Perhubungan

Tragedi Penerbangan MZ 8968: Kronologi Kecelakaan, Kontroversi, dan Penyelidikan

Dipublikasikan oleh Admin pada 12 April 2024


Merpati Nusantara Airlines Penerbangan 8968 (MZ 8968, MNA 8968), penerbangan yang dioperasikan oleh Merpati Nusantara Airlines, mengalami kecelakaan di laut dekat Bandara Utarom di Kabupaten Cayman pada tanggal 7 Mei 2011. Pesawat tersebut jatuh setelah lepas landas dari ketinggian 15.000 kaki, sekitar 400 meter sebelum landasan pacu 19 bandara, karena cuaca buruk.

Kronologi kecelakaan

Pesawat lepas landas dari Bandara Domine Eduard Osok di Sorong pada pukul 12:40. Dari WIT hingga Bandara Ugi tarom dan Kabupaten Kaimana. Karena hujan deras mengguyur Kabupaten Kaimana sebelum mendarat, pesawat memutuskan istirahat 15 menit lalu mencoba mendarat kembali. Pesawat tersebut diyakini jatuh pada pukul 14.05 WIT sekitar 400 meter dari landasan pacu 19 setelah kehilangan keseimbangan frontal, menabrak parit dan tenggelam di Teluk Kaimana. 25 orang dilaporkan tewas dalam kecelakaan ini.

Kontroversi

Insiden ini menimbulkan kontroversi di komunitas penerbangan. Banyak kalangan, terutama pakar penerbangan, mulai memperdebatkan kualitas pesawat Xian MA60 dan keputusan Merpati membeli pesawat tersebut. Penjualan pesawat tersebut diduga tidak memenuhi syarat. Banyak kalangan menduga penjualan tiket pesawat sarat dengan kasus penipuan dan pencungkilan harga. Banyak laporan menyebutkan bahwa Merpati berencana menjual (dan mengakhiri produksi) sisa armada MA60 miliknya. Namun Kementerian Perhubungan dan BUMN tidak melakukannya.

Investigasi

Pada tanggal 9 Mei 2011, ditemukan dua kotak hitam (FDR dan CVR) dari pesawat naas tersebut. Untuk analisa, FDR atau perekam data penerbangan dikirim ke China karena enkripsi (proteksi) datanya menggunakan bahasa China. Saat itu, KNKT menganalisis rekaman suara gadai tersebut. Laporan pertama investigasi perekam suara luar angkasa menemukan tanda-tanda kesalahpahaman di luar angkasa.

Penyebab

Pada bulan Mei 2012, KNKT merilis laporan akhir investigasinya. Laporan tersebut mengidentifikasi kesalahan pilot sebagai penyebab utama kecelakaan itu. Pilot membatalkan pendaratan dan pesawat berbelok tajam ke kiri sebesar 38 derajat. Oleh karena itu, pilot tidak mengikuti prosedur untuk melepas penutup sayap (dalam bahasa Inggris: flaps) dan ketinggian pesawat menurun dengan cepat.

Disadur dari: id.wikipedia.com

Selengkapnya
Tragedi Penerbangan MZ 8968: Kronologi Kecelakaan, Kontroversi, dan Penyelidikan

Perhubungan

Kecelakaan Pesawat Merpati Nusantara Airlines Penerbangan 724

Dipublikasikan oleh Admin pada 12 April 2024


Kecelakaan ini merupakan kecelakaan paling mematikan sepanjang sejarah Merpati Nusantara Airlines. Penyelidik menyimpulkan, pilot pesawat tersebut secara tidak sengaja terbang di ketinggian. Kerusakan tersebut menyebabkan pesawat mendarat di perairan internasional dekat Bandara Jefman.

Kecelakaan

Pada tanggal 1 Juli 1993, sebuah pesawat Fokker F28 Fellowship mendekati Bandara Jefman di area kecil. Korban selamat mengatakan jarak antara tanah dan pesawat kurang dari 1 meter. Tiba-tiba pesawat terangkat dan roda pendarat kiri mencapai puncak sebuah bukit kecil. Korban selamat mengaku mendengar ledakan keras saat kejadian.

