Internet of Things
Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 07 Maret 2022
Internet of Things yang juga dikenal dengan IoT merupakan sebuah konsep yang masih terus berkembang sehingga tidak memiliki definisi pasti. IoT menggunakan pemrograman untuk menghasilkan interaksi antar mesin tanpa campur tangan manusia. Interaksi tersebut memanfaatkan konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus. Komunikasi antar mesin atau benda yang menggunakan teknologi IoT dapat berupa pertukaran data atau pengendalian jarak jauh. Teknologi tersebut juga menjadi pendukung utama pembangunan kota pintar atau smart city. Jakarta Smart City sebagai unit pengelola kota pintar di DKI Jakarta telah mengaplikasikan teknologi tersebut di berbagai bidang, antara lain sebagai berikut.
CCTV Online
Kamera pemantau yang terhubung dengan jaringan internet telah tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta. Kamera pemantau tersebut terhubung dengan portal Jakarta Smart City dan bisa diakses oleh setiap orang melalui website. Fasilitas CCTV online diharapkan dapat digunakan untuk memantau kondisi Ibukota secara real time dan meningkatkan keamanan warga.
Pelacak Lokasi Truk Sampah
Sensor Global Positioning Satelite (GPS) telah terpasang di truk sampah milik Pemprov DKI Jakarta. Hal ini bertujuan untuk memantau lokasi truk pengangkut sampah tersebut, sekaligus mengetahui rute yang dilaluinya. Dengan demikian, penyalahgunaan kendaraan untuk keperluan pribadi dapat dikontrol. Selain itu, pemerintah dapat melakukan manajemen rute agar proses pengangkutan sampah lebih efisien berdasarkan data rute tracking.
Pelacak Lokasi Bus Transjakarta
Armada Transjakarta terkoneksi dengan GPS sehingga pergerakan bus dapat terpantau. Selain untuk memantau kondisi armada di lapangan, tracking bus Transjakarta juga berguna untuk mencatat jarak tempuh dan datanya digunakan sebagai informasi pembayaran tagihan operator. Warga bisa memantau pergerakan bus Transjakarta melalui portal Jakarta Smart City. Selain itu, TransJakarta juga bekerja sama dengan Google Maps dengan menghadirkan fitur transit yang menghadirkan informasi real time tentang lokasi bus Transjakarta. Dengan fitur ini, setiap orang bisa memantau pergerakan armada dan bisa melihat waktu tempuhnya.
Teknologi CityTouch
CityTouch merupakan sistem manajemen penerangan jalan umum berbasis web. Teknologi ini memungkinkan pemantauan lampu penerangan jalan secara real time. Setiap titik lampu terkoneksi melalui jaringan seluler ke pengelola yaitu Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta. Jika terjadi gangguan dan kerusakan pada lampu, maka petugas bisa menindaklanjuti tanpa harus menunggu laporan warga atau pemeriksaan rutin
Automatic Water Level Recorder
Automatic Water Level Recorder (AWLR) adalah alat pengukur tinggi muka air untuk memonitor ketinggian permukaan sungai di Jakarta. Seluruh AWLR yang terpasang di sungai-sungai yang terdapat di Ibukota dapat melaporkan kondisi permukaan air setiap dua menit ke website monitoring BPBD DKI Jakarta. Informasi tersebut dapat dipantau oleh Dinas terkait sehingga dapat memberikan peringatan dini apabila ketinggian air mulai meningkat.
IoT dapat dipastikan akan terus merambah berbagai bidang, tidak terkecuali pemerintahan dan tata kelola kota. Hal ini mungkin terjadi karena IoT menawarkan banyak potensi yang bisa digali. Perkembangan teknologi IoT yang dimanfaatkan dengan tepat, tentu akan bermanfaat untuk mewujudkan Jakarta menjadi kota pintar yang nyaman bagi warganya.
Sumber Artikel: smartcity.jakarta.go.id
Internet of Things
Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 07 Maret 2022
Internet of Things (IoT) adalah konsep di mana koneksi internet diperluas ke perangkat fisik yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Perangkat tersebut dapat saling bertukar informasi dengan perangkat yang lainnya.
Contoh IoT seperti kulkas atau mesin cuci di mana dalam perangkat tersebut sudah tertanam sensor elektronik yang dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain melalui jaringan internet. Manusia dapat berinteraksi dengan perangkat tersebut melalui gadget dari jarak jauh.
