Pendidikan

Sistem Outcome Based Education (OBE) dan Implementasinya dalam Bidang Ilmu Geologi

Dipublikasikan oleh Muhammad Armando Mahendra pada 18 Februari 2025


Fakultas Teknik Universitas Diponegoro dalam beberapa tahun terakhir telah membangun dan menerapkan sistem pembelajaran berdasarkan prestasi lulusan, melalui sistem pembelajaran Outcome Based Education atau OBE. OBE merupakan sistem pendidikan tinggi yang menitikberatkan pada capaian pembelajaran dengan mengacu pada kriteria dan kompetensi lulusan yang dirancang oleh suatu program. Dalam pelaksanaannya, sistem OBE menggunakan pendekatan yang menekankan pada keberlangsungan proses pembelajaran secara inovatif, interaktif dan efektif.

Teknik Geologi sebagai bagian dari Fakultas Teknik Universitas Diponegoro juga menerapkan sistem OBE dalam proses pembelajaran mahasiswa. Untuk memenuhi standar penerapan OBE, Teknik Geologi telah mengembangkan kriteria dan kompetensi lulusan Teknik Geologi sebagai berikut:

  • Menguasai teori, konsep dan paradigma ilmu dan teknologi kebumian.
  • Mampu melaksanakan penelitian dan mengembangkan ilmu dan teknologi kebumian.
  • Mampu mengidentifikasi permasalahan yang berkaitan dengan penerapan ilmu dan teknologi kebumian serta merumuskan penyelesaian yang tepat.

Pencapaian kriteria lulusan tersebut sebenarnya tidak mudah dan memerlukan komitmen dari seluruh pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran. Salah satu kendala yang terlihat jelas di depan mata kita adalah terkait kurikulum yang kemudian menjadi terlalu padat karena harus mampu menampung seluruh hasil pembelajaran sesuai dengan capaian lulusan yang diharapkan.

Akibat padatnya kurikulum, proses pembelajaran itu sendiri menjadi terhambat. Ini merupakan dilema yang tidak ada habisnya dan mahasiswalah yang paling menderita karenanya. Pada akhirnya kriteria pencapaian lulusan yang diharapkan tidak tercapai secara maksimal pula.

Berkaca pada kriteria lulusan bidang ilmu kebumian pada perguruan tinggi di luar negeri, lulusan sarjana atau sarjana lebih ditekankan pada penguasaan konsep dasar dan sedikit mengenal penerapan ilmu kebumian dalam bidang industri. Mata kuliah terapan Teknik Geologi di Indonesia selama ini diajarkan mulai tingkat 3 (semester 5 dan 6), baru kemudian diajarkan pada jenjang pendidikan tinggi di luar negeri.

Perbedaan besar ini bukan tanpa alasan, jelas Indonesia membutuhkan lulusan Sarjana Teknik Geologi yang siap bekerja di berbagai bidang industri seperti perminyakan, pertambangan, hidrologi, konstruksi, dan lain sebagainya karena tingginya permintaan. Oleh karena itu, mau tidak mau, sistem pendidikan tinggi di Indonesia diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas dalam waktu singkat.

Oleh karena itu, sesungguhnya prestasi lulusan yang dihimpun departemen Teknik Geologi di Indonesia bukanlah suatu cacat yang harus diperbaiki dan disamakan dengan lulusan universitas di luar negeri. Hal ini semata-mata untuk memenuhi kebutuhan industri.

Disadur dari: geologi.ft.undip.ac.id

Selengkapnya
Sistem Outcome Based Education (OBE) dan Implementasinya dalam Bidang Ilmu Geologi

Pendidikan

15 Tahun BINUS ONLINE Berkarya untuk Nusantara: Memperluas Kesempatan Pendidikan Berkualitas untuk Nusantara dan Dunia

Dipublikasikan oleh Muhammad Armando Mahendra pada 18 Februari 2025


Peran pendidikan tinggi menjadi salah satu faktor penting dalam melahirkan SDM Unggul sesuai dengan berkembangknya teknologi. Meskipun begitu, tantangan tetap ada dalam memastikan akses terhadap kualitas pendidikan yang merata, tanpa memandang batas geografis dengan kualitas yang sama.

Beberapa faktor yang menyebabkan ketidakmerataan akses pendidikan tinggi meliputi faktor geografis (lokasi perguruan tinggi yang jauh dari tempat tinggal masyarakat), faktor ekonomi (biaya pendidikan tinggi yang masih relatif tinggi), dan faktor sosial (kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan tinggi).