Banyak penumpang yang terlempar dari tempat duduknya di pesawat. Sebagian sayapnya patah dan pesawat mulai berputar. Pesawat meninggalkan bandara, jatuh ke laut dan pecah menjadi tiga bagian besar. Korban sebagian besar ditemukan masih terikat di kursi, dan ada pula jenazah yang mengambang di atas. Tim pencarian dan penyelamatan dikerahkan segera setelah kejadian tersebut.

Nelayan setempat adalah orang pertama yang tiba di lokasi kecelakaan dan membantu seorang anak laki-laki dan seorang pria di lokasi kejadian. Banyak orang selamat dari kecelakaan itu, namun banyak juga yang meninggal karena luka-luka mereka. Orang lain selamat dari kecelakaan itu dan menyelamatkan anak laki-laki yang tidak sadarkan diri itu dari air. Saat menyerahkan bocah tersebut kepada nelayan setempat, tiba-tiba ia pingsan dan meninggal dunia.

Berita kejadian tersebut bermula antara pukul 15.00 hingga 16.00 WIB. Keluarga korban diberitahu mengenai kecelakaan tersebut dan dibawa ke lokasi kejadian. Mereka tiba keesokan harinya. Evakuasi berlangsung cepat karena akses ke lokasi jatuhnya pesawat mudah.

Pesawat

Pesawat yang terlibat kecelakaan adalah Fokker F28 Fellowship 3000 registrasi PK-GFU dengan nomor seri 11131. Pesawat lepas landas terlebih dahulu. April 1978. Pesawat dikirim pada tahun yang sama dan digunakan pada penerbangan Garuda Indonesia sebelum dijual ke Merpati Nusantara Airlines pada tahun 1989.

Penyelidikan

Dilaporkan bahwa kondisi cuaca buruk pada saat itu. kecelakaan Saksi melaporkan hujan lebat disertai angin kencang. Juru Bicara Merpati menambahkan, cuaca di sekitar Sorong, termasuk kawasan Bandara Jefman, “sangat buruk”. Awan hitam tebal terlihat pada saat kejadian. Operator maskapai penerbangan dilaporkan memperingatkan awak Penerbangan 724 bahwa mereka telah membatalkan pendaratan dan mengalihkan ke Bandara Biak. Namun, pilot Penerbangan 724 bersikeras untuk mendarat di Bandara Jeffman.

Saat pilot mulai mendarat, pesawat mengarah ke laut, bukan ke landasan pacu. Pilot tampak bingung dengan cuaca buruk tersebut. Beberapa detik kemudian, para kru menyadari kesalahan mereka dan mencoba kembali, namun gagal. Bagian depan pesawat berhasil menghindari bukit, namun bagian belakang pesawat tertabrak. Pesawat pecah menjadi tiga bagian dan jatuh ke laut.

Disadur dari Artikel : id.wikipedia.com

Selengkapnya
Kecelakaan Pesawat Merpati Nusantara Airlines Penerbangan 724

Perhubungan

Tragedi Mandala Airlines Penerbangan RI 091: Kronologi Kecelakaan Pesawat Boeing 737-200 di Medan

Dipublikasikan oleh Admin pada 12 April 2024


Mandala Airlines Penerbangan RI 091 jatuh pada tanggal 5 September 2005 di Padang Bulan, Medan, Sumatera Utara. Pesawat yang mengalami kecelakaan adalah Mandala Airlines Boeing 737-200. Pesawat lepas landas dari Bandara Polonia Medan ketika kecelakaan terjadi.

Pesawat tersebut terbang dari Medan menuju Jakarta dan membawa 117 orang, termasuk 112 penumpang dan 5 awak. Dari jumlah tersebut, 100 penumpang dan 49 orang tewas di darat, 17 orang selamat.

Kronologi kecelakaan sebagai berikut: pesawat terbang dalam posisi tidak utuh, menabrak tiang listrik dan jatuh. Di tengah perjalanan, ia menabrak rumah penduduk sekitar 100 meter dari bandara. Setelah kecelakaan, pesawat meledak beberapa kali dan terbakar, hampir menghancurkan seluruh pesawat.