Saat ini teknologi IoT lebih dikenal dengan produk yang berhubungan dengan konsep “rumah pintar”, seperti sistem keamanan rumah dengan menggunakan kamera. Padahal pada saat ini masih banyak teknologi IoT di berbagai bidang, seperti bidang kesehatan, pertanian dan industri.
Protokol-protokol IoT
Berikut adalah beberapa teknologi komunikasi / protokol standar yang digunakan untuk kebutuhan IoT:
1. Bluetooth
Salah satu teknologi nirkabel jarak pendek yang paling banyak digunakan dalam IoT adalah Bluetooth. Protokol bluetooth yang baru-baru ini diperkenalkan adalah BLE (Bluetooth Low Energy).
BLE ini memberikan jangkauan bluetooth konvesional dikombinasikan dengan konsumsi daya yang lebih rendah. BLE ini tidak dirancang untuk transfer file besar, sehingga BLE ini akan cocok dengan data yang kecil.
2. Wifi
Wifi adalah sebuah protokol favorit dalam IoT karena protokol ini memiliki infrastruktur untuk terintegrasi dalam perancangan elektronik perangkat, dan memiliki transfer data yang cepat dengan kemampuan untuk mengontrol sejumlah data yang besar.
Wifi standar 802.11 menghadirkan kemampuan untuk mentransfer ratusan megabit hanya dalam satu detik, dan pada protokol wifi ini akan menghasilkan konsumsi daya yang besar untuk beberapa aplikasi IoT.
3. Zigbee
ZigBee merupakan sebuah protokol IoT yang dirancang untuk industri. ZigBee beroperasi pada frekuensi 2.4 Ghz. Frekuensi ini sangat ideal untuk industri di mana umumnya data yang ditransfer memiliki trafik kecil di antara rumah atau bangunan.
4. NFC
NFC (Near Field Communication) adalah protokol IoT yang memanfaatkan hubungan komunikasi data dua arah yang aman. Protokol komunikasi IoT NFC berlaku untuk smartphone. Komunikasi NFC memungkinkan klien untuk terhubung ke perangkat elektronik, menggunakan konten digital dan melakukan transaksi pembayaran tanpa kontak.
Pekerjaan penting NFC adalah untuk memperluas teknologi kartu “tanpa kontak”. Teknologi ini bekerja dalam jarak 4 cm antara perangkat, dengan mengaktifkan perangkat untuk berbagi informasi.
5. LoRaWAN
LoRaWAN atau Long Range Wide Area Network adalah salah satu dari Protokol IoT untuk jaringan area luas. LoRaWAN IoT Network Protocols dirancang khusus untuk mendukung jaringan luas dengan bantuan jutaan perangkat berdaya rendah. Kota pintar menggunakan protokol semacam ini.
Termasuk komunikasi seluler berbiaya rendah, LoRaWAN juga terkenal di sejumlah industri untuk komunikasi dua arah yang dilindungi. Frekuensi LoRaWAN dapat bervariasi dari satu jaringan ke jaringan lainnya.
Kecepatan data protokol ini antara 0,3-50 kbps. Di daerah perkotaan, kisaran LoRaWAN bervariasi dari 2 km hingga 5 km. Di daerah pinggiran kota, jangkauan protokol IoT ini sekitar 15 km.
6. RFID
RFID (Radio Frequency Identification) bekerja dengan bantuan teknologi tanpa kabel / nirkabel. RFID menggunakan medan elektromagnetik sehingga dapat mengidentifikasi objek.
Jarak jangkauan RFID jarak pendek adalah sekitar 10 cm. Tetapi RFID jarak jauh bisa mencapai 200 mm. Bagian terbaik dari protokol konektivitas IOT RFID adalah mereka tidak memerlukan daya apa pun.
Demikianlah penjelasan sekilas mengenai IoT. Mudah-mudahan bermanfaat.
Sumber Artikel: el.iti.ac.id
Internet of Things
Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 07 Maret 2022
Internet berperan besar dalam kehidupan manusia secara menyeluruh. Misalnya sistem perbankan, sistem administrasi pemerintah, sekolah, dan beragam instansi, toko online, hingga profesi influencer media sosial beroperasi melalui internet.
Belakangan ini frasa Internet of Things atau yang biasa disingkat dengan IoT sering terdengar dalam kehidupan sehari-hari. Namun apakah sebenarnya internet of things tersebut?
