Keselamatan Kerja

Hazards Arising from Working in Confined Spaces

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 05 Maret 2025


Bekerja di ruang terbatas (confined spaces) membawa risiko tinggi yang sering kali berujung pada kecelakaan kerja serius, bahkan fatal. Ruang terbatas didefinisikan sebagai area yang:

  • Cukup besar untuk dimasuki pekerja.
  • Memiliki akses masuk dan keluar yang terbatas.
  • Tidak dirancang untuk hunian permanen.

Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa 56% pekerja tidak memahami konsep ruang terbatas, yang mencerminkan rendahnya kesadaran terhadap risiko yang ada. Kurangnya Kesadaran dan Pelatihan Keselamatan

  • 81% pekerja tidak pernah menjalani pelatihan sebelum masuk ruang terbatas.
  • Faktor penyebab utama adalah kurangnya kesadaran perusahaan terhadap pentingnya pelatihan dan rendahnya anggaran untuk program keselamatan.

Minimnya Identifikasi Bahaya dan Pemantauan Atmosfer

  • 82% pekerja memasuki ruang terbatas tanpa identifikasi bahaya terlebih dahulu.
  • 0% pemantauan atmosfer dilakukan sebelum atau selama masuk ke dalam ruang terbatas.
  • Lebih dari 80% ruang terbatas memiliki potensi bahaya atmosfer, termasuk defisiensi oksigen dan gas beracun seperti hidrogen sulfida dan metana.

Prosedur Keselamatan yang Tidak Memadai

  • Hanya 56,3% pekerja yang mendapatkan izin tertulis untuk memasuki ruang terbatas.
  • 37,5% pekerja mengalami kesulitan saat memasuki ruang terbatas akibat kurangnya alat pelindung diri (APD), penerangan yang buruk, dan komunikasi yang tidak efektif.
  • 43% pekerja mengalami kecelakaan, baik luka ringan hingga kehilangan kesadaran.

Studi Kasus: Insiden di Kawasan Industri Khartoum Utara

Seorang pekerja yang memasuki tangki penyimpanan tanpa ventilasi yang memadai mengalami pingsan akibat kadar oksigen yang rendah. Tidak adanya prosedur penyelamatan menyebabkan keterlambatan dalam pertolongan pertama, yang hampir berakibat fatal. Dalam sebuah pabrik kimia, pekerja yang melakukan perawatan pada pipa mengalami paparan gas hidrogen sulfida. Karena tidak ada pemantauan atmosfer, pekerja mengalami sesak napas dan harus dievakuasi dalam kondisi kritis.

Rekomendasi untuk Meningkatkan Keselamatan

  1. Meningkatkan Pelatihan dan Kesadaran Pekerja
    • Pelatihan wajib sebelum masuk ke ruang terbatas.
    • Simulasi keadaan darurat secara berkala.
  2. Implementasi Pemantauan Atmosfer
    • Penggunaan sensor gas otomatis sebelum dan selama pekerjaan berlangsung.
    • Ventilasi mekanis untuk mengurangi risiko atmosfer beracun.
  3. Penerapan Sistem Izin Kerja (Permit-to-Work System)
    • Setiap pekerja harus memiliki izin tertulis sebelum memasuki ruang terbatas.
    • Supervisi ketat untuk memastikan semua prosedur dipatuhi.
  4. Prosedur Darurat yang Efektif
    • Tim penyelamat harus siap dan memiliki akses ke peralatan keselamatan.
    • Waktu respon harus kurang dari 3 menit setelah kehilangan kontak dengan pekerja di dalam ruang terbatas.

Pentingnya implementasi prosedur keselamatan kerja di ruang terbatas. Minimnya pelatihan, pemantauan atmosfer, dan prosedur darurat yang tidak efektif menjadi penyebab utama kecelakaan kerja di kawasan industri Khartoum Utara. Dengan menerapkan standar keselamatan yang lebih ketat, perusahaan dapat mengurangi risiko kecelakaan dan meningkatkan kesejahteraan pekerja.

Sumber Asli Artikel

Sarah M. Abdalwhab, Kamal Eldin E. Yassin, Hazards Arising from Working in Confined Spaces: Case Study Khartoum North Industrial Area, Sudan, University of Khartoum Engineering Journal, Vol. 5 Issue 1, February 2015.

Selengkapnya
Hazards Arising from Working in Confined Spaces

Keselamatan Kerja

Tinjauan Terkini tentang Standar Terkait Penilaian Risiko untuk Ruang Terbatas

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 05 Maret 2025


Ruang terbatas (confined spaces) merupakan area kerja dengan tingkat risiko tinggi yang membutuhkan standar keselamatan ketat. ISO 31000 memberikan panduan umum tentang prinsip, kerangka kerja, dan proses manajemen risiko. Standar ini membantu organisasi dalam mengembangkan sistem manajemen risiko yang lebih komprehensif. Namun, ISO 31000 tidak secara spesifik membahas penilaian risiko dalam ruang terbatas, sehingga membutuhkan referensi tambahan agar lebih aplikatif. ISO 31010 melengkapi ISO 31000 dengan teknik spesifik untuk menilai risiko. Standar ini mencakup metode seperti Fishbone Diagram dan Cause and Effect Analysis yang dapat diterapkan untuk menilai bahaya dalam ruang terbatas. Teknik-teknik ini memungkinkan organisasi untuk memilih pendekatan penilaian yang paling sesuai dengan kondisi kerja mereka.