Memahami tantangan dan situasi tersebut, BINA NUSANTARA menghadirkan sebuah layanan pendidikan online yang menghadirkan pengalaman belajar yang fleksibel, yakni BINUS ONLINE. Pada mulanya, BINUS mengembangkan kursus dalam bentuk materi pengembangan diri leadership dan hal tersebut mendapatkan respon yang baik dari masyarakat.

Lalu, melihat potensi yang sangat baik tersebut, Prof. Dr. Ir. Harjanto, M.M yang kala itu masih menjabat sebagai Chief Information Office BINA NUSANTARA, mengusulkan kepada mendiang Prof. Dr. Drs. Gerardus Polla, M.App, Sc yang saat itu menjabat sebagai Rektor BINUS UNIVERSITY, untuk mengembangkan perkuliahan yang dilaksanakan secara online.

Seiring dengan berjalannya waktu, BINUS ONLINE resmi berdiri pada tanggal 14 Februari 2009. Semenjak awal berdirinya, BINUS ONLINE bertekad untuk menghadirkan kualitas pembelajaran daring yang sama dengan pembelajaran tatap muka. Hal tersebut diwujudnyatakan dengan kurikulum global dan juga lewat hadirnya sistem Learning Management System (LMS) BINUS ONLINE.

Komitmen dalam menjaga mutu tersebut, turut dibuktikan dengan penerapan Sistem Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) pada tahun 2020, yang memungkinkan para pekerja untuk menukarkan pengalaman kerjanya menjadi mata kuliah. Kualitas BINUS ONLINE telah diakui dengan diberikannya rekognisi 5 Stars Online Learning dari Lembaga Pemeringkatan QS pada tahun 2021.

Pada awalnya di tahun 2009, BINUS ONLINE hanya memiliki sekitar 100 mahasiswa, Namun, kini BINUS ONLINE telah berkembang dan memiliki lulusan yang hampir mencapai 20 ribu lulusan yang tersebar di seluruh Indonesia serta mancanegara. Profil mahasiswa dan alumni dari BINUS ONLINE pun sangat beragam, mulai dari atlet tingkat nasional dan dunia seperti Kevin Sanjaya, dan juga para artis dan seniman seperti Enzy Storia dan Sheryl Sheinafia, hingga Anggota DPR RI yakni Tommy Kurniawan. Kini, BINUS ONLINE telah memiliki lulusan yang tersebar di lebih dari 30 provinsi di Indonesia dan juga 24 negara, termasuk di Jepang, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, Jerman, dan masih banyak lagi.

Sumber: online.binus.ac.id

Selengkapnya
15 Tahun BINUS ONLINE Berkarya untuk Nusantara: Memperluas Kesempatan Pendidikan Berkualitas untuk Nusantara dan Dunia

Pendidikan

Perundungan: Membedah Bentuk, Upaya, dan Pencegahan

Dipublikasikan oleh Muhammad Armando Mahendra pada 18 Februari 2025


Betapa sakit hati Dewi manakala mendengar maraknya kasus perundungan pelajar di Tanah Air. Psikolog di Student Mental Health and Wellbeing Support (SMHWS), Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) itu mengecam aksi perundung menindas para korban yang tak berdaya. “Betul-betul memprihatinkan. Perundungan itu tidak memandang usia, gender, bahkan tempat. Bisa di mana-mana,” kata Dewi Setyaningrum, S.Psi., M.Psi., Psikolog.

Perundungan atau bullying adalah tindakan yang dilakukan seseorang atau kelompok untuk menyerang pihak-pihak tertentu karena adanya ketidakseimbangan kekuatan antara pelaku dengan korban. Musababnya, perundung atau pelaku bullying merasa dirinya lebih kuat dan berkuasa sehingga bisa menindas korban yang dianggap lemah.

Dewi mengatakan ada dua jenis perundungan, yaitu perundungan fisik dan nonfisik. Perundungan fisik adalah perundungan yang melibatkan kontak fisik dan dilakukan dengan memukul, menggigit, menendang, hingga mencakar. Sedangkan perundungan nonfisik biasanya dilakukan secara verbal maupun nonverbal.

Perundungan verbal adalah bentuk bullying melalui lisan seperti mengejek, mengolok-olok, mengancam, menghina, hingga memaki. Sedangkan, perundungan nonverbal biasanya berupa pengabaian, diasingkan, dikucilkan dari kelompoknya, hingga mendapat perlakuan diskriminatif.