Dilansir dari Forbes, Internet of Things pada dasarnya menghubungkan perangkat apapun dengan sakelar hidup dan mati ke internet.
Dilansir dari Balai Pelatihan dan Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi, Internet of Things memiliki pengertian bahwa internet telah berintegrasi ke berbegai peralatan elektronik manusia yang memungkinkan untuk “ditanami” internet.
Membuat IoT menjadi jaringan raksasa yang menghubungkan berbagai macam hal.
Internet og Things bekerja dengan cara menghubungkan perangkat elektronik dengan sistem otomatis melalui internet.
Dilansir dari Wired UK, perangkat yang terhubung dengan sistem otomatis dimungkinkan untuk mengumpulkan informasi, menganalisisnya, dan membuat tindakan.
Perangkat elektronik harus memiliki sensor untuk dapat mendeteksi dan mengumpulkan data. Suresh, P, Daniel, dan Aswathy dalam buku A state of the art review on the Internet of Things (IoT) History, Technology and Fields of Deployment (2014) menyebutkan bahwa sensor mengumpulkan data mentah fisik dari scenario real time dan mengkonversikannya ke dalam mesin format yang dimengerti sehingga mempermudah pertukaran berbagai format data.
Data tersebut kemudian diolah sesuai dengan artificial intelligent yang telah ditanamkan pada program. Hasil dari olahan data yaitu suatu perintah yang dikirim melalui konektivitas internet dalam suatu perangkat. Perintah tersebut kemudian dapat dieksekusi oleh perangkat elektronik.
Contoh Internet of Things
Rumah pintar merupakan contoh dari Internet of Things. Misalnya lampu yang menyala sendiri saat keadaan gelap, mesin penyiram tanaman otomatis, maupun perangkat elektronik rumah yang terhubung dengan ponsel pintar.
Satu perintah melalui ponsel pintar, perangkat elektronik tersebut bisa dihidupkan dan dimatikan dalam jarak jauh. Contoh lain adalah perangkat keamanan kebakaran. Di mana sensornya bisa menyala ketika ada asap yang terdeteksi, dan perangkat tersebut bisa memberitahukan keaada tersebut ke ponsel pintar pemiliknya. Contoh yang paling sering terasa adalah keberadaan kamera pengawas lalu lintas. Kamera merekam data berupa keadaan lalu lintas secara real time dan menghubungkannya ke monitor pengawas melalui internet. Dari ruang pengawas, polisi lalu lintas bisa mengingatkan pengendara yang melakukan pelanggaran melalui speaker yang terhubung ke internet juga.
Sumber Artikel: kompas.com
Internet of Things
Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 07 Maret 2022
Internet of Things telah menjadi Buzzword yang sering diucapkan para pengguna Internet di Indonesia akhir-akhir ini. Pada intinya IoT mempunyai pengertian bahwa Internet telah berintegrasi ke komputer kita, ponsel, dan peralatan elektronik lainnya, dan mulai hidup di benda-benda sekitar kita, dari lemari es, termos, kursi, meja, lampu lalu lintas, lampu belajar, dan masih banyak benda yang dimungkinkan untuk ‘ditanami’ internet.
Beberapa penelitian awal mengenai konsep IoT salah satunya dilakukan oleh Neil Gershenfeld dari Massachuset Institute Technology (MIT) media Lab. Pak Neil menyebutnya ‘Internet O’, konsep yang mengeksplor bagaimana objek (benda) dapat berkomunikasi dengan kita, bagaimana cara kita berkomunikasi dengan benda-benda tersebut, dan bagaimana benda-benda tersebut dapat berkomunikasi satu sama lain, sehingga kita dapat mengendalikan kehidupan menjadi lebih baik.
Pada tingkat konsumen, kita ambil sebuah contoh menjadikan rumah lebih pintar dan efisien dengan menghubungkan pendingin udara, oven, lampu teras, sehingga sebelum sampai ke rumah kita dapat mengirimkan pesan kepada mereka untuk siap ‘melayani’ kita (ideas.ted.com).
Dalam skala yang lebih luas, sebagai contoh New York memanfaatkan IoT untuk menanggulangi salju dari sensor yang melekat pada bajak salju dan teknologi pemetaan interaktif, warga mendapatkan banyak informasi tentang kondisi jalan dan dapat meminta dinas kebersihan jalan untuk membersihkan jalan dari salju secara lebih efektif (theinternetofthings.eu).
