Energi dan Sumber Daya Mineral

Ada Berapa Banyak Jumlah Air di Bumi? Ini Jawabannya

Dipublikasikan oleh Wanda Adiati, S.E. pada 14 Juli 2022


Sekitar 72 persen permukaan Bumi tertutup air di mana lautan menampung sekitar 96,5 persen dari seluruh air di Bumi. Tapi tahukah kamu berapa banyak jumlah air di Bumi?

Merangkum laman Lembaga Survei Geologi Amerika Serikat (US Geological Survey), jumlah air Bumi digambarkan dengan model bola dan memiliki volume sekitar 332.500.000 mil kubik (mi3) atau 1,386 juta kilometer kubik (km3).

Keberadaan air di Bumi tidak pernah diam. Berkat siklus air, persediaan air Bumi terus bergerak dari satu tempat ke tempat lain dan dari satu bentuk ke bentuk lainnya.
 

Lebih Banyak Air di Dalam Bumi

Sebagian besar air di permukaan bumi, lebih dari 96 persen, adalah air asin di lautan. Sumber daya air tawar, seperti air yang jatuh dari langit dan mengalir ke sungai, sungai, danau, dan air tanah, menyediakan air yang dibutuhkan manusia setiap hari untuk hidup.

Air yang berada di permukaan bumi mudah untuk divisualisasikan dan pandangan tentang siklus air mungkin adalah curah hujan yang memenuhi sungai dan danau.

Namun, air yang tak terlihat di dalam bumi juga sangat penting bagi kehidupan. Meskipun yang terlihat hanya air di permukaan bumi, tapi ada lebih banyak air tawar yang tersimpan di dalam tanah daripada yang ada dalam bentuk cair di permukaan.

Faktanya, sebagian air yang Anda lihat mengalir di sungai berasal dari rembesan air tanah ke dasar sungai. Air dari curah hujan terus-menerus meresap ke dalam tanah untuk mengisi akuifer, sementara pada saat yang sama air di dalam tanah terus-menerus mengisi sungai melalui rembesan.
 

Gambaran Banyaknya Air di Bumi

Jika semua air di Bumi baik di lautan, lapisan es dan gletser, danau, sungai, air tanah, dan air di atmosfer dimasukkan ke dalam bola, maka diameter bola air itu akan menjadi sekitar 860 mil (sekitar 1.385 kilometer).

Volume semua air akan menjadi sekitar 332,5 juta mil kubik (mi3), atau 1.386 juta kilometer kubik. Untuk 1 mil air sama dengan lebih dari 1,1 triliun galon dan satu kilometer kubik air sama dengan sekitar 264 miliar galon (1 triliun liter).
 

Fakta Air yang Ada di Bumi

- Sebanyak 72 persen permukaan bumi tertutup oleh air, tetapi 97 persen air tersebut asin dan tidak baik untuk diminum.

- Diantara 70 persen air minum tersebut berbentuk es, kurang dari 1 persen air minum yang ada di dunia siap dimanfaatkan secara langsung.

- Terdapat 6 negara (Brazil, Rusia, Kanada, Indonesia, China, dan Kolombia) yang memiliki 50 persen persediaan air minum dunia. Sementara sepertiga populasi dunia hidup di kawasan negara dengan tingkat persediaan air minum yang minim.


Sumber Artikel: detik.com

Selengkapnya
Ada Berapa Banyak Jumlah Air di Bumi? Ini Jawabannya

Energi dan Sumber Daya Mineral

Tenaga Air

Dipublikasikan oleh Wanda Adiati, S.E. pada 14 Juli 2022


Tenaga air bahasa Inggris: 'Hydropower' adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir. Pada dasarnya, air di seluruh permukaan Bumi ini bergerak (mengalir). Di alam sekitar kita, kita mengetahui bahwa air memiliki siklus. Di mana air menguap, kemudian terkondensasi menjadi awan. Air akan jatuh sebagai hujan setelah ia memiliki massa yang cukup. Air yang jatuh di dataran tinggi akan terakumulasi menjadi aliran sungai. Aliran sungai ini menuju ke laut.

Di laut juga terdapat gerakan air, yaitu gelombang pasang,ombak, dan arus laut. gelombang pasang dipengaruhi oleh gravitasi bulan, sedangkan ombak disebabkan oleh angin yang berhembus di permukaan laut dan arus laut di sebabkan oleh perbedan kerapatan (massa jenis air), suhu dan tekanan, serta rotasi bumi.