Perundungan juga merambah jagat maya sehingga membuka peluang pem-bully-an oleh orang asing yang tidak mengenal korban. “Sekarang juga ada istilahnya cyber bullying atau perundungan dunia maya. Pelaku menyalahgunakan platform internet, SMS, WhatsApp, maupun layanan surel sebagai media untuk melakukan perundungan. Biasanya dilakukan untuk mempermalukan atau membuat citra buruk orang lain,” terang Dewi.

Kasus perundungan jamak dialami para pelajar SD hingga SMA di Indonesia. Meskipun tak jarang kasus perundungan juga dialami oleh mahasiswa hingga para pekerja, kasus perundungan di tingkat pendidikan dasar hingga menengah masih menduduki peringkat teratas.

Temuan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) yang dihimpun dari Republika menyebutkan, sepanjang tahun 2023, terjadi 30 kasus perundungan di Tanah Air. Angka ini meningkat dari tahun 2022 yang berjumlah 23 kasus. FSGI menyebutkan 80% kasus terjadi pada institusi pendidikan di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Sedang sebanyak 20% kasus terjadi pada sekolah di bawah naungan Kementerian Agama. Laporan tersebut juga menyebutkan 50% kasus perundungan terjadi pada jenjang SMP/sederajat, 30% pada jenjang SD/sederajat, dan 10% masing-masing pada jenjang SMA dan SMK. 

Lima tahun sebelum laporan tersebut rilis, Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) pernah melakukan riset jenis kasus perundungan yang marak terjadi di Indonesia. Laporan tahun 2018 itu menyebutkan ada enam jenis tindakan bullying yang kerap dialami pelajar Indonesia, yakni: barang diambil/dirusak, diejek, disebar rumor tak baik, dikucilkan, dipukul/disuruh-suruh, hingga diancam. UNICEF mencatat 41% pelajar Indonesia usia 15 tahun pernah mengalami bullying alias perundungan beberapa kali dalam sebulan.

Dewi melihat kasus perundungan bak gunung es di lautan. Kasus perundungan yang terungkap ke publik hanya sebagian kecil dari kenyataan di lapangan. Psikolog SMHWS UMS itu meyakini ada banyak kasus perundungan lain yang tidak terungkap ke publik. “Dari atas terlihat sedikit (kasusnya) padahal sebenarnya sangat banyak. Hanya saja belum terungkap ke publik,” jelasnya.

Trauma di sisa hayat

Pelaku perundungan boleh jadi berpuas hati atas tindak tanduknya membabat habis harga diri korban. Padahal, apa yang dialami korban tidak akan pernah sebanding dengan apa yang dilakukan perundung. Perasaan trauma yang berkecamuk di alam pikiran korban akan terus hidup merentang masa di sisa hayatnya. 

Dewi menguraikan dampak apa saja yang dihadapi para korban perundungan, mulai dari dampak ringan hingga berat. Korban perundungan akan mengalami rasa kurang percaya diri, kurang bersemangat, hingga merasa harga diri rendah. Korban juga bisa mengalami masalah psikologis seperti kecemasan, gangguan psikosomatis, gangguan traumatis, dan gangguan psikologis lainnya.

“Ada kekhawatiran jika korban tidak segera ditangani, maka di masa depan ada risiko korban akan menjadi pelaku perundungan,” ungkap Dewi khawatir. 

Salah satu dampak berat korban perundungan adalah gangguan psikotik, sebuah gangguan psikologis yang mempengaruhi pikiran penderitanya. Gangguan ini meliputi waham, halusinasi, hingga perilaku kacau yang bisa mengganggu keseharian korban. Dampak buruk lain adalah depresi yang jika tidak segera ditangani akan berujung pada percobaan bunuh diri. 

“Korban perundungan juga berisiko mengalami depresi dan bunuh diri jika tidak segera tertangani. Bisa juga korban memiliki kecenderungan untuk menyakiti dirinya atau self harm,” sambung Dewi.

Korban harus bangkit

Bangkit dari keterpurukan adalah langkah awal yang bisa dilakukan korban. Menurut Dewi, jika korban “mampu”, korban dapat mengupayakan untuk mulai tampil percaya diri. Ia menyarankan saat korban berinteraksi dengan pelaku, korban harus memberikan respons yang asertif.