Pesawat yang jatuh adalah Boeing 737-2Q3adv tahun 1981, digunakan oleh Lufthansa sebelum diakuisisi oleh Mandala Airlines pada tahun 1991.  Dari 117 orang yang berada di pesawat, hanya 17 penumpang yang selamat. Di antara korban tewas adalah Gubernur Sumut Tengku Rizal Noordin dan mantan Gubernur Sumut Raja Inal Siregar. 49 orang lainnya tewas di darat, dan pengamatan awal menunjukkan bahwa salah satu mesin pesawat rusak dan kehilangan tenaga. Ada laporan bahwa pesawat tersebut membawa muatan berbentuk durian yang mendekati batas berat yang diizinkan. Menyusul insiden ini, beberapa pesawat Boeing 737-200 dilarang terbang untuk pemeriksaan darurat.

Investigasi KNKT menyimpulkan bahwa kecelakaan itu terjadi karena penutup dan penutup tidak dalam kondisi tidak mengikuti prosedur daftar periksa peralatan. Peraturan.

Pada tanggal 7 Juni 2005, Menteri Perhubungan mengeluarkan Keputusan No. 35/2005 tentang pembatasan masa manfaat pesawat udara, namun undang-undang ini baru berlaku enam bulan kemudian, yakni Desember 2005.

Disadur dari: id.wikipedia.com

Selengkapnya
Tragedi Mandala Airlines Penerbangan RI 091: Kronologi Kecelakaan Pesawat Boeing 737-200 di Medan

Perhubungan

Tragedi Lion Air JT-610: Analisis Kecelakaan dan Tanggapan Operasi Pencarian

Dipublikasikan oleh Admin pada 12 April 2024


Jatuhnya Lion Air Penerbangan 610 merupakan kecelakaan yang terjadi pada 29 Oktober 2018. Pesawat hilang kontak saat dalam perjalanan dari Jakarta menuju Pangkal Pinang. SAR menyebutkan pesawat tersebut jatuh di Tanjung Pakis, Karawang. Puing-puing pesawat ditemukan di lepas pantai Jawa.

Flight data recorder (FDR) ditemukan tim SAR pada 1 November 2018 dan 14 Januari 2019 (CVR). KNKT mengumumkan hasilnya pada 25 Oktober 2019. Penyebab kecelakaan tersebut diduga karena reaksi pilot yang berlebihan selama proses desain dan sertifikasi Boeing 737-8 (MAX), namun tidak benar berdasarkan bahan referensi yang ada. Selain itu, ada delapan faktor lain yang diduga menjadi penyebab jatuhnya pesawat Lion Air penerbangan PK-LQP. Salah satunya adalah tidak adanya pedoman pelatihan atau informasi tentang MCAS dalam manual pilot, sehingga pilot tidak memahami sistem baru tersebut.

Pesawat yang terlibat dalam kecelakaan itu adalah Boeing 737 MAX 8 dan nomor registrasi. PK-LQP dengan dua mesin CFM International LEAP. Lion Air menerima pengiriman pesawat dari Boeing pada 13 Agustus 2018, hanya dua bulan sebelum kecelakaan terjadi. Saat kecelakaan terjadi, pesawat memiliki 800 jam terbang. Peristiwa ini merupakan kecelakaan pertama yang melibatkan pesawat 737 MAX sejak diluncurkan pada tahun 2017.

Pesawat lepas landas dari Jakarta pada pukul 06:20 WIB (23:20 UTC) dan dijadwalkan tiba di Bandara Depati Amir Pangkalpinang pada pukul 07:20. Pesawat terbang ke barat, berbelok ke utara dan jatuh di perairan sedalam 35 meter di lepas pantai timur laut Jakarta pada pukul 06.33. Pesawat naik dan turun beberapa kali setelah mencapai ketinggian 1.500 m (5.000 kaki). Data terbaru yang dipublikasikan menunjukkan ketinggian 3.650 kaki (1.113 m) dan kecepatan 345 knot (639 km/jam). Menurut tim SAR Pangkal Pinang, pilot meminta kembali ke Jakarta, namun tidak dikabulkan. Pesawat tersebut jatuh 34 mil laut (63 km) di lepas pantai Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Pesawat tersebut membawa 181 penumpang (178 dewasa, 1 anak-anak, 2 bayi) dan 8 awak (2 pilot) laki-laki, 6 penumpang. . . Menurut Lion Air, kaptennya adalah warga negara India dengan pengalaman 7 tahun dan 6.000 jam terbang, dan pilotnya adalah warga negara Indonesia dengan pengalaman terbang 5.000 jam. Di antara 181 penumpang pesawat tersebut terdapat 20 pegawai Kementerian Keuangan, tujuh anggota DPRD Bangka Belitung, serta tiga hakim Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri.