Keselamatan Mesin dan Pengurangan Risiko

ISO 12100 berfokus pada strategi perancangan untuk mengurangi risiko dalam penggunaan mesin. Pendekatan tiga langkahnya—desain aman, perlindungan tambahan, dan informasi penggunaan—dapat diadaptasi untuk meningkatkan keamanan dalam ruang terbatas. Misalnya, strategi ini dapat digunakan dalam penyusunan prosedur kerja dan pemilihan alat pelindung diri (APD).

ISO 14120:2002 – Desain dan Konstruksi Pelindung Mesin

Standar ini menetapkan prinsip dasar dalam merancang pelindung tetap dan bergerak untuk mesin. Meskipun lebih relevan untuk perlindungan mekanis, beberapa elemen seperti pemilihan bahan dan ketahanan terhadap getaran dapat diterapkan dalam pengelolaan risiko di ruang terbatas, terutama terkait pemakaian alat berat dan peralatan listrik.

Standar Keselamatan Ruang Terbatas

AS 2865 secara khusus membahas keselamatan dalam ruang terbatas. Standar ini mencakup identifikasi bahaya, metode penilaian risiko, kontrol atmosfer, prosedur darurat, serta pelatihan pekerja. Dibandingkan dengan standar lainnya, AS 2865 paling relevan untuk pekerjaan di ruang terbatas karena memberikan panduan operasional yang lebih rinci.

Dalam penelitian ini, beberapa studi kasus digunakan untuk menunjukkan bagaimana standar ini dapat diterapkan dalam industri. Sebagai contoh, sebuah studi oleh Peg Wilson dan Qingsheng Wang (2013) mengusulkan protokol untuk menentukan kapasitas ruang terbatas berdasarkan ukuran pintu keluar, jarak akses, dan potensi bahaya. Selain itu, penelitian oleh Vienney dkk. (2015) menunjukkan bahwa kombinasi ISO 31010 dan AS 2865 dapat meningkatkan efektivitas sistem izin masuk (entry permit system).

Berdasarkan perbandingan standar, AS 2865 merupakan referensi terbaik untuk pengelolaan keselamatan di ruang terbatas, sementara ISO 31010 sangat berguna dalam pemilihan teknik penilaian risiko. Untuk meningkatkan keselamatan di industri, organisasi dapat mengadopsi kombinasi dari beberapa standar, misalnya:

  • Menggunakan ISO 31000 sebagai kerangka kerja manajemen risiko.
  • Menerapkan teknik dari ISO 31010 untuk penilaian risiko yang lebih akurat.
  • Mengadaptasi strategi dari ISO 12100 dan ISO 14120 untuk meningkatkan keselamatan peralatan.
  • Mengadopsi AS 2865 sebagai panduan utama untuk keselamatan di ruang terbatas.

Dengan pendekatan ini, risiko di ruang terbatas dapat diminimalkan, sehingga menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan sesuai dengan regulasi internasional.

Sumber Artikel: Zamree Amin, Roslina Mohammad, Norazli Othman, Astuty Amrin, Saárdin Abdul Aziz, dan Nurazean Maarop. Recent Review on Standards Related to Risk Assessment for Confined Spaces. International Journal of Mechanical Engineering and Technology 9(1), 2018, pp. 950–969.

Selengkapnya
Tinjauan Terkini tentang Standar Terkait Penilaian Risiko untuk Ruang Terbatas

Keselamatan Kerja

Analisis Risiko Pekerjaan Hot Working dalam Ruang Terbatas pada Perbaikan Kapal LPG Tanker

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 05 Maret 2025


Pekerjaan dalam ruang terbatas (confined space) di industri perkapalan, khususnya dalam proses perbaikan kapal, menghadirkan berbagai risiko yang dapat membahayakan keselamatan pekerja. Karakteristik ruang terbatas dalam perbaikan kapal dan mengklasifikasikan risiko ke dalam tujuh kategori bahaya. Dengan menggunakan metode Confined Space Risk Analysis (CRSA) dan Bowtie Analysis, penelitian ini menguraikan penyebab, dampak, serta strategi mitigasi untuk mengurangi potensi kecelakaan yang dapat terjadi dalam pekerjaan hot working.