“Korban harus menunjukkan diri sebagai orang yang kuat tanpa harus membalas pelaku dengan kekerasan. Jangan memberi respons dengan penuh emosi yang menunjukkan bahwa korban tidak mau dijadikan korban,” jelas dia. 

Jika korban ternyata tidak mampu untuk mengupayakan hal tersebut, Konselor SMHWS UMS itu merekomendasikan korban untuk mengkomunikasikan perundungan yang dialami kepada orang yang dapat dipercaya. 

“Apabila perundungan terjadi di lingkungan formal seperti sekolah atau kantor, kasus tersebut bisa dilaporkan ke pihak yang berwenang seperti bagian SDM atau guru bimbingan konseling. Bisa juga ke layanan psikologi jika sudah ada,” imbuh Dewi.

Saat kondisi psikis korban terus memburuk dan mulai mengganggu rutinitasnya, Dewi mengatakan korban harus segera mencari bantuan profesional. Pertolongan para profesional akan membantu proses pemulihan dan mengatasi masalah psikologis korban.

Di sisi lain, Dewi menggarisbawahi pentingnya memberikan pendampingan psikologis pada pelaku. Sebab, ada kecenderungan pelaku memiliki masalah psikologis sehingga membuat pelaku melakukan perundungan. “Korban perundungan bisa jadi akan menjadi pelaku perundungan jika tidak tertangani dengan tepat. Sehingga bisa saja pelaku sebetulnya korban perundungan yang mengalami gangguan mental atau psikologis,” lanjutnya.

Langkah konkret hentikan perundungan

Langkah konkret memberantas perundungan harus dilakukan segera. Dewi berpendapat kepekaan terhadap perubahan perilaku seseorang yang terindikasi mendapatkan perundungan harus digalakkan. Hal ini penting sebagai langkah awal untuk mencegah berbagai dampak buruk seperti yang diuraikan sebelumnya. Antara lain yang perlu dilakukan adalah:

  1. Pondasi awal di dalam keluarga. Salah satu penyebab bullying adalah pola asuh yang dilakukan orang tua. Pola asuh sangat berpengaruh terhadap apa yang dilakukan anak di lingkungan pertemanan. Orang tua dan keluarga harus membangun komunikasi yang baik dengan anak serta menjadi panutan yang baik bagi anak.
  2. Deteksi dini perundungan. Saat perundungan terdeteksi lebih awal, maka pertolongan dapat dilakukan lebih awal sehingga mencegah berbagai kemungkinan terburuk akibat perundungan. Deteksi dini bisa dilakukan menggunakan Olweus Bullying Questionnaire (OBQ) dengan mencermati perubahan perilaku yang muncul tidak seperti biasanya.
  3. Orang tua dan guru harus peka terhadap setiap perilaku anak. Jangan sampai menganggap remeh perlakuan orang lain yang sebetulnya adalah perundungan.
  4. Galakkan program pencegahan anti perundungan dan menetapkan hukuman pada pelaku. Menurut Dewi, pemangku kepentingan harus menciptakan kultur sekolah yang sehat serta perlu adanya identifikasi faktor internal dan eksternal penyebab terjadinya perundungan.

Langkah konkret juga dilakukan UMS dengan menghadirkan SMHWS sebagai layanan konseling gratis bagi mahasiswa UMS. Kehadiran SMHWS memberikan daya dukung psikologis dan mental mahasiswa UMS sehingga mahasiswa dapat melanjutkan aktivitasnya tanpa terganggu permasalahan psikologis yang mendera. SMHWS buka setiap hari Senin sampai Jumat pukul 08.00 - 14.00 WIB. “Jangan ragu datang ke profesional  apabila memang memiliki masalah yang kita sendiri sudah tidak sanggup mengatasi sendiri,” kata Dewi.

Dewi tidak menampik jika perundungan masih terus ada meski sosialisasi terkait perundungan telah dilakukan di berbagai tempat. Ia menyebut pemangku kebijakan sebetulnya sudah melakukan berbagai langkah untuk mencegah perundungan. “Memang sudah dilakukan. Hanya saja hasilnya memang belum maksimal ya. Ini harus jadi PR bersama,” tutup Dewi mengakhiri pembicaraan. 