Tenaga air yang memanfaatkan gerakan air biasanya didapat dari sungai yang dibendung. Pada bagian bawah dam tersebut terdapat lubang-lubang saluran air. Pada lubang-lubang tersebut terdapat turbin yang berfungsi mengubah energi kinetik dari gerakan air menjadi energi mekanik yang dapat menggerakan generator listrik. Energi listrik yang berasal dari energi kinetik air disebut "hydroelectric". Hydroelectric ini menyumbang sekitar 715.000 MW atau sekitar 19% kebutuhan listrik dunia. bahkan di Kanada, 61% dari kebutuhan listrik negara berasal dari Hydroelectric.

Saat ini para peneliti juga mencari kemungkinan hydroelectric yang berasal dari arus laut dan gelombang pasang. Semoga hal tersebut berhasil dan kita dapat memelihara Bumi yang kita cintai ini.
 

Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
 


Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di perkebunan teh yang dibangun pada tahun 1926
 

Pembangkit energi air skala mikro atau pembangkit tenaga mikrohidro semakin populer sebagai alternatif sumber energi, terutama di wilayah yang terpencil. Sistem pembangkit tenaga mikrohidro dapat dipasang di sungai kecil dan tidak memerlukan dam yang besar sehingga dampaknya terhadap lingkungan sangat kecil.

Pembangkit tenaga mikrohidro dapat digunakan langsung sebagai penggerak mesin atau digunakan untuk menggerakan generator listrik. Instalasi pembangkit listrik dengan tenaga mikrohidro biasa disebut sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro, disingkat PLTMH. Daya yang dibangkitkan anatara 5 kW sampai dengan 100 kW.


Sumber Artikel: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Tenaga Air

Energi dan Sumber Daya Mineral

Tenaga Surya

Dipublikasikan oleh Wanda Adiati, S.E. pada 14 Juli 2022


Tenaga surya adalah sebuah konversi energi dari sinar surya menjadi listrik, secara langsung memakai Fotovoltaik (PV), secara tidak langsung memakai tenaga surya terkonsentrasi, atau kombinasi keduanya. Sistem tenaga surya terkonsentrasi memaaki lensa atau cermin dan sistem pelacak surya. Sel fotovoltaik mengubah sinar menjadi arus listrik memakai efek fotovoltaik.


Sumber Artikel: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Tenaga Surya

Energi dan Sumber Daya Mineral

Lumpur Lapindo Ternyata Simpan Material Langka, Dibutuhkan Industri Mobil Listrik hingga Teknologi Masa Depan

Dipublikasikan oleh Wanda Adiati, S.E. pada 14 Juli 2022


Potensi mineral yang menjanjikan ditemukan Badan Geologi Kementerian ESDM  di Kawasan Lumpur Lapindo, Sidoardjo, Jawa Timur. Mineral itu adalah Logam Tanah Jarang (LTJ) atau rare earth material yang bisa digunakan untuk produksi mobil listrik hingga teknologi kesehatan.

Namun, tidak hanya itu saja, ternyata Lumpur Lapindo yang sebelumnya jadi bencana bagi masyarakat sekitar diduga mengandung mineral lain yang jumlahnya lebih banyak daripada LTJ.

"Ada indikasi keberadaan dari logam tanah jarang ini, selain itu ada logam lainnya termasuk logam critical raw material (CRM) ini yang jumlahnya lebih besar," ujar Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono.

CRM diketahui sebagai salah satu mineral mentah yang dibutuhkan untuk berbagai industri seperti bauksit, cobalt, dan lain sebagainya. Bahkan, CRM yang terkandung di kawasan ini seperti Litium (Li) dan Stronsium (Sr).

"Kandungan Litium di Lumpur Lapindo memiliki kadar 99,26-280,46 ppm, dan Stronsium dengan kadar 255,44 - 650,49 pp," tulisnya.

Nantinya, diharap ada penelitian lebih lanjut terkait hal ini guna memperoleh data akurat terkait jumlah sumber daya Litium dan Stronsium pada kandungan Lumpur Sidoarjo.

Untuk diketahui, Lithium menjadi salah satu material penting dalam industri mobil listrik yang belakangan makin banyak dikembangkan di berbagai negara.