Bahaya dalam pekerjaan hot working ke dalam tujuh kategori risiko utama:

  1. Atmosfer berbahaya – Kekurangan oksigen, gas beracun, asap pengelasan.
  2. Bahan kimia – Residu bahan bakar, uap kimia berbahaya.
  3. Biologi – Risiko paparan bakteri atau mikroorganisme dalam tangki penyimpanan.
  4. Ergonomi – Ruang gerak terbatas yang meningkatkan risiko cedera.
  5. Jatuh dan tergelincir – Akses masuk yang sulit dan penerangan yang kurang memadai.
  6. Bahaya fisik – Suhu tinggi dan radiasi panas dari proses hot working.
  7. Bahaya mekanis – Peralatan berat seperti tabung gas dan mesin pemotong.

Risiko utama dalam pekerjaan hot working di ruang terbatas meliputi:

  • Akumulasi gas beracun (CO, H₂S) yang dapat menyebabkan sesak napas hingga kematian.
  • Potensi kebakaran dan ledakan akibat penggunaan gas dan percikan api dari proses pengelasan.
  • Cedera akibat jatuh dan tergelincir, terutama saat masuk atau keluar dari tangki kapal.

Salah satu insiden yang dianalisis dalam studi ini melibatkan kecelakaan di tangki penyimpanan LPG, di mana seorang pekerja mengalami keracunan gas akibat kegagalan sistem ventilasi. Penyebab utama kecelakaan ini adalah:

  • Kurangnya deteksi atmosfer sebelum memasuki ruang terbatas.
  • Tidak adanya sistem ventilasi yang memadai selama pekerjaan berlangsung.
  • Penggunaan APD yang tidak sesuai standar.

Sebelum tindakan pengendalian diterapkan, penelitian ini menemukan bahwa:

  • 32 risiko berada dalam kategori ekstrem.
  • 31 risiko tergolong tinggi.
  • 13 risiko masuk dalam kategori menengah.

Setelah implementasi langkah mitigasi, terjadi penurunan risiko yang signifikan:

  • Risiko ekstrem berkurang dari 32 menjadi 15.
  • Risiko tinggi berkurang dari 31 menjadi 33 risiko menengah.
  • 28 risiko dikategorikan sebagai risiko rendah setelah pengendalian diterapkan.

Kelebihan

Menggunakan pendekatan berbasis data dengan metode CRSA dan Bowtie Analysis untuk mengevaluasi risiko. Menyajikan studi kasus nyata yang memperjelas dampak dari kurangnya mitigasi risiko. Menawarkan rekomendasi konkret untuk meningkatkan keselamatan kerja di ruang terbatas.

Kekurangan

Tidak membahas perbandingan efektivitas metode mitigasi dengan standar internasional lainnya. Tidak ada analisis dampak ekonomi dari kecelakaan dalam ruang terbatas. Kurangnya eksplorasi terkait teknologi baru seperti sensor IoT dalam pengawasan atmosfer ruang terbatas.

Beberapa langkah perbaikan yang direkomendasikan adalah:

  1. Meningkatkan Deteksi Atmosfer dan Ventilasi, Menggunakan sensor gas otomatis untuk mendeteksi kadar oksigen dan gas beracun. Meningkatkan sistem ventilasi aktif untuk memastikan sirkulasi udara yang baik.
  2. Optimalisasi Pelatihan dan Kesadaran Keselamatan, Mengadakan simulasi keadaan darurat setiap tiga bulan untuk meningkatkan kesiapsiagaan pekerja. Mewajibkan sertifikasi keselamatan ruang terbatas bagi semua pekerja yang bertugas.
  3. Pemanfaatan Teknologi untuk Pengawasan, Memasang CCTV di area ruang terbatas untuk memantau kondisi pekerja secara real-time. Mengembangkan sistem peringatan dini berbasis AI untuk mendeteksi potensi bahaya sebelum insiden terjadi.
  4. Pengetatan Regulasi dan Audit Keselamatan, Melakukan audit keselamatan rutin untuk memastikan kepatuhan terhadap standar internasional. Mengembangkan database insiden nasional untuk meningkatkan pembelajaran dari kecelakaan sebelumnya.

Mengenai risiko dalam pekerjaan hot working di ruang terbatas pada perbaikan kapal LPG tanker. Dengan menggunakan metode Confined Space Risk Analysis dan Bowtie Analysis, penelitian ini berhasil mengidentifikasi 50 potensi bahaya dengan total 76 tingkat risiko sebelum pengendalian diterapkan. Penerapan strategi mitigasi yang lebih efektif, peningkatan pelatihan keselamatan, serta pemanfaatan teknologi pengawasan dapat secara signifikan mengurangi angka kecelakaan kerja dalam ruang terbatas. Implementasi langkah-langkah ini sangat penting bagi industri perkapalan untuk meningkatkan standar keselamatan dan kesehatan kerja.

Sumber Artikel

Dhanistha, W. L., Silvianita, & Roshi, M. (2023). Risk Analysis of Hot Working in Confined Space Using Confined Space Risk Analysis (CRSA) and Bowtie Analysis Method on LPG Tanker Repair Process. Maritime Technology and Society, 2(1), 22-27.

Selengkapnya
Analisis Risiko Pekerjaan Hot Working dalam Ruang Terbatas pada Perbaikan Kapal LPG Tanker
« First Previous page 13 of 13