Disadur dari: www.ums.ac.id

Selengkapnya
Perundungan: Membedah Bentuk, Upaya, dan Pencegahan

Pendidikan

Sunway University Jadi Tuan Rumah "Times Higher Education Asia Universities Summit 2024"

Dipublikasikan oleh Muhammad Armando Mahendra pada 18 Februari 2025


Malaysia membuat pencapaian baru sebagai destinasi pendidikan global dengan menggelar edisi perdana "Times Higher Education (THE) Asia Universities Summit" di Sunway University. Segera berlangsung di sebuah kampus yang dinamis pada 29 April-1 Mei 2024, ajang bergengsi ini memperkuat status Malaysia sebagai pusat pendidikan yang mengusung keunggulan akademik dan inovasi di tingkat regional.

Melambangkan komitmen kuat Malaysia dalam memajukan dunia akademik dan membina inovasi di tengah komunitas akademik dunia, THE Asia Universities Summit akan menjadi sebuah ajang penting. Ajang ini juga menjadi wadah bagi berbagai universitas untuk memamerkan pencapaian sekaligus memfasilitasi diskusi panel dan forum tingkat tinggi. Lewat kerja sama tersebut, Sunway University terus memperkokoh peran penting Malaysia dalam mengubah masa depan pendidikan tinggi di Asia.2

Globalisasi membawa pengaruh besar dalam ekspansi dan internasionalisasi lembaga pendidikan. Di tengah kondisi ekonomi dan ketenagakerjaan yang terus berubah, berbagai universitas harus menyelaraskan kurikulum dengan kebutuhan industri masa kini, serta membekali lulusan dengan keahlian praktis yang meningkatkan peluang mereka mencari pekerjaan, serta berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.

Lebih lagi, universitas juga berperan sebagai katalis penting yang menjawab berbagai tantangan sosial. Universitas berada pada posisi unik untuk menyediakan layanan pendidikan yang berbasiskan pada nilai-nilai, membina pemimpin yang beretika, serta mengembangkan tanggung jawab sosial di tengah mahasiswa. Dengan memperjuangkan dan memimpin perubahan dalam isu-isu sosial, termasuk pencapaian Target Pembangunan Berkelanjutan (SDG), berbagai universitas dapat memberdayakan mahasiswa agar menjadi agen perubahan positif di tengah masyarakat dan berkontribusi positif terhadap kemajuan global. 

Mengusung tema "Bridging frontiers to reimagine the evolving landscape of education in Asia", THE Asia Universities Summit akan mengadakan lebih dari 35 sesi akademik selama tiga hari. Setiap hari akan membahas tiga tema yang berbeda untuk menjalin koneksi antara berbagai wilayah dan lembaga. Tema-tema ini antara lain Transnational Education: Building Bridges Across Countries and Campuses, Employability and Skills gap: Building Bridges with Industry, serta Communities and Authorities: Building Bridges with Society.

Lebih dari 500 pemimpin sektor pendidikan global, delegasi, dan akademisi dari berbagai universitas di Asia, termasuk The Chinese University of Hong Kong, City University of Hong Kong, National University of Singapore, Monash University, North South University, Universiti Brunei Darussalam, Toyo University, , Macau University of Science and Technology, Xi'an Jiaotong-Liverpool University, Nanjing University, Lancaster University, Arizona State University, dan lain sebagainya akan menghadiri ajang tersebut.

Di sisi lain, THE Asia Universities Summit akan menggelar acara penyerahan THE Awards Asia 2024. Memasuki tahun keenam, THE Awards Asia 2024 menjadi ajang penghargaan internasional yang mengapresiasi kepemimpinan dan pencapaian kelembagaan yang luar biasa, serta merayakan beragam keunggulan di sektor pendidikan tinggi Asia. 

President, Sunway University, Profesor Sibrandes Poppema, berkata, "Untuk pertama kalinya, kami menggelar THE Asia Universities Summit di Malaysia dan Sunway University. Hal ini menjadi kesempatan fantastis untuk memperlihatkan keunggulan akademik Malaysia, mempromosikan kolaborasi internasional, serta berkontribusi terhadap dialog global seputar pendidikan tinggi. Ajang ini juga menjadi wadah untuk memamerkan inisiatif riset dan inovasi kami yang berkontribusi terhadap bidang pendidikan di Asia."

Sumber: www.antaranews.com

Selengkapnya
Sunway University Jadi Tuan Rumah "Times Higher Education Asia Universities Summit 2024"

Pendidikan

Apa Itu Pembelajaran Jarak Jauh? Definisi dan Arti

Dipublikasikan oleh Muhammad Armando Mahendra pada 18 Februari 2025


Pendidikan jarak jauh adalah ketika pelajar mendengarkan ceramah, menyelesaikan tugas, dan berkomunikasi dengan guru tanpa kontak fisik offline dengan mereka. Ada banyak bentuk, pendekatan, dan cara realisasinya, dan akan kami ulas di sini.

