan industri halal, terutama pada sektor makanan dan minuman, fesyen, farmasi, serta kosmetik.

“Ini dilihat dari peningkatan demand produk makanan halal maupun berkembangnya tren fesyen busana muslim yang harus dapat dimanfaatkan oleh industri tekstil dan produk tekstil nasional melalui ragam inovasi produk dan optimalisasi tekstil fungsional,” jelas Dody.

Sementara itu, pada industri farmasi dan kosmetika, pengembangan produk halal juga sejalan dengan upaya substitusi bahan baku impor, karena dapat memanfaatkan keanekaragaman hayati Indonesia yang unik sebagai selling point tersendiri di mata konsumen global.

Kepala Pusat Pemberdayaan Industri Halal (PPIH) Kemenperin Junadi Marki menambahkan, terdapat empat strategi utama yang menjadi acuan para pemangku kepentingan terkait pengembangan ekosistem halal, yaitu penguatan rantai nilai, penguatan keuangan syariah, penguatan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), serta penguatan ekonomi digital.

Ia menambahkan, strategi utama tersebut juga akan diperkuat dengan empat strategi dasar yang menjadi ekosistem pendukung, yaitu penguatan regulasi dan tata kelola, pengembangan kapasitas riset dan pengembangan, peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia, serta peningkatan kesadaran dan literasi publik.

Sumber Artikel : Bisnis.com

Selengkapnya
Pemerintah Susun Peta Jalan Pengembangan Industri Halal

Perindustrian

Penguatan SDM & Teknologi Jadi Kunci Industri Manufaktur Bertahan di Tengah Pandemi

Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 17 Februari 2025


Penguatan ketahanan industri menjadi kunci untuk membangun dunia yang lebih baik di masa endemi Covid-19. Ini seiring mulai pulihnya dunia dari pandemi Covid-19 yang hampir dua tahun melanda dunia.

Demikian tema dari pameran Industrial Transformation Asia-Pasific (ITAP) ke-4 yang kembali digelar dari 22-24 November 2021 dalam format hibrida untuk memaksimalkan jangkauan regional dan mendorong keterlibatan dalam industri manufaktur dan industri terkait.

Dua pilar utama ITAP 2021 adalah SDM dan Teknologi yang Memberdayakan. Dua hal tersebut adalah kunci untuk membangun ketahanan dan kelangsungan dunia yang tahan Covid-19.

"Covid-19 masih menjadi masalah besar bagi perusahaan manufaktur yang melakukan produksi secara fisik dan aktivitas lapangan. Teknologi seperti Artificial Intelligence (AI), Virtual Reality (VR), dan Augmented Reality (AR) dapat membantu mengurangi masalah ini dengan memungkinkan produsen bekerja dengan aman, mengurangi risiko terpapar sekaligus meningkatkan produktivitas," ungkap Chief Executive (Markets) Constellar Holdings, Chua Wee Phong, selaku penyelenggara pameran dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (8/11).

"Kami mengajak perusahaan-perusahaan untuk memanfaatkan kesempatan ini guna mengevaluasi proses bisnis mereka, meningkatkan keterampilan pekerja mereka dan membekalinya dengan keahlian yang tepat untuk mengoptimalkan penggunaan teknologi. ITAP senantiasa menjadi platform industri di kawasan untuk mengeksplorasi solusi inovatif, memperluas jaringan kemitraan dan membangun gudang alat mereka untuk pengembangan kemampuan,” jelas dia.

Constellar menargetkan lebih dari 15.000 pengunjung menghadiri pameran tahun ini.

"Tahun lalu jumlah pengunjung digital dari Indonesia berada di peringkat kedua terbanyak mencapai 8% dari total pengunjung. Tahun ini dengan dibukanya paviliun Indonesia oleh Kementerian Perindustrian RI di pameran fisik ITAP 2021 di Singapore EXPO, akan semakin mengundang banyak para petinggi perusahaan Indonesia untuk hadir secara fisik di ITAP 2021," ungkap Chua Wee Phong.

Kunci Daya Saing

Chief Executive Deutsche Messe, Jochen Köckler mengatakan, digitasi, keberlanjutan, dan rantai pasokan yang efektif adalah kunci daya saing produksi.

Pandemi dengan jelas menunjukkan seberapa cepat proses produksi dapat ditantang. Implementasi dan perluasan produksi yang berkesinambungan dalam Industri 4.0 menjadi komponen yang semakin penting dalam pengembangan produksi.

"Kawasan Asia Pasifik dengan cepat berkembang menjadi hub bagi perusahaan teknologi yang terkait dengan Industri 4.0. ITAP memberikan kesempatan bertemu secara langsung dengan perusahaan-perusahaan tersebut, merasakan inovasi teknologi dan menjalin kerjasama bisnis," ujar dia.

Fokus tahun ini pada Sumber Daya Manusia dan Teknologi adalah hasil dari pengamatan mendalam terhadap negara-negara tetangga seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam, yang memiliki sentimen kuat seputar tantangan tenaga kerja yang timbul akibat protokol jaga jarak.

"Situasi ini akan terus berlanjut dan menciptakan kenormalan baru dimana perusahaan harus menyesuaikan pola kerja dan proses produksi. Ini akan menjadi kekuatan pendorong Industri 4.0 dan kita perlu mengembangkan secara sistematis di semua dimensi untuk menciptakan ekosistem yang berkelanjutan," ujar Siriwat Waiyanit, Wakil Ketua (Manufacturing Automation and Robot Center) Thai-German Institute.

Sumber Artikel: Liputan6.com

Selengkapnya
Penguatan SDM & Teknologi Jadi Kunci Industri Manufaktur Bertahan di Tengah Pandemi
« First Previous page 22 of 37 Next Last »