Kebijakan IoT Pemerintah Berbagai Negara
Pemerintah negara-negara Asia seperti China dan India telah melihat peluang dan tuntutan IoT di masa depan yang akan mengubah kehidupan sosial, ekonomi, juga politik, sehingga pemerintah merasa perlu untuk mengeluarkan kebijakan yang akan me-leading arah pembangunan IoT.
Awal tahun ini, pemerintah India mengeluarkan dokumen kebijakan IoT yang menargetkan $15 Miliar Pasar IoT di India pada tahun 2020. Langkah pertama untuk menuju cita-cita tersebut telah dimulai baik oleh sektor pemerintah maupun swasta. Sebagai contoh Tata Motors, produsen kendaraan komersial terbesar di negara tersebut telah mulai menempatkan sensor ke dalam truck dan telah membangun model layanan yang memungkinkan pemilik armada dapat mengetahui secara lebih luas kendaraan yang sedang digunakan dan memprediksi potensi kerusakan (economictimes.indiatimes.com).
IoT telah menjadi rencana kerja resmi pemerintah China dan dengan cepat menjadi industri strategis dengan Jiangsu menjadi kota pusat pembangunan IoT yang telah dimulai sejak tahun 2009. Dalam rencana lima tahunan China, IoT adalah salah satu dari tujuh strategi industri berkembang (Strategic Emerging Industry) dengan alokasi dana dari pemerintah sebesar 5 Miliar RMB (Renminbi atau CNY-China Yuan) untuk 5 tahun ke depan. Pemerintah-pemerintah daerah China telah beramai-ramai mengalokasikan dana untuk membangun ‘Smart Cities’ (technode.com).
Berdasarkan proyeksi data Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) diperkirakan pengguna Internet di Indonesia akan mencapai 139 Juta pada tahun 2015. Di mana pengguna mayoritas berada pada usia 16-25 tahun. Bagaimanakah dengan kebijakan pemerintah Indonesia mengenai strategi pembangunan IoT? nantikan pembahasan selanjutnya. (MJ/hdn)
Sumber Artikel: bpptik.kominfo.go.id
Internet of Things
Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 07 Maret 2022
Pembayaran tol elektronik, adalah sebuah adaptasi dari teknologi militer identifikasi teman atau lawan, yang bertujuan untuk menghilangkan kemacetan di jalan tol. Dia merupakan implementasi teknologi konsep pembayaran jalan. Dia menentukan apakah mobil-mobil yang melewati terdaftar dalam program, alarm bagi yang tidak terdaftar, dan mendebit secara elektronik rekening dari mobil terdaftar tanpa harus berhenti, atau membuka jendela. ETC pertama kali diperkenalkan pada 1987 di Aalesund, Norwegia.
Sumber Artikel: id.wikipedia.org
Internet of Things
Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 07 Maret 2022
Internet untuk Segala-(nya) (bahasa Inggris: Internet of Things, atau dikenal juga dengan singkatan IoT) merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus. Adapun kemampuan seperti berbagi data, remote control, dan sebagainya, termasuk juga pada benda di dunia nyata. Contohnya bahan pangan, elektronik, koleksi, peralatan apa saja, termasuk benda hidup yang semuanya tersambung ke jaringan lokal dan global melalui sensor yang tertanam dan selalu aktif.
Pada dasarnya, Internet of Things mengacu pada benda yang dapat diidentifikasikan secara unik sebagai representasi virtual dalam struktur berbasis Internet. Istilah Internet of Things awalnya disarankan oleh Kevin Ashton pada tahun 1999 dan mulai terkenal melalui Auto-ID Center di MIT.
Keunikan Pengalamatan Suatu Benda
Ide Sebenarnya dari Auto – ID Center berbasis pada Radio Frequency Identification(RFID) dan identifikasi yang unik melalui Electronic Product code namun hal ini telah berkembang menjadi objek yang memiliki alamat Intenet protocol(IP) atau Uniform Resource Identifier(URI).
Pandangan alternatif, dari dunia Semantic Web, berfokus pada pembuatan segala sesuatu yang berhubungan dengan RFID dan dihubungkan oleh masing-masing protokol, seperti URI . Objek itu sendiri terhubung dengan objek lainnya secara otomatis seperti halnya suatu server terpusat yang terhubung langsung dengan kliennya dan dikendalikan oleh manusia.