Berbagai tugas dan kondisi memerlukan pendekatan pendidikan yang berbeda-beda. Pendidikan untuk sekolah dan universitas, ilmiah, pribadi, dan bisnis sangatlah berbeda.

Di sini kami akan meninjau berbagai jenisnya, namun dengan fokus pada pendidikan korporat sebagai tujuan utama kami. Mari kita mulai dengan gambaran umum pendidikan jarak jauh dan kemudian melanjutkan dengan kelebihan, kekhasan, dan implementasinya.

Keuntungan dan kerugian pembelajaran jarak jauh

Pembelajaran jarak jauh dapat memecahkan banyak masalah pendidikan. Manfaat pembelajaran jarak jauh untuk melihat bagaimana pembelajaran jarak jauh meningkatkan proses pembelajaran

  • Kenyamanan dan kemudahan
  • Keterhubungan dan fleksibilitas
  • Interaktivitas
  • Penyelenggaraan 

Di sisi lain, ada beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan ketika menerapkan pendidikan jarak jauh. Beberapa di antaranya dapat diatasi dengan pengorganisasian yang baik, namun tidak semua kegiatan pembelajaran dapat dilakukan secara jarak jauh. Mari kita ulas contoh-contoh kelemahan

  • Miskomunikasi
  • Isolasi
  • Keterbatasan pembelajaran jarak jauh

Jenis pembelajaran jarak jauh

Sekarang mari kita tentukan jenis pendidikan jarak jauh untuk melihat berbagai pendekatannya, sehingga Anda dapat memahami mana yang paling cocok untuk Anda.

  • Konferensi video langsung

termasuk ceramah dan seminar di mana pelajar dapat berinteraksi dengan guru, mengajukan pertanyaan.

  • Kursus yang direkam

dapat digunakan untuk melatih keterampilan tertentu atau mengajarkan konsep tertentu. Peserta didik dapat menggunakan materi tambahan atau menghubungi guru/mentor melalui pesan langsung untuk mengajukan pertanyaan dan memberikan umpan balik.

  • Pembelajaran campuran

adalah kombinasi materi pendidikan online dan praktik offline untuk memperkuat dan menerapkan pengetahuan. Hal ini sangat baik terutama untuk lingkungan bisnis, di mana karyawan dapat mempelajari cara menggunakan berbagai alat dan menerapkan praktik kerja.

  • Pembelajaran mikro 

mencakup penyampaian video pendidikan kecil, infografis, dan tugas interaktif yang ditujukan untuk mengajarkan beberapa keterampilan atau konsep tertentu tanpa informasi berlebihan. Demikian pula, ini sangat efisien bagi perusahaan yang membutuhkan karyawannya untuk menguasai beberapa keterampilan dengan cepat.

Pembelajaran jarak jauh vs. pembelajaran online

Pembelajaran jarak jauh biasanya dilakukan secara online , jadi kami menggunakan istilah ini bersamaan dengan pembelajaran online. Namun terdapat perbedaan karena maksud dan tujuan pembelajaran jarak jauh tidak selalu sama dengan pembelajaran online.

Yang terakhir didasarkan pada hubungan langsung antara guru dan siswa serta kurikulum pembelajaran tertentu, sedangkan yang pertama didasarkan pada materi pembelajaran khusus untuk mengajarkan tugas dan konsep tertentu. Tujuan-tujuan ini mempunyai banyak persamaan, namun tetap saja berbeda. Mari kita lihat tabel singkat untuk membandingkan.

Pembelajaran jarak jauh

Seringkali didasarkan pada pendidikan mandiri dengan menggunakan materi dan sumber daya pendidikan. Ditujukan untuk menguasai beberapa keterampilan dan sering kali terdiri dari modul teori dan praktik tertentu.

Dapat memiliki jadwal dan tenggat waktu yang jelas serta mandiri, tergantung kondisi, pekerjaan yang berhubungan dengan pendidikan, dan keterampilan apa yang harus dikuasai.

Pembelajaran online

Didasarkan pada komunikasi online dengan guru. Dimaksudkan untuk mengajarkan beberapa disiplin ilmu dan terdiri dari kursus langsung berukuran besar dengan ujian di akhir.