Sumber Artikel: suara.com

Selengkapnya
Lumpur Lapindo Ternyata Simpan Material Langka, Dibutuhkan Industri Mobil Listrik hingga Teknologi Masa Depan

Energi dan Sumber Daya Mineral

Peneliti Ungkap Fakta Zealandia, Benua 'Hilang' yang Ditemukan Tenggelam

Dipublikasikan oleh Wanda Adiati, S.E. pada 29 Juni 2022


Benua yang lama tersembunyi di bawah laut bernama Zealandia atau Te Riu-a-Maui dalam bahasa Maori berada di bawah Selandia Baru. Untuk mengungkap lebih jauh, para peneliti kemudian melakukan ekspedisi pemetaan samudra untuk menggambarkan batas-batas dari benua Zealandia agar terlihat lebih jelas.
 

Memiliki Luas 4,9 Juta Kilometer Persegi

Menurut lembaga riset GNS Science, dengan daratan seluas 4,9 juta kilometer, benua Zealandia akan terlihat bentuk dasar lautannya secara jelas dengan pemetaan detail.

Dengan pemetaan detail ini, bisa memberi pengetahuan tektonik Selandia Baru serta dapat membantu menelusuri asal muasal terbentuknya Zealandia.

"Kami telah membuat peta ini untuk memberikan gambaran yang akurat, lengkap, dan terkini tentang geologi Selandia Baru dan wilayah Pasifik barat daya - lebih baik daripada yang kami miliki sebelumnya," kata Dr Nick Mortimer, kepala riset di GNS Science.
 

Terpisah dari Benua Besar Gondwana

Benua ini juga disebut sebagai Zealandia atau Te Riu-a-Maui dalam bahasa Maori, penduduk asli Selandia Baru. Diduga Zealandia terbentuk sekitar 85 juta tahun silam Zealandia saat terpisah dari Gondwana.
 

Disebut sebagai Benua pada 2017

Pada tahun 1990-an, benua Zealandia pertama kali ditemukan oleh para ilmuwan. Namun, baru disebut dan dijadikan sebagai benua ke-8 pada tahun 2017.

Nama Zealandia sendiri pertama kali diberikan oleh ahli geofisika, Bruce Luyendyk pada tahun 1995. Bisa disebut sebagai benua karena ilmuwan menemukan area yang cukup besar pada wilayah Zealandia.
 

95% Tenggelam di Bawah Laut

Sementara itu, mengutip NBC, tanah benua Zealandia hampir 95% tenggelam di kedalaman lautan Pasifik.

Meski sebagian besar Zealandia berada di bawah laut, tapi beberapa bagiannya masih berada di atas, membentuk Selandia Baru dan beberapa pulau kecil.

Zealandia juga disebut menyimpan sejumlah besar deposit mineral, bahan bakar fosil, dan ladang gas alam di mana sebagian besar sumber daya tersebut berada di bawah yurisdiksi Selandia Baru.
 

Lokasi Nenek Moyang Penguin

Peneliti tak hanya memetakan benua secara detail tapi juga meneliti eksistensi makhluk yang diduga banyak berkeliaran di sana, seperti penguin purba.

Penguin ini bahkan disebut-sebut peneliti sebagai nenek moyang dari seluruh penguin modern yang ada saat ini.

Pada Agustus 2020 silam, fosil berusia 3 juta tahun dalam kondisi yang bagus, ditemukan di salah satu pulau Selandia Baru.

Ilmuwan kemudian mengidentifikasinya sebagai spesies penguin berjambul yang belum diketahui sebelumnya dan dinamai sebagai Eudyptes atatu.

"Eudyptes atatu memberikan informasi baru pada evolusi penguin dan menguatkan pentingnya Zealandia dalam evolusi burung laut," tulis ilmuwan di jurnal Paleontology World, seperti dikutip dari Mashable Asia.

Dengan temuan fosil baru itu, peneliti kemudian menyimpulkan sebuah petunjuk bahwa benua Zealandia merupakan lokasi nenek moyang penguin.


Sumber Artikel: detik.com

Selengkapnya
Peneliti Ungkap Fakta Zealandia, Benua 'Hilang' yang Ditemukan Tenggelam

Energi dan Sumber Daya Mineral

Inti Bumi Mendingin Lebih Cepat, Pertanda Apa?

Dipublikasikan oleh Wanda Adiati, S.E. pada 29 Juni 2022


Inti Bumi, bagian dalam Bumi yang sangat panas, perlahan mendingin. Tapi seberapa cepat tepatnya inti Bumi mendingin, masih belum diketahui.