Generasi berikutnya dari aplikasi Internet menggunakan Internet Protocol Version 6 (IPv6) akan mampu berkomunikasi dengan perangkat yang melekat pada hampir semua benda buatan manusia karena ruang alamat yang sangat besar dari protokol IPv6 . Sistem ini dapat membangun sebuah objek dalam skala yang besar .
Kombinasi ide ini dapat ditemukan dalam arus GS1/EPCglobal EPC Information Services (EPCIS). Sistem ini digunakan untuk mengidentifikasi objek mulai dari industri hingga ke logistik pemasaran.
Cara Kerja
Cara Kerja Internet of Things yaitu dengan memanfaatkan sebuah argumentasi pemrograman yang dimana tiap-tiap perintah argumennya itu menghasilkan sebuah interaksi antara sesama mesin yang terhubung secara otomatis tanpa campur tangan manusia dan dalam jarak berapa pun.Internetlah yang menjadi penghubung di antara kedua interaksi mesin tersebut, sementara manusia hanya bertugas sebagai pengatur dan pengawas bekerjanya alat tersebut secara langsung.
Tantangan terbesar dalam mengkonfigurasi Internet of Things ialah menyusun jaringan komunikasinya sendiri, yang dimana jaringan tersebut sangatlah kompleks, dan memerlukan sistem keamanan yang ketat. Selain itu biaya yang mahal sering menjadi penyebab kegagalan yang berujung pada gagalnya produksi.
Karakteristik dan tren
1.Kecerdasan
2.Arsitektur
3.Faktor Ukuran, Waktu dan Ruang
Implementasi IoT
Internet of Things mengacu pada pengidentifikasian suatu objek yang direpresentasikan secara virtual di dunia maya atau Internet. Jadi dapat dikatakan bahwa Internet of Things adalah bagaimana suatu objek yang nyata di dunia ini digambarkan di dunia maya (Internet). Bahkan salah satu cafe kopi terkenal di Indonesia “Starbucks” dalam beberapa tahun ke depan, dilaporkan berencana menghubungkan kulkas dan mesin kopi milik mereka dengan teknologi Internet of Thing. Sehingga mereka dapat meningkatkan pelayanan mereka dengan mengetahui apa saja yang lebih disukai konsumen, meramalkan kebutuhan stock barang (kopi,dll), dan masih banyak lainnya dan pada akhirnya efisiensi dan keuntungan akan meningkat. Mari kita bayangkan ketika semua benda, bahkan manusia, hewan dan tumbuhan dilengkapi dengan alat pengidentifikasian, maka mereka bisa dikelola secara efisien dengan bantuan komputer. Dan pengidentifikasian tersebut dapat dilakukan dengan beberapa teknologi seperti kode batang (Barcode), Kode QR (QR Code) dan Identifikasi Frekuensi Radio (RFID)
Metode dan Pengimplementasian
Manfaat
Banyak manfaat yang didapatkan dari internet of things. Pekerjaan yang kita lakukan menjadi cepat, mudah, dan efisien. Kita juga bisa mendeteksi pengguna dimanapun ia berada. Sebagai contoh barcode yang tertera pada sebuah produk. Dengan barcode tersebut, bisa dilihat produk mana yang paling banyak terjual dan produk mana yang kurang diminati. Selain itu dengan barcode kita juga bisa memprediksi produk yang stoknya harus ditambah atau dikurangi. Dengan barcode kita tak perlu susah – susah menghitung produk secara manual. Contoh lain saat kita pergi ke Singapore. Jika kita ingin bepergian menggunakan transportasi umum seperti MRT atau bis kita cukup menggunakan atau membeli EZ-link card. EZ-link card biasanya dipakai oleh para wisatawan yang mengunjungi Singapore sebagai pengganti uang untuk membayar jasa transportasi yang telah digunakan. Sedangkan warga negara Singapore sendiri menggunakan ktp ataupun kartu pelajar sebagai alat membayarnya. Cara ini lebih efisien dan cepat ketimbang kita menggunakan uang tunai. Jika kita menggunakan uang tunai, kita masih harus mengantri untuk membayar, belum lagi jika kita membayar dengan nilai nominal uang besar, kita harus menunggu untuk mendapatkan uang kembalian kita.
Aplikasi IoT dalam B2B dan pemerintahan:
Sumber Artikel: id.wikipedia.org