Biasanya mempunyai program pembelajaran yang jelas yang harus diikuti oleh siswa, dengan menyelesaikan tugas dan lulus ujian, sehingga lebih formal.

Disadur dari: cleverlms.com

Selengkapnya
Apa Itu Pembelajaran Jarak Jauh? Definisi dan Arti

Pendidikan

Bagaimana Indonesia Mengikutsertakan Siswa Penyandang Disabilitas di Sekolah di Pedesaan Indonesia

Dipublikasikan oleh Muhammad Armando Mahendra pada 18 Februari 2025


Secara global, anak-anak penyandang disabilitas adalah kelompok yang paling mungkin tersingkir dari pendidikan. Di Indonesia, hampir 30 persen anak-anak penyandang disabilitas tidak memiliki akses terhadap pendidikan, dan banyak dari mereka yang bersekolah tidak terlayani.

Meskipun terdapat kemajuan dalam pengembangan kebijakan pendidikan inklusif, implementasi pendidikan inklusi masih perlu dilakukan. Namun, melalui Dana Perwalian Inisiatif Pendidikan Inklusif (IEI), Bank Dunia mendukung pemerintah Indonesia melalui program percontohan online untuk mendiagnosis dengan lebih baik kebutuhan pembelajaran bagi siswa penyandang disabilitas di daerah pedesaan dan untuk mengidentifikasi kesenjangan dalam melayani siswa tersebut. Tanggapan positif terhadap uji coba ini menunjukkan adanya peluang untuk memperluas program ini ke 139.000 siswa penyandang disabilitas di sekolah-sekolah inklusif di Indonesia.

Uji coba yang dilakukan oleh Yayasan Wahana Inklusif Indonesia ini berlangsung di Kabupaten Lebak, Cilacap, Bondowoso, Ponorogo, dan Bima, dan berlangsung dari Oktober 2021 hingga November 2022. Proyek ini dimulai sebagai tanggapan atas permintaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk menilai siswa penyandang disabilitas di masa pandemi COVID-19.

Alat penilaian tersebut digunakan melalui kolaborasi antara para profesional di bidang pendidikan, psikologi, dan kesehatan, guru, dan orang tua. Pendekatan multidisiplin ini bertujuan untuk memberikan evaluasi yang lebih holistik. Platform online digunakan untuk melibatkan seluruh pemangku kepentingan.

Hasilnya, lebih dari 100 siswa dengan ketidakmampuan belajar menerima diagnosis menyeluruh mengenai kebutuhan belajar mereka untuk pertama kalinya.Guru mendapat dukungan dalam menilai kemampuan membaca dan matematika serta mengumpulkan data kesehatan dan psikologis untuk dinilai oleh pendidik (mentor), psikolog, dan pakar kesehatan.

Para guru juga bekerja sama dengan para profesional kesehatan untuk mencatat kemajuan siswa mereka dan dari mentor mereka, mereka belajar bagaimana mengajar siswa penyandang disabilitas menggunakan modul Bahasa Indonesia dan matematika serta membuat rencana pendidikan individual (IEP) untuk setiap siswa.

Program percontohan ini memiliki dampak jangka panjang terhadap kemajuan pembelajaran siswa, dan program ini mendapat apresiasi dari orang tua, guru, dan otoritas pendidikan. Niar, ibu dari siswa autis, mengatakan dia melihat kemajuan signifikan dalam pembelajaran putranya.

“Dengan adanya program ini, anak saya yang berkebutuhan khusus dapat mengenyam pendidikan sebagaimana mestinya, sama seperti siswa lainnya,” ujarnya. “Perkembangannya signifikan. Saat pertama kali masuk sekolah, ia mengalami kesulitan dalam belajar karena mengidap penyakit autis, namun dari program ini ada perubahan. Saya berharap semua guru di tanah air dapat menerima pelatihan seperti ini sehingga siswa berkebutuhan khusus dapat menerima dukungan pembelajaran yang layak.”  

Para guru menghargai bimbingan yang diberikan program ini kepada mereka.

 “Saya sangat bersyukur karena sebelum penilaian, saya hanya mengajar siswa difabel berdasarkan apa yang saya ketahui,” kata Aisyah, guru kelas IV. “Sekarang, saya punya program yang lebih jelas. Siswa saya dapat memulai dengan menggabungkan kata-kata, dan kami terus mengajari mereka hingga mereka dapat membaca. Penilaian dan pengembangan IEP membantu proses pembelajaran siswa.”