Dengan mempelajari seberapa baik mineral umum Bumi dalam menghantarkan panas, para peneliti dari Carnegie dan ETH Zurich telah menemukan bahwa interior planet kita mungkin mendingin lebih cepat dari yang kita duga.

Dikutip dari New Atlas, waktu yang dibutuhkan inti Bumi untuk mendingin adalah sebuah misteri. Namun para ilmuwan dalam studi baru ini mencari beberapa jawaban dengan menyelidiki mineral kunci yang disebut bridgmanite.

Lapisan batas antara inti luar dan mantel bawah Bumi sebagian besar terdiri dari bridgmanite. Jadi, mempelajari seberapa baik mineral menghantarkan panas dapat memiliki implikasi besar bagi planet ini. Masalahnya adalah, mengumpulkan pengukuran ini sulit dilakukan di lab.

Karenanya, para peneliti menempatkan sampel bridgmanite dalam sel berlian yang dipanaskan menggunakan sistem laser untuk mensimulasikan tekanan dan suhu yang intens jauh di dalam Bumi. Kemudian, mereka mengukur konduktivitas termal bridgmanite melalui sistem penyerapan optik.

Tim menemukan bahwa bridgmanite sekitar 1,5 kali lebih baik dalam menghantarkan panas daripada yang telah lama diperkirakan. Ini pada gilirannya akan berarti bahwa panas lebih mudah berpindah dari inti ke dalam mantel, mempercepat laju pendinginan bagian dalam Bumi.

Hal ini bisa menjadi lebih cepat dari waktu ke waktu. Saat bridgmanite mendingin, ia berubah menjadi mineral lain yang disebut post-perovskite, yang merupakan konduktor panas yang bahkan lebih efisien. Ketika mineral baru ini mulai mendominasi batas, Bumi bagian dalam bisa mendingin lebih cepat lagi.

"Hasil kami bisa memberi kami perspektif baru tentang evolusi dinamika Bumi. Mereka memperkirakan bahwa Bumi, seperti planet berbatu lainnya Merkurius dan Mars, mendingin dan menjadi tidak aktif jauh lebih cepat dari yang diperkirakan," kata Motohiko Murakami, penulis studi tersebut.
 

Jika Inti Bumi Mendingin

Kita membutuhkan pusat planet untuk tetap panas sehingga dapat melindungi Bumi dari angin Matahari dan puing-puing yang berpotensi berbahaya.

Jika inti Bumi mendingin, planet ini akan menjadi dingin dan mati. Bumi juga akan diliputi kegelapan, karena pembangkit listrik menarik panas radiasi dari kerak Bumi dan menggunakannya untuk memanaskan air, uap yang menggerakkan turbin untuk menghasilkan listrik.

Pendinginan juga bisa membuat kita kehilangan perisai magnetik di sekitar planet yang diciptakan oleh panas dari inti. Perisai ini melindungi Bumi dari radiasi kosmik.

Perisai dibuat oleh proses konveksi yang disebabkan oleh besi yang terus bergerak. Seperti planet itu sendiri, inti Bumi terus berputar. Beberapa ilmuwan berpikir inti Bumi bergerak lebih cepat daripada bagian planet lainnya.

Gesekan mengubah energi kinetik menjadi energi listrik dan magnet yang membentuk medan, yang membelokkan partikel bermuatan berbahaya yang berasal dari matahari menuju kutub utara dan selatan.

Seberapa besar kehilangan medan magnet akan mengubah kehidupan di Bumi tidak jelas. Ada yang mengatakan Bumi bisa mengalami serangan gelombang radioaktif yang akan membuat planet menjadi terlalu panas dan membuatnya tidak dapat dihuni.

Informasi lain menunjukkan kemungkinan peningkatan intensitas sinar Matahari yang diyakini menyebabkan kanker. Pengamat juga mengatakan kita bisa mengalami angin Matahari menyapu semua lautan, danau dan sungai seperti yang terjadi di Mars dan Venus.

Para peneliti tidak dapat memastikan berapa lama proses pendinginan inti Bumi berlangsung. Penting untuk dicatat bahwa percepatan ini terjadi pada skala waktu geologis. Interior Bumi mungkin mendingin lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya, tetapi itu masih akan terjadi selama miliaran tahun.


Sumber Artikel: inet.detik.com

Selengkapnya
Inti Bumi Mendingin Lebih Cepat, Pertanda Apa?
« First Previous page 2 of 12 Next Last »