Dari 189 jenazah, baru 125 yang teridentifikasi. Dan pencarian korban dihentikan sejak 10 November 2018. Operasi pencarian dan penyelamatan dilakukan Badan SAR Nasional (Basarnas) dengan dukungan TNI-AU. Basarnas mengirimkan sekitar 150 orang ke lokasi jatuhnya pesawat menggunakan perahu dan helikopter. Kapal nelayan juga menanggapi laporan adanya kecelakaan udara. Awak kapal feri AS Jaya II mengatakan kepada otoritas pelabuhan Tanjung Priok bahwa mereka melihat pesawat jatuh pada pukul 06.45 dan menemukan puing-puing di air pada pukul 07.15. Puing-puing yang diyakini berasal dari pesawat ditemukan di dekat kilang minyak di pinggiran lokasi.

Juru bicara Basarnas membenarkan bahwa pesawat tersebut jatuh. Ketua Basarnas Muhammad Syaugi kemudian angkat bicara mengenai jumlah korban jiwa, namun tidak merinci jumlahnya.

Disadur dari: id.wikipedia.com

Selengkapnya
Tragedi Lion Air JT-610: Analisis Kecelakaan dan Tanggapan Operasi Pencarian

Perhubungan

Tragedi Penerbangan Garuda 708: Kecelakaan Mematikan di Bandara Mapanget, Manado

Dipublikasikan oleh Admin pada 11 April 2024


Garuda Indonesia Penerbangan 708 adalah penerbangan terjadwal Garuda Indonesia (sekarang Garuda Indonesia) dari Jakarta ke Manado melalui Surabaya dan Makassar. Pada tanggal 16 Februari 1967, pada penerbangan terakhir dari Makassar menuju Manado, terjadi kecelakaan saat pendaratan pesawat Lockheed L-188C Electra yang lepas landas dari Bandara Mapanget Manado. 22 dari 84 penumpang tewas dalam kecelakaan itu, delapan awak selamat.

Pesawat

Pesawat yang jatuh adalah Lockheed L-188C dengan nomor seri produksi 2021, nomor lini produksi 169, registrasi PK-. listrik. . GLB. Pesawat tersebut diakuisisi oleh Garuda Indonesia pada Januari 1961. Pemeriksaan akhir pesawat dilakukan pada 13 November 1966 dan pesawat mendapat sertifikat kelaikudaraan hingga 23 Juni 1967. Penerbangan tersebut memiliki waktu [12,359] jam sebelum kecelakaan.

Penerbangan

Penerbangan 708 berangkat dari Jakarta melalui Surabaya dan Makassar menuju Manado. Pada leg kedua, cuaca buruk selama penerbangan menuju Makassar memaksa kru kembali ke Surabaya. Penerbangan dilanjutkan keesokan harinya melalui Makassar menuju Manado. Cuaca di Manado berawan pada ketinggian 900 kaki dan jarak pandang 2 kilometer.

Mereka mendekati landasan pacu 18, namun setelah melewati bukit 200 meter di atas ketinggian landasan pacu dan 2.720 kaki dari ambang batas, pilot menyadari bahwa ia terlalu tinggi, terlalu kiri dari titik tengah. Hidung diturunkan dan pesawat berbelok ke kanan untuk menghindari selip. Kecepatan udara turun hingga kecepatan kritis [125] knot, dan pesawat terus berbelok ke kanan, mendarat kira-kira [156] kaki dari landasan. Bagian bawahnya patah sehingga menyebabkan pesawat tergelincir dan terbakar.

Kemungkinan penyebab jatuhnya pesawat adalah keputusan untuk menggunakan teknik pendaratan yang janggal, karena terlalu tinggi saat mendarat. Beberapa penyebabnya adalah sepinya lalu lintas udara dan kondisi cuaca buruk pada saat pendaratan.