Penilaian yang dilakukan oleh proyek percontohan ini juga berkontribusi terhadap pengelolaan data pendidikan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam banyak kasus, bantuan profesional diperlukan untuk menegakkan diagnosis yang akurat bagi siswa penyandang disabilitas. Berkat uji coba ini, kualitas data dalam database pendidikan Indonesia, atau Dapodik , dapat terus ditingkatkan dan membantu dalam mengalokasikan sumber daya yang diperlukan bagi siswa yang membutuhkan.  

Membangun pengetahuan, mendorong dialog

Untuk lebih mendukung pendidikan bagi anak-anak penyandang disabilitas, Bank Dunia telah mendukung penelitian mengenai hal-hal yang berhasil dan di mana kesenjangannya. Dengan dukungan Inclusive Education Initiative (IEI) , Bank Dunia telah menghasilkan beberapa penelitian, antara lain Embracing Diversity and Inclusion in Indonesian Schools , Assistive Technology (AT) for Children with Disability in Inclusive and Special Schools , dan Inclusive Early Childhood Education (ECE) untuk Anak Penyandang Disabilitas .

 

Studi-studi ini mengidentifikasi berbagai permasalahan, termasuk kesenjangan dalam implementasi kebijakan, dan permasalahan di ruang kelas, seperti kurangnya persiapan bagi guru untuk menangani siswa penyandang disabilitas dan kurangnya Rencana Pendidikan Individual (IEP).

Sebuah studi membahas ketersediaan dan penggunaan Teknologi Bantu (AT) -- yang didefinisikan sebagai teknologi atau benda apa pun yang digunakan untuk memfasilitasi partisipasi siswa penyandang disabilitas dalam kegiatan pembelajaran. Studi tersebut juga mengungkapkan bahwa peran orang tua dari anak-anak penyandang disabilitas cenderung diabaikan meskipun mereka berperan penting dalam memastikan akses anak-anak mereka terhadap pendidikan dan mencapai hasil pembelajaran yang positif.  

Mempromosikan pendidikan inklusif memerlukan upaya kolaboratif antar pemangku kepentingan. Sebuah simposium pada bulan November 2023, yang diselenggarakan oleh Bank Dunia dan Universitas Sebelas Maret dan didukung oleh Pemerintah Australia, menggarisbawahi bahwa sekolah-sekolah yang ada saat ini harus dilengkapi dengan peralatan untuk diubah menjadi sekolah inklusif jika pembelajaran yang disesuaikan untuk siswa penyandang disabilitas ingin terwujud, seperti yang diharapkan. dalam kurikulum Merdeka untuk memastikan siswa memperoleh keterampilan dasar melalui pembelajaran yang berbeda.

Siswa perempuan penyandang disabilitas khususnya terus menghadapi hambatan stereotip dan stigma dalam mengakses pendidikan, demikian catatan simposium tersebut. Koordinasi antara pengambil keputusan di tingkat pemerintah pusat dan daerah diperlukan agar kebijakan pendidikan inklusif yang mencakup anak perempuan dapat diterapkan secara efektif.

Untuk lebih meningkatkan kesempatan pendidikan bagi siswa penyandang disabilitas, Bank Dunia dan Kemenkominfo memulai inisiatif yang disebut Transformasi Keterlibatan Orang Tua dalam Pendidikan Anak Usia Dini melalui Penggunaan Teknologi Pendukung.

Dengan dukungan dana dari Early Learning Partnership (ELP) , program ini akan dilaksanakan hingga pertengahan tahun 2025, dengan fokus pada pelatihan pengasuh anak penyandang disabilitas, yang merupakan bidang yang belum tertangani dengan baik.

Meskipun masih dalam skala percontohan, program identifikasi disabilitas online diharapkan dapat diperluas untuk seluruh anak penyandang disabilitas di Indonesia. Pengembangan profesional bagi guru siswa penyandang disabilitas juga diharapkan juga diperkuat.

Untuk menyediakan pendidikan bagi siswa penyandang disabilitas yang masih kurang terlayani memerlukan tindakan afirmatif, termasuk dengan meningkatkan penyampaian pendidikan di sekolah inklusif pedesaan. Percontohan diagnosis online adalah langkah awal untuk mencapai tujuan ini.

Disadur dari: www.worldbank.org

Selengkapnya
Bagaimana Indonesia Mengikutsertakan Siswa Penyandang Disabilitas di Sekolah di Pedesaan Indonesia
« First Previous page 25 of 46 Next Last »