Disadur dari Artikel : id.wikipedia.com

Selengkapnya
Tragedi Penerbangan Garuda 708: Kecelakaan Mematikan di Bandara Mapanget, Manado

Perhubungan

Tragedi AirAsia QZ8501: Kecelakaan Mematikan yang Mengguncang Dunia Penerbangan

Dipublikasikan oleh Admin pada 11 April 2024


Indonesia AirAsia Penerbangan 8501 (Nomor Penerbangan: QZ8501/AWQ8501) (terkadang disebut sebagai AirAsia Crash QZ8501) adalah sebuah Airbus A320 milik AirAsia Indonesia (AirAsia Group) yang dilaporkan kehilangan kontak di Laut Jawa dekat Lembah Selimut Saya tersesat. Terdapat 155 penumpang dan 7 awak dalam penerbangan dari Surabaya, Indonesia ke Singapura pada 28 Desember 2014 (total 162). Pada 30 Desember 2014, puing pesawat ditemukan mengambang di Laut Jawa. Mayat manusia juga ditemukan bersamaan dengan jatuhnya pesawat, 162 orang dikabarkan meninggal dunia.

Pada 20 Januari 2015, QZ8501 dikabarkan terhenti, kondisi pesawat kehilangan arah. Hal ini terjadi karena hidung pesawat yang tinggi. Pada tanggal 1 Desember 2015, tepat satu tahun setelah jatuhnya QZ8501, Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (KNKT) mengumumkan temuan terakhirnya bahwa bagian kemudi ekor pesawat mengalami kerusakan. Pilot merespons dengan kesalahan fatal. Kurangnya komunikasi antara pilot dan co-pilot menyebabkan pesawat tersebut jatuh.

Kecelakaan QZ8501 merupakan kecelakaan terparah ketiga sepanjang sejarah Indonesia setelah jatuhnya Garuda di Medan. Pada tahun 1997, 234 orang tewas dalam kecelakaan Air Lion. Sebuah pesawat terbang mengalami kecelakaan pada tahun 2018, tercatat 189 orang meninggal di Laut Karawang. Jatuhnya QZ8501 juga merupakan kecelakaan maskapai terburuk ketiga di dunia, setelah Malaysia Airlines Penerbangan 17 dan Malaysia Airlines Penerbangan 370 pada tahun 2014. Ini merupakan kecelakaan Airbus A320 terburuk kedua setelah TAM Linhas Aéreas Penerbangan 3054, dan kecelakaan udara terburuk ketiga. Kecelakaan tahun 2014. Keluarga A320, TAM 3054 dan Kogalymavia penerbangan 9268.

Linimasa

Kontak hilang pada pukul 0724 WIB, menurut AirAsia. Namun dari beberapa laporan otoritas penerbangan Indonesia, kontak hilang lebih awal, tepatnya pada pukul 06.17 WIB. Penerbangan berangkat dari Bandara Juanda pada pukul 05:35 WSS (UTC+7) dengan rute M365 dan mendarat pada pukul 08:30 WSS (UTC+8). Pesawat tersebut berada di bawah pengawasan penerbangan sipil Indonesia saat diminta menyimpang dari jalur penerbangan semula karena cuaca buruk.

Pilot meminta izin untuk mendaki hingga ketinggian 38.000 kaki (11.600 m) untuk menghindari awan kumulonimbus yang tebal, namun ketinggian akhir yang ditunjukkan oleh transponder dan dicatat oleh Flightradar24 adalah 32.000 kaki (9.750 m). Pesawat tersebut terbang dengan ketinggian dan kecepatan tinggi di atas Laut Jawa antara Kalimantan dan Jawa yang masih dalam kendali lalu lintas udara Indonesia, ketika hilang kontak dengan pengatur lalu lintas udara pada pukul 07:24 waktu setempat. Analisis menunjukkan bahwa pesawat melewati area badai hanya beberapa menit sebelum menghilang.

Disadur dari: id.wikipedia.com

Selengkapnya
Tragedi AirAsia QZ8501: Kecelakaan Mematikan yang Mengguncang Dunia Penerbangan
« First Previous page 2 of 17 Next Last »